Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />
menyesatkan kebanyakan (manusia); <strong>dan</strong> janganlah Engkau tambahkan lagi orang‐<br />
orang yang zalim itu selain kesesatan.” (Sura 71:23)<br />
Jelas disini bahwa Muhammad <strong>sang</strong>at menentang penyembahan berhala. Ia<br />
menyebutkan beberapa nama yang telah kita sebutkan sebelumnya. Catatan dalam<br />
terjemahan Al‐qur’an Pickthall’s bahkan menyatakan bahwa nama‐nama itu adalah<br />
nama dewa‐dewi Arab. (Saya merasa ganjil dengan hal ini, karena: dewa‐dewa ini<br />
disembah pada masa Muhammad di Arabia. Bagaimana mereka mendapatkan cerita Air<br />
Bah pada masa Nuh, yang telah lewat beribu‐ribu tahun lalu? Apakah ini gagasan Islam<br />
tentang sejarah?)<br />
Ada masalah lain yang cukup serius dengan daftar nama‐nama itu. Ada yang<br />
terabaikan? Hubal! Bukankah hal ini agak ganjil, Muhammad mendaftarkan nama‐<br />
nama dewa‐dewi yang lain, tetapi tidak menyebutkan nama Hubal, yang berdiri di atas<br />
Ka’bah, dewa utama di tanah kelahiran Muhammad? Kita mengetahui dari sejarawan<br />
muslim bahwa Hubal musnah bersamaan dengan dewa‐dewa yang lainnya, tetapi<br />
mengingat bahwa Hubal adalah dewa utama di Mekah, bagaimana Muhammad dapat<br />
mengabaikannya dalam daftar nama dewa‐dewi yang dilarang untuk disembah?<br />
Ini pendapat saya: Pengikut Muhammad yang pertama nampaknya berasal dari<br />
para pengikut Hubal. Muhammad mempertobatkan mereka dengan mengatakan bahwa<br />
dewa tertinggi (allah) harus disembah secara langsung, tidaklah benar untuk<br />
menyembahnya melalui Hubal. Hal ini mungkin tidak masalah bagi mereka, karena<br />
mereka tetap memiliki allah, bahkan tidak masalah juga untuk merobohkan patung<br />
Hubal, jika mereka berpikir bahwa Hubal <strong>dan</strong> allah adalah sama. karena itulah tidak<br />
boleh ada patung mewakilinya. Tentu saja, dalam keadaan seperti ini, Muhammad tidak<br />
mungkin dapat melarang penyembahan kepada Hubal, melarang Hubal sama seperti<br />
melarang allah, sehingga nama Hubal diabaikan dari daftar nama‐nama dewa‐dewi<br />
yang dilarang untuk disembah. Lihatlah beberapa nama‐nama itu di dalam Sura 53<br />
“Bintang”, Sura 54 “Bulan”, Sura 85 “Gugusan bintang”, Sura 86 “Bintang Fajar”, Sura 91<br />
“Matahari” (Shams, sama seperti dewa diatas atap Ka’bah).<br />
Satu hal lagi, mengapa Muhammad (atau jika kalian lebih setuju itu allah)<br />
bersumpah atas matahari, <strong>bulan</strong> <strong>dan</strong> bintang? Mengapa pencipta bersumpah atas<br />
ciptaannya? Tuhan orang Ibrani <strong>dan</strong> Kristen bersumpah dalam Yeremia 44:26, tetapi<br />
dia bersumpah atas namanya sendiri, dengan apakah lagi allah bersumpah? Tetapi<br />
‘allah’ bersumpah atas bintang, matahari, <strong>dan</strong> <strong>bulan</strong> pada waktu‐waktu tertentu.<br />
QUR’AN 74:32, “Sekali‐kali tidak, demi <strong>bulan</strong>, <strong>dan</strong> malam ketika telah berlalu…”<br />
QUR’AN 9:1, ayat 1‐2 dia berkata, “demi matahari <strong>dan</strong> cahayanya di pagi hari, <strong>dan</strong><br />
<strong>bulan</strong> apabila mengiringinya.”<br />
Hal ini menarik, karena dalam bahasa aslinya yaitu Arab, Matahari memakai kata<br />
jenis maskulin, <strong>dan</strong> Bulan memakai kata jenis feminim, mungkin dengan pemikiran<br />
<strong>bulan</strong> sebagai dewa <strong>bulan</strong> dari daerah Utara Arab.<br />
QUR’AN 56:75, “Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang‐<br />
bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu<br />
mengetahui, sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang <strong>sang</strong>at mulia”<br />
124