bab ii gambaran umum kondisi daerah - Pemerintah Kabupaten ...
bab ii gambaran umum kondisi daerah - Pemerintah Kabupaten ...
bab ii gambaran umum kondisi daerah - Pemerintah Kabupaten ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2.1. Aspek Geografi dan Demografi<br />
BAB II<br />
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH<br />
Aspek geografi dan demografi merupakan salah satu aspek <strong>kondisi</strong> kewilayahan yang<br />
mutlak diperhatikan sebagai ruang dan subyek pembangunan. Dari uraian ini diharapkan dapat<br />
terpetakan potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa lima<br />
tahun kedepan.<br />
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah<br />
2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi<br />
Sebagai salah satu dari sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa terdiri dari 24 kecamatan, 8 kelurahan, 157 desa dan 576 dusun dengan batas-batas<br />
wilayah sebagai berikut :<br />
Sebelah Utara : Laut Flores<br />
Sebelah Timur : <strong>Kabupaten</strong> Dompu,<br />
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia,<br />
Sebelah Barat : <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa Barat dan Selat alas.<br />
Luas wilayah keseluruhan mencapai 11.556,44 km² (45,52% NTB), yang terdiri dari daratan<br />
6.643,98 km², dan lautan 4.912,46 km². Dengan luasan tersebut menjadikan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
memiliki potensi sumberdaya alam cukup besar dengan posisi geostrategis <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
pada jalur lalu lintas perdagangan Surabaya-Waingapu dan berada pada koridor lima Masterplan<br />
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang berorientasi pada<br />
pembangunan pariwisata, perikanan dan peternakan.<br />
2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis<br />
<strong>kondisi</strong> geografis <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa sebagian besar merupakan dataran tinggi dan<br />
berbukit-bukit tandus dengan curah hujan rendah, dan secara astronomis yang ditentukan<br />
berdasarkan garis lintang dan garis bujur, <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa terletak diantara 116 0 42’–118 0 22’<br />
BT, 8 0 8’–9 0 7’ LS, yang dikelilingi oleh pulau-pulau kecil berpenduduk; seperti Pulau Moyo, Pulau<br />
Medang, Pulau Tapan, Pulau Bungin, Pulau Kaung dan Pulau Panjang.<br />
2.1.1.3. Topografi<br />
Menurut karakteristik topografinya, permukaan tanah <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa cenderung<br />
berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0-1.730 meter diatas permukaan laut (mdpal). Ketinggian<br />
0-100 mdpalmencapai luas 26,51%; 100-500 m dpal 42,31%; 500-1.000 m dpal 27,69% dan ><br />
1.000 m dpal 3,49%. Adapun berdasarkan klasifikasi kemiringan lahan, kemiringan 0-2% seluas<br />
33,79%; kemiringan 2-15% seluas 27,96%; kemiringan 15-40% seluas 49,49% dan kemiringan<br />
>40% seluas 54,03% (Data Pokok NTB, 2008).<br />
Dalam konteks pembangunan <strong>daerah</strong>, <strong>kondisi</strong> topografi berpengaruh penyediaan<br />
infrastruktur dan fasilitas publik. Wilayah yang didominasi kemiringan lahan >40% seperti<br />
Kecamatan Batulanteh, Ropang, Lenangguar, dan Orong Telu anggaran untuk penyediaan<br />
infrastruktur dan fasilitas publik lebih mahal dibandingkan dengan wilayah kecamatan lain,<br />
sehingga pada <strong>umum</strong>nya aksesibilitas masyarakat di wilayah tersebut amat rendah.<br />
Disamping itu, topografi berkaitan erat pula dengan kerentanan erosi. Menurut Data Pokok<br />
NTB, sekitar 64%, lahan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa tergolong peka hingga sangat peka terhadap erosi,<br />
sehingga upaya rehabilitasi lahan amat penting dan mendesak dilakukan.<br />
II - 1
2.1.1.4. Geologi<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa sebagaimana sebagian wilayah Indonesia terletak dalam sabuk gunung<br />
api (ring of fire). Dalam Peta Tatanan Geologi dan Gunung Berapi Indonesia, <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
tempat pertemuan 2 lempeng aktif dunia yaitu Lempeng Indo-Australia (bagian selatan) dan<br />
Lempeng Eurasia (bagian utara) (Katili, 1994). Kondisi geologis tersebut menye<strong>bab</strong>kan <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa kaya akan deposit sumberdaya mineral sekaligus rawan terhadap bencana alam. Prakiraan<br />
potensi sumberdaya mineral potensial yang dimiliki, berupa emas (180 ribu m 3 ), tembaga (1,575<br />
juta m 3 ), lempung/tanah liat (5,9 juta m 3 ), batu gamping (274,29 juta m 3 ) dan marmer (43,06 juta<br />
m 3 ), pasir besi (304,5 m 3 ), sirtu (793 ribu m 3 ) dan batu bangunan (269,22 juta m 3 ).<br />
Potensi lain seperti energi panas bumi juga terdapat di Kecamatan Maronge dengan potensi<br />
6 Mwe untuk pemanfaatan langsung. Potensi angin juga cukup memadai untuk pembangkit listrik<br />
skala kecil terutama pada 6 kecamatan yakni Alas Barat (376,177 watt), Labuhan Badas (612,541<br />
watt), Labangka (525,177 watt), Empang (376,177 watt), Plampang (313,621 watt) dan Lape<br />
(258,415 watt).Demikian pula potensi sumberdaya air, disamping digunakan sebagai air irigasi juga<br />
dapat digunakan untuk pembakit Listrik Mikro Hidro yang terdapat di 16 lokasi potensial dengan<br />
potensi energi 3.082 Kwatt.<br />
2.1.1.5. Hidrologi<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa memiliki 7 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan 153 titik mata air.<br />
Tingginya sedimentasi, berkurangnya jumlah dan debit mata air, serta semakin meluasnya wilayah<br />
bukaan di bagian hulu DAS menunjukkan <strong>kondisi</strong> DAS sebagian besar mengalami degradasi<br />
sehingga upaya rehabilitasi mendesak dilakukan. Dalam mendukung pengembangan pertanian,<br />
terdapat 35 Daerah Irigasi (DI) teknis yang terdiri dari 2 DI kewenangan Pusat, 8 DI Kewenangan<br />
Provinsi dan 25 DI kewenangan kabupaten. Disamping itu terdapat pula 534 DI yang dikelola oleh<br />
desa.<br />
Dalam mendukung supply air irigasi terdapat 12 unit bendung teknis, 28 unit embung dan 4<br />
unit bendungan. Permasalahan sedimentasi, biaya operasional dan pemeliharaan DI menjadi aspek<br />
utama dalam pengelolaan DI di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa. DAS di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa disajikan pada<br />
tabel berikut.<br />
Tabel 2.1.<br />
Potensi Sumber Daya Air Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
No Kecamatan<br />
Sub Satuan wilayah<br />
Sungai (SSWS)<br />
Luas<br />
(km2)<br />
Ketersediaan Air (Juta<br />
m3)<br />
1 2 3 4 5<br />
1 Lape/Lopok Bako 754 453<br />
2 Lunyuk Beh 2255 2189<br />
3 Moyo Hulu Moyo Hulu 956 290<br />
4 Pelampang/Empang Ampang 1059 399<br />
5 Labuan badas Pulau Moyo 454 214<br />
6 Alas/Alas Barat Rea 1049 415<br />
7 Utan/Rhee Rhee 1335 437<br />
Sumber data : Balai Informasi Sumber Daya Air Dinas P U Prov. NTB Tahun 2010<br />
2.1.1.6. Klimatologi<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa beriklim tropis yang dipengaruhi oleh dua musim yakni musim hujan<br />
dan kemarau. Dalam kurun waktu 2005-2009, jumlah hari hujan setahun rata-rata 106 hari dengan<br />
hari hujan tertinggi 117 hari (2006) dan terendah 94 hari (2009). Curah hujan tahunan rerata 1.238<br />
mm per tahun dengan tertinggi 1.601,66 mm (2006) dan terendah 970 mm (2009). Curah hujan<br />
tertinggi sebulan berkisar 387,6 mm (antara Januari-Maret), tertinggi 630,4 mm (Februari 2006) dan<br />
terendah 271,1 mm (Februari 2005). Adapun bulan kering setahun rata-rata 2,6 bulan dengan bulan<br />
kering tertinggi 5 bulan (2006) dan terendah 1 bulan (2008).<br />
II - 2
Suhu udara dalam kurun waktu 2005-2009, suhu rata-rata tahunan sekitar 27,2 0 C, sedangkan<br />
suhu maksimum rata-rata 34,8 0 C (tertinggi 34,4 0 C tahun 2009) dan suhu minimum 20,9 0 C<br />
(terendah 18,3 tahun 2009). Adapun tekanan udara rata-rata 1.008 mb dengan kelem<strong>bab</strong>an udara<br />
76,2% dan penyinaran 79,2%. Kondisi klimatologis demikian amat cocok dalam pengembangan<br />
berbagai komoditi pertanian, peternakan, perikanan dan beberapa jenis komoditi perkebunan.<br />
Dalam 5 tahun terakhir ini di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa belum menunjukkan terjadinya <strong>kondisi</strong><br />
ekstrim pada musim hujan dan musim kemarau. Namun fenomena terjadi La Nina dan El Nino<br />
dalam 3 tahun terakhir yang disertai dengan curah hujan yang lebih tinggi dan musim kemarau yang<br />
lebih pajang perlu diwaspadai.<br />
2.1.1.7. Penggunaan Lahan<br />
Penggunaan lahan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa sampai tahun 2009 terbagi dalam beberapa<br />
kategori penggunaan meliputi: 1) lahan sawah (terdiri dari: irigasi teknis, irigasi ½ teknis, irigasi PU<br />
dan tadah hujan); 2) lahan kering (terdiri dari: kolam/tebat/empang, tegal/kebun, ladang/huma,<br />
pengembalaan/padang rumput, sementara tidak diusahakan, hutan rakyat, tambak, perkebunan dll);<br />
3) lahan lainnya (terdiri dari: rawa-rawa/tidak ditanami, rumah/ bangunan/halaman sekitarnya,<br />
hutan negara dan lainnya).<br />
Tabel 2.2.<br />
Penggunaan Lahan Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
No. Penggunaan<br />
2007<br />
Luas Lahan (Ha)<br />
2008 2009<br />
1 2 3 4 5<br />
1. Luas Lahan Sawah 43.179 46.873 48.254<br />
2. Luas Lahan Kering 338.100 241.160 240.245<br />
3. Luas Lahan Lainnya 283.119 296.945 375.959<br />
Sumber data : Sumbawa Dalam Angka (BPS)<br />
Rendahnya luasan lahan sawah dan masih tingginya luasan lahan kering sebagaimana<br />
ditunjukkan pada Tabel 2.2, menunjukkan bahwa peluang pengembangan pembangunan ekonomi<br />
<strong>daerah</strong> dari sector pertanian dalam arti luas masih sangat terbuka, diantaranya melalui peningkatan<br />
kemampuan teknologi dan industri ramah lingkungan yang mampu untuk menghasilkan nilai<br />
tambah bagi usaha ekonomi masyarakat di masa depan.<br />
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah<br />
Berdasarkan <strong>kondisi</strong> karakteristik wilayah dapat d<strong>ii</strong>dentifikasi wilayah yang memiliki<br />
potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya sebagai seperti terlihat pada tabel 2.3.<br />
Tabel 2.3.<br />
Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya Dalam RTRW <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
No. Jenis Kawasan Lokasi<br />
1 2 3<br />
1 Kawasan Hutan Produksi Tetap Kawasan Hutan Produksi Tetap yaitu Ngali RTK 12 (1.135,10 Ha),<br />
Serading RTK 36 (826 Ha), Pusuk Pao RTK 38 (2.072,30 Ha), Buin<br />
Soway RTK 57 (3.813,90 Ha), Selalu Legini RTK 59 (5.415 Ha),<br />
Klongkang P. Ngengas RTK 60 (976,06 Ha), Batu Lanteh RTK 61<br />
(1.891,40 Ha), Dodo Jaran Pusang RTK 64 (12.571,10 Ha), Ampang<br />
Kampaja RTK 70 (11.113 Ha), Olat Lake/Olat Cabe RTK 78<br />
(3.451,78 Ha), Gili Ngara/Olat Puna RTK 79 (2.617,80 Ha), P. Rai<br />
Rakit Kwangko RTK 80 (4.745,31 Ha), Samoko Lito RTK 89<br />
(251,50 Ha).<br />
2 Kawasan Peruntukan Perikanan,<br />
Kelautan, Pesisir dan Pulau Kecil<br />
Kawasan Alas dan Pantai Utara <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dan sekitarnya<br />
sebagai kawasan penangkapan ikan, budidaya laut, budidaya tambak,<br />
pertambangan, cagar wisata, konservasi terumbu karang dan lamun,<br />
perlindungan cagar alam dan pelabuhan;<br />
II - 3
No. Jenis Kawasan Lokasi<br />
Kawasan Teluk Saleh dan sekitarnya sebagai kawasan penangkapan<br />
ikan, budidaya laut, budidaya tambak, pertambangan, wisata bahari,<br />
pelestarian ekosistem dan pelabuhan;<br />
3 Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi terdiri dari beririgasi teknis<br />
seluas 17.714 Ha;<br />
Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi setengah teknis seluas<br />
8.839 Ha;<br />
Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi sederhana seluas4.602 Ha;<br />
Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi non PU seluas 4.397Ha;<br />
Kawasan pertanian lahan sawah tadah hujan seluas 7.627 Ha;<br />
Kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering tersebar di seluruh<br />
kecamatan seluas 23.795 Ha.<br />
Kawasan pertanian tanaman hortikultura semusim tersebar di seluruh<br />
wilayah kecamatan seluas 91.905 Ha.<br />
4 Kawasan Peruntukan Perkebunan<br />
Perkebunan dikembangkan di Kawasan Industri Masyarakat<br />
Perkebunan (KIM-Bun): Rhee dengan tanaman unggulan kelapa,<br />
jambu mete; Batulanteh dengan tanaman unggulan kopi,<br />
Komoditi unggulan jambu mete di KIM-Bun : Utan Rhee,<br />
Komoditi kelapa di KIM-Bun : Sumbawa;<br />
Komoditi kopi di KIM-Bun : Batulanteh,<br />
Komoditi kemiri di KIM-Bun : Batulanteh,<br />
Kawasan perkebunan dikembangkan kegiatan agroindustri Hasil<br />
tanaman perkebunan dan tanaman komoditi unggulan;<br />
5 Kawasan Peruntukan Pertambangan WUP operasi produksi di Pulau Sumbawa seluas 100.536,29 Ha<br />
Zona-zona tertentu yang telah dinyatakan layak berdasarkan Hasil<br />
kajian teknis, ekonomi dan lingkungan.<br />
6 Kawasan Peruntukan Peternakan Kec. Rhee (240 Ha), Lape Lopok (1.426 Ha), Moyo Hilir (13.097<br />
Ha), Moyo Hulu (1.175 Ha), Utan (1.025 Ha), Empang (920 Ha),<br />
Tarano (685 Ha), Plampang (1.455 Ha), Labangka (458 Ha), Maronge<br />
(1.700 Ha), Ropang (0.539 Ha), Batu Lanteh (269 Ha).<br />
Sumber : Draf Akhir Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa 2011-2025.<br />
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa memiliki ancaman bencana kegempaan yang cukup tinggi dan tsunami<br />
terutama di wilayah pesisir bagian Selatan, dikarenakan posisi Pulau Sumbawa diapit oleh dua<br />
lempeng tektonik (utara dan selatan) yang pergerakannya dapat menimbulkan gempa, yang pada<br />
skala dan kedalaman tertentu dapat menye<strong>bab</strong>kan tsunami.<br />
II - 4
Gambar 2.1<br />
Peta Lempeng Tektonik<br />
Berdasarkan Gambar 2.1, kawasan rawan tsunami terletak pada kawasan pesisir bagian<br />
utara dan selatan yaitu Alas, Utan, Badas, Sumbawa Besar, Prajak, Labuhan Moyo Hilir, Empang<br />
dan Plampang bagian Selatan, Lunyuk dan Teluk Panas, Plampang.<br />
Pada musim hujan, ancaman banjir terjadi wilayah dengan catchment area besar dengan<br />
<strong>kondisi</strong> DAS yang mulai terganggu seperti sepanjang Brang Moyo, Brang Beh di Lunyuk, Brang<br />
Labuhan Mapin di Alas, Brang Utan, Brang Buer, dan Brang Muir. Ancaman terhadap permukiman<br />
penduduk disepanjang tebing sungai juga menjadi permasalahan tersendiri pada saat musim hujan.<br />
Kawasan yang d<strong>ii</strong>dentifikasi sebagai kawasan rawan banjir di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa terletak<br />
pada sepanjang Brang Moyo di <strong>daerah</strong> Poto Tengke Moyo Hilir, Brang Beh di Lunyuk, Brang<br />
Labuhan Mapin di Alas, Brang Utan di Utan Rhee, Brang Muir di Plampang, Empang, Moyo Hulu,<br />
Ropang dan Lape Lopok. Demikian pula dengan ancaman tanah longsor. Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa,<br />
kawasan rawan longsor dikelompokkan ke dalam 2 (dua) type, yaitu (1) lokasi rawan tanah longsor<br />
type A (Kawasan sekitar Alas, Semongkat, Lenangguar, dan Empang), dan (2) lokasi rawan tanah<br />
longsor type B (Jalur jalan Orong Telu-Ropang-Lunyuk-Jalur ke Sumbawa Barat dan pada desadesa<br />
di Kecamatan Batu Lanteh).<br />
Acaman kekeringan juga berpeluang terjadi pada banyak titik di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
terutama pada wilayah lumbung pangan di Kecamatan Labangka, Lunyuk, Moyo Hilir, Moyo<br />
Utara, Utan, Alas dan Alas Barat. Bencana alam lainnya yang perlu diwaspadai adalah tanah<br />
longsor terutama di wilayah Kecamatan Batulanteh, Lunyuk, Ropang, Lantung dan Orong Telu<br />
termasuk di beberapa bagian permukiman padat penduduk di wilayah perbukitan Kecamatan<br />
Sumbawa. Bencana abrasi pantai terutama dirasakan di wilayah permukiman padat penduduk di<br />
pesisir pantai labuhan Kecamatan Labuhan Sumbawa. Sedangkan ancaman angin topan terkadang<br />
menerjang beberapa wilayah permukiman terbuka seperti wilayah Pulau Kaung, Pulau Bungin, dan<br />
wilayah pesisir sepanjang pantai sebelah utara <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa.<br />
Kondisi geologis seperti itu memberikan peluang sekaligus tantangan bagi <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa dalam pembangunan <strong>daerah</strong>.Pengelolaan potensi sumberdaya geologis yang berwawasan<br />
lingkungan sekaligus mitigasi bencana alam dalam konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable<br />
development) menjadi jawaban untuk dapat mengoptimalkan potensi sumberdaya geologis yang<br />
dimiliki <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa.<br />
II - 5
2.1.4. Demografi<br />
2.1.4.1. Jumlah Penduduk<br />
Jumlah penduduk <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dalam kurun waktu tahun 2005-2010 sebagaimana<br />
tergambar pada tabel berikut, menunjukkan perubahan menurut trend linear y = 5473.x + 38888.<br />
Selanjutnya dinamika populasi penduduk menurut kecamatan disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.4.<br />
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2005-2010)<br />
No Kecamatan<br />
Luas<br />
Wilayah<br />
(km2)<br />
Jumlah Penduduk (Jiwa)<br />
2005 2006 2007 2008 2009 2010*)<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9<br />
1 Lunyuk 513.74 21507 16482 16620 16905 17183 18123<br />
2 Orong Telu 465.97 - 5760 5808 5908 6009 4530<br />
3 Alas 123.04 27291 28223 28460 28948 29417 27993<br />
