27.02.2013 Views

matahati%20-21feb-21maret

matahati%20-21feb-21maret

matahati%20-21feb-21maret

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pantang<br />

Menyerah<br />

HADAPI<br />

BENCANA<br />

Tahun V<br />

21 Februari - 21 Maret 2013<br />

JENDELA DUNIA BERBAGI<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

1


2 Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013


Keluarga Besar LAZISMU<br />

Turut Berduka Cita atas Meninggalnya :<br />

Dr. Tarmizi Taher<br />

dalam usia 77 tahun<br />

pada hari Selasa 12 Februari 2013,<br />

pukul 04.00 WIB<br />

Prof. Dr. H. Qomari Anwar, MA.<br />

dalam usia 60 tahun<br />

pada hari Ahad, 10 Februari 2013,<br />

pukul 10.40 WIB<br />

Jend. TNI (Purn) Faisal Tanjung<br />

Dalam usia 73 tahun,<br />

pada hari Senin 18 Februari 2013,<br />

pukul 06.22 WIB<br />

Semoga Allah SWT Memberikan<br />

Maghfi rah dan Jannah-Nya, Amin.<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

1


TIM MANAJEMEN<br />

WALI AMANAH:<br />

Prof. Dr. H.M. Amin Rais, M.A<br />

Prof. Dr. H.A. Syafi ’i Maarif, M.A<br />

Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, M.A<br />

Prof. Dr. Malik Fajar, M.Sc<br />

DEWAN SYARIAH:<br />

Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc, M.A<br />

Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A<br />

Prof. Dr. H. Fathurrahman Jamil, M.A<br />

BADAN PENGAWAS:<br />

Drs. H.A. Dahlan Rais, M.Hum<br />

Drs. H. Goodwil Zubir<br />

Prof. Dr. H. Fasichulalisan, Apt.<br />

BADAN PENGURUS:<br />

KETUA & WAKIL:<br />

Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari<br />

H. Syafruddin Anhar, S.E., M.E<br />

Drs. H. Irsyadul Halim<br />

SEKRETARIS<br />

Ahmad Imam Mujadid Rais, S.Ip<br />

PIMPINAN UMUM:<br />

M. Khoirul Muttaqin<br />

DEWAN REDAKSI:<br />

A.I. Mujadid Rais<br />

Nanang Qadir | Hari Eko<br />

Upik Rahmawati<br />

PIMPINAN REDAKSI:<br />

Agus Yuliawan<br />

REDAKTUR PELAKSANA:<br />

Fathurroji<br />

SEKRETARIS:<br />

Nazhori Author<br />

REDAKTUR:<br />

Ahmad Muhajir A<br />

STAF REDAKSI:<br />

Heru Lianto | Miftahul Choir<br />

Aprilia Hariani<br />

LAY OUT:<br />

Langit Putra Cahaya<br />

FOTOGRAFER:<br />

Liyanto<br />

IKLAN & KEUANGAN:<br />

Upik Rahmawati<br />

SIRKULASI:<br />

M. Ali Imron | Wira Noer Riadho<br />

COVER FOTO : Arif Nur Cholis<br />

2 Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

TIM REDAKSI<br />

Banjir<br />

Menjadikan Peduli<br />

Puji syukur semoga Allah selalu menghiasi hati dan lisan kita,<br />

karena besarnya nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita,<br />

sehingga kita bisa menjalankan aktivitas sebagai khalifah<br />

di muka bumi ini. Semoga amanah ini benar-benar bisa kita<br />

pertanggungjawabkan di hadapan Ilahi Rabbi. Amin.<br />

Shalawat dan salam untuk manusia teladan, Nabi Muhammad<br />

SAW, sosok yang telah memberikan cahaya ilahi dari ajaran Islam<br />

yang dibawanya. Semoga apa ynag menjadi risalah kenabian,<br />

mampu kita realisasikan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.<br />

Pembaca yang budiman, awal tahun 2013 Allah telah memberikan<br />

ujian berat untuk warga Kota Jakarta. Ujian berupa hujan yang<br />

tiada henti sehingga menyebabkan banjir besar di Ibukota ini. Banjir<br />

meluluhlantahkan Ibukota Jakarta, kota terbesar yang digadanggadang<br />

oleh banyak orang sebagai kota untuk mencari sesuap nasi.<br />

Jakarta, ketika banjir tak banyak berarti. Perekonomian yang biasanya<br />

berjalan lancar menjadi mandeg, kerugian pun tak karuan banyaknya.<br />

Seolah ada satu komando, banjir yang membenamkan sebagian<br />

Jakarta ini menggerakkan hati banyak orang untuk saling berbagi,<br />

saling menolong, saling member dan saling berempati. Tiba-tiba,<br />

masyarakat begitu peduli.<br />

Hadirnya rasa peduli antrsesama ini hendaknya terus dibangun<br />

meski tak ada lagi bencana. Budaya saling tolong menolong yang<br />

menjadi budaya bangsa ini harus dibangkitkan lagi, meski harus<br />

menelan pil pahit berupa bencana. Tapi setidaknya, bencana banjir<br />

Jakarta ini harus menjadi starting point untuk membudayakan saling<br />

tolong menolong dan peduli dengan sesame.<br />

Pembaca yang budiman, edisi Februari 2013 ini, redaksi mencoba<br />

mengupas seputar banjir yang melanda Jakarta. Ketika bencana ada,<br />

kita telah diberi tontonan edukasi yang tak ternilai harganya, yaitu<br />

budaya saling menolong dan peduli dengan sesama. Semoga budaya<br />

tersebut terus tumbuh di hati para pembaca, sehingga untuk peduli<br />

menolong tak harus menunggu bencana datang. Setiap saat kita siap<br />

untuk saling menolong dan peduli dengan sesama.<br />

Semoga hadirnya Majalah Mata Hati ini bisa memberikan inspirasi<br />

bagi pembaca untuk mengambil hikmah. Amin. Selamat membaca.<br />

REDAKSI<br />

JENDELA DUNIA BERBAGI<br />

ALAMAT REDAKSI:<br />

Jl. Menteng Raya 62 Jakarta Pusat 10340<br />

Telp. 021-3150400 | Fax. 021 - 3143230<br />

Email. info@lazismu.org | Website. www.lazismu.org


M. KHOIRUL MUTTAQIN<br />

Direktur Utama LAZISMU<br />

Belajar Dari<br />

BENCANA<br />

ALAM<br />

Alam telah ‘marah’. Tempat kita berpijak pada dekade akhir-akhir<br />

ini kerap melampiaskan kemarahannya dengan memberikan secuil<br />

hidangan bencana alam. Bila tempat kita berpijak satu-satunya<br />

sudah enggan dengan kita yang tak ramah dengan alam, lalu<br />

kemana lagi kita akan berpijak di alam jagad raya ini?<br />

Tahun 2013, Indonesia membuka lembarannya dengan suguhan<br />

air bah yang datang dari dataran atas maupun dari bawah. Hujan yang<br />

mengguyur beberapa hari telah seperti menyuruh wilayah Bogor untuk<br />

menumpahkannya ke Jakarta, berbarengan dengan itu air pasang laut<br />

menanti air segar yang segera datang. Bertemulah dua air dari atas, dan<br />

bawah jadilah banjir besar Jakarta.<br />

Indonesia tak pernah sepi dari bencana alam. Mulai tanah longsor,<br />

banjir di mana-mana, gunung meletus, tsunami, badai puting beliung dan<br />

hantaman gelombang yang dahsyat, semua meminta pengorbanan ribuan<br />

nyawa manusia tanpa terkecuali. Semua terkena imbasnya dan dengan<br />

sekejap kita kehilangan orang-orang yang kita sayangi.<br />

Adakah yang salah dengan kita? Sudah berkali-kali generasi kita ini<br />

harus menerima siksa dunia yang pedih sebelum hari pembalasan? Para<br />

ahli berpendapat mekanisme kejadian bencana, tetapi bencana telah<br />

lewat dan kerugian telah mendera kita semua. Para meteorolog berbusabusa<br />

menjelaskan tentang penyebab mekanisme datangnya badai dan<br />

gelombang di lautan, tetap saja badai telah lewat. Dan kerugian tetap kita<br />

alami.<br />

Secara rasional kita bisa berpikir, bahwa datangnya air bah pada banjir<br />

yang melahap kita semua karena terjadi penebangan hutan liar, tata kelola<br />

air yang tidak beres ataupun segala alasan ilmiah dapat kita paparkan<br />

sebagai penjelas atas penyebab banjir. Tetapi, ada satu tata nilai yang<br />

terabaikan oleh kita semua, yaitu pemahaman yang menyeluruh tentang<br />

kearifan hidup di alam raya ini.<br />

Banyak sekali tata nilai yang telah kita koyak dengan alasan<br />

modernisasi. Budaya adiluhung dimodifi kasi hingga kehilangan substansi.<br />

Alam tereksploitasi tanpa henti kita mengeruk isi bumi. Dan kita lupa diri,<br />

kita telah mengambil tanpa berfi kir mengembalikan. Kita telah menebang<br />

tanpa menanam, kita telah mengubah budaya lama dengan meninggalkan<br />

tata nilai yang ada.<br />

Di perkotaan, alam dipaksa menampung pemukiman dengan<br />

mengabaikan keseimbangan alam, keberagamaan dilakukan dengan<br />

mengedepankan simbolitas tanpa menyentuh substansi. Amal, sedekah, dan<br />

segala bentuk kegiatan sosial dikemas sedemikian rupa sebagai pameran<br />

mata hati<br />

di media sebagai perwujudan bentuk riya’.<br />

Dan sehabis pameran berlangsung, si miskin<br />

tetap terkapar dalam kemiskinannya, si janda<br />

renta harus bungkuk memikul beban berat<br />

kehidupannya.<br />

Di belahan dunia yang lain atas nama<br />

perdamaian digelarlah perang, diperlombakan<br />

senjata pemusnah masal, disekenario usaha<br />

saling bunuh antara manusia satu dengan<br />

yang lainnya. Perang saling membunuh tak<br />

berkesudahan, anak-anak dan wanita mati<br />

diterjang peluru dan ledakan. Anak-anak<br />

yang hidup belajar tentang perang, saling<br />

membunuh, mayat-mayat terkapar di depan<br />

mata dalam kesehariannya. Maka jadilah<br />

manusia-manusia perang, manusia yang<br />

tercerabut rasa kemanusiaannya. Inikah<br />

perdamaian yang kita impikan?<br />

Pernikahan yang mestinya menjadi<br />

sarana pertanggung jawaban moral manusia<br />

diberikan aturan yang ketat dan mengikat,<br />

sementara syahwat manusia tiap hari digoda<br />

dengan tontonan yang merangsang syahwat<br />

di berbagai media. Sudah tidak terhitung<br />

lelaki dan perempuan berumah tangga yang<br />

terjebak pada perzinahan, anak-anak sekolah<br />

yang melakukan aktivitas seksual di luar<br />

nikah, yang sampai hamil tanpa pertanggung<br />

jawaban.<br />

Bukankah Tuhan melembagakan<br />

pernikahan sebagai sarana untuk kelestarian<br />

manusia di bumi dan memberikan<br />

ketenangan bagi lelaki dan perempuan?<br />

Tetapi manusia mensia-siakan atas nama<br />

kenikmatan, tetapi lepas dari pertanggung<br />

jawaban.<br />

Inilah kerusakan yang selama ini kita<br />

lakukan. Melakukan kerusakan kepada alam,<br />

melakukan tindakan melawan kemanusiaan<br />

atas nama kemanusiaan. Kita lupa bahwa<br />

tugas sesungguhnya sebagai manusia adalah<br />

sebagai wakil Tuhan di muka bumi, khalifatul<br />

fi l ardl, yang senantiasa bersikap kasih dan<br />

sayang, mensifati sifat Tuhan.<br />

Bila kita tidak segera berbenah diri,<br />

belajar dari kesalahan yang ada, mungkin<br />

kita akan dipaksa “tahu” oleh Tuhan. Tuhan<br />

akan memberikan pelajaran bagi orang<br />

bodoh sekalipun, meskipun dengan jalan<br />

membenturkan kepalanya pada tembok<br />

realitas.<br />

“Telah nampak kerusakan di darat dan di<br />

laut disebabkan karena perbuatan tangan<br />

manusia, supaya Allah merasakan kepada<br />

mereka sebagian dari akibat perbuatan<br />

mereka agar mereka kembali ke jalan yang<br />

benar”. (QS : Ar Rum : 41).<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

3


2 Editorial<br />

Banjir Menjadikan Peduli<br />

4 Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

JENDELA DUNIA BERBAGI<br />

3 Mata Hati<br />

Belajar dari Bencana Alam<br />

38 Konsultasi<br />

Zakat Peternakan<br />

39 Motivasi<br />

Bodoh dan Kebodohan<br />

48 Renungan Hati<br />

Hidup Untuk Menunaikan<br />

Kewajiban<br />

Tatap Mata<br />

14 Pantang Menyerah<br />

Hadapi Bencana<br />

Indonesia merupakan<br />

negara yang rentan dengan<br />

berbagai bencana alam<br />

seperti gempa bumi, tanah<br />

longsor dan tsunami.<br />

Fokus Mata Hati<br />

6 Hadapi Bencana dengan Kearifan Lokal<br />

Indonesia negara rawan bencana. Setidaknya ada 13 jenis<br />

bencana yang siap mengepung negeri kepulauan ini.<br />

9 Peran Muhammadiyah Atasi Bencana<br />

Tingginya intensitas banjir di Jakarta membuat sejumlah<br />

lembaga kemanusiaan dan bencana alam merapatkan<br />

barisan melakukan evakuasi dan memberikan pertolongan<br />

korban banjir. Muhamadiyah bahu membahu dengan<br />

menerjunkan relawan, tim medis dan menggalang dana<br />

bantuan.<br />

11 Merajut Hikmah Dibalik Bencana Banjir<br />

Hikmah dibalik bencana banjir, manusia bisa saling<br />

tolong menolong memberi bantuan dana, makanan,<br />

minuman, obat-obatan dan pertolongan lainnya. Hal<br />

ini mencerminkan bahwa diantara kita masih ada rasa<br />

kepedulian.


Kisah Sukses<br />

16 H. Nuzli Arismal: Gelorakan Jiwa Wirausaha<br />

Sosoknya sederhana dan low profi le. Songkok di kepala dan<br />

pakaian koko selalu menjadi ciri khas dalam berbusana.<br />

Dialah H. Nuzli Arismal yang akrab dipanggil Haji Alay.<br />

Hati Keluarga<br />

18 Jika Gaji Istri Lebih Tinggi<br />

Penghasilan istri yang lebih<br />

besar dari suami sering<br />

mengakibatkan dilema<br />

dan masalah di keluarga.<br />

Istri merasa angkuh<br />

karena berkuasa dengan<br />

penghasilannya.<br />

22 Tubuh Bugar di tengah Cuaca Sangar<br />

36 Tips Aman Naik Angkot<br />

24 Muhammadiyah Buka 47 Posko Korban Banjir<br />

26 Uluran Tangan untuk Korban Gunung Rokatenda<br />

27 Tanggul Citarum Jebol, Angkatan Muda Siaga<br />

28 Mengenalkan Parenting Sejak Dini<br />

29 Bahu Membahu Cari Korban Longsor<br />

30 Tekad Sekolah Vina, Semangat Si Joki 3 in 1<br />

37 SMN Berkomitmen Peduli Bangsa<br />

40 Arasy Bergetar Saat Saad Wafat<br />

daftarisi<br />

Tahun V / 21 Februari - 21 Maret 2013<br />

20 Jangan Biarkan<br />

Anak menjadi Yatim<br />

“Psikologis”<br />

Jangan biarkan anak-anak<br />

kita menjadi yatim piatu<br />

secara psikologis karena<br />

jarang mendapatkan kasih<br />

sayang dari orangtua.<br />

In-Tips Jejak Ulama<br />

Info LAZISMU<br />

CSR<br />

Hikayah<br />

Buah Hati<br />

41 Yusuf Al-Makassari:<br />

Namanya Harum dalam<br />

Pengasingan<br />

Ekonomi Syariah<br />

42 Sektol Riil Syariah<br />

Menjadi Kebutuhan<br />

Komunitas<br />

44 Bis Mania Community<br />

45 - REVIEW<br />

46 - JELAJAH WEB<br />

47 - KEDIP MATA<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

5


fokus mata hati<br />

Indonesia negara rawan bencana.<br />

Setidaknya ada 13 jenis bencana<br />

yang siap mengepung negeri<br />

kepulauan ini, yaitu bencana<br />

geologi meliputi gempa bumi,<br />

tsunami, erupsi gunungapi;<br />

bencana hidrometeorologi seperti<br />

banjir, tanah longsor, kekeringan,<br />

kebakaran lahan dan hutan, puting<br />

beliung, dan gelombang pasang;<br />

bencana biologi (epidemic, wabah<br />

penyakit; dan bencana sosial (konfl ik<br />

sosial, teror).<br />

Dalam sebuah kesempatan, Direktur<br />

Tanggap Darurat Badan Nasional<br />

Penanggulangan Bencana (BNPB)<br />

Tri Budiarto mengatakan, kesadaran<br />

masyarakat dalam menghadapi<br />

bencana sangat diperlukan. Kearifan<br />

lokal yang dimiliki masing-masing<br />

daerah, menjadi modal utama untuk<br />

meminimalisir dampak bencana.<br />

“Pada dasarnya masyarakat memiliki<br />

kearifan lokal atau local wisdom.<br />

Itu harus dibangun. Masyarakat<br />

harus diposisikan dan memposisikan<br />

masyarakat tangguh,” kata Tri Budiarto.<br />

Ketangguhan tersebut meliputi kesigap<br />

siagaan saat terjadi bencana.<br />

Budiarto juga menegaskan bahwa<br />

masalah bencana bukan hanya<br />

tugas pemerintah semata tetapi juga<br />

masyarakat. “Pemerintah tidak mungkin<br />

kerja sendiri. Oleh karena itu harus<br />

Hadapi Bencana<br />

dengan Kearifan Lokal<br />

Indonesia negara rawan bencana. Setidaknya ada 13 jenis bencana yang siap mengepung<br />

negeri kepulauan ini, yaitu bencana geologi meliputi gempa bumi, tsunami, erupsi<br />

gunungapi; bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran<br />

lahan dan hutan, puting beliung, dan gelombang pasang; bencana biologi (epidemic, wabah<br />

penyakit; dan bencana sosial (konflik sosial, teror).<br />

Jendela Dunia Berbagi 6 TAHUN V 05 / Februari / Februari - Maret 2013 2013<br />

bersama-sama dengan masyarakat,”<br />

tegasnya.<br />

Tahun 2013 ini, BNPB memprediksi<br />

akan banyak daerah di Indonesia yang<br />

terkena bencana banjir, longsor dan<br />

puting beliung. Kepungan bencana itu,<br />

seiring dengan meningkatnya curah<br />

hujan. Maka beriringan dengan itu,<br />

potensi merebaknya bencana banjir,<br />

longsor dan puting beliung di Indonesia<br />

tak terhindarkan.<br />

Menurut Kepala Pusat Data dan<br />

Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho,<br />

banjir menjadi bencana yang dominan.<br />

Bencana banjir telah terjadi di 25<br />

kabupaten atau kota. Sedangkan longsor<br />

terjadi 15 kabupaten atau kota. Dan<br />

puting beliung terhadi di 12 kabupaten<br />

atau kota. Kejadian ini akan terus<br />

bertambah mengingat musim hujan<br />

masih berlangsung hingga akhir Maret<br />

2013.<br />

Menurut Sutopo, bencana puting<br />

beliung berpotensi terjadi pada Maret<br />

hingga April 2013. Sementara banjir dan<br />

longsor berpotensi terjadi hingga Maret<br />

2013. Puncak banjir dan longsor terjadi<br />

pada Januari-Februari 2013.<br />

«Sebanyak 315 kabupaten/kota<br />

dengan penduduk 60,9 juta jiwa tinggal<br />

di daerah rawan sedang-tinggi banjir di<br />

Indonesia. Sedangkan 270 kabupaten/<br />

kota dengan penduduk 124 juta jiwa<br />

berada di daerah rawan longsor sedang-<br />

tinggi,» ungkapnya.<br />

Hingga Maret 2013, papar Sutopo,<br />

banjir lahar dingin berpotensi terjadi<br />

di Gunung Merapi, Gamalama, Bromo,<br />

Lokon, dan Soputan. Sementara bencana<br />

kekeringan perpotensi terjadi selama<br />

Agustus-Oktober di Jawa, Bali, NTT, dan<br />

daerah-daerah defi sit air.<br />

Sementara untuk bencana gempa<br />

bumi dan tsunami tidak dapat diprediksi<br />

karena bersifat mendadak. Selama<br />

tahun 1629-2012 tedapat sekitar 172<br />

tsunami di Indonesia. «Potensi tsunami<br />

terdapat di 233 kabupaten/kota dengan<br />

penduduk 5 juta jiwa,» katanya.<br />

Untuk mengantisipasi bencana<br />

yang akan datang itu, BNPB mulai<br />

melaksanakan masterplan Pengurangan<br />

Risiko Bencana Tsunami. Ada empat<br />

program besar dari pelaksanaan<br />

masterplan tersebut yakni penguatan<br />

rantai peringatan dini tsunami,<br />

pembangunan dan peningkatan<br />

tempat evakuasi sementara,<br />

penguatan kapasitas kesiapsiagaan<br />

dan pengurangan risiko bencana, dan<br />

pengembangan kemandirian industri<br />

kebencanaan.<br />

Tahun ini, dana yang disediakan<br />

BNPB sebesar Rp 1 triliun. Sedangkan<br />

kebutuhan total untuk masterplan<br />

tersebut mencapai Rp16,7 triliun dalam<br />

5 tahun. Oleh karena itu, pelaksanaan<br />

2013 akan diprioritaskan pada daerah


awan tinggi tsunami seperti Megathrust<br />

Mentawai, Kawasan Selat Sunda, dan<br />

Pantai Selatan Jawa, Kawasan Pantai<br />

Selatan Bali -Nusa Tenggara, dan<br />

Kawasan Papua.<br />

Pendekatan Kearifan<br />

Lokal<br />

Penanganan penanggulangan<br />

bencana dengan kearifan lokal juga<br />

pernah disampaikan oleh Presiden<br />

Susilo Bambang Yudhoyono, pentingnya<br />

memadukan kearifan lokal dengan<br />

teknologi baru serta ilmu pengetahuan<br />

dalam menangani bencana alam.<br />

Sebagai negara kepulauan, Indonesia<br />

sangat rentan bencana alam. «Kita perlu<br />

mengapresiasi kearifan lokal dalam<br />

menghadapi bencana yang sudah ada<br />

sejak dulu,» kata Presiden SBY.<br />

Indonesia akan meningkatkan<br />

kapasitas lokal yakni kesiapan semua<br />

kalangan bersama Pemerintah Daerah<br />

dalam menghadapi bencana dengan<br />

menggalakkan program-program<br />

pengurangan resiko bencana. «Kita<br />

telah membentuk kampung siaga untuk<br />

tempat-tempat terpencil dan desa pesisir<br />

tangguh di wilayah perairan. Desadesa<br />

tersebut menjadi jaringan untuk<br />

meningkatkan kapasitas lokal,» ujarnya.<br />

Oleh karena itu, imbuh SBY, harus<br />

ada kerjasama antara pemangku<br />

kepentingan di tingkat nasional dan<br />

pemangku kepentingan tingkat lokal.<br />

«Indonesia bagitu besar dan banyak<br />

daerah terpencil. Maka tidak ada jalan<br />

lain untuk tidak melakukan Disaster Risk<br />

Reduction (DRR),” paparnya<br />

Sementara itu terkait banjir yang<br />

melanda negeri ini, terutama wilayah<br />

Jakarta Hajriyanto Y Thohari Ketua<br />

Badan Pengurus LAZIS Muhammadiyah<br />

yang sekaligus Wakil Ketua MPR RI ini<br />

mengatakan, kita harus beradaptasi<br />

dengan banjir. Bukankah sering kali<br />

kita mendengar ajaran dalam kearifan<br />

lokal (local wisdom) bahwa kita harus<br />

selalu mengembangkan kehidupan yang<br />

harmoni dengan manusia, alam, dan<br />

Tuhan?<br />

Banjir di Jakarta harus dipandang<br />

sebagai fenomena alam. Meskipun<br />

banjir ini terjadi akibat rusaknya alam<br />

dan lingkungan akibat tangan-tangan<br />

manusia, namun banjir nyatanya sudah<br />

menjadi fakta alam di Jakarta. Maka,<br />

kita harus mulai hidup penuh harmoni<br />

dengan banjir. “Sudah saatnya kita<br />

berdamai dengan banjir dan alam,”<br />

tuturnya.<br />

Kalimat berdamai dengan banjir<br />

bukan tanpa sebab, nyatanya kita<br />

belum mampu mengatasi--apalagi<br />

menghentikan--banjir di Jakarta. Sudah<br />

berapa gubernur silih berganti mengurus<br />

Jakarta dengan segala konsep, rencana,<br />

dan janji-janji untuk mengatasinya, baik<br />

jangka pendek maupun jangka panjang,<br />

tetapi kenyataannya banjir tetap<br />

terjadi dengan tingkat keparahan kian<br />

meningkat.<br />

“Kita tidak perlu saling menyalahkan.<br />

Kita tidak perlu berapologi bahwa banjir<br />

Jakarta adalah ‘banjir kiriman’. Maka,<br />

satu-satunya jalan yang tersisa adalah<br />

menyerah dan kemudian berdamai<br />

dengan banjir.”<br />

Banjir di Jakarta papar Hajriyanto,<br />

sudah sama seperti musim dingin<br />

ekstrem dan menggigit di Eropa. Tidak<br />

ada jalan untuk mengatasi cuaca dingin<br />

ekstrem di Barat, kecuali berdamai<br />

dengan dingin: mengenakan pakaian<br />

tebal (overcoat), makan makanan<br />

bergizi, tinggal di rumah berpelindung,<br />

menciptakan alat penghangat ruangan,<br />

menggunakan moda transportasi yang<br />

kedap dingin, dan seterusnya.<br />

Demikian juga, kita dan banjir.<br />

Banjir sudah menjadi fenomena alam,<br />

dan faktor-faktornya terlalu kompleks.<br />

Ada faktor alamiah, ada banyak pula<br />

karena tangan manusia. Semuanya<br />

berakumulasi menjadi satu. Tetapi, apa<br />

pun faktor penyebabnya, banjir sudah<br />

menjadi kenyataan rutin, periodik, dan<br />

pasti terjadi dengan tingkat keparahan<br />

makin memburuk dari tahun ke tahun.<br />

“Banjir adalah kawan kita, sahabat<br />

kita, dan saudara kita. Banjir adalah<br />

tetangga kita, tetangga dekat kita.<br />

Kita harus saling menyapa dan saling<br />

bertoleransi dengan banjir. Ayo, kita<br />

warga Jakarta, mulai berdamailah<br />

dengan banjir,” tuturnya.<br />

Seorang penulis tentang lingkungan,<br />

Hermansyah menjelaskan dalam<br />

tulisannya, bahwa kondisi alam<br />

yang rentan bencana ini, idealnya<br />

masyarakat melengkapi diri dengan<br />

sistem peringatan dini (early warning<br />

system) sebagai bagian dari upaya<br />

mitigasi bencana. Sistem peringatan<br />

dini yang paling sederhana dan paling<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN TAHUN V / Februari 05 / Februari - Maret 2013<br />

