19.04.2013 Views

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />

tentang terjadinya kematian ditilik dari sudut pan<strong>dan</strong>g ilmu<br />

kedokteran. Hal ini <strong>sang</strong>at berkesan bagi seorang penulis Injil karena<br />

ia sama sekali tidak menyadari betapa pentingnya arti gejala ini bagi<br />

seorang dokter ahli patologi. “Darah <strong>dan</strong> air” yang mengalir keluar<br />

lewat lubang tusukan tombak itu merupakan bukti yang positif bahwa<br />

Yesus sudah mati (Green, Evidence, 225).<br />

▪ Akhirnya, sebelum dimakamkan dalam kubur, jenazah itu dibungkus<br />

dengan cara melilitkan kain kafan di sekujur tubuhnya, terbebat erat<br />

dengan hamparan sejumlah rempah‐rempah yang baunya harumnya<br />

serba tajam menusuk hidung. Minyak rempah‐rempah yang bertugas<br />

bagaikan bahan cair perekat ini mengubah bungkusan kain kafan itu<br />

menjadi semacam peti mayat yang ketat membeku, yang tidak<br />

mungkin memberi ruang bagi mayat itu untuk dapat bergerak lagi.<br />

Berat bungkusan kain kafan ini yang sekaligus berfungsi sebagai peti<br />

mayat baginya adalah sekitar tujuh puluh lima pon (Yohanes 19:39).<br />

3. Lalu ada pula orang yang mengemukakan teori bahwa kuburan Yesus keliru.<br />

Mereka menyatakan bahwa mereka hanya menyangka bahwa kuburan itu<br />

kosong, oleh karena mereka salah masuk ke dalam kuburan orang lain, akan<br />

tetapi Rasul Yohanes menyatakan, dalam Yohanes 20:3‐9, sebagai satu<br />

kesaksian yang tidak mungkin salah bahwa mereka benar melihat bungkusan<br />

kain kafan yang sudah kosong itu. Lembaran kain kafan yang masih kaku oleh<br />

hamburan rempah‐rempah minyak harum mengikat ketat kain kafan itu<br />

menjadi satu, masih mereka temukan di sana, termasuk juga lingkaran kain<br />

kafan pembungkus kepalaNya, akan tetapi ada sebuah ruang lowong di<br />

antaranya, di mana leher Yesus pernah berada. Seolah‐olah nampaknya<br />

bungkusan kain kafan itu tidak pernah tersentuh tangan siapapun sama sekali,<br />

melainkan kosong tanpa berisi mayat, seakan‐akan Yesus telah berhasil keluar<br />

dari dalam kepompong bungkusan mayat itu tatkala Ia bangkit dari<br />

kematianNya. Yohanes berkata, sambil mengacu kepada dirinya sendiri, bahwa<br />

“Ia melihat semuanya itu <strong>dan</strong> percaya” (Yohanes 20:8). Saya tidak yakin bahwa<br />

ada kuburan lain di sekitar itu, yang mengandung seperangkat lengkap kain<br />

kafan mayat yang masih segar di dalamnya.<br />

4. Ada lagi beberapa ahli kritik yang mengatakan bahwa para pengikut Yesus<br />

se<strong>dan</strong>g dihinggapi penyakit halusinasi, melihat bayangan‐bayangan hanya di<br />

dalam angan‐angan mereka saja. Menurut penuturan keempat kitab Injil itu,<br />

para murid Yesus justru <strong>sang</strong>at terkejut, seperti halnya juga anda <strong>dan</strong> saya,<br />

ketika tiba‐tiba mereka melihat Dia berdiri tegak di hadapan mata mereka<br />

secara nyata, sehingga mereka pun tidak percaya bahwa itulah Yesus yang<br />

sebenarnya. Pada saat Dia sudah duduk bersama dengan mereka di satu meja<br />

<strong>dan</strong> makan bersama dengan mereka, barulah mereka percaya. Dia telah<br />

menampakan diri kepada sejumlah orang dalam satu ruangan yang sama pada<br />

waktu yang sama. Ia berjalan bersama mereka, menghabiskan waktu‐Nya<br />

bersama mereka bahkan memberikan pelajaran kepada mereka selama empat<br />

puluh hari lamanya. Suatu ilusi atau khayalan tidaklah mungkin dapat<br />

melakukan hal‐hal nyata semacam ini (Kisah Para Rasul 13:31).<br />

81

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!