18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“Orang-orang yang didakwa bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang<br />

merupakan pelanggaran berupa penghilangan paksa hanya boleh diadili pada<br />

yurisdiksi undang-undang biasa yang kompeten di tiap negara, dengan pengecualian<br />

yurisdiksi khusus lainnya, terutama yurisdiksi militer.<br />

“Tindakan-tindakan yang merupakan kejahatan penghilangan paksa tidak boleh<br />

dinyatakan dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas militer.”<br />

43. Cakupan prinsip ini telah digeneralisasi dalam draf Prinsip-prinsip dan Panduan<br />

Dasar mengenai hak atas Remedy dan Reparasi bagi Para Korban Pelanggaran Hak<br />

Asasi Manusia dan Undang-Undang Kemanusiaan Internasional yang, dalam<br />

prinsipnya No 25 (i) merujuk kepada:<br />

“Mencegah berulangnya pelanggaran dengan cara:<br />

172<br />

[…]<br />

“(ii) Membatasi yurisdiksi pengadilan militer hanya pada pelanggaran militer<br />

khusus yang dilakukan oleh anggota angkatan bersenjata”.<br />

44. Serupa dengan hal tersebut, Serangkaian Prinsip-Prinsip untuk Perlindungan dan<br />

Penegakan Hak Asasi Manusia melalui Tindakan Memerangi Impunitas<br />

(E/CN.4/Sub.2/1997/20/Rev.1, annex II) memiliki prinsip No 31, yang berjudul<br />

“Pembatasan terhadap yurisdiksi pengadilan militer”, yang menyatakan sebagai<br />

berikut:<br />

“Dengan maksud mencegah pengadilan militer, pada negara-negara di mana<br />

pengadilan semacam itu belum dihapuskan, membantu memberikan impunitas<br />

dikarenakan kurangnya kemandirian akibat dari rantai komando yang melingkupi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!