7


fokus mata hati<br />

mudah dipahami masyarakat sejatinya adalah tanda-tanda yang<br />

diberikan alam. Bencana pada Ahad, 26 Desember 2004, Tsunami<br />

Aceh seharusnya mengajarkan kepada kita bahwa sebagian besar<br />

masyarakat modern telah melupakan alam sebagai pemberi sistem<br />

peringatan dini yang paling sederhana dan mudah dipahami.<br />

Sistem mitigasi bencana berbasis alam itu sebenarnya merupakan<br />

bagian dari kearifan lokal yang berkembang di Indonesia dan sudah<br />

ada turun-temurun. Di Simeulue, misalnya, selain ada peringatan dini<br />

tsunami dalam bentuk budaya bertutur, juga berkembang sikap dan<br />

kesadaran masyarakat untuk menanam mangrove. Terbukti, saat<br />

tsunami menghantam pulau di Aceh Tenggara ini, tinggi gelombang<br />

yang sampai di daratan hanya dua hingga empat meter. Berbeda dari<br />

ketinggian tsunami yang menerjang Meulaboh, Calang, dan Banda<br />

Aceh, yang mencapai 20 meter.<br />

Cerita kearifan lokal masyarakat Simeulue dalam mitigasi bencana<br />

telah membangkitkan minat baru pada penggalian konsep kearifan<br />

lokal. Pada tahun-tahun belakangan ini, semakin banyak orang tertarik<br />

mempelajari hubungan antara kearifan lokal dan bencana alam.<br />

Dalam khazanah pengurangan risiko bencana, ada empat argumen<br />

dasar yang mendukung pentingnya kearifan lokal.<br />

Pertama, berbagai praktek dan strategi spesifi k dalam kearifan<br />

lokal, yang terbukti sangat berharga dalam menghadapi bencana<br />

alam, dapat ditransfer dan diadaptasi komunitas-komunitas lain<br />

yang menghadapi situasi serupa. Kedua, pemaduan kearifan lokal ke<br />

dalam praktek dan kebijakan yang ada akan mendorong partisipasi<br />

masyarakat yang terkena bencana untuk mengambil peran utama<br />

dalam semua kegiatan pengurangan risiko bencana.<br />

Ketiga, informasi yang terkandung dalam kearifan lokal dapat<br />

membantu meningkatkan pelaksanaan proyek dengan memberikan<br />

informasi yang berharga tentang konteks setempat. Terakhir, cara<br />

penyebarluasan kearifan lokal yang bersifat nonformal memberi<br />

contoh yang baik untuk upaya pendidikan lain dalam hal pengurangan<br />

risiko bencana.<br />

Dalam penelitian yang dilakukan Koen Meyers dan Puteri Watson<br />

(Simeulue, Nias, dan Siberut, Indonesia Dongeng, Ritual, dan Arsitektur<br />

di Kawasan Sabuk Gunung Api) diungkapkan, praktek kearifan lokal<br />

terbukti dapat mengurangi dampak bencana alam di tiga pulau di<br />

Sumatera, yakni Simeulue, Nias, dan Siberut. Dengan kebudayaan<br />

yang berbeda, kasus di tiga pulau itu telah membuka mata dunia<br />

internasional ihwal praktek kearifan lokal yang sebelumnya luput dari<br />

perhatian.<br />

Pelajaran yang paling mendasar dari pengetahuan ekologi<br />

adalah sistem kepercayaan dapat membantu menciptakan sikap<br />

Jendela Dunia Berbagi 8 TAHUN V 05 / Februari / Februari - Maret 2013<br />

2013<br />

budaya bersama dan semangat masyarakat, yang<br />

pada gilirannya dapat membantu masyarakat untuk<br />

menahan bahaya alam dan risiko bencana. Kegiatan<br />

desa secara kolektif, bahkan mungkin menyimulasikan<br />

unsur bencana alam melalui tindakan simbolis, bisa<br />

menjadi peristiwa katarsis (pemantik) bagi seluruh<br />

masyarakat.<br />

Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Berry Nahdian<br />

Furqon mengatakan banjir yang melanda sebagian<br />

wilayah di Indonesia akibat kurangnya perhatian<br />

pemerintah dalam pengelolaan lingkungan, buruknya<br />

pengelolaan tata ruang. Dalam UU Pengelolaan<br />

Lingkungan, diamanahkan 30 % untuk lahan<br />

hijau, namun hal tersebut tidak terealisasi bahkan<br />

pemerintah terkesan melanggar konstitusi.<br />

Berry mengatakan saat ini daya dukung kita<br />

semakin menurun dan kemampuan untuk melakukan<br />

antisipasi dan mitigasi juga sangat lemah. “Kita salah<br />

urus dalam pengelolaan tata ruang, salah dalam<br />

pengelolaan tata ruang terbuka hijau yang semakin<br />

sempit,” kata Berry.<br />

Dalam laporan dan analsis yang dikeluarkan<br />

WALHI dalam environmental outlook 2013,<br />

kerentanan pulau Jawa terlihat dari kontribusi<br />

bencana ekologis sebesar 46,8% dari problem<br />

lingkungan di pulau Jawa. Saat ini, pembangunan di<br />

pulau Jawa yang sudah tidak lagi mampu didukung<br />

dan ditampung oleh kondisi lingkungan, dimana<br />

dari seluruh problem lingkungan di beberapa<br />

propinsi di Jawa memperlihatkan bahwa bencana<br />

ekologis menempati posisi yang tinggi seperti DKI<br />

(51,9%), Banten (62,5%), Jabar (48,0%). Kondisi<br />

ini dipengaruhi oleh model pembangunan dan<br />

perencanaan yang masih meletakan lingkungan<br />

bukan sebagai faktor utama yang harus diperhatikan.<br />

[FATHUR]


Peran<br />

Muhammadiyah<br />

Atasi Bencana<br />

Tingginya intensitas banjir di Jakarta membuat sejumlah<br />

lembaga kemanusiaan dan bencana alam merapatkan barisan<br />

melakukan evakuasi dan memberikan pertolongan korban<br />

banjir. Muhamadiyah bahu membahu dengan menerjunkan<br />

relawan, tim medis dan menggalang dana bantuan.<br />

Sejak banjir melumpuhkan<br />

wilayah Jakarta, sejumlah<br />

lembaga kemanusiaan<br />

dan kegawatdaruratan<br />

merapat dalam komando<br />

Humanitarian Forum Indonesia<br />

(HFI). Secepat mungkin HFI<br />

mengadakan rapat yang dihadiri oleh<br />

beberapa lembaga kemanusiaan,<br />

diantarnya Muhammadiyah Disaster<br />

Management Centre (MDMC) melalui<br />

Tim DMC Rumah Sakit Islam Jakarta<br />

Pondok Kopi, DMC Dompet Dhuafa,<br />

PKPU, Taruna Siaga Bencana (Tagana),<br />

Pelkesi, dan Bantuan Darurat (BADAR).<br />

Koordinasi dilakukan dengan<br />

paparan dari masing-masing peserta<br />

tiap lembaga tentang penanganan<br />

korban banjir dan pascabanjir. Dari<br />

paparan tersebut didapat pemetaan<br />

fokus respon yang dilakukan masing<br />

masing lembaga, dan lokasi-lokasi<br />

yang ditangani.<br />

Dalam pertemuan tersebut keluar<br />

hasil keputusan antara lain; pertama,<br />

perlu adanya POSKO bersama yang<br />

menjadi pusat informasi bagi berbagai<br />

pihak, sehingga semua pihak dapat<br />

mengakses informasi dan menyalurkan<br />

bantuan dengan tepat sasaran<br />

sehingga tidak terjadi penumpukkan<br />

bantuan.<br />

Kedua, mengharapakan agar<br />

leading koordinasi berada di Badan<br />

Penanggulangan Bencana Daerah<br />

(BPBD), selaku pemangku kepentingan<br />

dalam penanggulangan bencana<br />

dan yang memiliki akses informasi<br />

terkait wilayah yang memiliki resiko<br />

dan rentan. Ketiga, untuk mengatasi<br />

masalah koordinasi yang ada, peserta<br />

meminta HFI untuk membuat<br />

koordinasi secara virtual melalui sarana<br />

telekomunikasi sepeti blackberry,<br />

telephone, twiter, email dan jejaring<br />

sosial yang ada.<br />

Melalui Muhammadiyah Disaster<br />

Management Center (MDMC),<br />

jaringan Muhammadiyah di DKI<br />

Jakarta dan sekitarnya dikerahkan<br />

untuk membantu warga yang harus<br />

mengungsi karena tingginya air di<br />

rumah warga. Termasuk membangun<br />

koordinasi dengan LAZISMU untuk<br />

menghimpun dana masyarakat.<br />

Sementara, Disaster Medic<br />

Commite (DMC) Rumah Sakit Islam<br />

Jakarta Pondok Kopi menyiapkan tim<br />

medis yang terdiri dari 1 dokter dan<br />

4 perawat untuk evakuasi air (Water<br />

rescue) bergerak menolong warga di<br />

Cililitan. “Kami bergerak membantu<br />

evakuasi warga. Namun banyak warga<br />

yang tidak mau dievakuasi karena<br />

tinggal di lantai dua dan juga sudah<br />

memiliki persediaan makanan untuk<br />

beberapa hari” ujar Musri, Komandan<br />

Tim.<br />

Sementara, jaringan akar rumput<br />

Muhammadiyah Jakarta terus<br />

menyiapkan diri sekaligus bersiaga<br />

dengan tempat tinggal mereka. Di<br />

Perguruan Muhammadiyah Matraman,<br />

Jl KHA Dahlan disiapkan posko<br />

penggalangan bantuan dan relawan<br />

untuk warga sekitar. Muhammadiyah<br />

di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat<br />

juga telah mengaktifkan posko. Di<br />

Jakarta Barat mengaktifkan posko di<br />

Kompleks Masjid Al Isra’, Jl Tanjung<br />

Duren Jakarta Barat. PDM Jakarta<br />

Barat juga membuka posko layanan<br />

di Cengkareng Barat. Sementara di<br />

Cengkareng Barat, posko dipusatkan<br />

di Masjid Al Barokah. “Ada 95 rumah<br />

yang terendam. Termasuk di sekitar<br />

Masjid Uswatun Khasanah ada 60<br />

rumah,” ujar Sekretaris PDM, Auliya<br />

Khasanofa.<br />

PDM Jakarta Selatan juga<br />

membuka posko di PCM Tebet Timur<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

9


fokus mata hati<br />

yang dipimpin langsung oleh Ketua<br />

MDMC, H Budi Setiawan. Posko yang<br />

dibuka di kompleks perguruan Tebet<br />

Timur itu membantu warga Bukit<br />

Duri yang membuka posko di Rumah<br />

Singgah Aisyiyah. Sementara untuk<br />

warga Kebon Baru di Masjid Nurul Haq.<br />

Pembentukan posko juga dilakukan<br />

di PCM Kebayoran Lama dan PCM<br />

Kebayoran Baru untuk membantu<br />

warga di Bintaro dan Cileduk.<br />

Disaster Medic Commite RSIJ<br />

Cempaka Putih juga telah ikut<br />

bergabung dalam penanganan korban<br />

banjir, dengan sasaran membantu<br />

evakuasi di Kampung Melayu.<br />

Sementara DMC RSIJ Pondok Kopi<br />

yang awalnya di Cililitan, pindah ke<br />

Kampung Pulo. “Tim selain membawa<br />

perahu karet juga membawa 100<br />

bungkus nasi” terang dr Iin Inayah,<br />

anggota pimpinan MDMC bidang<br />

Kesiapsiagaan.<br />

Kegiatan penanganan Peran<br />

Muhammadiyah juga didukung<br />

jaringan akar rumput Muhammadiyah.<br />

Koordinasi dengan Mapala UM<br />

Jakarta, Mapala UHAMKA juga<br />

jaringan organisasi otonom seperti<br />

IMM, IPM, Pemuda Muhammadiyah<br />

dan Nasyiah serta Aisyiyah secara<br />

kelembagaan terus dilakukan. “Kamis<br />

pagi di PP Muhammadiyah, Menteng<br />

Raya 62 kita koordinasikan jaringan<br />

relawan untuk membantu sistem<br />

komando yang dipegang MDMC DKI<br />

10<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

Jakarta” terang Indrayanto, Pimpinan<br />

MDMC Bidang Tanggap Darurat.<br />

Edukasi Lewat Sekolah<br />

Siaga Bencana<br />

Ada salah satu program menarik<br />

yang diusung Muhammadiyah<br />

ditengah bencana banjir yaitu sekolah<br />

siaga banjir. Konsep pendirian sekolah<br />

siaga bencana ini dimaksudkan untuk<br />

mengedukasi masyarakat siaga<br />

ketika akan terjadi bencana dan bisa<br />

mengurangi resiko korban. Misalnya<br />

pada saat gempa diprediksi akan<br />

terjadi pada pukul 10.00 pagi, maka<br />

warga bisa merencanakan kesiapan<br />

untuk menghadapinya. “Pemberian<br />

edukasi ini sangat penting supaya<br />

bisa meminimalisir resiko dan<br />

menyelamatkan masyarakat,” ujar Arif<br />

Nur Kholis sekretaris MDMC.<br />

Menurut Arif, program sekolah<br />

siaga bencana ini dibangun untuk<br />

meningkatkan kapasitas masyarakat<br />

dalam bentuk penyadaran,<br />

kesiapsiagaan, mitigasi dan<br />

perencanaan darurat menghadapi<br />

bencana. Risiko bencana bisa<br />

meningkat karena ketidaktahuan,<br />

kebodohan dan kemiskinan<br />

masyarakat sehingga dengan edukasi<br />

ini ada penanggulangan bencana.<br />

Dalam konsep ini masyarakat<br />

dikenalkan dengan berbagai masalah<br />

yang mengancamnya. Disini mereka<br />

harus mengerti ancaman mereka itu<br />

apa? Kapan terjadinya? Pengetahuan<br />

dasar ini sangat penting bagi<br />

masyarakat sehingga ketika terjadi<br />

banjir mereka bisa melakukan evakuasi<br />

ke tempat yang aman. “Kami juga<br />

tidak ingin anak-anak yang masih<br />

sekolah larut dengan bencana banjir.<br />

Disekolah ini kami ajarkan berbagai<br />

pengetahuan,” paparnya.<br />

Sekolah siaga bencana diusung<br />

oleh LAZISMU dan Muhammadiyah<br />

Disaster Managemen Center<br />

(MDMC) sebagai bentuk respon<br />

terhadap berbagai bencana yang<br />

ada di Indonesia. Di beberapa<br />

daerah sekolah seperti ini sudah<br />

dijalankan seperti di Malang, Jawa<br />

Timur yang menjalankan program ini<br />

di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1<br />

Sumbermanjing Kulon, Kecamatan<br />

Pegang, Malang.<br />

Kegiatan ini merupakan<br />

implementasi pelaksanaaan program<br />

pengurangan resiko bencana melalui<br />

sekolah yang dimana LAZISMU<br />

berperan sebagai penggalang dana.<br />

“Program sekolah siaga bencana<br />

dibangun untuk meningkatkan<br />

kapasitas masyarakat dalam bentuk<br />

penyadaran, kesiapsiagaan, mitigasi,<br />

dan perencanaan darurat menghadapi<br />

bencana,” paparnya.<br />

SD Muhammadiyah 1<br />

Sumbermanjing Kulon adalah kawasan<br />

yang rawan banjir karena diapit<br />

dua sungai yang selalu menguap<br />

dimusim hujan. Setiap musim hujan,<br />

kegiatan belajar mengajar harus<br />

diselingi membersihkan sekolah karena<br />

diterjang banjir.<br />

Budi Wahyuni Kepala SD<br />

Muhammadiyah 1 Sumbermanjing<br />

berharap dengan adanya sekolah<br />

ini supaya ada kesadaran dari<br />

masyarakat untuk menjaga<br />

lingkungan supaya tidak rawan<br />

banjir. Program sekolah siaga<br />

bencana ini dibentuk sebagai<br />

pelopor program siaga bencana<br />

di kabupaten tersebut dan bisa<br />

dikembangkan di beberapa<br />

daerah yang rawan banjir lainnya.<br />

“Bulan Desember sampai Februari<br />

pasti kena banjir dan siswa-siswi<br />

membersihkan sekolah bersamasama,”<br />

paparnya. [A MUHAJIR]


Merajut Hikmah<br />

Dibalik Bencana<br />

BANJIR<br />

Hikmah dibalik bencana banjir, manusia bisa saling tolong menolong<br />

memberi bantuan dana, makanan, minuman, obat-obatan dan<br />

pertolongan lainnya. Hal ini mencerminkan bahwa diantara kita masih<br />

ada rasa kepedulian.<br />

Musim hujan yang menyebabkan banjir<br />

di beberapa wilayah di Indonesia<br />

bahkan di dunia menjadi titik awal<br />

manusia untuk saling mengasihi dan<br />

menyayangi. Disaat banjir meluluh<br />

lantakan bendungan, menghanyutkan permukiman<br />

warga dan membuat puluhan orang mengungsi<br />

karena kehilangan tempat tinggal, muncul sifat yang<br />

hampir sirna yaitu kepedulian.<br />

Ribuan orang yang sebelumnya tidak saling<br />

kenal bahu membahu menolong korban banjir tanpa<br />

pamrih. Berbagai pihak datang membantu baik dari<br />

pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),<br />

pejabat, artis dan politisi berlomba menolong korban<br />

dengan memberikan makanan, pakaian, obat-obatan,<br />

uang dan kebutuhan lainnya.<br />

Hal ini juga ditunjukkan aparat TNI yang<br />

langsung terjun di lapangan membantu<br />

penyelamatan korban yang terjebak banjir. Mereka<br />

juga menyediakan tenda darurat, menyediakan obatobatan<br />

dan mengerahkan pasukan bekerja siang<br />

dan malam untuk membangun tanggul yang jebol.<br />

Kepedulian memang sudah nyaris tidak ada tapi<br />

dengan bencana banjir ternyata menyatukan kembali<br />

jati diri sebagai bangsa yang suka menolong.<br />

Sayangnya, langkah kemanusiaan semacam<br />

itu tidak termanfaatkan dengan baik untuk<br />

kemaslahatan jangka panjang. Pemimpin masyarakat<br />

tidak menjadikan peristiwa bencana dan respons<br />

warga masyarakat yang positif seperti itu sebagai<br />

momentum untuk merekatkan solidaritas sosial dan<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

11


fokus mata hati<br />

meningkatkan kapital (modal) sosial.<br />

Tidak ada langkah yang menginspirasi<br />

warga masyarakat bahwa banjir<br />

adalah persoalan kita bersama.<br />

Di tengah situasi seperti ini<br />

pembangunan kultur masyarakat perlu<br />

ditingkatkan dalam wujud solidaritas<br />

sosial dikehidupan sehari-hari.<br />

Masing-masing orang jangan hanya<br />

sibuk dengan urusan masing-masing.<br />

Jangan sampai rasa sosialnya rendah<br />

sehingga tidak peka melihat realita<br />

di sekitar yang sedang membutuhkan<br />

pertolongan.<br />

Lebih dari membangun dan<br />

atau waduk, membikin sodetan Kali<br />

Ciliwung, mengajak warga untuk<br />

lebih peduli lingkungan alam dan<br />

lebih meningkatkan solidaritas sosial<br />

bisa menjadi kapital sosial yang luar<br />

biasa. Menghadapi banjir yang masih<br />

mungkin datang, kapital sosial ini akan<br />

sangat bermanfaat sebab kemauanbaik<br />

individual telah meningkat<br />

menjadi kemauan-baik sosial.<br />

Peran ini yang seharusnya juga<br />

ditingkatkan oleh lembaga amil<br />

zakat, infaq dan shadaqah dengan<br />

menggalang dana, membuat program<br />

dan menyalurkannya kepada para<br />

korban banjir. Termasuk LAZISMU,<br />

sebagai lembaga fl antropi Islam<br />

bergerak sejak pertama terjadi banjir<br />

sampai berakhirnya musibah ini<br />

dengan terus melakukan mobilisasi<br />

penggalangan dana bagi warga yang<br />

tertimpa bencana.<br />

Sejak jauh-jauh hari, LAZISMU<br />

telah menetapkan langkah besar<br />

12<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

menapat masa depan bangsa yang<br />

lebih baik dengan semangat “Memberi<br />

Untuk Negeri”. Slogan ini adalah<br />

sebuah ikhtiar menuju perubahan.<br />

Dengan bekal kesadaran akhlak,<br />

“Memberi untuk Negeri” mendorong<br />

kita untuk senantiasa menyemai<br />

bibit-bibit kebajikan, menumbuhkan<br />

kepedulian sosial dan menjadi problem<br />

solver atas berbagai persoalan dan<br />

selanjutnya membingkainya dalam<br />

sebuah gerakan, mensinergikan ombakombak<br />

kebajikan menjadi gelombang<br />

besar pendorong perubahan.<br />

Titik keyakinan kami, bahwa<br />

kebajikan walau sekecil apapun asalkan<br />

dilaksanakan secara sungguh-sungguh<br />

dan konsisten adalah “investasi” bagi<br />

ikhtiar mewujudkan perubahan ke<br />

arah yang lebih baik. Sebuah adagium<br />

mengatakan, “Tidak ada yang tidak<br />

berubah kecuali perubahan itu sendiri”.<br />

Kian hari perubahan berlangsung kian<br />

cepat dan menyentuh hampir seluruh<br />

aspek kehidupan.<br />

Lestarikan<br />

Lingkungan<br />

Harus diaui bahwa secara umum,<br />

terjadinya kerusakan lingkungan<br />

bisa disebabkan oleh pertumbuhan<br />

penduduk yang setiap tahun<br />

menghendaki peningkatan. Hal ini<br />

memaksa harus ada penyediaan<br />

sejumlah kebutuhan atas pangan,<br />

sandang dan papan (rumah).<br />

Sementara itu ruang muka bumi<br />

tempat manusia mencari nafkah tidak<br />

bertambah luas. Perluasan lapangan<br />

usaha itulah yang pada gilirannya<br />

menyebabkan eksploitasi lingkungan<br />

secara berlebihan dan atau secara<br />

liar. Oleh karena itu sudah seharusnya<br />

manusia menjaga linkungan dengan<br />

tidak merusaknya.


Peran ini harus sejalan dengan<br />

beberapa kebijakan pemerintah yang<br />

kadang berdampak negatif terhadap<br />

lingkungan hidup. Sejak tahun<br />

1970, pemerintah mengembangkan<br />

pembangunan di bidang industri<br />

sehingga membutuhkan lahan<br />

yang cukup luas. Disisi lain hal ini<br />

menyebabkan rakyat miskin yang<br />

tidak memiliki lahan hanya menjadi<br />

“penonton” pembangunan. Bahkan<br />

sebagian dari mereka kehilangan mata<br />

pencarian sebagai buruh tani dan<br />

nelayan karena masuknya teknologi di<br />

bidang pertanian dan perikanan.<br />

Tumbuhnya industrialisasi seperti<br />

perkayuan, perumahan/real estate<br />

dan industri kertas juga memunculkan<br />

masalah baru seperti eksploitasi kayu<br />

di hutan-hutan. Keuntungan yang<br />

demikian besar dalam bisnis perkayuan<br />

telah mengundang banyak pengusaha<br />

besar terjun di bidang ini. Namun,<br />

sangat disayangkan karena sulitnya<br />

pengawasan, banyak aturan di bidang<br />

penguasaan hutan ini yang dilanggar<br />

yang pada gilirannya berkembang<br />

menjadi semacam “mafi a” perkayuan.<br />

Sementara itu penduduk setempat<br />

yang peduli hutan tidak berdaya<br />

menghadapinnya. Akibat lebih lanjut<br />

penduduk setempat yang semula<br />

peduli dan mencintai hutan serta<br />

memiliki sikap moral yang tinggi<br />

terhadap lingkungan menjadi frustasi,<br />

bahkan kemudian sebagian dari<br />

mereka turut terlibat dalam proses<br />

“illegal logging”.<br />

Bertambah banyaknya penduduk<br />

miskin dan pengangguran sebagai<br />

akibat dari pemulihan krisis ekonomi<br />

yang hingga kini belum berhasil<br />

juga memicu terjadinya kerusakan<br />

lingkungan. Peningkatan jumlah<br />

penduduk miskin dan pengangguran<br />

diperkirakan akan memperbesar<br />

dan mempercepat kerusakan hutan/<br />

lingkungan yang makin parah. Hal ini<br />

merupakan lampu merah bagi masa<br />

depan generasi kita.<br />

Sementara, penegakan<br />

hukum sangat lemah sehingga<br />

banyak peraturan perundangan<br />

yang telah dibuat berkenaan<br />

dengan pengelolaan lingkungan<br />

dan khususnya hutan, namun<br />

implementasinya di lapangan seakanakan<br />

tidak tampak. Ditambah lagi,<br />

kesadaran sebagian besar warga<br />

masyarakat yang rendah terhadap<br />

pentingnya pelestarian lingkungan/<br />

hutan merupakan satu hal yang<br />

menyebabkan ketidakpedulian<br />

masyarakat atas degradasi<br />

lingkungan yang semakin intensif.<br />

Rendahnya kesadaran masyarakat<br />

ini disebabkan mereka tidak memiliki<br />

pengetahuan tentang lingkungan<br />

hidup yang memadai. Oleh karena<br />

itu, kini sudah saatnya pengetahuan<br />

tentang lingkungan hidup<br />

dikembangkan sedemikian rupa dan<br />

menjadi salah satu mata pelajaran<br />

di sekolah umum mulai dari tingkat<br />

SD. Hal ini dipandang penting, karena<br />

kurangnya pengetahuan masyarakat<br />

atas fungsi dan manfaat lingkungan<br />

hidup telah menyebabkan pula<br />

rendahnya disiplin masyarakat dalam<br />

memperlakukan lingkungan sesuai<br />

peraturan perundang-undangan dan<br />

kaidah-kaidah iptek lingkungan hidup.<br />

Berbagai persoalan diatas<br />

akan menjadi akumulasi penyebab<br />

terjadinya banjir sehingga perlu ada<br />

perubahan pola kehidupan manusia<br />

dengan langkah sederhana yaitu<br />

mencintai lingkungan di sekitar.<br />

Sementara di tingkat pemerintah pusat<br />

atau daerah perlu gerakan penyadaran<br />

lingkungan dengan berbagai program.<br />

Seperti yang dilakukan Bupati<br />

Sumbawa Barat, Zulkifl i Muhadli,<br />

memiliki program pelestarian<br />

lingkungan dengan gerakan tanam<br />

sejuta pohon. Uniknya setiap warga<br />

harus menanam sedikitnya sepuluh<br />

batang pohon untuk mendapat<br />

sertifi kat sejuta pohon. Sertifi kat ini<br />

digunakan sebagai syarat menjadi<br />

pegawai negeri, berobat gratis di<br />

puskesmas, dan pendidikan gratis<br />

bagi siswa-siswi TK, SD, SMP, SMA<br />

hingga mahasiswa. Gerakan ini bisa<br />

menjadi upaya untuk mengembalikan<br />

alam menjadi hijau kembali, sehat<br />

dan asri. ”Masyarakat sangat antusias<br />

mengikuti,” ujar Zulkifl i. [A MUHAJIR]<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

13


tatap mata<br />

14<br />

Pantang Menyerah<br />

Hadapi Bencana<br />

Indonesia merupakan negara yang rentan dengan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor<br />

dan tsunami. Hal ini tak lepas dari geologi Indonesia yang merupakan lintasan dua deretan lempeng benua yang<br />

notabene rentan dengan gunung berapi. Selain gempa dan tsunami, Indonesia juga memiliki potensi bencana banjir<br />

baik di perkotaan maupun di pedesaan. Bencana banjir akan terus mengancam penduduk karena jumlah populasi<br />

penduduk terus bertambah sementara penyangga hujan seperti hutan dan rawa-rawa tidak dipelihara.<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

Berdasarkan erda realitas inilah<br />

Muhammadiyah Muh<br />

tak mau<br />

berdiam berd hanya berpangku<br />

tangan tang kepada pemerintah<br />

dalam men menyikapi setiap bencana.<br />

Melalui lembaga lem Muhammadiyah<br />

Disaster Management Ma Center<br />

(MDMC) MMuhammadiyah<br />

membuat<br />

berbagai st strategi program dalam<br />

menghada menghadapi bencana alam tersebut.<br />

Wartawan<br />

Majalah Matahati<br />

berkesemp berkesempatan menemui Arif Nur<br />

Kholis, Sekr Sekretaris MDMC yang<br />

menguraika<br />

menguraikan bencana banjir dan<br />

upaya-upay<br />

upaya-upaya untuk mencegahnya.<br />

Berikut petikan pet wawancaranya :<br />

Apa strate strategi MDMC untuk<br />

menghada<br />

menghadapi bencana?<br />

Kami selalu se memegang visi<br />

kami yakni mengembangkan<br />

fungsi dan<br />

sistem penanggulangan<br />

bencana yang ya unggul dan<br />

berbasis berbasis Pe Penolong Kesengsaraan<br />

Oemoem (PKO). ( Dengan visi ini<br />

kami ingin meningkatkan kualitas<br />

dan kemaju kemajuan hidup masyarakat<br />

yang sadar<br />

dan tangguh terhadap<br />

bencana serta se mampu memulihkan<br />

korban bencana ben secara cepat<br />

dan berma bermartabat. Selama ini<br />

MDMC ber bergerak dalam kegiatan<br />

penanggul penanggulangan bencana<br />

sesuai dengan deng defi nisi kegiatan<br />

penanggul penanggulangan bencana baik pada<br />

kegiatan mitigasi m dan kesiapsiagaan,<br />

tanggap da darurat serta rehabilitasi.<br />

MDMC MDMC mengadopsi kode<br />

etik kerelawanan kerelaw kemanusiaan<br />

dan piagam<br />

kemanusiaan<br />

secara internasional. Kita juga<br />

mengembangkan misi pengurangan<br />

risiko bencana, selaras dengan<br />

Hygo Framework for Action<br />

dan mengembangkan basis<br />

kesiapsiagaan tingkat komunitas,<br />

sekolah dan rumah sakit sebagai<br />

basis gerakan Muhammadiyah sejak<br />

100 tahun yang lalu.<br />

Khusus dalam benjana banjir, apa<br />

yang dilakukan MDMC?<br />

Kita berkoordinasi dengan<br />

masyarakat dan LAZIS<br />

Muhammadiyah (LAZISMU)<br />

bagaimana menolong korban<br />

bencana banjir. Diantaranya<br />

membantu dalam pengungsian,<br />

pelayanan medis dan<br />

tanggap darurat bersama SAR<br />

Muhammadiyah yang terdiri<br />

dari pemuda Muhammadiyah<br />

dan Mapala perguruan tinggi<br />

Muhammadiyah. Selain itu juga kami<br />

melakukan pendampingan anakanak<br />

dan perempuan di pengusian<br />

sekaligus memberikan motivasi agar<br />

mereka bisa bertahan hidup. Kami<br />

juga mendistribusikan 2.000 paket<br />

untuk korban bencana seperti sabun,<br />

sampo pakaian dan sebagainya.<br />

Apakah selama ini badan-badan<br />

penanggulangan bencana<br />

dari pemerintah masih belum<br />

maksimal?<br />

Saya melihat sudah berjalan<br />

dengan baik namun ada<br />

keterbatasan terkait dengan<br />

administrasi dan birokrasi.


