menerapkan pelayanan medis dan p3k di atas kapal

menerapkan pelayanan medis dan p3k di atas kapal menerapkan pelayanan medis dan p3k di atas kapal

adzwarmudztahid.files.wordpress.com
from adzwarmudztahid.files.wordpress.com More from this publisher
03.05.2013 Views

BAB 5 64 Teknika Kapal Penangkap Ikan MENERAPKAN PELAYANAN MEDIS DAN P3K DI ATAS KAPAL Berbagai macam-macam industri bermunculan, disertai penggunaan teknologi muktahir, penggunaan bermacam-macam mesin, kondisi kerja serta cara kerja, juga pemakaian beraneka ragam bahan-bahan kimia, akan membawa akibat sampingan dikalangan tenaga kerja, yaitu meningkatnya berbagai macam kecelakaan kerja. Untuk itu dirasakan perlu adanya pengetahuan tentang pelayanan medis dan pengetahuan pertolongan pertama pada kecelakaan, yang nantinya dapat dilaksanakan dalam unit-unit kerja. Tujuan P3K merupakan pertolongan yang harus segera diberikan kepada tenaga kerja yang menderita kecelakaan atau penyakit mendadak di tempat kerja. Pertolongan pertama tersebut dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat si korban, sebelum pertolongan yang lebih baik dapat diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya, dengan tujuan yaitu : 1. Menyelamatkan nyawa korban 2. Meringankan penderitaan korban 3. Mencegah cedera menjadi lebih parah 4. Mempertahankan daya tahan korban 5. Mencarikan pertolongan lebih lanjut Dalam memberikan pertolongan pertama pada korban yang mengalami kecelakaan, maka salah satu pengetahuan yang harus dimiliki adalah pengetahuan tentang susunan tubuh manusia dan fungsinya yang meliputi : 1. Susunan kerangka, otot dan pencernaan. 2. Sistem pernafasan, jantung, pembuluh darah, susunan syaraf dan kelenjar buntu. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan, diperlukan adanya pelatihan seperti yang tertera pada peraturan internasional STCW 78 Amandemen 95 Peraturan BAB IV 4.16 dan STCW-F 1995. 5.1. SUSUNAN TUBUH MANUSIA DAN FUNGSINYA 5.1.1. Susunan Kerangka Otot Jumlah tulang yang terdapat pada bayi berbeda dengan yang terdapat pada orang dewasa. Ini adalah akibat menjadi satunya beberapa tulang, setelah dewasa ada tulang yang tumbuh kemudian. Kerangka manusia kita bedakan atas tengkorak kepala (skull), tulang belakang (spina), dinding dada (chest), panggul (pelvis) dan anggota gerak (extremitas).

BAB 5<br />

64<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

MENERAPKAN PELAYANAN MEDIS DAN P3K DI ATAS<br />

KAPAL<br />

Berbagai macam-macam industri bermunculan, <strong>di</strong>sertai penggunaan teknologi<br />

muktahir, penggunaan bermacam-macam mesin, kon<strong>di</strong>si kerja serta cara kerja, juga<br />

pemakaian beraneka ragam bahan-bahan kimia, akan membawa akibat sampingan<br />

<strong>di</strong>kalangan tenaga kerja, yaitu meningkatnya berbagai macam kecelakaan kerja.<br />

Untuk itu <strong>di</strong>rasakan perlu a<strong>dan</strong>ya pengetahuan tentang <strong>pelayanan</strong> <strong>me<strong>di</strong>s</strong> <strong>dan</strong><br />

pengetahuan pertolongan pertama pada kecelakaan, yang nantinya dapat<br />

<strong>di</strong>laksanakan dalam unit-unit kerja. Tujuan P3K merupakan pertolongan yang harus<br />

segera <strong>di</strong>berikan kepada tenaga kerja yang menderita kecelakaan atau penyakit<br />

mendadak <strong>di</strong> tempat kerja.<br />

Pertolongan pertama tersebut <strong>di</strong>maksudkan untuk memberikan perawatan<br />

darurat si korban, sebelum pertolongan yang lebih baik dapat <strong>di</strong>berikan oleh dokter<br />

atau petugas kesehatan lainnya, dengan tujuan yaitu :<br />

1. Menyelamatkan nyawa korban<br />

2. Meringankan penderitaan korban<br />

3. Mencegah cedera menja<strong>di</strong> lebih parah<br />

4. Mempertahankan daya tahan korban<br />

5. Mencarikan pertolongan lebih lanjut<br />

Dalam memberikan pertolongan pertama pada korban yang mengalami kecelakaan,<br />

maka salah satu pengetahuan yang harus <strong>di</strong>miliki adalah pengetahuan tentang<br />

susunan tubuh manusia <strong>dan</strong> fungsinya yang meliputi :<br />

1. Susunan kerangka, otot <strong>dan</strong> pencernaan.<br />

2. Sistem pernafasan, jantung, pembuluh darah, susunan syaraf <strong>dan</strong> kelenjar buntu.<br />

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam memberikan pertolongan pertama pada<br />

kecelakaan, <strong>di</strong>perlukan a<strong>dan</strong>ya pelatihan seperti yang tertera pada peraturan<br />

internasional STCW 78 Amandemen 95 Peraturan BAB IV 4.16 <strong>dan</strong> STCW-F 1995.<br />

5.1. SUSUNAN TUBUH MANUSIA DAN FUNGSINYA<br />

5.1.1. Susunan Kerangka Otot<br />

Jumlah tulang yang terdapat pada bayi berbeda dengan yang terdapat pada orang<br />

dewasa. Ini adalah akibat menja<strong>di</strong> satunya beberapa tulang, setelah dewasa ada<br />

tulang yang tumbuh kemu<strong>di</strong>an. Kerangka manusia kita bedakan <strong>atas</strong> tengkorak<br />

kepala (skull), tulang belakang (spina), <strong>di</strong>n<strong>di</strong>ng dada (chest), panggul (pelvis) <strong>dan</strong><br />

anggota gerak (extremitas).


65<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

Tengkorak kepala membentuk suatu ruang tertutup yang melindungi otak, ter<strong>di</strong>ri dari<br />

banyak tulang, satu dengan lainnya, melekat erat kecuali rahang bawah. Tengkorak<br />

kepala ini bertumpu pada bagian ruas ter<strong>atas</strong> tulang belakang.<br />

Tulang belakang sen<strong>di</strong>ri ter<strong>di</strong>ri dari 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung<br />

daerah dada, 5 ruas tulang punggung daerah perut, 1 ruas besar tulang kedudukan<br />

<strong>dan</strong> 3-5 ruas tulang ekor. Kegunaan tulang adalah melindungi sumsum belakang <strong>dan</strong><br />

mempertahankan tegak tubuh.<br />

Din<strong>di</strong>ng dada ter<strong>di</strong>ri dari satu pasang tulang selangka, 1 tulang dada <strong>dan</strong> 12 pasang<br />

tulang iga. 7 pasang ter<strong>atas</strong> dari iga ini bertaut langsung ke tulang dada, 3 pasang<br />

berikutnya bertaut <strong>di</strong> sebelah depan ke tulang iga <strong>di</strong> <strong>atas</strong>nya, 2 pasang terakhir tidak<br />

bertaut ke depan. Kegunaan <strong>di</strong>n<strong>di</strong>ng dada ini untuk melindungi jantung, paru-paru,<br />

<strong>dan</strong> sebagian alat yang ada <strong>di</strong> rongga perut. Fungsi yang penting adalah ikut<br />

menjamin terselenggaranya pernapasan dengan baik. Bila kita bernapas, dapatlah<br />

<strong>di</strong>rasakan a<strong>dan</strong>ya gerakan <strong>di</strong>n<strong>di</strong>ng dada bergerak ke <strong>atas</strong> <strong>dan</strong> ke arah luar.<br />

