menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu menerobos%20jalan%20buntu

18.04.2013 Views

III. KESIMPULAN 28. Studi menunjukkan bahwa administrasi peradilan oleh pengadilan militer secara bertahap telah di “demiliterisasi”. Hal ini mengambil bentuk peningkatan pembatasan terhadap yurisdiksi pengadilan semacam itu dan perubahan dalam komposisinya. Tahap‐tahap yang paling sering ditemui dalam proses ini adalah, secara berurutan: 142 (a) Pelibatan hakim dalam komposisi yurisdiksi militer; (b) Peningkatan penggunaan (dalam beberapa kasus, penggunaan secara eksklusif atas) pengacara sipil; (c) Pemindahan naik banding ke pengadilan biasa, terutama naik banding terkait dengan legalitas, yang semakin dipastikan oleh mahkamah agung biasa; (d) Penghapusan pengadilan militer di masa damai; (e) Penguatan jaminan terhadap hak atas persidangan yang adil oleh pengadilan militer di masa perang; (f) Meningkatkan batasan persidangan, oleh pengadilan militer, atas anggota angkatan bersenjata yang didakwa melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia, terutama ketika pelanggaran tersebut merupakan kejahatan berat di bawah hukum internasional. Ini dimungkinkan baik dengan menugaskan

kompetensi kepada pengadilan nasional biasa atau dengan membentuk pengadilan kriminal internasional ad hoc (dan, segera, Pengadilan Pidana Internasional), pengadilan yang tidak seperti pendahulunya, Pengadilan Militer Internasional Nuremberg dan Pengadilan Tokyo, tidak memiliki atribut pengadilan militer apapun. Studi menunjukkan bahwa sebagian besar dari perubahan ini telah sangat difasilitasi berdasarkan referensi pada standar internasional yang relevan, terutama di bawah pengaruh lato sensu mekanisme case law dan prosedur khusus yang ditelaah di atas. IV. REKOMENDASI 29. Perkembangan yang disebut di atas telah menyebabkan saya mengusulkan rekomendasi di bawah ini. Apabila tujuan jangka panjang adalah menghapuskan pengadilan militer dan, sebagai sebuah langkah awal, pengadilan militer yang kompeten di masa damai, memindahkan kasus‐kasus mereka ke pengadilan biasa, rekomendasi berikut cenderung, untuk sementara ini, meningkatkan prosedur wajib proses hukum dan peraturan yang mengatur kompetensi yurisdiksi semacam itu. Perbaikan‐perbaikan ini dapat dipertimbangkan terlepas dari komposisi tipologi atau kompetensi pengadilan militer yang terkait. REKOMENDASI NO. 1: Persidangan atas orang yang didakwa melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia 30. Dalam kondisi apapun, kompetensi pengadilan militer harus dihapuskan dan diganti dengan kompetensi pengadilan biasa dalam mengadili orang‐orang yang bertanggung jawab atas pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti misalnya pembunuhan di luar proses hukum, penghilangan paksa, penyiksaan dan seterusnya. 143

III. KESIMPULAN<br />

28. Studi menunjukkan bahwa administrasi peradilan oleh pengadilan militer<br />

secara bertahap telah di “demiliterisasi”. Hal ini mengambil bentuk peningkatan<br />

pembatasan terhadap yurisdiksi pengadilan semacam itu dan perubahan dalam<br />

komposisinya. Tahap‐tahap yang paling sering ditemui dalam proses ini adalah,<br />

secara berurutan:<br />

142<br />

(a) Pelibatan hakim dalam komposisi yurisdiksi militer;<br />

(b) Peningkatan penggunaan (dalam beberapa kasus, penggunaan<br />

secara eksklusif atas) pengacara sipil;<br />

(c) Pemindahan naik banding ke pengadilan biasa, terutama naik<br />

banding terkait dengan legalitas, yang semakin dipastikan oleh mahkamah agung<br />

biasa;<br />

(d) Penghapusan pengadilan militer di masa damai;<br />

(e) Penguatan jaminan terhadap hak atas persidangan yang adil oleh<br />

pengadilan militer di masa perang;<br />

(f) Meningkatkan batasan persidangan, oleh pengadilan militer, atas<br />

anggota angkatan bersenjata yang didakwa melakukan pelanggaran berat hak asasi<br />

manusia, terutama ketika pelanggaran tersebut merupakan kejahatan berat di<br />

bawah hukum internasional. Ini dimungkinkan baik dengan menugaskan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!