Disinilah kami melihat ada ruang<br />

yang bisa kami lakukan dalam<br />

penanggulangan bencana. Kami<br />

dengan pemerintah bisa saling<br />

bersinergi bahkan selalu melakukan<br />

sinergi dan koordinasi baik di<br />

pemerintah pusat dan daerah.<br />

Apa prioritas program yang<br />

dilakukan MDMC?<br />

Pertama dalam penanggulangan<br />

gawat darurat bencana<br />

kami memberikan bantuan<br />

kegawatdaruratan. Kedua,<br />

kita mengedukasi masyarakat<br />

dengan mendirikan sekolah siaga<br />

bencana bekerja sama dengan<br />

LAZISMU. Dengan rumah sakit<br />

kami mendirikan rumah sakit siaga<br />

bencana dan pelatihan bagi relawan.<br />

Jadi konsepnya kita harus siap siaga<br />

sehingga ketika terjadi bencana kita<br />

harus mampu mengurangi resiko.<br />

Misalnya di sekolah siaga<br />

bencana, pada saat gempa<br />

diprediksi akan terjadi pada pukul<br />

10.00 pagi. Kita bisa rencanakan<br />

apa yang harus kita siapkan untuk<br />

menghadapinya. Begitu juga rumah<br />

sakit siaga bencana, apa yang harus<br />

disiapkan ketika akan terjadi bencana.<br />

Pemberian edukasi ini sangat penting<br />

supaya bisa meminimalisir resiko dan<br />

menyelamatkan masyarakat.<br />

Bisa dijelaskan konsep sekolah<br />

siaga bencana seperti apa?<br />

Program sekolah siaga bencana<br />

ini dibangun untuk meningkatkan<br />

kapasitas masyarakat dalam<br />

bentuk penyadaran, kesiapsiagaan,<br />

mitigasi dan perencanaan<br />

darurat menghadapi bencana.<br />

Risiko bencana bisa meningkat<br />

karena ketidaktahuan, kebodohan<br />

dan kemiskinan. Sebelum ada<br />

penanggulangan bencana, upaya<br />

edukasi sudah menjadi salah satu<br />

kegiatan Muhammadiyah.<br />

Dalam konsep ini masyarakat<br />

dikenalkan dengan berbagai<br />

masalah yang mengancamnya.<br />

Disini mereka harus mengerti<br />

ancaman mereka itu apa? Kapan<br />

terjadinya? Pengertahuan ini kami<br />

informasikan kepada masyarakat<br />

dalam konsep sekolah siaga bencana<br />

banjir. Mereka juga kita kenalkan<br />

jika terjadi darurat banjir dan cara<br />

evakuasi ke tempat aman. Kami juga<br />

tidak ingin anak-anak yang masih<br />

sekolah larut dengan bencana banjir.<br />

Program yang sudah berjalan di<br />

mana saja?<br />

Kami menyelenggarakannya<br />

di Malang Selatan kemudian di<br />

Yogyakarta dalam bencana erupsi<br />

Gunung Merapi. Saat ini kita<br />

usahakan di Sulawesi Utara yang<br />

terngah terjadi bencana banjir.<br />

Apakah ada usaha supaya konsep<br />

pendidikan bencana ini masuk<br />

dalam kurikulum pendidikan?<br />

Memang itu salah satu<br />

orientasi dari kami bahkan dari<br />

hasil pendampingan bencana alam<br />

yang kami lakukan selama ini telah<br />

menjadi kurikulum pendidikan<br />

terutama perubahan perilaku<br />

masyarakat terhadap bencana.<br />

Dengan adanya kurikulum tersebut<br />

maka ada persiapan-persiapan<br />

kebutuhan yang harus dibeli dan<br />

mempersiapkan tempat jika terjadi<br />

bencana. Saat ini MDMC juga<br />

tergabung dalam konsorsium untuk<br />

merumuskan kebijakan kurikulum<br />

pendidikan penanggulangan<br />

bencana untuk di implementasikan di<br />

sekolah-sekolah. Kebijakan tersebut<br />

direkomendasikan ke pemerintah<br />

untuk sekolah SD, SMP dan SMA.<br />

Dengan kebijakan tersebut<br />

mempermudah pengetahuan<br />

masyarakat tentang kesiapannya<br />

jika terjadi bencana. Untuk<br />

meningkatkan ruang-ruang dan<br />

konsep pembelajaran tersebut<br />

kami juga menjalin kerjasama<br />

dengan Fakultas Keguruan dan<br />

Ilmu Pengajaran di Universitas<br />

Muhammadiyah Surakarta (UMS).<br />

Medianya telah kami lakukan mulai<br />

dari Pendidikan Anak Usia Dini<br />

(PAUD) hingga SMA.<br />

Apakah kurikulum itu sudah<br />

tersosialisasikan ke daerah-daerah?<br />

Kami terkendala dengan<br />

kebijakan otonomi daerah, tapi<br />

kami punya strategi menjalin<br />

kerjasama dengan Pimpinan<br />

Wilayah Muhammadiyah dan<br />

Pimpinan Daerah Muhammadiyah<br />

untuk diterapkan di sekolah-sekolah.<br />

Dalam hal ini kami terus melakukan<br />

konsolidasi. Kami akan senantiasa<br />

melakukan pendampingan pada<br />

mereka sehingga jika berhasil bisa<br />

menyebar ke daerah – daerah lainya.<br />

Dalam penanggulangan bencana<br />

selama ini, apa harapan dari<br />

MDMC?<br />

MDMC melihat bencana itu<br />

sering menjadikan trauma kepada<br />

anak-anak, maka kami menilai<br />

perlu ada investasi jangka panjang,<br />

bahwa bencana itu bisa dikurangi<br />

tingkat resikonya. Bencana bukan<br />

sekedar nasib yang harus kita<br />

terima, tapi kesiapan diri dalam<br />

menghadapi bencana jauh lebih<br />

penting. Kemudian kita memberikan<br />

penyadaran kepada masyarakat<br />

dengan tidak membuang sampah<br />

sembarangan dan membuat rumah<br />

kuat seperti rumah panggung sangat<br />

cocok untuk daerah pusat gempa.<br />

Selama ini masyarakat<br />

hanya pasrah, tanpa berusaha<br />

meminimalisir resiko. Contohnya,<br />

mengapa Gunung Merapi di<br />

Jogjakarta sering erupsi begitu<br />

juga mengapa di daerah dan<br />

Jakarta sering terjadi banjir? Salah<br />

satu penyebabnya adalah faktor<br />

pertumbuhan populasi manusia<br />

yang terus meningkat tanpa<br />

diiringi dengan pemeliharaan<br />

lingkungan sehingga mengakibatkan<br />

ketidakseimbangnya alam.<br />

Kesadaran inilah yang harus<br />

dipahami oleh masyarakat dan<br />

ditanamkan sejak dini. [AGUS]<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

15


kisah sukses<br />

H. Nuzli Arismal<br />

Tampilannya yang sederhana,<br />

tak menunjukkan ia raja kios<br />

di pasar Tanah Abang. Ia<br />

juga kerap diberi amanah<br />

oleh pengusaha super market untuk<br />

meramaikan kios-kios yang ada. Tak<br />

heran jika ia dijuluki ’dokter mall’ oleh<br />

sebagian investor besar.<br />

Pengalamannya berdagang sejak<br />

usia dini, membawanya matang<br />

dalam berbisnis. Meski sudah banyak<br />

makan garam, ia tak segan-segan<br />

memberikan ilmunya untuk para<br />

pemula yang ingin berbisnis. Ia juga<br />

kerap keluar masuk sekolah dan<br />

kampus swasta maupun negeri untuk<br />

memberikan ceramah wirausaha<br />

guna menggelorakan semangat<br />

kewirausahaan.<br />

Apa yang menjadikan dirinya<br />

senang dengan bisnis, ternyata<br />

terinspirasi dari sebuah hadis Rasul,<br />

bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah<br />

berdagang. ”Bayangkan, hanya<br />

ada satu peluang yang selama ini<br />

direbutkan oleh banyak orang, yang<br />

ingin menjadi pekerja atau pegawai,”<br />

16<br />

Gelorakan<br />

Jiwa<br />

Wirausaha<br />

Senyumnya selalu mengulas ketika bertemu dengan seseorang, tak tertinggal ucapan salam<br />

selalu terucap dari bibinya. Sosoknya sederhana dan low profile, ciri khas dengan songkok<br />

di kepala selalu menghiasi penampilannya, begitu juga pakaian koko selalu menjadi ciri khas<br />

dalam berbusana. Dialah H. Nuzli Arismal atau yang biasa akrab dipanggil Haji Alay.<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

terangnya.<br />

Karena porsinya sedikit, maka<br />

iklim yang ada di perusahaan dan<br />

kantor-kantor swasta maupun negeri<br />

kerap terjadi musuh-musuhan, sikutsikutan,<br />

mencari celah untuk bisa<br />

menjegal yang lain. Akhirnya terjadi<br />

manipulasi, penyogokan, padahal<br />

gajinya tidak seberapa. “Ya para<br />

orangtua dulu sering memotivasi kita<br />

sekolah tinggi agar dapat pekerjaan.<br />

Maka jadilah kita bangsa pekerja dan<br />

bukan bangsa pengusaha,” katanya.<br />

Bagi Haji Alay, ‘tangan di atas’<br />

lebih baik dari pada ‘tangan di<br />

bawah’. Artinya lebih baik kita<br />

memberi gaji dari pada menerima<br />

gaji. Tangan di atas memiliki nilai<br />

plus, lebih mulia. Untuk bisa memberi,<br />

kita harus memiliki harta, dan salah<br />

satunya adalah dengan berbisnis.<br />

Tak heran jika, suatu ketika Haji<br />

Alay menginspirasi para pemuda<br />

untuk mendirikan sebuah komunitas<br />

bernama Tangan Di Atas (TDA)<br />

Saat ini anggotanya sudah<br />

mencapai puluhan ribu yang<br />

tersebar di berbagai daerah bahkan<br />

luar negeri. Dari TDA ini mereka<br />

termotivasi, karena Rasul kita<br />

sebelumnya menjadi pengusaha.<br />

Kalau kita jadi pengusaha, kita bisa<br />

menentukan.Tapi kalau jadi pekerja<br />

kita ditentukan.<br />

Untuk menumbuhkan nilai-nilai<br />

kewirausahaan, dirinya tak kenal lelah<br />

mengisi kewirausahaan ke sekolahsekolah,<br />

mulai dari anaktingkat SD<br />

hingga perguruan tinggi swasta<br />

dan negeri. ”Saya juga memberikan<br />

motivasi kepada guru-guru atau<br />

dosen, agar mereka juga memberikan<br />

motivasi kepada anak-anak didiknya<br />

untuk memiliki jiwa wirausaha atau<br />

bisa lebih siap untuk berwirausaha<br />

ketika sudah lulus,” tegasnya.<br />

Apa yang perlu disiapkan<br />

untuk menjadi pebisnis? Haji Alay<br />

memberikan tips, sebagaimana yang<br />

diteladankan Rasulullah, yakni sifat<br />

sidiq, tabligh, amanah, dan fathanah.<br />

Sidiq, dalam berbisnis harus jujur<br />

dan bisa dipercaya. Rasulullah dalam<br />

berdagang tak pernah berbohong


dan menentukan harga yang dapat<br />

terjangkau oleh konsumen. Tabligh<br />

kita promosi, jujur, baik harga bisa<br />

terjangkau, sehingga orang lain<br />

melihat produk kita. Amanah, Allah<br />

mengamanahkan jasad kita untuk<br />

tidak maksiat. Fathanah, cerdas pasti<br />

pintar, tapi pintar belum tentu cerdas,<br />

ia pandai membaca tren ke depan.<br />

Sosok yang Tak Mau Diam<br />

Sejak SD, lelaki dengan nama<br />

lengkap H. Nuzli Arismal ini sudah<br />

bergelut dalam dunia dagang.<br />

Setelah pulang sekolah, putra<br />

pertama dari H Rajudin Ismail dan<br />

Hj Lamsiar ini ke pasar dekat rumah<br />

menjual buah-buahan, cabe dan<br />

jagung hasil kebun.<br />

Ketika duduk di bangku SMP, ia<br />

sudah berkiprah di organisasi pelajar.<br />

Saat itu, ia aktif sebagai aktivis<br />

Serikat Pelajar Muslimin, organisasi<br />

pelajar di bawah payung Partai<br />

Serikat Islam Indonesia (PSII).<br />

Sejak tahun 1970-an, Haji Alay<br />

pindah ke Jakarta. Bakat dagangnya<br />

ia bawa hingga ke ibukota. Ia<br />

pun berhasil membuka kios untuk<br />

berdagang di daerah Tebet dan<br />

Rawamangun. Tak berapa lama, ia<br />

berhasil memiliki empat kios sebagai<br />

ladang bisnisnya.<br />

Allah SWT ternyata berkehendak<br />

lain, pada tahun itu terjadi<br />

penangkapan secara besar-besaran<br />

terhadap para pungli. Akhirnya,<br />

pasar di Tebet dan Rawamangun<br />

sepi. Usahanya mandeg, karena<br />

dagangannya habis untuk membayar<br />

utang.<br />

Bagi Alay, itu sudah menjadi<br />

takdirnya. Dengan kesabaran, ia<br />

terus berjuang membangun kembali<br />

usahanya. Pada tahun 1983, ia<br />

kembali merintis bisnis di daerah<br />

Tanah Abang. Bisnisnya kian bersinar.<br />

Kini ia telah memiliki banyak kios,<br />

yang tersebar di beberapa mall.<br />

Bahkan Alay dipercaya para pemilik<br />

mal besar mengelola trade center<br />

milik mereka.<br />

“Kalau suatu saat mengalami<br />

jalan buntu, jangan patah semangat.<br />

Jangan pernah putus asa. Allah akan<br />

memberikan jalan yang lebih baik.<br />

Karena itu,” tutur lelaki kelahiran 30<br />

Mei 1953 di Bukit Tinggi, Sumatera<br />

Barat dari pasangan Rajudin Ismail-<br />

Lamsiar.<br />

Tahun 1990-an, Haji Alay juga<br />

aktif di organisasi Muhammadiyah.<br />

Ia pernah menjabat Ketua Umum<br />

Pengusaha Muda Muhammadiyah.<br />

Serta pernah aktif di Majelis Ekonomi<br />

Muhammadiyah.<br />

Haji Alay adalah sosok sederhana<br />

yang Islami. Ia sosok yang taat<br />

beragama, hal ini ditunjukkan ketika<br />

adzan berkumandang, maka ia<br />

akan menuju masjid terdekat untuk<br />

menunaikan shalat berjamaah.<br />

Kesederhanaan suami Hj Azmiaty<br />

ini cukup memberikan inspirasi<br />

bagi banyak orang. Tak heran jika<br />

ayah sembilan anak ini merangkul<br />

para pedagang kaki lima (PKL) atau<br />

para tukang rokok jalanan. Selain<br />

menuntunnya berbisnis, ia juga<br />

menanamkan akidah dan akhlak<br />

Islam.<br />

Ia mendorong mereka agar<br />

mampu menjadi pedagang yang<br />

mandiri dan tangguh. Di pusat<br />

tekstil Tanah Abang, tidak sedikit<br />

para pedagang, terutama yang baru<br />

merintis usaha, ia bantu kios dan<br />

permodalan. Melalui bimbingannya,<br />

tak sedikit para PKL yang berhasil.<br />

Bahkan, ada banyak di antara mereka<br />

yang sukses menjadi pengusaha<br />

yang memiliki puluhan kios di Tanah<br />

Abang.<br />

Kebiasaan membantu orang ini<br />

ternyata membuahkan hasil. Pusat<br />

pertokoan Blok F, Tanah Abang yang<br />

tahun-tahun sebelumnya sepi karena<br />

tidak laku, tak berapa lama kemudian<br />

menjadi ramai.<br />

Haji Alay juga berhasil<br />

meramaikan sejumlah mal di<br />

Sukabumi, Cipadu, Cilegon, Makasar<br />

dan Ciputat. Ia juga pernah<br />

mengelola pusat grosir pakaian di<br />

Jalan Banceuy, Bandung. Pertokoan<br />

yang diharapkan menjadi pusat<br />

garmen terlengkap seperti pertokoan<br />

Tanah Abang di daerah Bandung ini<br />

diberi nama Atece, Abdurrahman<br />

bin Auf Trade Center. Namun sayang<br />

karena adanya beberapa kendala<br />

investornya tidak bisa melanjutkan<br />

program tersebut.<br />

Kini, kesibukannya cukup banyak.<br />

Selain mengelola sejumlah trade<br />

center dan sebagai dai, ia juga<br />

berbagi ilmu dengan sejumlah<br />

organisasi, seperti Jaringan<br />

Pengusaha Muslim Indonesia, Tangan<br />

Di Atas (TDA), Islamic Indonesia<br />

Bussines Forum (IIBF). Ia juga<br />

lagi mengembangkan klinik yang<br />

diberi nama Klinik Haji Alay yang<br />

menerapkan pengobatan tibbun<br />

nabawi.<br />

Saat ini, Haji Alay sedang<br />

mengembangkan Rumah Sehat<br />

Indonesia di wilayah Ciawi di atas<br />

lahan seluas 8000 meter. Rumah<br />

Sehat ini mengembangkan ilmu<br />

kedokteran Ibnu Sinna.”Alhamdulillah<br />

banyak pasien yang bisa sembuh,”<br />

katanya. [FATHUR]<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

17


hati keluarga<br />

Sebuah keluarga memilih<br />

model yang berbeda dalam<br />

mencari nafkah keluarga.<br />

Karir istri yang bekerja<br />

di sebuah perusahaan<br />

kadang naik tak berbanding dengan<br />

karir suaminya. Demikian juga<br />

kesempatan kerja yang sedikit bagi<br />

suami memaksa istri untuk mencari<br />

nafkah. Realita seperti ini sering kita<br />

jumpai di tengah masyarakat.<br />

Menurut Budi Darmawan,<br />

Psikolog dan Pakar Konsultasi<br />

Keluarga Sakinah, memiliki istri<br />

yang berpenghasilan lebih besar, di<br />

sisi lain memang merupakan suatu<br />

hal yang membanggakan, karena<br />

memberikan kesan bahwa sang istri<br />

adalah orang yang cakap bekerja.<br />

Tapi di sisi lain, penghasilan istri yang<br />

lebih besar bisa menjadi sandungan<br />

pasutri jika tidak dijalankan dengan<br />

saling memahami.<br />

Pada dasarnya wanita bekerja<br />

tidak semata-mata untuk mencari<br />

nafkah (hablul ma’isah) tapi untuk<br />

mengembangkan potensi dirinya<br />

(tanmiyatul kafa’ah). Misalnya<br />

seorang wanita yang sekolah<br />

kedokteran, akan mubadzir jika<br />

tidak membuka praktik layanan<br />

kesehatan masyarakat. Tapi ia<br />

tidak semata-mata bekerja karena<br />

mencari nafkah keluarga namun<br />

demi mengembangkan potensi dan<br />

memberi manfaat bagi orang lain.<br />

Adanya sifat saling memahami<br />

bagi pasangan suami istri menjadi<br />

bekal untuk mengemudikan bahtera<br />

rumah tangga ketika tertimpa badai<br />

krisis. Misalnya suami terkena PHK<br />

dari perusahaan tempat ia bekerja,<br />

fungsi suami sebagai lokomotif<br />

perekonomian bisa diperankan oleh<br />

seorang istri selama ia mendapat<br />

izin dari suaminya untuk bekerja.<br />

“Kalaupun istri memberi nafkah<br />

kepada keluarga itu merupakan<br />

shadaqah,” ujarnya.<br />

Dalam hal ini umat Islam<br />

perlu belajar kepada rumah<br />

tangga Rasulullah SAW. Sosok<br />

Siti Khadijah adalah saudagar<br />

18<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

Jika Gaji Istri<br />

Lebih Tinggi<br />

Penghasilan istri yang lebih besar dari suami sering<br />

mengakibatkan dilema dan masalah di keluarga.<br />

Istri merasa angkuh karena berkuasa dengan<br />

penghasilannya. Sebaliknya suami sering tersinggung<br />

karena merasa rendah di hadapan istri. Bagaimana<br />

pasutri mengatasinya?


