18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

menyalahi prinsip asas imparsialitas dan independensi suatu sistem peradilan serta<br />

menyimpang dari sistem hukum yang berlaku.<br />

Panitia Khusus RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997<br />

tentang Peradilan Militer dibentuk dalam Rapat Paripurna Dewan tanggal 28 Juni<br />

2005. Dalam perjalanannya, panitia khusus ini telah melakukan proses panjang untuk<br />

menggodok materi RUU selama 4 tahun. Namun sayang, hingga akhir masa bakti<br />

jabatan mereka, panitia khusus ini belum berhasil menyelesaikan RUU ini dan masih<br />

meninggalkan pekerjaan rumah dalam proses reformasi sektor keamanan Indonesia,<br />

khususnya melanjutkan agenda pemisahan yurisdiksi peradilan militer dengan<br />

peradilan umum untuk jenis tindak pidana yang berbeda (pidana militer dan pidana<br />

non-militer); serta menghadirkan reformasi prosedural terhadap sistem yang selama<br />

ini belum bisa memberikan prinsip-prinsip jaminan independensi pengadilan<br />

khususnya kepada korban pelanggaran HAM.<br />

Melalui dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh Komisi III DPR, khususnya dalam<br />

pembahasan RUU Peradilan Militer No 31 Tahun 2007 baik yang dilakukan oleh Tim<br />

Pansus dan Tim Panja, KontraS membuat analisa komprehensif atas langkah-langkah<br />

inisiatif yang telah dilakukan oleh DPR dan pemerintah yang diwakili oleh<br />

Departemen Pertahanan khususnya untuk memutus mata rantai impunitas yang<br />

selama ini berlindung di balik mekanisme hukum militer.<br />

Pada rapat-rapat permulaan periode 2005-2006, DPR mulai melakukan rapat<br />

konsultasi yang diikuti oleh wakil-wakil fraksi secara terbuka untuk memutuskan<br />

komposisi pimpinan pansus. Selain itu, proses ini juga digunakan untuk<br />

mengelaborasi kebutuhan-kebutuhan dalam rangka mempersiapkan pansus. Pansus<br />

juga mulai mempertimbangkan untuk melibatkan komponen masyarakat sipil,<br />

kelompok badan-badan pemerintah, kelompok perguruan tinggi dan kelompok<br />

pakar.124 Pada periode tersebut Pansus juga lebih banyak mengelaborasi problem<br />

kompetensi pengadilan dalam lingkungan militer dan masalah acara pemeriksaan<br />

koneksitas, dengan meminta pandangan dari fraksi-fraksi yang terlibat.<br />

Periode yang sama juga digunakan oleh pansus untuk menggelar rapat kerja yang<br />

melibatkan seluruh komponen pemerintah yang memiliki persinggungan dengan<br />

perubahan RUU ini. Rapat yang dilakukan terbuka untuk umum antara DPR dengan<br />

Menteri Departemen Hukum dan HAM serta Sekjen Pertahanan digunakan pansus<br />

untuk menyampaikan informasi seputar aktivitas yang telah dilakukan mereka.125<br />

124 Dokumen Rapat Intern II, dihadiri 37 dari 50 anggota dan dipimpin oleh Sidharto<br />

Danusubroto, Jakarta 14 September 2005.<br />

125 Dokumen Rapat Kerja ke-2 dengan Kapolri, dihadiri 34 anggota Pansus dari 50 anggota dan<br />

diikuti oleh Menteri Pertahanan dan Menteri Hukum dan HAM. Rapat ini digunakan untuk<br />

85

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!