Pinggul ter<strong>di</strong>ri dari 3 pasang tulang. Pada masing-masing sisi ketiga tulang saling<br />

bertaut erat membentuk satu tulang yang besar.Kegunaan panggul adalah untuk<br />

melindungi alat-alat dalam rongga panggul <strong>dan</strong> bersamaan dengan tulang kedudukan<br />

serta tulang ekor akan berfungsi penting pada persalinan.<br />

Anggota gerak <strong>atas</strong> pada masing-masing sisi <strong>di</strong>bentuk oleh tulang belikat, tulang<br />

lengan <strong>atas</strong>, tulang pengumpil, tulang hasta, 8 tulang pergelangan tangan, 5 tulang<br />

telapak tangan <strong>dan</strong> 14 tulang jari. Kegunaan tulang ini adalah untuk memungkinkan<br />

gerakan anggota gerak <strong>atas</strong>. Anggota gerak bawah pada masing-masing sisi <strong>di</strong>bentuk<br />

oleh tulang paha, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang betis, 7 tulang<br />

pergelangan kaki, 5 tulang telapak kaki <strong>dan</strong> 14 tulang jari. Kegunaan tulang ini<br />

adalah untuk gerakan anggota gerak bawah.<br />

Otot-otot yang menyertai kerangka tubuh adalah otot sadar, artinya otot ini<br />

<strong>di</strong>gerakkan secara sadar. Bila tidak ada perintah maka otot tersebut relatif akan<br />

istirahat <strong>dan</strong> tidak bergerak. Otot-otot lain yang terdapat <strong>di</strong> dalam <strong>dan</strong> <strong>di</strong> sekitar alatalat<br />

dalam adalah otot tak sadar, artinya otot tersebut bergerak dengan sen<strong>di</strong>rinya<br />

tidak mempengaruhi kesadaran, tetapi <strong>di</strong>pengaruhi oleh keadaan <strong>dan</strong> kebutuhan<br />

setempat.<br />

Untuk bisa melihat perubahan-perubahan serta keadaan bahaya pada korban yang<br />

mengalami kecelakaan, perlu mengetahui kon<strong>di</strong>si-kon<strong>di</strong>si normal dari fisiologi<br />

manusia <strong>di</strong>antaranya:<br />

5.1.2. Susunan Pencernaan<br />

Dimulai dengan bibir <strong>dan</strong> rongga mulut, saluran pencernaan kemu<strong>di</strong>an selanjutnya<br />

kerongkongan yang pangkalnya berada pada satu tempat dengan pangkal tengkorak.<br />

Kerongkongan kemu<strong>di</strong>an berjalan <strong>di</strong> depan ruang tulang belakang <strong>di</strong> daerah dada,<br />

menembus sekat rongga ba<strong>dan</strong> <strong>dan</strong> berakhir pada lambung. Kerongkongan hanyalah<br />

berfungsi meneruskan makanan yang sebagian sudah lumat tersebut.<br />

Fungsi dari bibir rongga mulut adalah untuk melumatkan makanan yang walaupun<br />

terasa lezat, tetapi masih dalam bentuk kasar. Fungsi ini <strong>di</strong>mungkinkan oleh a<strong>dan</strong>ya<br />

gigi gerigi <strong>dan</strong> kelenjar ludah mulut.


66<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

Lambung berupa kantong yang terletak <strong>di</strong> bagiah kiri <strong>atas</strong> rongga perut. Ototnya<br />

kuat <strong>dan</strong> dengan bantuan cairan pencerna yang <strong>di</strong>hasilkan lambung, makanan makin<br />

<strong>di</strong>lumatkan. Biasanya makanan tertahan <strong>di</strong> dalam lambung selama 4 – 6 jam. Setelah<br />

lambung makanan yang sudah hampir lumat itu <strong>di</strong>dorong masuk ke dalam usus 12<br />

jari. Ke dalam usus 12 jari ini bermuara saluran empedu <strong>dan</strong> kelenjar ludah perut,<br />

sehingga <strong>di</strong>bantu dengan gerakan usus makin lumat <strong>dan</strong> bentuknya sedemikian rupa<br />

sehingga mudah untuk <strong>di</strong>serap<br />

5.1.3. Jantung<br />

Jantung terletak <strong>di</strong> pusat rongga dada <strong>dan</strong> ter<strong>di</strong>ri dari tiga lapisan, yaitu:<br />

1. Endokar<strong>di</strong>um<br />

Selaput yang memb<strong>atas</strong>i ruangan jantung. Lapisan ini mengandung pembuluh<br />

darah, saraf, <strong>dan</strong> cabang-cabang dari sistem peredaran darah ke jantung<br />

2. Miokar<strong>di</strong>um<br />

Merupakan otot jantung yang tersusun dari berkas-berkas otot.<br />

3. Parakar<strong>di</strong>um<br />

Selaput pembungkus jantung.<br />

Jantung merupakan alat pemompa darah yang ter<strong>di</strong>ri dari dua pompa yang terpisah,<br />

yaitu jantung kanan (yang memompakan darah menuju paru-paru) <strong>dan</strong> jantung kiri<br />

(yang memompakan darah keseluruh tubuh).<br />

Tiap bagian jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat<br />

berdenyut, yaitu atrium <strong>dan</strong> vertikel. Fungsi utama atrium adalah tempat masuknya<br />

darah <strong>dan</strong> membantu mengalirkan darah masuk ke dalam vertikel. Vertikel<br />

menye<strong>di</strong>akan tenaga utama untuk mendorong darah<br />

Gambar. 5.1. Organ Jantung<br />

5.1.4. Sisem Pernapasan<br />

Lubang hidung merupakan bagian pertama yang <strong>di</strong>lalui udara untuk dapat masuk ke<br />

dalam paru-paru. Dibentuk oleh kulit <strong>dan</strong> jaringan lunak <strong>di</strong> bawahnya, lubang


67<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

hidung kemu<strong>di</strong>an melanjutkan ke dalam rongga hidung yang <strong>di</strong>bentuk oleh tulang<br />

hidung pada bagian depan tengkorak kepala.<br />

Kegunaan dari lubang hidung <strong>dan</strong> rongga hidung adalah untuk melembabkan <strong>dan</strong><br />

menyaring udara. Dari rongga hidung kemu<strong>di</strong>an menuju ke pangkal tenggorok yang<br />

terletak pada tempat yang sama dengan pangkal kerongkongan, pada bagian<br />

depannya terdapat selembar jaringan rawan yang <strong>di</strong>sebut epiglotis.<br />

Kegunaan dari pangkal tenggorokan adalah untuk menutup jalan nafas pada saat<br />

menelan makanan <strong>dan</strong> minuman. Di samping itu pada daerah ini terdapat sepasang<br />

pita suara yang berfungsi untuk mengungkapkan perasaan yang akhirnya berupa<br />

kata-kata. Dari batang tenggorok kemu<strong>di</strong>an berlanjut menja<strong>di</strong> cabang tenggorok <strong>dan</strong><br />

terus berlanjut ke masing-masing paru-paru. Paru-paru berupa sepasang jaringan<br />

lunak mirip karet busa yang selalu berisi udara. Jumlah udara menja<strong>di</strong> banyak pada<br />

saat menarik nafas <strong>dan</strong> menja<strong>di</strong> se<strong>di</strong>kit pada saat mengeluarkan pernafasan. Keluar<br />

masuknya udara ke dalam paru-paru <strong>di</strong>mungkinkan oleh gerakan <strong>di</strong>n<strong>di</strong>ng dada,<br />

bukan oleh gerakan paru-paru itu sen<strong>di</strong>ri.<br />

Pada saat menarik nafas, <strong>di</strong>n<strong>di</strong>ng dada bergerak ke arah luar <strong>atas</strong>, tekanan <strong>di</strong> dalam<br />

rongga dada mengecil <strong>dan</strong> udara terhisap masuk oleh karena perbedaan tekanan.<br />

