18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(c) Memiliki akses pada pemulihan yudisial untuk menentang keputusan<br />

dan aturan oleh peradilan militer yang bertentangan dengan hak dan<br />

kepentingan mereka;<br />

(d) Dilindungi dari berbagai perlakuan buruk dan intimidasi atau celaan<br />

yang bisa muncul akibat partisipasi mereka dalam proses yudisial.<br />

Kerap kali, korban tidak dilibatkan dari investigasi ketika yurisprudensi militer<br />

berlaku; ini membuat kasus kasus mudah diselesaikan atau diatur dan melanggar hak<br />

dan kepentingan korban. Ketidakadilan di mata hukum ini harus diakhiri, atau dibatasi<br />

secara tegas. Kehadiran korban dan atau ahli warisnya harus menjadi kewajiban, atau<br />

korban harus dihadirkan atas permintaan mereka, pada tiap tahap investigasi dan<br />

pembacaan tuntutan, dengan akses pada semua bukti dalam berkas.<br />

Prinsip No 17<br />

Prosedur peninjauan dalam peradilan biasa<br />

Dalam semua kasus dimana pengadilan militer hadir, otoritas mereka harus<br />

dibatasi dari awal. Konsekuensinya, prosedur peninjauan, terutama banding<br />

harus dibawa pada pengadilan sipil. Dalam segala situasi, pertikaian mengenai<br />

legalitas harus diselesaikan dalam peradilan sipil tertinggi. Konflik wewenang<br />

dan yuridiksi antara pengadilan militer dan peradilan biasa harus diselesaikan<br />

oleh badan yudisial yang lebih tinggi seperti Mahkamah Agung atau Mahkamah<br />

Konstitusi, yang membentuk sistem peradilan biasa dan berisikan hakim yang<br />

independen dan imparsial.<br />

Dalam resolusi 2005/30 tentang “Integritas Sistem yudisial”, Komisi HAM<br />

menggarisbawahi isu ini dengan merujuk pada “prosedur yang diakui berdasarkan<br />

hukum internasional untuk menjamin peradilan yang adil, termasuk hak mengajukan<br />

banding atas sebuah keputusan dan hukuman” (para. 8).<br />

Sementara sisa pemeliharaan peradilan militer tingkat pertama bisa dijustifikasi oleh<br />

otoritas fungsional mereka, tidak ada justifikasi eksistensi hierarki paralel pengadilan<br />

militer yang terpisah dari peradilan biasa. Tentu saja, persyaratan administrasi<br />

keadilan yang layak dari peradilan militer menyatakan bahwa pemulihan, terutama<br />

melibatkan tantangan atas legalitas, diperdengarkan di peradilan militer. Dengan cara<br />

ini, pada tahapan banding atau setidaknya pada tahap kasasi, pengadilan militer akan<br />

membentuk “bagian tak terpisahkan dari sistem yudisial umum”. Prosedur<br />

peninjauan seperti itu harus tersedia bagi tertuduh dan korban; ini mensyaratkan<br />

korban diizinkan berpartisipasi dalam proses hukum, terutama dalam tahap<br />

pengadilan.<br />

213

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!