menerobos%20jalan%20buntu
menerobos%20jalan%20buntu
menerobos%20jalan%20buntu
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
(crimes against humanity), genosida, dan segala kejahatan lainnya yang dianggap<br />
sebagai pelanggaran serius/berat hukum internasional.60<br />
Selain itu kondisi darurat tetap harus menjamin supremasi prosedur hukum dan tidak<br />
bisa mengecualikan kewajiban negara untuk melakukan suatu effective remedy<br />
terhadap suatu pelanggaran HAM seperti yang diatur oleh Pasal 2(3) Kovenan Sipol.<br />
Dalam Protokol I dari Konvensi Jenewa (12 Agustus 1949) dijelaskan bahwa selama<br />
terjadinya konflik bersenjata internasional tetap ada jaminan fundamental akan suatu<br />
“impartial and regularly constituted court” meski jaminan akan penghargaan terhadap<br />
nilai kemanusian minim. Sementara itu pada Pasal 6 paragraf 2 dari Protokol II<br />
konvensi yang sama, dijelaskan bahwa suatu pengadilan yang independen dan<br />
imparsial harus menjadi suatu jaminan fundamental selama konflik bersenjata.61<br />
Kedua, sudah menjadi suatu kebiasaan dalam perspektif HAM bahwa setiap<br />
mekanisme yudisial apa pun harus memiliki “suatu koreksi” ketika sistem tersebut<br />
tidak berjalan baik dan disalahgunakan oleh suatu pejabat negara. Mekanisme koreksi<br />
ini –yang dikenal sebagai effective remedy mengacu pada Pasal 2(3), 9(5), 14(6) dari<br />
ICCPR. Penyalahgunaan kekuasaan lewat mekanisme peradilan militer juga<br />
merupakan suatu pelanggaran HAM, yang sering dianalogikan dengan penyakit dan<br />
penyelesaiannya adalah dengan pengobatan atau pemulihan (remedy). Pemulihan<br />
(remedy) ini merupakan tanggung jawab dan tugas negara yang sangat sentral dalam<br />
kovenan ini. Pemulihan yang efektif (effective remedy). Mekanisme effective remedy<br />
ini sendiri bisa dikategorikan sebagai rights to remedy, di mana kelompok korban<br />
adalah kelompok yang paling berkepentingan dan hak ini melekat dalam dirinya<br />
(inalienable rights). Kategori hak ini sering dikenal sebagai Hak-Hak<br />
Korban/Victim’s Rights. Mekanisme dan hak effective remedy ini tercantum di<br />
berbagai instrumen internasional: DUHAM (Pasal 8), Kovenan Sipol (Pasal 2 ayat 3<br />
dan Pasal 9 ayat 5), Konvensi Menentang Penyiksaan (Pasal 14), CERD (Pasal 6),<br />
Konvensi Hak-Hak Anak (Pasal 39), Declaration on the Protection of All Persons<br />
from Enforced Dissapearance (Pasal 19), Declaration of Basic Principles of Justice<br />
for Victims of Crimes and Abuse of Power (Prinsip 11, 18, dan 19) dan Principles on<br />
the Effective Prevention and Investigation of Extra-legal, Arbitrary and Summary<br />
Excecutions (Prinsip 20). Terakhir studi terpadu soal effective remedy khusus untuk<br />
pelanggaran berat atau kejahatan serius HAM dibuat dalam Set of Principles for The<br />
Protection and Promotion of Human Rights through Action to Combat Impunity.<br />
Pemulihan yang efektif (effective remedy), selain sebagai bentuk penyelesaian atas<br />
terjadinya pelanggaran HAM, namun juga sekaligus sebagai mekanisme jaminan<br />
60<br />
Komentar Umum Komite HAM No 29: Keadaan Darurat (paragraf 9, 11, dan 12). UN Doc.<br />
HRI/GEN/1/Rev.7.<br />
61<br />
Emmanuel Decaux, Issue of the Administration of Justice Through Military Tribunals,<br />
E/CN.4/Sub.2/2006/58, Prinsip No 4, hal 9.<br />
34