matahati%20-21feb-21maret
matahati%20-21feb-21maret
matahati%20-21feb-21maret
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pantang<br />
Menyerah<br />
HADAPI<br />
BENCANA<br />
Tahun V<br />
21 Februari - 21 Maret 2013<br />
JENDELA DUNIA BERBAGI<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
1
2 Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013
Keluarga Besar LAZISMU<br />
Turut Berduka Cita atas Meninggalnya :<br />
Dr. Tarmizi Taher<br />
dalam usia 77 tahun<br />
pada hari Selasa 12 Februari 2013,<br />
pukul 04.00 WIB<br />
Prof. Dr. H. Qomari Anwar, MA.<br />
dalam usia 60 tahun<br />
pada hari Ahad, 10 Februari 2013,<br />
pukul 10.40 WIB<br />
Jend. TNI (Purn) Faisal Tanjung<br />
Dalam usia 73 tahun,<br />
pada hari Senin 18 Februari 2013,<br />
pukul 06.22 WIB<br />
Semoga Allah SWT Memberikan<br />
Maghfi rah dan Jannah-Nya, Amin.<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
1
TIM MANAJEMEN<br />
WALI AMANAH:<br />
Prof. Dr. H.M. Amin Rais, M.A<br />
Prof. Dr. H.A. Syafi ’i Maarif, M.A<br />
Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, M.A<br />
Prof. Dr. Malik Fajar, M.Sc<br />
DEWAN SYARIAH:<br />
Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc, M.A<br />
Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A<br />
Prof. Dr. H. Fathurrahman Jamil, M.A<br />
BADAN PENGAWAS:<br />
Drs. H.A. Dahlan Rais, M.Hum<br />
Drs. H. Goodwil Zubir<br />
Prof. Dr. H. Fasichulalisan, Apt.<br />
BADAN PENGURUS:<br />
KETUA & WAKIL:<br />
Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari<br />
H. Syafruddin Anhar, S.E., M.E<br />
Drs. H. Irsyadul Halim<br />
SEKRETARIS<br />
Ahmad Imam Mujadid Rais, S.Ip<br />
PIMPINAN UMUM:<br />
M. Khoirul Muttaqin<br />
DEWAN REDAKSI:<br />
A.I. Mujadid Rais<br />
Nanang Qadir | Hari Eko<br />
Upik Rahmawati<br />
PIMPINAN REDAKSI:<br />
Agus Yuliawan<br />
REDAKTUR PELAKSANA:<br />
Fathurroji<br />
SEKRETARIS:<br />
Nazhori Author<br />
REDAKTUR:<br />
Ahmad Muhajir A<br />
STAF REDAKSI:<br />
Heru Lianto | Miftahul Choir<br />
Aprilia Hariani<br />
LAY OUT:<br />
Langit Putra Cahaya<br />
FOTOGRAFER:<br />
Liyanto<br />
IKLAN & KEUANGAN:<br />
Upik Rahmawati<br />
SIRKULASI:<br />
M. Ali Imron | Wira Noer Riadho<br />
COVER FOTO : Arif Nur Cholis<br />
2 Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
TIM REDAKSI<br />
Banjir<br />
Menjadikan Peduli<br />
Puji syukur semoga Allah selalu menghiasi hati dan lisan kita,<br />
karena besarnya nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita,<br />
sehingga kita bisa menjalankan aktivitas sebagai khalifah<br />
di muka bumi ini. Semoga amanah ini benar-benar bisa kita<br />
pertanggungjawabkan di hadapan Ilahi Rabbi. Amin.<br />
Shalawat dan salam untuk manusia teladan, Nabi Muhammad<br />
SAW, sosok yang telah memberikan cahaya ilahi dari ajaran Islam<br />
yang dibawanya. Semoga apa ynag menjadi risalah kenabian,<br />
mampu kita realisasikan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.<br />
Pembaca yang budiman, awal tahun 2013 Allah telah memberikan<br />
ujian berat untuk warga Kota Jakarta. Ujian berupa hujan yang<br />
tiada henti sehingga menyebabkan banjir besar di Ibukota ini. Banjir<br />
meluluhlantahkan Ibukota Jakarta, kota terbesar yang digadanggadang<br />
oleh banyak orang sebagai kota untuk mencari sesuap nasi.<br />
Jakarta, ketika banjir tak banyak berarti. Perekonomian yang biasanya<br />
berjalan lancar menjadi mandeg, kerugian pun tak karuan banyaknya.<br />
Seolah ada satu komando, banjir yang membenamkan sebagian<br />
Jakarta ini menggerakkan hati banyak orang untuk saling berbagi,<br />
saling menolong, saling member dan saling berempati. Tiba-tiba,<br />
masyarakat begitu peduli.<br />
Hadirnya rasa peduli antrsesama ini hendaknya terus dibangun<br />
meski tak ada lagi bencana. Budaya saling tolong menolong yang<br />
menjadi budaya bangsa ini harus dibangkitkan lagi, meski harus<br />
menelan pil pahit berupa bencana. Tapi setidaknya, bencana banjir<br />
Jakarta ini harus menjadi starting point untuk membudayakan saling<br />
tolong menolong dan peduli dengan sesame.<br />
Pembaca yang budiman, edisi Februari 2013 ini, redaksi mencoba<br />
mengupas seputar banjir yang melanda Jakarta. Ketika bencana ada,<br />
kita telah diberi tontonan edukasi yang tak ternilai harganya, yaitu<br />
budaya saling menolong dan peduli dengan sesama. Semoga budaya<br />
tersebut terus tumbuh di hati para pembaca, sehingga untuk peduli<br />
menolong tak harus menunggu bencana datang. Setiap saat kita siap<br />
untuk saling menolong dan peduli dengan sesama.<br />
Semoga hadirnya Majalah Mata Hati ini bisa memberikan inspirasi<br />
bagi pembaca untuk mengambil hikmah. Amin. Selamat membaca.<br />
REDAKSI<br />
JENDELA DUNIA BERBAGI<br />
ALAMAT REDAKSI:<br />
Jl. Menteng Raya 62 Jakarta Pusat 10340<br />
Telp. 021-3150400 | Fax. 021 - 3143230<br />
Email. info@lazismu.org | Website. www.lazismu.org
M. KHOIRUL MUTTAQIN<br />
Direktur Utama LAZISMU<br />
Belajar Dari<br />
BENCANA<br />
ALAM<br />
Alam telah ‘marah’. Tempat kita berpijak pada dekade akhir-akhir<br />
ini kerap melampiaskan kemarahannya dengan memberikan secuil<br />
hidangan bencana alam. Bila tempat kita berpijak satu-satunya<br />
sudah enggan dengan kita yang tak ramah dengan alam, lalu<br />
kemana lagi kita akan berpijak di alam jagad raya ini?<br />
Tahun 2013, Indonesia membuka lembarannya dengan suguhan<br />
air bah yang datang dari dataran atas maupun dari bawah. Hujan yang<br />
mengguyur beberapa hari telah seperti menyuruh wilayah Bogor untuk<br />
menumpahkannya ke Jakarta, berbarengan dengan itu air pasang laut<br />
menanti air segar yang segera datang. Bertemulah dua air dari atas, dan<br />
bawah jadilah banjir besar Jakarta.<br />
Indonesia tak pernah sepi dari bencana alam. Mulai tanah longsor,<br />
banjir di mana-mana, gunung meletus, tsunami, badai puting beliung dan<br />
hantaman gelombang yang dahsyat, semua meminta pengorbanan ribuan<br />
nyawa manusia tanpa terkecuali. Semua terkena imbasnya dan dengan<br />
sekejap kita kehilangan orang-orang yang kita sayangi.<br />
Adakah yang salah dengan kita? Sudah berkali-kali generasi kita ini<br />
harus menerima siksa dunia yang pedih sebelum hari pembalasan? Para<br />
ahli berpendapat mekanisme kejadian bencana, tetapi bencana telah<br />
lewat dan kerugian telah mendera kita semua. Para meteorolog berbusabusa<br />
menjelaskan tentang penyebab mekanisme datangnya badai dan<br />
gelombang di lautan, tetap saja badai telah lewat. Dan kerugian tetap kita<br />
alami.<br />
Secara rasional kita bisa berpikir, bahwa datangnya air bah pada banjir<br />
yang melahap kita semua karena terjadi penebangan hutan liar, tata kelola<br />
air yang tidak beres ataupun segala alasan ilmiah dapat kita paparkan<br />
sebagai penjelas atas penyebab banjir. Tetapi, ada satu tata nilai yang<br />
terabaikan oleh kita semua, yaitu pemahaman yang menyeluruh tentang<br />
kearifan hidup di alam raya ini.<br />
Banyak sekali tata nilai yang telah kita koyak dengan alasan<br />
modernisasi. Budaya adiluhung dimodifi kasi hingga kehilangan substansi.<br />
Alam tereksploitasi tanpa henti kita mengeruk isi bumi. Dan kita lupa diri,<br />
kita telah mengambil tanpa berfi kir mengembalikan. Kita telah menebang<br />
tanpa menanam, kita telah mengubah budaya lama dengan meninggalkan<br />
tata nilai yang ada.<br />
Di perkotaan, alam dipaksa menampung pemukiman dengan<br />
mengabaikan keseimbangan alam, keberagamaan dilakukan dengan<br />
mengedepankan simbolitas tanpa menyentuh substansi. Amal, sedekah, dan<br />
segala bentuk kegiatan sosial dikemas sedemikian rupa sebagai pameran<br />
mata hati<br />
di media sebagai perwujudan bentuk riya’.<br />
Dan sehabis pameran berlangsung, si miskin<br />
tetap terkapar dalam kemiskinannya, si janda<br />
renta harus bungkuk memikul beban berat<br />
kehidupannya.<br />
Di belahan dunia yang lain atas nama<br />
perdamaian digelarlah perang, diperlombakan<br />
senjata pemusnah masal, disekenario usaha<br />
saling bunuh antara manusia satu dengan<br />
yang lainnya. Perang saling membunuh tak<br />
berkesudahan, anak-anak dan wanita mati<br />
diterjang peluru dan ledakan. Anak-anak<br />
yang hidup belajar tentang perang, saling<br />
membunuh, mayat-mayat terkapar di depan<br />
mata dalam kesehariannya. Maka jadilah<br />
manusia-manusia perang, manusia yang<br />
tercerabut rasa kemanusiaannya. Inikah<br />
perdamaian yang kita impikan?<br />
Pernikahan yang mestinya menjadi<br />
sarana pertanggung jawaban moral manusia<br />
diberikan aturan yang ketat dan mengikat,<br />
sementara syahwat manusia tiap hari digoda<br />
dengan tontonan yang merangsang syahwat<br />
di berbagai media. Sudah tidak terhitung<br />
lelaki dan perempuan berumah tangga yang<br />
terjebak pada perzinahan, anak-anak sekolah<br />
yang melakukan aktivitas seksual di luar<br />
nikah, yang sampai hamil tanpa pertanggung<br />
jawaban.<br />
Bukankah Tuhan melembagakan<br />
pernikahan sebagai sarana untuk kelestarian<br />
manusia di bumi dan memberikan<br />
ketenangan bagi lelaki dan perempuan?<br />
Tetapi manusia mensia-siakan atas nama<br />
kenikmatan, tetapi lepas dari pertanggung<br />
jawaban.<br />
Inilah kerusakan yang selama ini kita<br />
lakukan. Melakukan kerusakan kepada alam,<br />
melakukan tindakan melawan kemanusiaan<br />
atas nama kemanusiaan. Kita lupa bahwa<br />
tugas sesungguhnya sebagai manusia adalah<br />
sebagai wakil Tuhan di muka bumi, khalifatul<br />
fi l ardl, yang senantiasa bersikap kasih dan<br />
sayang, mensifati sifat Tuhan.<br />
Bila kita tidak segera berbenah diri,<br />
belajar dari kesalahan yang ada, mungkin<br />
kita akan dipaksa “tahu” oleh Tuhan. Tuhan<br />
akan memberikan pelajaran bagi orang<br />
bodoh sekalipun, meskipun dengan jalan<br />
membenturkan kepalanya pada tembok<br />
realitas.<br />
“Telah nampak kerusakan di darat dan di<br />
laut disebabkan karena perbuatan tangan<br />
manusia, supaya Allah merasakan kepada<br />
mereka sebagian dari akibat perbuatan<br />
mereka agar mereka kembali ke jalan yang<br />
benar”. (QS : Ar Rum : 41).<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
3
2 Editorial<br />
Banjir Menjadikan Peduli<br />
4 Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
JENDELA DUNIA BERBAGI<br />
3 Mata Hati<br />
Belajar dari Bencana Alam<br />
38 Konsultasi<br />
Zakat Peternakan<br />
39 Motivasi<br />
Bodoh dan Kebodohan<br />
48 Renungan Hati<br />
Hidup Untuk Menunaikan<br />
Kewajiban<br />
Tatap Mata<br />
14 Pantang Menyerah<br />
Hadapi Bencana<br />
Indonesia merupakan<br />
negara yang rentan dengan<br />
berbagai bencana alam<br />
seperti gempa bumi, tanah<br />
longsor dan tsunami.<br />
Fokus Mata Hati<br />
6 Hadapi Bencana dengan Kearifan Lokal<br />
Indonesia negara rawan bencana. Setidaknya ada 13 jenis<br />
bencana yang siap mengepung negeri kepulauan ini.<br />
9 Peran Muhammadiyah Atasi Bencana<br />
Tingginya intensitas banjir di Jakarta membuat sejumlah<br />
lembaga kemanusiaan dan bencana alam merapatkan<br />
barisan melakukan evakuasi dan memberikan pertolongan<br />
korban banjir. Muhamadiyah bahu membahu dengan<br />
menerjunkan relawan, tim medis dan menggalang dana<br />
bantuan.<br />
11 Merajut Hikmah Dibalik Bencana Banjir<br />
Hikmah dibalik bencana banjir, manusia bisa saling<br />
tolong menolong memberi bantuan dana, makanan,<br />
minuman, obat-obatan dan pertolongan lainnya. Hal<br />
ini mencerminkan bahwa diantara kita masih ada rasa<br />
kepedulian.
Kisah Sukses<br />
16 H. Nuzli Arismal: Gelorakan Jiwa Wirausaha<br />
Sosoknya sederhana dan low profi le. Songkok di kepala dan<br />
pakaian koko selalu menjadi ciri khas dalam berbusana.<br />
Dialah H. Nuzli Arismal yang akrab dipanggil Haji Alay.<br />
Hati Keluarga<br />
18 Jika Gaji Istri Lebih Tinggi<br />
Penghasilan istri yang lebih<br />
besar dari suami sering<br />
mengakibatkan dilema<br />
dan masalah di keluarga.<br />
Istri merasa angkuh<br />
karena berkuasa dengan<br />
penghasilannya.<br />
22 Tubuh Bugar di tengah Cuaca Sangar<br />
36 Tips Aman Naik Angkot<br />
24 Muhammadiyah Buka 47 Posko Korban Banjir<br />
26 Uluran Tangan untuk Korban Gunung Rokatenda<br />
27 Tanggul Citarum Jebol, Angkatan Muda Siaga<br />
28 Mengenalkan Parenting Sejak Dini<br />
29 Bahu Membahu Cari Korban Longsor<br />
30 Tekad Sekolah Vina, Semangat Si Joki 3 in 1<br />
37 SMN Berkomitmen Peduli Bangsa<br />
40 Arasy Bergetar Saat Saad Wafat<br />
daftarisi<br />
Tahun V / 21 Februari - 21 Maret 2013<br />
20 Jangan Biarkan<br />
Anak menjadi Yatim<br />
“Psikologis”<br />
Jangan biarkan anak-anak<br />
kita menjadi yatim piatu<br />
secara psikologis karena<br />
jarang mendapatkan kasih<br />
sayang dari orangtua.<br />
In-Tips Jejak Ulama<br />
Info LAZISMU<br />
CSR<br />
Hikayah<br />
Buah Hati<br />
41 Yusuf Al-Makassari:<br />
Namanya Harum dalam<br />
Pengasingan<br />
Ekonomi Syariah<br />
42 Sektol Riil Syariah<br />
Menjadi Kebutuhan<br />
Komunitas<br />
44 Bis Mania Community<br />
45 - REVIEW<br />
46 - JELAJAH WEB<br />
47 - KEDIP MATA<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
5
fokus mata hati<br />
Indonesia negara rawan bencana.<br />
Setidaknya ada 13 jenis bencana<br />
yang siap mengepung negeri<br />
kepulauan ini, yaitu bencana<br />
geologi meliputi gempa bumi,<br />
tsunami, erupsi gunungapi;<br />
bencana hidrometeorologi seperti<br />
banjir, tanah longsor, kekeringan,<br />
kebakaran lahan dan hutan, puting<br />
beliung, dan gelombang pasang;<br />
bencana biologi (epidemic, wabah<br />
penyakit; dan bencana sosial (konfl ik<br />
sosial, teror).<br />
Dalam sebuah kesempatan, Direktur<br />
Tanggap Darurat Badan Nasional<br />
Penanggulangan Bencana (BNPB)<br />
Tri Budiarto mengatakan, kesadaran<br />
masyarakat dalam menghadapi<br />
bencana sangat diperlukan. Kearifan<br />
lokal yang dimiliki masing-masing<br />
daerah, menjadi modal utama untuk<br />
meminimalisir dampak bencana.<br />
“Pada dasarnya masyarakat memiliki<br />
kearifan lokal atau local wisdom.<br />
Itu harus dibangun. Masyarakat<br />
harus diposisikan dan memposisikan<br />
masyarakat tangguh,” kata Tri Budiarto.<br />
Ketangguhan tersebut meliputi kesigap<br />
siagaan saat terjadi bencana.<br />
Budiarto juga menegaskan bahwa<br />
masalah bencana bukan hanya<br />
tugas pemerintah semata tetapi juga<br />
masyarakat. “Pemerintah tidak mungkin<br />
kerja sendiri. Oleh karena itu harus<br />
Hadapi Bencana<br />
dengan Kearifan Lokal<br />
Indonesia negara rawan bencana. Setidaknya ada 13 jenis bencana yang siap mengepung<br />
negeri kepulauan ini, yaitu bencana geologi meliputi gempa bumi, tsunami, erupsi<br />
gunungapi; bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran<br />
lahan dan hutan, puting beliung, dan gelombang pasang; bencana biologi (epidemic, wabah<br />
penyakit; dan bencana sosial (konflik sosial, teror).<br />
Jendela Dunia Berbagi 6 TAHUN V 05 / Februari / Februari - Maret 2013 2013<br />
bersama-sama dengan masyarakat,”<br />
tegasnya.<br />
Tahun 2013 ini, BNPB memprediksi<br />
akan banyak daerah di Indonesia yang<br />
terkena bencana banjir, longsor dan<br />
puting beliung. Kepungan bencana itu,<br />
seiring dengan meningkatnya curah<br />
hujan. Maka beriringan dengan itu,<br />
potensi merebaknya bencana banjir,<br />
longsor dan puting beliung di Indonesia<br />
tak terhindarkan.<br />
Menurut Kepala Pusat Data dan<br />
Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho,<br />
banjir menjadi bencana yang dominan.<br />
Bencana banjir telah terjadi di 25<br />
kabupaten atau kota. Sedangkan longsor<br />
terjadi 15 kabupaten atau kota. Dan<br />
puting beliung terhadi di 12 kabupaten<br />
atau kota. Kejadian ini akan terus<br />
bertambah mengingat musim hujan<br />
masih berlangsung hingga akhir Maret<br />
2013.<br />
Menurut Sutopo, bencana puting<br />
beliung berpotensi terjadi pada Maret<br />
hingga April 2013. Sementara banjir dan<br />
longsor berpotensi terjadi hingga Maret<br />
2013. Puncak banjir dan longsor terjadi<br />
pada Januari-Februari 2013.<br />
«Sebanyak 315 kabupaten/kota<br />
dengan penduduk 60,9 juta jiwa tinggal<br />
di daerah rawan sedang-tinggi banjir di<br />
Indonesia. Sedangkan 270 kabupaten/<br />
kota dengan penduduk 124 juta jiwa<br />
berada di daerah rawan longsor sedang-<br />
tinggi,» ungkapnya.<br />
Hingga Maret 2013, papar Sutopo,<br />
banjir lahar dingin berpotensi terjadi<br />
di Gunung Merapi, Gamalama, Bromo,<br />
Lokon, dan Soputan. Sementara bencana<br />
kekeringan perpotensi terjadi selama<br />
Agustus-Oktober di Jawa, Bali, NTT, dan<br />
daerah-daerah defi sit air.<br />
Sementara untuk bencana gempa<br />
bumi dan tsunami tidak dapat diprediksi<br />
karena bersifat mendadak. Selama<br />
tahun 1629-2012 tedapat sekitar 172<br />
tsunami di Indonesia. «Potensi tsunami<br />
terdapat di 233 kabupaten/kota dengan<br />
penduduk 5 juta jiwa,» katanya.<br />
Untuk mengantisipasi bencana<br />
yang akan datang itu, BNPB mulai<br />
melaksanakan masterplan Pengurangan<br />
Risiko Bencana Tsunami. Ada empat<br />
program besar dari pelaksanaan<br />
masterplan tersebut yakni penguatan<br />
rantai peringatan dini tsunami,<br />
pembangunan dan peningkatan<br />
tempat evakuasi sementara,<br />
penguatan kapasitas kesiapsiagaan<br />
dan pengurangan risiko bencana, dan<br />
pengembangan kemandirian industri<br />
kebencanaan.<br />
Tahun ini, dana yang disediakan<br />
BNPB sebesar Rp 1 triliun. Sedangkan<br />
kebutuhan total untuk masterplan<br />
tersebut mencapai Rp16,7 triliun dalam<br />
5 tahun. Oleh karena itu, pelaksanaan<br />
2013 akan diprioritaskan pada daerah
awan tinggi tsunami seperti Megathrust<br />
Mentawai, Kawasan Selat Sunda, dan<br />
Pantai Selatan Jawa, Kawasan Pantai<br />
Selatan Bali -Nusa Tenggara, dan<br />
Kawasan Papua.<br />
Pendekatan Kearifan<br />
Lokal<br />
Penanganan penanggulangan<br />
bencana dengan kearifan lokal juga<br />
pernah disampaikan oleh Presiden<br />
Susilo Bambang Yudhoyono, pentingnya<br />
memadukan kearifan lokal dengan<br />
teknologi baru serta ilmu pengetahuan<br />
dalam menangani bencana alam.<br />
Sebagai negara kepulauan, Indonesia<br />
sangat rentan bencana alam. «Kita perlu<br />
mengapresiasi kearifan lokal dalam<br />
menghadapi bencana yang sudah ada<br />
sejak dulu,» kata Presiden SBY.<br />
Indonesia akan meningkatkan<br />
kapasitas lokal yakni kesiapan semua<br />
kalangan bersama Pemerintah Daerah<br />
dalam menghadapi bencana dengan<br />
menggalakkan program-program<br />
pengurangan resiko bencana. «Kita<br />
telah membentuk kampung siaga untuk<br />
tempat-tempat terpencil dan desa pesisir<br />
tangguh di wilayah perairan. Desadesa<br />
tersebut menjadi jaringan untuk<br />
meningkatkan kapasitas lokal,» ujarnya.<br />
Oleh karena itu, imbuh SBY, harus<br />
ada kerjasama antara pemangku<br />
kepentingan di tingkat nasional dan<br />
pemangku kepentingan tingkat lokal.<br />
«Indonesia bagitu besar dan banyak<br />
daerah terpencil. Maka tidak ada jalan<br />
lain untuk tidak melakukan Disaster Risk<br />
Reduction (DRR),” paparnya<br />
Sementara itu terkait banjir yang<br />
melanda negeri ini, terutama wilayah<br />
Jakarta Hajriyanto Y Thohari Ketua<br />
Badan Pengurus LAZIS Muhammadiyah<br />
yang sekaligus Wakil Ketua MPR RI ini<br />
mengatakan, kita harus beradaptasi<br />
dengan banjir. Bukankah sering kali<br />
kita mendengar ajaran dalam kearifan<br />
lokal (local wisdom) bahwa kita harus<br />
selalu mengembangkan kehidupan yang<br />
harmoni dengan manusia, alam, dan<br />
Tuhan?<br />
Banjir di Jakarta harus dipandang<br />
sebagai fenomena alam. Meskipun<br />
banjir ini terjadi akibat rusaknya alam<br />
dan lingkungan akibat tangan-tangan<br />
manusia, namun banjir nyatanya sudah<br />
menjadi fakta alam di Jakarta. Maka,<br />
kita harus mulai hidup penuh harmoni<br />
dengan banjir. “Sudah saatnya kita<br />
berdamai dengan banjir dan alam,”<br />
tuturnya.<br />
Kalimat berdamai dengan banjir<br />
bukan tanpa sebab, nyatanya kita<br />
belum mampu mengatasi--apalagi<br />
menghentikan--banjir di Jakarta. Sudah<br />
berapa gubernur silih berganti mengurus<br />
Jakarta dengan segala konsep, rencana,<br />
dan janji-janji untuk mengatasinya, baik<br />
jangka pendek maupun jangka panjang,<br />