Sebaliknya pada saat melepas nafas, <strong>di</strong>n<strong>di</strong>ng dada bergerak turun <strong>dan</strong> merapat ke<br />

dalam, tekanan <strong>di</strong> dalam rongga dada membesar <strong>dan</strong> udara tersebut ke luar. Di dalam<br />

ruangan-ruangan kecil pada paru terja<strong>di</strong>lah pertukaran gas/udara <strong>di</strong>mana zat asam<br />

(oxygen) <strong>di</strong>hisap <strong>dan</strong> zat asam arang (CO2) <strong>di</strong>keluarkan.<br />

Paru-paru adalah alat pernapasan yang terletak <strong>di</strong> dalam rongga dada <strong>dan</strong> <strong>di</strong> <strong>atas</strong><br />

<strong>di</strong>afragma. Diafragma adalah sekat rongga ba<strong>dan</strong> yang memb<strong>atas</strong>i rongga dada <strong>dan</strong><br />

rongga perut. Paru-paru <strong>di</strong>selubungi oleh selaput elastisitas yang <strong>di</strong>sebut pluera.<br />

Paru-paru ter<strong>di</strong>ri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri <strong>dan</strong> paru-paru kanan. Paru-paru<br />

kiri ter<strong>di</strong>ri 2 gelambir, se<strong>dan</strong>gkan paru-paru kanan ter<strong>di</strong>ri dari 3 gelambir.<br />

Didalam paru-paru terdapat bronkus <strong>dan</strong> bronkiolus. Bronkiolus paru-paru<br />

bercabang-cabang lagi membentuk saluran-saluran halus. Saluran-saluran halus<br />

berakhir pada gelembung-gelembung halus (alveolus).<br />

Din<strong>di</strong>ng alveolus sangat tipis, namun elastis <strong>dan</strong> mengandung kapiler-kapiler darah.<br />

Pada <strong>di</strong>n<strong>di</strong>ng alveolus terja<strong>di</strong> pertukaran oksigen <strong>dan</strong> karbon<strong>di</strong>oksida.<br />

Gambar 5.2. Organ Paru-Paru


68<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

5.1.5. Susunan Syaraf<br />

Otak besar <strong>dan</strong> otak kecil terletak <strong>di</strong> dalam ruang tengkorak kepala. Ter<strong>di</strong>ri dari<br />

jaringan syaraf yang rumit susunannya, seluruh bagian otak terbungkus oleh<br />

lembaran jaringan ikat berfungsi memberikan rangsang, menterjemahkan rangsang<br />

tersebut <strong>dan</strong> memberikan reaksi.<br />

Sumsum belakang terletak memanjang <strong>di</strong> dalam tulang belakang berfungsi<br />

menyalurkan rangsang ke arah otot <strong>dan</strong> menyalurkan perintah otak sebagai reaksi<br />

terhadap rangsang ke alat-alat tubuh.<br />

Susunan syaraf gaib ter<strong>di</strong>ri dari jaringan syaraf yang tersebar <strong>di</strong> seluruh tubuh<br />

terutama <strong>di</strong> daerah alat-alat dalam. Berfungsi menerima <strong>dan</strong> segera memberikan<br />

reaksi rangsang perubahan setempat.<br />

5.1.6. Susunan Kelenjar Buntu<br />

Disebut sebagai kelenjar buntu karena kelenjar ini tidak melepaskan zat ke dalam<br />

suatu rongga tubuh, melainkan langsung ke pembuluh darah. Di daerah leher terdapat<br />

sepasang kelenjar gondok, fungsinya mengatur kecepatan pembentukan <strong>dan</strong><br />

penggunaan tenaga dalam tubuh.<br />

Menempel pada kelenjar gondok terdapat dua pasang anak kelenjar gondok yang<br />

berfungsi mengatur penyerapan <strong>dan</strong> penggunaan zat kapur. Di dalam masa kelenjar<br />

ludah parut terdapat kelenjar-kelenjar Langerhans yang menghasilkan insulin yang<br />

berfungsi mengatur penggunaan zat gula dalam tubuh.<br />

Di <strong>atas</strong> kedua ginjal terdapat anak ginjal, bagian luar kelenjar ini berfungsi mengatur<br />

penggunaan cairan tubuh. Bagian dalamnya berfungsi mengatur tekanan darah<br />

tubuh. Selain itu pada masing-masing kelamin terdapat kelenjar yang berfungsi<br />

dalam reproduksi. Yang penting seluruh kelenjar ta<strong>di</strong> <strong>di</strong>awasi <strong>dan</strong> <strong>di</strong>kendalikan<br />

fungsinya oleh satu kelenjar kecil yang terdapat <strong>di</strong> dasar tengkorak yang <strong>di</strong>sebut<br />

kelenjar hypophyse.<br />

5.1.7. Ginjal<br />

Pada manusia ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi.<br />

Fungsi ginjal adalah:<br />

1. Mengekskresikan zat sisa seperti urea, asam urat, kreatinin, kreatin, <strong>dan</strong> zat lain<br />

yang bersifat racun.<br />

2. Mengatur volume plasma darah <strong>dan</strong> jumlah air <strong>di</strong> dalam tubuh.<br />

3. Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur ekskresi garam-garam, yaitu<br />

membuang jumlah garam yang berlebihan <strong>dan</strong> menahan garam bila jumlahnya<br />

dalam tubuh berkurang.<br />

4. Mengatur ph plasma <strong>dan</strong> cairan tubuh dengan mengekskresikan urin yang<br />

bersifat basa, tetapi dapat pula mengekskresikan urin yang bersifat asam<br />

5. Menjalankan fungsi sebagai hormon dengan menghasilkan dua macam zat, yaitu<br />

renin <strong>dan</strong> eritropietin yang <strong>di</strong>duga memiliki fungsi edokrin.


Gambar. 5.3. Organ Ginjal<br />

69<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

5.1.8. Hati<br />

Hati merupakan organ vital manusia <strong>dan</strong> hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh<br />

yang terletak <strong>di</strong> bagian kanan <strong>atas</strong> rongga perut. Hati selain berperan dalam sistem<br />

pencernaan pada tubuh manusia, juga berperan dalam sistem ekskresi. Fungsi hati<br />

dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan cairan empedu secara terus menerus<br />

yang <strong>di</strong>tampung dalam kantong empedu.<br />

Hati setiap hari menghasilkan empedu sebanyak 800-1000 ml. Empedu mengandung<br />

air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, lesitin, pigmen, bilirubin, biliver<strong>di</strong>n<br />

<strong>dan</strong> ion.<br />

Empedu berasal dari penghancuran hemoglobin eritrosit yang telah tua. Hemoglobin<br />

dalam eritrosit akan <strong>di</strong>uraikan menja<strong>di</strong> hemin, zat besi, <strong>dan</strong> globin. Zat besi <strong>dan</strong><br />

globin akan <strong>di</strong>simpan <strong>di</strong> dalam hati, kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>kirim ke sumsum tulang merah<br />

untuk pembentukan anti bo<strong>di</strong> atau hemoglobin baru.<br />

Se<strong>dan</strong>gkan hemin akan <strong>di</strong>rombak menja<strong>di</strong> bilirubin <strong>dan</strong> biliver<strong>di</strong>n yang merupakan<br />

zat warna bagi empedu <strong>dan</strong> mengandung warna hijau biru. Zat warna tersebut <strong>di</strong><br />

dalam usus akan mengalami oksidasi menja<strong>di</strong> urobilin sehingga warna feses <strong>dan</strong> urin<br />

menja<strong>di</strong> kekuningan. Empedu berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase,<br />

berperan pada absorpsi lemak dalam usus halus, mengubah zat yang tidak larut<br />

dalam air menja<strong>di</strong> larut dalam air <strong>dan</strong> pembentukan urea. Bagian-bagian hati dapat<br />