4 Alas Barat 168.88 18872 19517 19681 20019 20366 18425<br />
5 Buer 137.01 14859 15366 15495 15761 16018 13408<br />
6 Utan 155.42 27027 27950 28185 28669 29187 28828<br />
7 Rhee 230.82 6779 7010 7069 7190 7305 6908<br />
8 Batulanteh 391.40 10008 10350 10437 10616 10788 10127<br />
9 Sumbawa 44.83 50053 50053 52198 53094 53956 56649<br />
10 Labuhan Badas 435.89 25224 26086 26305 26756 27207 28870<br />
11 Unter Iwes 82.38 16999 16999 17728 18032 18341 18108<br />
12 Moyo Hilir 186.79 20433 21131 21308 21674 22027 22238<br />
13 Moyo Utara 90.80 8736 9034 9110 9266 9417 9023<br />
14 Moyu Hulu 311.96 19323 19983 20151 20497 20846 19871<br />
15 Ropang 444.48 13922 14398 5621 5717 5808 5017<br />
16 Lenangguar 504.32 - - 6270 6378 6484 6286<br />
17 Lantung 167.45 - - 2628 2673 2717 2767<br />
18 Lape 204.43 31286 15419 15548 15815 16077 16131<br />
19 Lopok 155.59 - 16936 17078 17371 17652 17550<br />
20 Plampang 418.69 24492 25329 25542 25980 26408 27813<br />
21 Labangka 243.08 8849 9152 9229 9387 9540 10148<br />
22 Maronge 274.75 9467 9790 9872 10041 10205 9767<br />
23 Empang 558.55 20958 21674 21856 22231 22593 21580<br />
24 Tarano 333.71 14086 14567 14689 14941 15199 15203<br />
Kab. Sumbawa 6643.98 390171 401209 406888 413869 420750 415363<br />
Sumber : Sumbawa Dalam Angka, BPS (Beberapa tahun terbitan)<br />
*) Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010<br />
Pada sensus penduduk (SP) tahun 2010, penduduk <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa berjumlah 415.363<br />
jiwa terdiri dari 211.451 laki-laki (50,91%) dan perempuan 203.912 jiwa (49,09%).<br />
Tabel 2.5.<br />
Distribusi, Sex Rasio dan Rata-Rata Anggota Keluarga Penduduk Kab. Sumbawa (2010)<br />
No Kecamatan Kepadatan (Jiwa/Km2) Sex Ratio<br />
Rata-rata Anggota<br />
Keluarga<br />
1 2 3 4 5<br />
1 Lunyuk 35,28 106 3,84<br />
2 Orong Telu 9,72 108 4,04<br />
3 Alas 227,51 102 3,97<br />
4 Alas Barat 109,10 105 3,74<br />
5 Buer 97,86 100 3,82<br />
6 Utan 185,48 102 3,83<br />
7 Rhee 29,93 108 3,95<br />
8 Batulanteh 25,87 108 3,63<br />
9 Sumbawa 1.263,64 100 3,69<br />
10 Labuhan Badas 66,23 101 3,81<br />
11 Unter Iwes 219,81 105 3,79<br />
12 Moyo Hilir 119,05 103 3,85<br />
13 Moyo Utara 99,37 102 3,80<br />
II - 6
No Kecamatan Kepadatan (Jiwa/Km2) Sex Ratio<br />
Rata-rata Anggota<br />
Keluarga<br />
1 2 3 4 5<br />
14 Moyu Hulu 63,70 106 3,62<br />
15 Ropang 11,29 112 3,69<br />
16 Lenangguar 12,47 110 3,75<br />
17 Lantung 16,52 104 3,24<br />
18 Lape 78,91 105 3,93<br />
19 Lopok 112,80 102 3,75<br />
20 Plampang 66,43 105 4,07<br />
21 Labangka 41,75 107 3,52<br />
22 Maronge 35,55 108 3,92<br />
23 Empang 38,64 105 3,90<br />
24 Tarano 45,56 103 3,97<br />
Rata-Rata Kab. Sumbawa 125,52 104,96 3,80<br />
Sumber : Diolah dari DDA dan Sensus Penduduk 2010, BPS 2011<br />
2.1.4.2. Pertumbuhan Penduduk<br />
Tingkat pertumbuhan penduduk dihitung dengan menggunakan data sensus penduduk. Data<br />
sensus penduduk (SP) yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali (sejak tahun 1980). Berdasarkan SP<br />
2010, jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan penduduk <strong>Kabupaten</strong> serta perbandingannya<br />
dengan Provinsi NTB dan Nasional berdasarkan hasil sensus disajikan pada tabel 2.6.<br />
Tabel 2.6.<br />
Jumlah Penduduk <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa Berdasarkan Sensus Penduduk<br />
No Jenis Kelamin<br />
1971 1980<br />
Sensus Penduduk<br />
1990 2000 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Laki-Laki 98.014 123.325 152.871 183.511 211.451<br />
2 Perempuan 95.107 121.058 152.660 177.068 203.912<br />
Jumlah 193.121 244.383 305.531 360.579 415.363<br />
Pertumbuhan Penduduk (%) - 2,38 2,26 1,67 1,42<br />
Pertumbuhan Penduduk NTB - 2,36 2,14 1,82 1,17<br />
Pertumbuhan Penduduk Nasional - 2,3 1,97 1,49 1,48<br />
Sumber : Data Sensus Penduduk, Diolah dari BPS Sbw, BPS NTB dan BPS Pusat.<br />
Laju perkembangan penduduk baik <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (KS), Provinsi NTB (NTB) dan<br />
Nasional (Nas) memperlihatkan kecenderungan penurunan. Penurunan yang paling tajam terjadi di<br />
tingkat Provinsi NTB antara periode 2000-2010 yakni 1,17% per tahun dibandingkan KS (1,42%)<br />
dan Nasional (1,48%). Yang menarik disini adalah terjadinya karakteristik penurunan pertumbuhan<br />
penduduk antara periode 1990-2000 dengan periode 2000-2010 seperti terlihat melalui Gambar 2.2.<br />
II - 7
Sumber : Data Sensus Penduduk, Diolah dari BPS Sbw, BPS NTB dan BPS Pusat.<br />
Gambar 2. 2<br />
Pertumbuhan Penduduk Tahunan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa, Provinsi NTB dan Nasional<br />
2.1.4.3. Struktur dan Komposisi Penduduk<br />
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, struktur penduduk <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
berbentuk piramida dari kelompok umur 25-29 tahun ke atas, namun menyempit pada kelompok<br />
umur 15-24 tahun, lalu kembali melebar pada kelompok usia 10-14 tahun kebawah. Penyempitan<br />
pada kelompok umur 15-24 tahun merupakan hasil dari penurunan jumlah kelahiran karena<br />
keberhasilan Program KB di era tahun 1980-1990. Gambaran struktur penduduk <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa Tahun 2010 seperti terlihat pada gambar 2.3.<br />
Sumber :Diolah dari Sensus penduduk 2010, BPS Kab. Sumbawa 2011<br />
Gambar 2. 3<br />
Piramida Penduduk <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa Tahun 2010<br />
Pada gambar 2,3 ditunjukkan bahwa proporsi penduduk usia muda (14 tahun kebawah)<br />
berkisar antara 30,13% sampai dengan 33,43% dengan rata-rata 31,79%, proporsi penduduk<br />
muda/produktif (15-65 tahun) : berkisar antara 62,69% sampai dengan 64,68% dengan rata-rata<br />
64,34%, dan proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun keatas) : berkisar antara 3,10 sampai dengan<br />
3,87% dengan rata-rata 3,86%.<br />
II - 8
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat<br />
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi<br />
2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB<br />
Pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)<br />
yang merupakan nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor ekonomi<br />
suatu <strong>daerah</strong>. Nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah<br />
dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tak langsung netto. Dengan<br />
menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor danmenjumlahkan nilai tambah bruto<br />
dari seluruh sektor akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto.<br />
Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dari tahun ke tahun<br />
menggambarkan perkembangan PDRB yang dise<strong>bab</strong>kan oleh adanya perubahan dalam volume<br />
produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan perubahan dalam tingkat harganya. Untuk mengukur<br />
perubahan volume produksi atau perkembangan produksi secara nyata, faktor pengaruh harga perlu<br />
dihilangkan dengan cara menghitung PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).<br />
Dalam 10 tahun terakhir, perekonomian <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa ditunjukkan oleh Angka<br />
PDRB ADHB telah tumbuh hampir empat kali lipat yakni Rp.1,17 Trilyun pada tahun 2000<br />
menjadi Rp.3,43 Trilyun pada tahun 2009. Pertumbuhan nilai tambah tersebut belum banyak<br />
dise<strong>bab</strong>kan oleh peningkatan volume barang/jasa, namun lebih dise<strong>bab</strong>kan oleh pengaruh kenaikan<br />
harga, sehingga bila faktor kenaikan harga (factor inflasi) dikeluarkan dari perhitungan maka<br />
perkembangan nilai perekonomian <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dalam sepuluh tahun terakhir jauh lebih<br />
rendah.<br />
Kondisi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai PDRB ADHK yang tumbuh dari Rp. 1,16<br />
Trilyun pada tahun 2000 menjadi Rp. 1,72 Trilyun pada tahun 2009. Data ini menunjukkan bahwa<br />
nilai perekonomian <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dalam satu dasawarsa terakhir masih dominan dise<strong>bab</strong>kan<br />
oleh faktor kenaikan harga dibandingkan peningkatan jumlah atau volume produk barang atau jasa<br />
yang dihasilkan. Nilai PDRB ADHB dan PDRB ADHK <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa tahun 2000-2009<br />
ditunjukkan pada gambar 2.4.<br />
Sumber : Diolah dari PDRB Sumbawa, BPS 2005-2010<br />
Gambar 2. 4<br />
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2000 – 2009)<br />
Gambar 2.4. memperlihatkan perbedaan laju pertumbuhan PDRB ADHB dan PDRB ADHK<br />
yang cukup senjang. Oleh karena itu, upaya peningkatan perekonomian <strong>daerah</strong> kedepan harus<br />
diarahkan pada peningkatan nilai dan volume produk barang atau jasa yang dihasilkan di <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa.<br />
II - 9
Sumber : Diolah dari BPS Sumbawa 2005-2010<br />
Gambar 2. 5<br />
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)<br />
Dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2000 – 2009)<br />
Adapun perbandingan laju pertumbuhan ekonomi (PDRB ADHK) <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
(KS), Provinsi NTB dan Nasional ditunjukkan pada tabel berikut.<br />
Tabel 2.7.<br />
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab. Sumbawa, Provinsi NTB Dan Nasional<br />
(2005-2009)<br />
Tahun Kab. Sumbawa Prov. NTB Nasional<br />
1 2 3 4<br />
2005 4,0% 4,1% 5,7%<br />
2006 4,7% 5,0% 5,5%<br />
2007 4,8% 5,7% 6,3%<br />
2008 4,5% 6,7% 6,1%<br />
2009 5,2% 8,1% 6,4%<br />
RERATA 4,7% 5,9% 6,0%<br />
Sumber : Diolah dari BPS Kab.Sbw dan BPS NTB 2010, RPJMN.<br />
Adapun laju pertumbuhan ekonomi sektoral <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa disajikan pada Tabel 2.8.<br />
Laju pertumbuhan sektoral memperlihatkan bahwa 7 (tujuh) perekonomian tumbuh diatas rata-rata,<br />
yakni: (1) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (7,74%); (2) Perdagangan, Hotel dan Restoran<br />
(6,38%); (3) Pengangkutan dan Komunikasi (5,68%); (4) Bangunan (5,82%); (5) Industri<br />
Pengolahan (5,26%); (6) Pertambangan dan Penggalian (5,02%) dan (7) Keuangan, Persewaan dan<br />
Jasa Usaha (4,98%). Sedangkan 2 (dua) sektor lainnya masih berada dibawah rata-rata, yakni sektor<br />
pertanian (3,33%) dan sektor jasa-jasa lainnya (2,98%).<br />
Tabel 2.8.<br />
Laju Pertumbuhan Sektoral PDRB ADHK Kab. Sumbawa (2001-2009)<br />
NO Sektoral 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Rerata<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12<br />
1 Pertanian 2,4 2,72 4,64 3,53 1,85 3,6 4,07 3,62 3,53 3,33<br />
2 Pertambangan dan Penggalian 4,91 4,35 4,53 5,02 5,25 5,01 4,65 3,82 7,6 5,02<br />
3 Industri Pengolahan 5,35 4,96 5,04 5,76 5,25 5,27 5,27 4,27 6,14 5,26<br />
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 9,76 8,6 2,6 7,89 7,86 7,38 7,65 8,8 9,08 7,74<br />
5 Bangunan 6,34 4,9 4,76 5,6 6,78 5,68 4,54 6,51 7,31 5,82<br />
6 Perdag, Hotel dan Restoran 5,83 5,81 6,19 6,63 6,07 6,19 6,31 6,47 7,92 6,38<br />
7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,12 6,85 4,47 4,22 7,8 8,42 8,34 4,8 4,14 5,68<br />
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa<br />
Usaha<br />
3,2 5,16 5,24 4,99 4,99 5,02 5,33 4,13 6,76 4,98<br />
9 Jasa-Jasa Lainnya 0,74 3,03 1,96 3,45 3,98 3,24 3,14 3,08 4,22 2,98<br />
Kab. Sumbawa 3,36 3,94 4,6 4,49 4,03 4,68 4,79 4,55 5,21 4,41<br />
Sumber : Diolah dari BPS Sumbawa, 2005-2009<br />
II - 10
Data ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan perekonomian <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
didorong oleh laju pertumbuhan sektor non primer yakni terutama sektor tersier dan sekunder,<br />
sedangkan sektor pertanian sebagai sektor primer dan merupakan sektor yang menjadi lapangan<br />
usaha sebagian besar masyarakat <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa justru tumbuh dengan laju dibawah rata-rata<br />
kabupaten. Meskipun demikian pangsa (share) sektor pertanian masih menjadi yang terbesar<br />
diantara 9 sektor perekonomian <strong>daerah</strong>, sebagaimana ditunjukkan melalui tabel 2.9.<br />
Tabel 2.9.<br />
Pangsa (Share) Sektoral PDRB ADHK <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2001-2009)<br />
No Sektoral 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009<br />
Rata-<br />
Rata<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13<br />
1 Pertanian 46,28 45,85 45,31 45,33 44,91 43,97 43,51 43,21 42,84 42,14 44,34<br />
2<br />
Pertambangan dan<br />
Penggalian<br />
2,10 2,13 2,14 2,14 2,15 2,18 2,18 2,18 2,17 2,21 2,16<br />
3 Industri Pengolahan 4,07 4,14 4,18 4,20 4,25 4,30 4,33 4,35 4,34 4,37 4,25<br />
4<br />
Listrik, Gas dan Air<br />
Bersih<br />
0,42 0,44 0,46 0,45 0,47 0,49 0,50 0,51 0,52 0,55 0,48<br />
5 Bangunan 10,44 10,74 10,84 10,86 10,97 11,26 11,37 11,34 11,56 11,79 11,12<br />
6<br />
7<br />
8<br />
Perdagangan, Hotel<br />
dan Restoran<br />
Pengangkutan dan<br />
Komunikasi<br />
Keuangan, Persewaan<br />
dan Jasa Usaha<br />
15,97 16,35 16,64 16,90 17,24 17,58 17,83 18,08 18,42 18,90 17,39<br />
5,48 5,42 5,57 5,56 5,55 5,75 5,96 6,16 6,17 6,11 5,77<br />
2,73 2,72 2,76 2,77 2,79 2,81 2,82 2,84 2,82 2,87 2,79<br />
9 Jasa-Jasa Lainnya 12,52 12,20 12,09 11,79 11,67 11,67 11,50 11,32 11,14 11,06 11,70<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100<br />
Sumber : Diolah dari BPS Sumbawa, 2005-2009<br />
Kontribusi atau pangsa sektor pertanian adalah yang terbesar (rata-rata 44,34%) namun dari<br />
tahun ke tahun menunjukkan penurunan rata-rata 0,46% per tahun. Sedangkan 5 (lima) sektor<br />
lainnya yakni Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Jasa-jasa dan Sektor Bangunan, Sektor<br />
Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi mencapai<br />
50,23% dengan rata-rata kenaikan 0,42% per tahun. Kondisi ini menunjukkan terjadinya<br />
kecenderungan perubahan struktur ekonomi <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dari sektor pertanian (sektor<br />
primer) ke sektor sekunder dan tersier, yang wajar terjadi sebagai dampak dari keberhasilan<br />
pembangunan di sector-sektor lainnya yang lebih cepat berkembang. Meskipun demikian, kinerja<br />
sektorpertanian masih perlu ditingkatkan dengan mengoptimalkan potensi dan nilai tambahnya bagi<br />
perekonomian <strong>daerah</strong>.<br />
Untuk memperoleh <strong>gambaran</strong> kinerja perekonomian secara regional di luar subsektor<br />
pertambangan non migas, maka disajikan nilai PDRB ADHB dan laju pertumbuhan PDRB ADHK<br />
10 kabupaten/kota dalam Provinsi NTB sebagaimana terlihat pada tabel berikut.<br />
<strong>Kabupaten</strong> / Kota<br />
Tabel 2.10.<br />
PDRB ADHB dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK<br />
<strong>Kabupaten</strong>/Kota se-Provinsi NTB (2004-2009)<br />
(diluar Subsektor Pertambangan Non Migas)<br />
PDRB ADH Berlaku (Milyar Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%)<br />
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13<br />
1. Lombok Barat 1.791,96 2.095,72 2.392,12 2.720,19 3.113,21 3.550,55 5,8 4,61 5,82 5,26 4,58 5,91<br />
2. Lombok Tengah 2.131,04 2.415,63 2.703,06 3.038,47 3.528,36 4.102,55 4,55 4,3 5,09 4,71 6,96 7,26<br />
3. Lombok Timur 3.007,91 3.418,93 3.825,77 4.285,70 4.863,86 5.511,51 4,85 4,57 4,69 5,09 5,47 5,71<br />
4. Sumbawa 1.795,53 2.078,96 2.339,42 2.637,99 3.015,47 3.432,02 4,49 4,03 4,68 4,79 4,52 5,21<br />
5. Dompu 0,98 1.111,86 1.235,21 1.931,72 1.552,67 1.762,22 1,88 2,38 4,11 4,97 4,05 5,1<br />
6. Bima 1.525,62 1.670,15 1.856,38 2.064,07 2.385,75 2.721,15 4,92 1,37 4,26 4,56 5,96 6,43<br />
7. Sumbawa Barat 0,41 0,47 0,54 0,61 0,70 0,82 4,08 4,32 6,99 6,74 6,84 8,04<br />
8. Lombok Utara 0,69 0,79 0,89 1.010,96 1.143,21 1.259,12 5,04 2,74 4,91 4,94 3,52 4,97<br />
II - 11
<strong>Kabupaten</strong> / Kota<br />
PDRB ADH Berlaku (Milyar Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%)<br />
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13<br />
9. Mataram 1.894,37 2.312,22 2.651,94 3.078,20 3.624,34 4.140,35 9,53 7,77 7,86 7,92 7,76 8,47<br />
10. Kota Bima 0,46 0,53 0,59 0,68 0,77 0,88 4,21 3,41 4,74 5,97 4,46 6,38<br />
NTB 14.563,96 16.828,63 18.980,59 21.405,07 25.042,50 29.641,83 4,97 4,05 4,95 5,70 6,69 8,07<br />
Sumber :PDRB NTB, BPS NTB, 2010<br />
Berdasarkan tabel 2.10, bahwa nilai PDRB ADHB <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa pada tahun 2004,<br />
berada pada posisi terbesar ke-4 dengan nilai Rp.1,79 Trilyun setelah Lombok Timur (Rp.3<br />
Trilyun), Lombok Tengah (Rp.2,13 Trilyun), dan Kota Mataram (Rp.1,8 Trilyun). Sedangkan pada<br />
tahun 2009, mengalami penurunan menjadi posisi ke-5 dengan nilai Rp.3,42 Trilyun setelah<br />
Lombok Timur (5,51 trilyun), Lombok Tengah (4,10 Trilyun), Kota Mataram (4,14 Trilyun) dan<br />
Lombok Barat (Rp.2,55 Trilyun).<br />
Dari laju pertumbuhan PDRB ADHK, pada tahun 2004 laju pertumbuhan ekonomi<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa 4,49% berada pada urutan ke-7 tertinggi setelah Mataram (9,53%), Lombok<br />
Barat (5,80%), Bima (4,92%), KLU (5,04%), Lombok Timur (4,85%) dan Bima (4,92%), namun<br />
pada tahun 2009, posisi tersebut mengalami penurunan menjadi urutan ke-8 dengan tingkat<br />
pertumbuhan 5,21% dibawahKota Mataram (8,47%), Sumbawa Barat (8,04%), Lombok Tengah<br />
(7,26%), Bima (6,43%), Kota Bima (6,38%), Lombok Barat (5,91%) dan Lombok Timur (5,71%).<br />
Berdasarkan data tersebut berarti terjadi penurunan kinerja perekonomian <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
