18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

perubahan peradilan militer merupakan salah satu diskursus alot dan melewati proses<br />

panjang dalam pembahasan di DPR. Meski demikian, tema ini merupakan salah satu<br />

tema penting yang menjadi ukuran terhadap akuntabilitas TNI sebagai institusi<br />

pertahanan negara, khususnya jika dikaitkan dengan terjadinya peristiwa kekerasan di<br />

masa lalu. Terhentinya proses pembahasan atas wacana ini akan menjadi hambatan<br />

bagi upaya mencari format keadilan sekaligus melegitimasi kekokohan tembok<br />

impunitas bagi anggota TNI itu sendiri.<br />

Pengkajian atas tema ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menggali<br />

pandangan, perasaan, dan pengalaman para korban dan keluarga korban pelanggaran<br />

HAM yang kehilangan anggota keluarganya dan harus menempuh mekanisme<br />

peradilan militer untuk mencari keadilan. Metode pengkajian kualitatif ini bertumpu<br />

pada wawancara dengan korban, wawancara dengan anggota Pansus Peradilan<br />

Militer, diskusi dengan ahli, dan catatan advokasi yang dilakukan oleh KontraS.<br />

Pengkajian ini juga melalui penelusuran literatur, terutama UU No 31 Tahun 1997<br />

tentang Peradilan Militer dan menggunakan prinsip-prinsip hukum internasional serta<br />

best practices sebagai acuan untuk mengukur efektivitas peradilan militer yang<br />

berlangsung. Untuk mendukung data-data kualitatif tersebut, tim juga menelusuri<br />

berbagai data tambahan, seperti materi RDPU Pansus Peradilan Militer tahun 2005-<br />

2009 dan berita terkait di media massa.<br />

Dalam tulisan ini digunakan istilah Peradilan Militer dan Mahkamah Militer secara<br />

bergantian, tergantung pada konteksnya. Akan tetapi hal tersebut tidak mengurangi<br />

atau membedakan arti dari kedua penggunaan istilah tersebut. Pada dasarnya<br />

peradilan militer dan mahkamah militer diartikan sebagai institusi peradilan yang<br />

bekerja untuk menyelenggarakan persidangan atas kasus-kasus di lingkup militer,<br />

terutama untuk kasus-kasus yang dilakukan oleh seseorang atau pihak yang berstatus<br />

militer atau dipersamakan dengan militer. Istilah Peradilan Militer bukan merupakan<br />

istilah yang digunakan dalam UU Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.<br />

Undang-undang ini menggunakan istilah mahkamah militer dengan arti yang sama.<br />

I.3. Sistematika<br />

Buku hasil terbitan ini dibagi dalam 4 bab. Bab pertama, berisi pendahuluan yang<br />

memuat latar belakang pengkajian serta metode yang digunakan. Bab kedua,<br />

menelusuri perspektif HAM tentang peradilan militer. Bab ini merangkai berbagai<br />

evolusi internasional terhadap pelaksanaan ideal dari peradilan militer yang<br />

dituangkan dalam berbagai laporan atas administrasi peradilan melalui peradilan<br />

militer yang dilakukan oleh Pelapor Khusus PBB. Bab ketiga, mencatat perjalanan<br />

peradilan militer di Indonesia, mulai dari masa awal kemerdekaan hingga kini. Bab<br />

ini secara khusus juga mencatat berbagai kelemahan-kelemahan dari pelaksanaan UU<br />

No 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, termasuk pelanggaran atas prinsip-<br />

14

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!