<strong>di</strong>lihat pada gambar 5.4<br />

Gambar. 5.4. Organ Hati


70<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

5.2. Prinsip-Prinsip Umum P3K<br />

P3K adalah pertolongan pertama yang <strong>di</strong>berikan kepada orang yang mendapat<br />

kecelakaan sebelum mendapat pertolongan <strong>me<strong>di</strong>s</strong>/ para<strong>me<strong>di</strong>s</strong> atau rumah sakit.<br />

5.2.1. Tujuan<br />

1. Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernafasan <strong>dan</strong> menghentikan<br />

perdarahan<br />

2. Mencegah terja<strong>di</strong>nya cedera yang lebih parah<br />

3. Mencegah terja<strong>di</strong>nya kecacatan bagi si korban<br />

4. Mencegah terja<strong>di</strong>nya komplikasi seperti kerusakan jaringan lebih luas akibat<br />

patah tulang karena salah angkat<br />

5. Mencegah bahaya akibat infeksi (kehamaan)<br />

6. Meringankan penderitaan bagi si korban<br />

7. Melindungi korban dari bahaya-bahaya lain yang mengancam<br />

5.2.2. Syarat-Syarat Seorang Penolong<br />

Seorang penolong harus mempunyai pengetahuan tentang keterampilan P3K. Untuk<br />

itu seorang penolong perlu :<br />

1. Mempelajari dasar-dasar pengetahuan P3K<br />

2. Mengikuti latihan P3K berulang kali <strong>dan</strong> tertatur<br />

3. Dapat mempergunakan alat yang ada <strong>di</strong> sekitar tempat keja<strong>di</strong>an sebagai bahan<br />

penolong.<br />

5.2.3. Sikap Seorang Penolong<br />

1. Tidak boleh panik, harus sabar <strong>dan</strong> tenang<br />

2. Waspada akan keadaan <strong>di</strong> sekitar tempat kecelakaan<br />

3. Selalu waspada akan keadaan si korban<br />

4. Dapat menenangkan si penderita<br />

5. Melaporkan setelah memberikan pertolongan dengan cara :<br />

a.Mencatat identitas korban<br />

b. Mencatat waktu <strong>dan</strong> tempat keja<strong>di</strong>an<br />

c.Mencatat pertolongan yang telah <strong>di</strong>berikan<br />

5.2.4. Dasar-Dasar Melakukan P3K<br />

1. Bertindak cepat, tepat <strong>dan</strong> tidak panik<br />

2. Menguasai teknik-teknik :


71<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

a. Melakukan nafas buatan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari<br />

mulut ke hidung (mouth to nose)<br />

b. Melakukan pijat jantung<br />

c. Menghentikan perdarahan<br />

d. Mengobservasi vital-sign penderita :<br />

Tensi<br />

Denyut na<strong>di</strong> (denyut jantung 60 – 90 X / menit)<br />

Frekwensi pernafasan (16 – 22 X / menit)<br />

Suhu ba<strong>dan</strong> (36 0 – 37 0 C)<br />

e. Menye<strong>di</strong>akan transportasi bagi penderita.<br />

P3K yang tepat sangat menolong penderita <strong>dan</strong> sebaliknya tindakan yang kurang<br />

tepat atau salah dapat berakibat memberatkan penderita atau cacat fisik bahkan<br />

berakibat fatal. Dalam melakukan P3K, si penolong jangan sampai turut menja<strong>di</strong><br />

korban sia-sia.<br />

5.2.5. Sikap Menghadapi Korban Kecelakaan<br />

Pastikan dulu apakah korban sudah meninggal ataukah korban masih hidup.<br />

1. Korban sudah meninggal: amankan jenazahnya, cari korban lainnya.<br />

2. Korban masih hidup :<br />

a. segera pindahkan ke tempat yang relatif lebih aman<br />

b. kendorkan pakaian-pakaian yang terlalu ketat<br />

c. lakukan P3K sesuai urutan urgensinya<br />

d. observasi terus vital sign-nya<br />

e. keadaan sudah aman atau bantuan datang segera pindahkan ke Rumah Sakit<br />

terdekat<br />

f. Sebaiknya <strong>di</strong>catat jenis, tempat kecelakaan serta identitas korban untuk<br />

kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>serahkan kepada yang berwenang<br />

5.3. Melakukan Pertolongan<br />

Didalam melakukan pertolongan hal yang harus <strong>di</strong>perhatikan adalah jenis luka atau<br />

penyakit yang <strong>di</strong>alami oleh para korban. Jenis – jenis luka tersebut antara lain :<br />

5.3.1. Pendarahan<br />

Pendarahan terbagi menja<strong>di</strong> 2 jenis, yaitu :<br />

5.3.1.1. Perdarahan Luar<br />

Ada tiga macam perdarahan luar antara lain :<br />

1. Perdarahan dari pembuluh rambut (capiler)


72<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

Tanda-tan<strong>dan</strong>ya sebagai berikut :<br />

a. Perdarahan tidak hebat.<br />

b. Keluar secara perlahan-lahan berupa rembesan.<br />

c. Biasanya perdarahan berhenti sen<strong>di</strong>ri walaupun tidak <strong>di</strong>obati.<br />

d. Pendarahan mudah untuk <strong>di</strong>hentikan dengan perawatan luka biasa.<br />

2. Perdarahan dari pembuluh darah balik (vena)<br />

Tanda-tan<strong>dan</strong>ya sebagai berikut :<br />

a. Warna darah merah tua (berupa darah kotor yang akan <strong>di</strong>cuci <strong>di</strong> dalam paruparu,<br />

kadar oksigen se<strong>di</strong>kit).<br />

b. Pancaran darah tidak begitu hebat <strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ng dengan perdarahan arteri.<br />

c. Perdarahan mudah untuk <strong>di</strong>hentikan dengan cara menekan <strong>dan</strong> meninggikan<br />

anggota ba<strong>dan</strong> yang luka lebih tinggi dari jantung.<br />

3. Perdarahan dari pembuluh na<strong>di</strong> (arteri)<br />

Tanda-tan<strong>dan</strong>ya sebagai berikut :<br />

a. Darah berwarna merah muda (merupakan darah bersih karena habis <strong>di</strong>cuci <strong>di</strong><br />

dalam paru-paru untuk <strong>di</strong>edarkan ke seluruh tubuh.<br />

b. Keluar secara memancar sesuai irama jantung.<br />

c. Biasanya perdarahan sulit untuk <strong>di</strong>hentikan.<br />

Tindakan pertolongan pada perdarahan arteri :<br />

a. Penderita <strong>di</strong>dudukkan atau <strong>di</strong>tidurkan secara terlentang, tergantung pada<br />

keadaan perdarahannya hebat atau tidak.<br />

b. Bagian luka <strong>di</strong>tinggikan <strong>dan</strong> biasanya perdarahan dapat <strong>di</strong>hentikan dengan<br />

menekan <strong>di</strong> <strong>atas</strong> luka.<br />

c. Setelah <strong>di</strong>bersihkan dari kotoran yang ada, tutuplah dengan sepotong kain<br />

kasa steril <strong>dan</strong> tekanlah dengan jari sampai darah berhenti keluar kemu<strong>di</strong>an<br />

pasang pembalut penekan.<br />

d. Pada perdarahan yang hebat apabila tidak berhasil dengan cara demikian,<br />

perlu <strong>di</strong>lakukan tekanan (Tourniquet) pada pembuluh na<strong>di</strong> antara luka <strong>dan</strong><br />

jantung.<br />

Cara mengerjakan Tourniquet :<br />

Tourniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah <strong>di</strong> bawahnya terhenti<br />

sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang <strong>di</strong>lipat-lipat, atau<br />

sepotong karet ban sepeda dapat <strong>di</strong>pergunakan untuk keperluan ini. Panjang<br />

Tourniquet haruslah cukup untuk dua kali melilit bagian yang hendak <strong>di</strong>balut.<br />

Tempat yang terbaik untuk memasang Tourniquet lima jari <strong>di</strong> bawah ketiak (untuk<br />

perdarahan lengan) <strong>dan</strong> lima jari <strong>di</strong> bawah lipat paha (untuk perdarahan <strong>di</strong> kaki)<br />

seperti Gambar <strong>di</strong>bawah.


