5d2d70c1c7_23864b2b48
5d2d70c1c7_23864b2b48
5d2d70c1c7_23864b2b48
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)<br />
j. Penurunan nilai aset non-keuangan (lanjutan)<br />
Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada pelaporan<br />
keuangan konsolidasian interim.<br />
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perseroan dan Entitas Anak menilai apakah terdapat indikasi<br />
suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian<br />
penurunan nilai aset diperlukan, maka Perseroan dan Entitas Anak membuat estimasi formal jumlah<br />
terpulihkan aset tersebut.<br />
k. Sewa Pembiayaan<br />
Efektif 1 Januari 2012, Perseroan dan Entitas anak menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”.<br />
PSAK revisi mengatur, untuk lessee maupun lessor, kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang<br />
sesuai untuk diterapkan dalam sewa yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk<br />
menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor diperlukan dalam<br />
mengoperasiakan atau memelihara aset tersebut. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak<br />
signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.<br />
Perseroan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011) “Sewa”, klasifikasi sewa didasarkan atas sejauh<br />
mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau<br />
lessee, dan substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.<br />
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara<br />
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa<br />
diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko<br />
dan menfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.<br />
Perseroan dan Entitas Anak sebagai lessee<br />
Dalam sewa pembiayaan, Perseroan dan Entitas anak mengakui aset dan liabilitas dalam laporan<br />
posisi keuangan pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari<br />
pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan<br />
antara bagian yang merupakan biaya keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas<br />
sewa. Biaya keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan<br />
tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Sewa kontinjen dibebankan pada<br />
periode terjadinya. Biaya keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Aset sewaan<br />
(disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur<br />
manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa<br />
Perseroan dan entitas anak akan mendapatkan hak kepemilikan aset pada akhir masa sewa.<br />
Dalam sewa operasi, Perseroan dan entitas anak mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan<br />
dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.<br />
l. Imbalan Kerja<br />
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 24 (Revisi 2010),<br />
“Imbalan Kerja”, Perseroan dan Entitas Anak juga menerapkan ISAK 15, “PSAK 24: Batas Aset<br />
Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”.<br />
PSAK No. 24 (Revisi 2010) memberikan petunjuk untuk penghitungan dan penambahan<br />
pengungkapan untuk imbalan kerja dengan beberapa ketentuan transisi. Standar ini memberikan<br />
pilihan pengakuan laba atau rugi aktuarial sebagai alternatif atas penggunaan pendekatan koridor,<br />
dimana, laba atau rugi aktuarial diakui sebagai laba atau rugi pada periode terjadinya sebagai bagian<br />
dari pendapatan komprehensif lain.<br />
16