kaya raya yang tidak segan-segan<br />

merelakan kerajaan bisnisnya<br />

demi mengembangkan dakwah<br />

Islam ke seluruh penjuru dunia. Ia<br />

selalu berada disamping Rasulullah<br />

dalam suka maupun duka. Bahkan<br />

Rasulullah sendiri adalah seorang<br />

suami dan manager bisnis bagi<br />

perniagaan istrinya sehingga<br />

berkembang dengan pesat.<br />

Suami harus bisa menjadikan<br />

istri sebagai partner yang bisa<br />

dibanggakan. Disamping itu seorang<br />

istri yang berpenghasilan lebih besar<br />

harus tetap bersikap santun kepada<br />

suaminya karena kesuksesan seorang<br />

istri tidak pernah lepas dari izin<br />

seorang suami. “Tanpa dukungan<br />

suami, potensi apapun yang dimiliki<br />

istri tidak akan berguna,” ujar Budi.<br />

Bagaimana Posisi<br />

Suami<br />

Mengelola keuangan keluarga<br />

menjadi keniscayaan bagi keluarga<br />

supaya terhindar dari pemborosan<br />

dan kemubadziran. Dalam situasi<br />

sulit, misalnya istri sibuk bekerja<br />

sementara suami tidak bekerja,<br />

pasangan suami istri dapat<br />

membuat kesepakatan untuk<br />

mengangkat seorang suami sebagai<br />

manager rumah tangga. Tugas<br />

mengelola keuangan, mengatur<br />

berbagai macam kebutuhan, biaya<br />

pendidikan, kesehatan, asuransi,<br />

atau tabungan dihari tua dibawah<br />

tanggung jawab suami.<br />

Dalam hal ini penghasilan istri<br />

diserahkan kepada suami sebagai<br />

imbalan menjadi manager rumah<br />

tangga untuk dikelola dengan<br />

sebaik-baiknya. Cara seperti ini akan<br />

menjaga harga diri seorang suami<br />

yang belum bisa mendapatkan<br />

penghasilan yang lebih. “Jadi istri<br />

tidak hanya memberi shadaqah<br />

kepada suami tapi semata-mata<br />

mempekerjakan sebagai manager<br />

rumah tangga,” paparnya.<br />

Budi menambahkan bahwa<br />

tugas manager rumah tangga tidak<br />

sekedar mengelola keuangan tapi<br />

harus memiliki visi membangun<br />

perekonomian keluarga dengan cara<br />

menguatkan investasi dan tabungan.<br />

Suami harus memiliki target kedepan<br />

bagaimana agar investasi yang ia<br />

miliki bisa menghasilkan uang untuk<br />

kebutuhan keluarga.<br />

Sebab tidak selamanya seorang<br />

istri harus bekerja sampai masa tua.<br />

Dalam situasi yang tidak menentu,<br />

suami harus memiliki kesiapan<br />

ketika istri sudah tidak lagi bekerja.<br />

Suami harus memiliki perencanaan<br />

usaha untuk menopang kebutuhan<br />

keluarga. “Jiwa wirausahannya<br />

harus dibangkitkan,” paparnya.<br />

Bagi Budi, penghasilan yang tidak<br />

seimbang antara suami dan istri<br />

sebenarnya tidak memiliki potensi<br />

untuk menimbulkan permasalahan.<br />

Pada dasarnya masalah yang sering<br />

timbul dalam keluarga lebih banyak<br />

disebabkan suami dan istri tidak<br />

tahu cara mengatasinya. “Berikanlah<br />

yang terbaik untuk bersama-sama<br />

membangun keluarga bahagia,”<br />

paparnya.<br />

Pada dasarnya sepasang<br />

suami istri tentu berupaya untuk<br />

memberikan yang terbaik dari apa<br />

yang mereka bisa lakukan kepada<br />

pasangannya. Istri adalah perhiasan<br />

dan pakaian bagi suaminya.<br />

Demikian juga suami adalah<br />

pemimpin keluarga yang memiliki<br />

tanggung jawab membina dan<br />

membangun rumah tangga bahagia.<br />

Belajar dari Rasulillah SAW,<br />

selama menjadi suami Siti Khadijah<br />

yang kaya raya, Rasulillah tidak<br />

pernah mempermasalahkan tentang<br />

harta. Nabi Muhammad selalu hidup<br />

sederhana meskipun kekayaan<br />

istrinya berlimpah bahkan dikenal<br />

sebagai saudagar kaya raya saat itu.<br />

Pada dasanya jika penghasilan istri<br />

lebih besar dari suaminya itu juga<br />

merupakan hal yang baik, asalkan<br />

mereka saling mendukung.<br />

Jika suami dan istri saling<br />

mendukung, penghasilan siapapun<br />

yang lebih besar tidak akan<br />

menjadi masalah, karena prinsip<br />

suami istri yang saling mendukung<br />

adalah siapapun yang lebih besar<br />

penghasilannya tidak masalah,<br />

asalkan mencari uang bersama-sama<br />

untuk hidup keluarga dan anak-anak.<br />

Hal yang harus diketahui adalah,<br />

prinsip hidup suami istri yang saling<br />

mendukung layaknya rekan kerja dan<br />

“cari uang sama-sama” itulah yang<br />

akan tetap membuat keharmonisan<br />

di dalam rumah tangga akan tetap<br />

terjaga selamanya. [APRIL]<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

19


uah hati<br />

Jangan biarkan anak-anak<br />

kita menjadi yatim piatu<br />

secara psikologis karena<br />

jarang mendapatkan kasih<br />

sayang dari orangtua. Sebagai<br />

orangtua hendaknya bisa<br />

membangun kedekatan<br />

dengan menjalin komunikasi<br />

efektif meskipun dalam<br />

interaksi terbatas.<br />

Nilam (16 th), bukan nama<br />

sebenarnya adalah<br />

salah satu siswi Sekolah<br />

Menengah Atas (SMA), di<br />

Jakarta. Ayahnya bekerja<br />

di sebuah hotel terkemuka di Bogor<br />

dengan posisi manager. Sementara<br />

ibunya bekerja sebagai resepsionis di<br />

perusahaan industri perkebunan, di<br />

Jakarta. Kedua orangtua Nilam pulang<br />

selalu larut malam. Alhasil, Nilam pun<br />

jarang bertemu keduanya.<br />

Kalaupun Nilam ingin bertemu<br />

dengan kedua orangtuanya, Nilam<br />

harus bangun pagi-pagi sebelum<br />

berangkat sekolah atau sebelum<br />

orangtuanya berangkat kerja. Karena<br />

malam harinya, mereka pulang ketika<br />

Nilam sudah tidur pulas. “Hari Sabtu<br />

juga demikian, sama,” jelasnya.<br />

Untuk mengisi waktu luang<br />

selepas pulang sekolah, Nilam kadang<br />

mengajak teman-temannya bermain<br />

di rumahnya atau Nilam yang datang<br />

ke rumah teman-temannya.” Habisnya<br />

saya bete kalau di rumah sendirian,<br />

yang ada hanya pembantu aja,”<br />

paparnya.<br />

Nasib serupa juga dialami Budiman<br />

(15 th), yang kini baru duduk di bangku<br />

kelas IX Sekolah Menengah Pertama<br />

(SMP) di bilangan Jakarta Selatan.<br />

Ayahnya yang bekerja sebagai Satuan<br />

pengamanan (Satpam) di kawasan<br />

Kuningan, Jakarta terkadang jarang<br />

berada di rumah. Sedangkan ibunya<br />

sibuk mencari uang tambahan rumah<br />

tangga dengan bekerja sebagai penjual<br />

gado-gado yang jarakanya jauh dari<br />

20<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

Jangan Biarkan<br />

Anak menjadi<br />

Yatim “Psikologis”<br />

rumah.<br />

Untuk mengisi waktu luangnya,<br />

Budiman berkumpul bersama temantemannya<br />

yang rata-rata anak motor<br />

(komunitas motor) atau bermain<br />

musik band. ” Ya, habisnya sepi tidak<br />

ada orang di rumah. Kakak saya juga<br />

sibuk dengan kuliahnya. Jadi mau<br />

gimana lagi?” akunya kepada Majalah<br />

Matahati.<br />

Dua contoh kisah menjadi catatan<br />

bagi orangtua yang sibuk dengan dunia<br />

kerja sehingga lupa mengurus anak.<br />

Pada dasarnya anak membutuhkan<br />

kasih sayang, perhatian dan kepedulian<br />

dari orangtua. Orangtua yang tidak<br />

memperhatikan kebutuhan ini secara<br />

tidak sengaja telah menjadikan<br />

anaknya “yatim piatu” secara psikologis.<br />

Akibatnya, seorang anak bisa<br />

menjadi homeless, yang tak punya<br />

rumah psikologis untuk pulang.<br />

Ia menjadi pemberontak yang<br />

menuntut harapannya dipenuhi. Pada<br />

tingkat yang lebih berat, tekanan<br />

itu bisa menjadi psikosomatis dan<br />

memunculkan sakit fi sik.<br />

Menurut Ketua Pembina Komisi<br />

Nasional Perlindungan Anak (Komnas<br />

PA) Dr Seto Mulyadi, kehadiran<br />

orangtua secara nyata di rumah<br />

sangat berdampak kepada psikologis<br />

anak. Sosok orangtua dibutuhkan oleh<br />

anak-anaknya untuk mengarahkan<br />

pendidikan dan pembangunan karakter.<br />

Tidak hanya anak, seorang ibu juga<br />

membutuhkan peran ayah dalam<br />

pengasuhan untuk menimbulkan rasa<br />

aman, kebersamaan, dan membantu<br />

pekerjaan rumah tangga yang lebih<br />

ringan. “Bahkan, kehadiran peran<br />

ayah di rumah secara utuh juga<br />

memperkokoh nilai pernikahan,” jelas<br />

pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini.<br />

Menurut Kak Seto, dari segi<br />

psikologis anak membutuhkan model<br />

perilaku maskulin dari orangtuanya.<br />

Anak perempuan pun membutuhkan<br />

model untuk mengembangkan<br />

kemampuannya menghadapi pasangan<br />

hidup nantinya. Anak perempuan<br />

dapat lebih mampu memahami


perilaku laki-laki karena kedekatan<br />

yang terbangun antara dia dengan<br />

sang ayah. Kedekatan hubungan ayah<br />

dengan anak-anak juga berperan<br />

penting bagi pasangan dan hubungan<br />

pernikahan. Ibu yang merasa dibantu<br />

dalam menjalankan peran pengasuhan<br />

menimbulkan perasaan lebih aman<br />

dan nyaman, yang berpengaruh pada<br />

keharmonisan keluarga.<br />

Karena ketidaksadaran orangtua<br />

mengenai peran psikologis orangtua<br />

bagi anak-anaknya bisa berefek buruk<br />

bagi anak. Anak menjadi tidak percaya<br />

pada kata-kata orangtuanya atau orang<br />

lain, yang mengaku sayang namun<br />

pada kenyataannya mengekspresikan<br />

sikap-sikap tidak sayang. Sementara,<br />

tuntutan kepatuhan, perintah, label<br />

negatif yang dimaksudkan untuk<br />

tujuan baik, dianggap anak sebagai<br />

teror yang tidak menghargai dan<br />

melukai eksistensi dirinya. Sikap<br />

kurang perhatian dan relasi yang tidak<br />

komunikatif memperburuk masalah dan<br />

memunculkan perasaan terabaikan,<br />

kurang mendapat kehangatan dan<br />

kedekatan.<br />

Peran orangtua terhadap kebutuhan<br />

biologis anak dan perang orangtua<br />

terhadap kebutuhan psikologis anak<br />

adalah dua hal yang sangat berbeda.<br />

Orangtua biologis membuat si anak<br />

terlahir. Peran biologis itu bersifat<br />

terberi (given) karena ikatan genetik<br />

antara orangtua kandung dan anak<br />

kandungnya. Orang tak perlu belajar<br />

agar ada ikatan biologis tersebut ada.<br />

Lain halnya dengan peran orangtua<br />

secara psikologis, di mana ia peduli<br />

dan perhatian (take care), hangat,<br />

serta dekat dengan si anak. Mereka<br />

membangun naungan psikologis serta<br />

home buat si anak pulang. Karena<br />

peran orangtua psikologis tidak terberi,<br />

peran itu bisa dan perlu dipelajari.<br />

Bangun Kedekatan dengan Anak<br />

Bagi orangtua, membangun<br />

kedekatan dengan sang buah hati<br />

membutuhkan persiapan serta harus<br />

pandai menggabungkan antara<br />

kesabaran, keterbukaan, kreativitas, dan<br />

kebijaksanaan. Kadang orangtua harus<br />

pasrah karena waktunya tersita oleh<br />

rutinitas kerja atau kesibukan lainnya<br />

sehingga kehadirannya sangat jarang<br />

dihadapan anak.<br />

Orangtua perlu menyadari bahwa<br />

ada sesuatu yang lebih penting bagi<br />

anak daripada membeli mainan<br />

terbaru dan termahal. Tidak lain adalah<br />

kesediaan orangtua meluangkan waktu<br />

bersama anak, perhatian dan kasih<br />

sayang. Kunci membangun kedekatan<br />

dengan anak tidak harus menghabiskan<br />

waktu yang lama tapi pertemuan yang<br />

berkualitas.<br />

Jadi, meskipun hanya memiliki<br />

1 hingga 2 jam saja setiap harinya,<br />

sebaiknya orangtua manfaatkan<br />

waktu itu untuk berinteraksi<br />

singkat, melakukan aktivitas atau<br />

mendengarkan celotehan dan<br />

perhatian terhadap perkembangan<br />

berfi kir serta pertumbuhannya.<br />

Memang tidak mudah menjadi<br />

orang tua bagi anak-anak. Butuh<br />

keterampilan khusus dan harus<br />

selalu mau membuka diri untuk terus<br />

belajar. Komunikasi yang baik antar<br />

kedua orang tua sangat membantu<br />

menciptakan keharmonisan keluarga.<br />

Selain itu juga diperlukan peran<br />

seorang ayah yang mengatur dan<br />

memperhatikan setiap perkembangan<br />

anak.<br />

Maka sebagai seorang ayah harus<br />

dekat dan memiliki rasa penuh kasih<br />

sayang kepada anak-anaknya. Pada<br />

dasarnya karakter anak dibentuk dari<br />

sikap seorang ayah kepada anaknya.<br />

Seorang ayah adalah teladan bagi<br />

anak-anaknya. Ayah adalah seseorang<br />

yang seharusnya menjadi pelindung<br />

dan panutan bagi anak-anak. Mungkin<br />

sudah kurang bijak lagi jika hal<br />

pengasuhan dan pendidikan anak<br />

diserahkan sepenuhnya kepada ibu.<br />

Bekerjasama saling mendukung dalam<br />

keluarga pastilah akan lebih baik.<br />

Liburan adalah salah satu saat<br />

yang paling tepat untuk menambah<br />

kedekata orangtua dan anak. Orangtua<br />

bisa meluangkan waktu bersama anak<br />

seharian penuh, tanpa ada alasan lelah<br />

atau sedang sibuk. Manfaatkan liburan<br />

untuk bisa melakukan hal-hal yang<br />

sebelumnya belum pernah dilakukan<br />

misalnya bermain bersama anak,<br />

nonton TV bersama anak, jalan-jalan ke<br />

kebun, ke tempat wisata atau aktivitas<br />

yang lainnya.<br />

Yang terpenting di sini adalah<br />

kita bisa membangun suasana<br />

santai dan ceria, sehingga anak bisa<br />

mengekpresikan segala perasaannya.<br />

Selain menjalin kedekatan, sesekali<br />

anak perlu diberi pengertian agar anak<br />

tahu benar akan kesibukan orangtua.<br />

Sesekali barangkali anak perlu diajak<br />

ke kantor atau dikenalkan dengan<br />

teman kantor sehingga anak pun<br />

akan mengenal teman-teman kantor<br />

orangtuanya.<br />

Dewasa ini modus kejahatan<br />

yang menyasar anak berkembang<br />

dengan berbagai macam cara. Salah<br />

satunya adalah memanfaatkan<br />

kelengahan orangtua ketika tidak bisa<br />

mendampingi anak karena kesibukan<br />

bekerja. Oleh karena itu orangtua perlu<br />

waspada dan membangun komunikasi<br />

yang efektif sehingga akan terbangun<br />

kebiasaan bagi anak untuk bercerita<br />

atas hal yang dialami selama jauh dari<br />

orangtua. [HERU]<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

21


in-tips<br />

Tubuh Bugar<br />

di tengah<br />

Cuaca Sangar<br />

Siapa yang tidak menginginkan tubuh selalu segar bugar setiap hari?<br />

Dengan tubuh yang segar dan bugar memungkinkan kita untuk bisa<br />

menyelesaikan tugas sehari-hari dengan baik dan penuh semangat.<br />

Ada beberapa tips untuk menjaga agar tubu htetap segar dan bugar<br />

antara lain ;<br />

1. Awali Aktivitas Dengan<br />

Makanan Berenergi<br />

Cuaca yang tidak menentu<br />

membuat kondisi badan tak<br />

menentu. Minun minuman yang<br />

manis bisa membantu tubuh<br />

memiliki cadangan enegi dari pagi<br />

hingga siang hari. Energi ini bisa<br />

diperoleh dari segelas teh manis atau<br />

minuman manis hangat lainnya.<br />

Maka sebelum memulai aktivitas<br />

sempatkanlah minum minuman<br />

penambah energi ini.<br />

2. Penuhi Vitamin D<br />

Cuaca yang tak menentu jangan<br />

sampai mempengaruhi asupan gizi<br />

pada tubuh. Penuhi kebutuhan tubuh<br />

dengan vitamin D karena berfungsi<br />

untuk menjaga dan menstimulus<br />

sel imun untuk menghalau virus dan<br />

bakteri. Vitamin D dapat ditemukan<br />

22<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

pada sinar matahari, telur, hati dan<br />

ikan. Makanan yang berserat seperti<br />

wortel dan kacang-kacangan juga<br />

baik untuk menambah kebutuhan<br />

gizi.<br />

3. Jaga Kebersihan<br />

Makanan<br />

Dalam cuaca yang kurang<br />

bersahabat kadang kuman berada<br />

di tempat-tempat yang kurang<br />

terjaga kebersihannya. Selain<br />

memilih makanan yang sehat,<br />

perhatikan pula kebersihan makanan<br />

yang akan dikonsumsi. Makan di<br />

tempat yang terlalu terbuka seperti<br />

jajan sembarangan bisa menjadi<br />

penyebab masuknya kuman ke<br />

tubuh. Maka pilihlah makanan<br />

di tempat makan yang terjamin<br />

kebersihan dan kesehatannya. Bila<br />

perlu bawalah bekal makanan dari<br />

rumah untuk menjamin kebersihan<br />

dan kesehatan makanan.<br />

4. Jaga Suhu Tubuh<br />

Jika aktivitas kita kebanyakan<br />

dilakukan di luar ruangan, maka<br />

sebaiknya sediakan baju hangat,<br />

jas hujan atau payung dan masker<br />

agar tubuh tidak terkena angin<br />

langsung atau hujan. Angin yang<br />

berhembus dingin serta turunnya<br />

hujan dapat mempengaruhi suhu<br />

tubuh. Dengan peralatan tadi bisa<br />

mencegah menjaga stabilitas tubuh<br />

tetap prima.<br />

5. Lakukan Aktivitas Fisik<br />

Tidak ada salahnya dalam situasi<br />

seperti ini menjaga kesehatan<br />

tubuh dengan aktivitas fi sik seperti<br />

melakukan gerakan-gerakan dasar<br />

pemanasan, senam ringan atau larilari<br />

kecil. Hal ini sangat membantu<br />

stamina tubuh agar tidak kaku dan<br />

memperlancar peredaran darah.<br />

Manfaatkan cuaca pagi hari sebelum<br />

berangkat kerja dengan melakukan<br />

beberapa gerakan ringan.<br />

6. Perhatikan Cuaca<br />

Sebelum pergi keluar rumah,<br />

perhatikan cuaca hari itu. Dengan<br />

memperhatikan cuaca, Anda<br />

harus siap dengan kemungkinan<br />

hujan lebat, hujan ringan atau<br />

panas. Dengan memprediksi cuaca<br />

yang tidak menentu ini Anda bisa<br />

mempersiapkan diri menghadapi<br />

kemungkinan yang tidak diinginkan.<br />

7. Istirahat Tepat Waktu<br />

Melakukan aktivitas di tengah<br />

cuaca yang tidak menentu ini, sering<br />

membuat tubuh tidak mendapatkan<br />

waktunya untuk istirahat. Alangkah<br />

baiknya jika sebelum setiap hari<br />

mengatur rencana aktivitas, akan<br />

lebih baik jika terjadwal. Selain untuk<br />

mengatur pekerjaan, cara seperti ini<br />

juga bisa membantu mengatur jam<br />

istirahat. Dengan memperhatikan<br />

stamina tubuh berati Anda telah<br />

menjaga aset berharga untuk<br />

melakukan berbagai usaha di esok<br />

hari. [APRIL]


Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

23


info lazismu<br />

Muhammadiyah<br />

Buka 47 Posko<br />

Korban Banjir<br />

Tak ada yang mengira, banjir<br />

di Jakarta dan sekitarnya<br />

pada awal tahun 2013<br />

menjadi banjir terbesar<br />

sepanjang sejarah. Beberapa<br />

tanggul yang jebol menambah luas<br />

genangan air yang membanjiri<br />

pemukiman warga Jakarta. Bahkan<br />

Bundaran HI pun tak luput dari<br />

bencana banjir.<br />

Kondisi darurat banjir Kota<br />

Jakarta telah menggerakkan relawan<br />

Muhammadiyah untuk bergerak<br />

membantu para korban yang terkena<br />

musibah banjir. Seluruh personil pun<br />

dikerahkan untuk meminimalisir<br />

korban yang ada.<br />

Muhammadiyah dengan<br />

jejaringnya yang berada di<br />

mana-mana memudahkan untuk<br />

memobilisasi massa. Terutama<br />

warga Muhammaidyah untuk ikut<br />

andil dalam membantu korban<br />

banjir. Tak lama berselang, 47 titik<br />

24<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

layanan komunitas spontan dibentuk<br />

jaringan Muhammadiyah di Jakarta<br />

dan Bekasi untuk membantu warga<br />

yang terpaksa mengungsi karena<br />

banjir sejak Selasa (15/1) yang lalu.<br />

Jaringan yang memanfaatkan<br />

sekolah, masjid, musholla dan rumah<br />

warga ini memberi bantuan nasi<br />

bungkus, air mineral dan tempat<br />

berteduh. Muhammadiyah Disaster<br />

Management Center (MDMC)<br />

mensinergikan jaringan ini dengan<br />

layanan kesehatan, evakuasi dan<br />

pendamping psikososial dari jaringan<br />

rumah sakit, SAR dan mahasiswa<br />

Muhammadiyah.<br />

“Komunitas memang menjadi<br />

kekuatan Muhammadiyah di Jakarta<br />

ini, spontanitas warga membantu<br />

saudaranya yang membutuhkan<br />

kami rapikan dan disinergikan<br />

dengan layanan kesehatan, evakuasi<br />

dan psikososial” terang Indrayanto,<br />

supervisor operasi tanggap darurat<br />

MDMC untuk banjir Jakarta.<br />

Sebagai contoh posko di Masjid<br />

Al Huda Tebet Timur yang dibentuk<br />

oleh warga sejak Rabu pagi (16/1).<br />

“Posko Muhammadiyah Tebet Timur<br />

per hari menghabiskan dana 10<br />

juta lebih untuk menangani 1200<br />

Kepala Keluarga di 5 titik banjir” kata<br />

koordinator Posko Jakarta Selatan, M.<br />

Rizki Ramadhan. Dana dikumpulkan<br />

dari sumbangan warga Tebet Timur<br />

dan juga donatur yang dikoordinir<br />

oleh Posko Muhammadiyah Jakarta<br />

Selatan.<br />

Posko Tebet Timur ini dibentuk<br />

sebagai pusat logistik yang<br />

didistribusikan ke jaringan komunitas<br />

yang langsung melayani pengungsi,<br />

yaitu di Bukit Duri yang melayani<br />

365 orang bertempat di Rumah<br />

Singgah Aisyiyah, dan di Kebon Baru<br />

yang berpusat di Masjid Nurul Haq.


Muhammadiyah dengan jejaringnya<br />

yang berada di mana-mana<br />

memudahkan untuk memobilisasi<br />

massa. Terutama warga<br />

Muhammaidyah untuk ikut andil<br />

dalam membantu korban banjir.<br />

Selain itu, Posko di Jakarta Selatan ini<br />

mendistribusikan bantuan makanan<br />

ke kampung Rawajati – Kalibata. Di<br />

Rawajati ini posko bersinergi dengan<br />

layanan kesehatan dan bantuan<br />

evakuasi dari Disaster Medic<br />

Commite (DMC) Rumah Sakit Islam<br />

Pondok Kopi , tim medis yang khusus<br />

dibekali kompetensi water rescue. “Di<br />

Kalibata kami melayani 180 pasien”<br />

terang dr Iin Inayah , supervisor<br />

layanan kesehatan.<br />

Dari 47 titik layanan terseut,<br />

Jakarta Timur ada di 7 titik, Jakarta<br />

Pusat ada 9 titik, Jakarta Barat 7<br />

titik, Jakarta Selatan 7 titik, Jakarta<br />

Utara 3 titik, Kota Bekasi 6 titik,<br />

Kabupaten Bekasi 8 titik.<br />

Menghibur lewat Pondok Ceria<br />

Luapan gembira terpancar dari<br />

paras anak-anak pasca banjir di<br />

Jakarta. Di Rawajati Jakarta Selatan<br />

Rabu (23/1) di gelar acara Pondok<br />

Anak Ceria di Kampus Binawan,<br />

Kalibata, Jakarta Selatan. Acara ini<br />

kerjasama antara Kemensos, Child<br />

Center Indonesia, BEM STIKES<br />

Binawan, LAZISMU dan Korean<br />

Hands Global Volunteers.<br />

Pada acara itu dimeriahkan<br />

dengan beragam acara hiburan<br />

khusus anak-anak. Mulai dari<br />

menggambar, menari, dongeng dan<br />

bernyanyi. Di tengah guyuran hujan<br />

acara terus berlangsung dengan<br />

kegiatan dongeng untuk anak.<br />

Salah satu pendamping Fadel<br />

mengatakan acara ini sengaja dibuat<br />

untuk membantu anak-anak dengan<br />

hiburan yang mendidik. Dari pada<br />

bermain dengan hal yang kurang<br />

bermanfaat mereka kita arahkan<br />

bermain sambil belajar.<br />

Di sela-sela hiburan, tim layanan<br />

kesehatan medis dari LAZISMU<br />

memberikan pemeriksaan kesehatan<br />

kepada anak-anak. Tapi kebanyakan<br />

anak - anak yang hadir di sini<br />

sehat-sehat dan ceria kata Dr.<br />

Zaenal selaku tim medis. Mereka<br />

justru penuh canda saat datang<br />

menanyakan kondisi kesehatannya.<br />

“Saat timbang badan kondisi berat<br />

tubuhnya masih normal. Keceriaan<br />

dan keaktifan mereka bisa dijadikan<br />

tanda bahwa anak-anak sehat,”<br />

KOORDINATOR MDMC :<br />

Sarni (0819 0405 1348, 0812 1572 1248)<br />

KOORDINATOR MDMC DKI :<br />

Pak Zikrulloh ( 0813 1157 6150)<br />

Samsul (085693505053,08221118123539)<br />

KOORD JAKARTA TIMUR:<br />

Bu Susilawati ( 085 692 833 286)<br />

KOORD JAKARTA PUSAT:<br />

Pak Muklis (081310078099)<br />

KOORD JAKARTA BARAT :<br />

Ipung ( 081 286 435 276)<br />

KOORD JAKARTA SELATAN :<br />

Kiki ( 081 219 780 118)<br />

KOORD JAKARTA UTARA :<br />

Hadi Sunarto<br />

KOORD KOTA BEKASI :<br />

Musri (081 586 338 221)<br />

KOORD KAB BEKASI :<br />

Awaludin /Yatiman ( 021 950 88701)<br />

katanya.<br />

Selain itu, di Posko yang lain<br />

tim relawan dari Ikatan Mahasiswa<br />

Muhammadiyah juga hadir di<br />

Rawajati. Hanya saja mereka di<br />

luar kampus tepatnya di tempat<br />

pengungsian yang berdekatan<br />

dengan kali Ciliwung. Menurut Amiri,<br />

dari IMM Ciputat, para immawanimmawati<br />

yang menjadi relawan<br />

MDMC dan LAZISMU datang untuk<br />

membantu anak-anak korban<br />

banjir dengan memberikan layanan<br />

psikososial. [AUTHOR & FATHER]<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

25


info lazismu<br />

Uluran Tangan<br />

untuk Korban<br />

Gunung Rokatenda<br />

UNTUK meringankan beban korban<br />

letusan Gunung Rokantenda, warga<br />

Muhammadiyah di Kabupaten<br />

Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT)<br />

menyiapkan kebutuhan keluarga dan<br />

air bersih. Bantuan berasal dari dana<br />

siaga bencana LAZISMU.<br />

Untuk operasionalnya,<br />

Muhammadiyah Disaster Management<br />

Center (MDMC) mengkoordinasikan<br />

pembukaan Posko Muhammadiyah<br />

untuk bantuan darurat di Maumere.<br />

Posko Muhammadiyah di Maumere<br />

26<br />

Kunjungan Mahasiswa<br />

UMY ke LAZISMU<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

melaporkan hingga Selasa (5/2)<br />

tercatat 2.515 jiwa mengungsi<br />

di wilayah Kabupaten Ende dan<br />

Kabupaten Sikka.<br />

Menurut Abdul Khaliq Ar Rasyid,<br />

Koordinator Posko, di Kabupaten Sikka<br />

tersebar di Kecamatan Magepanda,<br />

Alok, Alok Barat, Alok Timur dan<br />

Kangae. Sementara di Kecamatan<br />

Maurele Kabupaten Ende ada 937<br />

orang yang mengungsi dari daerah<br />

kecamatan Palue tersebut.<br />

Para pengungsi pulau gunung<br />

SEBANYAK 150 mahasiswa Fakultas Agama Islam dari<br />

Universitas Muhammadiyah Yogjakarta (UMY) berkunjung<br />

ke Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng,<br />

Jakarta, pada Rabu lalu (30/1).<br />

Acara yang sebenarnya digelar ini untuk mengetahui<br />

lebih lanjut terkait menjalanakan lembaga fi lantropi punya<br />

Muhammadiyah ini LAZISMU. Dalam sambutannya,<br />

Direktur Utama LAZISMU M. Khairul Muttaqin<br />

mengharapkan kepada mahasiswa dari FAI UMY,<br />

api yang berdiameter tidak lebih dari<br />

delapan kilometer tersebut harus<br />

menempuh perjalanan melintasi laut<br />

paling tidak selama delapan jam untuk<br />

mencapai Maumere, di Kecamatan<br />

Alok, Kab. Sikka. “Itu kalau gelombang<br />

lagi baik,“ tandasnya.<br />

Sementara sebagian warga memilih<br />

mengungsi ke kecamatan Maurelle<br />

karena jaraknya lebih dekat tapi hanya<br />

bisa didarati perahu kecil, karena<br />

masih belum ada dermaga. Pulau<br />

Palue masuk ke wilayah administratif<br />

Kabupaten Sikka, walaupun dekat<br />

dengan kabupaten Ende.<br />

Data yang diterima oleh Posko<br />

Muhammadiyah Maumere untuk<br />

pengungsi seluruh daerah, ada<br />

185 balita, 15 orang ibu hamil, dan<br />

77 orang lansia. Jumlah warga di<br />

Pulau Palue sekitar 10.000 orang<br />

yang tersebar di delapan desa. Pusat<br />

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana<br />

menyatakan status Gunung Rokatenda<br />

masih di tingkat III, SIAGA. Namun<br />

karena letusan pada tanggal 2 Februari<br />

2013, warga merasa ketakutan dan<br />

mengevakuasi diri dengan perahuperahu<br />

motor.<br />

Karena itulah Posko Muhammadiyah<br />

di Maumere bersama MDMC<br />

menyiapkan bantuan sesuai yang<br />

dibutuhkan. Sementara LAZISMU<br />

terus melakukan penghimpun bantuan<br />

melalui rekening khusus bencana :<br />

Bank Mandiri 123.009.900.8999 a.n.<br />

Lazis Muhammadiyah Kemanusiaan,<br />

Bank BCA 878.0. 171.171 a.n. Lazis<br />

Muhammadiyah Kemanusiaan. [AUTHOR]<br />

khususnya program perbankan Islam dan<br />

Ushuluddin agar dapat mengembangkan<br />

ekonomi kreatif dan menciptakan programprogram<br />

inovatif serta menjadi mitra dalam<br />

pemberdayaan di bidang pendidikan.<br />

Dalam pertemuan itu, yang dihadiri<br />

jajaran pimpinan dan staf LAZISMU, Khairul mengingatkan<br />

bahwa keberadaan LAZISMU tidak lepas dari<br />

Muhammadiyah sebagai pelopor gerakan fi lantropi Islam.