Gambar 5.5. Cara Memasang Tourniquet<br />

Keterangan gambar :<br />

A. Buat ikatan <strong>di</strong> anggota ba<strong>dan</strong> yang cedera.<br />

B. Selipkan sebatang kayu <strong>di</strong>bawah ikatan itu.<br />

C. Kencangkan kedudukan kayu itu dengan cara memutarnya.<br />

D. Agar kayu tetap erat dudukannya, ikat ujung satunya.<br />

73<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

5.3.1.2. Pendarahan Dalam<br />

Pendarahan dalam adalah pendarahan yang terja<strong>di</strong> <strong>di</strong> dalam rongga dada, rongga<br />

tengkorak <strong>dan</strong> rongga perut. Dalam hal ini darah tidak tampak mengalir keluar tetapi<br />

ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>g dapat keluar melalui lubang hidung, telinga, mulut <strong>dan</strong> pelepasan.<br />

1. Penyebab pendarahan dalam :<br />

a. Pukulan keras, terbentur hebat.<br />

b. Luka tusuk, kena peluru.<br />

c. Pecahnya pembuluh darah karena suatu penyakit.<br />

d. Robeknya pembuluh darah akibat terkena ujung tulang yang patah.<br />

2. Gejala pendarahan luar :<br />

Tergantung jenis pembuluh darah yang terkena, tetapi pada tiap perdarahan<br />

dalam terja<strong>di</strong> gangguan umum yaitu shock <strong>dan</strong> pingsan, karena kehilangan<br />

banyak darah.<br />

3. Cara pertolongannya :<br />

a. Usahakan mencegah terja<strong>di</strong>nya shock.<br />

b. Berikan banyak minum sebagai ganti cairan darah yang keluar.<br />

c. Kalau sarana <strong>dan</strong> keadaan memungkinkan pasang infus.<br />

d. Hubungi dokter terdekat atau usahakan secepatnya <strong>di</strong>bawa ke rumah sakit.


74<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

4. Cara meng<strong>atas</strong>i perdarahan luar :<br />

a. Luka <strong>di</strong>tekan dengan gaasteril/verban/kain bersih.<br />

b. Bila alat-alat lengkap dapat <strong>di</strong>coba menjahit luka.<br />

c. Khusus perdarahan karena putusnya pembuluh na<strong>di</strong> pada alat gerak<br />

(tangan/kaki) lakukanlah dengan cara mengikat tourniquet dengan simpul<br />

tali kemu<strong>di</strong>an masukkan potongan kayu <strong>di</strong>antara simpul tali kemu<strong>di</strong>an putar<br />

kuat-kuat.<br />

Catatan :<br />

Ikatan harus jelas terlihat, simpul <strong>di</strong>kendorkan selama lebih kurang 1 menit<br />

pada tiap-tiap 15 sekali sambil menekan bagian yang luka, demikian<br />

seterusnya sampai ke rumah sakit.<br />

Bila alat-alat lengkap memungkinkan jahit pembuluh darah yang putus <strong>dan</strong><br />

lukanya <strong>dan</strong> segera bawa ke rumah sakit terdekat.<br />

5. Perdarahan dalam Rongga Kepala<br />

a. Terja<strong>di</strong> karena pecahnya pembuluh darah akibat benturan <strong>dan</strong> atau<br />

hypertensi.<br />

b. Gejala-gejalanya sama dengan gegar otak berat.<br />

c. P3K-nya sama dengan gegar otak berat, <strong>dan</strong> segera bawa ke rumah sakit.<br />

5.3.1.3. Perdarahan Dalam Rongga Perut<br />

Terja<strong>di</strong> karena pecahnya hati, limpa <strong>dan</strong> ginjal akibat trauma.<br />

Gejala-gejalanya :<br />

1. Riwayat trauma pada bagian perut/pinggang.<br />

2. Tampak kesakitan pada bagian perut.<br />

3. Banyak mengeluarkan keringat <strong>di</strong>ngin <strong>dan</strong> muka pucat.<br />

4. Suhu tubuh naik.<br />

5. Kesadaran menurun sampai pingsan, koma.<br />

6. Perut tegang seperti papan.<br />

7. Pemeriksaan laboratorium terdapat : Hb turun, leucocyt naik <strong>dan</strong> von slaneysign.<br />

P3K-nya :<br />

1. Korban <strong>di</strong>tidurkan dengan posisi terlentang.<br />

2. Kompres dengan es batu <strong>di</strong> bagian perutnya.<br />

3. Observasi vital sign-nya.<br />

4. Segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk <strong>di</strong>operasi.


75<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

5.3.1.4. Perdarahan <strong>di</strong> Bawah Kulit<br />

Gejala-gejalanya :<br />

1. Riwayat trauma tumpul.<br />

2. Kulit merah kebiru-biruan.<br />

3. Bengkak, nyeri tekan, <strong>dan</strong> suhu kulit naik.<br />

4. P3K-nya :<br />

5. Mula-mula kompres dengan es.<br />

6. Setelah 1 – 2 hari kompres dengan air panas.<br />

7. Bawa ke rumah sakit untuk pengecekan.<br />

Sistem peredaran darahnya terganggu dapat <strong>di</strong>ketahui dari tanda-tan<strong>dan</strong>ya berupa :<br />

1. Kesadaran penderita menurun<br />

2. Na<strong>di</strong> berdenyut lebih cepat, kemu<strong>di</strong>an melemah, lambat <strong>dan</strong> menghilang<br />

3. Merasa mual/muntah<br />

4. Kulit <strong>di</strong>ngin, muka pucat<br />

5. Nafas <strong>dan</strong>gkal, ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>g tak teratur<br />

6. Pupil mata melebar<br />

5.3.2. Resusitasi<br />

Resusitasi adalah tindakan untuk mengembalikan fungsi pernapasan <strong>dan</strong> atau fungsi<br />

