18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ketentuan ini juga ditegaskan oleh UN Basic Principles on the Independence of the<br />

Judiciary, suatu panduan (soft law) yang khusus berisi prinsip-prinsip independensi<br />

peradilan. Basic Principles ini secara implisit menyatakan bahwa setiap orang berhak<br />

diadili oleh suatu peradilan sipil umum ketimbang diadili oleh suatu tribunal khusus<br />

yang tidak menjamin prinsip-prinsip fair trial:<br />

“Everyone shall have the right to be tried by ordinary courts or tribunals<br />

using established legal procedures. Tribunals that do not use the duly<br />

established procedures of the legal process shall not be created to<br />

displace the jurisdiction belonging to the ordinary courts or judicial<br />

tribunals.”23<br />

Keempat, terkait dengan instrumen HAM internasional pokok lainnya (Konvensi<br />

Hak-Hak Anak) yurisdiksi peradilan militer juga tidak diperbolehkan untuk mengadili<br />

anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun.24<br />

II.3. Yurisdiksi Peradilan Militer untuk Hanya Tindak Pelanggaran Pidana Militer<br />

Yurisdiksi subjek pelaku tindak pidana (ratione personae) selain dibatasi hanya<br />

kepada personel militer, juga dibatasi hanya untuk tindak pelanggaran (pidana) militer<br />

(military offences).25 Dalam konteks ini pelanggaran (pidana) militer dibedakan<br />

dengan tindak pidana umum. Tidak mudah untuk mendefinisikan secara ketat apa itu<br />

pelanggaran pidana militer (military criminal offences) karena begitu bervariasinya<br />

kategorisasi ini di berbagai kitab hukum pidana militer di dunia.<br />

Di tingkatan hukum internasional pun, terjadi kesulitan untuk mencari rumusan<br />

pelanggaran pidana secara definitif. Terdapat suatu konvensi yang mengatur soal<br />

ekstradisi, European Convention on Extradition 1957, yang secara implisit<br />

membedakan pelanggaran pidana militer dengan tindak pidana umum, yang<br />

Committee, General Comment No 29, 2007 paragraf 22. Hal yang sama dilakukan oleh para<br />

Special Rappourteur di bawah mekanisme (UN) Charter-based Body. Lihat Emmanuel<br />

Decaux, Issue of the Administration of Justice Through Military Tribunals,<br />

E/CN.4/Sub.2/2006/58, 13 Januari 2006, Prinsip No 5; Yuridiksi Peradilan Militer untuk<br />

Mengadili Warga Sipil, paragraf 20-21.<br />

23 UN Basic Principles on the Independence of the Judiciary, Resolusi Majelis Umum PBB<br />

40/32, 29 November 1985 dan 40/146, 13 Desember 1985, paragraf 5.<br />

24 Emmanuel Decaux, Issue of the Administration of Justice Through Military Tribunals,<br />

E/CN.4/Sub.2/2006/58, 13 Januari 2006, Prinsip No 7; Yuridiksi Peradilan Militer untuk Anak-<br />

Anak Berusia di Bawah 18 Tahun, paragraf 26-28. Argumen ini juga didukung oleh oleh<br />

Konvensi Hak-Hak Anak [Pasal 40 dan 37(d)].<br />

25 Emmanuel Decaux, Issue of the Administration of Justice Through Military Tribunals,<br />

E/CN.4/Sub.2/2006/58, 13 Januari 2006, Prinsip No 8; Otoritas Fungsional Peradilan Militer,<br />

Paragraf 29-31.<br />

21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!