Tanggul Citarum Jebol,<br />

Angkatan Muda Siaga<br />

JUMAT dini hari, (18/01) pukul 01.40<br />

WIB, tanggul Citarum jebol. Tanggul<br />

sepanjang 15 meter dengan lebar<br />

30 meter mengirimkan banjir ke<br />

perkampungan warga antara lain :<br />

Telukbango dan Segaran yang berada di<br />

sekitar tanggul.<br />

Di sebagian tempat ketinggian air<br />

mencapai pinggang orang dewasa<br />

setara dengan ketinggian 1,5 meter.<br />

Ketinggian air di desa Telukambulu<br />

bahkan menyentuh angka 2 meter.<br />

Karena pembuangan air tidak ada dan<br />

bermuara ke desa Cikeruh. Pada saat itu<br />

pun air laut pasang.<br />

Warga Gongcai I, bergerak<br />

menyelamatkan diri dan membantu<br />

Untuk itu, dana yang dihimpun dari muzaki (donatur)<br />

sebetulnya diinspirasikan dari spirit kedermawanan sosial<br />

yang bukan sekadar kewajiban. “LAZISMU akan membuka<br />

warga lainnya menghindari terjangan<br />

air Citarum. Air pun menghanyutkan<br />

sekitar 10 rumah warga roboh dan tidak<br />

bisa dihuni, 21 rumah rusak berat, dan 2<br />

sekolah rusak berat.<br />

Menurut Abdul Haq, salah seorang<br />

warga Telukambulu, sejak hari<br />

sebelumnya, warga di Kecamatan<br />

Batujaya sudah merasakan kepanikan,<br />

yang disebabkan oleh kondisi tanggul<br />

yang berada pada titik kritis. Masyarakat<br />

juga sudah menerima informasi bahwa<br />

jika volume air dari hulu semakin besar<br />

maka tanggul sudah dipastikan akan<br />

jebol. “Hanya kejadian itu kapan akan<br />

datang, warga tidak bisa berbuat<br />

banyak,” paparnya.<br />

Bersama beberapa rekannya, Abdul<br />

berinisiatif mendirikan posko darurat di<br />

MAN Batujaya yang juga terkena banjir.<br />

Selama tiga hari, posko berdiri dengan<br />

fungsi mengatur berbagai kebutuhan<br />

dan melakukan pendistribusian bantuan<br />

yang disalurkan untuk masyarakat<br />

di desa tersebut. “Bantuan-bantuan<br />

itu berasal dari masyarakat sekitar<br />

Karawang, organisasi kemasyarakatan,<br />

organisasi mahasiswa, dan lembaga<br />

non-pemerintah,” terangnya,<br />

Tim SAR-medis LPB PWM Jawa<br />

Tengah-MDMC yang berjumlah 5 orang<br />

dibawah komando Naibul Umam dan<br />

Angkatan Muda Muhammadiyah<br />

(AMM) Kabupaten Karawang berangkat<br />

menuju lokasi banjir.<br />

AMM Kabupaten Karawang<br />

langsung terjun ke lokasi di hari pertama,<br />

memberikan bantuan logistik sekaligus<br />

meninjau dampak banjir di daerah<br />

lainnya. Sementara Tim medis PKU<br />

Muhammadiyah Kota Yogyakarta turut<br />

bersinergi bekerjasama melakukan<br />

pelayanan dan konsultasi kesehatan<br />

bagi ratusan warga di Desa Telukbango.<br />

Pembagian sembako yang<br />

berjumlah 130 paket serta obatobatan<br />

berjalan lancar dan tertib meski<br />

masih ada sebagian warga yang tidak<br />

memeperoleh (27/01). Bantuan ini<br />

berasal dari PP Muhammadiyah-MDMC,<br />

PWM DKI Jakarta-LPB, PWM Jawa<br />

Tengah-LPB, Universitas Muhammadiyah<br />

Purwokerto, RS Amanah Wangon<br />

Banyumas, PDM Karawang, PD Aisyiyah<br />

Karawang. [AUTHOR]<br />

pintu bagi siapapun termasuk mahasiswa untuk bersinergi<br />

mengembangkan suatu kegiatan yang edukatif,” ujarnya.<br />

Sebagai lembaga yang melakukan kerja-kerja profesional<br />

melalui redistribusi dana yang dihimpun dari muzaki untuk<br />

dikelola melalui program dan kegiatan pemberdayaan umat.<br />

Gambaran ini tercermin dari seluruh program LAZISMU yang<br />

terfokus pada delapan ashnaf. “Berkaitan dengan program<br />

itu, kami melakukan jalinan komunikasi keluar dengan<br />

komunitas, lembaga atau perusahaan dalam menyatukan visi<br />

fi lantropi Islam,” paparnya.<br />

Terkait dengan kesadaran zakat di masyarakat yang<br />

masih cukup lemah, LAZISMU sebagai sebuah gerakan<br />

akan terus mendengungkan di masyarakat supaya<br />

kepedulian masyarakat terhadap sadar zakat meningkat<br />

sehingga bisa mengentaskan kemiskinan melalui programprogram<br />

pemberdayaan masyarakat. [AUTHOR]<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

27


info lazismu<br />

Mengenalkan<br />

Parenting<br />

Sejak Dini<br />

UNTUK meningkatkan kualitas<br />

pendidikan untuk anak-anak,<br />

LAZISMU Bekasi bersama Pimpinan<br />

Muhammadiyah Kabupaten Bekasi<br />

menyelenggarakan acara seminar<br />

tentang parenting. Acara yang<br />

ditujukan untuk para orang tua ini<br />

bertajuk “Menghantarkan Buah Hati<br />

Berhasil dengan Kekuatan Alaminya”<br />

pada Ahad (10/02)<br />

Seminar diisi oleh Humam<br />

Revalsyah dari Goal Setting<br />

Consultant. Seminar ini dihadiri<br />

oleh jajaran Pimpinan Daerah<br />

28<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

Muhammadiyah (PDM)<br />

Kabupaten Bekasi dan simpatisan<br />

Muhamamdiyah. Acara bertempat<br />

di Aula Muhammadiyah Kabupaten<br />

Bekasi, Ruko Permata Blok A 3, No. 1<br />

Plasa Metland Tambun.<br />

Dalam penjelasannya, Humam<br />

mengatakan bahwa fenomena<br />

pendidikan, khususnya di lingkungan<br />

keluarga antara anak dan orang tua<br />

sering tidak sejalan. Apalagi saat<br />

menuntun dan membimbing bakat<br />

dan kemauan anak. Persoalannya,<br />

sesungguhnya anak itu memiliki<br />

bakat yang berbeda-beda seperti<br />

di dalam keluarga misalnya.<br />

“Hanya saja, dominasi orangtua<br />

terkadang lebih dominan sehingga<br />

melemahkan potensi anak,”<br />

ungkapnya.<br />

Selanjutnya Humam berpesan<br />

kepada orangtua agar sedini<br />

mungkin dapat mendeteksi bakat<br />

dan minat anak. Tidak ada orang<br />

yang tidak ingin berprestasi. Hampir<br />

sebagian besar orang menghendaki<br />

prestasi memuaskan sekaligus<br />

sedapat mungkin menghindari suatu<br />

kegagalan.<br />

Dengan demikian, semua orang<br />

menghendaki dan menginginkan<br />

suatu prestasi, maka kompetisi untuk<br />

mendapatkannya pun semakin<br />

sulit dan mendaki. Ketika kompetisi<br />

semakin tinggi masing-masing<br />

kita menginginkan cara termudah<br />

dan efektif untuk meraih prestasi<br />

tersebut, salah satu dengan belajar<br />

dan bakat.<br />

Darno dari perwakilan<br />

Pimpinan Daerah Muhammadiyah


Bekasi mengutarakan, setiap<br />

orangtua berharap agar anaknya<br />

menjadi anak yang shaleh. Untuk<br />

membentuk ciri-ciri tersebut tidak<br />

bisa diperoleh secara instan.<br />

“Seorang anak bisa menjadi apa<br />

yang diharapkan oleh orangtua<br />

hakikatnya dapat terbentuk dari<br />

dasar sikap keseharian yang<br />

diajarkan orangtuanya, pengaruh<br />

lingkungannya, sarana bermainnya,<br />

serta faktor tauladan yang<br />

mempengaruhinya,” katanya.<br />

Eko salah satu peserta seminar<br />

mengatakan sangat senang dengan<br />

diadakannya acara seperti ini oleh<br />

LAZISMU. Sehingga orangtua<br />

termotivasi terus untuk turut serta<br />

dalam membina pendidikan anak.<br />

Sesuai dengan tujuan pendidikan<br />

itu sendiri yang bermuara<br />

pada lahirnya generasi yang<br />

berintelektual dan berbekal ilmu<br />

agama yang kuat.<br />

Selain itu, Farid sebagai<br />

penyelenggara dan Fundraising<br />

LAZISMU Bekasi mengatakan, tujuan<br />

dari seminar ini pada dasarnya<br />

ingin memberikan pencerahan<br />

dan informasi edukatif kepada<br />

orangtua bahwa dalam membina<br />

dan mendidik anak tentu saja ada<br />

halangannya. Tapi, lebih dari itu,<br />

bagaimana orangtua mengarahkan<br />

keinginan anaknya sesuai dengan<br />

bakat dan minatnya.<br />

Di samping itu, acara ini juga<br />

sekaligus memperkenalkan program<br />

dan kegiatan LAZISMU. Diharapkan<br />

melalui acara ini akan datang<br />

muzaki atau donator baru yang<br />

ingin menunaikan zakat, infak dan<br />

sedekahnya.<br />

Farid menambahkan, setelah<br />

seminar berlangsung LAZISMU akan<br />

menyalurkan bantuan pasca banjir<br />

di Setu, Cibitung, Bekasi. Penyaluran<br />

bantuan ini diperuntukkan kepada<br />

150 kepala keluarga yang menjadi<br />

korban banjir di Bekasi beberapa<br />

waktu lalu. Kegiatan ini sebagai<br />

tindak lanjut tanggap darurat banjir<br />

yang telah diselenggarakan oleh<br />

LAZISMU Pusat dan MDMC. [AUTHOR]<br />

Bahu Membahu<br />

Cari Korban Longsor<br />

TRAGEDI kembali menimpa bangsa ini, di Brebes, tepatnya di dusun<br />

Luwung Desa Plompong Kecamatan Sirampong Brebes terjadi tanah<br />

longsor pada 5 Februari 2013 lalu. Dengan sigap, Tim Relawan<br />

Muhammadiyah dari LAZISMU dan SAR Muhammadiyah Banyumas<br />

meluncur menuju lokasi kejadian.<br />

Tim yang diketuai oleh Nur Khasbi membawa bantuan logistik<br />

berupa beras, mie instan, telor, gula, kopi, teh, minyak goreng, selimut<br />

dan makanan ringan lainnya yang berasal dari donatur LAZISMU dan<br />

para muzaki dan donatur.<br />

Tim dari Muhammadiyah sebanyak 8 orang juga ikut bergabung<br />

bersama BASARNAS dan ratusan relawan SAR lainya. Bersama warga<br />

setempat, TNI, POLISI, BASARNAS dan ratusan relawan SAR lainnya<br />

mulai Jum’at pagi 8 Februari 2013 dengan menggunakan peralatan<br />

sederhana dibantu anjing pelacak mencari mencari korban tewas yang<br />

tertimbun.<br />

Menurut SN, warga setempat yang enggan disebutkan namanya<br />

korban longsor sebanyak 8 orang, satu orang (Sukim) dalam kondisi<br />

kritis di rumah sakit dan satu seorang anak (Hamdani) meninggal<br />

dunia di rumah sakit sedangkan 6 orang lainya (Ratimah, Radun,<br />

Hastrap, Sutar, Taryo, dan Suni) tertimbun material longsor.<br />

Hingga berita ini diturunkan (Senin, 11 Februari 2013) telah<br />

ditemukan 3 jenazah yang tertimbun material longsor yakni; Ratimah,<br />

Hastrap dan Sutar. Sebelumnya warga dan relawan SAR telah bekerja<br />

secara manual menggunakan cangkul, namun tidak memperoleh hasil<br />

yang memuaskan hingga pada minggu sore didatangkan alat berat<br />

untuk melakukan pencarian jenazah korban longsor tersebut. [AUTHOR]<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

29


info lazismu<br />

Tekad Sekolah Vina,<br />

Semangat Si Joki 3 in 1<br />

MEMILIKI fi sik lemah tentu bukan<br />

keinginan Vina Angelica. Sejak kecil,<br />

ia sudah tak berbapak. Ia tumbuh<br />

besar bersama sang ibunda tercinta<br />

Lusia Istiyarningsih (41) di Cilebut,<br />

Bojonggede, Bogor, Jawa Barat.<br />

Sebagai tulang penggung keluarga,<br />

Vina terus berusaha dan bertahan<br />

hidup.<br />

Menurut pengakuan Vina, sang<br />

bunda merupakan sosok yang<br />

perhatian dan tegar. Ibundanya<br />

seorang mualaf sejak 1995. Untuk<br />

memenuhi kebutuhan hidup ibunya,<br />

ia akan melakukan sekuat tenaga<br />

memenuhi kebutuhan hidup seharihari.<br />

Kini, Vina duduk sebagai siswi kelas<br />

dua di Madrasah Tsanawiyah (MTs)<br />

Jam’iyatul Falah, Kedung Waringin,<br />

Bojonggede, Bogor. Di madrasah ini<br />

Vina menuntut ilmu, jarak sekolah<br />

kurang lebih 2 kilometer dari tempat<br />

tinggalnya.<br />

Menurut Ahmad Jaelani, guru<br />

Pendidikan Agama Islam, Vina<br />

tergolong siswi yang rajin dengan<br />

30<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

kemampuan yang cukup. Meski<br />

pendiam, ia tetap bersosialisasi<br />

dengan kawan-kawan sekelasnya.<br />

Sementara dari dua puluh delapan<br />

murid di kelas dua, Vina termasuk siswi<br />

yang dhuafa dan yatim.<br />

Begitu juga diakui wali kelas<br />

Vina, Muhammad Asikah, SH. Asikah<br />

menuturkan dari segi kehadiran ia<br />

tidak pernah membolos walaupun<br />

setiap hari membantu ibunya mencari<br />

nafkah. Dan prestasinya masuk 10<br />

besar sesuai standar potensi yang<br />

berlaku di sekolah yaitu Kriteria<br />

Ketuntasan Minimal (KKM).<br />

Saat ini, Vina tinggal di sebuah<br />

rumah sederhana beratap asbes tua<br />

dengan lantai bercorak papan catur.<br />

Tim LAZISMU menyempatkan singgah<br />

ke rumah Vina setelah berkunjung<br />

ke madrasah. Bersamaan dengan<br />

Vina yang bergegas pulang, kami<br />

pun sampai pukul 13.30 WIB di desa<br />

Cilebut Timur, Kecamatan Sokaraja,<br />

Bojonggede, Bogor.<br />

Kami pun disambut senyum<br />

manis bocah kecil. “Ini adik saya kelas<br />

tiga SD, namanya Cahyadi,” ungkap<br />

Vina. Tidak lama berselang Lusia, ibu<br />

Vina menyambut kedatangan kami.<br />

Ia tampak masih lelah, selebihnya<br />

secangkir air putih menjadi pelepas<br />

dahaga yang segar.<br />

“Maaf saya baru pulang bekerja.<br />

Maklum, beginilah rumah saya.<br />

Saya hanya Joki 3 in 1 di Jakarta. Ini<br />

saya lakukan sejak suami meninggal<br />

beberapa tahun yang lalu. Itupun<br />

dilakukan setiap Senin-Jum’at pagi<br />

dan sore hari,” katanya.<br />

Lusia berterima kasih, karena surat<br />

pengajuannya direspon LAZISMU.<br />

Dengan begitu, Vina mendapat<br />

bantuan pendidikan program Gerakan<br />

Nasional Orangtua Asuh. Sebetulnya<br />

ia anak yang cerdas, dulu saat di<br />

bangku sekolah dasar selalu rangking<br />

satu. “Tapi sekarang di MTs prestasinya<br />

menurun karena harus membantu<br />

saya mencari nafkah,” ungkapnya<br />

dengan penuh kecemasan.<br />

Lusia mengatakan, tekad Vina<br />

untuk tetap sekolah sangat kuat,<br />

meski saya tidak punya biaya. Bahkan,<br />

keinginannya untuk bersekolah ke<br />

jenjang pendidikan yang lebih tinggi<br />

terus diimpikannya. “Vina ingin sekolah<br />

dan kuliah bu!” tiru Lusia saat Vina<br />

bercerita.<br />

Ke depan, Vina bertekad rajin<br />

belajar agar sukses di masa depan.<br />

Situasi ekonomi yang dialaminya<br />

sekarang tidak menyurutkan niatnya<br />

untuk tetap sekolah. “Jadi tak perlu<br />

lagi meratapi nasib, apa yang ada<br />

sekarang harus dan patut disyukuri,”<br />

papar Vina.<br />

Berkaitan dengan itu,<br />

Nurikhsan salah satu Tim LAZISMU<br />

mengungkapkan Vina merupakan<br />

salah satu sasaran atau penerima<br />

manfaat program ini dari keluarga<br />

kurang mampu yang sedang<br />

menempuh pendidikan. Dengan<br />

demikian, Vina mendapatkan donasi<br />

pendidikan berupa biaya untuk SPP<br />

selama satu tahun, seragam, sepatu<br />

dan tas sekolah berikut buku pelajaran<br />

dan biaya subsidi pendiidkan lainnya,<br />

jelasnya.<br />

Sebelum Tim LAZISMU<br />

berpamitan, Vina mengucapkan<br />

banyak terima kasih kepada LAZISMU<br />

dan donatur orangtua asuh yang telah<br />

membantu biaya pendidikan sekolah<br />

saya, tuturnya. [AUTHOR & ICHAN]


Mekanisme berlangganan hubungi kami:<br />

CV. SURYA CEMPAKA<br />

Jl. Cempaka Putih Barat II No. 9A<br />

Jakarta Pusat – DKI Jakarta<br />

Telp. : 021-91272510/ 91270010, SMS: 081 808 33 22 33<br />

Email : surya.cempaka@yahoo.com<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

31


laporan keuangan<br />

1. PENERIMAAN ZAKAT<br />

BSM-ZAKAT : 009.0033333<br />

NAMA JML (RP)<br />

FT1233805S7M\BNK 500.000,00<br />

FT1233861W3B\BNK 75.000,00<br />

FT12340Z2D4T\BNK 100.000,00<br />

FT1234264SX5\BNK 160.000,00<br />

FT123429CD4X\BNK 400.000,00<br />

FT12342SZKRT\BNK 150.000,00<br />

FT123469ZN17\BNK 6.500.000,00<br />

FT123468VG3L\BNK 500.000,00<br />

LAZISMUH KLATEN 10.000.000,00<br />

FT12355008V5\BNK 140.000,00<br />

FT123569585B\BNK 250.000,00<br />

FT12361C5WRS\A58 128.100,00<br />

FT12361WLMC8\BNK 75.000,00<br />

FT12361F0352\A24 1.000.000,00<br />

AN NANY ARIANY 500.000,00<br />

FT12361Z78LQ 300.000,00<br />

LAZISMUH KOTA PEKALONGAN 4.600.000,00<br />

FT12366B0X8W\BNK 150.000,00<br />

FT1236684LV7\B32 100.000,00<br />

25.628.100,00<br />

NAMA JML (RP)<br />

DARI 5264220041430194" 25.000,00<br />

SRI SURONO 100.000,00<br />

CHINDI INDIRASARI 150.000,00<br />

AKMAL FALAH 50.000,00<br />

ENNOVIA LINTANG KINASIH 50.000,00<br />

CHINDI INDIRASARI 150.000,00<br />

RETNO DEWANTI 350.000,00<br />

DARI 5264220041430194 25.000,00<br />

900.000,00<br />

BCA ZAKAT - BEKASI: 8780120003<br />

NAMA JML (RP)<br />

DWI PRIYANDONO 11.500,00<br />

ISPAR 200.000,00<br />

ANDA SUDIWARDANI 100.000,00<br />

PUJI DWI AFFRILIAN 100.000,00<br />

DWI PRIYANDONO 13.000,00<br />

424.500,00<br />

32<br />

MANDIRI ZAKAT JOGJA : 123-00-2200-2200<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

Laporan Keuangan<br />

Bulan Desember 2012<br />

MANDIRI ZAKAT BEKASI : 123-00-9900-8999<br />

NAMA JML (RP)<br />

DARI 5264220020816215 200.000,00<br />

ATMB trf Credt 00000519 100.000,00<br />

DWI ANGGIT ADI WICORO 200.000,00<br />

500.000,00<br />

BCA ZAKAT JOGJA : 8780118181<br />

NAMA JML (RP)<br />

DR 002 PONIMAN 40.000,00<br />

DIDIK DEWANTO 50.000,00<br />

ALDI ANWAR 100.000,00<br />

B HILWIATUL AHLA 200.000,00<br />

R MURDANING KARTIK 100.000,00<br />

TRI DIAN FAHRIE 171.000,00<br />

ALDI ANWAR 150.000,00<br />

NINDIFA NINA RUNTING 100.000,00<br />

911.000,00<br />

BNI SYARIAH ZAKAT : 009.153.94.00<br />

NAMA JML (RP)<br />

Sdr MA'ARUF 200.000,00<br />

OCTYA DWI UNTAR IB 000096638713 120.000,00<br />

DARI 213020196 sodaqoh gaji 100.000,00<br />

AGUS 250.000,00<br />

ENDAH TRI NU 200.000,00<br />

DWI KUR 35.000,00<br />

DARI 19762991 Zakat 600.000,00<br />

DWI UNTAR IB 000096638713 100.000,00<br />

AGUS 300.000,00<br />

DARI 244614037 Zakat profesi bulana 117.800,00<br />

DARI 175271903 2.000.000,00<br />

BAYU R 310.000,00<br />

4.332.800,00<br />

BCA ZAKAT: 8780040077<br />

NAMA JML (RP)<br />

NAZIRUDDIN LUBIS 500.000,00<br />

AZIS SUPRIANTO 200.000,00<br />

A SYAKUR 150.000,00<br />

SUGIHARTO 10.000,00<br />

DETI SURTIKANTI IS 53.000,00<br />

MUH NAJIB KURNIAWA 500.000,00<br />

ILYAS ST 500.000,00<br />

ARIF RACHMAN HIMAW 150.000,00<br />

SOFYAN SOLIKHIN 3.500.000,00<br />

ANI RUBIANTINI 250.000,00<br />

NAMA JML (RP)<br />

SHITA PARAMAYANTI 1.000.000,00<br />

CHAIRUNNISA 125.000,00<br />

HERDIANSYAH GP SUR 100.000,00<br />

ISNAPUTRI ISKANDAR 200.000,00<br />

ZARDA AFRIETA 65.000,00<br />

MUHAMMAD YUNANTO W 50.000,00<br />

SUHARYONO 300.000,00<br />

MUHAMMAD DIJATMIKA 170.000,00<br />

TAMIMIE ARIFIAN FA 100.000,00<br />

OCTHEA AULIA RACHM 100.000,00<br />

KOMALASARI DEWI DR 700.000,00<br />

DRA PARLIEN ANDRIY 300.000,00<br />

YOHAN ANDRIAN THEI 50.000,00<br />

PRAMITA RENO VILIN 150.000,00<br />

FISTA ROSIDA KUSUM 500.000,00<br />

ARDIAN NURCAHYO 152.756,00<br />

JOKO SUPRIYANTO 125.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 35.000,00<br />

DEMINA SUKSES INVE 500.000,00<br />

AGUS SUDARMADI HBID/PT TAS 80.100,00<br />

BOY LUBIS 500.000,00<br />

DWI ANDAYANI 250.000,00<br />

TASLIM MAKAMINAN 50.000,00<br />

MAKSUM ZULVIKAR SA 25.000,00<br />

BENDADY H PRAMONO 1.000.000,00<br />

ISRAR ARDIANSYAH 100.000,00<br />

SONNY TRISUNU PANG 250.000,00<br />

TRI ISWACHYONO 1.500.000,00<br />

SARI PRASTYANINGRU 10.000,00<br />

ILYAS ST 1.100.000,00<br />

RISWANTO KEL 10.000,00<br />

YANU SAKTIAJI 40.000,00<br />

ADE TATANG 150.000,00<br />

ACHYAR ARFAN 350.888,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 250.000,00<br />

