You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />
Aisha, isteri Muhammad yang ketiga bertunangan ketika berusia tujuh tahun <strong>dan</strong><br />
menikah ketika berusia sepuluh tahun. Pada waktu itu Muhammad berusia sekitar 53<br />
tahun. Aisha adalah isteri Muhammad termuda <strong>dan</strong> yang <strong>sang</strong>at dicintai hingga hari<br />
kematiannya (At‐Tabari, Jilid 7 hal. 7; Dawud Jilid 2:2116; Bukhari 7:65).<br />
Safiya adalah isteri ke‐9, seorang perempuan Yahudi berusia 15 tahun, dari sebuah<br />
kampung yang diserangnya. Safiya dibawa sebagai tawanan setelah suaminya disiksa.<br />
Mariya adalah seorang budak di Mesir yang dikirim kepada Muhammad sebagai<br />
hadiah. Ia adalah seorang pengikut Yesus <strong>dan</strong> menolak untuk taat kepada Muhammad.<br />
Ia tidak mau menikah dengan Muhammad, tetapi Allah telah memberikan kuasa<br />
kepada Muhammad untuk memaksanya, karena ia adalah budaknya.<br />
Rayhana juga adalah seorang budak Yahudi dari kaum Qurais. Suaminya <strong>dan</strong> semua<br />
laki‐laki dalam kaumnya sudah habis dibunuh dengan kepala dipenggal atas perintah<br />
Muhammad. Semua perempuan <strong>dan</strong> anak‐anak dari suku Rayhana, termasuk dia<br />
sendiri dijual untuk dijadikan budak. Menurut anda kira‐kira apa yang dipikirkannya<br />
tentang Muhammad? Coba terka! Muhammad mengambilnya sebagai barang rampasan<br />
<strong>dan</strong> menidurinya malam itu juga. Pasti dia tidak mau menjadi Islam <strong>dan</strong> menolak<br />
perkawinan itu, <strong>dan</strong> lebih memilih untuk menjadi budak. Apa saja yang dirasakan<br />
Rayhana? Marilah kita jujur dengan perasaan wanita ini. Ada jutaan orang yang siap<br />
membenarkan Muhammad <strong>dan</strong> menjelaskan mengapa dia melakukan hal ini, tetapi<br />
siapa yang mau membela Rayhana? (Ibn, Ishay, “Surat Rasulallah” 466). Menurut Al‐<br />
Bukhari:<br />
▪ 1:367 ― Muhammad biasanya memilih pendamping baru dari para wanita yang<br />
ditawan.<br />
▪ 3:505; 7:24 ― Para wanita datang <strong>dan</strong> menyerahkan diri mereka kepa<strong>dan</strong>ya.<br />
▪ 7:22‐23 ― Ia juga menjadikan budak‐budaknya sebagai istri.<br />
▪ 2:541 ― Suatu ketika Muhammad pernah berkata, “Oh, para wanita! Saya belum<br />
pernah melihat seorang pun yang daya intelektualnya lebih rendah dari seorang<br />
wanita.”<br />
Peperanganpeperangan yang Dilakukannya<br />
Setelah Muhammad meninggalkan Mekah <strong>dan</strong> berdiam di Medinah, dia siap untuk<br />
membalas dendam kepada orang‐orang Mekah yang menolak dia. Serangan<br />
pertamanya yang berhasil di Nakhla terjadi selama salah satu <strong>bulan</strong> suci. Biasanya<br />
masyarakat Arab mengadakan genjatan senjata dalam <strong>bulan</strong>‐<strong>bulan</strong> suci supaya mereka<br />
dapat berdagang dengan aman, sehingga para penjaga kota tidak menyangka akan ada<br />
peperangan.<br />
Tentunya, setelah itu Allah mengirim kepada Muhammad sebuah “wahyu” dengan<br />
mengikuti perintah nabi, delapan orang menyerang <strong>dan</strong> menangkap kafilah,<br />
membunuh salah satu penjaga dalam perjalanan. Itulah pertumpahan darah pertama<br />
oleh tangan Muhammad. Orang‐orang Arab <strong>dan</strong> juga orang‐orang Muslim <strong>sang</strong>at kaget<br />
dengan pengkhianatan nabi, yaitu menyerang selama masa genjatan senjata yang telah<br />
disetujui bersama. Sura 2:217, menjelaskan kepada orang lain bahwa itu adalah<br />
kehendak Allah.<br />
153