dibandingkan dengan 9 kabupaten/kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat.<br />
Melihat perkembangan tersebut, maka perlu dilakukan identifikasi sektor ekonomi mana<br />
yang akan menjadi daya ungkit perekonomian <strong>daerah</strong>. Sebagai <strong>gambaran</strong> digunakan hasil analisis<br />
studi komparatif ekonomi antar kabupaten/kota se-Provinsi NTB Tahun 2007 yang dilakukan oleh<br />
BPS NTB kerjasama dengan Bappeda Provinsi NTB (BPS NTB, 2008).Studi komparatif ekonomi<br />
tersebut menggunakan metode analisis Location Quotient (LQ) dan Shift-Share (SS).<br />
Berdasarkan hasil perhitungan nilai LQ, terdapat 5 (lima) sektor ekonomi <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa dengan LQ>1, yaitu : (1) sektor pertanian (1,72); (2) sektor listrik, gas dan air bersih<br />
(1,61); sekor bangunan (1,62); sektor perdagangan (1,24) dan sektor jasa-jasa (1,14), sedangkan<br />
keempat sektor lainnya memiliki nilai LQ
Adapun hasil analisis Shift-Share dengan melakukan ploting nilai Different Shift (DS) dan<br />
Proportionality Shift (PS) pada empat kuadran kategori pertumbuhan, diperoleh hasil seperti<br />
ditunjukkan tabel berikut.<br />
Tabel 2.12.<br />
Kategori Pertumbuhan Sektoral <strong>Kabupaten</strong>/Kota se-Provinsi NTB<br />
Berdasarkan Plot Nilai DS dan PS Metode Shift-Share (2000-2007)<br />
Pertumbuhan<br />
Sektor<br />
Pesat (I)<br />
Tertekan Yang<br />
Berkembang (II)<br />
Tertekan Yang<br />
Potensi (III)<br />
Terbelakang (IV)<br />
1 2 3 4 5<br />
Lombok Barat 3,4,5 1,2,9 6,7,8 -<br />
Lombok Tengah 3,6,7 2 4,5,8 1,9<br />
Lombok Timur 7 2,9 3,4,5,6,8 1<br />
Sumbawa 4 1,2,3,9 5,6,7,8 -<br />
Dompu 5,7,8 2,9 3,4,6 1<br />
Bima - 1,2,9 3,4,5,6,7,8 -<br />
Sumbawa Barat 4,5 9 3,6,7,8 1,2<br />
Kota Mataram 3,5,6,7,8 1,9 4 2<br />
Kota Bima 5,6,7 1,2 3,4,5,8 9<br />
Sumber : Analisis Komparatif Ekonomi, BPS NTB 2008<br />
Berdasarkan analisis LQ dan Shift-Share tersebut dapat disimpulkan sektor yang dapat<br />
menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa terhadap sektor perekonomian<br />
<strong>Kabupaten</strong>/Kota lainnya se-NTB sebagai berikut.<br />
a. Sektor Pertanian, merupakan sektor yang memiliki keunggulan komparatif dengan peranan<br />
paling besar terhadap sektor sejenis namun dalam <strong>kondisi</strong> tertekan yang berkembang.<br />
b. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, merupakan sektor dalam <strong>kondisi</strong> berkembang pesat namun<br />
baru memiliki peranan terbesar ketiga dari sektor sejenis.<br />
c. Sektor Jasa-Jasa, merupakan sektor tertekan yang berkembang namun memiliki peranan positif<br />
secara regional.<br />
d. Sektor-sektor lainnya, merupakan sektor potensial namun dalam <strong>kondisi</strong> tertekan dan belum<br />
memperlihatkan peranan signifikan.<br />
2.2.1.2. PDRB per kapita<br />
Pendapatan per kapita dihitung dengan pendekatan nilai PDRB dibagi jumlah penduduk,<br />
meskipun pendekatan tersebut memiliki kelemahan namun telah dianggap dapat memberikan<br />
<strong>gambaran</strong> tingkat kesejahteraan penduduk suatu <strong>daerah</strong> dari waktu kewaktu atau perbandingannya<br />
dengan <strong>daerah</strong> lain. Angka PDRB yang digunakan disini adalah PDRB ADHB. Gambaran<br />
pendapatan per kapita <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dengan memasukkan Subsektor Pertambangan Non<br />
Migas dan tanpa Subsektor Pertambangan Non Migas dalam kurun waktu 2004-2009 dan<br />
perbandingannya dengan pendapatan per kapitan NTB terlihat pasa gambar berikut.<br />
II - 13
Sumber : Diolah dari PDRB NTB, BPS NTB 2010<br />
Gambar 2. 6<br />
Perkembangan PDRB Per Kapita <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
Gambar 2.6. memberikan informasi yang menarik sebagai berikut : 1) pendapatan per kapita<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dengan dan tanpa Subsektor Pertambangan Non Migas sama besar, hal ini<br />
karena kontribusi subsektor tersebut amat kecil dalam struktur PDRB <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa. 2)<br />
adapun pendapatan per kapita NTB dengan dan tanpa memasukan Subsektor Pertambangan Non<br />
Migas amat berbeda, terlihat bila subsektor tersebut dimasukkan maka pendapatan per kapita NTB<br />
diatas <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa, bila subsektor tersebut dikeluarkan dari perhitungan maka pendapatan<br />
per kapita NTB dibawah Kab. Sumbawa. 3) Pendapatan per kapita <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa bergerak<br />
dari Rp. 4,75 juta per orang per tahun (2004) menjadi Rp.8,16 juta per orang per tahun (2009) atau<br />
meningkat rata-rata 11,45% per tahun. 4) Pendapatan per kapita NTB dengan tambang meningkat<br />
dari Rp.5,43 juta per orang per tahun (2004) menjadi Rp.9,42 juta per orang per tahun (2009)<br />
dengan rata-rata peningkatan 11,76% per tahun.<br />
Sedangkan pendapatan per kapita NTB tanpa tambang tumbuh mulai Rp.3,57 per orang per<br />
tahun (2004) menjadi Rp.6,69 juta per orang per tahun (2009) dengan rata-rata pertumbuhan<br />
13,37% per tahun.Tabel berikut memberikan <strong>gambaran</strong> laju perubahan pendapatan per kapita<br />
khususnya berdasarkan PDRB ADHB tanpa tambang untuk <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dan Provinsi<br />
NTB.<br />
Tabel 2.13.<br />
Laju Peningkatan PDRB ADHB, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Laju Pertumbuhan<br />
PDRB ADHB Per Kapita <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dan Provinsi NTB (2005-2009)<br />
(Tanpa Subsektor Pertambangan Non Migas)<br />
Tahun<br />
PDRB ADHB<br />
KS NTB<br />
Penduduk<br />
KS NTB<br />
PDRB Per Kapita<br />
KS NTB<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
2005 15,79% 15,55% 3,12% 1,65% 12,28% 13,67%<br />
2006 12,53% 12,79% 3,42% 2,75% 8,81% 9,77%<br />
2007 12,76% 12,77% 0,84% 0,83% 11,82% 11,85%<br />
2008 14,31% 16,99% 1,72% 1,66% 12,38% 15,08%<br />
2009 13,81% 18,37% 1,66% 1,61% 11,95% 16,49%<br />
Rerata 13,84% 15,29% 2,15% 1,70% 11,45% 13,37%<br />
Sumber : Diolah dari PDRB NTB, BPS NTB 2010<br />
Tabel tersebut memperlihatkan fakta meskipun pendapatan per kapita <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
berada diatas NTB, namun laju pertumbuhannya di bawah NTB. Hal ini dise<strong>bab</strong>kan oleh 2 hal : 1)<br />
Laju peningkatan PDRB <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dibawah NTB (13,84% terhadap 15,29%); 2) Laju<br />
peningkatan jumlah penduduk <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa lebih tinggi dari NTB (2,15% terhadap 1,70%).<br />
Bila <strong>kondisi</strong> ini terus berlanjut, maka sangat mungkin pendapatan per kapita tanpa tambang NTB<br />
diatas <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa.<br />
II - 14
2.2.1.3. Laju Inflasi<br />
Laju inflasi sebagai <strong>gambaran</strong> kenaikan harga <strong>umum</strong> barang-barang di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
menurut lapangan usaha disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.14.<br />
Laju Inflasi Produk Domestik Regional Bruto <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2005-2009)<br />
NO. LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN<br />
PERIKANAN<br />
10,34 9,00 9,21 8,96 7,60<br />
a. Tanaman Bahan Makanan 12,45 12,02 10,42 8,58 9,47<br />
b. Tanaman Perkebunan Rakyat 8,99 5,32 7,40 6,54 5,11<br />
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 13,57 6,08 11,16 12,88 6,33<br />
d. Kehutanan 9,93 6,10 1,96 3,61 5,38<br />
e. Perikanan 1,98 2,86 5,40 8,44 3,33<br />
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8,34 6,51 7,85 8,84 7,54<br />
a. Minyak dan Gas Bumi<br />
b. Pertambangan Tanpa Migas<br />
c. Penggalian 8,34 6,51 7,85 8,84 7,54<br />
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6,33 3,28 5,32 5,05 4,25<br />
a. Industri Dengan Migas<br />
b. Industri Tanpa Migas 6,33 3,28 5,32 5,05 4,25<br />
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 9,94 3,98 7,44 3,63 3,70<br />
a. Listrik 11,44 3,92 8,83 4,00 4,49<br />
b. Gas Kota<br />
c. Air Bersih 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00<br />
5. BANGUNAN 5,87 4,21 5,92 14,04 8,99<br />
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 13,45 8,00 8,11 7,96 6,94<br />
a. Perdagangan Besar dan Eceran 13,81 8,14 8,11 7,95 6,89<br />
b. Hotel 5,23 2,26 2,42 6,40 7,56<br />
c. Restoran 6,14 5,22 9,48 8,37 7,97<br />
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 29,42 2,96 3,06 6,42 2,95<br />
a. Pengangkutan 39,75 3,44 3,54 7,94 3,46<br />
1. Angkutan Rel Kereta Api<br />
2. Angkutan Jalan Raya 42,13 3,10 3,38 7,91 3,31<br />
3. Angkutan Laut 15,87 5,54 2,18 10,53 6,80<br />
4. Angk. Sungai, Danau & Penyeberangan<br />
5. Angkutan Udara 4,55 8,67 3,20<br />
6. Jasa Penunjang Angkutan 15,12 8,67 8,64 6,57 5,19<br />
b. Komunikasi 0,12 1,26 1,12 0,84 1,22<br />
1. Pos dan Telekomunikasi 0,12 1,26 1,12 0,84 1,22<br />
2. Jasa Penunjang Komunikasi<br />
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUS. 7,38 5,25 3,99 7,88 6,87<br />
a. Bank 5,21 3,12 3,38 11,90 5,20<br />
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 2,98 3,72 2,19 5,50 5,12<br />
c. Jasa Penunjang Keuangan<br />
d. Sewa Bangunan 9,12 -92,64 7,22 6,33 7,47<br />
e. Jasa Perusahaan 5,81 10273,59 4,79 9,97 7,91<br />
9. JASA – JASA 10,72 9,01 6,81 12,34 14,71<br />
a. <strong>Pemerintah</strong>an Umum 10,98 9,31 6,91 12,81 15,30<br />
1. Adm. <strong>Pemerintah</strong>an & Pertahanan 10,98 9,31 6,91 12,81 15,30<br />
2. Jasa <strong>Pemerintah</strong>an Lainnya<br />
b. Swasta 7,17 5,02 5,60 5,95 6,36<br />
1. Sosial Kemasyarakatan 10,23 6,43 7,10 6,99 6,51<br />
2. Hiburan dan Rekreasi 5,89 4,62 3,79 5,13 6,13<br />
3. Perorangan dan Rumahtangga 3,98 3,49 4,12 4,89 6,38<br />
P D R B 11,30 7,49 7,61 9,35 8,03<br />
Sumber :PDRB, BPS<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa,(Beberapa Tahun Terbitan)<br />
II - 15
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial<br />
Pembangunan manusia sebagai insan dan sumberdaya pembangunan merupakan satu<br />
kesatuan yang tidak terpisahkan, dilakukan pada seluruh siklus hidup manusia sejak dalam<br />
kandungan hingga lanjut usia. Upaya tersebut dilandasi oleh pertimbangan bahwa kualitas manusia<br />
yang baik ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangannya sejak dalam kandungan. Selama<br />
periode tahun 2006-2010 berbagai program telah dilaksanakan untuk dapat meningkatkan<br />
sumberdaya manusia <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa, yang <strong>gambaran</strong> kinerja dalam penyelenggaran<br />
pemerintahan <strong>daerah</strong> atas fokus tersebut terlihat dari beberapa indikator sebagai berikut.<br />
2.2.2.1. Angka Melek Huruf (AMH)<br />
Angka melek huruf <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa pada masing-masing kecamatan menunjukkan<br />
bahwa kecamatan dengan angka melek huruf terendah adalah Kecamatan Rhee yang baru mencapai<br />
76,71 (jumlah penduduk buta aksara mencapai 1131 warga belajar) sedangkan kecamatan tertinggi<br />
adalah Kecamatan Sumbawa dengan angka melek huruf mencapai 98,08 (jumlah penduduk buta<br />
aksara 701 warga belajar).<br />
Tabel 2.15.<br />
Angka Melek Huruf Menurut Kecamatan Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
No Kecamatan<br />
Jumlah Penduduk Usia<br />
diatas 15 Tahun yang<br />
bisa membaca dan<br />
menulis<br />
Jumlah penduduk usia<br />
15 tahun keatas<br />
Angka melek huruf<br />
1 2 3 4 5<br />
1 Lunyuk 9.974 11.651 85.61<br />
2 Alas 17.688 19.994 88.47<br />
3 Utan 16.211 19.789 81.92<br />
4 Batu lanteh 6.395 7.306 87.53<br />
5 Sumbawa 35.813 36.514 98.08<br />
6 Moyo hilir 14.450 15.794 91.49<br />
7 Moyo hulu 13.537 14.720 91.96<br />
8 Ropang 4.122 4.338 95.02<br />
9 Lape 10.229 11.235 91.05<br />
10 Plampang 16.285 17.958 90.68<br />
11 Empang 15.089 15.932 94.71<br />
12 Labuhan badas 16.396 18.661 87.86<br />
13 Alas barat 13.420 14.346 93.55<br />
14 Labangka 4.939 6.344 77.85<br />
15 Rhee 3.726 4.857 76.71<br />
16 Buer 10.208 10.983 92.94<br />
17 Moyo utara 6.065 6.756 89.77<br />
18 Maronge 6.372 6.874 92.70<br />
19 Tarano 9.387 10.336 90.82<br />
20 Lopok 11.393 12.459 91.44<br />
21 Lenangguar 4.315 4.743 90.98<br />
22 Orong telu 3.300 3.975 83.02<br />
23 Unter iwis 12.199 13.229 92.21<br />
24 Lantung 1.800 1.999 90.05<br />
Jumlah 263.313 290.793 90.55<br />
Sumber : Diknas Kab. Sumbawa Tahun 2010, diolah<br />
Angka melek huruf <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa hingga tahun 2010 adalah 90,55 (jumlah buta<br />
aksara 27.480). Kondisi seperti pada tabel tersebut menunjukkan bahwa hingga pada tahun 2010 di<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa masih terdapat sebanyak 9,5% penduduk usia 15 tahun ke atas dalam keadaan<br />
belum dapat membaca dan menulis. Angka tersebut masih separuh dari target nasional yang<br />
menetapkan angka buta aksara dibawah 5%. Dengan demikian, maka penuntasan buta aksara<br />
menjadi upaya penting dan ditarget penuntasannya harus ditangani sejak tahun 2011, dengan tetap<br />
memperhitungkan peluang pertumbuhan penduduk pada tahun-tahun berikutnya.<br />
II - 16
2.2.2.2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah<br />
Rata-rata lama sekolah menunjukkan kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang<br />
pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki. dan pendidikan yang ditamatkan. Berikut<br />
data rata-rata lama sekolah <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa pada masing-masing jenjang pendidikan selama<br />
rentang waktu 2006 – 2010.<br />
Tabel 2.16.<br />
Angka Rata-Rata Lama Sekolah <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006 – 2010)<br />
No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 SD / MI 6.21 6.21 6.21 6.21 6.23<br />
2 SMP / MTs 3.01 3.00 3.00 3.00 3.01<br />
3 SMA / MA / SMK 3.15 3.01 3.00 3.00 3.01<br />
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
Dari data tersebut, SD/MI adalah jenjang pendidikan yang relatif lebih lama rata-rata waktu<br />
yang dibutuhkan. Tahun 2005 sisa waktu untuk pendidikan SD/MI adalah 0,21 kemudian tahun<br />
2010 meningkat menjadi 0,23. Jenjang pendidikan SMP / MTS rata-rata dapat ditempuh tepat<br />
waktu 3 tahun (Tahun 2007, 2008 dan 2009), Tahun 2006 selisih waktu hanya 0,1 begitu pula<br />
Tahun 2010 hanya selisih 0,1 tahun.<br />
2.2.2.3. Angka Partisipasi Kasar (APK)<br />
Angka partisipasi kasar (APK) menunjukkan persentase jumlah siswa pada jenjang<br />
pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk kelompok usia sekolah. Kelompok usia sekolah<br />
untuk tingkat PAUD (< 6 tahun), SD/MI (7-12 tahun), SMP/MTs (13-15 tahun) dan<br />
SMA/MA/SMK (16-18 tahun). Indikator APK digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia<br />
sekolah yang bersekolah disuatu jenjang pendidikan. Makin tinggi APK berarti makin banyak anak<br />
usia sekolah yang bersekolah disuatu <strong>daerah</strong>, atau makin banyak anak usia di luar kelompok usia<br />
sekolah tertentu bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. Nilai APK bisa lebih besar dari 100%<br />
karena adanya sisiwa di luar usia sekolah, <strong>daerah</strong> kota, atau <strong>daerah</strong> perbatasan. APK <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa, rata-rata selama kurun waktu 2006 – 2010 untuk tingkat PAUD disajikan pada tabel<br />
berikut.<br />
Tabel 2.17.<br />
Angka Partisipasi Kasar PAUD Kab. Sumbawa (2006-2010)<br />
No Tahun APK<br />
1 2 3<br />
1 2006/2007 42,82<br />
2 2007/2008 36,63<br />
3 2008/2009 44,17<br />
4 2009/2010 45,97<br />
5 2010/2011 41,91<br />
Sumber : Profil Pendidikan. Dinas Diknas Kab. Sumbawa (Beberapa Tahun Terbitan)<br />
Selanjutnya rata-rata sepanjang tahun 2006-2010, APK SD 105,78, APK SMP/MTS 89,67<br />
dan SMA/MA/SMK adalah 55,54, yang selengkapnya disajikan sebagai berikut.<br />
II - 17
Tabel 2.18.<br />
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006 – 2010)<br />
No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 SD / MI<br />
1.1 Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SD / MI 54199 53537 53136 53381 53143<br />
1.2 Jumlah penduduk kelompok usia 7 - 12 tahun 51432 51479 51594 50468 47982<br />
1.3 APK SD / MI 105.38 104.00 102.99 105.77 110.76<br />
2 SMP / MTs<br />
2.1 Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP / MTs 21161 21522 22259 22444 21911<br />
2.2 Jumlah penduduk kelompok usia 13 - 15 tahun 25318 25604 25863 24889 20969<br />
2.3 APK SMP / MTs 83.58 84.06 86.07 90.18 104.49<br />
3 SMA / MA / SMK<br />
3.1 Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA / MA / SMK 13198 5541 14482 14365 15746<br />
3.2 Jumlah penduduk kelompok usia 16 - 18 tahun 23320 24028 24274 22839 20857<br />
3.3 APK SMA / MA / SMK 56.60 23.06 59.66 62.90 75.50<br />
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
2.2.2.4. Angka Partisipasi Murni (APM)<br />
Angka Partisipasi Murni (APM) pada masing-masing jenjang pendidikan menunjukkan<br />
persentase jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk<br />
kelompok usia sekolah. APM digunakan Untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang<br />
bersekolah disuatu jenjang pendidikan. Makin tinggi APM berarti makin banyak anak usia sekolah<br />
yang bersekolah disuatu <strong>daerah</strong>, atau makin banyak anak usia di luar kelompok usia sekolah<br />
tertentu bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa tahun 2006-2010<br />
menurut jenjang pendidikan disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.19.<br />