tetapi kenyataannya banjir tetap<br />
terjadi dengan tingkat keparahan kian<br />
meningkat.<br />
“Kita tidak perlu saling menyalahkan.<br />
Kita tidak perlu berapologi bahwa banjir<br />
Jakarta adalah ‘banjir kiriman’. Maka,<br />
satu-satunya jalan yang tersisa adalah<br />
menyerah dan kemudian berdamai<br />
dengan banjir.”<br />
Banjir di Jakarta papar Hajriyanto,<br />
sudah sama seperti musim dingin<br />
ekstrem dan menggigit di Eropa. Tidak<br />
ada jalan untuk mengatasi cuaca dingin<br />
ekstrem di Barat, kecuali berdamai<br />
dengan dingin: mengenakan pakaian<br />
tebal (overcoat), makan makanan<br />
bergizi, tinggal di rumah berpelindung,<br />
menciptakan alat penghangat ruangan,<br />
menggunakan moda transportasi yang<br />
kedap dingin, dan seterusnya.<br />
Demikian juga, kita dan banjir.<br />
Banjir sudah menjadi fenomena alam,<br />
dan faktor-faktornya terlalu kompleks.<br />
Ada faktor alamiah, ada banyak pula<br />
karena tangan manusia. Semuanya<br />
berakumulasi menjadi satu. Tetapi, apa<br />
pun faktor penyebabnya, banjir sudah<br />
menjadi kenyataan rutin, periodik, dan<br />
pasti terjadi dengan tingkat keparahan<br />
makin memburuk dari tahun ke tahun.<br />
“Banjir adalah kawan kita, sahabat<br />
kita, dan saudara kita. Banjir adalah<br />
tetangga kita, tetangga dekat kita.<br />
Kita harus saling menyapa dan saling<br />
bertoleransi dengan banjir. Ayo, kita<br />
warga Jakarta, mulai berdamailah<br />
dengan banjir,” tuturnya.<br />
Seorang penulis tentang lingkungan,<br />
Hermansyah menjelaskan dalam<br />
tulisannya, bahwa kondisi alam<br />
yang rentan bencana ini, idealnya<br />
masyarakat melengkapi diri dengan<br />
sistem peringatan dini (early warning<br />
system) sebagai bagian dari upaya<br />
mitigasi bencana. Sistem peringatan<br />
dini yang paling sederhana dan paling<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN TAHUN V / Februari 05 / Februari - Maret 2013<br />
7
fokus mata hati<br />
mudah dipahami masyarakat sejatinya adalah tanda-tanda yang<br />
diberikan alam. Bencana pada Ahad, 26 Desember 2004, Tsunami<br />
Aceh seharusnya mengajarkan kepada kita bahwa sebagian besar<br />
masyarakat modern telah melupakan alam sebagai pemberi sistem<br />
peringatan dini yang paling sederhana dan mudah dipahami.<br />
Sistem mitigasi bencana berbasis alam itu sebenarnya merupakan<br />
bagian dari kearifan lokal yang berkembang di Indonesia dan sudah<br />
ada turun-temurun. Di Simeulue, misalnya, selain ada peringatan dini<br />
tsunami dalam bentuk budaya bertutur, juga berkembang sikap dan<br />
kesadaran masyarakat untuk menanam mangrove. Terbukti, saat<br />
tsunami menghantam pulau di Aceh Tenggara ini, tinggi gelombang<br />
yang sampai di daratan hanya dua hingga empat meter. Berbeda dari<br />
ketinggian tsunami yang menerjang Meulaboh, Calang, dan Banda<br />
Aceh, yang mencapai 20 meter.<br />
Cerita kearifan lokal masyarakat Simeulue dalam mitigasi bencana<br />
telah membangkitkan minat baru pada penggalian konsep kearifan<br />
lokal. Pada tahun-tahun belakangan ini, semakin banyak orang tertarik<br />
mempelajari hubungan antara kearifan lokal dan bencana alam.<br />
Dalam khazanah pengurangan risiko bencana, ada empat argumen<br />
dasar yang mendukung pentingnya kearifan lokal.<br />
Pertama, berbagai praktek dan strategi spesifi k dalam kearifan<br />
lokal, yang terbukti sangat berharga dalam menghadapi bencana<br />
alam, dapat ditransfer dan diadaptasi komunitas-komunitas lain<br />
yang menghadapi situasi serupa. Kedua, pemaduan kearifan lokal ke<br />
dalam praktek dan kebijakan yang ada akan mendorong partisipasi<br />
masyarakat yang terkena bencana untuk mengambil peran utama<br />
dalam semua kegiatan pengurangan risiko bencana.<br />
Ketiga, informasi yang terkandung dalam kearifan lokal dapat<br />
membantu meningkatkan pelaksanaan proyek dengan memberikan<br />
informasi yang berharga tentang konteks setempat. Terakhir, cara<br />
penyebarluasan kearifan lokal yang bersifat nonformal memberi<br />
contoh yang baik untuk upaya pendidikan lain dalam hal pengurangan<br />
risiko bencana.<br />
Dalam penelitian yang dilakukan Koen Meyers dan Puteri Watson<br />
(Simeulue, Nias, dan Siberut, Indonesia Dongeng, Ritual, dan Arsitektur<br />
di Kawasan Sabuk Gunung Api) diungkapkan, praktek kearifan lokal<br />
terbukti dapat mengurangi dampak bencana alam di tiga pulau di<br />
Sumatera, yakni Simeulue, Nias, dan Siberut. Dengan kebudayaan<br />
yang berbeda, kasus di tiga pulau itu telah membuka mata dunia<br />
internasional ihwal praktek kearifan lokal yang sebelumnya luput dari<br />
perhatian.<br />
Pelajaran yang paling mendasar dari pengetahuan ekologi<br />
adalah sistem kepercayaan dapat membantu menciptakan sikap<br />
Jendela Dunia Berbagi 8 TAHUN V 05 / Februari / Februari - Maret 2013<br />
2013<br />
budaya bersama dan semangat masyarakat, yang<br />
pada gilirannya dapat membantu masyarakat untuk<br />
menahan bahaya alam dan risiko bencana. Kegiatan<br />
desa secara kolektif, bahkan mungkin menyimulasikan<br />
unsur bencana alam melalui tindakan simbolis, bisa<br />
menjadi peristiwa katarsis (pemantik) bagi seluruh<br />
masyarakat.<br />
Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Berry Nahdian<br />
Furqon mengatakan banjir yang melanda sebagian<br />
wilayah di Indonesia akibat kurangnya perhatian<br />
pemerintah dalam pengelolaan lingkungan, buruknya<br />
pengelolaan tata ruang. Dalam UU Pengelolaan<br />
Lingkungan, diamanahkan 30 % untuk lahan<br />
hijau, namun hal tersebut tidak terealisasi bahkan<br />
pemerintah terkesan melanggar konstitusi.<br />
Berry mengatakan saat ini daya dukung kita<br />
semakin menurun dan kemampuan untuk melakukan<br />
antisipasi dan mitigasi juga sangat lemah. “Kita salah<br />
urus dalam pengelolaan tata ruang, salah dalam<br />
pengelolaan tata ruang terbuka hijau yang semakin<br />
sempit,” kata Berry.<br />
Dalam laporan dan analsis yang dikeluarkan<br />
WALHI dalam environmental outlook 2013,<br />
kerentanan pulau Jawa terlihat dari kontribusi<br />
bencana ekologis sebesar 46,8% dari problem<br />
lingkungan di pulau Jawa. Saat ini, pembangunan di<br />
pulau Jawa yang sudah tidak lagi mampu didukung<br />
dan ditampung oleh kondisi lingkungan, dimana<br />
dari seluruh problem lingkungan di beberapa<br />
propinsi di Jawa memperlihatkan bahwa bencana<br />
ekologis menempati posisi yang tinggi seperti DKI<br />
(51,9%), Banten (62,5%), Jabar (48,0%). Kondisi<br />
ini dipengaruhi oleh model pembangunan dan<br />
perencanaan yang masih meletakan lingkungan<br />
bukan sebagai faktor utama yang harus diperhatikan.<br />
[FATHUR]
Peran<br />
Muhammadiyah<br />
Atasi Bencana<br />
Tingginya intensitas banjir di Jakarta membuat sejumlah<br />
lembaga kemanusiaan dan bencana alam merapatkan barisan<br />
melakukan evakuasi dan memberikan pertolongan korban<br />
banjir. Muhamadiyah bahu membahu dengan menerjunkan<br />
relawan, tim medis dan menggalang dana bantuan.<br />
Sejak banjir melumpuhkan<br />
wilayah Jakarta, sejumlah<br />
lembaga kemanusiaan<br />
dan kegawatdaruratan<br />
merapat dalam komando<br />
Humanitarian Forum Indonesia<br />
(HFI). Secepat mungkin HFI<br />
mengadakan rapat yang dihadiri oleh<br />
beberapa lembaga kemanusiaan,<br />
diantarnya Muhammadiyah Disaster<br />
Management Centre (MDMC) melalui<br />
Tim DMC Rumah Sakit Islam Jakarta<br />
Pondok Kopi, DMC Dompet Dhuafa,<br />
PKPU, Taruna Siaga Bencana (Tagana),<br />
Pelkesi, dan Bantuan Darurat (BADAR).<br />
Koordinasi dilakukan dengan<br />
paparan dari masing-masing peserta<br />
tiap lembaga tentang penanganan<br />
korban banjir dan pascabanjir. Dari<br />
paparan tersebut didapat pemetaan<br />
fokus respon yang dilakukan masing<br />
masing lembaga, dan lokasi-lokasi<br />
yang ditangani.<br />
Dalam pertemuan tersebut keluar<br />
hasil keputusan antara lain; pertama,<br />
perlu adanya POSKO bersama yang<br />
menjadi pusat informasi bagi berbagai<br />
pihak, sehingga semua pihak dapat<br />
mengakses informasi dan menyalurkan<br />
bantuan dengan tepat sasaran<br />
sehingga tidak terjadi penumpukkan<br />
bantuan.<br />
Kedua, mengharapakan agar<br />
leading koordinasi berada di Badan<br />
Penanggulangan Bencana Daerah<br />
(BPBD), selaku pemangku kepentingan<br />
dalam penanggulangan bencana<br />
dan yang memiliki akses informasi<br />
terkait wilayah yang memiliki resiko<br />
dan rentan. Ketiga, untuk mengatasi<br />
masalah koordinasi yang ada, peserta<br />
meminta HFI untuk membuat<br />
koordinasi secara virtual melalui sarana<br />
telekomunikasi sepeti blackberry,<br />
telephone, twiter, email dan jejaring<br />
sosial yang ada.<br />
Melalui Muhammadiyah Disaster<br />
Management Center (MDMC),<br />
jaringan Muhammadiyah di DKI<br />
Jakarta dan sekitarnya dikerahkan<br />
untuk membantu warga yang harus<br />
mengungsi karena tingginya air di<br />
rumah warga. Termasuk membangun<br />
koordinasi dengan LAZISMU untuk<br />
menghimpun dana masyarakat.<br />
Sementara, Disaster Medic<br />
Commite (DMC) Rumah Sakit Islam<br />
Jakarta Pondok Kopi menyiapkan tim<br />
medis yang terdiri dari 1 dokter dan<br />
4 perawat untuk evakuasi air (Water<br />
rescue) bergerak menolong warga di<br />
Cililitan. “Kami bergerak membantu<br />
evakuasi warga. Namun banyak warga<br />
yang tidak mau dievakuasi karena<br />
tinggal di lantai dua dan juga sudah<br />
memiliki persediaan makanan untuk<br />
beberapa hari” ujar Musri, Komandan<br />
Tim.<br />
Sementara, jaringan akar rumput<br />
Muhammadiyah Jakarta terus<br />
menyiapkan diri sekaligus bersiaga<br />
dengan tempat tinggal mereka. Di<br />
Perguruan Muhammadiyah Matraman,<br />
Jl KHA Dahlan disiapkan posko<br />
penggalangan bantuan dan relawan<br />
untuk warga sekitar. Muhammadiyah<br />
di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat<br />
juga telah mengaktifkan posko. Di<br />
Jakarta Barat mengaktifkan posko di<br />
Kompleks Masjid Al Isra’, Jl Tanjung<br />
Duren Jakarta Barat. PDM Jakarta<br />
Barat juga membuka posko layanan<br />
di Cengkareng Barat. Sementara di<br />
Cengkareng Barat, posko dipusatkan<br />
di Masjid Al Barokah. “Ada 95 rumah<br />
yang terendam. Termasuk di sekitar<br />
Masjid Uswatun Khasanah ada 60<br />
rumah,” ujar Sekretaris PDM, Auliya<br />
Khasanofa.<br />
PDM Jakarta Selatan juga<br />
membuka posko di PCM Tebet Timur<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
9
fokus mata hati<br />
yang dipimpin langsung oleh Ketua<br />
MDMC, H Budi Setiawan. Posko yang<br />
dibuka di kompleks perguruan Tebet<br />
Timur itu membantu warga Bukit<br />
Duri yang membuka posko di Rumah<br />
Singgah Aisyiyah. Sementara untuk<br />
warga Kebon Baru di Masjid Nurul Haq.<br />
Pembentukan posko juga dilakukan<br />
di PCM Kebayoran Lama dan PCM<br />
Kebayoran Baru untuk membantu<br />
warga di Bintaro dan Cileduk.<br />
Disaster Medic Commite RSIJ<br />
Cempaka Putih juga telah ikut<br />
bergabung dalam penanganan korban<br />
banjir, dengan sasaran membantu<br />
evakuasi di Kampung Melayu.<br />
Sementara DMC RSIJ Pondok Kopi<br />
yang awalnya di Cililitan, pindah ke<br />
Kampung Pulo. “Tim selain membawa<br />
perahu karet juga membawa 100<br />
bungkus nasi” terang dr Iin Inayah,<br />
anggota pimpinan MDMC bidang<br />
Kesiapsiagaan.<br />
Kegiatan penanganan Peran<br />
Muhammadiyah juga didukung<br />
jaringan akar rumput Muhammadiyah.<br />
Koordinasi dengan Mapala UM<br />
Jakarta, Mapala UHAMKA juga<br />
jaringan organisasi otonom seperti<br />
IMM, IPM, Pemuda Muhammadiyah<br />
dan Nasyiah serta Aisyiyah secara<br />
kelembagaan terus dilakukan. “Kamis<br />
pagi di PP Muhammadiyah, Menteng<br />
Raya 62 kita koordinasikan jaringan<br />
relawan untuk membantu sistem<br />
komando yang dipegang MDMC DKI<br />
10<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
Jakarta” terang Indrayanto, Pimpinan<br />
MDMC Bidang Tanggap Darurat.<br />
Edukasi Lewat Sekolah<br />
Siaga Bencana<br />
Ada salah satu program menarik<br />
yang diusung Muhammadiyah<br />
ditengah bencana banjir yaitu sekolah<br />
siaga banjir. Konsep pendirian sekolah<br />
siaga bencana ini dimaksudkan untuk<br />
mengedukasi masyarakat siaga<br />
ketika akan terjadi bencana dan bisa<br />
mengurangi resiko korban. Misalnya<br />
pada saat gempa diprediksi akan<br />
terjadi pada pukul 10.00 pagi, maka<br />
warga bisa merencanakan kesiapan<br />
untuk menghadapinya. “Pemberian<br />
edukasi ini sangat penting supaya<br />
bisa meminimalisir resiko dan<br />
menyelamatkan masyarakat,” ujar Arif<br />
Nur Kholis sekretaris MDMC.<br />
Menurut Arif, program sekolah<br />
siaga bencana ini dibangun untuk<br />
meningkatkan kapasitas masyarakat<br />
dalam bentuk penyadaran,<br />
kesiapsiagaan, mitigasi dan<br />
perencanaan darurat menghadapi<br />
bencana. Risiko bencana bisa<br />
meningkat karena ketidaktahuan,<br />
kebodohan dan kemiskinan<br />
masyarakat sehingga dengan edukasi<br />
ini ada penanggulangan bencana.<br />
Dalam konsep ini masyarakat<br />
dikenalkan dengan berbagai masalah<br />
yang mengancamnya. Disini mereka<br />
harus mengerti ancaman mereka itu<br />
apa? Kapan terjadinya? Pengetahuan<br />
dasar ini sangat penting bagi<br />
masyarakat sehingga ketika terjadi<br />
banjir mereka bisa melakukan evakuasi<br />
ke tempat yang aman. “Kami juga<br />
tidak ingin anak-anak yang masih<br />
sekolah larut dengan bencana banjir.<br />
Disekolah ini kami ajarkan berbagai<br />
pengetahuan,” paparnya.<br />
Sekolah siaga bencana diusung<br />
oleh LAZISMU dan Muhammadiyah<br />
Disaster Managemen Center<br />
(MDMC) sebagai bentuk respon<br />
terhadap berbagai bencana yang<br />
ada di Indonesia. Di beberapa<br />
daerah sekolah seperti ini sudah<br />
dijalankan seperti di Malang, Jawa<br />
Timur yang menjalankan program ini<br />
di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1<br />
Sumbermanjing Kulon, Kecamatan<br />
Pegang, Malang.<br />
Kegiatan ini merupakan<br />
implementasi pelaksanaaan program<br />
pengurangan resiko bencana melalui<br />
sekolah yang dimana LAZISMU<br />
berperan sebagai penggalang dana.<br />
“Program sekolah siaga bencana<br />
dibangun untuk meningkatkan<br />
kapasitas masyarakat dalam bentuk<br />
penyadaran, kesiapsiagaan, mitigasi,<br />
dan perencanaan darurat menghadapi<br />
bencana,” paparnya.<br />
SD Muhammadiyah 1<br />
Sumbermanjing Kulon adalah kawasan<br />
yang rawan banjir karena diapit<br />
dua sungai yang selalu menguap<br />
dimusim hujan. Setiap musim hujan,<br />
kegiatan belajar mengajar harus<br />
diselingi membersihkan sekolah karena<br />
diterjang banjir.<br />
Budi Wahyuni Kepala SD<br />
Muhammadiyah 1 Sumbermanjing<br />
berharap dengan adanya sekolah<br />
ini supaya ada kesadaran dari<br />
masyarakat untuk menjaga<br />
lingkungan supaya tidak rawan<br />
banjir. Program sekolah siaga<br />
bencana ini dibentuk sebagai<br />
pelopor program siaga bencana<br />
di kabupaten tersebut dan bisa<br />
dikembangkan di beberapa<br />
daerah yang rawan banjir lainnya.<br />
“Bulan Desember sampai Februari<br />
pasti kena banjir dan siswa-siswi<br />
membersihkan sekolah bersamasama,”<br />
paparnya. [A MUHAJIR]
Merajut Hikmah<br />
Dibalik Bencana<br />
BANJIR<br />
Hikmah dibalik bencana banjir, manusia bisa saling tolong menolong<br />
memberi bantuan dana, makanan, minuman, obat-obatan dan<br />
pertolongan lainnya. Hal ini mencerminkan bahwa diantara kita masih<br />
ada rasa kepedulian.<br />
Musim hujan yang menyebabkan banjir<br />
di beberapa wilayah di Indonesia<br />
bahkan di dunia menjadi titik awal<br />
manusia untuk saling mengasihi dan<br />
menyayangi. Disaat banjir meluluh<br />
lantakan bendungan, menghanyutkan permukiman<br />
warga dan membuat puluhan orang mengungsi<br />
karena kehilangan tempat tinggal, muncul sifat yang<br />
hampir sirna yaitu kepedulian.<br />
Ribuan orang yang sebelumnya tidak saling<br />
kenal bahu membahu menolong korban banjir tanpa<br />
pamrih. Berbagai pihak datang membantu baik dari<br />
pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),<br />
pejabat, artis dan politisi berlomba menolong korban<br />
dengan memberikan makanan, pakaian, obat-obatan,<br />
uang dan kebutuhan lainnya.<br />
Hal ini juga ditunjukkan aparat TNI yang<br />
langsung terjun di lapangan membantu<br />
penyelamatan korban yang terjebak banjir. Mereka<br />
juga menyediakan tenda darurat, menyediakan obatobatan<br />
dan mengerahkan pasukan bekerja siang<br />
dan malam untuk membangun tanggul yang jebol.<br />
Kepedulian memang sudah nyaris tidak ada tapi<br />
dengan bencana banjir ternyata menyatukan kembali<br />
jati diri sebagai bangsa yang suka menolong.<br />
Sayangnya, langkah kemanusiaan semacam<br />
itu tidak termanfaatkan dengan baik untuk<br />
kemaslahatan jangka panjang. Pemimpin masyarakat<br />
tidak menjadikan peristiwa bencana dan respons<br />
warga masyarakat yang positif seperti itu sebagai<br />
momentum untuk merekatkan solidaritas sosial dan<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
11
fokus mata hati<br />
meningkatkan kapital (modal) sosial.<br />
Tidak ada langkah yang menginspirasi<br />
warga masyarakat bahwa banjir<br />
adalah persoalan kita bersama.<br />
Di tengah situasi seperti ini<br />
pembangunan kultur masyarakat perlu<br />
ditingkatkan dalam wujud solidaritas<br />
sosial dikehidupan sehari-hari.<br />
Masing-masing orang jangan hanya<br />
sibuk dengan urusan masing-masing.<br />
Jangan sampai rasa sosialnya rendah<br />
sehingga tidak peka melihat realita<br />
di sekitar yang sedang membutuhkan<br />
pertolongan.<br />
Lebih dari membangun dan<br />
atau waduk, membikin sodetan Kali<br />
Ciliwung, mengajak warga untuk<br />
lebih peduli lingkungan alam dan<br />
lebih meningkatkan solidaritas sosial<br />
bisa menjadi kapital sosial yang luar<br />
biasa. Menghadapi banjir yang masih<br />
mungkin datang, kapital sosial ini akan<br />
sangat bermanfaat sebab kemauanbaik<br />
individual telah meningkat<br />
menjadi kemauan-baik sosial.<br />
Peran ini yang seharusnya juga<br />
ditingkatkan oleh lembaga amil<br />
zakat, infaq dan shadaqah dengan<br />
menggalang dana, membuat program<br />
dan menyalurkannya kepada para<br />
korban banjir. Termasuk LAZISMU,<br />
sebagai lembaga fl antropi Islam<br />
bergerak sejak pertama terjadi banjir<br />
sampai berakhirnya musibah ini<br />
dengan terus melakukan mobilisasi<br />
penggalangan dana bagi warga yang<br />
tertimpa bencana.<br />
Sejak jauh-jauh hari, LAZISMU<br />
telah menetapkan langkah besar<br />
12<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
menapat masa depan bangsa yang<br />
lebih baik dengan semangat “Memberi<br />
Untuk Negeri”. Slogan ini adalah<br />
sebuah ikhtiar menuju perubahan.<br />
Dengan bekal kesadaran akhlak,<br />
“Memberi untuk Negeri” mendorong<br />
kita untuk senantiasa menyemai<br />
bibit-bibit kebajikan, menumbuhkan<br />
kepedulian sosial dan menjadi problem<br />
solver atas berbagai persoalan dan<br />
selanjutnya membingkainya dalam<br />
sebuah gerakan, mensinergikan ombakombak<br />
kebajikan menjadi gelombang<br />
besar pendorong perubahan.<br />
Titik keyakinan kami, bahwa<br />
kebajikan walau sekecil apapun asalkan<br />
dilaksanakan secara sungguh-sungguh<br />
dan konsisten adalah “investasi” bagi<br />
ikhtiar mewujudkan perubahan ke<br />
arah yang lebih baik. Sebuah adagium<br />
mengatakan, “Tidak ada yang tidak<br />
berubah kecuali perubahan itu sendiri”.<br />
Kian hari perubahan berlangsung kian<br />
cepat dan menyentuh hampir seluruh<br />
aspek kehidupan.<br />
Lestarikan<br />
Lingkungan<br />
Harus diaui bahwa secara umum,<br />
terjadinya kerusakan lingkungan<br />
bisa disebabkan oleh pertumbuhan<br />
penduduk yang setiap tahun<br />
menghendaki peningkatan. Hal ini<br />
memaksa harus ada penyediaan<br />
sejumlah kebutuhan atas pangan,<br />
sandang dan papan (rumah).<br />
Sementara itu ruang muka bumi<br />
tempat manusia mencari nafkah tidak<br />
bertambah luas. Perluasan lapangan<br />
usaha itulah yang pada gilirannya<br />
menyebabkan eksploitasi lingkungan<br />
secara berlebihan dan atau secara<br />
liar. Oleh karena itu sudah seharusnya<br />
manusia menjaga linkungan dengan<br />
tidak merusaknya.