sirkulasi udara yang efektif.<br />

5.3.2.1.Tahapan<br />

1. Bantuan hidup dasar (Basic life support)<br />

2. Bantuan hidup lanjut (Advanced life support)<br />

3. Bantuan hidup jangka panjang (Prolonged life support)<br />

5.3.2.2. Gejala<br />

1. Henti napas<br />

2. Kulit kebiru-biruan<br />

3. Na<strong>di</strong> besar tak teraba<br />

4. Kehillangan kesadaran<br />

5. Pupil melebar<br />

5.3.2.3. Penyebab<br />

1. Penyakit jantung<br />

2. Shock listrik


3. Shock berat<br />

4. Sumbatan benda-benda asing<br />

5. Trauma kepala<br />

6. Keracunan<br />

7. Tenggelam<br />

76<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

5.3.2.4. Cara Pertolongan<br />

1. Tidurkan terlentang <strong>di</strong> <strong>atas</strong> alas keras<br />

2. Bersihkan mulut <strong>dan</strong> pharink<br />

3. Kepala dongakan ke <strong>atas</strong><br />

4. Tarik rahang bawah ke depan, buka mulut<br />

5. Bila tetap tak bernapas lakukan tiupan udara langsung dengan cepat melalui<br />

hidung (dengan menutup mulut), mulut (dengan menutup hidung) frekwensi<br />

masing-masing 3-5 kali.<br />

6. Bila masih belum bernapas juga lakukan dengan memberikan pernapasan buatan,<br />

Dorong dagu, mulut terbuka <strong>dan</strong> bersihkan.<br />

7. Mulut penolong <strong>di</strong>buka lebar, tarik napas dalam-dalam kemu<strong>di</strong>an letakan ke<br />

mulut korban, sambil memijit rapat hidung korban.<br />

8. Kemu<strong>di</strong>an bebaskan mulut korban.<br />

9. Angkat mulut penolong. Dewasa 12 kali/menit, anak-anak 20 kali /menit<br />

10. Tiupan pada anak tidak boleh terlalu keras.<br />

5.3.3. Keracunan Karbon Monoksida<br />

Tanda-tan<strong>dan</strong>ya :<br />

1. Kesadaran mulai hilang<br />

2. Pingsan<br />

Usaha pertolongan dengan :<br />

1. Bawa korban untuk mendapatkan udara segar secepatnya<br />

2. Apabila pingsan berikan O2 selama 2-3 jam atau penolong menghisap oksigen<br />

sebanyak-banyaknya sebelum <strong>di</strong>tiupkan ke mulut korban.<br />

3. Kirim segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan dari dokter.<br />

5.3.4. Denyut Jantung Berhenti<br />

Denyut jantung berhenti mendadak dapat <strong>di</strong>sebabkan antara lain :<br />

1. Tersambar petir<br />

2. Terkena arus listrik<br />

3. Tenggelam


77<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

4. Tercekik<br />

Untuk memastikan serangan jantung sudah terhenti atau tidak, <strong>di</strong>raba pembuluh<br />

darah (na<strong>di</strong>) yang terdapat <strong>di</strong>samping lehernya.<br />

Usaha pertolongan dengan :<br />

1. Korban <strong>di</strong>telentangkan pada alas yang keras<br />

2. Letakan pangkal telapak tangan <strong>di</strong><strong>atas</strong> tulang dada lekat ujung bawahnya.<br />

3. Tekanlah tulang dada korban tegak lurus kebawah kurang lebih 3 cm, lalu<br />

kendorkan lagi, lakukan berulangulang dengan kecepatan 60 – 80 kali / menit.<br />

5.3.4.1. Serangan Jantung<br />

Serangan jantung <strong>di</strong>tandai dengan :<br />

1. Na<strong>di</strong> lemah<br />

2. Muka pucat<br />

3. Nyeri <strong>di</strong> daerah jantung, Ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>g nyeri bisa hebat serta ada rasa ketakutan<br />

4. Nafas sesak<br />

5. Muntaber<br />

6. Sukar bernafas<br />

Usaha pertolongan dengan :<br />

1. Berikan oksigen<br />

2. Berikan penenang atau pengurang rasa sakit<br />

3. Kirim segera ke dokter<br />

5.3.5 Penangan Shock<br />

Shock timbul akibat a<strong>dan</strong>ya sistem peredaran darah dalam tubuh terganggu, sehingga<br />

tidak dapat memenuhi keperluan. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :<br />

1. Neurogenik <strong>dan</strong> psikis (ketakutan, kesakitan, terkejut <strong>dan</strong> keracunan)<br />

2. Kehilangan darah atau cairan tubuh (pendarahan atau muntaber)<br />

3. Infeksi<br />

4. Serangan jantung atau kekacauan denyut jantung<br />

5. Alergi karena obat-obatan.<br />

Pertolongannya <strong>me<strong>di</strong>s</strong> <strong>di</strong>sesuaikan dengan penyebabnya terja<strong>di</strong>nya kecelakaan.<br />

5.3.5. Pingsan<br />

Pingsan berarti tidak sadarkan <strong>di</strong>ri. Pingsan yang biasa, lamanya tidak sadarkan <strong>di</strong>ri<br />

biasanya pendek. Orang cenderung untuk pingsan bisa <strong>di</strong>akibatkan karena faktor :<br />

1. Anemia


2. Lelah<br />

3. Takut<br />

4. Tidak tahan melihat darah<br />

Usaha pertolongan penderita pingsan dengan cara:<br />

78<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

1. Membaringkan penderita pada tempat yang teduh serta udara segar secara<br />

terlentang, kepala <strong>di</strong>letakan se<strong>di</strong>kit lebih rendah dari anggota ba<strong>dan</strong>.<br />

2. Baju <strong>di</strong>buka atau pakaian <strong>di</strong>longgarkan.<br />

3. Kompres kepala dengan air <strong>di</strong>ngin.<br />

4. Hembuskan uap amoniak <strong>di</strong>depan lubang hidungnya.<br />

5. Diberikan minuman air garam, 1 gram dalam satu liter air (pingsan karena panas)<br />

6. Diberikan minuman segelas air gula / air jeruk manis, <strong>di</strong>berikan bisa melalui<br />

dubur (pingsan pada penderita kencing manis)<br />

7. Diberikan penenang/suntikan stesolid (pingsan karena kese<strong>di</strong>han)<br />

8. Diberikan transfusi darah (pingsan karena pendarahan)<br />

5.3.6. Luka Bakar<br />

Usaha pertolongan untuk luka bakar dapat <strong>di</strong>klasifikasikan berdasarkan tingkat luka<br />

tersebut, antara lain :<br />

5.3.6.1. Luka Bakar Ringan<br />

1. Bersihkan luka<br />

2. Rendam dalam es atau air yang <strong>di</strong>ngin<br />

3. Keringkan, lepuh-lepuh jangan <strong>di</strong>ganggu.<br />

4. Diberi boorzalf 5% atau sofratulle, kemu<strong>di</strong>an tutup dengan kain pembalut.<br />

5.3.6.2. Luka Bakar Berat<br />

1. Tutup bagian-bagian yang terbakar dengan lembaran-lembaran solfaratulle<br />

2. Diberi obat penahan rasa sakit<br />

3. Diberi air minum sebanyak mungkin<br />

4. Kirim kerumah sakit.<br />

5.3.7. Luka Terkena Air Panas<br />

Luka yang terkena air panas tanda-tan<strong>dan</strong>ya sebagai berikut;<br />

1. Cairan menerobos bagian yang cidera sehingga menimbulkan lepuh-lepuh <strong>dan</strong><br />

mudah pecah-pecah<br />

2. Karena lapisan luar kulit sudah pecah maka infeksi akan berkembang<br />

3. Rasa nyeri seperti tertusuk jarum


4. Bengkak<br />

5. Akar-akar rambut masih ada<br />

6. Warna kulit luar hitam<br />

Tindakan P3K akibat terkena air panas adalah sebagai berikut;<br />

1. Jangan menggunakan salep atau minyak<br />

2. Pakaian harus <strong>di</strong>buka pada bagian-bagian yang terbakar<br />

79<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

3. Kalau luka itu parah, atau sisa-sisa kain itu masih melekat pada luka, balutlah<br />

luka itu sampai tiba <strong>di</strong> rumah sakit<br />

4. Rasa sakit dapat <strong>di</strong>hilangkan dengan mencuci bagian yang terkena air<br />

panas/terbakar dengan air <strong>di</strong>ngin atau dengan menggunakan es batu.<br />