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Kab. Sumbawa (2006-2010)<br />
No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 SD / MI<br />
1.1 Jumlah siswa kelompok usia 7 - 12 tahun yang bersekolah di jenjang<br />
pendidikan SD / MI<br />
54199 53537 53136 53381 53143<br />
1.2 Jumlah penduduk kelompok usia 7 - 12 tahun 51432 51479 51594 50468 47982<br />
1.3 APM SD / MI 90,04 91,10 90.81 91,75 96,80<br />
2 SMP / MTs<br />
2.1 Jumlah siswa kelompok usia 13 - 15 tahun yang bersekolah di jenjang<br />
pendidikan SMP / MTs<br />
21161 21522 22259 22444 21911<br />
2.2 Jumlah penduduk kelompok usia 13 - 15 tahun 25318 25604 25863 24889 20969<br />
2.3 APM SMP / MTs 66,34 63,19 66.45 68,65 80,61<br />
3 SMA / MA / SMK<br />
3.1 Jumlah siswa kelompok usia 16 - 18 tahun yang bersekolah di jenjang<br />
pendidikan SMA / MA / SMK<br />
13198 5541 14482 14365 15746<br />
3.2 Jumlah penduduk kelompok usia 16 - 18 tahun 23320 24028 24274 22839 20857<br />
3.3 APM SMA / MA / SMK 44,01 44,61 43.51 45,94 48,86<br />
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa, diolah berbagai tahun<br />
Pada tabel 2.19, diperoleh <strong>gambaran</strong> bahwa dari beberapa jenjang pendidikan di <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa, baru APM SD/MI yang saat ini telah memenuhi Standard Pelayanan Minimum bidang<br />
pendidikan, yakni sebesar 96,80 dimana standard pelayanan minimum pendidikan jenjang SD/MI<br />
adalah 95% penduduk kelompok usia 7 – 12 tahun bersekolah di SD/MI. Sedangkan APM<br />
SMP/MTS dan SMA sederajat masih berada dibawah standard pelayanan minimum. SPM<br />
SMP/MTS sesuai Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 129a/U/2004 adalah 90%,<br />
dan untuk SMA sederajat adalah 60%. Capaian APM Kab. Sumbawa untuk SMP/MTS baru<br />
mencapai 80,61, dan SMA sederajat adalah 48,86.<br />
II - 18
2.2.2.5. Angka Kematian Bayi (AKB)<br />
AKB menunjukkan jumlah bayi meninggal dalam usia kurang satu tahun tiap 1.000<br />
kelahiran hidup dalam kurun satu tahun. Kematian bayi di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa pada tahun 2005<br />
tercatat sebanyak 31 kasus bayi lahir mati atau 0.42% dari jumlah kelahiran, dengan perincian<br />
penye<strong>bab</strong> kematian sebagai berikut; aspexya: 13 Orang, BBLR : 11 Orang, Infeksi : 2 Orang, dan<br />
mati dalam kandungan ada 5 Orang. Penye<strong>bab</strong> kematian bayi tertinggi adalah dise<strong>bab</strong>kan oleh<br />
aspexya.<br />
Bila dibandingkan dengan angka kematian bayi pada tahun 2004 sebanyak 59 Orang maka<br />
ada perubahan positif yaitu penurunan angka kematian bayi dan peningkatan derajat kesehatan<br />
dalam penanganan ibu melahirkan serta Bayi lahir. Tahun 2007 angka kematian bayi adalah 9,26<br />
per 1.000 kelahiran hidup (87 kasus), kemudian Tahun 2008 kembali terjadi penurunan derajat<br />
kesehatan dalam penangan bayi lahir yang ditunjukkan oleh meningkatnya AKB menjadi 12,37.<br />
Tahun 2009 tercatat angka kematian bayi adalah 6,36 (49 kasus) dengan jumlah kasus kematian<br />
balita 21 kasus, sedangkan rata-rata NTB 54,5 dan 39,2. Perbandingan jumlah kematian bayi<br />
<strong>Kabupaten</strong>/kota se-NTB terlihat pada tabel berikut.<br />
Tabel 2.20.<br />
Angka Kematian Bayi dan Balita <strong>Kabupaten</strong>/Kota se-NTB (2009)<br />
No <strong>Kabupaten</strong>/ Kota<br />
Kelahiran Bayi Usia: 0-1 Tahun<br />
Lahir Mati Hidup<br />
Kelahiran Balita Usia: 1-5 Tahun<br />
Lahir Mati Hidup<br />
Bedah/Cesar<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9<br />
1 Kota Mataram 7.921 26 7.895 34.000 5 33.995 -<br />
2 Lombok Barat 11.841 77 11.764 65.909 82 65.827 -<br />
3 Lombok Tengah 17593 116 17.477 92.217 38 92.179 -<br />
4 Lombok Timur 23.913 177 23.736 111.634 201 111.433 -<br />
5 Lombok Utara 4.233 34 4.199 26.685 0 26.685 -<br />
6 Sumbawa Barat 2.266 4 2.658 13.036 4 13.032 -<br />
7 Sumbawa 7.705 49 7.656 40.506 21 40.485 -<br />
8 Bima 9.33 7 5.159 29.014 2 29.012 -<br />
9 Dompu 5.166 44 9.286 54.354 30 54.324 -<br />
10 Kota Bima 2.917 11 2.906 16.000 9 15.991 -<br />
Jumlah 93.281 545 92.736 483.355 392 392 -<br />
Sumber : Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat (2009)<br />
2.2.2.6. Angka Kematian Ibu (AKI)<br />
AKI merupakan jumlah kematian Ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup dalam kurun<br />
satu tahun. AKI <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa tahun 2005 mencapai 136 dan pada Tahun 2010 menurun<br />
menjadi 19. Jumlah kematian ibu terbesar di kecamatan Plampang ada 4 Orang dari jumlah<br />
<strong>Kabupaten</strong> ada 19 Orang penye<strong>bab</strong> kematian dengan perincian sebagai berikut : Perdarahan 7<br />
Orang, Lain-lain 6 Orang, Infeksi 3 Orang Partus Lama 1 Orang dan Eklampsia / Pre Eklampsia 2<br />
Orang.<br />
Dengan demikian penye<strong>bab</strong> kematian ibu karena perdarahan paling tinggi yaitu ada 7 orang.<br />
Terjadi angka penurunan bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2007 dimana kematian ibu<br />
berjumlah 17 Orang. Sementara pada tahun 2009 angka kematian ibu terlaporkan 12 orang yang<br />
keseluruhannya merupakan kematian ibu bersalin, dengan kelahiran hidup sebanyak 7705, sehingga<br />
Angka Kematian Ibu di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa pada tahun 2009 sebesar 1,56. adapun jumlah<br />
kematian ibu terlaporkan rata-rata NTB 10,3 orang. Secara rinci disajikan pada tabel berikut.<br />
II - 19
Tabel 2.21.<br />
Jumlah Kematian Ibu Maternal <strong>Kabupaten</strong>/Kota se-NTB (2009)<br />
<strong>Kabupaten</strong>/Kota<br />
Ibu Hamil<br />
Kematian Ibu Marternal<br />
Ibu bersalin Ibu nifas Jumlah<br />
1 2 3 4 5<br />
1. Lombok Barat 4 5 9 18<br />
2. Lombok Tengah - 13 - 13<br />
3. Lombok Timur - 15 - 15<br />
4. Sumbawa - 12 - 12<br />
5. Dompu<br />
- - 4 4<br />
6. Bima<br />
2 6 1 9<br />
7. Sumbawa Barat - 4 - 4<br />
8. Lombok Utara - 6 4 10<br />
9. Kota Mataram 2 8 4 14<br />
10. Kota Bima 4 - - 4<br />
Jumlah<br />
Sumber : Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat (2009)<br />
12 69 22 103<br />
2.2.2.7. Persentase Balita Gizi Buruk<br />
Status gizi balita merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan<br />
masyarakat dan juga dapat menunjukkan kualitas fisik penduduk. Status gizi buruk tidak mengalami<br />
perubahan dari tahun 2004 sebanyak 255 orang sama dengan tahun 2005 sebanyak 255 orang dan<br />
yang mendapat perawatan sebanyak 194 orang atau 76.08 % dari jumlah balita yang berstatus gizi<br />
buruk. Status gizi buruk pada tahun 2007 sebanyak 223 orang dan tahun 2008 sebanyak 204 orang.<br />
Sedangkan tahun 2009 tercatatat jumlah balita gizi buruk 115 merupakan angka diatas rata-rata<br />
NTB yang berjumlah 92,6. Secara lengkap penderita gizi buruk disajikan melalui tabel berikut.<br />
No <strong>Kabupaten</strong>/ Kota<br />
Tabel 2.22.<br />
Jumlah Balita Gizi Buruk <strong>Kabupaten</strong>/Kota Se-NTB (2009)<br />
Kelahiran Balita Usia: 1-5 Tahun<br />
Lahir Mati Hidup<br />
Gizi Buruk<br />
1 2 3 4 5 6<br />
1 Kota Mataram 34.000 5 33.995 48<br />
2 Lombok Barat 65.909 82 65.827 156<br />
3 Lombok Tengah 92.217 38 92.179 75<br />
4 Lombok Timur 111.634 201 111.433 307<br />
5 Lombok Utara 26.685 0 26.685 58<br />
6 Sumbawa Barat 13.036 4 13.032 7<br />
7 Sumbawa 40.506 21 40.485 115<br />
8 Bima 29.014 2 29.012 43<br />
9 Dompu 54.354 30 54.324 86<br />
10 Kota Bima 16.000 9 15.991 31<br />
Jumlah 483.355 392 392 926<br />
Sumber : Statistik Provinsi NTB (Beberapa tahun terbitan)<br />
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga<br />
Pembangunan seni budaya di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dilakukan dalam rangka melestarikan<br />
dan mengembangkan seni budaya <strong>daerah</strong> serta mempertahankan jati diri dan nilai-nilai budaya<br />
<strong>daerah</strong> ditengah semakin derasnya arus informasi dan kebudayaan global, <strong>Pemerintah</strong> dan<br />
masyarakat telah berkomitmen untuk menghidupkan kembali aktivitas yang berakar dari tradisi<br />
lokal masyarakat Samawa. Salah satunya diwujudkan melalui dihidupkannya kembali Dewan<br />
Kesenian Daerah Sumbawa (DKS) dan fasilitasi pembentukan Lembaga Adat Tana Samawa<br />
(LATS) serta penobatan Sultan Muhammad Kaharuddin IV sebagai Sultan Sumbawa. Sultan dan<br />
LATS diharapkan mampu menjadi pilar penting untuk menjaga dan menghidupkan tradisi adat dan<br />
budaya tana Samawa yang tercermin dari semboyan “adat bersendikan sara, sara bersendikan<br />
kitabullah”, dan saat ini hal tersebut mulai tergerus perkembangan dan perubahan jaman.<br />
II - 20
2.2.3.1. Rasio lembaga seni budaya per 10.000 penduduk<br />
Rasio keberadaan lembaga seni budaya seperti group kesenian/sanggar seni, Pusat Latihan<br />
Kesenian, Dewan Kesenian Daerah Sumbawa (DKS) dan Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) di<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.23.<br />
Rasio Lembaga Seni Budaya Per 10.000 Penduduk <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006-2010)<br />
Tahun<br />
No Lembaga Seni dan Budaya<br />
2006 2007 2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Grup Kesenian/Sanggar Seni 43 46 46 49 52<br />
2 Pusat Latihan Kesenian 1 1 1 1 1<br />
3 Dewan Kesenian Daerah 1 1 1 1 1<br />
4 Lembaga Adat Tana Samawa(Kab dan Kec) 1 1 1 1 25<br />
5 Jumlah lembaga 46 49 49 52 79<br />
6 Jumlah penduduk 403.500 406.888 413.869 420.750 415.363<br />
Rasio lembaga per 10000 penduduk 1,14 1,20 1.18 1,24 1,80<br />
Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010)<br />
Rendahnya jumlah lembaga seni budaya khususnya grup kesenian terdaftar sebagaimana<br />
ditunjukkan pada Tabel 2.23, sehingga rasio lembaga seni budaya per 10000 penduduk menjadi<br />
rendah dan ketersediaannya hanya 1-2 lembaga seni budaya dalam 10.000 penduduk diantaranya<br />
dise<strong>bab</strong>kan oleh masih minimnya tenaga pelatih seni, sarana dan prasarana pertunjukan kesenian.<br />
Selain itu, masih kurangnya event kesenian dan budaya baik yang diselenggarakan oleh pemerintah<br />
<strong>daerah</strong> maupun atas prakarsa masyarakat yang secara tidak langsung akan dapat menstimulasi<br />
munculnya group-group kesenian baru. Meskipun demikian, kegiatan berkesenian yang dilakukan<br />
secara perorangan masih tetap hidup di tengah-tengah masyarakat.<br />
2.2.3.2. Rasio Klub dan Prasarana Olahraga<br />
Dalam pembangunan olah raga ditengah minimnya kemampuan anggaran, pemerintah<br />
<strong>daerah</strong> senantiasa terus berupaya meningkatkan prestasi pemuda dengan melakukan pembenahan<br />
pada berbagai aspek, baik infrastruktur maupun suprastruktur. Selain itu, dilakukan pula fasilitasi<br />
dan dukungan terhadap organisasi induk olah raga beserta organisasi cabang olah raga,<br />
penyelenggaraan pertandingan olahraga antarsekolah, serta pertandingan olahraga antar klub serta<br />
antar kecamatan. Berikut ini disajikan data fasilitas olahraga di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa Tahun 2010,<br />
sebagai berikut.<br />
Tabel 2.24.<br />
Rasio Klub dan Gedung Olahraga Per 10.000 Penduduk Kab. Sumbawa (2006-2010)<br />
No Uraian<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Klub olahraga 637 665 674 674 674<br />
3 Gedung olahraga 5 5 6 6 7<br />
4 Jumlah penduduk 403.500 406.888 413.869 420.750 415.363<br />
5 Rasio klub olahraga 15,79 16,34 16,29 16,02 16,23<br />
7 Rasio gedung olahraga 0,12 0,12 0,14 0,14 0,17<br />
Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010) (Diolah)<br />
Rasio klub olah raga pada tahun 2010 sebesar 16,23 menunjukkan bahwa tersedia sebanyak<br />
16-17 klub tiap 10.000 penduduk, hanya tersedia sebanyak 0-1 gedung olahraga untuk setiap 10.000<br />
penduduk. Untuk <strong>kondisi</strong> tersebut, di masa mendatang diperlukan peningkatan peran masyarakat<br />
II - 21
dan dunia usaha disamping pemerintah <strong>daerah</strong>. Selanjutnya <strong>gambaran</strong> rasio lapangan olahraga per<br />
10.000 penduduk di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.25.<br />
Rasio Lapangan Olahraga Per 10.000 Penduduk Kab. Sumbawa (2006-2010)<br />
No Cabang Olahraga<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Lapangan sepak bola 53 53 53 53 53<br />
2 Lapangan volley ball 102 102 102 102 102<br />
3 Lapangan sepak takraw 23 34 56 66 66<br />
4 Lapangan Bulu tangkis 68 84 113 136 138<br />
5 Lapangan tenis 19 19 23 23 23<br />
6 Lapangan atletik 17 29 49 49 49<br />
7 Kolam renang 4 5 6 6 6<br />
8 Lapangan basket 27 31 34 34 34<br />
9 Jumlah Penduduk<br />
Rasio per 10000 penduduk:<br />
403500 406888 413869 420750 415363<br />
10 Lapangan sepak bola 1.31 1.30 1.28 1.26 1.28<br />
11 Lapangan volley ball 2.53 2.51 2.46 2.42 2.46<br />
12 Lapangan sepak takraw 0.57 0.84 1.35 1.57 1.59<br />
13 Lapangan Bulu tangkis 1.69 2.06 2.73 3.23 3.32<br />
14 Lapangan tenis 0.47 0.47 0.56 0.55 0.55<br />
15 Lapangan atletik 0.42 0.71 1.18 1.16 1.18<br />
16 Kolam renang 0.10 0.12 0.14 0.14 0.14<br />
17 Lapangan basket 0.67 0.76 0.82 0.81 0.82<br />
Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010) (Diolah)<br />
Data tersebut pada table di atas menunjukkan bahwa adanya kecenderungan peningkatan<br />
rasio lapangan olah raga per 10.000 penduduk di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa setiap tahunnya, meskipun<br />
secara <strong>umum</strong> rasio tersebut sangat rendah. Ini berarti bahwa masih diperlukan peningkatan<br />
ketersediaan lapangan olahraga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam rangka<br />
mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga.<br />
Demikian pula dengan ketersediaan gedung olahraga, yang secara rinci disajikan menurut<br />
kecamatan pada tahun 2010.<br />
Tabel 2.26.<br />
Rasio Gedung Olahraga Per 10.000 Penduduk Menurut Kecamatan di Kab. Sumbawa (2010)<br />
No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa)<br />
Jumlah Gedung Olag<br />
Raga (Unit)<br />
Rasio per 10000<br />
Penduduk<br />
1 2 3 4 5<br />
1 Lunyuk 18123 0 0<br />
2 Orong Telu 4530 0 0<br />
3 Alas 27993 1 0,36<br />
4 Alas Barat 18425 0 0<br />
5 Buer 13408 0 0<br />
6 Utan 28828 0 0<br />
7 Rhee 6908 0 0<br />
8 Batulanteh 10127 0 0<br />
9 Sumbawa 56649 2 0,35<br />
10 Labuhan Badas 28870 1 0,35<br />
11 Unter Iwes 18108 0 0<br />
12 Moyo Hilir 22238 1 0,45<br />
13 Moyo Utara 9023 0 0<br />
14 Moyu Hulu 19871 0 0<br />
15 Ropang 5017 0 0<br />
16 Lenangguar 6286 0 0<br />
17 Lantung 2767 0 0<br />
18 Lape 16131 0 0<br />
19 Lopok 17550 0 0<br />
20 Plampang 27813 0 0<br />
21 Labangka 10148 0 0<br />
II - 22
22 Maronge 9767 0 0<br />
23 Empang 21580 1 0,46<br />
24 Tarano 15203 1 0,66<br />
Jumlah 415363 7 0,17<br />
Sumber : Dinas Pariwisata, Senibudaya, Pemuda dan Olahraga, Kab. Sumbawa (2010) (Diolah)<br />
Fakta yang disajikan pada tabel tersebut menunjukkan bahwa hanya tersedia 0-1 unit<br />
gedung olah raga di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa setiap 10.000 penduduk.<br />
2.3. Aspek Pelayanan Umum <strong>Pemerintah</strong>an Daerah<br />
2.3.1. Urusan Wajib<br />
Urusan dalam penyelenggaraan pemerintahan <strong>daerah</strong> yang menjadi kewenangan wajib<br />
pemerintah kabupaten sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku<br />
sebanyak 26 urusan.<br />
2.3.1.1. Pendidikan<br />
Urusan wajib pendidikan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten adalah dari<br />
pendidikan pra sekolah hingga pendidikan menengah. Gambaran kinerja layanan urusan wajib<br />
pendidikan yang selama ini telah diselenggarakan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa secara lebih rinci sebagai<br />
berikut.<br />
a. Pendidikan Dasar<br />
1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)<br />
Angka partisipasi sekolah pada berbagai jenjang pendidikan menunjukkan proporsi<br />
penduduk usia tertentu dan sesuai dengan usia sekolah yang bersekolah pada jenjang tersebut. APS<br />
digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat<br />
memanfaatkan fasilitas pendidikan, yang dapat dilihat dari penduduk yang masih sekolah pada<br />
umur tertentu. Untuk melihat angka pasrtisipasi sekolah di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa sebagai salah satu<br />
indikator dalam mengukur keberhasilan wajib belajar 9 tahun, maka disajikan angka pasrtisipasi<br />
sekolah pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs pada table berikut.<br />
Tabel 2.27.<br />
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kab. Sumbawa (2006 – 2010)<br />
No Jenjang Pendidikan<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 SD / MI<br />
1.1 Jumlah murid usia 7 - 12 th 46311 46895 46852 46302 46382<br />
1.2 Jumlah penduduk kelompok usia 7 - 12 tahun 51432 51479 51594 50468 47982<br />
1.3 APS 90,04 91,09 90,81 91,75 96,67<br />
2 SMP / MTs<br />
2.1 Jumlah murid usia 13 - 15 th 16797 16180 17187 17087 16893<br />
2.2 Jumlah penduduk kelompok usia 13 - 15 thn 25318 25604 25863 24889 20969<br />
2.3 APS 66,34 63,19 66,45 68,65 80,56<br />
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
Tabel 2.27 menunjukkan bahwa kinerja pembangunan pendidikan khususnya dalam<br />
program wajib belajar 9 tahun di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dalam kurun waktu 2006-2010 dari tahun ke<br />
tahun semakin meningkat untuk setiap jenjang. Hal ini berarti bahwa proporsi masyarakat usia<br />
sekolah yang memanfaatkan fasilitas layanan pendidikan serta sebagai <strong>gambaran</strong> partisipasi<br />