Peran ini harus sejalan dengan<br />
beberapa kebijakan pemerintah yang<br />
kadang berdampak negatif terhadap<br />
lingkungan hidup. Sejak tahun<br />
1970, pemerintah mengembangkan<br />
pembangunan di bidang industri<br />
sehingga membutuhkan lahan<br />
yang cukup luas. Disisi lain hal ini<br />
menyebabkan rakyat miskin yang<br />
tidak memiliki lahan hanya menjadi<br />
“penonton” pembangunan. Bahkan<br />
sebagian dari mereka kehilangan mata<br />
pencarian sebagai buruh tani dan<br />
nelayan karena masuknya teknologi di<br />
bidang pertanian dan perikanan.<br />
Tumbuhnya industrialisasi seperti<br />
perkayuan, perumahan/real estate<br />
dan industri kertas juga memunculkan<br />
masalah baru seperti eksploitasi kayu<br />
di hutan-hutan. Keuntungan yang<br />
demikian besar dalam bisnis perkayuan<br />
telah mengundang banyak pengusaha<br />
besar terjun di bidang ini. Namun,<br />
sangat disayangkan karena sulitnya<br />
pengawasan, banyak aturan di bidang<br />
penguasaan hutan ini yang dilanggar<br />
yang pada gilirannya berkembang<br />
menjadi semacam “mafi a” perkayuan.<br />
Sementara itu penduduk setempat<br />
yang peduli hutan tidak berdaya<br />
menghadapinnya. Akibat lebih lanjut<br />
penduduk setempat yang semula<br />
peduli dan mencintai hutan serta<br />
memiliki sikap moral yang tinggi<br />
terhadap lingkungan menjadi frustasi,<br />
bahkan kemudian sebagian dari<br />
mereka turut terlibat dalam proses<br />
“illegal logging”.<br />
Bertambah banyaknya penduduk<br />
miskin dan pengangguran sebagai<br />
akibat dari pemulihan krisis ekonomi<br />
yang hingga kini belum berhasil<br />
juga memicu terjadinya kerusakan<br />
lingkungan. Peningkatan jumlah<br />
penduduk miskin dan pengangguran<br />
diperkirakan akan memperbesar<br />
dan mempercepat kerusakan hutan/<br />
lingkungan yang makin parah. Hal ini<br />
merupakan lampu merah bagi masa<br />
depan generasi kita.<br />
Sementara, penegakan<br />
hukum sangat lemah sehingga<br />
banyak peraturan perundangan<br />
yang telah dibuat berkenaan<br />
dengan pengelolaan lingkungan<br />
dan khususnya hutan, namun<br />
implementasinya di lapangan seakanakan<br />
tidak tampak. Ditambah lagi,<br />
kesadaran sebagian besar warga<br />
masyarakat yang rendah terhadap<br />
pentingnya pelestarian lingkungan/<br />
hutan merupakan satu hal yang<br />
menyebabkan ketidakpedulian<br />
masyarakat atas degradasi<br />
lingkungan yang semakin intensif.<br />
Rendahnya kesadaran masyarakat<br />
ini disebabkan mereka tidak memiliki<br />
pengetahuan tentang lingkungan<br />
hidup yang memadai. Oleh karena<br />
itu, kini sudah saatnya pengetahuan<br />
tentang lingkungan hidup<br />
dikembangkan sedemikian rupa dan<br />
menjadi salah satu mata pelajaran<br />
di sekolah umum mulai dari tingkat<br />
SD. Hal ini dipandang penting, karena<br />
kurangnya pengetahuan masyarakat<br />
atas fungsi dan manfaat lingkungan<br />
hidup telah menyebabkan pula<br />
rendahnya disiplin masyarakat dalam<br />
memperlakukan lingkungan sesuai<br />
peraturan perundang-undangan dan<br />
kaidah-kaidah iptek lingkungan hidup.<br />
Berbagai persoalan diatas<br />
akan menjadi akumulasi penyebab<br />
terjadinya banjir sehingga perlu ada<br />
perubahan pola kehidupan manusia<br />
dengan langkah sederhana yaitu<br />
mencintai lingkungan di sekitar.<br />
Sementara di tingkat pemerintah pusat<br />
atau daerah perlu gerakan penyadaran<br />
lingkungan dengan berbagai program.<br />
Seperti yang dilakukan Bupati<br />
Sumbawa Barat, Zulkifl i Muhadli,<br />
memiliki program pelestarian<br />
lingkungan dengan gerakan tanam<br />
sejuta pohon. Uniknya setiap warga<br />
harus menanam sedikitnya sepuluh<br />
batang pohon untuk mendapat<br />
sertifi kat sejuta pohon. Sertifi kat ini<br />
digunakan sebagai syarat menjadi<br />
pegawai negeri, berobat gratis di<br />
puskesmas, dan pendidikan gratis<br />
bagi siswa-siswi TK, SD, SMP, SMA<br />
hingga mahasiswa. Gerakan ini bisa<br />
menjadi upaya untuk mengembalikan<br />
alam menjadi hijau kembali, sehat<br />
dan asri. ”Masyarakat sangat antusias<br />
mengikuti,” ujar Zulkifl i. [A MUHAJIR]<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
13
tatap mata<br />
14<br />
Pantang Menyerah<br />
Hadapi Bencana<br />
Indonesia merupakan negara yang rentan dengan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor<br />
dan tsunami. Hal ini tak lepas dari geologi Indonesia yang merupakan lintasan dua deretan lempeng benua yang<br />
notabene rentan dengan gunung berapi. Selain gempa dan tsunami, Indonesia juga memiliki potensi bencana banjir<br />
baik di perkotaan maupun di pedesaan. Bencana banjir akan terus mengancam penduduk karena jumlah populasi<br />
penduduk terus bertambah sementara penyangga hujan seperti hutan dan rawa-rawa tidak dipelihara.<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
Berdasarkan erda realitas inilah<br />
Muhammadiyah Muh<br />
tak mau<br />
berdiam berd hanya berpangku<br />
tangan tang kepada pemerintah<br />
dalam men menyikapi setiap bencana.<br />
Melalui lembaga lem Muhammadiyah<br />
Disaster Management Ma Center<br />
(MDMC) MMuhammadiyah<br />
membuat<br />
berbagai st strategi program dalam<br />
menghada menghadapi bencana alam tersebut.<br />
Wartawan<br />
Majalah Matahati<br />
berkesemp berkesempatan menemui Arif Nur<br />
Kholis, Sekr Sekretaris MDMC yang<br />
menguraika<br />
menguraikan bencana banjir dan<br />
upaya-upay<br />
upaya-upaya untuk mencegahnya.<br />
Berikut petikan pet wawancaranya :<br />
Apa strate strategi MDMC untuk<br />
menghada<br />
menghadapi bencana?<br />
Kami selalu se memegang visi<br />
kami yakni mengembangkan<br />
fungsi dan<br />
sistem penanggulangan<br />
bencana yang ya unggul dan<br />
berbasis berbasis Pe Penolong Kesengsaraan<br />
Oemoem (PKO). ( Dengan visi ini<br />
kami ingin meningkatkan kualitas<br />
dan kemaju kemajuan hidup masyarakat<br />
yang sadar<br />
dan tangguh terhadap<br />
bencana serta se mampu memulihkan<br />
korban bencana ben secara cepat<br />
dan berma bermartabat. Selama ini<br />
MDMC ber bergerak dalam kegiatan<br />
penanggul penanggulangan bencana<br />
sesuai dengan deng defi nisi kegiatan<br />
penanggul penanggulangan bencana baik pada<br />
kegiatan mitigasi m dan kesiapsiagaan,<br />
tanggap da darurat serta rehabilitasi.<br />
MDMC MDMC mengadopsi kode<br />
etik kerelawanan kerelaw kemanusiaan<br />
dan piagam<br />
kemanusiaan<br />
secara internasional. Kita juga<br />
mengembangkan misi pengurangan<br />
risiko bencana, selaras dengan<br />
Hygo Framework for Action<br />
dan mengembangkan basis<br />
kesiapsiagaan tingkat komunitas,<br />
sekolah dan rumah sakit sebagai<br />
basis gerakan Muhammadiyah sejak<br />
100 tahun yang lalu.<br />
Khusus dalam benjana banjir, apa<br />
yang dilakukan MDMC?<br />
Kita berkoordinasi dengan<br />
masyarakat dan LAZIS<br />
Muhammadiyah (LAZISMU)<br />
bagaimana menolong korban<br />
bencana banjir. Diantaranya<br />
membantu dalam pengungsian,<br />
pelayanan medis dan<br />
tanggap darurat bersama SAR<br />
Muhammadiyah yang terdiri<br />
dari pemuda Muhammadiyah<br />
dan Mapala perguruan tinggi<br />
Muhammadiyah. Selain itu juga kami<br />
melakukan pendampingan anakanak<br />
dan perempuan di pengusian<br />
sekaligus memberikan motivasi agar<br />
mereka bisa bertahan hidup. Kami<br />
juga mendistribusikan 2.000 paket<br />
untuk korban bencana seperti sabun,<br />
sampo pakaian dan sebagainya.<br />
Apakah selama ini badan-badan<br />
penanggulangan bencana<br />
dari pemerintah masih belum<br />
maksimal?<br />
Saya melihat sudah berjalan<br />
dengan baik namun ada<br />
keterbatasan terkait dengan<br />
administrasi dan birokrasi.
Disinilah kami melihat ada ruang<br />
yang bisa kami lakukan dalam<br />
penanggulangan bencana. Kami<br />
dengan pemerintah bisa saling<br />
bersinergi bahkan selalu melakukan<br />
sinergi dan koordinasi baik di<br />
pemerintah pusat dan daerah.<br />
Apa prioritas program yang<br />
dilakukan MDMC?<br />
Pertama dalam penanggulangan<br />
gawat darurat bencana<br />
kami memberikan bantuan<br />
kegawatdaruratan. Kedua,<br />
kita mengedukasi masyarakat<br />
dengan mendirikan sekolah siaga<br />
bencana bekerja sama dengan<br />
LAZISMU. Dengan rumah sakit<br />
kami mendirikan rumah sakit siaga<br />
bencana dan pelatihan bagi relawan.<br />
Jadi konsepnya kita harus siap siaga<br />
sehingga ketika terjadi bencana kita<br />
harus mampu mengurangi resiko.<br />
Misalnya di sekolah siaga<br />
bencana, pada saat gempa<br />
diprediksi akan terjadi pada pukul<br />
10.00 pagi. Kita bisa rencanakan<br />
apa yang harus kita siapkan untuk<br />
menghadapinya. Begitu juga rumah<br />
sakit siaga bencana, apa yang harus<br />
disiapkan ketika akan terjadi bencana.<br />
Pemberian edukasi ini sangat penting<br />
supaya bisa meminimalisir resiko dan<br />
menyelamatkan masyarakat.<br />
Bisa dijelaskan konsep sekolah<br />
siaga bencana seperti apa?<br />
Program sekolah siaga bencana<br />
ini dibangun untuk meningkatkan<br />
kapasitas masyarakat dalam<br />
bentuk penyadaran, kesiapsiagaan,<br />
mitigasi dan perencanaan<br />
darurat menghadapi bencana.<br />
Risiko bencana bisa meningkat<br />
karena ketidaktahuan, kebodohan<br />
dan kemiskinan. Sebelum ada<br />
penanggulangan bencana, upaya<br />
edukasi sudah menjadi salah satu<br />
kegiatan Muhammadiyah.<br />
Dalam konsep ini masyarakat<br />
dikenalkan dengan berbagai<br />
masalah yang mengancamnya.<br />
Disini mereka harus mengerti<br />
ancaman mereka itu apa? Kapan<br />
terjadinya? Pengertahuan ini kami<br />
informasikan kepada masyarakat<br />
dalam konsep sekolah siaga bencana<br />
banjir. Mereka juga kita kenalkan<br />
jika terjadi darurat banjir dan cara<br />
evakuasi ke tempat aman. Kami juga<br />
tidak ingin anak-anak yang masih<br />
sekolah larut dengan bencana banjir.<br />
Program yang sudah berjalan di<br />
mana saja?<br />
Kami menyelenggarakannya<br />
di Malang Selatan kemudian di<br />
Yogyakarta dalam bencana erupsi<br />
Gunung Merapi. Saat ini kita<br />
usahakan di Sulawesi Utara yang<br />
terngah terjadi bencana banjir.<br />
Apakah ada usaha supaya konsep<br />
pendidikan bencana ini masuk<br />
dalam kurikulum pendidikan?<br />
Memang itu salah satu<br />
orientasi dari kami bahkan dari<br />
hasil pendampingan bencana alam<br />
yang kami lakukan selama ini telah<br />
menjadi kurikulum pendidikan<br />
terutama perubahan perilaku<br />
masyarakat terhadap bencana.<br />
Dengan adanya kurikulum tersebut<br />
maka ada persiapan-persiapan<br />
kebutuhan yang harus dibeli dan<br />
mempersiapkan tempat jika terjadi<br />
bencana. Saat ini MDMC juga<br />
tergabung dalam konsorsium untuk<br />
merumuskan kebijakan kurikulum<br />
pendidikan penanggulangan<br />
bencana untuk di implementasikan di<br />
sekolah-sekolah. Kebijakan tersebut<br />
direkomendasikan ke pemerintah<br />
untuk sekolah SD, SMP dan SMA.<br />
Dengan kebijakan tersebut<br />
mempermudah pengetahuan<br />
masyarakat tentang kesiapannya<br />
jika terjadi bencana. Untuk<br />
meningkatkan ruang-ruang dan<br />
konsep pembelajaran tersebut<br />
kami juga menjalin kerjasama<br />
dengan Fakultas Keguruan dan<br />
Ilmu Pengajaran di Universitas<br />
Muhammadiyah Surakarta (UMS).<br />
Medianya telah kami lakukan mulai<br />
dari Pendidikan Anak Usia Dini<br />
(PAUD) hingga SMA.<br />
Apakah kurikulum itu sudah<br />
tersosialisasikan ke daerah-daerah?<br />
Kami terkendala dengan<br />
kebijakan otonomi daerah, tapi<br />
kami punya strategi menjalin<br />
kerjasama dengan Pimpinan<br />
Wilayah Muhammadiyah dan<br />
Pimpinan Daerah Muhammadiyah<br />
untuk diterapkan di sekolah-sekolah.<br />
Dalam hal ini kami terus melakukan<br />
konsolidasi. Kami akan senantiasa<br />
melakukan pendampingan pada<br />
mereka sehingga jika berhasil bisa<br />
menyebar ke daerah – daerah lainya.<br />
Dalam penanggulangan bencana<br />
selama ini, apa harapan dari<br />
MDMC?<br />
MDMC melihat bencana itu<br />
sering menjadikan trauma kepada<br />
anak-anak, maka kami menilai<br />
perlu ada investasi jangka panjang,<br />
bahwa bencana itu bisa dikurangi<br />
tingkat resikonya. Bencana bukan<br />
sekedar nasib yang harus kita<br />
terima, tapi kesiapan diri dalam<br />
menghadapi bencana jauh lebih<br />
penting. Kemudian kita memberikan<br />
penyadaran kepada masyarakat<br />
dengan tidak membuang sampah<br />
sembarangan dan membuat rumah<br />
kuat seperti rumah panggung sangat<br />
cocok untuk daerah pusat gempa.<br />
Selama ini masyarakat<br />
hanya pasrah, tanpa berusaha<br />
meminimalisir resiko. Contohnya,<br />
mengapa Gunung Merapi di<br />
Jogjakarta sering erupsi begitu<br />
juga mengapa di daerah dan<br />
Jakarta sering terjadi banjir? Salah<br />
satu penyebabnya adalah faktor<br />
pertumbuhan populasi manusia<br />
yang terus meningkat tanpa<br />
diiringi dengan pemeliharaan<br />
lingkungan sehingga mengakibatkan<br />
ketidakseimbangnya alam.<br />
Kesadaran inilah yang harus<br />
dipahami oleh masyarakat dan<br />
ditanamkan sejak dini. [AGUS]<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
15
kisah sukses<br />
H. Nuzli Arismal<br />
Tampilannya yang sederhana,<br />
tak menunjukkan ia raja kios<br />
di pasar Tanah Abang. Ia<br />
juga kerap diberi amanah<br />
oleh pengusaha super market untuk<br />
meramaikan kios-kios yang ada. Tak<br />
heran jika ia dijuluki ’dokter mall’ oleh<br />
sebagian investor besar.<br />
Pengalamannya berdagang sejak<br />
usia dini, membawanya matang<br />
dalam berbisnis. Meski sudah banyak<br />
makan garam, ia tak segan-segan<br />
memberikan ilmunya untuk para<br />
pemula yang ingin berbisnis. Ia juga<br />
kerap keluar masuk sekolah dan<br />
kampus swasta maupun negeri untuk<br />
memberikan ceramah wirausaha<br />
guna menggelorakan semangat<br />
kewirausahaan.<br />
Apa yang menjadikan dirinya<br />
senang dengan bisnis, ternyata<br />
terinspirasi dari sebuah hadis Rasul,<br />
bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah<br />
berdagang. ”Bayangkan, hanya<br />
ada satu peluang yang selama ini<br />
direbutkan oleh banyak orang, yang<br />
ingin menjadi pekerja atau pegawai,”<br />
16<br />
Gelorakan<br />
Jiwa<br />
Wirausaha<br />
Senyumnya selalu mengulas ketika bertemu dengan seseorang, tak tertinggal ucapan salam<br />
selalu terucap dari bibinya. Sosoknya sederhana dan low profile, ciri khas dengan songkok<br />
di kepala selalu menghiasi penampilannya, begitu juga pakaian koko selalu menjadi ciri khas<br />
dalam berbusana. Dialah H. Nuzli Arismal atau yang biasa akrab dipanggil Haji Alay.<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
terangnya.<br />
Karena porsinya sedikit, maka<br />
iklim yang ada di perusahaan dan<br />
kantor-kantor swasta maupun negeri<br />
kerap terjadi musuh-musuhan, sikutsikutan,<br />
mencari celah untuk bisa<br />
menjegal yang lain. Akhirnya terjadi<br />
manipulasi, penyogokan, padahal<br />
gajinya tidak seberapa. “Ya para<br />
orangtua dulu sering memotivasi kita<br />
sekolah tinggi agar dapat pekerjaan.<br />
Maka jadilah kita bangsa pekerja dan<br />
bukan bangsa pengusaha,” katanya.<br />
Bagi Haji Alay, ‘tangan di atas’<br />
lebih baik dari pada ‘tangan di<br />
bawah’. Artinya lebih baik kita<br />
memberi gaji dari pada menerima<br />
gaji. Tangan di atas memiliki nilai<br />
plus, lebih mulia. Untuk bisa memberi,<br />
kita harus memiliki harta, dan salah<br />
satunya adalah dengan berbisnis.<br />
Tak heran jika, suatu ketika Haji<br />
Alay menginspirasi para pemuda<br />
untuk mendirikan sebuah komunitas<br />
bernama Tangan Di Atas (TDA)<br />
Saat ini anggotanya sudah<br />
mencapai puluhan ribu yang<br />
tersebar di berbagai daerah bahkan<br />
luar negeri. Dari TDA ini mereka<br />
termotivasi, karena Rasul kita<br />
sebelumnya menjadi pengusaha.<br />
Kalau kita jadi pengusaha, kita bisa<br />
menentukan.Tapi kalau jadi pekerja<br />
kita ditentukan.<br />
Untuk menumbuhkan nilai-nilai<br />
kewirausahaan, dirinya tak kenal lelah<br />
mengisi kewirausahaan ke sekolahsekolah,<br />
mulai dari anaktingkat SD<br />
hingga perguruan tinggi swasta<br />
dan negeri. ”Saya juga memberikan<br />
motivasi kepada guru-guru atau<br />
dosen, agar mereka juga memberikan<br />
motivasi kepada anak-anak didiknya<br />
untuk memiliki jiwa wirausaha atau<br />
bisa lebih siap untuk berwirausaha<br />
ketika sudah lulus,” tegasnya.<br />
Apa yang perlu disiapkan<br />
untuk menjadi pebisnis? Haji Alay<br />
memberikan tips, sebagaimana yang<br />
diteladankan Rasulullah, yakni sifat<br />
sidiq, tabligh, amanah, dan fathanah.<br />
Sidiq, dalam berbisnis harus jujur<br />
dan bisa dipercaya. Rasulullah dalam<br />
berdagang tak pernah berbohong
dan menentukan harga yang dapat<br />
terjangkau oleh konsumen. Tabligh<br />
kita promosi, jujur, baik harga bisa<br />
terjangkau, sehingga orang lain<br />
melihat produk kita. Amanah, Allah<br />
mengamanahkan jasad kita untuk<br />
tidak maksiat. Fathanah, cerdas pasti<br />
pintar, tapi pintar belum tentu cerdas,<br />
ia pandai membaca tren ke depan.<br />
Sosok yang Tak Mau Diam<br />
Sejak SD, lelaki dengan nama<br />
lengkap H. Nuzli Arismal ini sudah<br />
bergelut dalam dunia dagang.<br />
Setelah pulang sekolah, putra<br />
pertama dari H Rajudin Ismail dan<br />
Hj Lamsiar ini ke pasar dekat rumah<br />
menjual buah-buahan, cabe dan<br />
jagung hasil kebun.<br />
Ketika duduk di bangku SMP, ia<br />
sudah berkiprah di organisasi pelajar.<br />
Saat itu, ia aktif sebagai aktivis<br />
Serikat Pelajar Muslimin, organisasi<br />
pelajar di bawah payung Partai<br />
Serikat Islam Indonesia (PSII).<br />
Sejak tahun 1970-an, Haji Alay<br />
pindah ke Jakarta. Bakat dagangnya<br />
ia bawa hingga ke ibukota. Ia<br />
pun berhasil membuka kios untuk<br />
berdagang di daerah Tebet dan<br />
Rawamangun. Tak berapa lama, ia<br />
berhasil memiliki empat kios sebagai<br />
ladang bisnisnya.<br />
Allah SWT ternyata berkehendak<br />
lain, pada tahun itu terjadi<br />
penangkapan secara besar-besaran<br />
terhadap para pungli. Akhirnya,<br />
pasar di Tebet dan Rawamangun<br />
sepi. Usahanya mandeg, karena<br />
dagangannya habis untuk membayar<br />
utang.<br />
Bagi Alay, itu sudah menjadi<br />
takdirnya. Dengan kesabaran, ia<br />
terus berjuang membangun kembali<br />
usahanya. Pada tahun 1983, ia<br />
kembali merintis bisnis di daerah<br />
Tanah Abang. Bisnisnya kian bersinar.<br />
Kini ia telah memiliki banyak kios,<br />
yang tersebar di beberapa mall.<br />
Bahkan Alay dipercaya para pemilik<br />
mal besar mengelola trade center<br />
milik mereka.<br />
“Kalau suatu saat mengalami<br />
jalan buntu, jangan patah semangat.<br />
Jangan pernah putus asa. Allah akan<br />
memberikan jalan yang lebih baik.<br />
Karena itu,” tutur lelaki kelahiran 30<br />
Mei 1953 di Bukit Tinggi, Sumatera<br />
Barat dari pasangan Rajudin Ismail-<br />
Lamsiar.<br />
Tahun 1990-an, Haji Alay juga<br />
aktif di organisasi Muhammadiyah.<br />
Ia pernah menjabat Ketua Umum<br />
Pengusaha Muda Muhammadiyah.<br />
Serta pernah aktif di Majelis Ekonomi<br />
Muhammadiyah.<br />
Haji Alay adalah sosok sederhana<br />
yang Islami. Ia sosok yang taat<br />
beragama, hal ini ditunjukkan ketika<br />
adzan berkumandang, maka ia<br />
akan menuju masjid terdekat untuk<br />
menunaikan shalat berjamaah.<br />
Kesederhanaan suami Hj Azmiaty<br />
ini cukup memberikan inspirasi<br />
bagi banyak orang. Tak heran jika<br />
ayah sembilan anak ini merangkul<br />
para pedagang kaki lima (PKL) atau<br />
para tukang rokok jalanan. Selain<br />
menuntunnya berbisnis, ia juga<br />
menanamkan akidah dan akhlak<br />
Islam.<br />
Ia mendorong mereka agar<br />
mampu menjadi pedagang yang<br />
mandiri dan tangguh. Di pusat<br />
tekstil Tanah Abang, tidak sedikit<br />
para pedagang, terutama yang baru<br />
merintis usaha, ia bantu kios dan<br />
permodalan. Melalui bimbingannya,<br />
tak sedikit para PKL yang berhasil.<br />
Bahkan, ada banyak di antara mereka<br />
yang sukses menjadi pengusaha<br />
yang memiliki puluhan kios di Tanah<br />
Abang.<br />
Kebiasaan membantu orang ini<br />
ternyata membuahkan hasil. Pusat<br />
pertokoan Blok F, Tanah Abang yang<br />
tahun-tahun sebelumnya sepi karena<br />
tidak laku, tak berapa lama kemudian<br />
menjadi ramai.<br />
Haji Alay juga berhasil<br />
meramaikan sejumlah mal di<br />
Sukabumi, Cipadu, Cilegon, Makasar<br />
dan Ciputat. Ia juga pernah<br />
mengelola pusat grosir pakaian di<br />
Jalan Banceuy, Bandung. Pertokoan<br />
yang diharapkan menjadi pusat<br />
garmen terlengkap seperti pertokoan<br />
Tanah Abang di daerah Bandung ini<br />
diberi nama Atece, Abdurrahman<br />
bin Auf Trade Center. Namun sayang<br />
karena adanya beberapa kendala<br />
investornya tidak bisa melanjutkan<br />
program tersebut.<br />
Kini, kesibukannya cukup banyak.<br />
Selain mengelola sejumlah trade<br />
center dan sebagai dai, ia juga<br />
berbagi ilmu dengan sejumlah<br />
organisasi, seperti Jaringan<br />
Pengusaha Muslim Indonesia, Tangan<br />
Di Atas (TDA), Islamic Indonesia<br />
Bussines Forum (IIBF). Ia juga<br />
lagi mengembangkan klinik yang<br />
diberi nama Klinik Haji Alay yang<br />
menerapkan pengobatan tibbun<br />
nabawi.<br />
Saat ini, Haji Alay sedang<br />
mengembangkan Rumah Sehat<br />
Indonesia di wilayah Ciawi di atas<br />
lahan seluas 8000 meter. Rumah<br />
Sehat ini mengembangkan ilmu<br />
kedokteran Ibnu Sinna.”Alhamdulillah<br />
banyak pasien yang bisa sembuh,”<br />
katanya. [FATHUR]<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
17
hati keluarga<br />
Sebuah keluarga memilih<br />
model yang berbeda dalam<br />
mencari nafkah keluarga.<br />
Karir istri yang bekerja<br />
di sebuah perusahaan<br />
kadang naik tak berbanding dengan<br />
karir suaminya. Demikian juga<br />
kesempatan kerja yang sedikit bagi<br />
suami memaksa istri untuk mencari<br />
nafkah. Realita seperti ini sering kita<br />
jumpai di tengah masyarakat.<br />
Menurut Budi Darmawan,<br />
Psikolog dan Pakar Konsultasi<br />
Keluarga Sakinah, memiliki istri<br />
yang berpenghasilan lebih besar, di<br />
sisi lain memang merupakan suatu<br />
hal yang membanggakan, karena<br />
memberikan kesan bahwa sang istri<br />
adalah orang yang cakap bekerja.<br />
Tapi di sisi lain, penghasilan istri yang<br />
lebih besar bisa menjadi sandungan<br />
pasutri jika tidak dijalankan dengan<br />
saling memahami.<br />
Pada dasarnya wanita bekerja<br />
tidak semata-mata untuk mencari<br />
nafkah (hablul ma’isah) tapi untuk<br />
mengembangkan potensi dirinya<br />
(tanmiyatul kafa’ah). Misalnya<br />
seorang wanita yang sekolah<br />
kedokteran, akan mubadzir jika<br />
tidak membuka praktik layanan<br />
kesehatan masyarakat. Tapi ia<br />
tidak semata-mata bekerja karena<br />
mencari nafkah keluarga namun<br />
demi mengembangkan potensi dan<br />
memberi manfaat bagi orang lain.<br />
Adanya sifat saling memahami<br />
bagi pasangan suami istri menjadi<br />
bekal untuk mengemudikan bahtera<br />
rumah tangga ketika tertimpa badai<br />
krisis. Misalnya suami terkena PHK<br />
dari perusahaan tempat ia bekerja,<br />
fungsi suami sebagai lokomotif<br />
perekonomian bisa diperankan oleh<br />
seorang istri selama ia mendapat<br />
izin dari suaminya untuk bekerja.<br />
“Kalaupun istri memberi nafkah<br />
kepada keluarga itu merupakan<br />
shadaqah,” ujarnya.<br />
Dalam hal ini umat Islam<br />
perlu belajar kepada rumah<br />
tangga Rasulullah SAW. Sosok<br />
Siti Khadijah adalah saudagar<br />
18<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
Jika Gaji Istri<br />
Lebih Tinggi<br />
Penghasilan istri yang lebih besar dari suami sering<br />
mengakibatkan dilema dan masalah di keluarga.<br />
Istri merasa angkuh karena berkuasa dengan<br />
penghasilannya. Sebaliknya suami sering tersinggung<br />
karena merasa rendah di hadapan istri. Bagaimana<br />
pasutri mengatasinya?