5. Apabila lukanya kecil saja bagian yang luka <strong>di</strong>bersihkan dengan air hangat <strong>dan</strong><br />

gunakan pembalut yang steril.<br />

5.3.8. Luka Terkena Aliran Listrik<br />

Kecelakaan terkena aliran listrik dapat menyebabkan :<br />

1. Mengacaukan denyut jantung<br />

2. Dapat menghentikan denyut jantung<br />

3. Menghentikan pernapasan<br />

4. Menimbulkan luka bakar<br />

5. Pingsan<br />

Usaha pertolongan terkena aliran listrik dengan cara:<br />

1. Lepaskan kabel atau sumber arus dengan menggunakan kayu atau perlindungan<br />

<strong>di</strong>ri.<br />

2. Berikan pernapasan buatan<br />

3. Pijat jantung untuk pemulihan denyut jantung<br />

4. Perawatan luka bakar<br />

5. Kirim ke rumah sakit<br />

5.3.10. Geger Otak<br />

1. Gegar Otak Ringan (Commotio Cerebri) = dapat sembuh sempurna<br />

2. Gegar Otak Berat (Conntutio Cerebri) = meninggal dunia, cacat tubuh/fisik,<br />

cacat mental, kombinasi kedua cacat tersebut <strong>di</strong> <strong>atas</strong>.<br />

Gejala-gejala :<br />

1. Ada riwayat trauma pada kepala.<br />

2. Pusing-pusing.<br />

3. Mual, muntah-muntah.<br />

4. Amnesia- retrograd.


5. Kesadaran menurun.<br />

6. Pingsan.<br />

7. Reflek – reflek pathologis positif.<br />

80<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

8. Koma.<br />

Bila gegar otak ringan <strong>di</strong>sertai pendarahan (pembuluh darah kecil), cepat atau lambat<br />

akan menja<strong>di</strong> gegar otak berat. Dengan <strong>di</strong>dahului munculnya reflek-reflek patologis<br />

kontralateral. Pertolongan pertamanya adalah :<br />

1. Amankan penderita<br />

2. Kendorkan semua pakaian yang ketat.<br />

3. Tidur terlentang tanpa bantal, posisi kepala 20 0 lebih rendah dari kaki .<br />

4. Miringkan muka ke kiri/kanan.<br />

5. Observasi vital sign-nya.<br />

6. Usahakan sikulasi udara sekitarnya tetap segar.<br />

7. Dapat <strong>di</strong>bantu dengan pemberian oksigen.<br />

8. Bila sudah aman / bantuan datang pindahkan ke rumah sakit.<br />

9. Perhatikan cara transportasinya.<br />

5.3.11. Patah Tulang<br />

1. Patah tulang terbuka.<br />

Patah tulang terbuka, gejala-gejalanya :<br />

a. Ada trauma.<br />

b. Jelas terlihat, luka, perdarahan tulang mencuat.<br />

Pertolongan pertamanya adalah :<br />

a. Amankan korban.<br />

b. Usahakan fikrasi longgar, tutup lukanya.<br />

c. Atasi perdarahan, observasi vital signnya<br />

d. Segera bawa ke rumah sakit terdekat.<br />

2. Patah tulang tertutup.<br />

Patah tulang tertutup, gejala-gejalanya :<br />

a. Ada riwayat trauma.<br />

b. Pada anggota gerak umumnya daerah 1/3 <strong>di</strong>stal<br />

c. Ada perubahan bentuk , bengkak.<br />

d. Merah kebiru-biruan<br />

e. Tampak kesakitan, nyeri tekan.<br />

f. Fungtio laeda (seperti lumpuh, karena sangat sakit kalau <strong>di</strong>gerakkan )


g. Nyeri tekan sumbuh<br />

Pertolongan pertamanya adalah :<br />

a. Amankan korban<br />

b. Awasi vital sign, pasang bidai (spalk sementara)<br />

c. Segera bawa ke RS terdekat.<br />

81<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

3. Patah tulang punggung.<br />

Patah tulang punggung, gejala-gejalanya :<br />

a. Riwayat trauma pada daerah punggung<br />

b. Kesakitan sekali, pingsan bahkan seperti koma.<br />

c. Tampak ada perubahan bentuk pada tempat trauma.<br />

Pertolongan pertamanya adalah :<br />

a. Amankan korban, sewaktu mengangkat minimal oleh tiga orang dengan<br />

gerakan serentak.<br />

b. Korban sadar, tidurkan posisi terlentang tanpa bantal, alas keras <strong>dan</strong> fiksasi<br />

posisinya.<br />

c. Korban pingsan, tidurkan posisi miring/telungkup. Setelah sadar<br />

d.<br />

<strong>di</strong>telentangkan.<br />

Segera bawah ke RS terdekat.<br />

5.3.12. Tergigit atau Terkena Binatang Berbisa<br />

1. Gigitan ular laut.<br />

a. Semua ular laut berbisa, ikat bagian <strong>atas</strong> gigitan.<br />

b. Buat irisan silang pada tempat gigitan, tekan kuat-kuat supaya darah keluar<br />

sebanyak-banyaknya.<br />

c. Bila yakin <strong>di</strong> rongga mulut tak ada luka, boleh mengeluarkan darah dengan<br />

cara menghisap.<br />

d. Segera bawa ke RS.<br />

2. Terkena ubur-ubur.<br />

a. Merah, bengkak, gatal-gatal.<br />

b. Panas, nyeri.<br />

Pertolongan pertamanya adalah :<br />

a. Siram dengan wisky/alkohol<br />

b. Segera bawa ke RS.<br />

3. Tertusuk bulu babi laut<br />

a. Keringkan bagian yang terkena, kalau ada siram dengan larutan amonia<br />

encer.


. Pukul-pukul bagian yang terkena.<br />

c. Bila perlu bawa ke RS<br />

5.3.13. Heart attack = Miyocard Infark (M.C.I )<br />

Diartikan sebagai serangan jantung atau serangan angin duduk.<br />

Gejala-gejala :<br />

1. Ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>g mulai nyeri <strong>di</strong> ulu hati.<br />

2. Sesak <strong>di</strong> dada.<br />

3. Nyeri seperti <strong>di</strong> tusuk pada dada kiri.<br />

82<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

4. Nyeri menjalar ke punggung, bahu kiri, lengan kiri sampai ke ujung ujung jari<br />

tangan kiri ( seperti tersetroom).<br />

5. Sekali serangan antara 5 – 15 menit <strong>dan</strong> berulang-ulang.<br />

6. Bila langsung pingsan – mati mendadak.<br />

P3K – nya :<br />

1. Korban masih sadar :<br />

a. Tidurkan terlentang dengan tenang, kurangi gerakan-gerakan.<br />

b. Kendorkan pakaian – pakaian yang ketat<br />

c. Beikan nitrobat tablet isap-isap <strong>di</strong> bawah lidah<br />

d. Beri oksigen, observasi vital signnya.<br />

e. Jaga ventilasi udara tetap segar.<br />

f. Segera bawa ke RS.<br />

2. Korban langsung pingsan :<br />

a. Segera lakukan pijatan langsung<br />

b. Lakukan nafas buatan<br />

c. Beri Oxygen<br />

d. Segera bawa ke RS.<br />

5.3.14. Serangan Asma<br />

Penyebabnya adalah : udara <strong>di</strong>ngin, bau-bauan tertentu, stress, terlalu lelah.<br />

Gejala-gejala :<br />

1. Napas sesak <strong>dan</strong> bunyi …..ngiiik, ngiiik….. !<br />

2. Muka, bibir kebiru-biruan, cuping hidung kembang kempis, tidak bisa tidur<br />

terlentang.<br />

P3K-nya adalah :<br />

1. Tidurkan ½ duduk, punggung <strong>di</strong>ganjal 2 – 3 bantal


83<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

2. Berikan tablet anti asma (asmasolon), suntikkan Intravena Aminophylin 1<br />

ampul/Oradexon 1 ampul<br />

3. Berikan oxygen<br />

4. Jaga sirkulasi udara tetap segar<br />

5. Segera ke RS<br />

5.3.15. Perdarahan Dari Mulut<br />

Dapat <strong>di</strong>dahului dengan batuk-batuk atau tidak <strong>dan</strong> dapat berasal dari :<br />