masyarakat dalam mensukseskan program tersebut semakin meningkat. Lebih rendahnya angka<br />
partisipasi sekolah pada jenjang SMP/MTs dibandingkan dengan jenjang SD/MI antara lain<br />
dise<strong>bab</strong>kan oleh masih adanya kasus putus sekolah, atau dapat juga sebagai akibat terjadinya<br />
perpindahan anak didik untuk melanjutkan pendidikannya ke <strong>daerah</strong> lain.<br />
II - 23
2. Rasio Ketersediaan Sekolah<br />
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah jenjang tertentu per 10000 jumlah<br />
penduduk usia pendidikan tertentu yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Rasio ini<br />
mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pada jenjang pendidikan<br />
tersebut. Rasio ketersediaan sekolah di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa tahun 2006-2010 untuk jenjang SD/MI<br />
dan SMP/MTs disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.28.<br />
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kab. Sumbawa (2006 – 2010)<br />
No Jenjang Pendidikan<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 SD / MI<br />
1.1 Jumlah gedung sekolah 357 361 362 362 379<br />
1.2 Jumlah penduduk kelompok usia 7 - 12 tahun 51432 51479 51594 50468 47982<br />
1.3 Rasio 69.41 70.13 70.16 71.73 78.99<br />
2 SMP / MTs<br />
2.1 Jumlah gedung sekolah 80 91 96 104 107<br />
2.2 Jumlah penduduk kelompok usia 13 - 15 tahun 25318 25604 25863 24889 20969<br />
2.3 Rasio 31.60 35.54 37.12 41.79 51.03<br />
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
Tabel 2.28 menggambarkan bahwa ketersediaan sekolah baik pada jenjang SD/MI maupun<br />
SMP/MTs di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dari tahun ke tahun menunjukkan rasio yang semakin tinggi.<br />
Selanjutnya untuk ketersediaan sekolah di setiap kecamatan disajikan pada table berikut.<br />
No Kecamatan<br />
Tabel 2.29.<br />
Ketersediaan Gedung Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah<br />
Menurut Kecamatan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
Jumlah<br />
Gedung<br />
Sekolah<br />
SD / MI SMP / MTs<br />
Jml Pddk usia<br />
7-12 thn<br />
Rasio<br />
Jumlah<br />
Gedung<br />
Sekolah<br />
Jml Pddk<br />
usia 13-15<br />
thn<br />
Rasio<br />
1 2 3 4 5 6 7 8<br />
1 Lunyuk 20 2018 99.11 5 758 65.96<br />
2 Alas 20 3715 53.84 5 1668 29.98<br />
3 Utan 23 3481 66.07 6 1501 39.97<br />
4 Batu lanteh 18 1501 119.92 6 575 104.35<br />
5 Sumbawa 27 5420 49.82 7 2882 24.29<br />
6 Moyo hilir 26 2357 110.31 6 1101 54.50<br />
7 Moyo hulu 22 2169 101.43 7 908 77.09<br />
8 Ropang 7 565 123.89 1 254 39.37<br />
9 Lape 15 1836 81.70 5 725 68.97<br />
10 Plampang 25 3140 79.62 8 1309 61.12<br />
11 Empang 19 2468 76.99 5 1110 45.05<br />
12 Lab. Badas 22 3127 70.35 9 1373 65.55<br />
13 Alas barat 16 2459 65.07 3 1130 26.55<br />
14 Labangka 7 1137 61.57 4 495 80.81<br />
15 Rhee 6 889 67.49 2 334 59.88<br />
16 Buer 11 1952 56.35 4 825 48.48<br />
17 Moyo utara 12 1011 118.69 3 463 64.79<br />
18 Maronge 6 1227 48.90 2 462 43.29<br />
19 Tarano 19 1765 107.65 4 735 54.42<br />
20 Lopok 17 1982 85.77 4 702 56.98<br />
21 Lenangguar 10 631 158.48 3 283 106.01<br />
22 Orong telu 11 819 134.31 2 284 70.42<br />
II - 24
No Kecamatan<br />
Jumlah<br />
Gedung<br />
Sekolah<br />
SD / MI SMP / MTs<br />
Jml Pddk usia<br />
7-12 thn<br />
13 Alas barat 277 2,433 113.85 136 896 1517.86<br />
14 Labangka 73 1,515 48.18 67 475 1410.53<br />
II - 25<br />
Rasio<br />
Jumlah<br />
Gedung<br />
Sekolah<br />
Jml Pddk<br />
usia 13-15<br />
thn<br />
Rasio<br />
1 2 3 4 5 6 7 8<br />
23 Unter iwis 17 2042 83.25 6 980 61.22<br />
24 Lantung 3 271<br />
0 112 0.00<br />
Jumlah 379 47.982 78.99 107 20.969 51.03<br />
Sumber : Profil Pendidikan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)<br />
3. Rasio guru/murid<br />
Rasio guru/murid disebut juga sebagai rasio siswa per guru (R-S/G) merupakan<br />
perbandingan antar jumlah siswa dengan guru pada jenjang pendidikan tertentu. Angka tersebut<br />
diperlukan untuk mengetahui rata-rata ketersediaan guru yang dapat melayani siswa disuatu<br />
sekolah. Untuk <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa, disajikan pada tabel berikut.<br />
Tabel 2.30.<br />
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Kab. Sumbawa (2006 – 2010)<br />
No Jenjang Pendidikan<br />
Tahun<br />
2006 2007 2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 SD / MI<br />
1.1 Jumlah Guru 4412 4404 5078 4839 4999<br />
1.2 Jumlah murid 53292 54092 53391 53381 53143<br />
1.3 Rasio 827.89 814.17 951.10 906.50 940.67<br />
2 SMP / MTs<br />
2.1 Jumlah guru 1629 1727 1881 1894 2016<br />
2.2 Jumlah murid 21161 21587 22259 22444 21911<br />
2.3 Rasio 769.81 800.02 845.05 843.88 920.09<br />
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
Tabel 2.30 menggambarkan bahwa terjadi peningkatan rasio guru/murid di setiap jenjang<br />
pendidikan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa. Kondisi ini berarti bahwa beban guru untuk melayani siswa di<br />
suatu sekolah semakin besar. Selanjutnya untuk setiap kecamatan disajikan pada tabel berikut.<br />
Tabel 2.31.<br />
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar<br />
Menurut Kecamatan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
SD / MI SMP / MTs<br />
No Kecamatan<br />
Jumlah<br />
Guru<br />
Jumlah<br />
Murid<br />
Rasio<br />
Jumlah<br />
Guru<br />
Jumlah<br />
Murid<br />
Rasio<br />
1 2 3 4 5 6 7 8<br />
1 Lunyuk 235 2,611 90.00 89 1,260 706.35<br />
2 Alas 262 3,754 69.79 98 1,557 629.42<br />
3 Utan 298 3,895 76.51 131 1,421 921.89<br />
4 Batu lanteh 190 1,590 119.50 53 368 1440.22<br />
5 Sumbawa 484 6,474 74.76 236 3,083 765.49<br />
6 Moyo hilir 345 2,577 133.88 134 1,080 1240.74<br />
7 Moyo hulu 260 2,242 115.97 106 1,021 1038.20<br />
8 Ropang 70 567 123.46 11 121 909.09<br />
9 Lape 187 2,067 90.47 95 1,162 817.56<br />
10 Plampang 301 3,846 78.26 152 1,425 1066.67<br />
11 Empang 325 2,859 113.68 130 1,589 818.12<br />
12 Labuhan badas 351 3,742 93.80 139 1,742 797.93
15 Rhee 56 1,082 51.76 19 259 733.59<br />
16 Buer 122 1,749 69.75 70 770 909.09<br />
17 Moyo utara 157 1,160 135.34 53 532 996.24<br />
18 Maronge 76 1,263 60.17 36 502 717.13<br />
19 Tarano 225 2,108 106.74 63 662 951.66<br />
20 Lopok 225 2,035 110.57 56 683 819.91<br />
21 Lenangguar 92 650 141.54 38 294 1292.52<br />
22 Orong telu 82 668 122.75 5 57 877.19<br />
23 Unter iwis 274 1,941 141.16 99 952 1039.92<br />
24 Lantung 32 315 101.59 0 0 0<br />
Jumlah 4,999 53,143 94.07 2,016 21,911 920.09<br />
Sumber : Diknas Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
4. Kualifikasi Guru<br />
Kondisi SDM guru di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa berdasarkan jenjang pendidikan formalnya<br />
dalam periode tahun 2006-2010 sebagaimana ditunjukkan pada berikut.<br />
Tabel 2.32.<br />
Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Berdasarkan Jenjang Pendididkan<br />
Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006 – 2010)<br />
No Jenjang Pendidikan<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 SD/MI<br />
1.1 S1 Keguruan 366 357 366 1117 1140<br />
1.2 S1 Non Keguruan 0 0 0 0 0<br />
2 SMP/MTs<br />
2.1 S1 Keguruan 863 961 863 1409 1555<br />
2.2 S1 Non Keguruan 116 131 116 96 90<br />
Sumber : Diknas Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
Kondisi SDM guru di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa berdasarkan jenjang pendidikan formalnya<br />
dalam periode tahun 2006-2010 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.29, menunjukkan bahwa<br />
dari 4999 orang guru di tingkat SD/MI pada tahun 2010, hanya 1140 orang berkualifikasi<br />
pendidikan S1 keguruan. Pada jenjang SMP/MTs terdapat sebanyak 1645 orang guru berjenjang<br />
pendidikan S1, diantaranya 1555 orang S1 keguruan dan 90 orang S1 non keguruan, sementara<br />
jumlah guru SMP/MTs pada tahun 2010 mencapai 2016 orang. Demikian pula guru di jenjang<br />
SMA/MA/SMK.<br />
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah ketersediaan guru berpendidikan S1 pada<br />
masing-masing jenjang pendidikan menunjukkan peningkatan namun masih ditemukan guru-guru<br />
yang belum memenuhi kualifikasi S1.<br />
5. Angka Putus Sekolah (Drop Out)<br />
Angka drop out menunjukkan jumlah siswa yang putus sekolah sebelum lulus pada jenjang<br />
pendidikan tertentu untuk setiap 1000 siswa di suatu <strong>daerah</strong>. Makin kecil nilainya makin baik<br />
berarti putus sekolah makin kecil. Nilai ideal = 0, berarti tidak ada siswa yang putus sekolah. Angka<br />
putus sekolah pada jenjang pendidikan dasar di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa tahun 2006-2010 disajikan<br />
sebagai berikut.<br />
II - 26
Tabel 2.33.<br />
Angka Putus Sekolah (Drop Out) Pada Jenjang Pendidikan Dasar<br />
di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006-2010)<br />
No Jenjang Pendidikan<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 SD/MI<br />
1.1 Angka 98 37 39 74 63<br />
1.2 Persen (%) 0,18 0.07 0.07 0.14 0.12<br />
2 SMP/MTs<br />
2.1 Angka 201 208 113 283 123<br />
2.2 Persen (%) 1.00 0.98 0.52 1.32 0.55<br />
Sumber : Profil Pendidikan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (Beberapa Tahun Terbitan)<br />
Dari tabel 2.33 menunjukkan bahwa angka putus sekolah pada jenjang SD/MI masih lebih<br />
rendah dibandingkan dengan jenjang SMP/MTs.<br />
6. Tingkat Kerusakan Kelas<br />
Pada tahun 2009, dari ruang kelas yang ada di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa, diantaranya 68,01%<br />
adalah ruang kelas SD/MI, 22,11% ruang kelas SMP/MTs. Kondisi ruang kelas yang dikategorikan<br />
sebagai ruang kelas rusak berat untuk tingkat SD/MI sebesar 9,48%, SMP/MTs sebesar 5,8% dari<br />
total ruang kelas di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa. Pada tahun 2010, dari 2031 unit ruang kelas SD<br />
sederajat,, 1.511 (74,39%) <strong>kondisi</strong> baik, 371 (18,26%) rusak ringan dan 149 (7,33%) dalam keadaan<br />
rusak berat. Adapun ruang kelas SMP sederajat, dari 716 ruang kelas, dalam <strong>kondisi</strong> baik 568<br />
(79,33%), rusak ringan 123 (17,18%), dan rusak berat 25 (3,49%).<br />
b. Pendidikan Menengah<br />
1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)<br />
Angka partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan menengah menunjukkan proporsi<br />
penduduk usia 16-18 tahun yang bersekolah pada jenjang pendidikan menengah. APS digunakan<br />
untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia 16-18 tahun yang sudah dapat memanfaatkan<br />
fasilitas pendidikan, yang dapat dilihat dari penduduk yang masih sekolah pada usia tersebut. Untuk<br />
melihat angka pasrtisipasi sekolah pada jenjang pendidikan menengah di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
disajikan pada tabel berikut.<br />
Tabel 2.34.<br />
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/MA/SMK Kab. Sumbawa<br />
(2006 – 2010)<br />
No Jenjang Pendidikan<br />
Tahun<br />
2006 2007 2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1.1 Jumlah murid usia 16 - 18 th 12846 14219 14482 14351 15114<br />
1.2 Jumlah penduduk kelompok usia 6 - 18 tahun 23320 24028 24275 22840 20857<br />
1.3 APS 55,09 59,18 59,66 62,83 72,46<br />
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
Selanjutnya untuk melihat angka partisipasi sekolah jenjang pendidikan menengah<br />
(SMA/MA/SMK) pada setiap kecamatan pada tahun 2010 disajikan sebagai berikut.<br />
II - 27
Tabel 2.35.<br />
APS SMA/MA/SMK Menurut Kecamatan di Kab. Sumbawa (2010)<br />
No Kecamatan<br />
Murid usia 16 - 18<br />
tahun<br />
Jumlah<br />
Penduduk usia 16-18<br />
tahun<br />
APS<br />
1 2 3 4 5<br />
1 Lunyuk 550 736 74.73<br />
2 Alas 1693 1588 106.61<br />
3 Utan 606 1312 46.19<br />
4 Batu lanteh 61 453 13.47<br />
5 Sumbawa 4857 3606 134.69<br />
6 Moyo hilir 312 1011 30.86<br />
7 Moyo hulu 416 864 48.15<br />
8 Ropang 0 261 0.00<br />
9 Lape 760 731 103.97<br />
10 Plampang 930 1241 74.94<br />
11 Empang 995 1126 88.37<br />
12 Labuhan badas 390 1495 26.09<br />
13 Alas barat 567 1084 52.31<br />
14 Labangka 222 452 49.12<br />
15 Rhee 0 315 0.00<br />
16 Buer 211 707 29.84<br />
17 Moyo utara 300 430 69.77<br />
18 Maronge 0 448 0.00<br />
19 Tarano 270 742 36.39<br />
20 Lopok 351 598 58.70<br />
21 Lenangguar 148 291 50.86<br />
22 Orong telu 105 266 39.47<br />
23 Unter iwis 1370 996 137.55<br />
24 Lantung 0 104 0.00<br />
Jumlah 15114 20857 72.46<br />
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional (Beberapa tahun terbitan)<br />
Berdasarkan data pada Tabel 2.35, maka penduduk usia 16-18 tahun yang banyak dapat<br />
memanfaatkan fasilitas layanan pendidikan SMA/MA/SMK di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa secara<br />
berturut-turut adalah di Kecamatan Unter Iwes, Sumbawa, Alas, dan Lape. Sedangkan angka<br />
terendah adalah di Kecamatan Lantung, Rhee, dan Ropang.<br />
2. Rasio Ketersediaan Sekolah<br />
Rasio ketersediaan sekolah pada jenjang SMA/MA/SMK adalah jumlah sekolah jenjang<br />
SMA/MA/SMK per 10000 jumlah penduduk usia 16-18 tahun. Rasio ini mengindikasikan<br />
kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pada jenjang pendidikan tersebut. Rasio<br />
ketersediaan sekolah jenjang SMA/MA/SMK di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa tahun 2006-2010 disajikan<br />
sebagai berikut.<br />
Tabel 2.36.<br />
Rasio Ketersediaan Sekolah SMA/MA/SMK di Kab. Sumbawa (2006 – 2010)<br />
No Jenjang Pendidikan<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Jumlah gedung sekolah 36 40 44 43 47<br />
2 Jumlah penduduk kelompok usia 16 - 18 tahun 23,320 24,028 24,275 22,839 20,857<br />
Rasio 15.44 16.65 18.13 18.83 22.53<br />
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
Pada Tabel 2.36 terlihat bahwa rasio ketersediaan sekolah jenjang pendidikan menengah di<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa menunjukkan peningkatan. Hal ini berarti bahwa kemampuan sekolah<br />
menampung siswa semakin meningkat dari tahun ketahun. Selanjutnya <strong>gambaran</strong> ketersediaan<br />
II - 28
gedung sekolah jenjang pendidikan menengah di masing-masing kecamatan disajikan pada tabel<br />
berikut.<br />
Tabel 2.37.<br />
Ketersediaan Gedung Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah<br />
Menurut Kecamatan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
No Kecamatan<br />
Jumlah Gedung<br />
Sekolah<br />
SMA / MA / SMK<br />
Jml penduduk usia<br />
16-18 tahun<br />
Rasio<br />
1 2 3 4 5<br />
1 Lunyuk 3 736 40.76<br />
2 Alas 4 1588 25.19<br />
3 Utan 3 1312 22.87<br />
4 Batu lanteh 1 453 22.08<br />
5 Sumbawa 11 3606 30.50<br />
6 Moyo hilir 2 1011 19.78<br />
7 Moyo hulu 2 864 23.15<br />
8 Ropang 0 261 0.00<br />
9 Lape 1 731 13.68<br />
10 Plampang 3 1241 24.17<br />
11 Empang 3 1126 26.64<br />
12 Lab. Badas 2 1495 13.38<br />
13 Alas barat 2 1084 18.45<br />
14 Labangka 1 452 22.12<br />
15 Rhee 0 315 0.00<br />
16 Buer 1 707 14.14<br />
17 Moyo utara 1 430 23.26<br />
18 Maronge 0 448 0.00<br />
19 Tarano 1 742 13.48<br />
20 Lopok 1 598 16.72<br />
21 Lenangguar 1 291 34.36<br />
22 Orong telu 1 266 37.59<br />
23 Unter iwis 3 996 30.12<br />
24 Lantung 0 104 0.00<br />
Jumlah 47 20,857 22.53<br />
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
3. Rasio guru terhadap murid<br />
Rasio guru/murid atau rasio siswa per guru (R-S/G) merupakan perbandingan antar jumlah<br />
siswa dengan guru pada jenjang pendidikan tertentu. Angka tersebut diperlukan untuk mengetahui<br />
rata-rata ketersediaan guru yang dapat melayani siswa disuatu sekolah. Gambaran pada pendidikan<br />
menengah di Kab. Sumbawa, disajikan pada tabel berikut.<br />
Tabel 2.38.<br />
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pend. Menengah Di Kab Sumbawa (2006 – 2010)<br />
No Jenjang Pendidikan<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Jumlah guru 1038 1129 1288 1304 1446<br />
2 Jumlah murid 13198 14183 14482 14365 15114<br />
3 Rasio 786.48 796.02 889.38 907.76 956.73<br />
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
Tabel 2.38 mennunjukkan bahwa terjadi peningkatan rasio guru/murid pada jenjang<br />
pendidikan menengah di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa. Kondisi ini berarti bahwa beban guru untuk<br />
melayani siswa di suatu sekolah semakin besar.<br />
II - 29
4. Kualifikasi Guru<br />
Kondisi SDM guru di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa berdasarkan jenjang pendidikan formalnya<br />
dalam periode tahun 2006-2010 sebagaimana ditunjukkan pada berikut.<br />
Tabel 2.39.<br />
Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Jenjang Pendididkan SMA/MA/SMK<br />
Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006 – 2010)<br />
No Uraian<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 S1 Keguruan 756 750 756 1,003 1,200<br />
2 S1 Non Keguruan 123 162 123 124 112<br />
Sumber : Diknas Kab. Sumbawa diolah beberapa tahun<br />
Kondisi SDM guru di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK dalam<br />
periode tahun 2006-2010 sebagaimana ditunjukkan pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa masih<br />
terdapat guru dari latar belakang non pendidikan sebagaimana ditunjukkan pada table tersebut.<br />
5. Angka Putus Sekolah (Drop Out)<br />
Angka drop out (angka putus sekolah) pada jenjang pendidikan menengah di <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa tahun 2006-2010 disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.40.<br />
Angka Putus Sekolah (Drop Out) Pada Jenjang Pendidikan Menengah<br />
di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006-2010)<br />
