18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Perubahan atas peradilan militer ini menjadi agenda mendesak, mengingat<br />

kompleksitas permasalahan yang muncul dari pemberlakuan aturan ini dan menjadi<br />

salah satu sumber masalah impunitas utama.<br />

Meski telah terjadi sedikit perubahan terkait reformasi sistem peradilan militer di<br />

Indonesia, sulit untuk menjustifikasi bahwa reformasi sistem peradilan militer telah<br />

menghasilkan kemajuan yang berarti dalam konteks pemenuhan prinsip fair trial,<br />

independensi, dan imparsialitas sistem peradilan yang lebih luas, serta menghadirkan<br />

rasa keadilan bagi para korban terkait langgengnya rantai impunitas di Indonesia,<br />

khususnya atas pelanggaran HAM yang dilakukan oleh personel militer.<br />

Upaya-upaya melakukan reformasi sistem peradilan militer merupakan salah satu<br />

langkah progresif. Meski demikian, prosesnya melalui banyak hambatan baik dalam<br />

upaya pencanangan maupun proses pembahasan di DPR dan pemerintah. Hingga kini<br />

tampaknya belum ada komitmen dan sikap penegasan yang sama antar institusi<br />

negara. RUU Revisi Peradilan Militer merupakan salah RUU yang tercantum dalam<br />

paket perundang-undangan Reformasi sektor keamanan di Indonesia. Program<br />

Legislasi Nasional (Prolegnas) 2005 dan 2006 memandatkan pembahasan RUU<br />

Revisi Peradilan Militer ini. Sayangnya pembahasan RUU Peradilan Militer ini hilang<br />

dalam prolegnas selanjutnya. Sementara itu Panitia Khusus RUU tentang Perubahan<br />

atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer telah dibentuk<br />

tahun 2005. Tetapi hingga akhir masa kerja DPR 2004-2009, belum juga terjadi kata<br />

sepakat antara DPR dan pemerintah. Alhasil, parlemen RI belum juga berhasil<br />

mengesahkan undang-undang baru tentang peradilan militer ini.<br />

Meski demikian, DPR RI periode 2009-2014 juga tidak menetapkan undang-undang<br />

ini menjadi salah satu menjadi prioritas utama dengan memasukkan dalam agenda<br />

Prolegnas 2010. Langkah-langkah maju dalam pembahasan sebelumnya tidak<br />

ditindaklanjuti dengan mengambil keputusan atas kebuntuan pembahasan<br />

kewenangan yurisdiksi dalam kewenangan penuntutan, dengan mendasarkan diri pada<br />

ketertundukan reformasi militer serta ketaatan terhadap sistem pidana terpadu<br />

(criminal justice system). Hal ini merupakan langkah mundur dalam upaya reformasi<br />

TNI. Selain itu, ketidakjelasan penegasan atas perubahan undang-undang ini akan<br />

membuat persoalan impunitas di Indonesia semakin akut.<br />

Pada akhirnya upaya untuk mengkritisi UU Peradilan Militer bisa dilihat sebagai<br />

upaya untuk melihat bahwa militer di Indonesia sebagai kekuatan yang otonom dan<br />

tidak terjamah oleh ukuran ideal demokrasi.<br />

I.2. Metodologi<br />

Kajian ini memfokuskan diri pada tema reformasi peradilan militer sebagai salah satu<br />

agenda mendesak dalam reformasi TNI. Sebagai salah satu mandat perubahan, tema<br />

13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!