KAKA CHRISTYAWAN S 150.000,00<br />

ARIKO ANDIKABINA 250.000,00<br />

RACHMATULLOH 57.380,00<br />

KADO SEHAT HARMI DAMANIK 200.000,00<br />

MUHAMMAD DIJATMIKA 1.125.000,00<br />

ISTIONO SE 50.000,00<br />

TRIANTO IRAWAN 1.500.000,00<br />

HARMI DAMANIK 200.000,00<br />

YENITA SSI A PT 111.500,00


NAMA JML (RP)<br />

FITRI ALIMAH 200.000,00<br />

PRIYONO GIANT TAMAN 36.000,00<br />

ILYAS ST 1.000.000,00<br />

H JOKO SRIWIDODO 3.000.000,00<br />

EDY WIDARTO 200.000,00<br />

RISWANTO KEL 15.000,00<br />

SUGIHARTO 10.000,00<br />

HARMI DAMANIK 600.000,00<br />

HIKMAH ROCHMAWATI 200.000,00<br />

BENDADY HINDOM PRA 1.000.000,00<br />

IKE DIANASARI 100.000,00<br />

AFIFA PURBASARI 1.000.000,00<br />

MOH NAWAWI IR 50.000,00<br />

TINA AGUSTINA 400.000,00<br />

TRIANTO IRAWAN 250.000,00<br />

A SYAKUR 20.000,00<br />

KHADIK WINARTO RID 250.000,00<br />

RISWANTO TGR.ANEKA S 10.000,00<br />

ILYAS ST 200.000,00<br />

HERLAMBANG SUKMA S 100.000,00<br />

ACHMAD RIZAL TAUFA 150.000,00<br />

ABDUL SAHID 100.000,00<br />

ARYO PRATOMO 50.000,00<br />

suryanto SARI ADELENA SETYO 200.000,00<br />

ARIKO ANDIKABINA 600.000,00<br />

MAKSUM ZULVIKAR SA 50.000,00<br />

PROF YULIANTI VERA PITA 250.000,00<br />

ZAINAL AKROMAN RID 400.000,00<br />

ACHMAD SYAHLAN 350.000,00<br />

DR 6080376764 10.000.000,00<br />

LUKMANSYAH RIFAI A 100.000,00<br />

BUDHI HERMANTO 100.000,00<br />

KUSUMA SANI SANTOS 57.000,00<br />

DERIANSYAH 45.000,00<br />

ILYAS ST 100.000,00<br />

ARIEF BUDIMAN 2.000.000,00<br />

LIESNA EKA NOVIANI 100.000,00<br />

M.FITRIAWAN ELTSAN PERMATA 110.000,00<br />

APRI BUDIANTO 50.000,00<br />

TARI ISDIYAH 200.000,00<br />

SHITA PARAMAYANTI 1.000.000,00<br />

TEGUH SUYATNO 40.000,00<br />

A SYAKUR 170.000,00<br />

JOKO SUPRIYANTO 112.000,00<br />

DWI IRIANTO 125.000,00<br />

CHAIRUNNISA 150.000,00<br />

MUHAMMAD DIJATMIKA 250.000,00<br />

DWI NURUL KUMAYAWA 45.000,00<br />

MAKSUM ZULVIKAR SA 15.000,00<br />

NAMA JML (RP)<br />

HERDIANSYAH GP SUR 100.000,00<br />

OCTHEA AULIA RACHM 100.000,00<br />

ROFIK HARTANTO 600.000,00<br />

EDWIN NAZIR 500.000,00<br />

YANI DWIPRASETYATI 100.000,00<br />

DETI SURTIKANTI IS 71.500,00<br />

NURDIANA 50.000,00<br />

46.927.124,00<br />

MANDIRI ZAKAT : 123.000.5117.405<br />

NAMA JML (RP)<br />

SYAIFULLAH ARSYAD 75.000,00<br />

SINDHU HARIMUKTI 50.000,00<br />

ERRY NUGROHO 1.000.000,00<br />

FIRDIE ARFIANTO 100.000,00<br />

SANDI SIFANANDA 170.000,00<br />

SETIAWAN 100.000,00<br />

SOFIA TRIYANI 50.000,00<br />

SINDHU HARIMUKTI 22.500,00<br />

ABDUL HARIS 1.000.000,00<br />

ARIFUDIN 137.225,00<br />

SINDHU HARIMUKTI 28.150,00<br />

BAGUS KUNTJORODJATI 400.000,00<br />

FATAH MANOHARA 170.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 35.000,00<br />

DARI 5264220970450460 150.000,00<br />

SRI WIDAHTI 50.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />

SULUN 50.000,00<br />

FARID FACHRUDDIN 101.000,00<br />

SINDHU HARIMUKTI 17.500,00<br />

ATMB trf Credt 00000077 160.000,00<br />

SINDHU HARIMUKTI 31.250,00<br />

SINDHU HARIMUKTI 25.000,00<br />

NOVRI SATRIAWAN 600.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 750.000,00<br />

IMRON RACHMANU ADJI 250.000,00<br />

FU'AD HERMAN PUTRANTO 260.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 500.000,00<br />

SINDHU HARIMUKTI 17.500,00<br />

SUDARMAN 600.000,00<br />

SELMY PATRICA WIBAWA 500.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />

SINDHU HARIMUKTI 57.500,00<br />

IMAMUDDIN HAKIM 300.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />

HANFLORA ZAHAR 500.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 32.000,00<br />

NAMA JML (RP)<br />

DEVI EKA NUSANTI 500.000,00<br />

ATMB trf Credt 00000017 160.000,00<br />

RUDI SUKANDAR 200.000,00<br />

N LEILY M 2.000.000,00<br />

SINDHU HARIMUKTI 112.500,00<br />

SELMY PATRICA WIBAWA 250.000,00<br />

BUDI YUWONO 125.000,00<br />

SUGENG 96.000,00<br />

SOFIA TRIYANI 50.000,00<br />

NOOR HUDAY SANTOSA 2.100.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />

SITI FATWA DEWI 250.000,00<br />

GEO SARANA GUNA 10.000,00<br />

MEITY WIDYASTUTI 100.000,00<br />

DARI 1180006169758 250.000,00<br />

Setor Tunai 400.000,00<br />

SODAQOH 1.500.000,00<br />

ABDUL WAHIB 800.000,00<br />

SHAFIYYA ROSYIDA 2.200.000,00<br />

SINDHU HARIMUKTI 107.500,00<br />

EEN WAHYU RISCAWATI 200.000,00<br />

AGUS NURHADI 100.000,00<br />

RIDWAN FIRNADI KARSA 1.000.028,00<br />

RAZAN QAEDI 50.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />

BAGUS KUNTJORODJATI 400.000,00<br />

ARIFUDIN 186.500,00<br />

PRMA CR Transf 1230005117405 1.000.000,00<br />

LULU ANGGIAMURNI 2.440.000,00<br />

KEMAL SULTONI 200.000,00<br />

M. ANDY RAHMAD WIJAYA 300.000,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 34.000,00<br />

IKHLAS PANGARIBOWO PAMBUDI 75.000,00<br />

BOY ZAYADY GINDO 225.000,00<br />

ATMB trf Credt 00006667 300.000,00<br />

MASHURI NUR 299.680,00<br />

DEVI EKA NUSANTI 35.000,00<br />

SINDHU HARIMUKTI 37.500,00<br />

BANK NIAGA - ZAKAT<br />

NAMA JML (RP)<br />

DR 3080103857185 102.000,00<br />

DR 3030100092189 200.000,00<br />

DR 3410100002148 250.000,00<br />

DR 5200129491115 25.000,00<br />

DR 3030100092189 200.000,00<br />

DR 5200129491115 25.000,00<br />

802.000,00<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

26.683.333,00<br />

33


laporan keuangan<br />

BANK MUAMALAT ZAKAT : 301.0054.715<br />

NAMA JML (RP)<br />

DWI PRIYANDONO 11.500,00<br />

SUMADI 200.000,00<br />

DWI LISTYOWATI 20.000,00<br />

AKROM MARSIA 200.000,00<br />

AKH FAESOL 250.000,00<br />

CHOIRUL ZUHRON MUSHOHIB 75.000,00<br />

ADITYO TRIAGUNG PRAKOSO,IR 250.000,00<br />

ASIH WAHYUNI, S.PI 100.000,00<br />

MUHAMAD HIDAYAT 25.000,00<br />

CR TR 0014 0301 200.000,00<br />

KK. UMY (CAB YOGYA 25.000,00<br />

1.345.000,00<br />

BRI SYARIAH ZAKAT :123-001-001-404309<br />

NAMA JML (RP)<br />

FROM 48938530002295 500.000,00<br />

MUFRIDAH 300.000,00<br />

MUTHIA OCTORA 100.000,00<br />

MUH AHDAN SUFY 70.000,00<br />

IBK TASNIM MUHAMMA 150.000,00<br />

MUHAMMAD WIDJA 500.000,00<br />

FROM 48938559100274 500.000,00<br />

NARIMAN HERMAN 500.000,00<br />

ADE FITRI ZUBA 200.000,00<br />

FROM 000401026886509 60.000,00<br />

FROM 557791143214775 90.000,00<br />

EKA WIDYANINGGR 59.400,00<br />

3.029.400,00<br />

34<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

2. PENERIMAAN INFAK<br />

BSM INFAK : 009.0066666<br />

MANDIRI INFAK : 123.000.5117.371 NAMA JML (RP)<br />

NAMA JML (RP) FT12338DWNQB\BNK 5.000.000,00<br />

RACHMADI MURYONO 500.000,00 FT12346M7B2X\BNK 1.000.000,00<br />

ADI NUGROHO SDS 500.000,00 FT12352NZMT9\B31 200.000,00<br />

DARI 1670000685080 50.000,00 FT1235254P45\C23 40.000,00<br />

SURYA PURNAMA 350.000,00 FT12352BZ5MK\BNK 50.000,00<br />

ATMB trf Credt S1ANAN4E 350.000,00 FT123535RVMC\D54 11.360,00<br />

HIKMAH AMILIA, A.MD. 100.000,00 FT12355RLSSR\A57 1.000.000,00<br />

SONY KISYONO 50.000,00 FT12362QR4C9\C23 50.000,00<br />

AZIZAH CLARISSA RANDA 200.000,00 FT123621QN0M\BNK 600.000,00<br />

DARI 5264222281107110 300.000,00 FT123666BY60\BNK 100.000,00<br />

GRANDHIS HELMI HARUMANSYAH 200.000,00<br />

FT12366B72ZR\F83 200.000,00<br />

ELYUSRA MU'ALLIMIN 2.000.000,00<br />

8.251.360,00<br />

LULU ANGGIAMURNI 700.000,00<br />

DARI 5264222610797201 200.000,00 BANK BRI S INFAK :123-001-001-404305<br />

SONY KISYONO 50.000,00<br />

NAMA JML (RP)<br />

WAHYU EKO SURYAWAN 23.000,00<br />

PERDANA RIZKT 100.000,00<br />

DARI 5221840095495710 60.000,00<br />

ABDU RAUF IQBAL 170.000,00<br />

GEO SARANA GUNA 10.000,00<br />

MUHAMMAD WIDJA 20.000,00<br />

SONY KISYONO 50.000,00<br />

ADE FITRI ZUBA 300.000,00<br />

DIAH AYU PUSPITASARI 100.000,00<br />

FROM 00401026886509 50.000,00<br />

TITI 500.000,00<br />

LUQMAN SATRIYA 2.000.000,00<br />

RAZAN QAEDI 50.000,00<br />

EKA WIDYANINGR 100.000,00<br />

BAGUS KUNTJORODJATI<br />

IKHLAS PANGARIBOWO PAMBUDI<br />

500.000,00<br />

100.000,00<br />

2.740.000,00<br />

IMAM SUGIYONO 110.000,00<br />

MANDIRI INFAK BEKASI : 123-0000-88778-8<br />

7.053.000,00<br />

NAMA JML (RP)<br />

BANK NIAGA S INFAK : 520-01-00187-00-6 DARI 5221840094560530 100.000,00<br />

NAMA JML (RP) DWI ANGGIT ADI WICORO 10.000,00<br />

DR 0190162114126 500.000,00<br />

110.000,00


BNI S INFAK : 009.153.94. 11<br />

NAMA JML (RP)<br />

M GUNGU 500.000,00<br />

m. nasrullah LAZISMU TASIK 500.000,00<br />

Ibu NADYA 100.000,00<br />

DARI 190588332 500.000,00<br />

Sdri IRMA 500.000,00<br />

Sdr REGA M 500.000,00<br />

DARI 100160539 225.000,00<br />

DARI 92244360 10.000,00<br />

DARI 198479278 desember 2012 100.000,00<br />

DARI 88668589 50.000,00<br />

DARI 244614037 Infak 500.000,00<br />

DARI 175903252 250.000,00<br />

3.735.000,00<br />

3. PENERIMAAN GNOTA<br />

DANAMON S GNOTA: 005-500-66-1912<br />

NAMA JML (RP)<br />

PERAWATI A 200.000,00<br />

DR 201212126169 200.000,00<br />

DR 201212175436 200.000,00<br />

AULIA HANDOYO 200.000,00<br />

DR201212263331 200.000,00<br />

1.000.000,00<br />

4. PENERIMAAN QURBAN<br />

BCA - QURBAN<br />

NAMA JML (RP)<br />

MOCHAMMAD MIFTACHU 50.000,00<br />

5. PENERIMAAN WAKAF<br />

BNI S WAKAF : 009.153.9433<br />

NAMA JML (RP)<br />

Sdr REGA M 500.000,00<br />

Sdr M GUNGU 500.000,00<br />

Sdr REGA M 500.000,00<br />

1.500.000,00<br />

6. PENERIMAAN<br />

KEMANUSIAAN<br />

PALESTINA<br />

MANDIRI - KEMANUSIAAN : 123-00-99-00-8999-9<br />

NAMA JML (RP)<br />

MUHAMMAD FIRMAN 2.500.000,00<br />

SUMBANGAN GAZA [setor Tunai] 2.420.000,00<br />

PANJAITAN 350.000,00<br />

MUHAMMAD NOOR HASAN SIREGAR 200.000,00<br />

ANGGORO MAHENDRA SETYAWAN 100.000,00<br />

BANTUAN UNTUK PALESTINA 3.000.000,00<br />

8.570.000,00<br />

BNI S KEMANUSIAAN : 009.153.94.44<br />

NAMA JML (RP)<br />

DARI 322960476 200.000,00<br />

SETOR TUNAI 1.061.200,00<br />

LIKA PRM PUGERAN 1.237.900,00<br />

TRF/PAY/TOP-UP<br />

ECHANNEL00547242340<br />

500.000,00<br />

DARI 248184938 50.000,00<br />

Bpk HARITS 20.000,00<br />

IMM PURWOREJO 1.350.000,00<br />

Bpk AHMAD I 1.000.000,00<br />

NAMA JML (RP)<br />

Sdr REGA M 500.000,00<br />

BP GIRI 100.000,00<br />

DARI 125000384 500.000,00<br />

DARI 222994715 50.000,00<br />

Sdri YOUWEN 1.000.000,00<br />

SETOR TUNAI LAZIS MUHAMMADIYAH 150.000,00<br />

bpk ajat 1.027.000,00<br />

DARI 1003826817 600.000,00<br />

SETOR TUNAI AYU 7.500.000,00<br />

DR PRAYITNO 250.000,00<br />

UMP PRWRJO 500.000,00<br />

DARI 4102716588 200.000,00<br />

RSI Siti Aisyah Madiun 2.000.000,00<br />

19.796.100,00<br />

BCA KEMANUSIAAN : 8780171171<br />

NAMA JML (RP)<br />

AMAR MARUF 100.000,00<br />

WIJAYATI LASMI SPBU CIPU 3.000.000,00<br />

SETORAN TUNAI 1.700.000,00<br />

DINA ANGGRAINI MAR 50.000,00<br />

OCTHEA AULIA RACHM 100.000,00<br />

IMAN SUPRIYONO 100.000,00<br />

TRSF E-BANKING CR 12/01 80491<br />

DEC 2012<br />

300.000,00<br />

NY ZURAIDA WARSONO 300.000,00<br />

AMALIA SAFFANET 200.000,00<br />

MAY ANGGRAINI 50.000,00<br />

V I O FOURA RAHATI 1.000.000,00<br />

LALU SUPARLAN 100.000,00<br />

ACHMAD SETIAWAN 17.000,00<br />

INAYATUL KARIMAH 150.000,00<br />

SETORAN TUNAI 1.000.000,00<br />

KR OTOMATIS 14.206.200,00<br />

MUSA ARAFAH 100.000,00<br />

DIDI PRADINANDO 300.000,00<br />

RS MUHAMMADIYAH SELOGIRI 1.000.000,00<br />

IMAN SUPRIYONO 100.000,00<br />

R HARI SUSANTO SH 10.099,00<br />

ACHMAD SETIAWAN 24.000,00<br />

IMAN SUPRIYONO 100.000,00<br />

TEGAR PUNGKAS PRAS 20.000,00<br />

MUHAMMAD HAMDI SE 50.000,00<br />

M SOFA KLINIK RWT INAP MUH SITI<br />

HALIM AH<br />

500.000,00<br />

SITI ROMELAH BWI 1.000.000,00<br />

RRSI AISYAH SUMB PALESTINA 10.000.000,00<br />

KLIRING BI 81189500 #WARKAT<br />

L:01 I:00<br />

3.000.000,00<br />

SUYANTO 250.000,00<br />

OCTHEA AULIA RACHM 100.000,00<br />

BCA - KADO RAMADHAN<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

38.927.299,00<br />

NAMA JML (RP)<br />

ANTON KURNIAWAN 20.000,00<br />

35


in-tips<br />

Tips Aman<br />

Naik Angkot<br />

Kasus pemerkosaan dan<br />

kriminalitas yang kerap<br />

terjadi di dalam angkot,<br />

memang meresahkan.<br />

Namun, itu tidak berarti, kita<br />

ketakutan naik transportasi umum<br />

satu ini. Selain lebih meningkatkan<br />

kewaspadaan, ada tips dari TMC<br />

Polda Metro Jaya tentang keamanan<br />

naik angkutan umum.<br />

1.<br />

Sebelum naik angkot,<br />

jangan lupa untuk<br />

memeriksa nomor trayek<br />

dan jurusan. Pastikan Anda tidak<br />

salah naik karena ketika binggung<br />

bisa dimanfaatkan oleh orang<br />

tak bertanggung jawab untuk<br />

melakukan kejahatan. Untuk<br />

mencegah itu semua, selalu pastikan<br />

nomor trayek.<br />

2.<br />

Pilih angkot berkaca<br />

bening agar keadaan<br />

dalam angkot bisa terlihat<br />

dari luar, baik banyak penumpang<br />

yang ada maupun sopir. Selain itu,<br />

36<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

angkot yang memiliki kaca bening<br />

juga merupakan salah satu kontrol<br />

masyarakat. Jika terjadi hal-hal yang<br />

tidak diinginkan, masyarakat di luar<br />

bisa melihat dan menolong Anda.<br />

Lebih baik pilih angkot dengan sopir<br />

berseragam dan ID.<br />

3.<br />

Jangan tidur di dalam<br />

angkot meskipun lelah<br />

melakukan perjalanan<br />

seharian karena sangat berbahaya<br />

dan membuka peluang orang untuk<br />

melakukan tindakan kejahatan,<br />

seperti pencopetan maupun<br />

penculikan.<br />

4.<br />

Hindari menerima<br />

makanan dan minuman<br />

dari orang tak dikenal.<br />

Hal ini untuk mencegah pembiusan<br />

yang sedang marak terjadi. Bila<br />

memungkinkan, hindari bepergian<br />

sendiri saat naik angkutan umum.<br />

Ajaklah teman, terutama di malam<br />

hari. Ini untuk meningkatkan<br />

keamanan dan mencegah tindak<br />

kriminal, seperti pemerkosaan yang<br />

sempat terjadi di dalam angkot.<br />

5.<br />

Jangan menarik<br />

perhatian dengan<br />

mengenakan perhiasan<br />

dan pakaian berlebihan. Terkadang<br />

penampilan yang mencolok juga<br />

bisa mengundang kejahatan. Bila<br />

memungkinkan, bawa alat-alat<br />

yang bisa dipakai senjata. Tidak<br />

perlu senjata tajam atau senjata<br />

api. Gas air mata dalam ukuran<br />

kecil atau gelang sekalipun dapat<br />

menjadi senjata awal untuk<br />

menghindari dari kejahatan.<br />

6.<br />

Bila merasakan ada<br />

sesuatu yang tidak<br />

beres, putuskan untuk<br />

segera turun dan pindah angkutan.<br />

Jika mendapati ada tindakan<br />

kejahatan, segera melaporkan<br />

kepada kepolisian terdekat atau<br />

menghubungi TMC Polda Metro<br />

Jaya di nomor 021 5276001 dan<br />

SMS 1717.


SMN Berkomitmen<br />

Peduli Bangsa<br />

Program CSR perusahaan ini disalurkan untuk memenuhi<br />

kebutuhan masyarakat mulai dari kebutuhan pendidikan,<br />

kesehatan dan santunan anak. Dengan program ini perusahaan<br />

telah menunjukkan komitmennya membangun masyarakat.<br />

Menurut Komisaris Utama<br />

PT Sarana Menara<br />

Nusantara Tbk (PT SMN)<br />

Tonny Kusnadi, perusaha<br />

SMN mempertahankan posisinya<br />

sebagai perusahaan menara<br />

terkemuka di Indonesia yang memiliki<br />

lebih dari 6.300 menara dan 10.700<br />

penyewa. Angka ini mengalami<br />

kenaikan jika dibanding tahun<br />

2011 yang hanya mencapai 8.365<br />

penyewa dengan 5072 menara.<br />

Kenaikan ini salah satunya<br />

merupakan hasil dari upaya<br />

restrukturisasi posisi keuangan<br />

(neraca) dan berhasil menurunkan<br />

keseluruhan biaya utang dan secara<br />

bersamaan memperpanjang jatuh<br />

temponya.<br />

Tonny menegaskan, pencapaian<br />

dari revenue ini menunjukkan<br />

perusahaan memiliki keunggulan<br />

operasional dan membuktikan<br />

sarana nusantara masih menjadi<br />

salah satu perusahaan menara<br />

independen yang paling cepat<br />

berkembang di dunia.<br />

Pada Public Expose yang<br />

diadakan di Jakarta awal tahun<br />

lalu, perusahaan ini mengalami<br />

revenue increased sebesar 295, 1<br />

miliyar atau 21,8 %. “Peningkatan<br />

tersebut mengalami kenaikan dari<br />

tahun 2010 sebesar 1.355,8 miliar<br />

rupiah menjadi 1.650,9 miliar rupiah<br />

ditahun 2011,” jelasnya.<br />

Hal itu tentunya harus bersinergi<br />

dengan tanggung jawab social<br />

perusahaan (Corporate Social<br />

Responbility) untuk menjalankan<br />

kewajiban sebagai perusahaan yang<br />

selalu memperhatikan tindakan<br />

positif terhadap lingkungan,<br />

karyawan, masayarakat dan lain-lain.<br />

Oleh karena itu, sebagai wujud<br />

kepedulian MNS terhadap anak<br />

bangsa, perusahaan ini menjadikan<br />

tanggal 17 Desember sebagai<br />

hari peduli kasih mandiri bersinar,<br />

tanggal 29 Oktober sebagai hari<br />

peduli kasih di Yayasan Kasih<br />

Putri dan tanggal 14 September<br />

juga diperingati hari kunjungan di<br />

Yayasan Kasih Mandiri.<br />

CSR<br />

Program ini dikemas dalam<br />

kegiatan CSR dengan memberikan<br />

dukungan kepada lembaga sosial,<br />

panti asuhan dan Yayasan Kasih<br />

Mandiri guna membantu mereka<br />

yang kurang mampu dan anak-anak<br />

terlantar.<br />

Lembaga-lembaga ini dipilih<br />

sesuai dengan kunjungan<br />

dan evaluasi perusahaan dan<br />

rekomendasi dari organisasi<br />

internasional. Program ini berjalan<br />

selama periode setahun dengan<br />

memberi dukungan berupa donasi<br />

bulanan yang akan dipergunakan<br />

lembaga tersebut untuk kebutuhan<br />

pendidikan, tagihan listrik dan<br />

kebutuhan sehari-hari.<br />

MNS ingin memberikan kontribusi<br />

pada pembangunan masyarakat<br />

di mana perusahaan ini beroperasi<br />

melalui tindakan-tindakan sosial dan<br />

dukungan keuangan. CSR tersebut<br />

menunjukan pembuktian awal<br />

terhadap komitmen yang dimiliki<br />

perseroan dan perusahaan. Sebagai<br />

bagaian dari komitmen tersebut,<br />

MNS menyediakan dukungan<br />

berkala kepada lembaga-lembaga<br />

dan masyarakat.<br />

MNS juga mendorong karyawan<br />

untuk berpartisipasi dalam<br />

kegiatan sosial lembaga dengan<br />

memberikan santunan uang atau<br />

kebutuhan masing-masing lembaga<br />

dengan menjadi relawan. Setiap<br />

setahun sekali, perusahaan ini juga<br />

mengadakan kegiatan yang bersifat<br />

hiburan untuk anak-anak.<br />

Keberlangsungan seluruh<br />

kegiatan dalam program CSR ini<br />

akan terus mendapat pengawasan<br />

dari jajaran dewan komisaris sebagai<br />

bentuk komitmen perusahaan<br />

terhadap tanggung jawab dan<br />

sosial responbility. Harapannya<br />

tentu kegiatan ini diikuti oleh<br />

perusahaan lain sehingga ikut andil<br />

dalam pembangunan. “Komitemen<br />

ingin meningkatkan pelayanan<br />

masyarakat dengan keunggulan<br />

operasional yang fokus pada<br />

pencapaian visi misi dan stategi<br />

perusahaan,” tandasnya. [APRIL]<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

37


konsultasi<br />

38<br />

Zakat<br />

Peternakan<br />

JAWAB:<br />

Ada, itu terma suk dalam Zakat<br />

Hasil Ternak (salah satu jenis<br />

Zakat Maal) yang meliputi hasil<br />

peternakan hewan baik, besar<br />

seperti sapi, kerbau dan unta, atau<br />

hewan sedang seperti kambing,<br />

domba, unggas, dll. Perhitungan<br />

zakat masing-masing tipe hewan<br />

ternak, baik nisab maupun kadarnya<br />

berbeda-beda dan sifatnya<br />

bertingkat. Sedangkan haulnya<br />

yakni satu tahun tiap hewan.<br />

Untuk jenis hewan selain<br />

yang telah ditentukan dalam<br />

nash seperti kambing, sapi dan<br />

unta, nishab dan kadar zakatnya<br />

disesuaikan dengan sapi, kijang<br />

dengan kambing. Adapun<br />

pemeliharaan ternak seperti ayam<br />

sembelihan, burung dara atau<br />

burung puyuh untuk dikonsumsi<br />

telur atau dagingnya, yang waktu<br />

panennya hanya beberapa bulan<br />

saja, maka diperhitungkan sama<br />

dengan harta perdagangan. Berapa<br />

modal awal tahun dan berapa<br />

jumlah modal dan laba pada akhir<br />

tahun, dikeluarkan zakatnya 2,5%.<br />

Agar lebih jelas, berikut kutipan<br />

: QS. A - Baqarah (2): 267 yang<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

artinya “Hai orang orang yang<br />

beriman, nafkahkanlah (di jalan<br />

Allah) sebagian dari hasil usahamu<br />

yang baik-baik dan sebagian dari<br />

apa yang kami keluarkan dari bumi<br />

untuk kamu. Dan janganlah kamu<br />

memilih yang buruk-buruk lalu<br />

kamu menafkahkan daripadanya,<br />

padahal kamu sendiri tidak mau<br />

mengambilnya melainkan dengan<br />

memincingkan mata terhadapnya.<br />

Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha<br />

Kaya lagi Maha Terpuji.<br />

Namun ada beberapa<br />

persyaratan yang harus<br />

diperhatikan terkait Zakat Hasil<br />

Peternakan. Pertama, sampai<br />

nishab yaitu mencapai jumlah<br />

minimal tertentu yang ditetapkan<br />

hukum syara, yaitu 5 ekor untuk<br />

unta, 30 ekor untuk sapi dan 40<br />

ekor untuk kambing/domba.<br />

Kedua, telah dimiliki satu tahun.<br />

Untuk menghitung masa satu<br />

tahun anak-anak berdasarkan masa<br />

satu tahun induknya.<br />

Ketiga, digembalakan,<br />

maksudnya ialah sengaja diurus<br />

sepanjang tahun untuk dimaksud<br />

memperoleh susu, daging dan hasil<br />

perkembangbiakannya. Ternak<br />

PROF. PROF. DR. H. YUNAHAR ILYAS, LLc.<br />

Dewan Syariah Lazis Muhammadiyah<br />

Assalamualaikum Wr Wb<br />

Pak Ustadz, saya seorang peternak ayam di daerah Jakarta, saya ingin menanyakan apakah ada kewajiban<br />

mengeluarkan zakat hewan ternak selain yang telah disebutkan dalam al-Qur’an maupun hadis seperti<br />

kambing, sapi atau unta? Bila ada diqiyaskan kepada zakat apa? Bagaimana ketentuan penghitungannya?<br />

Abdul Hadi<br />

Jakarta<br />

gembalaan ialah ternak yang<br />

memperoleh makanan di lapangan<br />

penggembalaan terbuka. Tidak<br />

dipergunakan untuk keperluan<br />

pribadi pemiliknya dan tidak<br />

pula dipekerjakan seperti untuk<br />

membajak, megairi tanaman, alat<br />

transportasi dan sebagainya.<br />

Sedangkan nisab pada ternak<br />

unggas seperti ayam, bebek,<br />

burung dan ikan pada perikanan<br />

tidak ditetapkan berdasarkan<br />

jumlah (ekor) sebagaimana<br />

peternakan, tetapi karena kegiatan<br />

ini merupakan kegiatan usaha<br />

perdagangan. Maka nishabnya<br />

sama dengan harta perniagaan,<br />

yaitu 85 gram emas. Nishab usaha<br />

ternak unggas atau perikanan<br />

dihitung berdasarkan aset usaha.<br />

Apabila seseorang berternak<br />

unggas atau ikan dan pada akhir<br />

tahun (tutup buku) memiliki<br />

kekayaan serupa modal kerja dan<br />

keuntungan lebih besar atau setara<br />

dengan 85 gram emas murni, maka<br />

ia telah terkena kewajiban zakat<br />

sebesar 2,5%. Kandang dan alat-alat<br />

peternakan tidak diperhitungkan<br />

sebagai harta yang wajib dizakati<br />

karena tidak diperjualbelikan.