No Jenjang Pendidikan<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Jumlah 25 220 22 261 235<br />
2 Persen (%) 0.21 1.89 0.15 1.80 1.64<br />
Sumber : Profil Pendidikan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (Beberapa Tahun Terbitan)<br />
Dari tabel 2.40 menunjukkan bahwa angka putus sekolah pada jenjang pendidikan<br />
menengah masih cukup tinggi.<br />
6. Tingkat Kerusakan Kelas<br />
Pada tahun 2009 jumlah sekolah di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa secara keseluruhan pada semua<br />
jenjang pendidikan sebanyak 671 sekolah dengan jumlah ruang kelas milik (RKM) sebanyak 3.127<br />
ruang kelas, dengan rincian 2.333 (74,61%) dalam <strong>kondisi</strong> baik, 537 (17,17%) dalam <strong>kondisi</strong> rusak<br />
ringan, 257 (8,22%) dalam <strong>kondisi</strong> rusak berat. Dari ruang kelas yang ada di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa,<br />
diantaranya 9,89% adalah ruang kelas SMA/MS/SMK. Pada tahun 2010, tingkat kerusakan ruang<br />
kelas SMA sederajat tidak terlalu tinggi. Dari 355 unit ruang kelas, dalam <strong>kondisi</strong> baik 325<br />
(91,54%), rusak ringan 27 (7,61%) dan rusak berat 3 (0,84%).<br />
2.3.1.2. Kesehatan<br />
Pembangunan urusan kesehatan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa hingga saat ini sudah menunjukkan<br />
perkembangan dari tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, dapat dilihat <strong>kondisi</strong> sarana<br />
kesehatan pada Tahun 2005, Posyandu berjumlah 513 buah, Puskesmas 15 Unit, Puskesmas<br />
Pembantu 83 Unit, Puskesmas Keliling ada 16 Unit, jumlah Polindes ada 56, Rumah Bersalin<br />
Swasta 2 Buah, balai Pengobatan / Klinik ada 2 Buah, Apotek 12 Buah, dan Toko Obat 17 Buah.<br />
Sejak Tahun 2009 hingga saat ini, di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa sudah dibangun Rumah Sakit Propinsi<br />
NTB Rujukan Pulau Sumbawa. Perkembangan akses ini mutlak diperlukan, mengingat jumlah<br />
penduduk dari tahun ke tahun yang terus bertambah.<br />
II - 30
a. Rasio Sarana Kesehatan<br />
Aksesibilitas terhadap sarana kesehatan dapat dilihat rasionya terhadap jumlah penduduk.<br />
Untuk melihat perbandingan rasio sarana kesehatan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dan Provinsi NTB,<br />
berikut disajikan data tahun 2009 pada melalui tabel berikut.<br />
Tabel 2.41.<br />
Jumlah dan Rasio Sarana Kesehatan Kab. Sumbawa dan Prov. NTB (2009)<br />
Sarana Kesehatan<br />
KS<br />
Jumlah (unit)<br />
NTB KS<br />
Rasio (1:x)<br />
NTB<br />
1 2 3 4 5<br />
Puskesmas 24 147 17.531 30.163<br />
Pustu 95 534 4.429 8.303<br />
Polindes 37 565 12.021 7.848<br />
Posyandu 606 5.881 694 754<br />
Sumber: data Dinas Kesehatan kab. Sumbawa, 2010<br />
Selanjutnya mengenai distribusi pada masing-masing kecamatan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
untuk tahun 2010 disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.42.<br />
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Menurut Kecamatan (2010)<br />
No Kecamatan<br />
Jumlah<br />
Penduduk<br />
Puskesmas<br />
Jumlah Rasio<br />
Poliklinik<br />
Jumlah Rasio<br />
Pustu<br />
Jumlah Rasio<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9<br />
1 Lunyuk 18,123 1 0.06 - 5 0.28<br />
2 Orong Telu 4,530 1 0.22 - 2 0.44<br />
3 Alas 27,993 1 0.04 - 2 0.07<br />
4 Alas Barat 18,425 1 0.05 - 4 0.22<br />
5 Buer 13,408 1 0.07 - 1 0.07<br />
6 Utan 28,828 1 0.03 - 4 0.14<br />
7 Rhee 6,908 1 0.14 - 1 0.14<br />
8 Batulanteh 10,127 1 0.10 - 5 0.49<br />
9 Sumbawa 56,649 2 0.04 1 0.018 0 -<br />
10 Labuhan Badas 28,870 1 0.03 - 7 0.24<br />
11 Unter Iwis 18,108 1 0.06 - 6 0.28<br />
12 Moyo Hilir 22,238 1 0.04 - 6 0.27<br />
13 Moyo Utara 9,023 1 0.11 - 4 0.33<br />
14 Moyo Hulu 19,871 1 0.05 - 9 0.45<br />
15 Ropang 5,017 1 0.20 - 2 0.40<br />
16 Lenangguar 6,286 1 0.16 - 3 0.48<br />
17 Lantung 2,767 1 0.36 - 2 0.72<br />
18 Lape 16,131 1 0.06 - 4 0.19<br />
19 Lopok 17,550 1 0.06 - 3 0.11<br />
20 Plampang 27,813 1 0.04 - 7 0.25<br />
21 Labangka 10,148 1 0.10 - 5 0.49<br />
22 Maronge 9,767 1 0.10 - 4 0.31<br />
23 Empang 21,580 1 0.05 - 6 0.23<br />
24 Tarano 15,203 1 0.07 - 6 0.39<br />
<strong>Kabupaten</strong> 415,363 25 0.06 1 0.0024 97 0.22<br />
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa (2010)<br />
b. Rasio pos pelayanan terpadu (Posyandu) per satuan balita<br />
Posyandu sebagai tempat pelayanan kesehatan untuk balita di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa sejak<br />
beberapa tahun yang lalu sudah menunjukkan kiprahnya. Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa, Posyandu tetap<br />
aktif dan berusaha memberikan layanan terbaik serta terdekat dengan masyarakat. Kondisi terakhir<br />
II - 31
jumlah Posyandu di masing-masing kecamatan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa menurut stratanya disajikan<br />
sebagai berikut.<br />
Tabel 2.43.<br />
Jumlah Dan Persentase Posyandu Menurut Strata dan Kecamatan<br />
di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
Kriteria Posyandu %<br />
NO Kecamatan<br />
Pratama Madya Purnama Mandiri<br />
Posyandu<br />
Aktif<br />
1 2 4 5 6 7 8<br />
1 Tarano 15 10 1 0 3.85<br />
2 Empang 9 12 12 2 53.85<br />
3 Plampang 3 33 2 0 7.69<br />
4 Labangka 10 6 0 0 -<br />
5 Maronge 1 5 7 0 26.92<br />
6 Lape 0 16 9 0 34.62<br />
7 Lopok 2 20 4 0 15.38<br />
8 Moyo Hilir 4 6 26 1 103.85<br />
9 Moyo Utara 1 2 13 1 53.85<br />
10 Moyo Hulu 4 14 13 5 69.23<br />
11 Ropang 0 0 8 0 30.77<br />
12 Lenangguar 8 5 0 0 -<br />
13 Lantung 5 0 0 0 -<br />
14 Lunyuk 6 15 3 0 11.54<br />
15 Orong Telu 13 0 0 0 -<br />
16 Batu Lanteh 0 8 8 1 34.62<br />
17 Unter Iwes 0 17 10 4 53.85<br />
18 Sumbawa 22 31 3 2 19.23<br />
19 Lab. Badas 2 35 2 0 7.69<br />
20 Rhee 0 7 4 5 34.62<br />
21 Utan 15 35 0 0 -<br />
22 Buer 0 7 9 4<br />
23 Alas 9 21 2 0 6.25<br />
24 Alas Barat 1 11 13 4 58.62<br />
Jumlah 130 316 149 29 100<br />
Sumber : Dinas Kesehatan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
Selanjutnya mengenai rasio jumlah Posyandu dan balita terlayani di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
sepanjang tahun 2007-2010 adalah sebagai berikut.<br />
Tabel 2.44.<br />
Jumlah Posyandu dan Balita di Kab. Sumbawa (2007-2010)<br />
No Uraian<br />
2007 2008<br />
Tahun<br />
2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6<br />
1. Jumlah Posyandu 580 610 624 624<br />
2. Jumlah Balita 46.831 42.780 49.319 55.388<br />
3. Rasio 12,38 14,27 12,65 11,27<br />
Sumber : Dinas Kesehatan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (beberapa tahun terbitan)<br />
Adapun sebaran Posyandu dan jumlah balita menurut kecamatan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
disajikan sebagai berikut.<br />
II - 32
Tabel 2.45.<br />
Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan di Kab. Sumbawa (2010)<br />
No Kecamatan Jumlah Posyandu Jumlah Balita Rasio<br />
1 2 3 4 5<br />
1 Lunyuk 24 2,148 11.18<br />
2 Orong Telu 13 537 24.22<br />
3 Alas 32 3,317 9.65<br />
4 Alas Barat 29 2,183 13.28<br />
5 Buer 20 1,589 12.59<br />
6 Utan 50 3,416 14.64<br />
7 Rhee 16 819 19.55<br />
8 Batulanteh 17 1,200 14.17<br />
9 Sumbawa 58 6,713 8.64<br />
10 Labuhan Badas 39 3,421 11.40<br />
11 Unter Iwis 31 2,146 14.45<br />
12 Moyo Hilir 37 2,635 14.04<br />
13 Moyo Utara 17 1,069 15.90<br />
14 Moyo Hulu 36 2,355 15.29<br />
15 Ropang 8 595 13.46<br />
16 Lenangguar 13 745 17.45<br />
17 Lantung 4 328 12.20<br />
18 Lape 25 1,912 13.08<br />
19 Lopok 26 2,080 12.50<br />
20 Plampang 38 3,296 11.53<br />
21 Labangka 17 1,203 14.14<br />
22 Maronge 13 1,157 11.23<br />
23 Empang 35 2,557 13.69<br />
24 Tarano 26 1,802 14.43<br />
<strong>Kabupaten</strong> 624 49,221 12.68<br />
Sumber : Dinas Kesehatan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (beberapa tahun terbitan)<br />
c. Ketersediaan Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu)<br />
Ketersediaan Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu di tengah-tengah masyarakat<br />
terutama <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa yang secara topografis memiliki wilayah berbukit dan luas dengan<br />
kepadatan penduduk masih tergolong jarang dengan akses prasarana transportasi belum memadai<br />
memang sangat dibutuhkan masyarakat. Hingga saat ini perkembangan ketersediaan sarana layanan<br />
kesehatan tersebut memang belum dapat mengalahkan laju pertumbuhan penduduk, sehingga<br />
rasionya selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini digambarkan pada table berikut.<br />
Tabel 2.46.<br />
Jumlah Puskesmas, Pustu dan Poliklinik Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006-2010)<br />
No Uraian<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Jumlah Puskesmas 20 22 23 24 25<br />
2 Jumlah Poliklinik - - - 37 37<br />
3 Jumlah Pustu 92 92 92 95 97<br />
Jumlah 112 114 115 156 159<br />
4 Jumlah Penduduk 403,500 406,888 413,869 420,750 415,363<br />
5 Rasio Puskesmas per satuan Pendduk 0.05 0.05 0.06 0.06 0.06<br />
6 Rasio Poliklinik per satuan Penduduk - - 1.00 1.00 1.00<br />
7 Rasio Pustu per satuan penduduk 0.23 0.23 0.22 0.22 0.22<br />
8<br />
Rasio puskesmas, poliklinik dan pustu<br />
per satuan penduduk<br />
2.78 2.80 2.78 3.71 3.83<br />
Sumber : Dinas Kesehatan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (beberapa tahun terbitan)<br />
II - 33
Memperhatikan data yang tersaji pada Tabel 2.46 menunjukkan bahwa Poskesdes maupun<br />
Pustu meskipun sudah berperan berkontibusi dalam membuka akses layanan kesehatan, namun<br />
ketersediaannya belum dapat merata di seluruh wilayah <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa.<br />
d. Rasio Dokter Per Satuan Penduduk<br />
Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat<br />
diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar<br />
sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter melayani 2.500 penduduk atau 4<br />
orang dokter melayani 10.000 penduduk. Sebagai <strong>gambaran</strong> ketersedian dokter di <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.47.<br />
Jumlah Dokter dan Penduduk di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006-2010)<br />
No Uraian<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Jumlah Dokter 47 53 69 86 95<br />
2 Jumlah Penduduk 403,500 406,888 413,869 420,750 415,363<br />
Rasio 1.16 1.30 1.67 2.04 2,29<br />
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa (Diolah)<br />
Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah dokter dari tahun<br />
ke tahun di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa, namun bila memperhatikan rasio jumlah dokter terhadap<br />
penduduk, hanya tertinggi di tahun 2010 yaitu mencapai 2,29. Hal ini berarti bahwa untuk melayani<br />
setiap 10.000 penduduk di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa tersedia dokter sebanyak 2-3 orang. Kondisi<br />
tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga dokter masih sangat kurang. Secara lebih rinci<br />
mengenai ketersediaan dokter pada masing-masing kecamatan disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.48.<br />
Rasio Jumlah Dokter Menurut Kecamatan di <strong>Kabupaten</strong> SumbawaTahun 2010<br />
No Kecamatan<br />
Jumlah<br />
Penduduk<br />
Dokter (termasuk PTT<br />
dan tenaga sukarela) Jumlah Rasio<br />
Dikes RSUD<br />
1 2 3 4 5 6 (7=6/3*10000)<br />
1 Lunyuk 18123 3<br />
3 1.66<br />
2 Orong Telu 4530 2<br />
2 4.42<br />
3 Alas 27993 3<br />
3 1.07<br />
4 Alas Barat 18425 4<br />
4 2.17<br />
5 Buer 13408 2<br />
2 1.49<br />
6 Utan 28828 2<br />
2 0.69<br />
7 Rhee 6908 1<br />
1 1.45<br />
8 Batulanteh 10127 4<br />
4 3.95<br />
9 Sumbawa 56649 7 28 35 6.18<br />
10 Labuhan Badas 28870 3<br />
3 1.04<br />
11 Unter Iwes 18108 3<br />
3 1.66<br />
12 Moyo Hilir 22238 2<br />
2 0.90<br />
13 Moyo Utara 9023 1<br />
1 1.11<br />
14 Moyu Hulu 19871 1<br />
1 0.50<br />
15 Ropang 5017 1<br />
1 1.99<br />
16 Lenangguar 6286 1<br />
1 1.59<br />
17 Lantung 2767 3<br />
3 10.84<br />
18 Lape 16131 3<br />
3 1.86<br />
19 Lopok 17550 1<br />
1 0.57<br />
20 Plampang 27813 4<br />
4 1.44<br />
21 Labangka 10148 5<br />
5 4.93<br />
22 Maronge 9767 3<br />
3 3.07<br />
II - 34
No Kecamatan<br />
Jumlah<br />
Penduduk<br />
Dokter (termasuk PTT<br />
dan tenaga sukarela) Jumlah Rasio<br />
Dikes RSUD<br />
1 2 3 4 5 6 (7=6/3*10000)<br />
23 Empang 21580 5<br />
5 2.32<br />
24 Tarano 15203 3<br />
3 1.97<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa 415363 67 28 95 2.29<br />
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa (2010) dan RSUD Kab. Sumbawa (2010)<br />
Memperhatikan data pada tabel tersebut, terlihat bahwa ketersediaan jumlah dokter di<br />
kecamatan-kecamatan belum dapat dikatakan merata, meskipun setiap kecamatan sudah tersedia<br />
tenaga dokter, namun rasio ideal sebesar 4,0 belum terwujud.<br />
e. Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk<br />
Pelayanan kesehatan selain ditentukan oleh ketersediaan tenaga dokter juga dipengaruhi<br />
oleh ketersediaan tenaga medis. Perkembangan rasio ketersediaan tenaga medis di <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa terhadap penduduk pada beberapa tahun terakhir disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.49.<br />
Rasio Tenaga Medis dan Paramedia per 10.000 Penduduk<br />
di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006-2010)<br />
No Uraian<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Jumlah Tenaga Medis 789<br />
2 Jumlah Penduduk 403,500 406,888 413,869 420,750 415,363<br />
Rasio per seribu penduduk 19,00<br />
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa (2010) dan RSUD Kab. Sumbawa (2010)<br />
Memperhatikan perkembangan rasio ketersediaan tenaga medis dan paramedic di <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa dalam beberapa tahun terakhir sebagaimana ditunjukkan pada tabel tersebut, selalu terjadi<br />
peningkatan meskipun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat pula<br />
ketersediaan SDM dalam rangka mengoptimalkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa. Selanjutnya mengenai ketersediaan tenaga medis dan paramedic menurut<br />
kecamatan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa untuk keadaan tahun 2010, disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.50.<br />
Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis Menurut Kecamatan<br />
Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
No Kecamatan<br />
Jumlah<br />
Penduduk<br />
Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis<br />
Dinas Kesehatan RSUD Jumlah<br />
Rasio<br />
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7=6/3*10000)<br />
1 Lunyuk 18123 21 21 11.59<br />
2 Orong Telu 4530 12 12 26.49<br />
3 Alas 27993 36 36 12.86<br />
4 Alas Barat 18425 23 23 12.48<br />
5 Buer 13408 21 21 15.66<br />
6 Utan 28828 31 31 10.75<br />
7 Rhee 6908 16 16 23.16<br />
8 Batulanteh 10127 18 18 17.77<br />
9 Sumbawa 56649 47 203 250 44,13<br />
10 Labuhan Badas 28870 43 43 14.89<br />
11 Unter Iwes 18108 36 36 19.88<br />
12 Moyo Hilir 22238 30 30 13.49<br />
13 Moyo Utara 9023 19 19 21.06<br />
II - 35
14 Moyu Hulu 19871 27 27 13.59<br />
15 Ropang 5017 15 15 29.90<br />
16 Lenangguar 6286 15 15 23.86<br />
17 Lantung 2767 15 15 54.21<br />
18 Lape 16131 24 24 14.88<br />
19 Lopok 17550 20 20 11.40<br />
20 Plampang 27813 29 29 10.43<br />
21 Labangka 10148 21 21 20.69<br />
22 Maronge 9767 20 20 20.48<br />
23 Empang 21580 29 29 13.44<br />
24 Tarano 15203 18 18 11.84<br />
Jumlah 415363 586 203 789 19,00<br />
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa (2010) dan RSUD Kab. Sumbawa (2010)<br />
Pada tahun 2010, secara <strong>umum</strong> rasio ketersediaan tenaga medis dan paramedic di <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa mencapai 19,00. Ini berarti bahwa tersedia 19 tenaga untuk melayani setiap 10.000<br />
penduduk. Bila dibandingkan dengan rasio rata-rata per kecamatan pada tahun 2010 yang mencapai<br />
19,54, menunjukkan bahwa secara statistic rasio ketersediaan tenaga medis dan paramedic pada<br />
masing-masing kecamatan sudah cukup merata. Adanya perbedaan antarkecamatan dipandang tidak<br />
terlalu signifikan dan untuk kecamatan-kecamatan yang karena <strong>kondisi</strong> geografis cukup sulit serta<br />
aksesibilitas yang yang rendah perlu mendapat perhatian di masa mendatang. Langkah terpenting<br />
yang tetap perlu dikembangkan adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk<br />
dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat, selain upaya fasilitasi yang menjadi kewajiban<br />
pemerintah <strong>daerah</strong>.<br />
2.3.1.3. Lingkungan Hidup<br />
a. Persentase Penduduk Berakses Air Bersih<br />
Perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat juga sangat tergantung kepada<br />
kemampuan layanan penyediaan air bersih ataupun tinggi rendahnya akses masyarakat untuk<br />
memperoleh air bersih, disamping usaha yang secara sadar dilakukan oleh masyarakat atas inisiatif<br />
sendiri. Secara <strong>umum</strong> <strong>kondisi</strong> terkini mengenai keluarga yang memperoleh akases air bersih di<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa menurut kecamatan disajikan sebagai berikut.<br />
NO Kecamatan<br />
Tabel 2.51.<br />
Jumlah Keluarga Yang Memperoleh Akses Air Bersih Perkecamatan<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
Jumlah<br />
Keluarga<br />
ledeng<br />
Spt<br />
Akses Air Bersih % Akses Air Bersih<br />
sgl<br />
Pah<br />
kemasan<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 16<br />