kaya raya yang tidak segan-segan<br />
merelakan kerajaan bisnisnya<br />
demi mengembangkan dakwah<br />
Islam ke seluruh penjuru dunia. Ia<br />
selalu berada disamping Rasulullah<br />
dalam suka maupun duka. Bahkan<br />
Rasulullah sendiri adalah seorang<br />
suami dan manager bisnis bagi<br />
perniagaan istrinya sehingga<br />
berkembang dengan pesat.<br />
Suami harus bisa menjadikan<br />
istri sebagai partner yang bisa<br />
dibanggakan. Disamping itu seorang<br />
istri yang berpenghasilan lebih besar<br />
harus tetap bersikap santun kepada<br />
suaminya karena kesuksesan seorang<br />
istri tidak pernah lepas dari izin<br />
seorang suami. “Tanpa dukungan<br />
suami, potensi apapun yang dimiliki<br />
istri tidak akan berguna,” ujar Budi.<br />
Bagaimana Posisi<br />
Suami<br />
Mengelola keuangan keluarga<br />
menjadi keniscayaan bagi keluarga<br />
supaya terhindar dari pemborosan<br />
dan kemubadziran. Dalam situasi<br />
sulit, misalnya istri sibuk bekerja<br />
sementara suami tidak bekerja,<br />
pasangan suami istri dapat<br />
membuat kesepakatan untuk<br />
mengangkat seorang suami sebagai<br />
manager rumah tangga. Tugas<br />
mengelola keuangan, mengatur<br />
berbagai macam kebutuhan, biaya<br />
pendidikan, kesehatan, asuransi,<br />
atau tabungan dihari tua dibawah<br />
tanggung jawab suami.<br />
Dalam hal ini penghasilan istri<br />
diserahkan kepada suami sebagai<br />
imbalan menjadi manager rumah<br />
tangga untuk dikelola dengan<br />
sebaik-baiknya. Cara seperti ini akan<br />
menjaga harga diri seorang suami<br />
yang belum bisa mendapatkan<br />
penghasilan yang lebih. “Jadi istri<br />
tidak hanya memberi shadaqah<br />
kepada suami tapi semata-mata<br />
mempekerjakan sebagai manager<br />
rumah tangga,” paparnya.<br />
Budi menambahkan bahwa<br />
tugas manager rumah tangga tidak<br />
sekedar mengelola keuangan tapi<br />
harus memiliki visi membangun<br />
perekonomian keluarga dengan cara<br />
menguatkan investasi dan tabungan.<br />
Suami harus memiliki target kedepan<br />
bagaimana agar investasi yang ia<br />
miliki bisa menghasilkan uang untuk<br />
kebutuhan keluarga.<br />
Sebab tidak selamanya seorang<br />
istri harus bekerja sampai masa tua.<br />
Dalam situasi yang tidak menentu,<br />
suami harus memiliki kesiapan<br />
ketika istri sudah tidak lagi bekerja.<br />
Suami harus memiliki perencanaan<br />
usaha untuk menopang kebutuhan<br />
keluarga. “Jiwa wirausahannya<br />
harus dibangkitkan,” paparnya.<br />
Bagi Budi, penghasilan yang tidak<br />
seimbang antara suami dan istri<br />
sebenarnya tidak memiliki potensi<br />
untuk menimbulkan permasalahan.<br />
Pada dasarnya masalah yang sering<br />
timbul dalam keluarga lebih banyak<br />
disebabkan suami dan istri tidak<br />
tahu cara mengatasinya. “Berikanlah<br />
yang terbaik untuk bersama-sama<br />
membangun keluarga bahagia,”<br />
paparnya.<br />
Pada dasarnya sepasang<br />
suami istri tentu berupaya untuk<br />
memberikan yang terbaik dari apa<br />
yang mereka bisa lakukan kepada<br />
pasangannya. Istri adalah perhiasan<br />
dan pakaian bagi suaminya.<br />
Demikian juga suami adalah<br />
pemimpin keluarga yang memiliki<br />
tanggung jawab membina dan<br />
membangun rumah tangga bahagia.<br />
Belajar dari Rasulillah SAW,<br />
selama menjadi suami Siti Khadijah<br />
yang kaya raya, Rasulillah tidak<br />
pernah mempermasalahkan tentang<br />
harta. Nabi Muhammad selalu hidup<br />
sederhana meskipun kekayaan<br />
istrinya berlimpah bahkan dikenal<br />
sebagai saudagar kaya raya saat itu.<br />
Pada dasanya jika penghasilan istri<br />
lebih besar dari suaminya itu juga<br />
merupakan hal yang baik, asalkan<br />
mereka saling mendukung.<br />
Jika suami dan istri saling<br />
mendukung, penghasilan siapapun<br />
yang lebih besar tidak akan<br />
menjadi masalah, karena prinsip<br />
suami istri yang saling mendukung<br />
adalah siapapun yang lebih besar<br />
penghasilannya tidak masalah,<br />
asalkan mencari uang bersama-sama<br />
untuk hidup keluarga dan anak-anak.<br />
Hal yang harus diketahui adalah,<br />
prinsip hidup suami istri yang saling<br />
mendukung layaknya rekan kerja dan<br />
“cari uang sama-sama” itulah yang<br />
akan tetap membuat keharmonisan<br />
di dalam rumah tangga akan tetap<br />
terjaga selamanya. [APRIL]<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
19
uah hati<br />
Jangan biarkan anak-anak<br />
kita menjadi yatim piatu<br />
secara psikologis karena<br />
jarang mendapatkan kasih<br />
sayang dari orangtua. Sebagai<br />
orangtua hendaknya bisa<br />
membangun kedekatan<br />
dengan menjalin komunikasi<br />
efektif meskipun dalam<br />
interaksi terbatas.<br />
Nilam (16 th), bukan nama<br />
sebenarnya adalah<br />
salah satu siswi Sekolah<br />
Menengah Atas (SMA), di<br />
Jakarta. Ayahnya bekerja<br />
di sebuah hotel terkemuka di Bogor<br />
dengan posisi manager. Sementara<br />
ibunya bekerja sebagai resepsionis di<br />
perusahaan industri perkebunan, di<br />
Jakarta. Kedua orangtua Nilam pulang<br />
selalu larut malam. Alhasil, Nilam pun<br />
jarang bertemu keduanya.<br />
Kalaupun Nilam ingin bertemu<br />
dengan kedua orangtuanya, Nilam<br />
harus bangun pagi-pagi sebelum<br />
berangkat sekolah atau sebelum<br />
orangtuanya berangkat kerja. Karena<br />
malam harinya, mereka pulang ketika<br />
Nilam sudah tidur pulas. “Hari Sabtu<br />
juga demikian, sama,” jelasnya.<br />
Untuk mengisi waktu luang<br />
selepas pulang sekolah, Nilam kadang<br />
mengajak teman-temannya bermain<br />
di rumahnya atau Nilam yang datang<br />
ke rumah teman-temannya.” Habisnya<br />
saya bete kalau di rumah sendirian,<br />
yang ada hanya pembantu aja,”<br />
paparnya.<br />
Nasib serupa juga dialami Budiman<br />
(15 th), yang kini baru duduk di bangku<br />
kelas IX Sekolah Menengah Pertama<br />
(SMP) di bilangan Jakarta Selatan.<br />
Ayahnya yang bekerja sebagai Satuan<br />
pengamanan (Satpam) di kawasan<br />
Kuningan, Jakarta terkadang jarang<br />
berada di rumah. Sedangkan ibunya<br />
sibuk mencari uang tambahan rumah<br />
tangga dengan bekerja sebagai penjual<br />
gado-gado yang jarakanya jauh dari<br />
20<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
Jangan Biarkan<br />
Anak menjadi<br />
Yatim “Psikologis”<br />
rumah.<br />
Untuk mengisi waktu luangnya,<br />
Budiman berkumpul bersama temantemannya<br />
yang rata-rata anak motor<br />
(komunitas motor) atau bermain<br />
musik band. ” Ya, habisnya sepi tidak<br />
ada orang di rumah. Kakak saya juga<br />
sibuk dengan kuliahnya. Jadi mau<br />
gimana lagi?” akunya kepada Majalah<br />
Matahati.<br />
Dua contoh kisah menjadi catatan<br />
bagi orangtua yang sibuk dengan dunia<br />
kerja sehingga lupa mengurus anak.<br />
Pada dasarnya anak membutuhkan<br />
kasih sayang, perhatian dan kepedulian<br />
dari orangtua. Orangtua yang tidak<br />
memperhatikan kebutuhan ini secara<br />
tidak sengaja telah menjadikan<br />
anaknya “yatim piatu” secara psikologis.<br />
Akibatnya, seorang anak bisa<br />
menjadi homeless, yang tak punya<br />
rumah psikologis untuk pulang.<br />
Ia menjadi pemberontak yang<br />
menuntut harapannya dipenuhi. Pada<br />
tingkat yang lebih berat, tekanan<br />
itu bisa menjadi psikosomatis dan<br />
memunculkan sakit fi sik.<br />
Menurut Ketua Pembina Komisi<br />
Nasional Perlindungan Anak (Komnas<br />
PA) Dr Seto Mulyadi, kehadiran<br />
orangtua secara nyata di rumah<br />
sangat berdampak kepada psikologis<br />
anak. Sosok orangtua dibutuhkan oleh<br />
anak-anaknya untuk mengarahkan<br />
pendidikan dan pembangunan karakter.<br />
Tidak hanya anak, seorang ibu juga<br />
membutuhkan peran ayah dalam<br />
pengasuhan untuk menimbulkan rasa<br />
aman, kebersamaan, dan membantu<br />
pekerjaan rumah tangga yang lebih<br />
ringan. “Bahkan, kehadiran peran<br />
ayah di rumah secara utuh juga<br />
memperkokoh nilai pernikahan,” jelas<br />
pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini.<br />
Menurut Kak Seto, dari segi<br />
psikologis anak membutuhkan model<br />
perilaku maskulin dari orangtuanya.<br />
Anak perempuan pun membutuhkan<br />
model untuk mengembangkan<br />
kemampuannya menghadapi pasangan<br />
hidup nantinya. Anak perempuan<br />
dapat lebih mampu memahami
perilaku laki-laki karena kedekatan<br />
yang terbangun antara dia dengan<br />
sang ayah. Kedekatan hubungan ayah<br />
dengan anak-anak juga berperan<br />
penting bagi pasangan dan hubungan<br />
pernikahan. Ibu yang merasa dibantu<br />
dalam menjalankan peran pengasuhan<br />
menimbulkan perasaan lebih aman<br />
dan nyaman, yang berpengaruh pada<br />
keharmonisan keluarga.<br />
Karena ketidaksadaran orangtua<br />
mengenai peran psikologis orangtua<br />
bagi anak-anaknya bisa berefek buruk<br />
bagi anak. Anak menjadi tidak percaya<br />
pada kata-kata orangtuanya atau orang<br />
lain, yang mengaku sayang namun<br />
pada kenyataannya mengekspresikan<br />
sikap-sikap tidak sayang. Sementara,<br />
tuntutan kepatuhan, perintah, label<br />
negatif yang dimaksudkan untuk<br />
tujuan baik, dianggap anak sebagai<br />
teror yang tidak menghargai dan<br />
melukai eksistensi dirinya. Sikap<br />
kurang perhatian dan relasi yang tidak<br />
komunikatif memperburuk masalah dan<br />
memunculkan perasaan terabaikan,<br />
kurang mendapat kehangatan dan<br />
kedekatan.<br />
Peran orangtua terhadap kebutuhan<br />
biologis anak dan perang orangtua<br />
terhadap kebutuhan psikologis anak<br />
adalah dua hal yang sangat berbeda.<br />
Orangtua biologis membuat si anak<br />
terlahir. Peran biologis itu bersifat<br />
terberi (given) karena ikatan genetik<br />
antara orangtua kandung dan anak<br />
kandungnya. Orang tak perlu belajar<br />
agar ada ikatan biologis tersebut ada.<br />
Lain halnya dengan peran orangtua<br />
secara psikologis, di mana ia peduli<br />
dan perhatian (take care), hangat,<br />
serta dekat dengan si anak. Mereka<br />
membangun naungan psikologis serta<br />
home buat si anak pulang. Karena<br />
peran orangtua psikologis tidak terberi,<br />
peran itu bisa dan perlu dipelajari.<br />
Bangun Kedekatan dengan Anak<br />
Bagi orangtua, membangun<br />
kedekatan dengan sang buah hati<br />
membutuhkan persiapan serta harus<br />
pandai menggabungkan antara<br />
kesabaran, keterbukaan, kreativitas, dan<br />
kebijaksanaan. Kadang orangtua harus<br />
pasrah karena waktunya tersita oleh<br />
rutinitas kerja atau kesibukan lainnya<br />
sehingga kehadirannya sangat jarang<br />
dihadapan anak.<br />
Orangtua perlu menyadari bahwa<br />
ada sesuatu yang lebih penting bagi<br />
anak daripada membeli mainan<br />
terbaru dan termahal. Tidak lain adalah<br />
kesediaan orangtua meluangkan waktu<br />
bersama anak, perhatian dan kasih<br />
sayang. Kunci membangun kedekatan<br />
dengan anak tidak harus menghabiskan<br />
waktu yang lama tapi pertemuan yang<br />
berkualitas.<br />
Jadi, meskipun hanya memiliki<br />
1 hingga 2 jam saja setiap harinya,<br />
sebaiknya orangtua manfaatkan<br />
waktu itu untuk berinteraksi<br />
singkat, melakukan aktivitas atau<br />
mendengarkan celotehan dan<br />
perhatian terhadap perkembangan<br />
berfi kir serta pertumbuhannya.<br />
Memang tidak mudah menjadi<br />
orang tua bagi anak-anak. Butuh<br />
keterampilan khusus dan harus<br />
selalu mau membuka diri untuk terus<br />
belajar. Komunikasi yang baik antar<br />
kedua orang tua sangat membantu<br />
menciptakan keharmonisan keluarga.<br />
Selain itu juga diperlukan peran<br />
seorang ayah yang mengatur dan<br />
memperhatikan setiap perkembangan<br />
anak.<br />
Maka sebagai seorang ayah harus<br />
dekat dan memiliki rasa penuh kasih<br />
sayang kepada anak-anaknya. Pada<br />
dasarnya karakter anak dibentuk dari<br />
sikap seorang ayah kepada anaknya.<br />
Seorang ayah adalah teladan bagi<br />
anak-anaknya. Ayah adalah seseorang<br />
yang seharusnya menjadi pelindung<br />
dan panutan bagi anak-anak. Mungkin<br />
sudah kurang bijak lagi jika hal<br />
pengasuhan dan pendidikan anak<br />
diserahkan sepenuhnya kepada ibu.<br />
Bekerjasama saling mendukung dalam<br />
keluarga pastilah akan lebih baik.<br />
Liburan adalah salah satu saat<br />
yang paling tepat untuk menambah<br />
kedekata orangtua dan anak. Orangtua<br />
bisa meluangkan waktu bersama anak<br />
seharian penuh, tanpa ada alasan lelah<br />
atau sedang sibuk. Manfaatkan liburan<br />
untuk bisa melakukan hal-hal yang<br />
sebelumnya belum pernah dilakukan<br />
misalnya bermain bersama anak,<br />
nonton TV bersama anak, jalan-jalan ke<br />
kebun, ke tempat wisata atau aktivitas<br />
yang lainnya.<br />
Yang terpenting di sini adalah<br />
kita bisa membangun suasana<br />
santai dan ceria, sehingga anak bisa<br />
mengekpresikan segala perasaannya.<br />
Selain menjalin kedekatan, sesekali<br />
anak perlu diberi pengertian agar anak<br />
tahu benar akan kesibukan orangtua.<br />
Sesekali barangkali anak perlu diajak<br />
ke kantor atau dikenalkan dengan<br />
teman kantor sehingga anak pun<br />
akan mengenal teman-teman kantor<br />
orangtuanya.<br />
Dewasa ini modus kejahatan<br />
yang menyasar anak berkembang<br />
dengan berbagai macam cara. Salah<br />
satunya adalah memanfaatkan<br />
kelengahan orangtua ketika tidak bisa<br />
mendampingi anak karena kesibukan<br />
bekerja. Oleh karena itu orangtua perlu<br />
waspada dan membangun komunikasi<br />
yang efektif sehingga akan terbangun<br />
kebiasaan bagi anak untuk bercerita<br />
atas hal yang dialami selama jauh dari<br />
orangtua. [HERU]<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
21
in-tips<br />
Tubuh Bugar<br />
di tengah<br />
Cuaca Sangar<br />
Siapa yang tidak menginginkan tubuh selalu segar bugar setiap hari?<br />
Dengan tubuh yang segar dan bugar memungkinkan kita untuk bisa<br />
menyelesaikan tugas sehari-hari dengan baik dan penuh semangat.<br />
Ada beberapa tips untuk menjaga agar tubu htetap segar dan bugar<br />
antara lain ;<br />
1. Awali Aktivitas Dengan<br />
Makanan Berenergi<br />
Cuaca yang tidak menentu<br />
membuat kondisi badan tak<br />
menentu. Minun minuman yang<br />
manis bisa membantu tubuh<br />
memiliki cadangan enegi dari pagi<br />
hingga siang hari. Energi ini bisa<br />
diperoleh dari segelas teh manis atau<br />
minuman manis hangat lainnya.<br />
Maka sebelum memulai aktivitas<br />
sempatkanlah minum minuman<br />
penambah energi ini.<br />
2. Penuhi Vitamin D<br />
Cuaca yang tak menentu jangan<br />
sampai mempengaruhi asupan gizi<br />
pada tubuh. Penuhi kebutuhan tubuh<br />
dengan vitamin D karena berfungsi<br />
untuk menjaga dan menstimulus<br />
sel imun untuk menghalau virus dan<br />
bakteri. Vitamin D dapat ditemukan<br />
22<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
pada sinar matahari, telur, hati dan<br />
ikan. Makanan yang berserat seperti<br />
wortel dan kacang-kacangan juga<br />
baik untuk menambah kebutuhan<br />
gizi.<br />
3. Jaga Kebersihan<br />
Makanan<br />
Dalam cuaca yang kurang<br />
bersahabat kadang kuman berada<br />
di tempat-tempat yang kurang<br />
terjaga kebersihannya. Selain<br />
memilih makanan yang sehat,<br />
perhatikan pula kebersihan makanan<br />
yang akan dikonsumsi. Makan di<br />
tempat yang terlalu terbuka seperti<br />
jajan sembarangan bisa menjadi<br />
penyebab masuknya kuman ke<br />
tubuh. Maka pilihlah makanan<br />
di tempat makan yang terjamin<br />
kebersihan dan kesehatannya. Bila<br />
perlu bawalah bekal makanan dari<br />
rumah untuk menjamin kebersihan<br />
dan kesehatan makanan.<br />
4. Jaga Suhu Tubuh<br />
Jika aktivitas kita kebanyakan<br />
dilakukan di luar ruangan, maka<br />
sebaiknya sediakan baju hangat,<br />
jas hujan atau payung dan masker<br />
agar tubuh tidak terkena angin<br />
langsung atau hujan. Angin yang<br />
berhembus dingin serta turunnya<br />
hujan dapat mempengaruhi suhu<br />
tubuh. Dengan peralatan tadi bisa<br />
mencegah menjaga stabilitas tubuh<br />
tetap prima.<br />
5. Lakukan Aktivitas Fisik<br />
Tidak ada salahnya dalam situasi<br />
seperti ini menjaga kesehatan<br />
tubuh dengan aktivitas fi sik seperti<br />
melakukan gerakan-gerakan dasar<br />
pemanasan, senam ringan atau larilari<br />
kecil. Hal ini sangat membantu<br />
stamina tubuh agar tidak kaku dan<br />
memperlancar peredaran darah.<br />
Manfaatkan cuaca pagi hari sebelum<br />
berangkat kerja dengan melakukan<br />
beberapa gerakan ringan.<br />
6. Perhatikan Cuaca<br />
Sebelum pergi keluar rumah,<br />
perhatikan cuaca hari itu. Dengan<br />
memperhatikan cuaca, Anda<br />
harus siap dengan kemungkinan<br />
hujan lebat, hujan ringan atau<br />
panas. Dengan memprediksi cuaca<br />
yang tidak menentu ini Anda bisa<br />
mempersiapkan diri menghadapi<br />
kemungkinan yang tidak diinginkan.<br />
7. Istirahat Tepat Waktu<br />
Melakukan aktivitas di tengah<br />
cuaca yang tidak menentu ini, sering<br />
membuat tubuh tidak mendapatkan<br />
waktunya untuk istirahat. Alangkah<br />
baiknya jika sebelum setiap hari<br />
mengatur rencana aktivitas, akan<br />
lebih baik jika terjadwal. Selain untuk<br />
mengatur pekerjaan, cara seperti ini<br />
juga bisa membantu mengatur jam<br />
istirahat. Dengan memperhatikan<br />
stamina tubuh berati Anda telah<br />
menjaga aset berharga untuk<br />
melakukan berbagai usaha di esok<br />
hari. [APRIL]
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
23
info lazismu<br />
Muhammadiyah<br />
Buka 47 Posko<br />
Korban Banjir<br />
Tak ada yang mengira, banjir<br />
di Jakarta dan sekitarnya<br />
pada awal tahun 2013<br />
menjadi banjir terbesar<br />
sepanjang sejarah. Beberapa<br />
tanggul yang jebol menambah luas<br />
genangan air yang membanjiri<br />
pemukiman warga Jakarta. Bahkan<br />
Bundaran HI pun tak luput dari<br />
bencana banjir.<br />
Kondisi darurat banjir Kota<br />
Jakarta telah menggerakkan relawan<br />
Muhammadiyah untuk bergerak<br />
membantu para korban yang terkena<br />
musibah banjir. Seluruh personil pun<br />
dikerahkan untuk meminimalisir<br />
korban yang ada.<br />
Muhammadiyah dengan<br />
jejaringnya yang berada di<br />
mana-mana memudahkan untuk<br />
memobilisasi massa. Terutama<br />
warga Muhammaidyah untuk ikut<br />
andil dalam membantu korban<br />
banjir. Tak lama berselang, 47 titik<br />
24<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
layanan komunitas spontan dibentuk<br />
jaringan Muhammadiyah di Jakarta<br />
dan Bekasi untuk membantu warga<br />
yang terpaksa mengungsi karena<br />
banjir sejak Selasa (15/1) yang lalu.<br />
Jaringan yang memanfaatkan<br />
sekolah, masjid, musholla dan rumah<br />
warga ini memberi bantuan nasi<br />
bungkus, air mineral dan tempat<br />
berteduh. Muhammadiyah Disaster<br />
Management Center (MDMC)<br />
mensinergikan jaringan ini dengan<br />
layanan kesehatan, evakuasi dan<br />
pendamping psikososial dari jaringan<br />
rumah sakit, SAR dan mahasiswa<br />
Muhammadiyah.<br />
“Komunitas memang menjadi<br />
kekuatan Muhammadiyah di Jakarta<br />
ini, spontanitas warga membantu<br />
saudaranya yang membutuhkan<br />
kami rapikan dan disinergikan<br />
dengan layanan kesehatan, evakuasi<br />
dan psikososial” terang Indrayanto,<br />
supervisor operasi tanggap darurat<br />
MDMC untuk banjir Jakarta.<br />
Sebagai contoh posko di Masjid<br />
Al Huda Tebet Timur yang dibentuk<br />
oleh warga sejak Rabu pagi (16/1).<br />
“Posko Muhammadiyah Tebet Timur<br />
per hari menghabiskan dana 10<br />
juta lebih untuk menangani 1200<br />
Kepala Keluarga di 5 titik banjir” kata<br />
koordinator Posko Jakarta Selatan, M.<br />
Rizki Ramadhan. Dana dikumpulkan<br />
dari sumbangan warga Tebet Timur<br />
dan juga donatur yang dikoordinir<br />
oleh Posko Muhammadiyah Jakarta<br />
Selatan.<br />
Posko Tebet Timur ini dibentuk<br />
sebagai pusat logistik yang<br />
didistribusikan ke jaringan komunitas<br />
yang langsung melayani pengungsi,<br />
yaitu di Bukit Duri yang melayani<br />
365 orang bertempat di Rumah<br />
Singgah Aisyiyah, dan di Kebon Baru<br />
yang berpusat di Masjid Nurul Haq.
