19.04.2013 Views

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

sang-putra-dan-sang-bulan-curt-fletemier-rev-2-1

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SANG PUTRA DAN SANG BULAN<br />

terangkat menyembah <strong>bulan</strong> sabit yang ada diatasnya. Pada situs yang sama mereka<br />

juga menemukan bagian dari patung yang lainnya dengan tulisan yang<br />

mengidentifikasi mereka sebagai “Putri‐putri dari tuhan (God)”. (Lihat lampiran<br />

gambar no. 13 <strong>dan</strong> 14)<br />

Pada akhirnya Babilonia mengalahkan kekaisaran Assyirian <strong>dan</strong> membangun<br />

kekaisarannya sendiri, dalam puisi kepahlawanan Babilonia yang terkenal, “Enuma<br />

Elish”, dewa <strong>bulan</strong> Sin, mengambil peranan. (Lihat lampiran gambar no. 9)<br />

Kota Ur <strong>sang</strong>at terobsesi dengan dewa <strong>bulan</strong> sehingga mereka menyebutnya<br />

dengan nama mereka di beberapa batu ukiran yang ditemukan, nama Ziggurat Nanar<br />

ada juga disitu. Sir Léonard Wooley menemukan kuil untuk dewa <strong>bulan</strong> di Ur, <strong>dan</strong><br />

menggali banyak sekali contoh‐contoh penyembahan dewa <strong>bulan</strong>. Semua benda‐benda<br />

itu sekarang dimuseumkan di museum Inggris, London. Batu ukiran Ur‐Nammu<br />

mempunyai simbol <strong>bulan</strong> sabit yang ditempatkan diatas daftar nama‐nama dewa,<br />

menunjukkan bahwa dewa <strong>bulan</strong> adalah yang dewa yang terutama. (Lihat lampiran<br />

gambar no. 10)<br />

Kota lain yang menjadi pusat penyembahan dewa <strong>bulan</strong> adalah Harran. Sejarawan<br />

kuno, Herodotus, dalam IV 13, 7, membicarakan mengenai kota itu <strong>dan</strong> kuil dewa<br />

<strong>bulan</strong>nya. Kuil itu selalu dibangun <strong>dan</strong> dikembangkan berulangkali pada masa itu, oleh<br />

raja‐raja terkenal seperti Shalmanezer, Assur‐Bani‐pal, <strong>dan</strong> Nabonidus. Reruntuhannya<br />

masih dapat dilihat sampai sekarang. Dari tahun 1.900 SM sampai 900 SM, raja‐raja<br />

yang berkuasa diharapkan untuk bersumpah atas namanya (dewa <strong>bulan</strong>) dalam segala<br />

bentuk perjanjian (fakta) penting yang mereka buat, mereka memperoleh kekuatan<br />

darinya. Namanya masih dapat ditemukan dalam tulisan kuno berbentuk baji <strong>dan</strong><br />

dalam batu‐batu tulis. Di kemudian waktu, kita membaca dalam sejarah Roma bahwa<br />

kaisar Caracala terbunuh setelah dia kembali dari mengunjungi kuil dewa <strong>bulan</strong> di<br />

Harran.<br />

Harran memiliki versi Allahnya sendiri yang sudah diketahui dengan baik oleh<br />

mereka yang belajar Perjanjian Lama. Dilihat dari hasil penelitian, Harran memiliki<br />

BAAL‐nya sendiri. Tetapi di Harran, kita mendapatkan informasi bahwa BAAL adalah<br />

perwuju<strong>dan</strong> lain dari dewa <strong>bulan</strong>.<br />

Sebagai tambahan atas berbagai nama yang diberikan pada dewa <strong>bulan</strong>, suku yang<br />

berbeda terka<strong>dan</strong>g memberikan gagasan yang berbeda tentang dewa <strong>bulan</strong>. Beberapa<br />

suku di Arab Utara percaya bahwa dewa <strong>bulan</strong> adalah seorang wanita, jadi mereka<br />

memiliki DEWI Bulan.<br />

Bagian Utara Madinah (Arab)<br />

Orang Arab mungkin telah menyembah dewa <strong>bulan</strong> sejak ribuan tahun lalu. Ribuan<br />

benda‐benda peninggalan telah ditemukan dalam tanah <strong>dan</strong> pasir di daerah Timur<br />

Tengah, termasuk Arab. Simbol <strong>bulan</strong> sabit telah ditemukan di materai, batu tulis,<br />

barang tembikar, jimat‐jimat, benda dari tanah liat, timbangan, anting‐anting, kalung,<br />

<strong>dan</strong> benda‐benda yang lainnya.<br />

Kita tahu dari catatan bahwa raja Babilonia yang terakhir, Nabonidus, pergi ke<br />

Tayma, di Hijaz, 1.000 tahun sebelum Muhammad lahir. Dia tinggal disana untuk<br />

beberapa waktu, <strong>dan</strong> sementara ia disana, ia membuat Tayma menjadi pusat untuk<br />

penyembahan dewa <strong>bulan</strong>. Banyak sekali ditemukan naskah yang menyangkut<br />

penyembahan dewa <strong>bulan</strong> diarea itu, termasuk “Steele of Nabonidus”. Dalam ukiran<br />

pahat kuno itu raja sendiri terlihat bersamaan dengan simbol <strong>bulan</strong> sabit besar di<br />

sebelahnya. (Lihat lampiran gambar no. 8)<br />

117

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!