18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

preventif berulangnya pelanggaran HAM di masa depan (prinsip guarantee of nonrepetition).<br />

Mekanisme effective remedy ditegaskan oleh kovenan ini harus bisa<br />

ditangani oleh mekanisme peradilan (hukum), dalam hal ini setiap pelanggaran HAM<br />

harus bisa dilakukan investigasi, proses penuntutan, pengadilan, dan penghukuman<br />

bagi pelaku, sementara korban harus diberikan ganti rugi/reparasi, baik rehabilitasi,<br />

restitusi, atau kompensasi. Kegagalan memenuhi standar tersebut merupakan sebuah<br />

impunitas.<br />

Ketiga, terdapat perkembangan terbaru tentang prinsip due obedience dan<br />

pertanggungjawaban atasan (responsibility of the superior) di mana berbagai sistem<br />

peradilan militer yang lama masih belum mengadopsinya. Prinsip due obedience<br />

adalah berlakunya pertanggungjawaban pidana individual suatu anggota militer atas<br />

suatu tindak pelanggaran HAM yang serius (eksekusi di luar proses hukum,<br />

penyiksaan, penghilangan paksa, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, dan<br />

sebagainya) terlepas tindakannya tersebut merupakan perintah dari atasannya.<br />

Sementara itu prinsip pertanggungjawaban atasan menegaskan bahwa seorang atasan<br />

tetap memiliki tanggung jawab pidana atas terjadinya suatu pelanggaran serius HAM<br />

yang dilakukan oleh bawahannya bila atasan tersebut gagal menjalankan<br />

kewenangannya untuk mencegah atau menghambat terjadinya kejahatan tersebut jika<br />

ia memiliki informasi yang bisa membuatnya untuk tahu bahwa kejahatan tersebut<br />

akan dilakukan.62 Dalam tulisan di bagian lain terlihat bahwa kedua prinsip ini belum<br />

diadopsi dalam sistem peradilan militer di Indonesia sehingga banyak para atasan<br />

bebas dari pertanggungjawaban pidananya atas kejahatan serius yang dilakukan oleh<br />

bawahannya.<br />

Keempat, juga seringkali diabaikan dalam suatu sistem peradilan miilter adalah<br />

jaminan habeas corpus di mana seseorang memiliki hak untuk menantang keabsahan<br />

penangkapan atau penahanannya di muka suatu pengadilan yang berkompeten,<br />

khususnya peradilan umum. Mekanisme ini termasuk diperbolehkannya hakim yang<br />

memutus gugatan habeas corpus tersebut untuk bisa mengunjungi tempat atau lokasi<br />

penahanan.63<br />

Kelima, seringkali diabaikan dalam sistem peradilan militer di berbagai tempat adalah<br />

jaminan adanya akses para korban pelanggaran HAM -yang dilakukan oleh anggota<br />

militer- terhadap seluruh proses peradilan yang dijalani oleh tersangka pelaku.<br />

62 Emmanuel Decaux, Issue of the Administration of Justice Through Military Tribunals,<br />

E/CN.4/Sub.2/2006/58, Prinsip No 18, hal 22 dan Diane Orentlicher, Updated Set of Principles<br />

for the Protection and Promotion of Human Rights through Action to Combat Impunity,<br />

E/CN.4/2005/102/Add.1, Prinsip No 27, hal 15.<br />

63 Emmanuel Decaux, Issue of the Administration of Justice Through Military Tribunals,<br />

E/CN.4/Sub.2/2006/58, Prinsip No 12, hal 16.<br />

35

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!