Muhammadiyah dengan jejaringnya<br />
yang berada di mana-mana<br />
memudahkan untuk memobilisasi<br />
massa. Terutama warga<br />
Muhammaidyah untuk ikut andil<br />
dalam membantu korban banjir.<br />
Selain itu, Posko di Jakarta Selatan ini<br />
mendistribusikan bantuan makanan<br />
ke kampung Rawajati – Kalibata. Di<br />
Rawajati ini posko bersinergi dengan<br />
layanan kesehatan dan bantuan<br />
evakuasi dari Disaster Medic<br />
Commite (DMC) Rumah Sakit Islam<br />
Pondok Kopi , tim medis yang khusus<br />
dibekali kompetensi water rescue. “Di<br />
Kalibata kami melayani 180 pasien”<br />
terang dr Iin Inayah , supervisor<br />
layanan kesehatan.<br />
Dari 47 titik layanan terseut,<br />
Jakarta Timur ada di 7 titik, Jakarta<br />
Pusat ada 9 titik, Jakarta Barat 7<br />
titik, Jakarta Selatan 7 titik, Jakarta<br />
Utara 3 titik, Kota Bekasi 6 titik,<br />
Kabupaten Bekasi 8 titik.<br />
Menghibur lewat Pondok Ceria<br />
Luapan gembira terpancar dari<br />
paras anak-anak pasca banjir di<br />
Jakarta. Di Rawajati Jakarta Selatan<br />
Rabu (23/1) di gelar acara Pondok<br />
Anak Ceria di Kampus Binawan,<br />
Kalibata, Jakarta Selatan. Acara ini<br />
kerjasama antara Kemensos, Child<br />
Center Indonesia, BEM STIKES<br />
Binawan, LAZISMU dan Korean<br />
Hands Global Volunteers.<br />
Pada acara itu dimeriahkan<br />
dengan beragam acara hiburan<br />
khusus anak-anak. Mulai dari<br />
menggambar, menari, dongeng dan<br />
bernyanyi. Di tengah guyuran hujan<br />
acara terus berlangsung dengan<br />
kegiatan dongeng untuk anak.<br />
Salah satu pendamping Fadel<br />
mengatakan acara ini sengaja dibuat<br />
untuk membantu anak-anak dengan<br />
hiburan yang mendidik. Dari pada<br />
bermain dengan hal yang kurang<br />
bermanfaat mereka kita arahkan<br />
bermain sambil belajar.<br />
Di sela-sela hiburan, tim layanan<br />
kesehatan medis dari LAZISMU<br />
memberikan pemeriksaan kesehatan<br />
kepada anak-anak. Tapi kebanyakan<br />
anak - anak yang hadir di sini<br />
sehat-sehat dan ceria kata Dr.<br />
Zaenal selaku tim medis. Mereka<br />
justru penuh canda saat datang<br />
menanyakan kondisi kesehatannya.<br />
“Saat timbang badan kondisi berat<br />
tubuhnya masih normal. Keceriaan<br />
dan keaktifan mereka bisa dijadikan<br />
tanda bahwa anak-anak sehat,”<br />
KOORDINATOR MDMC :<br />
Sarni (0819 0405 1348, 0812 1572 1248)<br />
KOORDINATOR MDMC DKI :<br />
Pak Zikrulloh ( 0813 1157 6150)<br />
Samsul (085693505053,08221118123539)<br />
KOORD JAKARTA TIMUR:<br />
Bu Susilawati ( 085 692 833 286)<br />
KOORD JAKARTA PUSAT:<br />
Pak Muklis (081310078099)<br />
KOORD JAKARTA BARAT :<br />
Ipung ( 081 286 435 276)<br />
KOORD JAKARTA SELATAN :<br />
Kiki ( 081 219 780 118)<br />
KOORD JAKARTA UTARA :<br />
Hadi Sunarto<br />
KOORD KOTA BEKASI :<br />
Musri (081 586 338 221)<br />
KOORD KAB BEKASI :<br />
Awaludin /Yatiman ( 021 950 88701)<br />
katanya.<br />
Selain itu, di Posko yang lain<br />
tim relawan dari Ikatan Mahasiswa<br />
Muhammadiyah juga hadir di<br />
Rawajati. Hanya saja mereka di<br />
luar kampus tepatnya di tempat<br />
pengungsian yang berdekatan<br />
dengan kali Ciliwung. Menurut Amiri,<br />
dari IMM Ciputat, para immawanimmawati<br />
yang menjadi relawan<br />
MDMC dan LAZISMU datang untuk<br />
membantu anak-anak korban<br />
banjir dengan memberikan layanan<br />
psikososial. [AUTHOR & FATHER]<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
25
info lazismu<br />
Uluran Tangan<br />
untuk Korban<br />
Gunung Rokatenda<br />
UNTUK meringankan beban korban<br />
letusan Gunung Rokantenda, warga<br />
Muhammadiyah di Kabupaten<br />
Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT)<br />
menyiapkan kebutuhan keluarga dan<br />
air bersih. Bantuan berasal dari dana<br />
siaga bencana LAZISMU.<br />
Untuk operasionalnya,<br />
Muhammadiyah Disaster Management<br />
Center (MDMC) mengkoordinasikan<br />
pembukaan Posko Muhammadiyah<br />
untuk bantuan darurat di Maumere.<br />
Posko Muhammadiyah di Maumere<br />
26<br />
Kunjungan Mahasiswa<br />
UMY ke LAZISMU<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
melaporkan hingga Selasa (5/2)<br />
tercatat 2.515 jiwa mengungsi<br />
di wilayah Kabupaten Ende dan<br />
Kabupaten Sikka.<br />
Menurut Abdul Khaliq Ar Rasyid,<br />
Koordinator Posko, di Kabupaten Sikka<br />
tersebar di Kecamatan Magepanda,<br />
Alok, Alok Barat, Alok Timur dan<br />
Kangae. Sementara di Kecamatan<br />
Maurele Kabupaten Ende ada 937<br />
orang yang mengungsi dari daerah<br />
kecamatan Palue tersebut.<br />
Para pengungsi pulau gunung<br />
SEBANYAK 150 mahasiswa Fakultas Agama Islam dari<br />
Universitas Muhammadiyah Yogjakarta (UMY) berkunjung<br />
ke Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng,<br />
Jakarta, pada Rabu lalu (30/1).<br />
Acara yang sebenarnya digelar ini untuk mengetahui<br />
lebih lanjut terkait menjalanakan lembaga fi lantropi punya<br />
Muhammadiyah ini LAZISMU. Dalam sambutannya,<br />
Direktur Utama LAZISMU M. Khairul Muttaqin<br />
mengharapkan kepada mahasiswa dari FAI UMY,<br />
api yang berdiameter tidak lebih dari<br />
delapan kilometer tersebut harus<br />
menempuh perjalanan melintasi laut<br />
paling tidak selama delapan jam untuk<br />
mencapai Maumere, di Kecamatan<br />
Alok, Kab. Sikka. “Itu kalau gelombang<br />
lagi baik,“ tandasnya.<br />
Sementara sebagian warga memilih<br />
mengungsi ke kecamatan Maurelle<br />
karena jaraknya lebih dekat tapi hanya<br />
bisa didarati perahu kecil, karena<br />
masih belum ada dermaga. Pulau<br />
Palue masuk ke wilayah administratif<br />
Kabupaten Sikka, walaupun dekat<br />
dengan kabupaten Ende.<br />
Data yang diterima oleh Posko<br />
Muhammadiyah Maumere untuk<br />
pengungsi seluruh daerah, ada<br />
185 balita, 15 orang ibu hamil, dan<br />
77 orang lansia. Jumlah warga di<br />
Pulau Palue sekitar 10.000 orang<br />
yang tersebar di delapan desa. Pusat<br />
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana<br />
menyatakan status Gunung Rokatenda<br />
masih di tingkat III, SIAGA. Namun<br />
karena letusan pada tanggal 2 Februari<br />
2013, warga merasa ketakutan dan<br />
mengevakuasi diri dengan perahuperahu<br />
motor.<br />
Karena itulah Posko Muhammadiyah<br />
di Maumere bersama MDMC<br />
menyiapkan bantuan sesuai yang<br />
dibutuhkan. Sementara LAZISMU<br />
terus melakukan penghimpun bantuan<br />
melalui rekening khusus bencana :<br />
Bank Mandiri 123.009.900.8999 a.n.<br />
Lazis Muhammadiyah Kemanusiaan,<br />
Bank BCA 878.0. 171.171 a.n. Lazis<br />
Muhammadiyah Kemanusiaan. [AUTHOR]<br />
khususnya program perbankan Islam dan<br />
Ushuluddin agar dapat mengembangkan<br />
ekonomi kreatif dan menciptakan programprogram<br />
inovatif serta menjadi mitra dalam<br />
pemberdayaan di bidang pendidikan.<br />
Dalam pertemuan itu, yang dihadiri<br />
jajaran pimpinan dan staf LAZISMU, Khairul mengingatkan<br />
bahwa keberadaan LAZISMU tidak lepas dari<br />
Muhammadiyah sebagai pelopor gerakan fi lantropi Islam.
Tanggul Citarum Jebol,<br />
Angkatan Muda Siaga<br />
JUMAT dini hari, (18/01) pukul 01.40<br />
WIB, tanggul Citarum jebol. Tanggul<br />
sepanjang 15 meter dengan lebar<br />
30 meter mengirimkan banjir ke<br />
perkampungan warga antara lain :<br />
Telukbango dan Segaran yang berada di<br />
sekitar tanggul.<br />
Di sebagian tempat ketinggian air<br />
mencapai pinggang orang dewasa<br />
setara dengan ketinggian 1,5 meter.<br />
Ketinggian air di desa Telukambulu<br />
bahkan menyentuh angka 2 meter.<br />
Karena pembuangan air tidak ada dan<br />
bermuara ke desa Cikeruh. Pada saat itu<br />
pun air laut pasang.<br />
Warga Gongcai I, bergerak<br />
menyelamatkan diri dan membantu<br />
Untuk itu, dana yang dihimpun dari muzaki (donatur)<br />
sebetulnya diinspirasikan dari spirit kedermawanan sosial<br />
yang bukan sekadar kewajiban. “LAZISMU akan membuka<br />
warga lainnya menghindari terjangan<br />
air Citarum. Air pun menghanyutkan<br />
sekitar 10 rumah warga roboh dan tidak<br />
bisa dihuni, 21 rumah rusak berat, dan 2<br />
sekolah rusak berat.<br />
Menurut Abdul Haq, salah seorang<br />
warga Telukambulu, sejak hari<br />
sebelumnya, warga di Kecamatan<br />
Batujaya sudah merasakan kepanikan,<br />
yang disebabkan oleh kondisi tanggul<br />
yang berada pada titik kritis. Masyarakat<br />
juga sudah menerima informasi bahwa<br />
jika volume air dari hulu semakin besar<br />
maka tanggul sudah dipastikan akan<br />
jebol. “Hanya kejadian itu kapan akan<br />
datang, warga tidak bisa berbuat<br />
banyak,” paparnya.<br />
Bersama beberapa rekannya, Abdul<br />
berinisiatif mendirikan posko darurat di<br />
MAN Batujaya yang juga terkena banjir.<br />
Selama tiga hari, posko berdiri dengan<br />
fungsi mengatur berbagai kebutuhan<br />
dan melakukan pendistribusian bantuan<br />
yang disalurkan untuk masyarakat<br />
di desa tersebut. “Bantuan-bantuan<br />
itu berasal dari masyarakat sekitar<br />
Karawang, organisasi kemasyarakatan,<br />
organisasi mahasiswa, dan lembaga<br />
non-pemerintah,” terangnya,<br />
Tim SAR-medis LPB PWM Jawa<br />
Tengah-MDMC yang berjumlah 5 orang<br />
dibawah komando Naibul Umam dan<br />
Angkatan Muda Muhammadiyah<br />
(AMM) Kabupaten Karawang berangkat<br />
menuju lokasi banjir.<br />
AMM Kabupaten Karawang<br />
langsung terjun ke lokasi di hari pertama,<br />
memberikan bantuan logistik sekaligus<br />
meninjau dampak banjir di daerah<br />
lainnya. Sementara Tim medis PKU<br />
Muhammadiyah Kota Yogyakarta turut<br />
bersinergi bekerjasama melakukan<br />
pelayanan dan konsultasi kesehatan<br />
bagi ratusan warga di Desa Telukbango.<br />
Pembagian sembako yang<br />
berjumlah 130 paket serta obatobatan<br />
berjalan lancar dan tertib meski<br />
masih ada sebagian warga yang tidak<br />
memeperoleh (27/01). Bantuan ini<br />
berasal dari PP Muhammadiyah-MDMC,<br />
PWM DKI Jakarta-LPB, PWM Jawa<br />
Tengah-LPB, Universitas Muhammadiyah<br />
Purwokerto, RS Amanah Wangon<br />
Banyumas, PDM Karawang, PD Aisyiyah<br />
Karawang. [AUTHOR]<br />
pintu bagi siapapun termasuk mahasiswa untuk bersinergi<br />
mengembangkan suatu kegiatan yang edukatif,” ujarnya.<br />
Sebagai lembaga yang melakukan kerja-kerja profesional<br />
melalui redistribusi dana yang dihimpun dari muzaki untuk<br />
dikelola melalui program dan kegiatan pemberdayaan umat.<br />
Gambaran ini tercermin dari seluruh program LAZISMU yang<br />
terfokus pada delapan ashnaf. “Berkaitan dengan program<br />
itu, kami melakukan jalinan komunikasi keluar dengan<br />
komunitas, lembaga atau perusahaan dalam menyatukan visi<br />
fi lantropi Islam,” paparnya.<br />
Terkait dengan kesadaran zakat di masyarakat yang<br />
masih cukup lemah, LAZISMU sebagai sebuah gerakan<br />
akan terus mendengungkan di masyarakat supaya<br />
kepedulian masyarakat terhadap sadar zakat meningkat<br />
sehingga bisa mengentaskan kemiskinan melalui programprogram<br />
pemberdayaan masyarakat. [AUTHOR]<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
27
info lazismu<br />
Mengenalkan<br />
Parenting<br />
Sejak Dini<br />
UNTUK meningkatkan kualitas<br />
pendidikan untuk anak-anak,<br />
LAZISMU Bekasi bersama Pimpinan<br />
Muhammadiyah Kabupaten Bekasi<br />
menyelenggarakan acara seminar<br />
tentang parenting. Acara yang<br />
ditujukan untuk para orang tua ini<br />
bertajuk “Menghantarkan Buah Hati<br />
Berhasil dengan Kekuatan Alaminya”<br />
pada Ahad (10/02)<br />
Seminar diisi oleh Humam<br />
Revalsyah dari Goal Setting<br />
Consultant. Seminar ini dihadiri<br />
oleh jajaran Pimpinan Daerah<br />
28<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
Muhammadiyah (PDM)<br />
Kabupaten Bekasi dan simpatisan<br />
Muhamamdiyah. Acara bertempat<br />
di Aula Muhammadiyah Kabupaten<br />
Bekasi, Ruko Permata Blok A 3, No. 1<br />
Plasa Metland Tambun.<br />
Dalam penjelasannya, Humam<br />
mengatakan bahwa fenomena<br />
pendidikan, khususnya di lingkungan<br />
keluarga antara anak dan orang tua<br />
sering tidak sejalan. Apalagi saat<br />
menuntun dan membimbing bakat<br />
dan kemauan anak. Persoalannya,<br />
sesungguhnya anak itu memiliki<br />
bakat yang berbeda-beda seperti<br />
di dalam keluarga misalnya.<br />
“Hanya saja, dominasi orangtua<br />
terkadang lebih dominan sehingga<br />
melemahkan potensi anak,”<br />
ungkapnya.<br />
Selanjutnya Humam berpesan<br />
kepada orangtua agar sedini<br />
mungkin dapat mendeteksi bakat<br />
dan minat anak. Tidak ada orang<br />
yang tidak ingin berprestasi. Hampir<br />
sebagian besar orang menghendaki<br />
prestasi memuaskan sekaligus<br />
sedapat mungkin menghindari suatu<br />
kegagalan.<br />
Dengan demikian, semua orang<br />
menghendaki dan menginginkan<br />
suatu prestasi, maka kompetisi untuk<br />
mendapatkannya pun semakin<br />
sulit dan mendaki. Ketika kompetisi<br />
semakin tinggi masing-masing<br />
kita menginginkan cara termudah<br />
dan efektif untuk meraih prestasi<br />
tersebut, salah satu dengan belajar<br />
dan bakat.<br />
Darno dari perwakilan<br />
Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Bekasi mengutarakan, setiap<br />
orangtua berharap agar anaknya<br />
menjadi anak yang shaleh. Untuk<br />
membentuk ciri-ciri tersebut tidak<br />
bisa diperoleh secara instan.<br />
“Seorang anak bisa menjadi apa<br />
yang diharapkan oleh orangtua<br />
hakikatnya dapat terbentuk dari<br />
dasar sikap keseharian yang<br />
diajarkan orangtuanya, pengaruh<br />
lingkungannya, sarana bermainnya,<br />
serta faktor tauladan yang<br />
mempengaruhinya,” katanya.<br />
Eko salah satu peserta seminar<br />
mengatakan sangat senang dengan<br />
diadakannya acara seperti ini oleh<br />
LAZISMU. Sehingga orangtua<br />
termotivasi terus untuk turut serta<br />
dalam membina pendidikan anak.<br />
Sesuai dengan tujuan pendidikan<br />
itu sendiri yang bermuara<br />
pada lahirnya generasi yang<br />
berintelektual dan berbekal ilmu<br />
agama yang kuat.<br />
Selain itu, Farid sebagai<br />
penyelenggara dan Fundraising<br />
LAZISMU Bekasi mengatakan, tujuan<br />
dari seminar ini pada dasarnya<br />
ingin memberikan pencerahan<br />
dan informasi edukatif kepada<br />
orangtua bahwa dalam membina<br />
dan mendidik anak tentu saja ada<br />
halangannya. Tapi, lebih dari itu,<br />
bagaimana orangtua mengarahkan<br />
keinginan anaknya sesuai dengan<br />
bakat dan minatnya.<br />
Di samping itu, acara ini juga<br />
sekaligus memperkenalkan program<br />
dan kegiatan LAZISMU. Diharapkan<br />
melalui acara ini akan datang<br />
muzaki atau donator baru yang<br />
ingin menunaikan zakat, infak dan<br />
sedekahnya.<br />
Farid menambahkan, setelah<br />
seminar berlangsung LAZISMU akan<br />
menyalurkan bantuan pasca banjir<br />
di Setu, Cibitung, Bekasi. Penyaluran<br />
bantuan ini diperuntukkan kepada<br />
150 kepala keluarga yang menjadi<br />
korban banjir di Bekasi beberapa<br />
waktu lalu. Kegiatan ini sebagai<br />
tindak lanjut tanggap darurat banjir<br />
yang telah diselenggarakan oleh<br />
LAZISMU Pusat dan MDMC. [AUTHOR]<br />
Bahu Membahu<br />
Cari Korban Longsor<br />
TRAGEDI kembali menimpa bangsa ini, di Brebes, tepatnya di dusun<br />
Luwung Desa Plompong Kecamatan Sirampong Brebes terjadi tanah<br />
longsor pada 5 Februari 2013 lalu. Dengan sigap, Tim Relawan<br />
Muhammadiyah dari LAZISMU dan SAR Muhammadiyah Banyumas<br />
meluncur menuju lokasi kejadian.<br />
Tim yang diketuai oleh Nur Khasbi membawa bantuan logistik<br />
berupa beras, mie instan, telor, gula, kopi, teh, minyak goreng, selimut<br />
dan makanan ringan lainnya yang berasal dari donatur LAZISMU dan<br />
para muzaki dan donatur.<br />
Tim dari Muhammadiyah sebanyak 8 orang juga ikut bergabung<br />
bersama BASARNAS dan ratusan relawan SAR lainya. Bersama warga<br />
setempat, TNI, POLISI, BASARNAS dan ratusan relawan SAR lainnya<br />
mulai Jum’at pagi 8 Februari 2013 dengan menggunakan peralatan<br />
sederhana dibantu anjing pelacak mencari mencari korban tewas yang<br />
tertimbun.<br />
Menurut SN, warga setempat yang enggan disebutkan namanya<br />
korban longsor sebanyak 8 orang, satu orang (Sukim) dalam kondisi<br />
kritis di rumah sakit dan satu seorang anak (Hamdani) meninggal<br />
dunia di rumah sakit sedangkan 6 orang lainya (Ratimah, Radun,<br />
Hastrap, Sutar, Taryo, dan Suni) tertimbun material longsor.<br />
Hingga berita ini diturunkan (Senin, 11 Februari 2013) telah<br />
ditemukan 3 jenazah yang tertimbun material longsor yakni; Ratimah,<br />
Hastrap dan Sutar. Sebelumnya warga dan relawan SAR telah bekerja<br />
secara manual menggunakan cangkul, namun tidak memperoleh hasil<br />
yang memuaskan hingga pada minggu sore didatangkan alat berat<br />
untuk melakukan pencarian jenazah korban longsor tersebut. [AUTHOR]<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
29
info lazismu<br />
Tekad Sekolah Vina,<br />
Semangat Si Joki 3 in 1<br />
MEMILIKI fi sik lemah tentu bukan<br />
keinginan Vina Angelica. Sejak kecil,<br />
ia sudah tak berbapak. Ia tumbuh<br />
besar bersama sang ibunda tercinta<br />
Lusia Istiyarningsih (41) di Cilebut,<br />
Bojonggede, Bogor, Jawa Barat.<br />
Sebagai tulang penggung keluarga,<br />
Vina terus berusaha dan bertahan<br />
hidup.<br />
Menurut pengakuan Vina, sang<br />
bunda merupakan sosok yang<br />
perhatian dan tegar. Ibundanya<br />
seorang mualaf sejak 1995. Untuk<br />
memenuhi kebutuhan hidup ibunya,<br />
ia akan melakukan sekuat tenaga<br />
memenuhi kebutuhan hidup seharihari.<br />
Kini, Vina duduk sebagai siswi kelas<br />
dua di Madrasah Tsanawiyah (MTs)<br />
Jam’iyatul Falah, Kedung Waringin,<br />
Bojonggede, Bogor. Di madrasah ini<br />
Vina menuntut ilmu, jarak sekolah<br />
kurang lebih 2 kilometer dari tempat<br />
tinggalnya.<br />
Menurut Ahmad Jaelani, guru<br />
Pendidikan Agama Islam, Vina<br />
tergolong siswi yang rajin dengan<br />
30<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
kemampuan yang cukup. Meski<br />
pendiam, ia tetap bersosialisasi<br />
dengan kawan-kawan sekelasnya.<br />
Sementara dari dua puluh delapan<br />
murid di kelas dua, Vina termasuk siswi<br />
yang dhuafa dan yatim.<br />
Begitu juga diakui wali kelas<br />
Vina, Muhammad Asikah, SH. Asikah<br />
menuturkan dari segi kehadiran ia<br />
tidak pernah membolos walaupun<br />
setiap hari membantu ibunya mencari<br />
nafkah. Dan prestasinya masuk 10<br />
besar sesuai standar potensi yang<br />
berlaku di sekolah yaitu Kriteria<br />
Ketuntasan Minimal (KKM).<br />
Saat ini, Vina tinggal di sebuah<br />
rumah sederhana beratap asbes tua<br />
dengan lantai bercorak papan catur.<br />
Tim LAZISMU menyempatkan singgah<br />
ke rumah Vina setelah berkunjung<br />
ke madrasah. Bersamaan dengan<br />
Vina yang bergegas pulang, kami<br />
pun sampai pukul 13.30 WIB di desa<br />
Cilebut Timur, Kecamatan Sokaraja,<br />
Bojonggede, Bogor.<br />
Kami pun disambut senyum<br />
manis bocah kecil. “Ini adik saya kelas<br />
tiga SD, namanya Cahyadi,” ungkap<br />
Vina. Tidak lama berselang Lusia, ibu<br />
Vina menyambut kedatangan kami.<br />
Ia tampak masih lelah, selebihnya<br />
secangkir air putih menjadi pelepas<br />
dahaga yang segar.<br />
“Maaf saya baru pulang bekerja.<br />
Maklum, beginilah rumah saya.<br />
Saya hanya Joki 3 in 1 di Jakarta. Ini<br />
saya lakukan sejak suami meninggal<br />
beberapa tahun yang lalu. Itupun<br />
dilakukan setiap Senin-Jum’at pagi<br />
dan sore hari,” katanya.<br />
Lusia berterima kasih, karena surat<br />
pengajuannya direspon LAZISMU.<br />
Dengan begitu, Vina mendapat<br />
bantuan pendidikan program Gerakan<br />
Nasional Orangtua Asuh. Sebetulnya<br />
ia anak yang cerdas, dulu saat di<br />
bangku sekolah dasar selalu rangking<br />
satu. “Tapi sekarang di MTs prestasinya<br />
menurun karena harus membantu<br />
saya mencari nafkah,” ungkapnya<br />
dengan penuh kecemasan.<br />
Lusia mengatakan, tekad Vina<br />