1 Tarano 3.543 790 14 579 - 0 1.383 57,12 1,01 41,87 0,00 0,00 0,00 100<br />
2 Empang 5.415 1352 28 505 - - 0 1.885 71,72 1,49 26,79 0,00 0,00 0,00 100<br />
3 Plampang 7.408 1156 5 1.077 36 - 0 2.274 50,84 0,22 47,36 1,58 0,00 0,00 100<br />
4 Labangka 2.834 509 - 83 47 - 0 639 79,66 0,00 12,99 7,36 0,00 0,00 100<br />
5 Maronge 2.641 483 - 617 - - 0 1.1 43,91 0,00 56,09 0,00 0,00 0,00 100<br />
6 Lape 4.364 1006 10 1.447 - - 0 2.463 40,84 0,41 58,75 0,00 0,00 0,00 100<br />
7 Lopok 4.735 1011 21 1.541 - - 2 2.575 39,26 0,82 59,84 0,00 0,00 0,08 100<br />
8 Moyo Hilir 5.941 224 51 1.111 - - 0 1.386 16,16 3,68 80,16 0,00 0,00 0,00 100<br />
9 Moyo Utara 2.4 538 66 672 - - 0 1.276 42,16 5,17 52,66 0,00 0,00 0,00 100<br />
10 Moyo Hulu 5.414 1117 154 933 - - 0 2.204 50,68 6,99 42,33 0,00 0,00 0,00 100<br />
11 Ropang 872 343 - 50 - - 0 393 87,28 0,00 12,72 0,00 0,00 0,00 100<br />
12 Lenangguar 1.456 519 1 324 - - 6 850 61,06 0,12 38,12 0,00 0,00 0,71 100<br />
13 Lantung 1.803 285 - 289 - - 0 574 49,65 0,00 50,35 0,00 0,00 0,00 100<br />
14 Lunyuk 4.348 175 - 1.285 - - 0 1.46 11,99 0,00 88,01 0,00 0,00 0,00 100<br />
15 Orong Telu 1.166 13 - 190 - - 0 203 6,40 0,00 93,60 0,00 0,00 0,00 100<br />
16 Batu Lanteh 2.77 234 101 135 - - 73 543 43,09 18,60 24,86 0,00 0,00 13,44 100<br />
Lainnya<br />
jumlah<br />
ledeng<br />
spt<br />
Sgl<br />
pah<br />
kemasan<br />
lainnya<br />
Jumlah<br />
II - 36
17 Unter Iwes 4.766 2171 15 562 3 - 5 2.756 78,77 0,54 20,39 0,11 0,00 0,18 100<br />
18 Sumbawa 13.052 6511 800 1182 0 1 0 8.494 76.65 9.42 0.08 0 0.01 0 100<br />
19 Lab. Badas 6.669 1477 147 1.239 29 1 0 2.893 51,05 5,08 42,83 1,00 0,03 0,00 100<br />
20 Rhee 1.779 291 91 272 16 - 0 670 43,43 13,58 40,60 2,39 0,00 0,00 100<br />
21 Utan 7.471 2142 54 1.12 - - 0 3.316 64,60 1,63 33,78 0,00 0,00 0,00 100<br />
22 Buer 3.818 994 144 423 - - 0 1.561 63,68 9,22 27,10 0,00 0,00 0,00 100<br />
23 Alas 7.279 2426 240 923 - - 1 3.59 67,58 6,69 25,71 0,00 0,00 0,03 100<br />
24 Alas Barat 5.267 2210 112 463 - - 0 2.785 79,35 4,02 16,62 0,00 0,00 0,00 100<br />
Jumlah (KAB/KOTA) 107.211 2.054 17.022 131 2 87 47.273 59,18 4,34 36,01 0,277 0,004 0,18 100<br />
Sumber : Dinas Kesehatan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
b. Sarana Dan Prasarana Persampahan<br />
Masalah persampahan sebagai bagian dari permasalahan lingkungan hidup juga menjadi<br />
fokus pelayanan yang dilaksanakan oleh <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa. Dalam beberapa tahun<br />
terakhir diupayakan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana seperti Tempat<br />
Pembuangan Sampah (TPS). Pada 2006 TPS berjumlah 25 unit dengan kapasitas tampung rata-rata<br />
10 ton, pada tahun 2007 jumlah TPS bertambah menjadi 46 unit dengan kapasitas tampung rata-rata<br />
18,40 ton, tahun 2008 menjadi 116 unit dengan kapasitas tampung TPS rata-rata 46,40 ton, dan<br />
tahun 2009 dengan 116 unit TPS dengan daya tampung menjadi 73,44 ton. Selanjutnya jumlah daya<br />
tamping TPS di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.52.<br />
Jumlah Daya Daya Tampung TPS di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
No Uraian<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1. Jumlah TPS (unit) 25 46 116 116 116<br />
2. Rata-rata Daya Tampung TPS (m3) 10 18,40 46,40 73.44<br />
3. Jumlah daya tampung TPS (m3) 250 846,4 5.382.4 8,519,04<br />
Sumber : BPMLH Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)<br />
c. Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk<br />
Pertumbuhan penduduk dan dinamika populasi penduduk di era global, diyakini akan<br />
meningkatkan kebutuhan konsumsi masyarakat yang pada akhirnya cenderung menimbulkan ekses<br />
lain diantaranya berupa hasil sisa/sampah (west product). Masalah persampahan tersebut semakin<br />
menjadi luas dan memberikan pengaruh bagi sebagian besar aspek kehidupan manusia. Selain<br />
pentingnya peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat, dunia usaha dan seluruh komponen<br />
yang ada, peran pemerintah <strong>daerah</strong> tetap diperlukan dalam rangka menyediakan fasilitas<br />
penanganan dan pengolahan persampahan dimaksud. Hingga saat ini, penanganan persampahan di<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.53.<br />
Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk<br />
di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
No Uraian<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Jumlah TPS (unit) 25 46 116 125 134<br />
2 Rata-rata Daya Tampung TPS (m3) 10 18.4 46.4 73.44 73.44<br />
3 Jumlah Daya Tampung TPS (m3) 250 846.4 5382.4 9180 9840.96<br />
4 Jumlah penduduk 401209 406888 413869 420750 415363<br />
5 Rasio TPS Penduduk 0.62 1.13 2.80 2.97 3.23<br />
6 Rasio Daya tampung-penduduk 0.62 2.08 13.01 21.82 23.69<br />
Sumber : BPMLH Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)<br />
II - 37
2.3.1.4. Pekerjaan Umum<br />
a. Proporsi panjang jaringan jalan dalam <strong>kondisi</strong> baik<br />
Gambaran <strong>umum</strong> <strong>kondisi</strong> <strong>daerah</strong> terkait dengan ketersediaan prasarana jalan di <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.54.<br />
Status dan Panjang Jalan <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006-2010) (km)<br />
Status Jalan<br />
2006 2007<br />
Tahun<br />
2008 2009 2010<br />
Peningkatan<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
Jalan Nasional 182,81 223,32 223,32 223,32 223,32 40,51 22%<br />
Jalan Provinsi 279,96 379,05 379,05 379,05 406,88 126,92 45%<br />
Jalan <strong>Kabupaten</strong> 914,37 936,81 936,81 939,87 906,08 37,14 4%<br />
TOTAL 1377,14 1539,18 1539,18 1542,24 1535,28 204,57 15%<br />
Proporsi panjang jalan kab.<br />
terhadap panjang jalan<br />
66.40 60.86 60.86 60.94 60.16 309.22 61.84<br />
Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)<br />
Dari 906,08 km panjang jalan kabupaten pasa tahun 2010, maka <strong>kondisi</strong> permukaan jalan<br />
saat ini adalah sepanjang 368,78 km (38,76%) berupa jalan aspal, 206,90 km (21,74%) merupakan<br />
jalan kerikil dan 375,83 km (39,50%) merupakan jalan tanah. Kondisi kematapan jalan kabupaten<br />
sebagaimana terlihat melalui tabel berikut.<br />
Tabel 2.55.<br />
Kondisi Kemantapan Jalan <strong>Kabupaten</strong> (2010)<br />
Kondisi<br />
Aspal<br />
Km %<br />
Kerikil<br />
Km %<br />
Tanah<br />
Km %<br />
Total<br />
Km %<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9<br />
Jalan Mantap 250.52 69.08 116.74 55.90 1.52 0.42 368.78 40.70<br />
Jalan Tidak Mantap 29.61 8.16 86.27 41.31 69.02 21.95 184.9 20.41<br />
Jalan Kritis 82.54 22.76 5.84 2.80 264.02 77.63 352.4 38.89<br />
Total<br />
Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2010)<br />
362.67 40.03 208.85 23.05 334.56 36.92 906.08 100<br />
Berdasarkan data <strong>kondisi</strong> kemantapan jalan tersebut, terlihat bahwa sebagian besar jalan<br />
kabupaten masih dalam <strong>kondisi</strong> tidak mantap dan kritis. Penanganan jalan dari tahun ke tahun<br />
menjadi tugas berat pemerintah yang dihadapkan pada keterbatasan anggaran, juga kualitas<br />
pengerjaan jalan dan <strong>kondisi</strong> geografis turut memperburuk kemampuan <strong>daerah</strong> dalam meningkatkan<br />
<strong>kondisi</strong> kemantapan jalan. Berdasarkan <strong>kondisi</strong> tersebut, penanganan jalan penting menjadi<br />
perhatian, dan antara lain untuk menghasilkan kepastian anggaran dan kualitas jalan maka<br />
pembiayaan secara tahun jamak (multiyears) perlu ditempuh dalam lima tahun mendatang.<br />
b. Rasio Jaringan Irigasi<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa memiliki 34 Daerah irigasi (DI) dengan luas total 29.843 Hektar. 2 DI<br />
dengan luas >3.000 Ha menjadi kewenangan pusat 2 seluas 9.535 Ha (31,95%), 8 DI luasan antara<br />
1.000-3000 Ha dengan luas keseluruhan 13.873 Ha (38,70%) menjadi kewenangan provinsi dan 25<br />
DI luasan
Tabel 2.56.<br />
Daerah Irigasi Kewenangan Pusat (>3000 Ha)<br />
No Kab/Daerah Irigasi Nama WS Nama DAS Luas Baku Luas Irigasi<br />
Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa , 2011<br />
Selanjutnya Daerah Irigasi (DI) yang masih di bawah kewenangan pemerintah provinsi di<br />
wilayah <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa disajikan pada table berikut.<br />
Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa , 2011<br />
Panjang Saluran Bangunan pada sal pembawa<br />
Tabel 2.57.<br />
Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (>1000-3000 Ha)<br />
Induk Sekunder bagi bagi sadap sadap Pengatur<br />
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 13<br />
1 Bend. Batu bulan Sumbawa Br. Pulit 5,576 4,822 60,419 44,122 73 0 60 0<br />
2 Mamak Kakiang Sumbawa Br. Pulit 5,416 4.713 11,632 92,403 4 22 93 1<br />
10.992 9,535 72,051 136,525 77 22 153 1<br />
Daerah irigasi yang masih dalam kewenangan provinsi di wilayah <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
selama ini cukup memberikan kontribusi dalam rangka memenuhi kebutuhan air bagi lahan<br />
pertanian penduduk. Persoalan mendasar yang masih dihadapi selama ini adalah lamanya musim<br />
kering dibandingkan musim hujan menye<strong>bab</strong>kan persediaan air yang belum dapat memadai<br />
sepanjang tahun. Sedangkan Daerah Irigasi (DI) di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa yang menjadi kewenangan<br />
pemerintah <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa adalah sebanyak 25 DI, yang secara rinci disajikan sebagai<br />
berikut.<br />
II - 39
Tabel 2.58.<br />
Daerah Irigasi Kewenangan <strong>Kabupaten</strong> (
a. Rasio ruang terbuka hijau<br />
Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu<br />
wilayah perkotaan yang d<strong>ii</strong>si oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi guna mendukung manfaat<br />
langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkannya, seperti keamanan, kenyamanan,<br />
kesejahteraan dan keindahan kawasan/wilayah. Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya<br />
(ekologis, sosial, ekonomi dan arsitektural) dan nilai estetika yang dimilikinya (obyek dan<br />
lingkungan) tidak hanya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan kelangsungan kehidupan<br />
biotic pada wilayah tersebut, tetapi juga akan dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas wilayah<br />
tersebut.<br />
Ruang terbuka hijau di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa pada tahun 2011, seluruhnya seluas 58.046,08<br />
Ha yang tersebaur pada 36 lokasi. Secara rinsi disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.60.<br />
Ruang Terbuka Hijau di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
NO Nama RTH<br />
2010<br />
Luas (m2)<br />
2011<br />
1 2 3 4<br />
1 Hutan Kota Olat Rarang 11,413.00 11,413.00<br />
2 Hutan Kota Pungka - 9,545.00<br />
3 Hutan Kota Simpang Moyo - 1,572.86<br />
4 Hutan Kota Wisma Daerah 10,150.00 10,150.00<br />
5 Taman Kota Bantaran Sungai Kampung Mande I 1,034.00 1,034.00<br />
6 Taman Kota Bantaran Sungai Kampung Mande II 320.00 320.00<br />
7 Taman Kota Bugis 2,228.00 2,228.00<br />
8 Taman Kota Depan Asrama Lama 660.00 660.00<br />
9 Taman Kota Depan PLN I 135.00 135.00<br />
10 Taman Kota Depan PLN II 36.00 36.00<br />
11 Taman Kota Jam Gadang 28.00 28.00<br />
12 Taman Kota Jembatan Lempeh - 362.20<br />
13 Taman Kota Labuhan Sumbawa I 570.00 570.00<br />
14 Taman Kota Labuhan Sumbawa II 586.25 586.25<br />
15 Taman Kota Labuhan Sumbawa III 1,551.00 1,551.00<br />
16 Taman Kota Lapangan Kerato - 4,370.00<br />
17 Taman Kota Lapangan Pahlawan 6,900.00 6,900.00<br />
18 Taman Kota Lawang Desa 665.00 665.00<br />
19 Taman Kota Median Jl. Depan Kantor Bupati 525.00 525.00<br />
20 Taman Kota Patung Keraci 108.00 359.40<br />
21 Taman Kota Patung Kerbau 40.00 40.00<br />
22 Taman Kota Patung Kuda 17.70 17.70<br />
23 Taman Kota Patung Menjagan 94.50 94.50<br />
24 Taman Kota Samping Kantor Bupati 322.44 322.44<br />
25 Taman Kota Simpang Boak - 461.20<br />
26 Taman Kota Simpang Dam Aji - 238.74<br />
27 Taman Kota Simpang Moyo - 206.87<br />
28 Taman Kota Simpang Nijang - 93.38<br />
29 Taman Kota Simpang Sering - 448.06<br />
30 Taman Kota Simpang Sernu 90.57 90.57<br />
31 Taman Kota Simpang Tano - 48.00<br />
32 Taman Kota Tugu Adipura 240.40 112.74<br />
33 Taman Kota Tugu Lilin 719.60 719.60<br />
34 Taman Kota Ujung Jembatan Brang Biji 123.50 123.50<br />
35 Taman Simpang Seroja - 7.07<br />
36 Taman Terusan Kamboja 112.74 -<br />
Jumlah 40,680.70 58,046.08<br />
Sumber : Bappeda <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2011)<br />
Sesuai dengan standar lingkungan hidup, agar kegiatan budidaya tidak melampaui daya<br />
dukung dan daya tampung lingkungan maka pengembangan ruang terbuka hijau paling sedikit<br />
II - 41
mencapai 30% dari luas kawasan di perkotaan. Selanjutnya <strong>gambaran</strong> rasio ketersediaan ruang<br />
terbuka hijau pada kawasan perkotaan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.61.<br />
Rasio Ruang Terbuka Hijau di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2011)<br />
No Uraian Luas (Ha) Rasio (%)<br />
1 2 3 4<br />
1 Ruang terbuka hijau 58,046.08<br />
2 Luas wilayah 6.643,980<br />
Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2011)<br />
Memperhatikan rasio ruang terbuka hijau di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa hanya sebesar 8,74%<br />
sedangkan standar minimal sebesar 30%. Ini menunjukkan bahwa ruang terbuka hijau di <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa sangat kecil dan masih jauh dari standar yang ditentukan.<br />
b. Rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan<br />
Sesuai dengan ketentuan bahwa setiap orang/badan usaha yang akan mendirikan/<br />
membangun gedung baru, memperluas. Mengubah, mengurangi dan/atau merawat bangunan<br />
gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku wajib memiliki<br />
izin (IMB). Perkembangan penerbitan IMB di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa serta pertumbuhannya sejak<br />
tahun 2003 disajikan pada gambar berikut.<br />
Gambar 2.7<br />
Jumlah IMB per tahun di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
Gambar tersebut menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan penerbitan IMB pada<br />
tahun 2004 dan tahun 2009, namun trendnya menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.<br />
Selanjutnya bila dibandingkan dengan jumlah bangunan yang ada dan wajib ber-IMB, maka rasio<br />
bangunan ber-IMB per satuan bangunan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006-2010) dihitung secara<br />
kumulatif, disajikan sebagai berikut.<br />
8,74<br />
II - 42
Tabel 2.62.<br />
Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan<br />
Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2006 s.d 2010)<br />
Uraian<br />
s/d Th. 2006 s/d Th. 2007<br />
Tahun<br />
s/d Th. 2008 s/d Th. 2009 s/d Th. 2010<br />
1 2 3 4 5 6<br />
Jumlah Bangunan ber-<br />
IMB<br />
584<br />
830<br />
1130<br />
1373<br />
1687<br />
Jumlah Bangunan 100355 101193 105568 107679 108938<br />
Rasio bangunan ber-<br />
IMB (1:2)<br />
0.006 0.008 0.011 0.013 0.015<br />
Sumber : Kantor Peyanan Perizinan Terpadu Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)<br />
Data tersebut menggambarkan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah bangunan dan jumlah<br />
bangunan ber-IMB di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa, termasuk rasionya telah menunjukkan peningkatan<br />
setiap tahun. Peningkatan rasio tersebut berarti bahwa pertambahan IMB yang diterbitkan lebih<br />
besar dibandingkan dengan pertambahan bangunannya. Meskipun demikian, data tersebut juga<br />
menginformasikan bahwa dengan rasio yang nilainya kurang dari 1 maka masih banyak bangunan<br />
yang belum ber-IMB.<br />
2.3.1.6. Perencanaan Pembangunan<br />
Sebagai <strong>gambaran</strong> <strong>umum</strong> perkembangan sistem perencanan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa setelah<br />
dibentuk Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan<br />
Nasional sebagai regulasi pertama yang secara khusus mengatur sistem perencanaan pembangunan.<br />
<strong>Pemerintah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa telah melahirkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah<br />
Daerah (RPJMD) Tahun 2005-2010 dengan Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 11 Tahun 2005,<br />
serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (Rancangan RPJPD) Tahun 2005-2025 dengan<br />
Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2010. Kedua dokumen tersebut dibentuk setelah melalui proses<br />
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah RPJMD, dan Musyawarah Perencanaan<br />
Pembangunan Daerah RPJPD.<br />
Terkait dengan dokumen perencanaan, di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa telah tersedia dokumen<br />
perencanaan jangka panjang <strong>daerah</strong> yang ditetapkan dengan peraturan <strong>daerah</strong> dan dokumen<br />
perencanaan jangka menengah <strong>daerah</strong> yang ditetapkan dengan peraturan kepala <strong>daerah</strong> untuk<br />
periode tahun 2005-2010 sesuai amanat UU Nomor 25 Tahun 2004, sedangkan RPJMD Tahun<br />
2011-2015 ini akan ditetapkan dengan peraturan <strong>daerah</strong> sesuai amanat UU Nomor 32 Tahun 2004.<br />
Untuk perencanaan tahunan, setiap tahunnya dibentuk Rencana Kerja <strong>Pemerintah</strong> Daerah (RKPD)<br />
yang ditetapkan dengan peraturan kepala <strong>daerah</strong>.<br />
