18.04.2013 Views

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

menerobos%20jalan%20buntu

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Penjelasan UUD 1945 khususnya pada bagian ‘Sistem Pemerintahan Negara’ Bab I<br />

angka 1, yang menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasar atas hukum<br />

(Rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (Machtsstaat).<br />

Menindaklanjuti hal di atas, Pemerintah RI dan DPR RI 1999-2004 mengesahkan<br />

sejumlah undang-undang yang menegaskan agenda-agenda politik nasional di bidang<br />

keamanan, dan pertahanan yakni melalui pengesahan UU No 2 Tahun 2002 tentang<br />

Polri dan UU No 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara serta UU No 34 Tahun<br />

2004 tentang TNI. Ketiga undang-undang ini mengatur sejumlah hal yang terkait<br />

dengan tugas, fungsi dan wewenang institusi keamanan dan pertahanan khususnya<br />

dari institusi Polri dan TNI. Selain itu, khusus mengenai TNI diatur pula pentingnya<br />

melakukan reformasi TNI yang terkait dengan sistem dan strategi pertahanan,<br />

penghapusan era praktik politik praktis serta bisnis yang dilakukan oleh TNI serta<br />

pemisahan atau restrukturisasi lembaga peradilan militer dalam kerangka sistem<br />

peradilan umum.<br />

Salah satu agenda penting tersebut adalah pembenahan peraturan dan penerapan dari<br />

sistem peradilan militer bagi anggota TNI dan warga sipil yang tersangkut dalam<br />

kejahatan atau tindak pidana umum.3 Reformasi sistem peradilan militer menjadi<br />

salah satu agenda penting dalam reformasi sistem hukum dan peradilan yang lebih<br />

luas di tingkat nasional. Ini merupakan produk dari reformasi politik serta hukum dan<br />

keamanan yang lebih luas. Runtuhnya Orde Baru di bawah rezim kekuasaan Suharto<br />

yang identik dengan praktik KKN, militerisme dan pelanggaran HAM, melahirkan<br />

berbagai prakarsa untuk mereformasi sistem keamanan dan sistem kebijakan negara<br />

yang lebih akomodatif terhadap norma HAM. Ini kemudian telah menjadi agenda<br />

mendesak yang tak terhindarkan. Reformasi sistem peradilan militer sendiri<br />

merupakan salah satu agenda utama yang hingga kini belum berhasil diraih.4<br />

Di sisi lain, reformasi politik juga membuat rezim-rezim baru untuk semakin<br />

mengadopsi norma-norma HAM universal di dalam kebijakan formalnya, termasuk di<br />

dalamnya Amandemen Konstitusi UUD 1945,5 Ketetapan-Ketetapan MPR, dan<br />

undang-undang khusus tentang HAM. Pemerintah RI juga semakin berani untuk<br />

berpartisipasi dalam mekanisme atau rezim HAM internasional, seiring dengan<br />

pertambahan ratifikasi instrumen HAM internasional pokok. Hingga kini Pemerintah<br />

RI telah meratifikasi 6 instrumen HAM pokok, yaitu Kovenan Internasional Hak-Hak<br />

3 Untuk institusi kepolisian ditegaskan dalam UU No 2 Tahun 2002 tentang Polri Pasal 29 ayat<br />

(1) yang menyatakan: “Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tunduk pada kekuasaan<br />

peradilan umum.”<br />

4 Beberapa agenda utama lainnya dalam Reformasi Sektor Keamanan di Indonesia adalah<br />

pemisahan peran, fungsi, dan kewenganan TNI dengan Polri, depolitisasi TNI/Polri dari ruang<br />

politik formal, dan penghapusan praktik bisnis militer.<br />

5 Lihat UUD 1945 Amandemen II, Pasal 28A-28J, 2000.<br />

10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!