untuk tetap sekolah sangat kuat,<br />
meski saya tidak punya biaya. Bahkan,<br />
keinginannya untuk bersekolah ke<br />
jenjang pendidikan yang lebih tinggi<br />
terus diimpikannya. “Vina ingin sekolah<br />
dan kuliah bu!” tiru Lusia saat Vina<br />
bercerita.<br />
Ke depan, Vina bertekad rajin<br />
belajar agar sukses di masa depan.<br />
Situasi ekonomi yang dialaminya<br />
sekarang tidak menyurutkan niatnya<br />
untuk tetap sekolah. “Jadi tak perlu<br />
lagi meratapi nasib, apa yang ada<br />
sekarang harus dan patut disyukuri,”<br />
papar Vina.<br />
Berkaitan dengan itu,<br />
Nurikhsan salah satu Tim LAZISMU<br />
mengungkapkan Vina merupakan<br />
salah satu sasaran atau penerima<br />
manfaat program ini dari keluarga<br />
kurang mampu yang sedang<br />
menempuh pendidikan. Dengan<br />
demikian, Vina mendapatkan donasi<br />
pendidikan berupa biaya untuk SPP<br />
selama satu tahun, seragam, sepatu<br />
dan tas sekolah berikut buku pelajaran<br />
dan biaya subsidi pendiidkan lainnya,<br />
jelasnya.<br />
Sebelum Tim LAZISMU<br />
berpamitan, Vina mengucapkan<br />
banyak terima kasih kepada LAZISMU<br />
dan donatur orangtua asuh yang telah<br />
membantu biaya pendidikan sekolah<br />
saya, tuturnya. [AUTHOR & ICHAN]
Mekanisme berlangganan hubungi kami:<br />
CV. SURYA CEMPAKA<br />
Jl. Cempaka Putih Barat II No. 9A<br />
Jakarta Pusat – DKI Jakarta<br />
Telp. : 021-91272510/ 91270010, SMS: 081 808 33 22 33<br />
Email : surya.cempaka@yahoo.com<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
31
laporan keuangan<br />
1. PENERIMAAN ZAKAT<br />
BSM-ZAKAT : 009.0033333<br />
NAMA JML (RP)<br />
FT1233805S7M\BNK 500.000,00<br />
FT1233861W3B\BNK 75.000,00<br />
FT12340Z2D4T\BNK 100.000,00<br />
FT1234264SX5\BNK 160.000,00<br />
FT123429CD4X\BNK 400.000,00<br />
FT12342SZKRT\BNK 150.000,00<br />
FT123469ZN17\BNK 6.500.000,00<br />
FT123468VG3L\BNK 500.000,00<br />
LAZISMUH KLATEN 10.000.000,00<br />
FT12355008V5\BNK 140.000,00<br />
FT123569585B\BNK 250.000,00<br />
FT12361C5WRS\A58 128.100,00<br />
FT12361WLMC8\BNK 75.000,00<br />
FT12361F0352\A24 1.000.000,00<br />
AN NANY ARIANY 500.000,00<br />
FT12361Z78LQ 300.000,00<br />
LAZISMUH KOTA PEKALONGAN 4.600.000,00<br />
FT12366B0X8W\BNK 150.000,00<br />
FT1236684LV7\B32 100.000,00<br />
25.628.100,00<br />
NAMA JML (RP)<br />
DARI 5264220041430194" 25.000,00<br />
SRI SURONO 100.000,00<br />
CHINDI INDIRASARI 150.000,00<br />
AKMAL FALAH 50.000,00<br />
ENNOVIA LINTANG KINASIH 50.000,00<br />
CHINDI INDIRASARI 150.000,00<br />
RETNO DEWANTI 350.000,00<br />
DARI 5264220041430194 25.000,00<br />
900.000,00<br />
BCA ZAKAT - BEKASI: 8780120003<br />
NAMA JML (RP)<br />
DWI PRIYANDONO 11.500,00<br />
ISPAR 200.000,00<br />
ANDA SUDIWARDANI 100.000,00<br />
PUJI DWI AFFRILIAN 100.000,00<br />
DWI PRIYANDONO 13.000,00<br />
424.500,00<br />
32<br />
MANDIRI ZAKAT JOGJA : 123-00-2200-2200<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
Laporan Keuangan<br />
Bulan Desember 2012<br />
MANDIRI ZAKAT BEKASI : 123-00-9900-8999<br />
NAMA JML (RP)<br />
DARI 5264220020816215 200.000,00<br />
ATMB trf Credt 00000519 100.000,00<br />
DWI ANGGIT ADI WICORO 200.000,00<br />
500.000,00<br />
BCA ZAKAT JOGJA : 8780118181<br />
NAMA JML (RP)<br />
DR 002 PONIMAN 40.000,00<br />
DIDIK DEWANTO 50.000,00<br />
ALDI ANWAR 100.000,00<br />
B HILWIATUL AHLA 200.000,00<br />
R MURDANING KARTIK 100.000,00<br />
TRI DIAN FAHRIE 171.000,00<br />
ALDI ANWAR 150.000,00<br />
NINDIFA NINA RUNTING 100.000,00<br />
911.000,00<br />
BNI SYARIAH ZAKAT : 009.153.94.00<br />
NAMA JML (RP)<br />
Sdr MA'ARUF 200.000,00<br />
OCTYA DWI UNTAR IB 000096638713 120.000,00<br />
DARI 213020196 sodaqoh gaji 100.000,00<br />
AGUS 250.000,00<br />
ENDAH TRI NU 200.000,00<br />
DWI KUR 35.000,00<br />
DARI 19762991 Zakat 600.000,00<br />
DWI UNTAR IB 000096638713 100.000,00<br />
AGUS 300.000,00<br />
DARI 244614037 Zakat profesi bulana 117.800,00<br />
DARI 175271903 2.000.000,00<br />
BAYU R 310.000,00<br />
4.332.800,00<br />
BCA ZAKAT: 8780040077<br />
NAMA JML (RP)<br />
NAZIRUDDIN LUBIS 500.000,00<br />
AZIS SUPRIANTO 200.000,00<br />
A SYAKUR 150.000,00<br />
SUGIHARTO 10.000,00<br />
DETI SURTIKANTI IS 53.000,00<br />
MUH NAJIB KURNIAWA 500.000,00<br />
ILYAS ST 500.000,00<br />
ARIF RACHMAN HIMAW 150.000,00<br />
SOFYAN SOLIKHIN 3.500.000,00<br />
ANI RUBIANTINI 250.000,00<br />
NAMA JML (RP)<br />
SHITA PARAMAYANTI 1.000.000,00<br />
CHAIRUNNISA 125.000,00<br />
HERDIANSYAH GP SUR 100.000,00<br />
ISNAPUTRI ISKANDAR 200.000,00<br />
ZARDA AFRIETA 65.000,00<br />
MUHAMMAD YUNANTO W 50.000,00<br />
SUHARYONO 300.000,00<br />
MUHAMMAD DIJATMIKA 170.000,00<br />
TAMIMIE ARIFIAN FA 100.000,00<br />
OCTHEA AULIA RACHM 100.000,00<br />
KOMALASARI DEWI DR 700.000,00<br />
DRA PARLIEN ANDRIY 300.000,00<br />
YOHAN ANDRIAN THEI 50.000,00<br />
PRAMITA RENO VILIN 150.000,00<br />
FISTA ROSIDA KUSUM 500.000,00<br />
ARDIAN NURCAHYO 152.756,00<br />
JOKO SUPRIYANTO 125.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 35.000,00<br />
DEMINA SUKSES INVE 500.000,00<br />
AGUS SUDARMADI HBID/PT TAS 80.100,00<br />
BOY LUBIS 500.000,00<br />
DWI ANDAYANI 250.000,00<br />
TASLIM MAKAMINAN 50.000,00<br />
MAKSUM ZULVIKAR SA 25.000,00<br />
BENDADY H PRAMONO 1.000.000,00<br />
ISRAR ARDIANSYAH 100.000,00<br />
SONNY TRISUNU PANG 250.000,00<br />
TRI ISWACHYONO 1.500.000,00<br />
SARI PRASTYANINGRU 10.000,00<br />
ILYAS ST 1.100.000,00<br />
RISWANTO KEL 10.000,00<br />
YANU SAKTIAJI 40.000,00<br />
ADE TATANG 150.000,00<br />
ACHYAR ARFAN 350.888,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 250.000,00<br />
KAKA CHRISTYAWAN S 150.000,00<br />
ARIKO ANDIKABINA 250.000,00<br />
RACHMATULLOH 57.380,00<br />
KADO SEHAT HARMI DAMANIK 200.000,00<br />
MUHAMMAD DIJATMIKA 1.125.000,00<br />
ISTIONO SE 50.000,00<br />
TRIANTO IRAWAN 1.500.000,00<br />
HARMI DAMANIK 200.000,00<br />
YENITA SSI A PT 111.500,00
NAMA JML (RP)<br />
FITRI ALIMAH 200.000,00<br />
PRIYONO GIANT TAMAN 36.000,00<br />
ILYAS ST 1.000.000,00<br />
H JOKO SRIWIDODO 3.000.000,00<br />
EDY WIDARTO 200.000,00<br />
RISWANTO KEL 15.000,00<br />
SUGIHARTO 10.000,00<br />
HARMI DAMANIK 600.000,00<br />
HIKMAH ROCHMAWATI 200.000,00<br />
BENDADY HINDOM PRA 1.000.000,00<br />
IKE DIANASARI 100.000,00<br />
AFIFA PURBASARI 1.000.000,00<br />
MOH NAWAWI IR 50.000,00<br />
TINA AGUSTINA 400.000,00<br />
TRIANTO IRAWAN 250.000,00<br />
A SYAKUR 20.000,00<br />
KHADIK WINARTO RID 250.000,00<br />
RISWANTO TGR.ANEKA S 10.000,00<br />
ILYAS ST 200.000,00<br />
HERLAMBANG SUKMA S 100.000,00<br />
ACHMAD RIZAL TAUFA 150.000,00<br />
ABDUL SAHID 100.000,00<br />
ARYO PRATOMO 50.000,00<br />
suryanto SARI ADELENA SETYO 200.000,00<br />
ARIKO ANDIKABINA 600.000,00<br />
MAKSUM ZULVIKAR SA 50.000,00<br />
PROF YULIANTI VERA PITA 250.000,00<br />
ZAINAL AKROMAN RID 400.000,00<br />
ACHMAD SYAHLAN 350.000,00<br />
DR 6080376764 10.000.000,00<br />
LUKMANSYAH RIFAI A 100.000,00<br />
BUDHI HERMANTO 100.000,00<br />
KUSUMA SANI SANTOS 57.000,00<br />
DERIANSYAH 45.000,00<br />
ILYAS ST 100.000,00<br />
ARIEF BUDIMAN 2.000.000,00<br />
LIESNA EKA NOVIANI 100.000,00<br />
M.FITRIAWAN ELTSAN PERMATA 110.000,00<br />
APRI BUDIANTO 50.000,00<br />
TARI ISDIYAH 200.000,00<br />
SHITA PARAMAYANTI 1.000.000,00<br />
TEGUH SUYATNO 40.000,00<br />
A SYAKUR 170.000,00<br />
JOKO SUPRIYANTO 112.000,00<br />
DWI IRIANTO 125.000,00<br />
CHAIRUNNISA 150.000,00<br />
MUHAMMAD DIJATMIKA 250.000,00<br />
DWI NURUL KUMAYAWA 45.000,00<br />
MAKSUM ZULVIKAR SA 15.000,00<br />
NAMA JML (RP)<br />
HERDIANSYAH GP SUR 100.000,00<br />
OCTHEA AULIA RACHM 100.000,00<br />
ROFIK HARTANTO 600.000,00<br />
EDWIN NAZIR 500.000,00<br />
YANI DWIPRASETYATI 100.000,00<br />
DETI SURTIKANTI IS 71.500,00<br />
NURDIANA 50.000,00<br />
46.927.124,00<br />
MANDIRI ZAKAT : 123.000.5117.405<br />
NAMA JML (RP)<br />
SYAIFULLAH ARSYAD 75.000,00<br />
SINDHU HARIMUKTI 50.000,00<br />
ERRY NUGROHO 1.000.000,00<br />
FIRDIE ARFIANTO 100.000,00<br />
SANDI SIFANANDA 170.000,00<br />
SETIAWAN 100.000,00<br />
SOFIA TRIYANI 50.000,00<br />
SINDHU HARIMUKTI 22.500,00<br />
ABDUL HARIS 1.000.000,00<br />
ARIFUDIN 137.225,00<br />
SINDHU HARIMUKTI 28.150,00<br />
BAGUS KUNTJORODJATI 400.000,00<br />
FATAH MANOHARA 170.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 35.000,00<br />
DARI 5264220970450460 150.000,00<br />
SRI WIDAHTI 50.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />
SULUN 50.000,00<br />
FARID FACHRUDDIN 101.000,00<br />
SINDHU HARIMUKTI 17.500,00<br />
ATMB trf Credt 00000077 160.000,00<br />
SINDHU HARIMUKTI 31.250,00<br />
SINDHU HARIMUKTI 25.000,00<br />
NOVRI SATRIAWAN 600.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 750.000,00<br />
IMRON RACHMANU ADJI 250.000,00<br />
FU'AD HERMAN PUTRANTO 260.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 500.000,00<br />
SINDHU HARIMUKTI 17.500,00<br />
SUDARMAN 600.000,00<br />
SELMY PATRICA WIBAWA 500.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />
SINDHU HARIMUKTI 57.500,00<br />
IMAMUDDIN HAKIM 300.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />
HANFLORA ZAHAR 500.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 32.000,00<br />
NAMA JML (RP)<br />
DEVI EKA NUSANTI 500.000,00<br />
ATMB trf Credt 00000017 160.000,00<br />
RUDI SUKANDAR 200.000,00<br />
N LEILY M 2.000.000,00<br />
SINDHU HARIMUKTI 112.500,00<br />
SELMY PATRICA WIBAWA 250.000,00<br />
BUDI YUWONO 125.000,00<br />
SUGENG 96.000,00<br />
SOFIA TRIYANI 50.000,00<br />
NOOR HUDAY SANTOSA 2.100.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />
SITI FATWA DEWI 250.000,00<br />
GEO SARANA GUNA 10.000,00<br />
MEITY WIDYASTUTI 100.000,00<br />
DARI 1180006169758 250.000,00<br />
Setor Tunai 400.000,00<br />
SODAQOH 1.500.000,00<br />
ABDUL WAHIB 800.000,00<br />
SHAFIYYA ROSYIDA 2.200.000,00<br />
SINDHU HARIMUKTI 107.500,00<br />
EEN WAHYU RISCAWATI 200.000,00<br />
AGUS NURHADI 100.000,00<br />
RIDWAN FIRNADI KARSA 1.000.028,00<br />
RAZAN QAEDI 50.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 50.000,00<br />
BAGUS KUNTJORODJATI 400.000,00<br />
ARIFUDIN 186.500,00<br />
PRMA CR Transf 1230005117405 1.000.000,00<br />
LULU ANGGIAMURNI 2.440.000,00<br />
KEMAL SULTONI 200.000,00<br />
M. ANDY RAHMAD WIJAYA 300.000,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 34.000,00<br />
IKHLAS PANGARIBOWO PAMBUDI 75.000,00<br />
BOY ZAYADY GINDO 225.000,00<br />
ATMB trf Credt 00006667 300.000,00<br />
MASHURI NUR 299.680,00<br />
DEVI EKA NUSANTI 35.000,00<br />
SINDHU HARIMUKTI 37.500,00<br />
BANK NIAGA - ZAKAT<br />
NAMA JML (RP)<br />
DR 3080103857185 102.000,00<br />
DR 3030100092189 200.000,00<br />
DR 3410100002148 250.000,00<br />
DR 5200129491115 25.000,00<br />
DR 3030100092189 200.000,00<br />
DR 5200129491115 25.000,00<br />
802.000,00<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
26.683.333,00<br />
33
laporan keuangan<br />
BANK MUAMALAT ZAKAT : 301.0054.715<br />
NAMA JML (RP)<br />
DWI PRIYANDONO 11.500,00<br />
SUMADI 200.000,00<br />
DWI LISTYOWATI 20.000,00<br />
AKROM MARSIA 200.000,00<br />
AKH FAESOL 250.000,00<br />
CHOIRUL ZUHRON MUSHOHIB 75.000,00<br />
ADITYO TRIAGUNG PRAKOSO,IR 250.000,00<br />
ASIH WAHYUNI, S.PI 100.000,00<br />
MUHAMAD HIDAYAT 25.000,00<br />
CR TR 0014 0301 200.000,00<br />
KK. UMY (CAB YOGYA 25.000,00<br />
1.345.000,00<br />
BRI SYARIAH ZAKAT :123-001-001-404309<br />
NAMA JML (RP)<br />
FROM 48938530002295 500.000,00<br />
MUFRIDAH 300.000,00<br />
MUTHIA OCTORA 100.000,00<br />
MUH AHDAN SUFY 70.000,00<br />
IBK TASNIM MUHAMMA 150.000,00<br />
MUHAMMAD WIDJA 500.000,00<br />
FROM 48938559100274 500.000,00<br />
NARIMAN HERMAN 500.000,00<br />
ADE FITRI ZUBA 200.000,00<br />
FROM 000401026886509 60.000,00<br />
FROM 557791143214775 90.000,00<br />
EKA WIDYANINGGR 59.400,00<br />
3.029.400,00<br />
34<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
2. PENERIMAAN INFAK<br />
BSM INFAK : 009.0066666<br />
MANDIRI INFAK : 123.000.5117.371 NAMA JML (RP)<br />
NAMA JML (RP) FT12338DWNQB\BNK 5.000.000,00<br />
RACHMADI MURYONO 500.000,00 FT12346M7B2X\BNK 1.000.000,00<br />
ADI NUGROHO SDS 500.000,00 FT12352NZMT9\B31 200.000,00<br />
DARI 1670000685080 50.000,00 FT1235254P45\C23 40.000,00<br />
SURYA PURNAMA 350.000,00 FT12352BZ5MK\BNK 50.000,00<br />
ATMB trf Credt S1ANAN4E 350.000,00 FT123535RVMC\D54 11.360,00<br />
HIKMAH AMILIA, A.MD. 100.000,00 FT12355RLSSR\A57 1.000.000,00<br />
SONY KISYONO 50.000,00 FT12362QR4C9\C23 50.000,00<br />
AZIZAH CLARISSA RANDA 200.000,00 FT123621QN0M\BNK 600.000,00<br />
DARI 5264222281107110 300.000,00 FT123666BY60\BNK 100.000,00<br />
GRANDHIS HELMI HARUMANSYAH 200.000,00<br />
FT12366B72ZR\F83 200.000,00<br />
ELYUSRA MU'ALLIMIN 2.000.000,00<br />
8.251.360,00<br />
LULU ANGGIAMURNI 700.000,00<br />
DARI 5264222610797201 200.000,00 BANK BRI S INFAK :123-001-001-404305<br />
SONY KISYONO 50.000,00<br />
NAMA JML (RP)<br />
WAHYU EKO SURYAWAN 23.000,00<br />
PERDANA RIZKT 100.000,00<br />
DARI 5221840095495710 60.000,00<br />
ABDU RAUF IQBAL 170.000,00<br />
GEO SARANA GUNA 10.000,00<br />
MUHAMMAD WIDJA 20.000,00<br />
SONY KISYONO 50.000,00<br />
ADE FITRI ZUBA 300.000,00<br />
DIAH AYU PUSPITASARI 100.000,00<br />
FROM 00401026886509 50.000,00<br />
TITI 500.000,00<br />
LUQMAN SATRIYA 2.000.000,00<br />
RAZAN QAEDI 50.000,00<br />
EKA WIDYANINGR 100.000,00<br />
BAGUS KUNTJORODJATI<br />
IKHLAS PANGARIBOWO PAMBUDI<br />
500.000,00<br />
100.000,00<br />
2.740.000,00<br />
IMAM SUGIYONO 110.000,00<br />
MANDIRI INFAK BEKASI : 123-0000-88778-8<br />
7.053.000,00<br />
NAMA JML (RP)<br />
BANK NIAGA S INFAK : 520-01-00187-00-6 DARI 5221840094560530 100.000,00<br />
NAMA JML (RP) DWI ANGGIT ADI WICORO 10.000,00<br />
DR 0190162114126 500.000,00<br />
110.000,00
BNI S INFAK : 009.153.94. 11<br />
NAMA JML (RP)<br />
M GUNGU 500.000,00<br />
m. nasrullah LAZISMU TASIK 500.000,00<br />
Ibu NADYA 100.000,00<br />
DARI 190588332 500.000,00<br />
Sdri IRMA 500.000,00<br />
Sdr REGA M 500.000,00<br />
DARI 100160539 225.000,00<br />
DARI 92244360 10.000,00<br />
DARI 198479278 desember 2012 100.000,00<br />
DARI 88668589 50.000,00<br />
DARI 244614037 Infak 500.000,00<br />
DARI 175903252 250.000,00<br />
3.735.000,00<br />
3. PENERIMAAN GNOTA<br />
DANAMON S GNOTA: 005-500-66-1912<br />
NAMA JML (RP)<br />
PERAWATI A 200.000,00<br />
DR 201212126169 200.000,00<br />
DR 201212175436 200.000,00<br />
AULIA HANDOYO 200.000,00<br />
DR201212263331 200.000,00<br />
1.000.000,00<br />
4. PENERIMAAN QURBAN<br />
BCA - QURBAN<br />
NAMA JML (RP)<br />
MOCHAMMAD MIFTACHU 50.000,00<br />
5. PENERIMAAN WAKAF<br />
BNI S WAKAF : 009.153.9433<br />
NAMA JML (RP)<br />
Sdr REGA M 500.000,00<br />
Sdr M GUNGU 500.000,00<br />
Sdr REGA M 500.000,00<br />
1.500.000,00<br />
6. PENERIMAAN<br />
KEMANUSIAAN<br />
PALESTINA<br />
MANDIRI - KEMANUSIAAN : 123-00-99-00-8999-9<br />
NAMA JML (RP)<br />
MUHAMMAD FIRMAN 2.500.000,00<br />
SUMBANGAN GAZA [setor Tunai] 2.420.000,00<br />
PANJAITAN 350.000,00<br />
MUHAMMAD NOOR HASAN SIREGAR 200.000,00<br />
ANGGORO MAHENDRA SETYAWAN 100.000,00<br />
BANTUAN UNTUK PALESTINA 3.000.000,00<br />
8.570.000,00<br />
BNI S KEMANUSIAAN : 009.153.94.44<br />
NAMA JML (RP)<br />
DARI 322960476 200.000,00<br />
SETOR TUNAI 1.061.200,00<br />
LIKA PRM PUGERAN 1.237.900,00<br />
TRF/PAY/TOP-UP<br />
ECHANNEL00547242340<br />
500.000,00<br />
DARI 248184938 50.000,00<br />
Bpk HARITS 20.000,00<br />
IMM PURWOREJO 1.350.000,00<br />
Bpk AHMAD I 1.000.000,00<br />
NAMA JML (RP)<br />
Sdr REGA M 500.000,00<br />
BP GIRI 100.000,00<br />
DARI 125000384 500.000,00<br />
DARI 222994715 50.000,00<br />
Sdri YOUWEN 1.000.000,00<br />
SETOR TUNAI LAZIS MUHAMMADIYAH 150.000,00<br />
bpk ajat 1.027.000,00<br />
DARI 1003826817 600.000,00<br />
SETOR TUNAI AYU 7.500.000,00<br />
DR PRAYITNO 250.000,00<br />
UMP PRWRJO 500.000,00<br />
DARI 4102716588 200.000,00<br />
RSI Siti Aisyah Madiun 2.000.000,00<br />
19.796.100,00<br />
BCA KEMANUSIAAN : 8780171171<br />
NAMA JML (RP)<br />
AMAR MARUF 100.000,00<br />
WIJAYATI LASMI SPBU CIPU 3.000.000,00<br />
SETORAN TUNAI 1.700.000,00<br />
DINA ANGGRAINI MAR 50.000,00<br />
OCTHEA AULIA RACHM 100.000,00<br />
IMAN SUPRIYONO 100.000,00<br />
TRSF E-BANKING CR 12/01 80491<br />
DEC 2012<br />
300.000,00<br />
NY ZURAIDA WARSONO 300.000,00<br />
AMALIA SAFFANET 200.000,00<br />
MAY ANGGRAINI 50.000,00<br />
V I O FOURA RAHATI 1.000.000,00<br />
LALU SUPARLAN 100.000,00<br />
ACHMAD SETIAWAN 17.000,00<br />
INAYATUL KARIMAH 150.000,00<br />
SETORAN TUNAI 1.000.000,00<br />
KR OTOMATIS 14.206.200,00<br />
MUSA ARAFAH 100.000,00<br />
DIDI PRADINANDO 300.000,00<br />
RS MUHAMMADIYAH SELOGIRI 1.000.000,00<br />
IMAN SUPRIYONO 100.000,00<br />
R HARI SUSANTO SH 10.099,00<br />
ACHMAD SETIAWAN 24.000,00<br />
IMAN SUPRIYONO 100.000,00<br />
TEGAR PUNGKAS PRAS 20.000,00<br />
MUHAMMAD HAMDI SE 50.000,00<br />
M SOFA KLINIK RWT INAP MUH SITI<br />
HALIM AH<br />
500.000,00<br />
SITI ROMELAH BWI 1.000.000,00<br />
RRSI AISYAH SUMB PALESTINA 10.000.000,00<br />
KLIRING BI 81189500 #WARKAT<br />
L:01 I:00<br />
3.000.000,00<br />
SUYANTO 250.000,00<br />
OCTHEA AULIA RACHM 100.000,00<br />
BCA - KADO RAMADHAN<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
38.927.299,00<br />
NAMA JML (RP)<br />
ANTON KURNIAWAN 20.000,00<br />
35
in-tips<br />
Tips Aman<br />
Naik Angkot<br />
Kasus pemerkosaan dan<br />
kriminalitas yang kerap<br />
terjadi di dalam angkot,<br />
memang meresahkan.<br />
Namun, itu tidak berarti, kita<br />
ketakutan naik transportasi umum<br />
satu ini. Selain lebih meningkatkan<br />
kewaspadaan, ada tips dari TMC<br />
Polda Metro Jaya tentang keamanan<br />
naik angkutan umum.<br />
1.<br />
Sebelum naik angkot,<br />
jangan lupa untuk<br />
memeriksa nomor trayek<br />
dan jurusan. Pastikan Anda tidak<br />
salah naik karena ketika binggung<br />
bisa dimanfaatkan oleh orang<br />
tak bertanggung jawab untuk<br />
melakukan kejahatan. Untuk<br />
mencegah itu semua, selalu pastikan<br />
nomor trayek.<br />
2.<br />
Pilih angkot berkaca<br />
bening agar keadaan<br />
dalam angkot bisa terlihat<br />
dari luar, baik banyak penumpang<br />
yang ada maupun sopir. Selain itu,<br />
36<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
angkot yang memiliki kaca bening<br />
juga merupakan salah satu kontrol<br />
masyarakat. Jika terjadi hal-hal yang<br />
tidak diinginkan, masyarakat di luar<br />
bisa melihat dan menolong Anda.<br />
Lebih baik pilih angkot dengan sopir<br />
berseragam dan ID.<br />
3.<br />
Jangan tidur di dalam<br />
angkot meskipun lelah<br />
melakukan perjalanan<br />
seharian karena sangat berbahaya<br />
dan membuka peluang orang untuk<br />
melakukan tindakan kejahatan,<br />
seperti pencopetan maupun<br />
penculikan.<br />
4.<br />
Hindari menerima<br />
makanan dan minuman<br />
dari orang tak dikenal.<br />
Hal ini untuk mencegah pembiusan<br />
yang sedang marak terjadi. Bila<br />
memungkinkan, hindari bepergian<br />
sendiri saat naik angkutan umum.<br />
Ajaklah teman, terutama di malam<br />
hari. Ini untuk meningkatkan<br />
keamanan dan mencegah tindak<br />
kriminal, seperti pemerkosaan yang<br />
sempat terjadi di dalam angkot.<br />
5.<br />
Jangan menarik<br />
perhatian dengan<br />
mengenakan perhiasan<br />
dan pakaian berlebihan. Terkadang<br />
penampilan yang mencolok juga<br />
bisa mengundang kejahatan. Bila<br />
memungkinkan, bawa alat-alat<br />
yang bisa dipakai senjata. Tidak<br />
perlu senjata tajam atau senjata<br />
api. Gas air mata dalam ukuran<br />
kecil atau gelang sekalipun dapat<br />
menjadi senjata awal untuk<br />
menghindari dari kejahatan.<br />
6.<br />
Bila merasakan ada<br />
sesuatu yang tidak<br />
beres, putuskan untuk<br />
segera turun dan pindah angkutan.<br />
Jika mendapati ada tindakan<br />
kejahatan, segera melaporkan<br />
kepada kepolisian terdekat atau<br />
menghubungi TMC Polda Metro<br />
Jaya di nomor 021 5276001 dan<br />
SMS 1717.