Bodoh<br />

dan<br />

Kebodohan<br />

Kebodohan HEPPY TRENGGONO<br />

Sahabatku, kebodohan<br />

itu cenderung pada<br />

dua konsekuensi,<br />

yaitu kemiskinan dan<br />

kejahatan. Semakin rendah<br />

tingkat pengetahuan seseorang,<br />

maka semakin rendah tingkat<br />

kesejahteraan dan keamanannya,<br />

Itulah sebabnya negara-negara<br />

duania ketiga atau berkembang,<br />

yang sebagian besar warganya<br />

terbelakang dalam hal ilmu<br />

pengetahuan, relatif kurang<br />

sejahtera dan sering bergejolak.<br />

Kata “bodoh” dalam bahasa<br />

Arab, disebut al-jahl, artinya<br />

tidak tahu, minim pengetahuan.<br />

Sedangkan keadaan yang sarat<br />

ketidaktahuan, kebodohan<br />

dinamai al-jahalah. Istilah<br />

jahiliyah menunjuk pada era<br />

kegelapan sebelum cahaya Islam<br />

bersinar menerangi bumi Arab.<br />

Pada masa jahiliyah, bodoh<br />

dan kebodohan tidak bermakna<br />

minimnya pengetahuan tapi<br />

perilaku buruk. Sebab, masyarakat<br />

Arab kala itu dikenal memiliki<br />

wawasan dan pengetahuan yang<br />

luas.<br />

Mereka sangat pandai dan<br />

juga maju di bidang kesastraan.<br />

Setiap tahun mereka mengadakan<br />

festival pembacaan syair. Mereka,<br />

khususnya suku Quraisy, juga<br />

sangat piawai dalam dunia bisnis.<br />

Kemajuan pengetahuan ekonomi<br />

masyarakat Arab ketika itu<br />

ditandai dengan berkembangnya<br />

pusat tata niaga di berbagai kota.<br />

Dalam urusan peperangan,<br />

tak diragukan lagi. Mereka sangat<br />

ahli dalam hal siasat dan strategi<br />

pertempuran. Kebodohan bangsa<br />

Arab pada masa itu tercermin<br />

pada adat –istiadat yang tidak<br />

terpuji, yang kejam dan keji.<br />

Mengubur hidup-hidup bayi<br />

perempuan, bunuh-membunuh<br />

antarsuku, kumpul kebo, pesta<br />

pora mabuk-mabukan., dan lain<br />

sebagainya.<br />

Menurut Manna’ Khalil al_<br />

Qathan- seorang ulama ternama<br />

yang ahli di bidang ilmu al-Quran<br />

– kebodohan mencakup 3 (tiga)<br />

makna, yaitu: pertama. Tidak<br />

adanya ilmu pengetahuan. Inilah<br />

makna asal, makna etimologis.<br />

Orang yang tidak mengerti<br />

ungkapan prosa atau bait syair,<br />

tidak mencerna teori matematis,<br />

tidak paham kaidah fi kih –<br />

pendek kata, tidak mempunyai<br />

pengetahuan tentang sesuatu<br />

– adalah orang yang bodoh versi<br />

makna pertama. Orang seperti<br />

ini, yang terbatas kapasitas<br />

pengetahuaannya, seperti katak<br />

dalam tempurung.<br />

Kedua, meyakini sesuatu secara<br />

salah. Orang yang berpendirian<br />

bahwa pusat tata surya adalah<br />

bumi, atau orang yang meyakini<br />

President Indonesian Islamic Business Forum<br />

motivasi<br />

bahwa bumi datar, orang yang<br />

meyakini bahwa kaya miskin<br />

adalah takdir (garis tangan) dari<br />

Yang Maha Kuasa, orang yang<br />

meyakini bahwa prestasi itu<br />

bakat, dan lain-lain. Pada level ini,<br />

kebodohan mambuat seseorang<br />

tidak mampu membedakan antara<br />

sesuatu yang baik dan yang buruk,<br />

atau sesuatu yang benar dan<br />

salah.<br />

Ketiga, mengerjakan sesuatu<br />

yang bertentangan dengan<br />

aturan atau tidak mengerjakan<br />

yang seharusnya ia kerjakan.<br />

Disini, seseorang sebenarnya<br />

memiliki pengetahuan tetapi<br />

dia tidak melakukan sesuatu<br />

menurut pengetahuaannya. Dia<br />

tahu bahwa melakukan atau<br />

meninggalkan tindakan A itu<br />

dilarang, tetapi tetap melakukan<br />

atau meninggalkannya. Orang<br />

yang mengerjakan kemaksiatan<br />

dan kejahatan, atau orang yang<br />

membuang sampah tidak pada<br />

tempatnya adalah orang bodoh<br />

menurut makna ketiga.<br />

Sahabatku, aku berharap, ini<br />

menjadi pemikiran kita bersama.<br />

Aku yakin kita bisa menemukan<br />

berbagai bentuk kebodohan yang<br />

semula tidak kita sadari sebagai<br />

bodoh dan kebodohan, baik<br />

dalam diri kita maupun di dalam<br />

kehidupan kita sebagai bangsa<br />

Indonesia.<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

39


hikayah<br />

Berita masuknya Saad bin Muadz<br />

menjadi Muslim didengar suku<br />

Bani Abdil Asyal, maka saat<br />

itu juga seluruh Bani Asyal<br />

mengikrarkan diri sebagai Muslimin.<br />

Bahkan tatkala Rasulullah hijrah ke<br />

Madinah, maka rumah-rumah Bani Abdil<br />

Asyhal, pintunya terbuka lebar bagi<br />

golongan Muhajirin, begitu pula harta<br />

kekayaan mereka. Begitu dermawan<br />

mereka untuk urusan di jalan Allah.<br />

Lihat saja, saat perang Badar,<br />

Rasulullah mengumpulkan para<br />

sahabatnya dari golongan Muhajirin dan<br />

Anshar bermusyawarah tentang urusan<br />

perang, “Kemukakanlah buah fi kiran<br />

kalian, wahai shahabat … ”<br />

Maka bangkitlah Sa’ad tak ubahnya<br />

bendera di atas tiangnya, katanya, “Wahai<br />

Rasulullah ! Kami telah beriman kepada<br />

anda, kami percaya dan mengakui bahwa<br />

apa yang anda bawa itu adalah hal yang<br />

benar,....! Maka maulailah kita berangkat<br />

dengan berkah Allah Ta’ala… !”<br />

Urain kata-kata Saad tak ubahnya<br />

seperti berita gembira, dan wajah Rasul<br />

pun bersinar-sinar dipenuhi rasa bangga<br />

dan bahagia, lalu katanya kepada<br />

kaum Muslimin, “Marilah kita berangkat<br />

dan besarkan hati karena Allah telah<br />

menjanjikan kepadaku salah satu di<br />

antara dua golongan! … Demi Allah,…<br />

sungguh seolah-olah tampak olehku<br />

kehancuran orang-orang itu …”<br />

40<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

Arasy Bergetar<br />

Saat Saad Wafat<br />

Ketika perang Uhud, saat Muslimin<br />

bercerai-berai disebabkan serangan<br />

mendadak dari tentara musyrikin, maka<br />

takkan sulit bagi penglihatan mata untuk<br />

menemukan kedudukan Saad. Posisinya<br />

selalu dekat Rasulullah mempertahankan<br />

dan membelanya mati-matian.<br />

Begitu juga saat perang Khandak,<br />

Saad juga memerankan posisinya dengan<br />

penuh gemilang. Di mana pada perang<br />

Khandak ini menjadi bukti nyata atas<br />

penghianatan Yahudi atas perjanjian<br />

Piagam Madinah.<br />

Tatkala Rasulullah bersama para<br />

sahabat hidup sejahtera di Madinah<br />

mengabdikan diri kepada Allah saling<br />

nasihat-menasihati agar mentaati-Nya<br />

serta mengharap agar orang-orang<br />

Quraisy menghentikan serangan dan<br />

peperangan, segolongan pemimpin<br />

Yahudi secara diam-diam pergi ke Makkah<br />

dan menghasut orang-orang Quraisy<br />

terhadap Rasulullah sambil memberikan<br />

janji dan ikrar akan berdiri di samping<br />

Quraisy bila terjadi peperangan dengan<br />

orang-orang Islam nanti.<br />

Mereka juga membuat perjanjian<br />

dengan orang-orang musyrik itu dan<br />

mengatur rencana siasat perang. Bahkan<br />

mereka juga berhasil menghasut kabilah<br />

Gathfan dan mencapai persetujuan untuk<br />

menggabungkan diri dengan tentara<br />

Quraisy.<br />

Quraisy dan Gathfan pun siap<br />

menyerang Madinah dengan tentara<br />

besar-besaran, sementara orang-orang<br />

Yahudi ketika Muslimin mendapat<br />

serangan secara mendadak itu, akan<br />

melakukan penghancuran di dalam kota<br />

dan sekelilingnya.<br />

Mengetahui rencana ini, Rasulullah<br />

mengutus Sa’ad bin Mu’adz dan<br />

Sa’ad bin Ubadah kepada Ka’ab bin<br />

Asad pemimpin Yahudi suku Quraidha<br />

untuk menyelidiki sikap mereka yang<br />

sesungguhnya terhadap orang yang akan<br />

datang, meskipun antara mereka dengan<br />

Nabi sebenamya telah ada perjanjian dan<br />

persetujuan damai.<br />

Melihat kenyataan sulit ini, Rasulullah<br />

memikirkan siasat untuk memisahkan<br />

suku Gathfan dari Quraisy, hingga musuh<br />

yang akan menyerang, kekuatannya<br />

tinggal separoh. Akhirnya mengadakan<br />

perundingan dengan para pemimpin<br />

Gathfan dan menawarkan agar mereka<br />

mengundurkan diri dari peperangan<br />

dengan imbalan akan beroleh sepertiga<br />

dari hasil pertanian Madinah. Tawaran itu<br />

disetujui oleh pemimpin Gathfan.<br />

Melihat keputusan itu, Saad bertanya<br />

kepada Rasul, “Wahai Rasulullah, apakah<br />

ini pendapat anda sendiri, ataukah wahyu<br />

yang dititahkan Allah … ?” Rasulullah<br />

menjawab “Bukan, tetapi ia adalah<br />

pendapatku yang kurasa baik untuk tuantuan!<br />

Saad pun menjawab, ”Demi Allah,<br />

saya tidak hendak melakukannya kecuali<br />

karena melihat orang-orang Arab hendak<br />

memanah tuan-tuan secara serentak<br />

dan mendesak tuan-tuan dari segenap<br />

jurusan.” Tak lama, Rasulullah merubah<br />

pendiriannya dan menyampaikan<br />

kepada para pemimpin suku Gathfan<br />

bahwa sahabat-sahabatnya menolak<br />

rencana perundingan, dan bahwa beliau<br />

menyetujui dan berpegang kepada<br />

putusan sahabatnya, Saad.<br />

Kaum Muslimin pun memasuki<br />

suasana perang. Dalam perjalanan<br />

kelilingnya nadi lengan Saad terkena<br />

anak panah yang dilepaskan oleh salah<br />

seorang musyrik. Darah menyembur dari<br />

pembuluhnya dan segera ia dirawat secara<br />

darurat untuk menghentikan darah. Nabi<br />

menyuruh membawanya ke mesjid dan<br />

mendrikan kemah untuknya agar ia berada<br />

di dekatnya selama perawatan.<br />

Luka yang diderita Saad setiap hari<br />

bahkan setiap jam kian bertambah<br />

parah. Suatu hari Rasulullah datang<br />

menjenguknya. Kiranya didapatinya<br />

ia dalam saat terakhir dari hayatnya.<br />

Maka Rasulullah meraih kepalanya dan<br />

menaruhnya di atas pangkuannya DAN<br />

berdoa.<br />

“Sungguh, ‘Arasy Allah Yang Rahman<br />

bergetar dengan berpulangnya Saad<br />

… !” tutur Rasulullah dalam sebuah<br />

riwayatnya.


Yusuf Al-Makassari:<br />

Namanya Harum<br />

dalam Pengasingan<br />

Selama ini, Banten dikenal sebagai<br />

tempat orang-orang hebat di bidang<br />

agama dan bela diri. Predikat ini tak<br />

bisa lepas dari seorang tokoh ulama<br />

bernama Syekh Yusuf Al-Makassari ketika<br />

ia merantau dan menatap di Banten untuk<br />

melakukan syiar Islam.<br />

Perjuangan panjang Syekh Yusuf<br />

kelahiran Goa, 3 Juli 1628 ini telah<br />

membuat kerepotan penjajah Belanda.<br />

Saat itu tahun 1670, setelah melanglang<br />

buana mencari ilmu di negeri Timur<br />

Tengah, Syekh Yusuf menjadi penasehat<br />

sepiritual Sultan Banten, Sultan Ageng<br />

Tirtayasa.<br />

Putra dari Abdullah dan Aminah<br />

ini menjadi penesehat spiritual, muridmuridnya<br />

datang dari berbagai daerah,<br />

termasuk 400 orang asal Makassar yang<br />

dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai. Bahkan<br />

ia menikahi Putri Sultan Ageng Tirtayasa.<br />

Pengetahuan ilmu keislaman yang luas,<br />

menjadikan Banten terkenal dengan pusat<br />

pendidikan Islam. Syekh Yusuf tidak hanya<br />

mengajarkan ilmu agama, melainkan ilmu<br />

beladiri juga ia ajarkan sebagai persiapan<br />

untuk berjuang melawan penjajah<br />

Belanda.<br />

Murid-murid Syekh Yusuf yang ia<br />

gembleng terkenal sebagai pendekarpendekar<br />

Banten yang memiliki ilmu<br />

kanuragan cukup mumpuni. Inilah yang<br />

membuat tentara Belanda kebingungan<br />

dan kerepotan untuk menaklukkan mereka.<br />

Keberadaan Syekh Yusuf memiliki<br />

peran cukup penting dalam penyerbuan<br />

tentara Banten ke Batavia. Namun<br />

sayang, saat itu Belanda mampu<br />

memainkan strategi pecah belah di<br />

Banten. Akhirnya, terjadilah perang<br />

saudara antara Sultan Ageng Tirtayasa<br />

dengan puteranya sendiri, Sultan Haji.<br />

Sultan Haji dibantu VOC melawan<br />

ayahnya. Pada tahun 1682, sang ayah<br />

mampu dikalahkan dan ia ditahan di<br />

Batavia hingga wafat pada 1692.<br />

Sementara itu, Syekh Yusuf dengan<br />

tentaranya berjuang bergerilya<br />

bersama pangeran Purabaya. Namun<br />

perlawanannya tidak berlangsung<br />

lama, karena ia bisa ditangkap dan<br />

ditaklukkan perjuangannnya oleh<br />

pasukan Belanda.<br />

Akhirnya pada September 1684,<br />

Syekh Yusuf bersama keluarga dan<br />

muridnya dibuang ke pulau Ceylon,<br />

sekarang bernama Sri Lanka. Praktis sejak<br />

dalam pengasingan, Syekh Yusuf tak lagi<br />

menjalani dan memimpin perjuangan<br />

fi sik. Maka untuk mengisi kekosongan,<br />

ia mulai mencurahkan seluruh hidupnya<br />

untuk diabdikan dalam penyebaran dan<br />

pengembangan agama Islam. Ia pun<br />

menulis karya-karya keagamaan dalam<br />

bahasa Arab, Melayu dan Bugis.<br />

Selama di pengasingan, Syekh<br />

Yusuf bertemu Syekh Ibrahim bin Mi’an,<br />

keduanya sering dialog dan diskusi<br />

kegamaan dan majlis taklim. Pembahasan<br />

tentang konsep Tasawuf yang diajarkan<br />

jejak ulama<br />

Syekh Yusuf menarik Mi’an. Lalu Mi’an<br />

meminta Syekh Yusuf membuat sebuah<br />

kitab tentang tasawuf. Maka lahirlah buku<br />

berjudul “Kaifi yatut Tasawwuf.”<br />

Tak hanya menulis kitab-kitab, dalam<br />

pengasingan ia juga membentuk jaringan<br />

Islam yang luas di kalangan para haji<br />

yang singgah di Sri Lanka, di kalangan<br />

para penguasa, dan raja-raja di Nusantara.<br />

Melalui jamaah haji yang singgah ke<br />

Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat<br />

berkomunikasi dengan para pengikutnya<br />

di Nusantara. Para kafi lah haji inilah yang<br />

membawa karya-karya Syekh Yusuf ke<br />

Nusantara sehingga dapat dibaca di<br />

Indonesia sampai sekarang.<br />

Melihat gelagat Syekh Yusuf, Belanda<br />

tak tinggal diam. Baginya, ini akan<br />

membahayakan jika terus dibiarkan.<br />

Karena aktivitas dakwah yang dilakukan<br />

Syekh Yusuf terus meningkat. Bagi VOC,<br />

ini dapat membahayakan stabilitas<br />

politik penjajahan Belanda. Maka VOC<br />

memindahkan Syekh Yusuf ke Kaapstad di<br />

Afrika Selatan.<br />

Selama ini, Belanda khawatir<br />

dampak dari dakwah Syekh Yusuf<br />

yang mempengaruhi politik Belanda di<br />

Nusantara. Bahkan murid-murid Syekh<br />

Yusuf terus mengobarkan perlawananperlawanan<br />

yang mengancam kekuasaan<br />

Belanda di Nusantara.<br />

Di usia yang ke-68 tahun, ia diasingkan<br />

yang kedua kalinya. Beserta pengikutnya<br />

49 orang tiba di Tanjung Harapan tanggal<br />

2 April 1694 dengan menumpang kapal<br />

Voetboog. Syekh Yusuf ditempatkan di<br />

Zandvliet, desa pertanian di muara Eerste<br />

Rivier, tujuannya agar komunikasi dengan<br />

orang-orang Indonesia terputus.<br />

Kini, lokasi Cape Town itu dikenal<br />

sebagai Macassar. Bersama ke-12<br />

pengikutnya, yang dinamakan imamimam,<br />

Syeikh Yusuf memusatkan kegiatan<br />

pada menyebarkan agama Islam di<br />

kalangan budak belian dan orang buangan<br />

politik, juga di kalangan orang-orang Afrika<br />

hitam yang telah dibebaskan dan disebut<br />

Vryezwarten.<br />

Akhirnya, di Afrika Selatan Syekh Yusuf<br />

wafat pada 23 Mei 1699. Dia dimakamkan<br />

di Faure, Cape Town. Dalam sebuah<br />

kesempatan, Nelson Mandela, mantan<br />

Presiden Afrika Selatan, menyebut Syekh<br />

Yusuf selain pahlawan nasional Indonesia,<br />

juga sebagai ‘Salah Seorang Putra Afrika<br />

Terbaik’.<br />

Setelah melakukan dialog dengan<br />

VOC, jenazah Syekh Yusuf dibawa kembali<br />

ke Tanah Air. Jasadnya tiba di Goa pada<br />

5 April 1705 dan dimakamkan kembali<br />

di Lakiung pada Selasa 6 April 1705/12<br />

Zulhidjah 1116.<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

41


ekonomi syariah<br />

42<br />

Sektol Riil Syariah<br />

Menjadi Kebutuhan<br />

Meskipun telah marak berdiri lembaga keuangan syariah<br />

seperti perbankan syariah, koperasi jasa keuangan syariah<br />

(KJKS) dan lainnya, tak ada artinya jika tak mampu<br />

menggerakkan sektor riil yang ada.<br />

Sektor riil syariah perlu diciptakan<br />

dan sebuah kebutuhan<br />

yang mendesak. Jika ini bisa<br />

dikembangkan dalam sistem<br />

ekonomi syariah di Indonesia bisa<br />

berkembang dengan pesat. Demikian<br />

peryataan Setyo Heriyanto, Deputi<br />

Bidang Kelembagaan Kementerian<br />

Koperasi dan Usaha Kecil dan<br />

Menengah saat menyampaikan materi<br />

Workshop Nasional Majelis Ekononomi<br />

dan Kewirausahaan (MEK) yang<br />

diselenggarakan di Pusdiklat – BMT<br />

BUS Lasem – Rembang Jawa Tengah.<br />

Dalam workshop bertemakan Masa<br />

Depan Koperasi Indonesia & Menata<br />

Format Sinergi BMT/BTM dengan<br />

Amal Usaha Muahammadiyah, Setyo<br />

menegaskan, untuk mengembangkan<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

sektor riil syariah, Muhammadiyah<br />

bisa menjadi pelopornya hal ini<br />

terlihat dengan jaringan Amal Usaha<br />

Muhammadiyah yang dimilikinya<br />

seperti rumah sakit, lembaga<br />

pendidikan dan lainnya.<br />

Menurut Setyo, amal usaha ini<br />

merupakan potensi besar dalam<br />

menggerakkan sektor riil yang ada<br />

selama ini. Tinggal bagaimana<br />

instrumen keuangan syariah yang ada<br />

selama ini dikembangkan, misalnya<br />

bersinergi dengan kekuatan ekonomi<br />

yang ada di Muhammadiyah. “Saya<br />

rasa Muhammadiyah sebagai pelopor<br />

dalam menggerakkan sektor riil<br />

syariah,” terangnya.<br />

Kemudian terkait dengan<br />

adanya KJKS yang berkembang<br />

di Muhammadiyah dalam bentuk<br />

BMT atau Baitulmaal Tanwil<br />

Muhammadiyah (BTM) yang<br />

tersebar di berbagai wilayah, Setyo<br />

merespon positif realitas itu, dengan<br />

demikian Muhammadiyah akan<br />

bertambah banyak pelaku-pelaku<br />

bisnis yang mengembangan UKM.<br />

Muhammadiyah memiliki kesamaan<br />

visi dengan pemerintah dalam<br />

mendorong kebijakan pro poor, pro<br />

jobs dan pro growt.<br />

Sementara, Wakil Ketua Majelis<br />

Ekonomi dan Keirausahaan PP<br />

Muhammadiyah, Abdullah Yazid,<br />

mengatakan, menggerakkan sektor riil<br />

syariah dilingkungan Muhammadiyah<br />

merupakan keharusan karena<br />

Muhammadiyah ingin agar umatnya<br />

terus maju dan sejahtera. Hal ini<br />

menurutya sesuai dengan amanah<br />

muktamar Muhammadiyah ke-43<br />

di Aceh, di mana Muhammadiyah<br />

mengembangkan Badan Amal Usaha<br />

Muhammadiyah, mengembangkan<br />

wadah koperasi bagi anggota<br />

Muhammadiyah dan memberdayakan


anggota Muhammadiyah di bidang<br />

ekonomi dengan mengembangkan<br />

usaha-usaha milik anggota.<br />

“Berdasarkan keputusan Muktamar<br />

Muhammadiyah itulah dikalangan<br />

Muhammadiyah terus terbentuk<br />

pengembangan kewirausahan dalam<br />

mendorong peningkatan ekonomi<br />

umat,”jelasnya.<br />

Program pengembangan sektor riil<br />

di Muhammadiyah, lanjut Abdullah<br />

Yazid sudah merupakan amanah<br />

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, hal<br />

ini tak lepas dengan realitas yang ada<br />

dimana Islam di Indonesia sangat<br />

terpinggirkan dari segi ekonomi.<br />

Bayangkan 85 persen masyarakat<br />

Indonesia adalah umat Islam, dari<br />

jumlah tersebut banyak yang masuk<br />

dalam garis kemiskinan. Maka<br />

dalam gerakan BMT atau BTM yang<br />

dijalankan Muhammadiyah terus<br />

berupaya bagaimana persoalan umat<br />

itu bisa teratasi.<br />

Untuk mengatasi tersebut,<br />

Abdullah Yazid mengatakan, bahwa<br />

Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan<br />

terus melakukan konsolidasi dengan<br />

membangun sinergi bersama<br />

baik dengan lembaga keuangan<br />

syariah dan sektor riil yang ada di<br />

Muhammadiyah. Dengan demikian<br />

Muhammadiyah akan menjadi pelopor<br />

dalam pengembangan sektor riil<br />

syariah di Indonesia.<br />

Dalam rekomendasi di workshop<br />

juga dikeluarkan berbagai keputusankeputusan<br />

di antaranya adalah,<br />

pertama, dalam rangka meningkatkan<br />

peran Muhammadiyah dalam bidang<br />

ekonomi, maka Pimpinan Pusat<br />

Muhammadiyah harus lebih cepat<br />

merumuskan langkah-langkah strategis<br />

terutama dalam pengembangan<br />

sektor keuangan syariah khususnya<br />

BMT-BTM serta mendorong<br />

tumbuhnya sektor riil.<br />

Kedua, diharapkan Pimpinan<br />

Pusat Muhammadiyah memfasilitasi<br />

kerjasama antara BMT-BTM dengan<br />

bank syariah yang telah bekerjasama<br />

dengan Muhammadiyah sehingga<br />

BMT-BTM mendapat fasilitas yang<br />

berbeda dibanding nasabah lain.<br />

Ketiga, sesuai dengan keputusan<br />

muktamar 2010, istilah lembaga<br />

keuangan mikro dilingkungan<br />

muhammadiyah menggunakan<br />

nomenklatur BTM (baitul tamwil<br />

muhammadiyah ) dan BMT (baitul<br />

maal wa tamwil).<br />

Untuk mengembangkan keduanya,<br />

workshop merekomendasikan 3<br />

model: pertama, afi liasi (BTM yang<br />

didirikan oleh Muhammadiyah<br />

dan Muhammadiyah sebagai<br />

pemegang saham/modal mayoritas<br />

sehingga sebagai pengendali),<br />

dengan ketentuan sangat dianjurkan<br />

menggunakan nama BTM, sesuai<br />

dengan buku pedoman BTM, Jika<br />

menggunakan nama BMT, maka<br />

modal mayoritasnya harus dari<br />

Muhammadiyah.<br />

Kedua, Aliansi ( BMT yang didirikan<br />

oleh Muhammadiyah dan warganya.<br />

Muhammadiyah memiliki saham /<br />

modal tetapi tidak mengendalikan),<br />

dengan kreteria: Menggunakan nama<br />

BTM maupun BMT tetapi modal/<br />

saham Muhammadiyah minoritas<br />

dan tidak menjadi pengendali. Bagi<br />

yang menggunakan nama BTM, harus<br />

secepatnya masuk ke model afi liasi.<br />

Ketiga, Sinergi ( BMT yang didirikan<br />

oleh warga Muhammadiyah dan<br />

memiliki komitmen untuk memberikan<br />

bagian labanya bagi Muhammadiyah)<br />

dengan kriteria BMT yang didirikan<br />

oleh mayoritas warga Muhammadiyah,<br />

Fee bagi Muhammadiyah sebesar<br />

minimal 2,5% dari SHU diluar ZIS<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

