04.03.2013 Views

anda bisa mendownload artikel digital imaging disini.

anda bisa mendownload artikel digital imaging disini.

anda bisa mendownload artikel digital imaging disini.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sensitivity (ISO/ASA)<br />

Edisi Bahasa Indonesia – Versi 2.0 GPL Document<br />

Film konvensional hadir dengan sensitivitas (ASA) yang berbeda untuk<br />

kebutuhan yang berbeda pula. Sensitivitas yang kecil menghasilkan<br />

gambar yang halus (finer grain) tetapi dibutuhkan cahaya yang cukup,<br />

sangat cocok untuk pemotretan outdoor dengan cahaya yang cukup.<br />

Tetapi untuk ruangan dengan pencahayaan yang minim atau action<br />

photography (biasanya membutuhkan shutterspeed yang tinggi) film<br />

dengan sensitivitas yang lebih tinggi dibutuhkan. Konsekuensinya, film<br />

dengan sensitivitas yang tinggi artinya akan lebih banyak noise<br />

(grainy).<br />

Demikian juga pada fotografi <strong>digital</strong>, kamera <strong>digital</strong> mempunyai rating<br />

ISO untuk membedakan level sensitivitas sensor terhadap cahaya. ISO<br />

100 adalah setting yang normal untuk kebanyakan kamera, walaupun<br />

beberapa kamera ada yang memiliki nilai ISO lebih rendah lagi, misal<br />

ISO 50. Sensitivitas kamera dapat ditingkatkan lagi pada level 200,<br />

400 dan 800 atau bahkan ada yang mencapai 3200/6400, terutama<br />

pada jenis kamera <strong>digital</strong> SLR high-end.<br />

Ketika kita menaikkan nilai sensitifitas, keluaran dari sensor akan<br />

diperkuat sehingga hanya sedikit cahaya yang diperlukan untuk<br />

menangkap gambar. Sayangnya dengan ditingkatkannya kekuatan<br />

sensor kemunculan noise juga akan semakin kuat. Secara tidak<br />

langsung kemunculan noise ini akan membuat image menjadi semakin<br />

grainy (lebih kasar), seperti halnya yang terjadi pada fotografi<br />

konvensional. Hal ini mirip dengan ketika kita menaikkan volume<br />

suara sebuah radio yang kurang baik daya siarnya. Dengan semakin<br />

meningkatnya teknolosi dari sensor, secara langsung akan mengurangi<br />

level noise pada sensitifitas tinggi (ISO tinggi).<br />

Tidak seperti konvensional kamera film yang membutuhkan<br />

penggantian lebar film (film roll) saat hendak mengganti sensitifitas<br />

ASA, kamera <strong>digital</strong> melakukannya dengan lebih praktis dan efisien,<br />

yaitu dengan cara melakukan perubahan ISO secara on-the-fly kapan<br />

saja dikehendaki. Sebab dalam kamera <strong>digital</strong> nilai sensitivitas (ISO)<br />

tertuju pada kemampuan sensor, sedang dalam kamera konvensional<br />

nilai sensitivitas (ASA) tertuju pada kemampuan lembar film.<br />

Wawan Purwanto [cyberwayang@gmail.com], http://cyberwayang.multiply.com, YM: cyberwayang<br />

39

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!