SMN Berkomitmen<br />
Peduli Bangsa<br />
Program CSR perusahaan ini disalurkan untuk memenuhi<br />
kebutuhan masyarakat mulai dari kebutuhan pendidikan,<br />
kesehatan dan santunan anak. Dengan program ini perusahaan<br />
telah menunjukkan komitmennya membangun masyarakat.<br />
Menurut Komisaris Utama<br />
PT Sarana Menara<br />
Nusantara Tbk (PT SMN)<br />
Tonny Kusnadi, perusaha<br />
SMN mempertahankan posisinya<br />
sebagai perusahaan menara<br />
terkemuka di Indonesia yang memiliki<br />
lebih dari 6.300 menara dan 10.700<br />
penyewa. Angka ini mengalami<br />
kenaikan jika dibanding tahun<br />
2011 yang hanya mencapai 8.365<br />
penyewa dengan 5072 menara.<br />
Kenaikan ini salah satunya<br />
merupakan hasil dari upaya<br />
restrukturisasi posisi keuangan<br />
(neraca) dan berhasil menurunkan<br />
keseluruhan biaya utang dan secara<br />
bersamaan memperpanjang jatuh<br />
temponya.<br />
Tonny menegaskan, pencapaian<br />
dari revenue ini menunjukkan<br />
perusahaan memiliki keunggulan<br />
operasional dan membuktikan<br />
sarana nusantara masih menjadi<br />
salah satu perusahaan menara<br />
independen yang paling cepat<br />
berkembang di dunia.<br />
Pada Public Expose yang<br />
diadakan di Jakarta awal tahun<br />
lalu, perusahaan ini mengalami<br />
revenue increased sebesar 295, 1<br />
miliyar atau 21,8 %. “Peningkatan<br />
tersebut mengalami kenaikan dari<br />
tahun 2010 sebesar 1.355,8 miliar<br />
rupiah menjadi 1.650,9 miliar rupiah<br />
ditahun 2011,” jelasnya.<br />
Hal itu tentunya harus bersinergi<br />
dengan tanggung jawab social<br />
perusahaan (Corporate Social<br />
Responbility) untuk menjalankan<br />
kewajiban sebagai perusahaan yang<br />
selalu memperhatikan tindakan<br />
positif terhadap lingkungan,<br />
karyawan, masayarakat dan lain-lain.<br />
Oleh karena itu, sebagai wujud<br />
kepedulian MNS terhadap anak<br />
bangsa, perusahaan ini menjadikan<br />
tanggal 17 Desember sebagai<br />
hari peduli kasih mandiri bersinar,<br />
tanggal 29 Oktober sebagai hari<br />
peduli kasih di Yayasan Kasih<br />
Putri dan tanggal 14 September<br />
juga diperingati hari kunjungan di<br />
Yayasan Kasih Mandiri.<br />
CSR<br />
Program ini dikemas dalam<br />
kegiatan CSR dengan memberikan<br />
dukungan kepada lembaga sosial,<br />
panti asuhan dan Yayasan Kasih<br />
Mandiri guna membantu mereka<br />
yang kurang mampu dan anak-anak<br />
terlantar.<br />
Lembaga-lembaga ini dipilih<br />
sesuai dengan kunjungan<br />
dan evaluasi perusahaan dan<br />
rekomendasi dari organisasi<br />
internasional. Program ini berjalan<br />
selama periode setahun dengan<br />
memberi dukungan berupa donasi<br />
bulanan yang akan dipergunakan<br />
lembaga tersebut untuk kebutuhan<br />
pendidikan, tagihan listrik dan<br />
kebutuhan sehari-hari.<br />
MNS ingin memberikan kontribusi<br />
pada pembangunan masyarakat<br />
di mana perusahaan ini beroperasi<br />
melalui tindakan-tindakan sosial dan<br />
dukungan keuangan. CSR tersebut<br />
menunjukan pembuktian awal<br />
terhadap komitmen yang dimiliki<br />
perseroan dan perusahaan. Sebagai<br />
bagaian dari komitmen tersebut,<br />
MNS menyediakan dukungan<br />
berkala kepada lembaga-lembaga<br />
dan masyarakat.<br />
MNS juga mendorong karyawan<br />
untuk berpartisipasi dalam<br />
kegiatan sosial lembaga dengan<br />
memberikan santunan uang atau<br />
kebutuhan masing-masing lembaga<br />
dengan menjadi relawan. Setiap<br />
setahun sekali, perusahaan ini juga<br />
mengadakan kegiatan yang bersifat<br />
hiburan untuk anak-anak.<br />
Keberlangsungan seluruh<br />
kegiatan dalam program CSR ini<br />
akan terus mendapat pengawasan<br />
dari jajaran dewan komisaris sebagai<br />
bentuk komitmen perusahaan<br />
terhadap tanggung jawab dan<br />
sosial responbility. Harapannya<br />
tentu kegiatan ini diikuti oleh<br />
perusahaan lain sehingga ikut andil<br />
dalam pembangunan. “Komitemen<br />
ingin meningkatkan pelayanan<br />
masyarakat dengan keunggulan<br />
operasional yang fokus pada<br />
pencapaian visi misi dan stategi<br />
perusahaan,” tandasnya. [APRIL]<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
37
konsultasi<br />
38<br />
Zakat<br />
Peternakan<br />
JAWAB:<br />
Ada, itu terma suk dalam Zakat<br />
Hasil Ternak (salah satu jenis<br />
Zakat Maal) yang meliputi hasil<br />
peternakan hewan baik, besar<br />
seperti sapi, kerbau dan unta, atau<br />
hewan sedang seperti kambing,<br />
domba, unggas, dll. Perhitungan<br />
zakat masing-masing tipe hewan<br />
ternak, baik nisab maupun kadarnya<br />
berbeda-beda dan sifatnya<br />
bertingkat. Sedangkan haulnya<br />
yakni satu tahun tiap hewan.<br />
Untuk jenis hewan selain<br />
yang telah ditentukan dalam<br />
nash seperti kambing, sapi dan<br />
unta, nishab dan kadar zakatnya<br />
disesuaikan dengan sapi, kijang<br />
dengan kambing. Adapun<br />
pemeliharaan ternak seperti ayam<br />
sembelihan, burung dara atau<br />
burung puyuh untuk dikonsumsi<br />
telur atau dagingnya, yang waktu<br />
panennya hanya beberapa bulan<br />
saja, maka diperhitungkan sama<br />
dengan harta perdagangan. Berapa<br />
modal awal tahun dan berapa<br />
jumlah modal dan laba pada akhir<br />
tahun, dikeluarkan zakatnya 2,5%.<br />
Agar lebih jelas, berikut kutipan<br />
: QS. A - Baqarah (2): 267 yang<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
artinya “Hai orang orang yang<br />
beriman, nafkahkanlah (di jalan<br />
Allah) sebagian dari hasil usahamu<br />
yang baik-baik dan sebagian dari<br />
apa yang kami keluarkan dari bumi<br />
untuk kamu. Dan janganlah kamu<br />
memilih yang buruk-buruk lalu<br />
kamu menafkahkan daripadanya,<br />
padahal kamu sendiri tidak mau<br />
mengambilnya melainkan dengan<br />
memincingkan mata terhadapnya.<br />
Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha<br />
Kaya lagi Maha Terpuji.<br />
Namun ada beberapa<br />
persyaratan yang harus<br />
diperhatikan terkait Zakat Hasil<br />
Peternakan. Pertama, sampai<br />
nishab yaitu mencapai jumlah<br />
minimal tertentu yang ditetapkan<br />
hukum syara, yaitu 5 ekor untuk<br />
unta, 30 ekor untuk sapi dan 40<br />
ekor untuk kambing/domba.<br />
Kedua, telah dimiliki satu tahun.<br />
Untuk menghitung masa satu<br />
tahun anak-anak berdasarkan masa<br />
satu tahun induknya.<br />
Ketiga, digembalakan,<br />
maksudnya ialah sengaja diurus<br />
sepanjang tahun untuk dimaksud<br />
memperoleh susu, daging dan hasil<br />
perkembangbiakannya. Ternak<br />
PROF. PROF. DR. H. YUNAHAR ILYAS, LLc.<br />
Dewan Syariah Lazis Muhammadiyah<br />
Assalamualaikum Wr Wb<br />
Pak Ustadz, saya seorang peternak ayam di daerah Jakarta, saya ingin menanyakan apakah ada kewajiban<br />
mengeluarkan zakat hewan ternak selain yang telah disebutkan dalam al-Qur’an maupun hadis seperti<br />
kambing, sapi atau unta? Bila ada diqiyaskan kepada zakat apa? Bagaimana ketentuan penghitungannya?<br />
Abdul Hadi<br />
Jakarta<br />
gembalaan ialah ternak yang<br />
memperoleh makanan di lapangan<br />
penggembalaan terbuka. Tidak<br />
dipergunakan untuk keperluan<br />
pribadi pemiliknya dan tidak<br />
pula dipekerjakan seperti untuk<br />
membajak, megairi tanaman, alat<br />
transportasi dan sebagainya.<br />
Sedangkan nisab pada ternak<br />
unggas seperti ayam, bebek,<br />
burung dan ikan pada perikanan<br />
tidak ditetapkan berdasarkan<br />
jumlah (ekor) sebagaimana<br />
peternakan, tetapi karena kegiatan<br />
ini merupakan kegiatan usaha<br />
perdagangan. Maka nishabnya<br />
sama dengan harta perniagaan,<br />
yaitu 85 gram emas. Nishab usaha<br />
ternak unggas atau perikanan<br />
dihitung berdasarkan aset usaha.<br />
Apabila seseorang berternak<br />
unggas atau ikan dan pada akhir<br />
tahun (tutup buku) memiliki<br />
kekayaan serupa modal kerja dan<br />
keuntungan lebih besar atau setara<br />
dengan 85 gram emas murni, maka<br />
ia telah terkena kewajiban zakat<br />
sebesar 2,5%. Kandang dan alat-alat<br />
peternakan tidak diperhitungkan<br />
sebagai harta yang wajib dizakati<br />
karena tidak diperjualbelikan.
Bodoh<br />
dan<br />
Kebodohan<br />
Kebodohan HEPPY TRENGGONO<br />
Sahabatku, kebodohan<br />
itu cenderung pada<br />
dua konsekuensi,<br />
yaitu kemiskinan dan<br />
kejahatan. Semakin rendah<br />
tingkat pengetahuan seseorang,<br />
maka semakin rendah tingkat<br />
kesejahteraan dan keamanannya,<br />
Itulah sebabnya negara-negara<br />
duania ketiga atau berkembang,<br />
yang sebagian besar warganya<br />
terbelakang dalam hal ilmu<br />
pengetahuan, relatif kurang<br />
sejahtera dan sering bergejolak.<br />
Kata “bodoh” dalam bahasa<br />
Arab, disebut al-jahl, artinya<br />
tidak tahu, minim pengetahuan.<br />
Sedangkan keadaan yang sarat<br />
ketidaktahuan, kebodohan<br />
dinamai al-jahalah. Istilah<br />
jahiliyah menunjuk pada era<br />
kegelapan sebelum cahaya Islam<br />
bersinar menerangi bumi Arab.<br />
Pada masa jahiliyah, bodoh<br />
dan kebodohan tidak bermakna<br />
minimnya pengetahuan tapi<br />
perilaku buruk. Sebab, masyarakat<br />
Arab kala itu dikenal memiliki<br />
wawasan dan pengetahuan yang<br />
luas.<br />
Mereka sangat pandai dan<br />
juga maju di bidang kesastraan.<br />
Setiap tahun mereka mengadakan<br />
festival pembacaan syair. Mereka,<br />
khususnya suku Quraisy, juga<br />
sangat piawai dalam dunia bisnis.<br />
Kemajuan pengetahuan ekonomi<br />
masyarakat Arab ketika itu<br />
ditandai dengan berkembangnya<br />
pusat tata niaga di berbagai kota.<br />
Dalam urusan peperangan,<br />
tak diragukan lagi. Mereka sangat<br />
ahli dalam hal siasat dan strategi<br />
pertempuran. Kebodohan bangsa<br />
Arab pada masa itu tercermin<br />
pada adat –istiadat yang tidak<br />
terpuji, yang kejam dan keji.<br />
Mengubur hidup-hidup bayi<br />
perempuan, bunuh-membunuh<br />
antarsuku, kumpul kebo, pesta<br />
pora mabuk-mabukan., dan lain<br />
sebagainya.<br />
Menurut Manna’ Khalil al_<br />
Qathan- seorang ulama ternama<br />
yang ahli di bidang ilmu al-Quran<br />
– kebodohan mencakup 3 (tiga)<br />
makna, yaitu: pertama. Tidak<br />
adanya ilmu pengetahuan. Inilah<br />
makna asal, makna etimologis.<br />
Orang yang tidak mengerti<br />
ungkapan prosa atau bait syair,<br />
tidak mencerna teori matematis,<br />
tidak paham kaidah fi kih –<br />
pendek kata, tidak mempunyai<br />
pengetahuan tentang sesuatu<br />
– adalah orang yang bodoh versi<br />
makna pertama. Orang seperti<br />
ini, yang terbatas kapasitas<br />
pengetahuaannya, seperti katak<br />
dalam tempurung.<br />
Kedua, meyakini sesuatu secara<br />
salah. Orang yang berpendirian<br />
bahwa pusat tata surya adalah<br />
bumi, atau orang yang meyakini<br />
President Indonesian Islamic Business Forum<br />
motivasi<br />
bahwa bumi datar, orang yang<br />
meyakini bahwa kaya miskin<br />
adalah takdir (garis tangan) dari<br />
Yang Maha Kuasa, orang yang<br />
meyakini bahwa prestasi itu<br />
bakat, dan lain-lain. Pada level ini,<br />
kebodohan mambuat seseorang<br />
tidak mampu membedakan antara<br />
sesuatu yang baik dan yang buruk,<br />
atau sesuatu yang benar dan<br />
salah.<br />
Ketiga, mengerjakan sesuatu<br />
yang bertentangan dengan<br />
aturan atau tidak mengerjakan<br />
yang seharusnya ia kerjakan.<br />
Disini, seseorang sebenarnya<br />
memiliki pengetahuan tetapi<br />
dia tidak melakukan sesuatu<br />
menurut pengetahuaannya. Dia<br />
tahu bahwa melakukan atau<br />
meninggalkan tindakan A itu<br />
dilarang, tetapi tetap melakukan<br />
atau meninggalkannya. Orang<br />
yang mengerjakan kemaksiatan<br />
dan kejahatan, atau orang yang<br />
membuang sampah tidak pada<br />
tempatnya adalah orang bodoh<br />
menurut makna ketiga.<br />
Sahabatku, aku berharap, ini<br />
menjadi pemikiran kita bersama.<br />
Aku yakin kita bisa menemukan<br />
berbagai bentuk kebodohan yang<br />
semula tidak kita sadari sebagai<br />
bodoh dan kebodohan, baik<br />
dalam diri kita maupun di dalam<br />
kehidupan kita sebagai bangsa<br />
Indonesia.<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
39
hikayah<br />
Berita masuknya Saad bin Muadz<br />
menjadi Muslim didengar suku<br />
Bani Abdil Asyal, maka saat<br />
itu juga seluruh Bani Asyal<br />
mengikrarkan diri sebagai Muslimin.<br />
Bahkan tatkala Rasulullah hijrah ke<br />
Madinah, maka rumah-rumah Bani Abdil<br />
Asyhal, pintunya terbuka lebar bagi<br />
golongan Muhajirin, begitu pula harta<br />
kekayaan mereka. Begitu dermawan<br />
mereka untuk urusan di jalan Allah.<br />
Lihat saja, saat perang Badar,<br />
Rasulullah mengumpulkan para<br />
sahabatnya dari golongan Muhajirin dan<br />
Anshar bermusyawarah tentang urusan<br />
perang, “Kemukakanlah buah fi kiran<br />
kalian, wahai shahabat … ”<br />
Maka bangkitlah Sa’ad tak ubahnya<br />
bendera di atas tiangnya, katanya, “Wahai<br />
Rasulullah ! Kami telah beriman kepada<br />
anda, kami percaya dan mengakui bahwa<br />
apa yang anda bawa itu adalah hal yang<br />
benar,....! Maka maulailah kita berangkat<br />
dengan berkah Allah Ta’ala… !”<br />
Urain kata-kata Saad tak ubahnya<br />
seperti berita gembira, dan wajah Rasul<br />
pun bersinar-sinar dipenuhi rasa bangga<br />
dan bahagia, lalu katanya kepada<br />
kaum Muslimin, “Marilah kita berangkat<br />
dan besarkan hati karena Allah telah<br />
menjanjikan kepadaku salah satu di<br />
antara dua golongan! … Demi Allah,…<br />
sungguh seolah-olah tampak olehku<br />
kehancuran orang-orang itu …”<br />
40<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
Arasy Bergetar<br />
Saat Saad Wafat<br />
Ketika perang Uhud, saat Muslimin<br />
bercerai-berai disebabkan serangan<br />
mendadak dari tentara musyrikin, maka<br />
takkan sulit bagi penglihatan mata untuk<br />
menemukan kedudukan Saad. Posisinya<br />
selalu dekat Rasulullah mempertahankan<br />
dan membelanya mati-matian.<br />
Begitu juga saat perang Khandak,<br />
Saad juga memerankan posisinya dengan<br />
penuh gemilang. Di mana pada perang<br />
Khandak ini menjadi bukti nyata atas<br />
penghianatan Yahudi atas perjanjian<br />
Piagam Madinah.<br />
Tatkala Rasulullah bersama para<br />
sahabat hidup sejahtera di Madinah<br />
mengabdikan diri kepada Allah saling<br />
nasihat-menasihati agar mentaati-Nya<br />
serta mengharap agar orang-orang<br />
Quraisy menghentikan serangan dan<br />
peperangan, segolongan pemimpin<br />
Yahudi secara diam-diam pergi ke Makkah<br />
dan menghasut orang-orang Quraisy<br />
terhadap Rasulullah sambil memberikan<br />
janji dan ikrar akan berdiri di samping<br />
Quraisy bila terjadi peperangan dengan<br />
orang-orang Islam nanti.<br />
Mereka juga membuat perjanjian<br />
dengan orang-orang musyrik itu dan<br />
mengatur rencana siasat perang. Bahkan<br />
mereka juga berhasil menghasut kabilah<br />
Gathfan dan mencapai persetujuan untuk<br />
menggabungkan diri dengan tentara<br />
Quraisy.<br />
Quraisy dan Gathfan pun siap<br />
menyerang Madinah dengan tentara<br />
besar-besaran, sementara orang-orang<br />
Yahudi ketika Muslimin mendapat<br />
serangan secara mendadak itu, akan<br />
melakukan penghancuran di dalam kota<br />
dan sekelilingnya.<br />
Mengetahui rencana ini, Rasulullah<br />
mengutus Sa’ad bin Mu’adz dan<br />
Sa’ad bin Ubadah kepada Ka’ab bin<br />
Asad pemimpin Yahudi suku Quraidha<br />
untuk menyelidiki sikap mereka yang<br />
sesungguhnya terhadap orang yang akan<br />
datang, meskipun antara mereka dengan<br />
Nabi sebenamya telah ada perjanjian dan<br />
persetujuan damai.<br />
Melihat kenyataan sulit ini, Rasulullah<br />
memikirkan siasat untuk memisahkan<br />
suku Gathfan dari Quraisy, hingga musuh<br />
yang akan menyerang, kekuatannya<br />
tinggal separoh. Akhirnya mengadakan<br />
perundingan dengan para pemimpin<br />
Gathfan dan menawarkan agar mereka<br />
mengundurkan diri dari peperangan<br />
dengan imbalan akan beroleh sepertiga<br />
dari hasil pertanian Madinah. Tawaran itu<br />
disetujui oleh pemimpin Gathfan.<br />
Melihat keputusan itu, Saad bertanya<br />
kepada Rasul, “Wahai Rasulullah, apakah<br />
ini pendapat anda sendiri, ataukah wahyu<br />
yang dititahkan Allah … ?” Rasulullah<br />
menjawab “Bukan, tetapi ia adalah<br />
pendapatku yang kurasa baik untuk tuantuan!<br />
Saad pun menjawab, ”Demi Allah,<br />
saya tidak hendak melakukannya kecuali<br />
karena melihat orang-orang Arab hendak<br />
memanah tuan-tuan secara serentak<br />
dan mendesak tuan-tuan dari segenap<br />
jurusan.” Tak lama, Rasulullah merubah<br />
pendiriannya dan menyampaikan<br />
kepada para pemimpin suku Gathfan<br />
bahwa sahabat-sahabatnya menolak<br />
rencana perundingan, dan bahwa beliau<br />
menyetujui dan berpegang kepada<br />
putusan sahabatnya, Saad.<br />
Kaum Muslimin pun memasuki<br />
suasana perang. Dalam perjalanan<br />
kelilingnya nadi lengan Saad terkena<br />
anak panah yang dilepaskan oleh salah<br />
seorang musyrik. Darah menyembur dari<br />
pembuluhnya dan segera ia dirawat secara<br />
darurat untuk menghentikan darah. Nabi<br />
menyuruh membawanya ke mesjid dan<br />
mendrikan kemah untuknya agar ia berada<br />
di dekatnya selama perawatan.<br />
Luka yang diderita Saad setiap hari<br />
bahkan setiap jam kian bertambah<br />
parah. Suatu hari Rasulullah datang<br />
menjenguknya. Kiranya didapatinya<br />
ia dalam saat terakhir dari hayatnya.<br />
Maka Rasulullah meraih kepalanya dan<br />
menaruhnya di atas pangkuannya DAN<br />
berdoa.<br />
“Sungguh, ‘Arasy Allah Yang Rahman<br />
bergetar dengan berpulangnya Saad<br />
… !” tutur Rasulullah dalam sebuah<br />
riwayatnya.
