18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

BAB III<br />

PERADILAN MILITER INDONESIA<br />

Evolusi perjalanan peradilan militer di Indonesia sarat dengan munculnya berbagai<br />

permasalahan. Persoalan-persoalan tersebut melingkupi persoalan sejarah militer<br />

Indonesia yang sangat dominan di masa Orde Baru sehingga aturan-aturan hukum<br />

yang terkait dengan militer sangat eksklusif dan diskriminatif terhadap kelompok<br />

masyarakat sipil. Persoalan lain adalah persoalan diskontektualitas UU No 31 Tahun<br />

1997 tentang Peradilan Militer terkait dengan reformasi peradilan secara umum di<br />

Indonesia. Terakhir adalah persoalan dominasi institusi atau pimpinan TNI (ABRI)<br />

dalam sistem peradilan militer Indonesia. Persoalan terakhir ini bisa dikatakan sebagai<br />

ruang penciptaan impunitas (ketiadaan hukuman atas sebuah kejahatan).<br />

III.1 ‘Hukum Militer’ di Indonesia: Eksklusif dan Diskriminatif<br />

Mengingat bahwa UU No 31 Tahun 1997 muncul di masa pemerintahan Orde Baru,<br />

pantaslah jika UU ini mengandung sejumlah ketimpangan dari perspektif hukum dan<br />

peradilan yang ideal. Mengenai hal ini, Daniel Sparingga, ahli politik menjelaskan<br />

bahwa ada 5 faktor yang digunakan Orde Baru untuk melegitimasi dwifungsi atas<br />

keabsahan militer terlibat dalam bidang politik:<br />

“Pertama, ABRI dianggap merupakan bagian yang tak terpisahkan<br />

dari rakyat. Sokongan utama dari argumentasi ini datang dari<br />

kenyataan bahwa ABRI terlahir dari kekuatan rakyat. Fakta bahwa<br />

ABRI dibentuk oleh kekuatan-kekuatan milisi, bukan oleh<br />

pemerintah, seringkali digunakan untuk memperkuat argumentasi<br />

ini. Kedua, sejak awalnya ABRI terlibat dalam masalah-masalah<br />

non profesional kemiliteran—sesuatu yang kemudian melindasi<br />

argumentasi bahwa keterlibatan militer dalam masalah sosial dan<br />

politik adalah bagian integral dari sejarah perkembangan politik di<br />

Indonesia. Ketiga, ABRI merupakan satu-satunya kekuatan efektif<br />

yang dalam sejarahnya selalu tampil sebagai penyelamat negara<br />

proklamasi kemerdekaan 1945. keberhasilan “memadamkan”<br />

berbagai peristiwa pemeberontakan dan/atau separatisme yang<br />

dipandang telah mengancam keutuhan negara nasional, termasuk<br />

diantaranya peristiwa PERMESTA, DI/TII dan G-30S PKI,<br />

seringkali dipakai memperkuat klaim ini. Keempat, Indonesia yang<br />

merupakan masyarakat plural dan heterogen ini dipahami sebagai<br />

masyarakat yang memiliki potensi besar bagi berkembangnya<br />

antagonisme etnis, agama, ras dan golongan (baik yang timbul<br />

karena perbadaan kelas maupun aliran ideologi) – SARA. Pada saat<br />

37

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!