Berikut ini adalah ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan <strong>daerah</strong> di <strong>Kabupaten</strong><br />
Sumbawa dalam kurun waktu tahun 2005-2010 sebagai berikut.<br />
Tabel 2.63.<br />
Ketersediaan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
2006 2007 2008 2009 2010<br />
No Dokumen<br />
Ada Tidak<br />
ada<br />
Ada Tidak<br />
ada<br />
Ada Tidak<br />
ada<br />
Ada Tidak<br />
ada<br />
Ada Tidak<br />
ada<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12<br />
1 RPJPD v V V v v<br />
2 RPJM v v v v v<br />
3 RKPD v v v v v<br />
4 LAKIP v v v v v<br />
5 Laporan Evaluasi<br />
Kinerja<br />
v v v v v<br />
II - 43
6 Laporan Midterm<br />
Review<br />
v v v v v<br />
7 LKPJ v v v v v<br />
8 LPPD v v v v v<br />
9 SIMRENAS v v v v v<br />
10 Statistik Ekonomi<br />
Daerah<br />
v v v v v<br />
11 Kebijakan Umum<br />
Anggaran<br />
v v v v v<br />
12 Prioritas dan Plafon<br />
Anggaran Sementara<br />
v v v v v<br />
Sumber : Bappeda Kab. Sumbawa (2010)<br />
2.3.1.7. Perumahan<br />
a. Rumah layak huni<br />
Permukiman dan rumah layak huni merupakan harapan dan idaman setiap insan. <strong>Pemerintah</strong><br />
perlu tetap berupaya dalam meningkatkan kualitas hunian masyarakat, terutama masyarakat<br />
berpenghasilan randah dan tidak mampu, dengan tujuan untuk mendorong masyarakat lainnya<br />
untuk berpartisipasi dan peduli terhadap sesama. Hingga tahun 2010 <strong>kondisi</strong> rumah penduduk yang<br />
dikelompokkan ke dalam rumah layak huni dan rumah tidak layak huni disajikan pada tabel berikut.<br />
Tabel 2.64.<br />
Jumlah dan Rasio Rumah Layak Huni <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
No Kecamatan Penduduk Jumlah Rumah (unit) Rumah Layak Huni (unit)<br />
1 2 3 4 5<br />
1 Sumbawa 56649 15,082 13,961<br />
2 Lab. Badas 28870 6,572 5,457<br />
3 Utan 28828 7,771 5,830<br />
4 Alas 27993 7,359 5,466<br />
5 Alas Barat 18425 5,309 4,196<br />
6 Lape 16131 4,289 3,673<br />
7 Lopok 17550 4,693 0<br />
8 Plampang 27813 7,045 5,034<br />
9 Labangka 10148 2,834 1,872<br />
10 Empang 21580 5,651 4,524<br />
11 Lenangguar 6286 1,754 1,453<br />
12 Lantung 2767 911 643<br />
13 Orong Telu 4530 1,128 863<br />
14 Lunyuk 18123 4,721 3,671<br />
15 Batulanteh 10127 2,714 2,416<br />
16 Rhee 6908 1,838 1,248<br />
17 Buer 13408 3,593 2,790<br />
18 Unter Iwes 18108 4,594 3,903<br />
19 Moyo Hilir 22238 5,928 5,321<br />
20 Moyo Utara 9023 2,833 2,437<br />
21 Moyo Hulu 19871 5,819 5,039<br />
22 Ropang 5017 1,394 1,159<br />
23 Maronge 9767 2,459 2,215<br />
24 Tarano 15203 3,662 1,910<br />
Total 415363 109953 85,081<br />
Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2010)<br />
Rasio rumah layak huni merupakan jumlah rumah yang memenuhi kriteria layak huni untuk<br />
setiap 1000 penduduk. Dari jumlah 109.953 rumah, sebanyak 85.081 rumah tergolong layak huni<br />
II - 44
atau mencapai 77,38%, dengan rasio rumah layak huni terhadap 1000 penduduk mencapai 204,84.<br />
Hal ini menunjukkan bahwa untuk setiap seribu penduduk terdapat rumah layak huni sebanyak 205<br />
unit.<br />
b. Rumah tangga pengguna air bersih<br />
Layanan air bersih di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa dilakukan melalui PDAM Sumbawa, Dinas<br />
Pekerjaan Umum, dunia usaha dan swadaya masyarakat. PDAM melayani penyediaan air minum di<br />
perkotaan dan beberapa kecamatan dengan memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari air<br />
permukaan dan mata air dengan system gravitasi. Hingga saat ini jumlah pelanggan PDAM di<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa baru mencapai 12.663 pelanggan (11,52% dari jumlah rumah yang ada) yang<br />
tersebar pada 9 kecamatan.<br />
Dinas Pekerjaan Umum melaksanakan layanan air bersih dengan membangun prasarana dan<br />
sarana penyediaan air bersih, diantaranya melalui penyediaan sumur bor serta pemasangan pompa<br />
air. Pelayanan oleh dunia usaha dilakukan melalui air kemasan, serta swadaya masyarakat melalui<br />
pembuatan sumur gali, pemasangan pompa/mesin air. Sebagai <strong>gambaran</strong> mengenai <strong>kondisi</strong> terkini<br />
terkait dengan rumah tangga pengguna air bersih di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa, sebagai berikut.<br />
Tabel 2.65.<br />
Rumah Tangga Yang Menggunakan Air Bersih di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
No Kecamatan Penduduk Jumlah rumah<br />
Jumlah<br />
Keluarga<br />
Ledeng<br />
Spt<br />
sgl<br />
Akses Air Bersih<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 8 9 10 11<br />
1 Tarano 15203 3,662 3.543 790 14 579 - 0 1.383<br />
2 Empang 21580 5,651 5.415 1352 28 505<br />
- 0 1.885<br />
3 Plampang 27813 7,045 7.408 1156 5 1.077 36 - 0 2.274<br />
4 Labangka 10148 2,834 2.834 509 - 83 47 - 0 639<br />
5 Maronge 9767 2,459 2.641 483 - 617 - - 0 1.100<br />
6 Lape 16131 4,289 4.364 1006 10 1.447 - - 0 2.463<br />
7 Lopok 17550 4,693 4.735 1011 21 1.541 - - 2 2.575<br />
8 Moyo Hilir 22238 5,928 5.941 224 51 1.111 - - 0 1.386<br />
9 Moyo Utara 9023 2,833 2.4 538 66 672 - - 0 1.276<br />
10 Moyo Hulu 19871 5,819 5.414 1117 154 933 - - 0 2.204<br />
11 Ropang 5017 1,394 872 343 - 50 - - 0 393<br />
12 Lenangguar 6286 1,754 1.456 519 1 324 - - 6 850<br />
13 Lantung 2767 911 1.803 285 - 289 - - 0 574<br />
14 Lunyuk 18123 4,721 4.348 175 - 1.285 - - 0 1.460<br />
15 Orong Telu 4530 1,128 1.166 13 - 190 - - 0 203<br />
16 Batu Lanteh 10127 2,714 2.77 234 101 135 - - 73 543<br />
17 Unter Iwes 18108 4,594 4.766 2171 15 562 3 - 5 2.756<br />
18 Sumbawa 56649 15,082 13.052 6511 800 1182 0 1 0 8.494<br />
19 Lab. Badas 28870 6,572 6.669 1477 147 1.239 29 1 0 2.893<br />
20 Rhee 6908 1,838 1.779 291 91 272 16 - 0 670<br />
21 Utan 28828 7,771 7.471 2142 54 1.12 - - 0 3.316<br />
22 Buer 13408 3,593 3.818 994 144 423 - - 0 1.561<br />
23 Alas 27993 7,359 7.279 2426 240 923 - - 1 3.59<br />
24 Alas Barat 18425 5,309 5.267 2210 112 463 - - 0 2.785<br />
Jumlah (KAB/KOTA) 415363 109953 978.339 107.211 2.054 17.022 131 2 87 47.273<br />
Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2010)<br />
2.3.1.8. Kepemudaan dan Olah Raga<br />
a. Jumlah Organisasi Pemuda<br />
Pembangunan kepemudaan sebagai bagian dari upaya membangun generasi muda<br />
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan kepemudaan, seperti Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra),<br />
penyelenggaraan upacara bendera, pendidikan pemuda produktif, kegiatan pemuda pelopor, dan<br />
kegiatan lainnya. Organisasi pemuda adalah sekelompok pemuda yang berkerjasama dengan suatu<br />
perencanaan kerja dan peraturan-peraturan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hingga tahun<br />
2010 jumlah organisasi pemuda yang aktif di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa sebanyak 21 unit organisasi.<br />
Pah<br />
kemasan<br />
Lainnya<br />
Jumlah<br />
II - 45
Selain itu juga terdapat grup kesenian sebanyak 52 group dan klub olahraga sebanyak 674 klub<br />
yang tersebar di kecamatan dan desa di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa.<br />
b. Jumlah Organisasi Olahraga<br />
Organisasi olahraga adalah organisasi formal yang dibentuk oleh sekelompok masyarakat<br />
olahraga yang bekerjasama dengan suatu perencanaan-perencanaan kerja dan peraturan-peraturan,<br />
untuk mencapai suatu tujuan pembangunan dunia olahraga. Di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa terdapat 25<br />
cabang olahraga yang secara formal organisasinya bernaung di bawah Komite Olahraga Nasional<br />
Indonesia (KONI) Cabang Sumbawa. Setiap cabang terdapat beberapa organisasi olahraga yang<br />
dibentuk oleh masyarakat dan secara formal diakui. Selain 25 pengurus cabang olahraga, tingkat<br />
kabupaten, juga sudah terbentuk sebanyak 674 klub olahraga yang tersebar di kecamatan dan desa<br />
di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa.<br />
c. Jumlah Kegiatan Kepemudaan<br />
Kegiatan kepemudaan adalah kegiatan atau “event” kepemudaan yang diselenggarakan<br />
dalam bentuk pertandingan, perlombaan dan upacara serta kejadian atau peristiwa sejenis.<br />
Banyaknya jumlah kegiatan kepemudaan menggambarkan tingginya antusiasme pemuda untuk<br />
berperan serta dalam pembangunan <strong>daerah</strong>. Dengan jumlah kegiatan kepemudaan yang tinggi<br />
merupakan indikator efektifitas keberadaan organisasi pemuda dalam penyelenggaraan<br />
pemerintahan <strong>daerah</strong>.<br />
Secara <strong>umum</strong> frekwensi kegiatan kepemudaan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa khususnya yang<br />
merupakan kegiatan bersifat tetap sebagai agenda rutin tahunan organisasi kepemudaan antara lain<br />
kegiatan yang dilaksanakan oleh KNPI, OKP-OKP, dan organisasi kepemudaan lainnya seperti<br />
kegiatan mahasiswa dapat dikatakan cukup tinggi.<br />
d. Jumlah Kegiatan Olahraga<br />
Kegiatan olahraga adalah kegiatan atau “event” olahraga yang diselenggarakan baik oleh<br />
pemerintah <strong>daerah</strong>, swasta dan masyarakat. Kegiatan olahraga dapat diselenggarakan dalam bentuk<br />
pertandingan dan perlombaan serta kejadian atau peristiwa sejenis. Banyaknya jumlah kegiatan<br />
olahraga menggambarkan tingginya antusiasme organisasi olahraga di <strong>daerah</strong> untuk berperan serta<br />
dalam pembangunan <strong>daerah</strong>.<br />
Dengan jumlah kegiatan olah raga yang tinggi merupakan indikator efektifitas keberadaan<br />
organisasi olahraga dalam penyelenggaraan pemerintahan <strong>daerah</strong>.Sebagai upaya peningkatan<br />
prestasi olahraga masyarakat, sepanjang tahun 2005-2007 melalui Dinas Pendidikan secara rutin<br />
dilaksanakan event olahraga dalam bentuk pekan olahraga antar sekolah. Demikian pula dengan<br />
upaya pengembangan iklim keolahragaan masyarakat yang diselenggarakan oleh organisasi dari<br />
masing-masing cabang olahraga yang ada di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa.<br />
Pada tahun 2008 dan tahun 2009 diadakannya lomba-lomba di tingkat kabupaten dan<br />
provinsi. Pada tahun 2009 dilaksanakan kompetisi olahraga tingkat SMA se <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa,<br />
pembinaan manajemen organisasi olahraga yang d<strong>ii</strong>kuti oleh 25 pengurus cabang olahraga, serta<br />
peningkatan sarana dan prasarana olahraga yang dilakukan dalam bentuk distribusi bantuan kepada<br />
masyarakat. Beberapa even yang dilaksanakan di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa meliputi sepak bola<br />
antarpelajar, Suratin Cup, Cenderawasih Cup, seleksi Persisum, pertandingan bulu tangkis,<br />
pertandingan olahraga antarpelajar, dan lain-lain.<br />
II - 46
2.3.1.9. Penanaman Modal<br />
Gambaran <strong>umum</strong> <strong>kondisi</strong> <strong>daerah</strong> terkait dengan penanaman modal dapat dilihat dari<br />
beberapa indikator sebagai berikut.<br />
a. Jumlah investor berskala nasional<br />
Modal dalam negeri maupun modal asing merupakan suatu hal yang semakin penting bagi<br />
pelaksanaan pembangunan di <strong>daerah</strong>. Pada prinsipnya penanaman modal diyakini akan dapat<br />
memberikan keuntungan kepada semua pihak dan bukan hanya investor, tetapi juga bagi<br />
perekonomian local serta bagi Negara asal investor. Kebijakan <strong>daerah</strong> untuk mengundang investor<br />
asing adalah untuk meningkatkan potensi ekspor dan substitusi import, serta diharapkan akan terjasi<br />
alih teknologi dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi <strong>daerah</strong> serta memberikan peluang<br />
bagi peningkatan mutu SDM <strong>daerah</strong>. Dalam kurun waktu 2008-2010 jumlah perusahaan yang<br />
berinvestasi baik dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) termasuk pengusaha<br />
lokal, dan Penanaman Modal dari Luar Negeri dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) ratarata<br />
di atas 5.700 perusahaan dengan tingkat realisasi 98,24%, seperti terlihat pada gambar dibawah<br />
ini.<br />
Sumber : BPM-LH Kab. Sumbawa (2011) ( Diolah)<br />
Gambar 2. 8<br />
Jumlah Perusahaan PMDN dan PMA yang Berinvestasi di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2008-2010)<br />
Secara <strong>umum</strong> perkembangan rencana dan realisasi investasi di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa baik<br />
PMDN maupun PMA disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.66.<br />
Nilai Rencana dan Realisasi Investasi di Kab. Sumbawa (2008-2010) (Milyar Rupiah)<br />
Tahun<br />
PMA<br />
Rencana Investasi<br />
PMDN Jumlah PMA<br />
Realisasi Investasi<br />
PMDN Jumlah<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
2008 46 1.274 1.319 2 579 581<br />
2009 320 692 1.012 62 692 755<br />
2010 271 8.267 8.538 46 626 672<br />
Rerata 212 3.411 3.623 37 632 669<br />
Sumber : BPM-LH Kab. Sumbawa (2011) ( Diolah)<br />
Investasi tersebut terealisasi pada beberapa sector usaha seperti sector perikanan,<br />
peternakan, kehutanan dan perkebunan, pariwisata, pertanian, perindustrian dan perdagangan, serta<br />
pertambangan.<br />
b. Rasio daya serap tenaga kerja<br />
Secara <strong>umum</strong> bilamana investasi meningkat, maka daya serap tenaga kerja akan meningkat<br />
pula, karena peningkatan investasi cenderung akan membuka tambahan lapangan kerja sehingga<br />
secara tak langsung akan membutuhkan tenaga kerja baru. Daya serap tenaga kerja secara <strong>umum</strong><br />
dimaknai sebagai kemampuan penyerapan tenaga kerja dalam setiap satu satuan investasi yang<br />
II - 47
ditanam pada suatu usaha. Untuk tahun 2010, daya serap tenaga kerja di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
disajikan sebagai berikut.<br />
Tabel 2.67.<br />
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
No Uraian Jumlah<br />
1 2 3<br />
1 Jumlah tenaga kerja yang berkerja pada perusahaan PMA/PMDN 791<br />
2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 24<br />
Rasio daya serap tenaga kerja 32,96<br />
Sumber : BPM-LH Kab. Sumbawa (2011) ( Diolah)<br />
2.3.1.10. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM)<br />
Upaya mewujudkan kemakmuran bagi masyarakat juga telah dilakukan melalui<br />
pemberdayaan Usaha Ekonomi Rakyat dan Perkoperasian. Gambaran <strong>umum</strong> <strong>kondisi</strong> <strong>daerah</strong> terkait<br />
dengan urusan koperasi dan usaha kecil dan menengah dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai<br />
berikut.<br />
a. Persentase Koperasi Aktif<br />
Dalam rangka pemberdayan ekonomi rakyat dan memperluas lapangan kerja, peran koperasi<br />
serta usaha kecil dan menengah sangat diperlukan. Semakin banyak koperasi aktif, maka<br />
diharapkan semakin berdaya ekonomi berbasis kerakyatan, menurunnya angka kemiskinan serta<br />
angka pengangguran. Sebagai <strong>gambaran</strong> <strong>kondisi</strong> perkoperasian di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa, disajikan<br />
sebagai berikut.<br />
Tabel 2.68.<br />
Persentase Koperasi Aktif di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa (2010)<br />
No Uraian<br />
2006 2007<br />
Tahun (Unit)<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Jumlah koperasi 308 316 333 338 344<br />
2 Jumlah koperasi aktif 155 162 177 178 163<br />
3 Jumlah koperasi tidak aktif 153 154 156 160 181<br />
4 % Koperasi Aktif 50.32 51.27 53.15 52.66 47.38<br />
Sumber : Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumbawa (beberapa tahun terbitan)<br />
Dengan <strong>kondisi</strong> menurunnya jumlah koperasi aktif dalam tahun terakhir, maka diperlukan<br />
upaya-upaya yang lebih intensif agar pertumbuhan koperasi dapat menjadi lebih bergairah kembali.<br />
b. Jumlah BPR/LKM<br />
BPR sebgai salah satu lembaga keuangan bank yang menrima simpanan masyarakat hanya<br />
dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu<br />
menjadikan penyaluran dana sebagai usaha. Sedangkan lembaga keuangan mikro merupakan<br />
lembaga keuangan non bank baik berupa koperasi maupun non koperasi yang bergerak pada usaha<br />
simpan pinjam atau di dalamnya adalah unit simpan pinjam sebagai lembaga pembiayaan mikro<br />
kecil.<br />
BPR dan LKM memiliki fungsi sebagai lembaga yang memberi jasa keuangan bagi<br />
masyarakat miskin dan usaha kecil. Semakin banyak ketersediaan BPR dan LKM akan semakin<br />
terbuka akses keuangan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil dalam rangka meningkatkan<br />
perekonomiannya. Adapun jumlah BPR/LKM di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa disajikan sebagai berikut.<br />
II - 48
Tabel 2.69.<br />
Jumlah BPR dan LKM di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
No Uraian<br />
2006 2007<br />
Tahun (Unit)<br />
2008 2009 2010<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1 Jumlah BPR 11 11 23 23 23<br />
2 Jumlah LKM 18 18 23 23 23<br />
Total 29 29 46 44 46<br />
Sumber : Bank Indonesia (Beberapa tahun terbitan)<br />
Adanya kecenderungan peningkatan jumlah BPR/LKM di <strong>Kabupaten</strong> Sumbawa<br />
menunjukkan bahwa semakin banyak tersedianya layanan pendukung untuk menggerakkan<br />
perekonomian <strong>daerah</strong>.<br />
c. Jumlah UKM non BPR/LKMUKM<br />
Usaha kecil dan menengah merupakan suatu peluang usaha ekonomi produktif yang<br />
dilakukan oleh orang perorangan maupun badan usaha dalam rangka meningkatkan pendapatan.<br />
Semakin banyak jumlah UKM menunjukkan semakin besar kapsitas layanan pendukung yang<br />
tersedia untuk menggeliatkan perekonomian <strong>daerah</strong>. Sebagai <strong>gambaran</strong> ketersediaan UKM di<br />
<strong>Kabupaten</strong> Sumbawa disajikan sebagai berikut.<br />
II - 49