19.04.2013 Views

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />

tidak ada be<strong>dan</strong>ya dengan para tentara Islam sebelum mereka. Mereka bahkan<br />

membunuh saudara seiman mereka di Konstantinopel.<br />

“Gereja” pada saat itu bukanlah orang Kristen yang sesungguhnya. Menurut<br />

definisinya, orang Kristen adalah orang yang mengikuti Kristus, seperti tercermin<br />

dalam Injil. Gereja Katholik pada abad pertengahan hanya mengikuti Paus di Roma,<br />

tidak peduli apakah Paus mengikut Kristus atau tidak, tidak setuju dengan Paus, berarti<br />

mati. Banyak orang Kristen yang berani telah mempertaruhkan nyawanya, mencoba<br />

untuk membawa gereja Katholik kembali kepada Kristus.<br />

Intinya di sini adalah bahwa Anda tidak dapat mempersalahkan Kekristenan gara‐<br />

gara Perang Salib, karena perang itu justru sama sekali tidak mencerminkan<br />

Kekristenan dalam arti yang sesungguhnya. Pada waktu itu dalam sejarah, gereja<br />

Kristen – maksud saya gereja Kristen yang sejati <strong>sang</strong>at kecil <strong>dan</strong> ditindas oleh rezim<br />

Katholik. Sebenarnya, salah satu tujuan Perang Salib adalah juga berperang melawan<br />

orang‐orang Kristen!<br />

Kelompok satu‐satunya, setahu saya yang sungguh‐sungguh mengikuti tulisan‐<br />

tulisan para rasul adalah kelompok yang dikenal sebagai Waldensians, didirikan oleh<br />

seorang yang bernama Valdes. Kepercayaan utama kaum Waldensians adalah prinsip<br />

bahwa Alkitab, khususnya Perjanjian Baru, adalah satu‐satunya penuntun yang benar<br />

bagi hidup manusia. Banyak bagian Kitab Suci yang ditemukan dalam bahasa mereka<br />

sendiri <strong>dan</strong> dihafalkan oleh siswa‐siswa di sekolah‐sekolah Waldensians. Gereja<br />

Katholik melarang kaum Waldensian untuk berkhotbah, tetapi mereka menolak. Pada<br />

tahun 1185, mereka dikeluarkan dari gereja Katholik – di ekskomunikasi. Di kemudian<br />

hari, Paus Innocent III melancarkan perang salib terhadap kaum bidat dibagian selatan<br />

Prancis. Sasaran utamanya adalah kaum Qatar (kelompok lain, dapat diakui sebagai<br />

orang Kristen, tetapi bukan seutuhnya orang Kristen), tetapi serangan itu juga<br />

bertujuan melawan kaum Waldensians. Kaum Waldensians lolos pada perang salib itu<br />

sebagai sebuah kelompok, karena saat itu mereka dapat juga ditemukan di bagian utara<br />

Spanyol, Austria, Bohemia <strong>dan</strong> bagian timur Jerman, serta di tempat‐tempat lain.<br />

Penganiayaan terus berlangsung, <strong>dan</strong> akhirnya mereka harus menyembunyikan diri<br />

dari orang‐orang yang memburu mereka. Markas besar utamanya di lembah‐lembah<br />

Pegunungan Alpen, di sebelah barat daya Turin. Ketika akhirnya Gerakan Reformasi<br />

berhasil, mereka bergabung dengan gereja‐gereja Protestan di bawah Martin Luther<br />

<strong>dan</strong> Calvin. Reformasi membawa orang kepada kebebasan beragama. Kebebasan<br />

beragama berarti kebebasan untuk berkreasi.<br />

Terang Yesus hampir padam pada abad pertengahan. Saya pikir itulah sebabnya<br />

kita menyebutnya sebagai zaman kegelapan!<br />

Akhirnya, orang‐orang seperti Huss, Wycliffc, Luther <strong>dan</strong> Calvin berhasil<br />

menyediakan Alkitab bagi orang‐orang biasa <strong>dan</strong> menghasilkan kekuatan gereja abad<br />

pertengahan. Karya mereka menandai awal Renaissance/Pencerahan Eropa, sehingga<br />

meskipun pada masa itu tentara‐tentara Islam terus menyerang Eropa, mereka terus<br />

mengalami kekalahan. Kekalahan terbesar mereka alami pada tanggal 12 September<br />

1683 di Wina, <strong>dan</strong> kekalahan ini membuat mereka berhenti menyerang untuk waktu<br />

yang cukup lama. Empat belas tahun kemudian, 11 September tahun 1697 M mereka<br />

mencoba menyerang sekali lagi, tetapi akhirnya mereka dihancurkan di dekat kota<br />

Belgrado. Sejak saat itu tentara Islam berhenti mencoba menyerang Eropa.<br />

Meskipun telah dikalahkan, para pelaut Muslim terus mencari budak kulit putih di<br />

benua Eropa, <strong>dan</strong> daerah Irlandia menjadi sasaran mereka. Menurut penelitian Robert<br />

Davis dari Ohio State University, ditemukan bahwa “dari tahun 1530 M sampai 1780 M<br />

diperkirakan sekitar 1 juta sampai 1,5 juta orang Irlandia dipaksa menjadi budak <strong>dan</strong><br />

163

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!