1. Pecahnya pembuluh darah <strong>di</strong> kerongkongan karena se<strong>dan</strong>g menderita pharyngitis<br />

a. Demam, sakit menelan, batuk-batuk atau tidak<br />

b. Darah merah segar, jumlah se<strong>di</strong>kit<br />

2. Pecahnya Varices Oesephagus, karena Hypertensi Portal<br />

a. Ada riwayat hypertensi<br />

b. Darah merah segar, jumlah banyak<br />

3. Asal paru-paru TBC terbuka, sangat menular<br />

a. Batuk-batuk lebih dari 2 minggu<br />

b. Malam banyak keluar keringat <strong>di</strong>ngin<br />

c. Darah bercampur dahak, merah, ada yang merah kecoklat-coklatan seperti<br />

karat besi<br />

d. Isolasi penderita, segera ke RS<br />

5.4. Penyelamatan <strong>dan</strong> Pengangkatan Korban Akibat Kecelakaan<br />

Cara melakukan penyelamatan <strong>dan</strong> pengangkatan korban akibat kecelakaan yaitu<br />

jangan memindahkan korban dari tempat kecelakaan sebelum dokter atau tim P3K<br />

datang, kecuali apabila tempat itu berbahaya bagi keselamatan si korban. Apabila<br />

mungkin hentikan pendarahannya terlebih dahulu, bersihkan jalan pernafasannya dari<br />

kotoran-kotoran yang menghalangi keluar masuknya udara dari dalam tubuh, <strong>dan</strong><br />

pasang bidai pada tulang-tulang yang patah.<br />

Pengangkutan korban ada beberapa cara yaitu;<br />

1. Mengusung untuk jarak dekat<br />

2. Mengusung melalui lintasan sempit<br />

3. Mengusung dengan selimut<br />

4. Mengusung korban yang sadar<br />

5. Mengusung korban yang tidak mampu berjalan<br />

6. Mengusung korban yang membutuhkan se<strong>di</strong>kit bantuan<br />

7. Cara mengangkat penderita yang tidak sadar, tanpa bantuan orang lain


84<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

8. Mengusung korban dengan menggunakan tangan sebagai tandu, <strong>di</strong>kerjakan oleh<br />

dua orang<br />

9. Mengusung korban dengan menggunakan kursi sebagai tandu<br />

5.5. Prosedur Pelayanan<br />

5.5.1. Me<strong>di</strong>s<br />

Pertolongan <strong>me<strong>di</strong>s</strong> harus <strong>di</strong>berikan kepada orang yang mendapat kecelakaan dengan<br />

lokasi yang tidak membahayakan penderita atau penolong, sebelum mendapat<br />

pertolongan <strong>me<strong>di</strong>s</strong>/para<strong>me<strong>di</strong>s</strong> atau rumah sakit.<br />

Seorang penolong harus mempunyai pengetahuan tentang dasar-dasar pertolongan<br />

pertama pada kecelakaan <strong>dan</strong> telah mengikuti pelatihan <strong>me<strong>di</strong>s</strong>, juga mempunyai<br />

sikap;<br />

1. Tidak boleh panik, harus sabar <strong>dan</strong> tenang<br />

2. Waspada pada keadaan <strong>di</strong>sekitar tempat kecelakaan<br />

3. Selalu waspada terhadap keadaan korban<br />

4. Dapat menenangkan si penderita<br />

5. Melaporkan setelah selesai memberikan pertolongan kepada yang berwenang.<br />

Tujuan pertolongan <strong>me<strong>di</strong>s</strong> adalah;<br />

1. Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernafasan <strong>dan</strong> menghentikan<br />

pendarahan<br />

2. Mencegah terja<strong>di</strong>nya cidera yang lebih parah<br />

3. Mencegah terja<strong>di</strong>nya cacat bagi korban<br />

4. Mencegah terja<strong>di</strong>nya komplikasi seperti kerusakan jaringan lebih parah akibat<br />

patah tulang<br />

5. Mencegah bahaya akibat infeksi<br />

6. Meringankan derita korban<br />

7. Melindungi korban dari bahaya-bahaya lain yang mengancam<br />

5.5.2. Peralatan<br />

Peralatan-peralatan yang harus terse<strong>di</strong>a dalam rangka pertolongan pertama pada<br />

kecelakaan, yang penting ter<strong>di</strong>ri dari :<br />

Buku Petunjuk P3K<br />

Pembalut segitiga<br />

Pembalut biasa<br />

Kasa steril<br />

Kapas putih<br />

Snelverband


Plester<br />

Sofratulle<br />

Bidai (spalk)<br />

Gunting perban<br />

Pinset<br />

Kertas pembersih<br />

Sabun<br />

Lampu senter<br />

Pisau lipat<br />

Pipet<br />

5.5.1.1. Obat-Obatan<br />

Perse<strong>di</strong>aan obat-obatan yang penting pada umumnya adalah:<br />

Obat pelawan rasa sakit (antalgin)<br />

Obat pelawan mulas-mulas (papoverin, dll)<br />

Obat pelawan pe<strong>di</strong>h perut (promag, dll)<br />

Norit<br />

Obat anti alergi<br />

Amoniak cair 25% (untuk membangunkan orang pingsan)<br />

Mercurochroom<br />

Obat tetes mata<br />

Salep mata berantibiotika<br />

Salep boor<br />

Salep antihistaminika<br />

Obat gosok / balsem<br />

Rivanol 1/1000<br />

Salep sulfa<br />

Antiseptika (beta<strong>di</strong>ne, dettol, dll)<br />

Tablet garam<br />

Ephedrine (untuk sesak napas)<br />

Oralit<br />

85<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan


5.6. Prosedur Pelayanan Me<strong>di</strong>s Melalui Ra<strong>di</strong>o<br />

86<br />

Teknika Kapal Penangkap Ikan<br />

Komunikasi adalah hal yang sangat penting <strong>di</strong> <strong>atas</strong> <strong>kapal</strong>, oleh karena itu sesuai<br />

dengan persyaratan Konvensi STCW 1995 maka para pelaut harus memiliki<br />

kemampuan memahami dengan baik mengenai instruksi-instruksi, aba-aba, maupun<br />

istilah baku umum lainnya yang <strong>di</strong>laksanakan <strong>di</strong> <strong>kapal</strong> terutama dalam keadaan<br />

darurat. Komunikasi yang efektif dalam melaksanakan tugas <strong>dan</strong> tanggung jawab<br />

yang berhubungan dengan penempatan masing-masing <strong>di</strong> <strong>atas</strong> <strong>kapal</strong> akan sangat<br />

penting untuk menjamin aspek keselamatan <strong>dan</strong> penyelamatan korban pada saat<br />

evakuasi, sehingga hal demikian dapat <strong>di</strong>laksanakan dengan cepat <strong>dan</strong> tepat. Sistem<br />

komunikasi umumnya ter<strong>di</strong>ri dari pengirim berita, penerima, mode, me<strong>di</strong>a <strong>dan</strong><br />

konteks. Isi komunikasi mencakup perintah keselamatan, bahaya navigasi <strong>dan</strong><br />

permintaan bantuan <strong>pelayanan</strong> <strong>me<strong>di</strong>s</strong>.<br />

Hambatan-hambatan dalam komunikasi untuk bantuan <strong>pelayanan</strong> <strong>me<strong>di</strong>s</strong> terja<strong>di</strong><br />

karena:<br />

1. Me<strong>di</strong>a komunikasi yang kurang sempurna.<br />

2. Feedback yang kurang jelas<br />

3. Gangguan pada pengiriman <strong>dan</strong> penerimaan<br />

Komunikasi yang efektif dalam informasi bantuan <strong>pelayanan</strong> <strong>me<strong>di</strong>s</strong> harus:<br />

1. Jelas 4. Kongkrit<br />

2. Lengkap 5. Benar<br />

3. Padat

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!