bab ii gambaran umum kondisi daerah - Pemerintah Kabupaten ...
bab ii gambaran umum kondisi daerah - Pemerintah Kabupaten ...
bab ii gambaran umum kondisi daerah - Pemerintah Kabupaten ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2.1.1.4. Geologi<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa sebagaimana sebagian wilayah Indonesia terletak dalam sabuk gunung<br />
api (ring of fire). Dalam Peta Tatanan Geologi dan Gunung Berapi Indonesia, <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
tempat pertemuan 2 lempeng aktif dunia yaitu Lempeng Indo-Australia (bagian selatan) dan<br />
Lempeng Eurasia (bagian utara) (Katili, 1994). Kondisi geologis tersebut menye<strong>bab</strong>kan <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa kaya akan deposit sumberdaya mineral sekaligus rawan terhadap bencana alam. Prakiraan<br />
potensi sumberdaya mineral potensial yang dimiliki, berupa emas (180 ribu m 3 ), tembaga (1,575<br />
juta m 3 ), lempung/tanah liat (5,9 juta m 3 ), batu gamping (274,29 juta m 3 ) dan marmer (43,06 juta<br />
m 3 ), pasir besi (304,5 m 3 ), sirtu (793 ribu m 3 ) dan batu bangunan (269,22 juta m 3 ).<br />
Potensi lain seperti energi panas bumi juga terdapat di Kecamatan Maronge dengan potensi<br />
6 Mwe untuk pemanfaatan langsung. Potensi angin juga cukup memadai untuk pembangkit listrik<br />
skala kecil terutama pada 6 kecamatan yakni Alas Barat (376,177 watt), Labuhan Badas (612,541<br />
watt), Labangka (525,177 watt), Empang (376,177 watt), Plampang (313,621 watt) dan Lape<br />
(258,415 watt).Demikian pula potensi sumberdaya air, disamping digunakan sebagai air irigasi juga<br />
dapat digunakan untuk pembakit Listrik Mikro Hidro yang terdapat di 16 lokasi potensial dengan<br />
potensi energi 3.082 Kwatt.<br />
2.1.1.5. Hidrologi<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa memiliki 7 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan 153 titik mata air.<br />
Tingginya sedimentasi, berkurangnya jumlah dan debit mata air, serta semakin meluasnya wilayah<br />
bukaan di bagian hulu DAS menunjukkan <strong>kondisi</strong> DAS sebagian besar mengalami degradasi<br />
sehingga upaya rehabilitasi mendesak dilakukan. Dalam mendukung pengembangan pertanian,<br />
terdapat 35 Daerah Irigasi (DI) teknis yang terdiri dari 2 DI kewenangan Pusat, 8 DI Kewenangan<br />
Provinsi dan 25 DI kewenangan kabupaten. Disamping itu terdapat pula 534 DI yang dikelola oleh<br />
desa.<br />
Dalam mendukung supply air irigasi terdapat 12 unit bendung teknis, 28 unit embung dan 4<br />
unit bendungan. Permasalahan sedimentasi, biaya operasional dan pemeliharaan DI menjadi aspek<br />
utama dalam pengelolaan DI di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa. DAS di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa disajikan pada<br />
tabel berikut.<br />
Tabel 2.1.<br />
Potensi Sumber Daya Air Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
No Kecamatan<br />
Sub Satuan wilayah<br />
Sungai (SSWS)<br />
Luas<br />
(km2)<br />
Ketersediaan Air (Juta<br />
m3)<br />
1 2 3 4 5<br />
1 Lape/Lopok Bako 754 453<br />
2 Lunyuk Beh 2255 2189<br />
3 Moyo Hulu Moyo Hulu 956 290<br />
4 Pelampang/Empang Ampang 1059 399<br />
5 Labuan badas Pulau Moyo 454 214<br />
6 Alas/Alas Barat Rea 1049 415<br />
7 Utan/Rhee Rhee 1335 437<br />
Sumber data : Balai Informasi Sumber Daya Air Dinas P U Prov. NTB Tahun 2010<br />
2.1.1.6. Klimatologi<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa beriklim tropis yang dipengaruhi oleh dua musim yakni musim hujan<br />
dan kemarau. Dalam kurun waktu 2005-2009, jumlah hari hujan setahun rata-rata 106 hari dengan<br />
hari hujan tertinggi 117 hari (2006) dan terendah 94 hari (2009). Curah hujan tahunan rerata 1.238<br />
mm per tahun dengan tertinggi 1.601,66 mm (2006) dan terendah 970 mm (2009). Curah hujan<br />
tertinggi sebulan berkisar 387,6 mm (antara Januari-Maret), tertinggi 630,4 mm (Februari 2006) dan<br />
terendah 271,1 mm (Februari 2005). Adapun bulan kering setahun rata-rata 2,6 bulan dengan bulan<br />
kering tertinggi 5 bulan (2006) dan terendah 1 bulan (2008).<br />
II - 2