18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kesepakatan Antara Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi dalam Pansus RUU<br />

Peradilan Militer<br />

102<br />

1. Panja menyepakati untuk memindahkan rumusan Penjelasan Pasal 9 huruf a<br />

yang berbunyi, “Tindak pidana militer adalah tindak pidana sebagaimana<br />

diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer”, ke dalam Bab I<br />

Ketentuan Umum, menjadi Pasal 1 angka 7<br />

2. Panja menyepakati untuk membuat rumusan mengenai definisi Penyidik<br />

Polisi Militer yang berbunyi “Penyidik Polisi Militer adalah Polisi Militer<br />

tertentu yang diberi wewenang khusus oleh UU ini untuk melakukan<br />

penyidikan tindak pidana militer dan tindak pidana umum yang pelakunya<br />

prajurit Tentara Nasional indonesia atau yang berdasarkan UU dipersamakan<br />

dengan prajurit. Catatan: Frasa tindak pidana umum dalam rumusan masih<br />

digarisbawahi dan dibawa dalam Rapat Pansus karena termasuk dalam<br />

kelompok 2 (dua) substansi yang belum disepakati<br />

3. Panja menyepakati untuk menghapus rumusan dalam Bab Ketentuan Umum,<br />

yaitu definisi Penyidik Pembantu sebagai konsekuensi dari dihapuskannya<br />

Penyidik Pembantu dalam Pasal 69 ayat (2). Juga menghapus definisi<br />

mengenai pengaduan, karena pembatasan kewenangan peradilan militer yang<br />

menangani tindak pidana militer, kecuali jika Pansus menyetujui bahwa<br />

penyidikan terhadap prajurit TNI yang melakukan tindak pidana umum<br />

dilakukan oleh POM TNI<br />

4. Panja menyepakati untuk menghapus rumusan Pasal 67 huruf c, yang<br />

berbunyi:<br />

Oditur Jenderal mempunyai tugas dan wewenang selaku:<br />

c. penyampai pertimbangan kepada Presiden mengenai permohonan grasi<br />

dalam hal pidana mati, permohonan atau rencana pemberian amnesti, abolisi<br />

dan rehabilitasi.148<br />

5. Panja menyepakati untuk menggunakan frasa “demi hukum”, untuk<br />

menggantikan frasa “demi kepentingan hukum” dalam Pasal 125 ayat<br />

(1).149<br />

memperoleh persetujuan Panja. Selanjutnya, hasil itu akan dibawa ke tingkat Rapat Pansus<br />

untuk mendapat persetujuan Pansus.<br />

148<br />

Penghapusan itu dilakukan karena tidak relevan dan tidak sesuai dengan Pasal 14 UUD<br />

1945.<br />

149<br />

Namun, setelah diteliti kembali, frasa “demi kepentingan hukum” terdapat dalam Pasal 7<br />

yang tidak mengalami perubahan dalam draf RUU (Pasal 1 angka 23, Pasal 123 ayat (1) huruf<br />

a, Pasal 126 ayat (1 huruf c, judul paragraf dalam bab IV Hukum Acara Pidana Militer<br />

mengenai Pemeriksaan Tingkat Kasasi demi Kepentingan Hukum (istilah disesuaikan<br />

KUHAP), Pasal 245 ayat (1) dan ayat (2)) dan dalam penjelasan pasal (pasal 101 ayat (2) dan<br />

Pasal 245 ayat (1). Pasal-pasal tersebut tidak mengalami perubahan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!