[GOES]<br />

43


komunitas<br />

44<br />

Wadah Pecinta Bis<br />

di Tanah Air<br />

BisMania Community memiliki anggota yang beragam dari berbagai<br />

usia dan berbagai kalangan namun dalam satu kesatuan hati<br />

“Penggemar Bis Indonesia.“ Komunitas ini tidak hanya menjadikan<br />

bis sebagai alat transportasi tetapi juga menjadi ajang kreativitas<br />

yang berhubungan dengan bis hingga teknologinya.<br />

Banyaknya model angkutan<br />

transportasi terutama bis, ternyata<br />

menarik perhatian sebagian<br />

masyarakat untuk membuat<br />

sebuah komunitas pecinta bis, BisMania<br />

Community begitulah nama komunitas<br />

ini.<br />

Komunitas ini menjadi sarana untuk<br />

saling berbagi pengalaman, pengetahuan<br />

dan wawasan yang berhubungan dengan<br />

bis terakomodasi dalam komunitas ini<br />

mulai dari Bis Antar Kota, Bis Kota, Bis<br />

Pariwisata, Minibus hingga teknologi<br />

dunia per-bis-an.<br />

Lahirnya komunitas ini tidak hanya<br />

sebagai sarana pemersatu penggemar<br />

bis di Indonesia tapi juga berharap<br />

ikut berperan dalam memberikan<br />

sumbangsih bagi bangsa khususnya<br />

sebagai penghubung antar daerah dan<br />

menunjang berbagai aktivitas bisnis dan<br />

menjadi nilai tambah bagi masyarakat.<br />

Berawal dari penuturan seorang<br />

pengguna bis di sebuah blog yang<br />

menceritakan tentang complain<br />

dalam perjalanannya menggunakan<br />

bus. Ternyata mengundang banyak<br />

pengunjung untuk berdiskusi, saling<br />

berbagi pengalaman mulai dari cerita<br />

perjalanan menggunakan bis, pelayanan<br />

suatu perusahaan otobus bahkan sampai<br />

bedah mesin.<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

Melihat kecintaan dan antusiasme<br />

masyarakat terhadap sarana transportasi<br />

masal ini tidak sedikit, maka dibuatlah<br />

wadah sebagai ajang diskusi, berbagi<br />

cerita dan pengalaman yang berkaitan<br />

dengan bis, dari pengalaman<br />

menggunakan hingga dunia otomotif<br />

sehingga bisa memaksimalkan ide,<br />

gagasan atau hobi tersebut.<br />

Setelah beberapa kali mengadakan<br />

kopi darat, lahirlah sebuah wadah<br />

diskusi yang semakin intens tentang bis<br />

dalam wadah mailing list bismania@<br />

yahoogroups.com. Gentur adalah salah<br />

satu anggota yang ditunjuk sebagai ketua<br />

Bismania Community yang diresmikan<br />

pada tanggal 3 April 2007. Seiring dengan<br />

jumlah anggota yang terus bertambah<br />

di berbagai daerah di seluruh Indonesia,<br />

BisMania Community (BMC) mengadakan<br />

Jambore Nasional I (Pertama) pada 1 Juli<br />

2007 bertempat di Pool PO. Nusantara<br />

Kudus.<br />

Saat ini anggota BMC tersebar ke<br />

seluruh wilayah di Indonesia dengan<br />

jumlah mencapai 5000-an. Melalui<br />

situs resminya www.bismania.org,<br />

mereka saling berbagi informasi dan<br />

pengalaman mengenai rute perjalanan<br />

bus, pengalaman saat menggunakan bus<br />

dan membahas tentang beragam jenis<br />

bus beserta pelayanannya.<br />

Kritisi Keamanan<br />

Transportasi<br />

Hadirnya komunitas ini memberikan<br />

banyak ruang bagi anggotanya untuk<br />

ikut andil dalam menciptakan sebuah<br />

sarana transportasi darat yang aman dan<br />

nyaman serta mendorong peningkatan<br />

mutu dan pelayanan. Salah satunya<br />

Muhammad Subair yang menginginkan<br />

adanya reformasi sistem transportasi<br />

umum sebagai upaya peningkatan<br />

keselamatan lalu lintas dan angkutan<br />

jalan.<br />

Subair memaparkan bahwa dalam<br />

setahun setidaknya di seluruh dunia<br />

hampir ada 1 juta orang meninggal<br />

dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Di<br />

Indonesia sendiri menurut data Direktorat<br />

Jenderal Perhubungan Darat Departemen<br />

Perhubungan (Ditjen Hubdar Dephub)<br />

rata-rata korban meninggal dunia dalam<br />

1 tahun sejumlah 10.696 jiwa atau setiap<br />

harinya lebih dari 20 keluarga yang harus<br />

kehilangan anggota keluarganya.<br />

Oleh karena itu pemerintah dan<br />

pihak swasta perlu bekerjasama<br />

untuk memikirkan dan selanjutnya<br />

menghadirkan sistem transportasi umum<br />

yang lebih baik. Sudah saatnya di setiap<br />

kota diciptakan sebuah transportasi<br />

massal yang dikonsep dengan matang<br />

untuk mengatasi problem lalu lintas<br />

dan sekaligus memenuhi kebutuhan<br />

masyarakat akan transportasi yang lebih<br />

aman dan nyaman. Walaupun belum<br />

berjalan secara maksimal “transjakarta”<br />

yang mengadopsi “transmilenio” yang<br />

telah teruji memperbaiki sistem lalu lintas<br />

di kota Bogota (Ibu kota Kolombia) dapat<br />

dijadikan contoh yang baik.


Tiga Sekawan<br />

Melawan Hantu<br />

Satu lagi fi lm anak tayang di<br />

bioskop Indonesia berjudul tiga<br />

sekawan. Meskipun ada cerita<br />

hantunya, fi lm ini beda karena<br />

bercerita soal keberanian anak-anak<br />

untuk mencari tahu mengenai sosok<br />

hantu yang dimaksud. Intinya, cerita<br />

fi lm 3 Sekawan ini memang mengajari<br />

anak-anak untuk tidak takut terhadap<br />

hantu.<br />

Menurut produser Ferry Noedin<br />

Lawadue, fi lm ini memang sudah<br />

dikonsep sejak 2 tahun yang lalu, tapi<br />

baru bisa kita buat saat ini karena ada<br />

perusahaan yang mau menghandle.<br />

Ceritanya berangkat dari anak-anak<br />

yang suka nanya, ‘Apa benar hantu<br />

itu ada, karena banyaknya fi lm<br />

hantu. “Makanya kita buat fi lm yang<br />

mengarahkan bahwa hantu itu tidak<br />

ada dan mengajarkan untuk tidak takut<br />

hantu,” ujarnya.<br />

Film tiga sekawan sudah dirilis<br />

di seluruh bioskop Indonesia pada<br />

akhir bulan Januari 2013. Gambaran<br />

semangat tiga sahabat sejati menjadi<br />

fokus karakter para tokoh utama<br />

yaitu Zee (Rizky Black), Flo (Stefhani<br />

Husen) dan Jo (Dandy Rainaldy).<br />

Anak-anak berusia belasan tahun ini<br />

berasal dari sekolah negeri yang sama<br />

namun memiliki karakter, tabiat serta<br />

dibesarkan di lingkungan sosial yang<br />

berbeda.<br />

Awalnya mereka kesulitan untuk<br />

berinteraksi satu sama lain, namun ada<br />

satu kejadian yang akhirnya membuat<br />

mereka bersahabat dan bergabung<br />

dalam organisasi pramuka. Suatu ketika<br />

review<br />

Film ini menceritakan tentang tiga siswa yang berasal dari<br />

lingkungan berbeda namun menyatu dalam sebuah petuaangan.<br />

Meskipun bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai kepramukaan<br />

yang betujuan untuk anak-anak dan keluarga tapi dianggap<br />

menjadi ajang kampanye salah satu calon gubernur.<br />

mereka mengikuti latihan camping<br />

di sebuah desa di Jatinangor, Jawa<br />

Barat. Disinilah Zee, Flo, dan Jo terlibat<br />

dalam pengalaman seru tentang dunia<br />

supranatural.<br />

Film besutan sutradara Ivan<br />

Alvameiz ini ingin memberikan<br />

pemahaman kepada anak-anak di<br />

Indonesia bahwa dunia tahayul itu<br />

tidak ada. Terlalu mempercayai adanya<br />

makhluk halus yang selalu diidentikkan<br />

menyeramkan, menakutkan, jail dan<br />

usil membuat mereka rentan dimasuki<br />

pemikiran yang sebenarnya tidak<br />

mereka butuhkan. “Disinilah orangtua<br />

dituntut untuk lebih memperhatikan<br />

anaknya agar tidak lagi terkait dengan<br />

dunia mistik karena mereka tumbuh di<br />

era perkembangan teknologi mutakhir,”<br />

ujar Ivan.<br />

Kehadiran fi lm berdurasi 116 menit<br />

ini diharapkan bisa menjadi antitesa<br />

atas fi lm-fi lm horor yang berkembang<br />

di Indonesia. Namun fi lm persembahan<br />

dari PT Global Media Perkasa atau<br />

yang lebih dikenal Global Picture ini<br />

sempat menjadi pembicaraan khalayak.<br />

Pasalnya muncul salah satu calon<br />

Gubernur Jawa Barat yang berperan<br />

sebagai Ketua Kwarda pramuka Jawa<br />

Barat yaitu Dede Yusuf.<br />

Seperti diketahui, pria yang<br />

bernama lengkap Dede Yusuf Macan<br />

Efendi ini maju dalam Pemilihan<br />

Gubernur (Pilgub) Jawa Barat tahun<br />

2013 berpasangan dengan Lex<br />

Laksmana. Uniknya, difi lm tersebut ada<br />

unsur angka tiganya, yang memang<br />

identik dengan nomor urut Dede Yusuf<br />

sebagai cagub Jabar.<br />

Tidak hanya Dede Yusuf, sejumlah<br />

aktor lain juga terlibat dalam peranan<br />

fi lm ini antara lain Rizki Hanggono,<br />

Virnie Ismail, Monica Oemardi<br />

dan Tieke Priatnakusumah. Drama<br />

persahabatan yang didukung mereka<br />

cukup menyentuh untuk diikuti hanya<br />

saja karakter mereka masih kalah<br />

dengan tiga pemeran utama. Meskipun<br />

masih jauh dari harapan, fi lm ini<br />

cukup menghibur karena berpadu<br />

dengan adegan komedi yang hadir di<br />

sepanjang ceritanya.<br />

Dalam sebuah kesempatan Dede<br />

membantah dirinya melakukan<br />

kampanye lewat fi lm. “Judulnya tiga<br />

sekawan! (sambil mengacungkan tiga<br />

jari tengah) dibuat enam bulan yang<br />

lalu. Jadi tidak ada hubungannya<br />

dengan tiga sekawan!,” paparnya<br />

sambil kembali mengacungkan tiga jari<br />

metal.<br />

Menurut pria kelahiran Jakarta,<br />

14 September 1966 ini, apa yang<br />

diperankannya hanya sebagai Ketua<br />

Kwarda Pramuka Jawa Barat bukan<br />

sebagai orang pemerintah sehingga<br />

sosialisasi fi lm yang dilakukan hanya<br />

sebatas promisi bukan sebagai<br />

kampanye. “Kalau secara eksekutif<br />

saya tidak bisa. Kalau dianggap<br />

promosi ya sebatas promosi fi lm,”<br />

paparnya.<br />

Kepala Kwarda Pramuka Jawa<br />

Barat yang tampil beberapa menit<br />

ini mengaku hanya ingin mendorong<br />

lahirnya fi lm bertema nilai-nilai<br />

kepramukaan yang kreatif, inovatif<br />

dan bisa memberi kesempatan kepada<br />

anak-anak pramuka tampil di dunia<br />

show. Bahwa fi lm tiga sekawan ini<br />

dibuat tiga bulan yang lalu dengan<br />

judulnya “Tiga Sekawan” hal ini<br />

diakui oleh Dede tapi tidak untuk<br />

tujuan lain kecuali mengangkat dunia<br />

kepramukaan ke layar lebar.<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

45


jelajah web<br />

http://www.mirajnews.com/<br />

Kantor Berita Islam Pertama<br />

di Indonesia<br />

DITENGAH gempuran media sekuler terhadap dunia<br />

Islam, muncul Kantor Berita Islam baru dan satu-satunya di<br />

Indonesia, Mi’raj News Agency (MINA). Situs berita Islam<br />

yang dapat diakses di www.mirajnews.com ini diluncurkan<br />

pada Selasa (18/12), di Aula Masjid Al-Azhar, Jakarta.<br />

Peluncuran situs ini diresmikan oleh Ketua Dewan Perwakilan<br />

Rakyat (DPR) Marzuki Ali dan dihadiri beberapa perwakilan<br />

www.pustaka-ebook.com/<br />

Perpustakaan Online,<br />

Tempat Donwload<br />

Terlengkap<br />

APAKAH Anda sering menghadapi kendala<br />

ke luar rumah untuk mencari buku yang<br />

Anda inginkan? Atau Anda terkendala dana<br />

untuk membeli buku tertentu? Sekarang<br />

kendala itu bisa diatasi dengan hadirnya situs<br />

www.pustaka-ebook.com yang menyajikan<br />

beberapa buku pilihan menarik. Situs ini bisa<br />

menjadi referensi bagi Anda yang sering mendown buku<br />

tertentu karena menyajikan beberapa buku gratis secara<br />

online.<br />

Dengan mengunjungi situs ini sudah bisa dipastikan<br />

Anda tidak perlu ongkos transportasi atau membeli buku<br />

yang diinginkan. Situs ini merupakan media perpustakaan<br />

yang dikelola secara online yang tujuannya untuk berbagi<br />

alternatif bahan bacaan kepada khalayak ramai yang<br />

intens dengan dunia internet. Kehadiran situs ini juga<br />

bisa membantu para pelajar di luar negeri yang kesulitan<br />

memperoleh buku-buku di Indonesia.<br />

46<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

Kedutaan Besar negara sahabat seperti<br />

Tunisia, Uni Emirat Arab, Iran dan<br />

Kuwait.<br />

Dalam sambutannya, Marzuki<br />

Ali berharap agar kantor berita<br />

Islam tersebut dapat memberikan<br />

kemaslahatan bagi umat Islam di<br />

dunia. ”Kami harapkan MINA bisa<br />

menjadi acuan, berita yang benar<br />

dan jujur yang apa adanya. Dan<br />

harus memiliki wartawan yang<br />

lengkap, berwawasan dalam konteks<br />

perdagangan, ekonomi, apa saja,<br />

tidak hanya agama,” paparnya.<br />

Sementara itu, Pemimpin Umum<br />

MINA Muhyiddin Hamidy, yang juga<br />

Pembina Jaringan Pesantren Al-<br />

Fatah seluruh Indonesia juga berharap agar kantor berita<br />

MINA turut memperkaya khasanah media global yang<br />

bersifat Islami serta meningkatkan dukungan internasional<br />

bagi kemerdekaan Palestina. ”Tujuan MINA ini adalah<br />

mengimbangi penguasaan opini global oleh Zionis Israel,”<br />

ujarnya.<br />

Muhyiddin menjelaskan kehadiran MINA adalah tindak<br />

lanjut yang nyata dari hasil-hasil konferensi internasional<br />

Pembebasan Masjid Al Aqsa dan Kemerdekaan Palestina di<br />

Bandung pada Juli 2012. MINA didirikan atas kerja sama<br />

Jaringan Pesantren Al-Fatah seluruh Indonesia dengan<br />

Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dan Aqsa<br />

Working Group (AWG) serta radio Silaturahmi. [HERU LIANTO]<br />

Situs online menjadi perpustakaan online sebagai<br />

pendukung budaya masyarakat membaca dan belajar.<br />

Dengan adanya perpustakaan online sendiri, masyarakat<br />

semakin mudah membuka jendela dunia melalui buku.<br />

Perpustakaan online adalah salah satu teknologi digital<br />

yang member kontribusi besar ditengah kemajuan<br />

teknologi informasi. “Semoga media ini dapat membantu<br />

masyarakat untuk meningkatkan minat baca dan<br />

memotivasi masyarakat untuk memiliki tabungan<br />

masa depan berupa bahan bacaan,” tulis salah seorang<br />

pengunjung di laman ini. [HERU LIANTO]


RIDWAN KAMIL<br />

Arsitek Peduli Lingkungan<br />

RIDWAN Kamil, lelaki ini dikenal sebagai sosok yang peduli<br />

lingkungan sosial. Ilmu arsitektur yang ia kuasai tak hanya untuk<br />

mendesain bangunan terlihat cantik, namu lebih dari itu juga<br />

memberikan solusi atas lingkungan di sekitar kehidupannya.<br />

Lelaki kelahiran Bandung 4 Oktober 1971 ini memeiliki segudang<br />

karya, diantara hasil desain arsiteknya adalah membuat taman<br />

bermain di Bandung, yang bisa digunakan anak-anak untuk<br />

mempelajari pencak silat, jaipong, dan kegiatan bermanfaat lainnya.<br />

Ia juga menciptakan Enerbike, yakni sepeda yang bisa<br />

menyimpan energi listrik.”Setiap kali menggowes, maka energi<br />

SETO MULYADI<br />

Sang Penyayang Anak<br />

PRIA kelahiran Klaten, 28 Agustus 1951 ini selalu tampak tenang meskipun<br />

sering menangani kasus yang terkait dengan anak, seperti penculikan, kekerasan,<br />

perebutan hak anak hingga kasus pembunuhan anak. Dengan wajah yang selalu<br />

tersenyum Kak Seto tak pernah menolak ajakan anak-anak atau orang dewasa<br />

untuk bersalaman, berfoto bersama, berbincang-bincang hingga mendongeng.<br />

Perjalanan karirnya dimulai ketika Kak Seto bertemu dengan seniman senior<br />

bernama Pak Kasur. Ketika menjelang ajalnya, Pak Kasur berpesan kepada Kak<br />

Seto supaya selalu menjaga anak-anak dan dekat dengan mereka. Maka beberapa<br />

usaha untuk menarik simpati anak-anak dilakukan mulai dari mengenalkan boneka<br />

Si Komo, mendongeng, meluncurkan lagu anak-anak, menjadi pembawa acara dan<br />

pembicara pada salah satu program anak-anak di televisi.<br />

Selain selalu menampilkan sesuatu yang segar, Kak Seto juga menggagas<br />

pendirian Istana Anak-anak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), mendirikan<br />

Yayasan Nakula-Sadewa (anak kembar) dan membuka homeschooling untuk<br />

sekolah anak anak.<br />

Atas dedikasinya terhadap dunia anak, Kak Seto pernah meraih<br />

penghargaan Men’s Obsession Award 2006. Dalam sebuah kesempatan,<br />

Ketua Komnas Anak ini menegaskan, dunia anak adalah dunia keceriaan maka<br />

jangan rusak dengan tindak kekerasan supaya anak bisa meraih masa depan<br />

penuh gemilang. “Sayangilah anak-anak karena mereka adalah generasi<br />

penerus bangsa kita,” paparnya.<br />

kedip mata<br />

listrik yang dihasilkan akan disimpan oleh baterai.<br />

Baterai itu bisa digunakan sewaktu-waktu ketika listrik<br />

tidak ada,” katanya.<br />

Sarjana Teknik Arsitektur dari Institut Teknologi<br />

Bandung ini mendapat beasiswa S2 dan berhasil<br />

meraih gelar Master of Urban Design dari College<br />

of Environmental Design, University of California,<br />

Barkeley di Amerika Serikat. Sejak tahun 2004 hingga<br />

2009 Ridwan telah meraih 12 penghargaan di bidang<br />

Desain Arsitektur dalam lingkup Asia.<br />

Menurutnya, Indonesia sebenarnya memiliki<br />

banyak orang kreatif dengan inovasi luar biasa.<br />

Sayangnya, inovasi ini banyak yang sifatnya masih<br />

eksklusif, sehingga kurang menyentuh akar rumput.<br />

“Bagi kaum muda, jadi cerdas saja tidak cukup. Tapi<br />

juga harus menunjukkan kepedulian,” tutur Ridwan.<br />

Beberapa contoh proyek di luar negeri yang<br />

ditangani Ridwan Marina Bay Waterfront Master<br />

di Singapura, Sukhotai Urban Resort Master Plan di<br />

Bangkok, Ras Al Kaimah Waterfront Master di Qatar,<br />

juga district 1 Saigon South Residential Master Plan<br />

di Saigon, Shao Xing Waterfront Masterplan (China),<br />

Beijing CBD Master plan, dan Guangzhou Science City<br />

Master Plan.<br />

Di Indonesia, Ridwan menggarap Superblock<br />

Project untuk Rasuna Epicentrum. Dari luas lahan<br />

sebesar 12 hektar, dibangun Bakrie Tower, Epicentrum<br />

Walk, perkantoran, retail, dan waterfront. Namun<br />

semua belum memuaskannya, Ridwan yang memiliki<br />

fi losofi hidup to live is to give ini ingin selalu ingin<br />

menjadi extra value bagi orang lain.<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

47


enungan hati<br />

48<br />

Hidup Untuk<br />

Menunaikan Kewajiban<br />

Prof. Dr Haji Abdul Malik Karim Abdullah<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

Manusia itu berbagai ragam,<br />

ada yang kaya dan ada yang<br />

miskin. Ada orang kaya lantaran<br />

menerima pusaka besar tetapi<br />

tidak pandai bekerja, ada pula<br />

yang menganggur. Ada orang yang bekerja<br />

keras berfi kir dan mengarang. Dari sanalah<br />

hidupnya.<br />

Banyak ragam jenis manusia dan<br />

pekerjaannya, berjenis ragam pula kewajiban<br />

masing masing. Orang kaya berkewajiban<br />

tidak serupa dengan penganggur. Kewajiban<br />

seseorang yang telah berkedudukan, berlainan<br />

dengan orang yang tidak terkenal. Kewajiban<br />

hakim tak serupa dengan kewajiban guru<br />

sekolah. Santri tak serupa dengan kyai. Tukang<br />

tak serupa dengan tani.<br />

Tetapi sesungguhpun bermacam ragam<br />

manusia dan berlainan kewajibannya,<br />

wujudnya hanya satu. Barangsiapa di<br />

antara masing-masing menunaikan<br />

kewajibannya, sepanjang ukuran masingmasing<br />

dan sepanjang pikulannya, tandanya<br />

kemanusiaannya telah baik dan telah pantas<br />

menerima pujian.<br />

Tidak dapat si tukang mengatakan<br />

kewajibannya lebih berat dari tani. Atau<br />

guru mengatakan kewajiban guru lebih<br />

berat dari kewajiban murid. Atau kewajiban<br />

raja lebih berat dari kewajiban alim. Tetapi<br />

semua kewajiban sepadan dengan nama<br />

jenis dan pekerjaan. Yang terpuji bukan<br />

besar atau kecilnya, tetapi kesanggupan<br />

membayarkannya.<br />

Tapi pembayaran kewajiban yang paling<br />

tinggi dan mulia ialah yang dikerjakan atas<br />

perintah hati, bukan lantaran mengikut<br />

perintah orang lain. Bukan lantaran paksaan<br />

atau pujian. Tidak pula terhenti lantaran maki<br />

dan cela. Ia harus ditimbang dengan hati<br />

sanubari sendiri.<br />

Masyarakat tak ubahnya dengan<br />

perputaran roda mesin. Berputar setelah<br />

bergerak dan berjalan lebih dahulu motor atau<br />

stoom yang menyebabkan bergerak segala<br />

mesin. Kalau satu mesin tak mau bergerak,<br />

rusak atau berkarat, maka roda itupun akan<br />

berhenti jalannya, sehingga akhirnya rusak<br />

binasalah seluruh mesin itu.<br />

Maka kesempurnaan perjalanan roda<br />

masyarakat ialah pada teguhnya tiap tiap<br />

bahagian mesin menjalankan kewajibannya.<br />

Teguh membayarkan kewajiban, itulah<br />

pokok segala keutamaan. Dialah Ibunya dan<br />

daripadanya timbul anak-anak yang banyak.<br />

Membayarkan kewajiban itu adalah suatu<br />

perkara yang amat penting dan besar. Sebab<br />

di dalam mengerjakan wajib itulah terjadi<br />

perjuangan di antara perasaan hati yang suci<br />

dengan dorongan nafsu. Barang siapa yang<br />

tidak mempunyai kekuatan untuk menangkis<br />

dorongan itu, terbengkalailah kewajibannya,<br />

dan jatuhlah derajatnya di dalam hidupnya.<br />

Kalau rasa menunanikan kewajiban ini<br />

telah berurat berakar di dalam budi pekerti,<br />

maka perselisihan-perselisihan kecil lantaran<br />

merebut pasaran, merebut pangkat, merebut<br />

kehormatan dan lain sebagainya akan hilang<br />

dengan berangsur-angsur. Sebab, orang yang<br />

mengerjakan kebaikan itu lantaran memang<br />

wajib mengerjakan kebaikan, dan orang<br />

meninggalkan kejahatan karena memang<br />

wajib meninggalkan kejahatan. Tidak ada lagi<br />

aniaya diantara satu sama lain, dan tidak ada<br />

lagi keluhan. Itulah dari segenap kehidupan<br />

Bani Insan dan tujuan setiap bangsa.<br />

Sebab itu maka bagi seorang pengajar<br />

timbullah suatu kewajiban yaitu memperluas<br />

hati dalam tiap diri bangsa dan umatnya.<br />

Perasaan yang halus itu menunjukkan<br />

kemana kita akan pergi sehingga timbul<br />

ilham (inspirasi) Tuhan Yang Maha Kuasa<br />

atas hidupnya. Maka tunaikanlah segala<br />

kewajiban meskipun bagaimana sukar<br />

melakukannya. Orang rela bersusah payah<br />

menempuh sengsara, asal kewajibannya<br />

dapat ditunaikannya. Untuk menyempurnakan<br />

keajiban itulah kita hidup.


Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />

49


50<br />

Jendela Dunia Berbagi<br />

TAHUN V / Februari - Maret 2013

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!