18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pendahuluan<br />

1. Sejak tahun 1960an, Sub‐Komisi telah memainkan peranan sebagai perintis<br />

dalam menarik perhatian Komisi Hak Asasi Manusia kepada munculnya risiko<br />

pelanggaran hak asasi manusia ketika peradilannya dilaksanakan oleh pengadilan<br />

militer. Sub‐Komisi telah mempertimbangkan tiga tema, yang mengambil bentuk<br />

studi mengenai:<br />

(a) Kesetaraan dalam administrasi peradilan (lihat laporan yang<br />

diserahkan di tahun 1969 oleh Mr. Rannat: E/CN.4/Sub.2/296/Rev.1);<br />

(b) Implikasi bagi hak asasi manusia dari situasi yang dikenal sebagai<br />

kondisi bahaya atau darurat (lihat laporan Ms. Questiaux: E/CN.4/Sub.2/1982/15);<br />

(c) Hak asasi manusia dan keadaan darurat (lihat dokumen yang<br />

dibuat oleh Mr. Despouy: E/CN.4/Sub.2/1985/19).<br />

2. Dalam paragraf 140 pada studinya mengenai kesetaraan dalam administrasi<br />

peradilan, Mr. Rannat mencatat munculnya risiko pelanggaran “ketika pengadilan<br />

militer diberikan yurisdiksi atas warga sipil”, yang membuatnya bertanya‐tanya<br />

mengenai apakah anggota militer tidak diadili, pada banyak kasus, apabila tidak pada<br />

sebagian besar sistem peradilan, sesuai dengan bentuk inferior atas suatu prosedur.<br />

Kedua hal inilah yang menjadi tema utama dalam studinya.<br />

3. Hasrat untuk memiliki hukum spesifik dan yurisdiksi khusus bagi personel<br />

militer berawal sejak masa lampau, ketika terdapat kebingungan total antara<br />

123

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!