18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Delapan Tahun Tragedi 28 September Lampung (UBL Berdarah)<br />

Hari ini tepat delapan tahun Tragedi 28 September Lampung. Saat itu dua<br />

orang mahasiswa Universitas Negeri Lampung, Yusuf Rizal dan Saidatul Fitria<br />

meninggal dunia, sementara 44 orang mahasiswa luka-luka akibat serbuan<br />

aparat militer dan Polres Bandar Lampung ke dalam kampus Universitas<br />

Bandar Lampung. Peristiwa ini merupakan tragedi kekerasan kepada<br />

mahasiswa terbesar di Lampung.<br />

Peristiwa kekerasan ini tak dapat dilepaskan dari rangkaian peristiwa<br />

sepanjang September 1999, dimana mahasiswa di hampir seluruh wilayah<br />

Indonesia melakukan aksi demonstrasi menolak penerapan UU<br />

Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB) dan pencabutan Dwi Fungsi ABRI,<br />

yang dianggap bertentangan dengan HAM, mengancam kebebasan<br />

warganegara serta menguatkan kembali posisi ABRI (TNI). Puncaknya, pada<br />

24 September 1999, aparat ABRI melakukan penembakan kepada mahasiswa<br />

(Yap Yun Hap) dan masyarakat di kawasan Semanggi, sesaat setelah<br />

pemerintah mengumumkan penundaan pemberlakuan RUU PKB (dikenal<br />

dengan peristwa Semanggi II).<br />

Pasca peristiwa tersebut terjadi peningkatan aksi-aksi penolakan terhadap<br />

RUU PKB serta solidaritas terhadap korban Semanggi II di beberapa wilayah<br />

Indonesia. Termasuk aksi demonstrasi di Lampung, 28 September 1999 dan di<br />

Palembang, 5 Oktober 1999 Namun aparat kepolisian dan TNI meresponnya<br />

dengan melakukan penembakan dan kekerasan kepada para demonstran, yang<br />

menewaskan dua orang mahasiswa Universitas Lampung dan Meyer<br />

Ardiansyah, mahasiswa IBA Palembang.<br />

Dalam laporan Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM Trisakti Semanggi I dan<br />

II tahun 2002 lalu, ditemukan bukti permulaan yang cukup terjadinya<br />

kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes against humanity) dalam rangkaian<br />

peristiwa kekerasan terhadap mahasiswa sejak Mei 1998 hingga Oktober 1999.<br />

KPP HAM TSS juga menemukan bahwa tindak kekerasan terhadap mahasiswa<br />

saat itu merupakan kebijakan pemerintah dalam menghadapi gelombang<br />

251

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!