Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />
“Disinilah… dewadewa praIslamik di Arab berdiam: Hubal, Dewa <strong>bulan</strong> dari Syria;<br />
AlUzza, dewa yang berkuasa di Mesir yang dikenal sebagai Isis <strong>dan</strong> di Yunani yang<br />
dikenal sebagai Aphrodite…”<br />
Azrarki, dalam bukunya menyebut Hubal sebagai dewa <strong>bulan</strong>. Ini berarti bahwa<br />
Hubal mempunyai hubungan dengan matahari, <strong>bulan</strong> <strong>dan</strong> bintang. Dia tidak<br />
menyebutkan spesifik seperti Ayaoub atau Aslan, tetapi pada dasarnya mereka<br />
menyatakan poin yang sama.<br />
“Di dalam Ka’bah, Hubal harus menjaga karakter asli sebagai dewa bintang; tetapi<br />
katakter terbesarnya adalah sebagai dewa perantara. Bahkan, di depan dewa<br />
Huballah mereka melemparkan panah undian, untuk mengetahui apa yang harus<br />
mereka lakukan.”(AlAzrarki, 31)<br />
Azrarki juga menyebut Hubal sebagai “dewa perantara” apa artinya? “perantara”<br />
artinya adalah seseorang (sesuatu) yang menyampaikan pesan kepada seseorang<br />
(sesuatu) yang lebih tinggi. Hubal, nampaknya melayani sebagai jembatan untuk dewa<br />
yang memiliki kekuasaan lebih tinggi. Orang berdoa, kepada dewa yang “tertinggi”<br />
melalui dewa yang lebih rendah ini”. Dua sejarawan muslim pada abad permulaan<br />
Islam memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang Azrarki bicarakan.<br />
Ibnu Kathir <strong>dan</strong> Ibnu Ishaq menyatakan:<br />
Dinyatakan bahwa ketika ‘Abdul alMuttalib menerima perlawanan dari suku Qurais<br />
dalam menggali zamzam (sumur terkenal, di samping Ka’bah, di Mekah), dia berjanji<br />
jika dia diberikan 10 anak, yang besar nanti dapat melindungi dia, dia akan<br />
mengorbankan satu anaknya kepada ‘allah’ di Ka’bah… (tahuntahun berikutnya,<br />
dia memiliki 10 anak, <strong>dan</strong>…) sehingga mereka kembali ke Mekah <strong>dan</strong>… Abdul<br />
Muttalib berdiri di hadapan Hubal <strong>dan</strong> berdoa kepada ‘allah’. Kemudian dia<br />
mempersembahkan Abdullah (Ayah Muhammad) <strong>dan</strong> 10 unta sebagai kurban<br />
persembahan <strong>dan</strong> melemparkan panah undian. (Melemparkan panah undian adalah<br />
cara untuk mengetahui kehendak bilah’, seperti dadu undian). Dia ingin tahu apakah<br />
dia harus tetap meneruskan mempersembahkan anaknya, hasilnya adalah dia tidak<br />
perlu mempersembahkan anaknya). Pada saat itu orang dari suku Qurais berkata<br />
kepada Abdul Muttalib yang berdiri di dekat Hubal <strong>dan</strong> se<strong>dan</strong>g berdoa kepada bilah’,<br />
“Sudah Selesai! Allahmu berkenan kepadamu. O’ Abdul Muttalib…” (Ibid. p.126)<br />
Dua kali disebutkan bahwa kakek Muhhammad berdiri di hadapan Hubal, berdoa<br />
kepada ‘allah’. Ini mendukung apa yang di katakan oleh Azrarki. Nampaknya Hubal<br />
adalah dewa lokal, dimana orang Arab pergi kepa<strong>dan</strong>ya untuk sampai kepada dewa<br />
tertinggi, ‘allah’.<br />
Ada kemungkinan bahwa Hubal adalah dewa perantara ataupun bilah’ itu sendiri,<br />
tetapi hal ini tidak membuat satu perbedaan pun. Catatan yang penting disini adalah<br />
baik pergi ke dewa <strong>bulan</strong> untuk sampai kepada bilah’ atau dewa <strong>bulan</strong> itu adalah bilah’,<br />
jelas bahwa ‘allah’, sebagaimana yang dikenal oleh para penyembah dewa di Arab,<br />
dalam cara tertentu, memiliki hubungan yang dekat dengan dewa <strong>bulan</strong>.<br />
Khairt‐Al Saleh, di halaman 29 dalam bukunya “Fabled Cities, Privices and Jin from<br />
Arab Myths and Legends” diterbitkan tahun 1985, mengatakan beberapa hal lain<br />
tentang Hubal:<br />
120