You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />
Ketiga dewi ini <strong>sang</strong>at terkenal. Ketiga dewi ini, <strong>dan</strong> juga Hubal, <strong>sang</strong>at senang<br />
dengan persembahan korban manusia. Menurut Khairt al‐Saeh:<br />
“Sebagaimana penyembahan berhala <strong>dan</strong> rohroh, ditemukan di binatangbinatang,<br />
tanamantanaman, bebatuan, <strong>dan</strong> air. Arab kuno percaya pada beberapa dewadewi<br />
besar yang mereka pikir memegang kekuasaan tertinggi atas semua hal, yang paling<br />
terkenal diantaranya adalah AlLat, AlUzza, Manat, <strong>dan</strong> Hubal. Ketiga dewa yang<br />
pertama dipercaya sebagai putriputri allah (tuhan) <strong>dan</strong> karena itulah perantaraan<br />
mereka atas nama penyembah mereka menjadi sesuatu yang <strong>sang</strong>at penting.”<br />
Yusuf Ali mengatakan beberapa hal tentang putri‐putri ‘allah’ di halaman 1445 dari<br />
terjemahannya, footnote 5096. Dia menjelaskan bahwa Lat, Uzza <strong>dan</strong> Manat dikenal<br />
sebagai “Putri‐putri al‐lah”! Al‐Saeh <strong>dan</strong> Ali, keduanya menghubungkan ketiga “putri‐<br />
putri” itu dengan ‘al‐lah’! Arkeologi menghubungkan “putri‐putri ‘al‐lah’ yang sama<br />
dengan Hubal. Prasasti tertua dimana nama Hubal ditemukan di dalamnya di temukan<br />
di Nabatea, di daerah barat laut Arabia, di daerah Barat Laut perbatasan Hijaz. Prasasti<br />
itu menghubungkan Hubal dengan “Ma‐Na‐Wat”. Kata “Ma‐Na‐Wat” berasal dari tiga<br />
kata yang dijadikan satu, mengacu kepada tiga dewi: Manat, Uzza, <strong>dan</strong> Lat.<br />
Ini sama dengan “Putri‐putri al‐lah” yang dilambangkan di batu‐batu yang digali<br />
oleh arkeolog di daerah Utara Arabia, ketiga putri yang sama terlihat bersamaan<br />
dengan <strong>bulan</strong> sabit, dewa <strong>bulan</strong>. Menaungi mereka semua. Mungkinkah bapak mereka,<br />
‘allah; adalah dewa <strong>bulan</strong>? Hal ini <strong>sang</strong>at mungkin.<br />
Ketiga dewi ini mempunyai ikatan langsung dengan dewa <strong>bulan</strong>. Ketiga dewi ini<br />
disebut sebagai putri‐putri ‘allah’. Ada beberapa pendapat yang berbeda tentang hal<br />
ini, tapi bukti‐buktinya belum meyakinkan.<br />
d. AyatAyat setan<br />
Pada masa pra‐Islamik Arab, khususnya pada suku Muhammad, mempunyai<br />
kebiasaan berjalan mengelilingi Ka’bah, sebagaimana ziarah haji yang dilakukan pada<br />
masa kini, tetapi kata‐kata yang dipakai untuk pujian agak berbeda. Mereka akan<br />
mengulangi pujian‐pujian itu sambil berjalan mengelilingi, lalu mereka akan berseru:<br />
“dengan Allat <strong>dan</strong> Aluzza, <strong>dan</strong> Manat dewi ketiga disamping. Mereka benarbenar dewidewi<br />
yang <strong>sang</strong>at di tinggikan, dimana perantaraan mereka <strong>sang</strong>at diperhatikan”.<br />
Hadit al‐Ghamic al‐Ula, dari At‐Tabari, <strong>dan</strong> Ibnu‐Sah (sejarawan muslim awal yang<br />
terpan<strong>dan</strong>g) memberikan sebuah cerita. Saya menceritakannya sebagai berikut:<br />
Pada masa permulaan karirnya, Muhammad melihat bahwa dia dapat<br />
menaklukan Mekah, jika dia membiarkan mereka untuk menyembah putri‐putri<br />
dewa <strong>bulan</strong>, Al‐Lat, Al‐Uzza, <strong>dan</strong> Manat. Suatu hari, sementara duduk dengan<br />
beberapa orang terkemuka di Mekah, dekat Ka’bah, dia mulai mengkisahkan sura<br />
53, yang berbicara tentang kunjungan malaikat Gabriel yang pertama kepa<strong>dan</strong>ya.<br />
Kemudian dia meneruskan beberapa “wahyu dari allah” dimana dia berkata:<br />
“Bagaimana pendapatmu tentang Lat <strong>dan</strong> Uzza <strong>dan</strong> Manat, dewi ketiga di sisinya? Ini<br />
adalah tiga wanita yang perantaraannya <strong>sang</strong>at diperlukan!” (kata yang sama<br />
dipakai oleh pemuja berhala saat memuji dewi‐dewi)<br />
Para penyembah berhala di Mekah <strong>sang</strong>at senang dengan hal ini, tetapi pengikut<br />
Muhammad <strong>sang</strong>at marah. Nabi mereka berbalik dari perkataannya. Ketika jelas<br />
bahwa dia membuat kesalahan kebijakan yang besar, wahyu lain diberikan,<br />
122