Yusuf Al-Makassari:<br />
Namanya Harum<br />
dalam Pengasingan<br />
Selama ini, Banten dikenal sebagai<br />
tempat orang-orang hebat di bidang<br />
agama dan bela diri. Predikat ini tak<br />
bisa lepas dari seorang tokoh ulama<br />
bernama Syekh Yusuf Al-Makassari ketika<br />
ia merantau dan menatap di Banten untuk<br />
melakukan syiar Islam.<br />
Perjuangan panjang Syekh Yusuf<br />
kelahiran Goa, 3 Juli 1628 ini telah<br />
membuat kerepotan penjajah Belanda.<br />
Saat itu tahun 1670, setelah melanglang<br />
buana mencari ilmu di negeri Timur<br />
Tengah, Syekh Yusuf menjadi penasehat<br />
sepiritual Sultan Banten, Sultan Ageng<br />
Tirtayasa.<br />
Putra dari Abdullah dan Aminah<br />
ini menjadi penesehat spiritual, muridmuridnya<br />
datang dari berbagai daerah,<br />
termasuk 400 orang asal Makassar yang<br />
dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai. Bahkan<br />
ia menikahi Putri Sultan Ageng Tirtayasa.<br />
Pengetahuan ilmu keislaman yang luas,<br />
menjadikan Banten terkenal dengan pusat<br />
pendidikan Islam. Syekh Yusuf tidak hanya<br />
mengajarkan ilmu agama, melainkan ilmu<br />
beladiri juga ia ajarkan sebagai persiapan<br />
untuk berjuang melawan penjajah<br />
Belanda.<br />
Murid-murid Syekh Yusuf yang ia<br />
gembleng terkenal sebagai pendekarpendekar<br />
Banten yang memiliki ilmu<br />
kanuragan cukup mumpuni. Inilah yang<br />
membuat tentara Belanda kebingungan<br />
dan kerepotan untuk menaklukkan mereka.<br />
Keberadaan Syekh Yusuf memiliki<br />
peran cukup penting dalam penyerbuan<br />
tentara Banten ke Batavia. Namun<br />
sayang, saat itu Belanda mampu<br />
memainkan strategi pecah belah di<br />
Banten. Akhirnya, terjadilah perang<br />
saudara antara Sultan Ageng Tirtayasa<br />
dengan puteranya sendiri, Sultan Haji.<br />
Sultan Haji dibantu VOC melawan<br />
ayahnya. Pada tahun 1682, sang ayah<br />
mampu dikalahkan dan ia ditahan di<br />
Batavia hingga wafat pada 1692.<br />
Sementara itu, Syekh Yusuf dengan<br />
tentaranya berjuang bergerilya<br />
bersama pangeran Purabaya. Namun<br />
perlawanannya tidak berlangsung<br />
lama, karena ia bisa ditangkap dan<br />
ditaklukkan perjuangannnya oleh<br />
pasukan Belanda.<br />
Akhirnya pada September 1684,<br />
Syekh Yusuf bersama keluarga dan<br />
muridnya dibuang ke pulau Ceylon,<br />
sekarang bernama Sri Lanka. Praktis sejak<br />
dalam pengasingan, Syekh Yusuf tak lagi<br />
menjalani dan memimpin perjuangan<br />
fi sik. Maka untuk mengisi kekosongan,<br />
ia mulai mencurahkan seluruh hidupnya<br />
untuk diabdikan dalam penyebaran dan<br />
pengembangan agama Islam. Ia pun<br />
menulis karya-karya keagamaan dalam<br />
bahasa Arab, Melayu dan Bugis.<br />
Selama di pengasingan, Syekh<br />
Yusuf bertemu Syekh Ibrahim bin Mi’an,<br />
keduanya sering dialog dan diskusi<br />
kegamaan dan majlis taklim. Pembahasan<br />
tentang konsep Tasawuf yang diajarkan<br />
jejak ulama<br />
Syekh Yusuf menarik Mi’an. Lalu Mi’an<br />
meminta Syekh Yusuf membuat sebuah<br />
kitab tentang tasawuf. Maka lahirlah buku<br />
berjudul “Kaifi yatut Tasawwuf.”<br />
Tak hanya menulis kitab-kitab, dalam<br />
pengasingan ia juga membentuk jaringan<br />
Islam yang luas di kalangan para haji<br />
yang singgah di Sri Lanka, di kalangan<br />
para penguasa, dan raja-raja di Nusantara.<br />
Melalui jamaah haji yang singgah ke<br />
Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat<br />
berkomunikasi dengan para pengikutnya<br />
di Nusantara. Para kafi lah haji inilah yang<br />
membawa karya-karya Syekh Yusuf ke<br />
Nusantara sehingga dapat dibaca di<br />
Indonesia sampai sekarang.<br />
Melihat gelagat Syekh Yusuf, Belanda<br />
tak tinggal diam. Baginya, ini akan<br />
membahayakan jika terus dibiarkan.<br />
Karena aktivitas dakwah yang dilakukan<br />
Syekh Yusuf terus meningkat. Bagi VOC,<br />
ini dapat membahayakan stabilitas<br />
politik penjajahan Belanda. Maka VOC<br />
memindahkan Syekh Yusuf ke Kaapstad di<br />
Afrika Selatan.<br />
Selama ini, Belanda khawatir<br />
dampak dari dakwah Syekh Yusuf<br />
yang mempengaruhi politik Belanda di<br />
Nusantara. Bahkan murid-murid Syekh<br />
Yusuf terus mengobarkan perlawananperlawanan<br />
yang mengancam kekuasaan<br />
Belanda di Nusantara.<br />
Di usia yang ke-68 tahun, ia diasingkan<br />
yang kedua kalinya. Beserta pengikutnya<br />
49 orang tiba di Tanjung Harapan tanggal<br />
2 April 1694 dengan menumpang kapal<br />
Voetboog. Syekh Yusuf ditempatkan di<br />
Zandvliet, desa pertanian di muara Eerste<br />
Rivier, tujuannya agar komunikasi dengan<br />
orang-orang Indonesia terputus.<br />
Kini, lokasi Cape Town itu dikenal<br />
sebagai Macassar. Bersama ke-12<br />
pengikutnya, yang dinamakan imamimam,<br />
Syeikh Yusuf memusatkan kegiatan<br />
pada menyebarkan agama Islam di<br />
kalangan budak belian dan orang buangan<br />
politik, juga di kalangan orang-orang Afrika<br />
hitam yang telah dibebaskan dan disebut<br />
Vryezwarten.<br />
Akhirnya, di Afrika Selatan Syekh Yusuf<br />
wafat pada 23 Mei 1699. Dia dimakamkan<br />
di Faure, Cape Town. Dalam sebuah<br />
kesempatan, Nelson Mandela, mantan<br />
Presiden Afrika Selatan, menyebut Syekh<br />
Yusuf selain pahlawan nasional Indonesia,<br />
juga sebagai ‘Salah Seorang Putra Afrika<br />
Terbaik’.<br />
Setelah melakukan dialog dengan<br />
VOC, jenazah Syekh Yusuf dibawa kembali<br />
ke Tanah Air. Jasadnya tiba di Goa pada<br />
5 April 1705 dan dimakamkan kembali<br />
di Lakiung pada Selasa 6 April 1705/12<br />
Zulhidjah 1116.<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
41
ekonomi syariah<br />
42<br />
Sektol Riil Syariah<br />
Menjadi Kebutuhan<br />
Meskipun telah marak berdiri lembaga keuangan syariah<br />
seperti perbankan syariah, koperasi jasa keuangan syariah<br />
(KJKS) dan lainnya, tak ada artinya jika tak mampu<br />
menggerakkan sektor riil yang ada.<br />
Sektor riil syariah perlu diciptakan<br />
dan sebuah kebutuhan<br />
yang mendesak. Jika ini bisa<br />
dikembangkan dalam sistem<br />
ekonomi syariah di Indonesia bisa<br />
berkembang dengan pesat. Demikian<br />
peryataan Setyo Heriyanto, Deputi<br />
Bidang Kelembagaan Kementerian<br />
Koperasi dan Usaha Kecil dan<br />
Menengah saat menyampaikan materi<br />
Workshop Nasional Majelis Ekononomi<br />
dan Kewirausahaan (MEK) yang<br />
diselenggarakan di Pusdiklat – BMT<br />
BUS Lasem – Rembang Jawa Tengah.<br />
Dalam workshop bertemakan Masa<br />
Depan Koperasi Indonesia & Menata<br />
Format Sinergi BMT/BTM dengan<br />
Amal Usaha Muahammadiyah, Setyo<br />
menegaskan, untuk mengembangkan<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
sektor riil syariah, Muhammadiyah<br />
bisa menjadi pelopornya hal ini<br />
terlihat dengan jaringan Amal Usaha<br />
Muhammadiyah yang dimilikinya<br />
seperti rumah sakit, lembaga<br />
pendidikan dan lainnya.<br />
Menurut Setyo, amal usaha ini<br />
merupakan potensi besar dalam<br />
menggerakkan sektor riil yang ada<br />
selama ini. Tinggal bagaimana<br />
instrumen keuangan syariah yang ada<br />
selama ini dikembangkan, misalnya<br />
bersinergi dengan kekuatan ekonomi<br />
yang ada di Muhammadiyah. “Saya<br />
rasa Muhammadiyah sebagai pelopor<br />
dalam menggerakkan sektor riil<br />
syariah,” terangnya.<br />
Kemudian terkait dengan<br />
adanya KJKS yang berkembang<br />
di Muhammadiyah dalam bentuk<br />
BMT atau Baitulmaal Tanwil<br />
Muhammadiyah (BTM) yang<br />
tersebar di berbagai wilayah, Setyo<br />
merespon positif realitas itu, dengan<br />
demikian Muhammadiyah akan<br />
bertambah banyak pelaku-pelaku<br />
bisnis yang mengembangan UKM.<br />
Muhammadiyah memiliki kesamaan<br />
visi dengan pemerintah dalam<br />
mendorong kebijakan pro poor, pro<br />
jobs dan pro growt.<br />
Sementara, Wakil Ketua Majelis<br />
Ekonomi dan Keirausahaan PP<br />
Muhammadiyah, Abdullah Yazid,<br />
mengatakan, menggerakkan sektor riil<br />
syariah dilingkungan Muhammadiyah<br />
merupakan keharusan karena<br />
Muhammadiyah ingin agar umatnya<br />
terus maju dan sejahtera. Hal ini<br />
menurutya sesuai dengan amanah<br />
muktamar Muhammadiyah ke-43<br />
di Aceh, di mana Muhammadiyah<br />
mengembangkan Badan Amal Usaha<br />
Muhammadiyah, mengembangkan<br />
wadah koperasi bagi anggota<br />
Muhammadiyah dan memberdayakan
anggota Muhammadiyah di bidang<br />
ekonomi dengan mengembangkan<br />
usaha-usaha milik anggota.<br />
“Berdasarkan keputusan Muktamar<br />
Muhammadiyah itulah dikalangan<br />
Muhammadiyah terus terbentuk<br />
pengembangan kewirausahan dalam<br />
mendorong peningkatan ekonomi<br />
umat,”jelasnya.<br />
Program pengembangan sektor riil<br />
di Muhammadiyah, lanjut Abdullah<br />
Yazid sudah merupakan amanah<br />
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, hal<br />
ini tak lepas dengan realitas yang ada<br />
dimana Islam di Indonesia sangat<br />
terpinggirkan dari segi ekonomi.<br />
Bayangkan 85 persen masyarakat<br />
Indonesia adalah umat Islam, dari<br />
jumlah tersebut banyak yang masuk<br />
dalam garis kemiskinan. Maka<br />
dalam gerakan BMT atau BTM yang<br />
dijalankan Muhammadiyah terus<br />
berupaya bagaimana persoalan umat<br />
itu bisa teratasi.<br />
Untuk mengatasi tersebut,<br />
Abdullah Yazid mengatakan, bahwa<br />
Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan<br />
terus melakukan konsolidasi dengan<br />
membangun sinergi bersama<br />
baik dengan lembaga keuangan<br />
syariah dan sektor riil yang ada di<br />
Muhammadiyah. Dengan demikian<br />
Muhammadiyah akan menjadi pelopor<br />
dalam pengembangan sektor riil<br />
syariah di Indonesia.<br />
Dalam rekomendasi di workshop<br />
juga dikeluarkan berbagai keputusankeputusan<br />
di antaranya adalah,<br />
pertama, dalam rangka meningkatkan<br />
peran Muhammadiyah dalam bidang<br />
ekonomi, maka Pimpinan Pusat<br />
Muhammadiyah harus lebih cepat<br />
merumuskan langkah-langkah strategis<br />
terutama dalam pengembangan<br />
sektor keuangan syariah khususnya<br />
BMT-BTM serta mendorong<br />
tumbuhnya sektor riil.<br />
Kedua, diharapkan Pimpinan<br />
Pusat Muhammadiyah memfasilitasi<br />
kerjasama antara BMT-BTM dengan<br />
bank syariah yang telah bekerjasama<br />
dengan Muhammadiyah sehingga<br />
BMT-BTM mendapat fasilitas yang<br />
berbeda dibanding nasabah lain.<br />
Ketiga, sesuai dengan keputusan<br />
muktamar 2010, istilah lembaga<br />
keuangan mikro dilingkungan<br />
muhammadiyah menggunakan<br />
nomenklatur BTM (baitul tamwil<br />
muhammadiyah ) dan BMT (baitul<br />
maal wa tamwil).<br />
Untuk mengembangkan keduanya,<br />
workshop merekomendasikan 3<br />
model: pertama, afi liasi (BTM yang<br />
didirikan oleh Muhammadiyah<br />
dan Muhammadiyah sebagai<br />
pemegang saham/modal mayoritas<br />
sehingga sebagai pengendali),<br />
dengan ketentuan sangat dianjurkan<br />
menggunakan nama BTM, sesuai<br />
dengan buku pedoman BTM, Jika<br />
menggunakan nama BMT, maka<br />
modal mayoritasnya harus dari<br />
Muhammadiyah.<br />
Kedua, Aliansi ( BMT yang didirikan<br />
oleh Muhammadiyah dan warganya.<br />
Muhammadiyah memiliki saham /<br />
modal tetapi tidak mengendalikan),<br />
dengan kreteria: Menggunakan nama<br />
BTM maupun BMT tetapi modal/<br />
saham Muhammadiyah minoritas<br />
dan tidak menjadi pengendali. Bagi<br />
yang menggunakan nama BTM, harus<br />
secepatnya masuk ke model afi liasi.<br />
Ketiga, Sinergi ( BMT yang didirikan<br />
oleh warga Muhammadiyah dan<br />
memiliki komitmen untuk memberikan<br />
bagian labanya bagi Muhammadiyah)<br />
dengan kriteria BMT yang didirikan<br />
oleh mayoritas warga Muhammadiyah,<br />
Fee bagi Muhammadiyah sebesar<br />
minimal 2,5% dari SHU diluar ZIS<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
[GOES]<br />
43
komunitas<br />
44<br />
Wadah Pecinta Bis<br />
di Tanah Air<br />
BisMania Community memiliki anggota yang beragam dari berbagai<br />
usia dan berbagai kalangan namun dalam satu kesatuan hati<br />
“Penggemar Bis Indonesia.“ Komunitas ini tidak hanya menjadikan<br />
bis sebagai alat transportasi tetapi juga menjadi ajang kreativitas<br />
yang berhubungan dengan bis hingga teknologinya.<br />
Banyaknya model angkutan<br />
transportasi terutama bis, ternyata<br />
menarik perhatian sebagian<br />
masyarakat untuk membuat<br />
sebuah komunitas pecinta bis, BisMania<br />
Community begitulah nama komunitas<br />
ini.<br />
Komunitas ini menjadi sarana untuk<br />
saling berbagi pengalaman, pengetahuan<br />
dan wawasan yang berhubungan dengan<br />
bis terakomodasi dalam komunitas ini<br />
mulai dari Bis Antar Kota, Bis Kota, Bis<br />
Pariwisata, Minibus hingga teknologi<br />
dunia per-bis-an.<br />
Lahirnya komunitas ini tidak hanya<br />
sebagai sarana pemersatu penggemar<br />
bis di Indonesia tapi juga berharap<br />
ikut berperan dalam memberikan<br />
sumbangsih bagi bangsa khususnya<br />
sebagai penghubung antar daerah dan<br />
menunjang berbagai aktivitas bisnis dan<br />
menjadi nilai tambah bagi masyarakat.<br />
Berawal dari penuturan seorang<br />
pengguna bis di sebuah blog yang<br />
menceritakan tentang complain<br />
dalam perjalanannya menggunakan<br />
bus. Ternyata mengundang banyak<br />
pengunjung untuk berdiskusi, saling<br />
berbagi pengalaman mulai dari cerita<br />
perjalanan menggunakan bis, pelayanan<br />
suatu perusahaan otobus bahkan sampai<br />
bedah mesin.<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
Melihat kecintaan dan antusiasme<br />
masyarakat terhadap sarana transportasi<br />
masal ini tidak sedikit, maka dibuatlah<br />
wadah sebagai ajang diskusi, berbagi<br />
cerita dan pengalaman yang berkaitan<br />
dengan bis, dari pengalaman<br />
menggunakan hingga dunia otomotif<br />
sehingga bisa memaksimalkan ide,<br />
gagasan atau hobi tersebut.<br />
Setelah beberapa kali mengadakan<br />
kopi darat, lahirlah sebuah wadah<br />
diskusi yang semakin intens tentang bis<br />
dalam wadah mailing list bismania@<br />
yahoogroups.com. Gentur adalah salah<br />
satu anggota yang ditunjuk sebagai ketua<br />
Bismania Community yang diresmikan<br />
pada tanggal 3 April 2007. Seiring dengan<br />
jumlah anggota yang terus bertambah<br />
di berbagai daerah di seluruh Indonesia,<br />
BisMania Community (BMC) mengadakan<br />
Jambore Nasional I (Pertama) pada 1 Juli<br />
2007 bertempat di Pool PO. Nusantara<br />
Kudus.<br />
Saat ini anggota BMC tersebar ke<br />
seluruh wilayah di Indonesia dengan<br />
jumlah mencapai 5000-an. Melalui<br />
situs resminya www.bismania.org,<br />
mereka saling berbagi informasi dan<br />
pengalaman mengenai rute perjalanan<br />
bus, pengalaman saat menggunakan bus<br />
dan membahas tentang beragam jenis<br />
bus beserta pelayanannya.<br />
Kritisi Keamanan<br />
Transportasi<br />
Hadirnya komunitas ini memberikan<br />
banyak ruang bagi anggotanya untuk<br />
ikut andil dalam menciptakan sebuah<br />
sarana transportasi darat yang aman dan<br />
nyaman serta mendorong peningkatan<br />
mutu dan pelayanan. Salah satunya<br />
Muhammad Subair yang menginginkan<br />
adanya reformasi sistem transportasi<br />
umum sebagai upaya peningkatan<br />
keselamatan lalu lintas dan angkutan<br />
jalan.<br />
Subair memaparkan bahwa dalam<br />
setahun setidaknya di seluruh dunia<br />
hampir ada 1 juta orang meninggal<br />
dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Di<br />
Indonesia sendiri menurut data Direktorat<br />
Jenderal Perhubungan Darat Departemen<br />
Perhubungan (Ditjen Hubdar Dephub)<br />
rata-rata korban meninggal dunia dalam<br />
1 tahun sejumlah 10.696 jiwa atau setiap<br />
harinya lebih dari 20 keluarga yang harus<br />
kehilangan anggota keluarganya.<br />
Oleh karena itu pemerintah dan<br />
pihak swasta perlu bekerjasama<br />
untuk memikirkan dan selanjutnya<br />
menghadirkan sistem transportasi umum<br />
yang lebih baik. Sudah saatnya di setiap<br />
kota diciptakan sebuah transportasi<br />
massal yang dikonsep dengan matang<br />
untuk mengatasi problem lalu lintas<br />
dan sekaligus memenuhi kebutuhan<br />
masyarakat akan transportasi yang lebih<br />
aman dan nyaman. Walaupun belum<br />
berjalan secara maksimal “transjakarta”<br />
yang mengadopsi “transmilenio” yang<br />
telah teruji memperbaiki sistem lalu lintas<br />
di kota Bogota (Ibu kota Kolombia) dapat<br />
dijadikan contoh yang baik.
Tiga Sekawan<br />
Melawan Hantu<br />
Satu lagi fi lm anak tayang di<br />
bioskop Indonesia berjudul tiga<br />
sekawan. Meskipun ada cerita<br />
hantunya, fi lm ini beda karena<br />
bercerita soal keberanian anak-anak<br />
untuk mencari tahu mengenai sosok<br />
hantu yang dimaksud. Intinya, cerita<br />
fi lm 3 Sekawan ini memang mengajari<br />
anak-anak untuk tidak takut terhadap<br />
hantu.<br />
Menurut produser Ferry Noedin<br />
Lawadue, fi lm ini memang sudah<br />
dikonsep sejak 2 tahun yang lalu, tapi<br />
baru bisa kita buat saat ini karena ada<br />
perusahaan yang mau menghandle.<br />
Ceritanya berangkat dari anak-anak<br />
yang suka nanya, ‘Apa benar hantu<br />
itu ada, karena banyaknya fi lm<br />
hantu. “Makanya kita buat fi lm yang<br />
mengarahkan bahwa hantu itu tidak<br />
ada dan mengajarkan untuk tidak takut<br />
hantu,” ujarnya.<br />
Film tiga sekawan sudah dirilis<br />
di seluruh bioskop Indonesia pada<br />
akhir bulan Januari 2013. Gambaran<br />
semangat tiga sahabat sejati menjadi<br />
fokus karakter para tokoh utama<br />
yaitu Zee (Rizky Black), Flo (Stefhani<br />
Husen) dan Jo (Dandy Rainaldy).<br />
Anak-anak berusia belasan tahun ini<br />
berasal dari sekolah negeri yang sama<br />
namun memiliki karakter, tabiat serta<br />
dibesarkan di lingkungan sosial yang<br />
berbeda.<br />
Awalnya mereka kesulitan untuk<br />
berinteraksi satu sama lain, namun ada<br />
satu kejadian yang akhirnya membuat<br />
mereka bersahabat dan bergabung<br />
dalam organisasi pramuka. Suatu ketika<br />
review<br />
Film ini menceritakan tentang tiga siswa yang berasal dari<br />
lingkungan berbeda namun menyatu dalam sebuah petuaangan.<br />
Meskipun bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai kepramukaan<br />
yang betujuan untuk anak-anak dan keluarga tapi dianggap<br />
menjadi ajang kampanye salah satu calon gubernur.<br />
mereka mengikuti latihan camping<br />
di sebuah desa di Jatinangor, Jawa<br />
Barat. Disinilah Zee, Flo, dan Jo terlibat<br />
dalam pengalaman seru tentang dunia<br />
supranatural.<br />
Film besutan sutradara Ivan<br />
Alvameiz ini ingin memberikan<br />
pemahaman kepada anak-anak di<br />
Indonesia bahwa dunia tahayul itu<br />
tidak ada. Terlalu mempercayai adanya<br />
makhluk halus yang selalu diidentikkan<br />
menyeramkan, menakutkan, jail dan<br />
usil membuat mereka rentan dimasuki<br />
pemikiran yang sebenarnya tidak<br />
mereka butuhkan. “Disinilah orangtua<br />
dituntut untuk lebih memperhatikan<br />
anaknya agar tidak lagi terkait dengan<br />
dunia mistik karena mereka tumbuh di<br />
era perkembangan teknologi mutakhir,”<br />
ujar Ivan.<br />
Kehadiran fi lm berdurasi 116 menit<br />
ini diharapkan bisa menjadi antitesa<br />
atas fi lm-fi lm horor yang berkembang<br />
di Indonesia. Namun fi lm persembahan<br />
dari PT Global Media Perkasa atau<br />
yang lebih dikenal Global Picture ini<br />
sempat menjadi pembicaraan khalayak.<br />
Pasalnya muncul salah satu calon<br />
Gubernur Jawa Barat yang berperan<br />
sebagai Ketua Kwarda pramuka Jawa<br />
Barat yaitu Dede Yusuf.<br />
Seperti diketahui, pria yang<br />
bernama lengkap Dede Yusuf Macan<br />
Efendi ini maju dalam Pemilihan<br />
Gubernur (Pilgub) Jawa Barat tahun<br />
2013 berpasangan dengan Lex<br />
Laksmana. Uniknya, difi lm tersebut ada<br />
unsur angka tiganya, yang memang<br />
identik dengan nomor urut Dede Yusuf<br />
sebagai cagub Jabar.<br />
Tidak hanya Dede Yusuf, sejumlah<br />
aktor lain juga terlibat dalam peranan<br />
fi lm ini antara lain Rizki Hanggono,<br />
Virnie Ismail, Monica Oemardi<br />
dan Tieke Priatnakusumah. Drama<br />
persahabatan yang didukung mereka<br />
cukup menyentuh untuk diikuti hanya<br />
saja karakter mereka masih kalah<br />
dengan tiga pemeran utama. Meskipun<br />
masih jauh dari harapan, fi lm ini<br />
cukup menghibur karena berpadu<br />
dengan adegan komedi yang hadir di<br />
sepanjang ceritanya.<br />
Dalam sebuah kesempatan Dede<br />
membantah dirinya melakukan<br />
kampanye lewat fi lm. “Judulnya tiga<br />
sekawan! (sambil mengacungkan tiga<br />
jari tengah) dibuat enam bulan yang<br />
lalu. Jadi tidak ada hubungannya<br />
dengan tiga sekawan!,” paparnya<br />
sambil kembali mengacungkan tiga jari<br />
metal.<br />
Menurut pria kelahiran Jakarta,<br />
14 September 1966 ini, apa yang<br />
diperankannya hanya sebagai Ketua<br />
Kwarda Pramuka Jawa Barat bukan<br />
sebagai orang pemerintah sehingga<br />
sosialisasi fi lm yang dilakukan hanya<br />
sebatas promisi bukan sebagai<br />
kampanye. “Kalau secara eksekutif<br />
saya tidak bisa. Kalau dianggap<br />
promosi ya sebatas promosi fi lm,”<br />
paparnya.<br />
Kepala Kwarda Pramuka Jawa<br />
Barat yang tampil beberapa menit<br />
ini mengaku hanya ingin mendorong<br />
lahirnya fi lm bertema nilai-nilai<br />
kepramukaan yang kreatif, inovatif<br />
dan bisa memberi kesempatan kepada<br />
anak-anak pramuka tampil di dunia<br />
show. Bahwa fi lm tiga sekawan ini<br />
dibuat tiga bulan yang lalu dengan<br />
judulnya “Tiga Sekawan” hal ini<br />
diakui oleh Dede tapi tidak untuk<br />
tujuan lain kecuali mengangkat dunia<br />
kepramukaan ke layar lebar.<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
45
jelajah web<br />
http://www.mirajnews.com/<br />
Kantor Berita Islam Pertama<br />
di Indonesia<br />
DITENGAH gempuran media sekuler terhadap dunia<br />
Islam, muncul Kantor Berita Islam baru dan satu-satunya di<br />
Indonesia, Mi’raj News Agency (MINA). Situs berita Islam<br />
yang dapat diakses di www.mirajnews.com ini diluncurkan<br />
pada Selasa (18/12), di Aula Masjid Al-Azhar, Jakarta.<br />
Peluncuran situs ini diresmikan oleh Ketua Dewan Perwakilan<br />
Rakyat (DPR) Marzuki Ali dan dihadiri beberapa perwakilan<br />
www.pustaka-ebook.com/<br />
Perpustakaan Online,<br />
Tempat Donwload<br />
Terlengkap<br />
APAKAH Anda sering menghadapi kendala<br />
ke luar rumah untuk mencari buku yang<br />
Anda inginkan? Atau Anda terkendala dana<br />
untuk membeli buku tertentu? Sekarang<br />
kendala itu bisa diatasi dengan hadirnya situs<br />
www.pustaka-ebook.com yang menyajikan<br />
beberapa buku pilihan menarik. Situs ini bisa<br />
menjadi referensi bagi Anda yang sering mendown buku<br />
tertentu karena menyajikan beberapa buku gratis secara<br />
online.<br />
Dengan mengunjungi situs ini sudah bisa dipastikan<br />
Anda tidak perlu ongkos transportasi atau membeli buku<br />
yang diinginkan. Situs ini merupakan media perpustakaan<br />
yang dikelola secara online yang tujuannya untuk berbagi<br />
alternatif bahan bacaan kepada khalayak ramai yang<br />
intens dengan dunia internet. Kehadiran situs ini juga<br />
bisa membantu para pelajar di luar negeri yang kesulitan<br />
memperoleh buku-buku di Indonesia.<br />
46<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
Kedutaan Besar negara sahabat seperti<br />
Tunisia, Uni Emirat Arab, Iran dan<br />
Kuwait.<br />
Dalam sambutannya, Marzuki<br />
Ali berharap agar kantor berita<br />
Islam tersebut dapat memberikan<br />
kemaslahatan bagi umat Islam di<br />
dunia. ”Kami harapkan MINA bisa<br />
menjadi acuan, berita yang benar<br />
dan jujur yang apa adanya. Dan<br />
harus memiliki wartawan yang<br />
lengkap, berwawasan dalam konteks<br />
perdagangan, ekonomi, apa saja,<br />
tidak hanya agama,” paparnya.<br />
Sementara itu, Pemimpin Umum<br />
MINA Muhyiddin Hamidy, yang juga<br />
Pembina Jaringan Pesantren Al-<br />
Fatah seluruh Indonesia juga berharap agar kantor berita<br />
MINA turut memperkaya khasanah media global yang<br />
bersifat Islami serta meningkatkan dukungan internasional<br />
bagi kemerdekaan Palestina. ”Tujuan MINA ini adalah<br />
mengimbangi penguasaan opini global oleh Zionis Israel,”<br />
ujarnya.<br />
Muhyiddin menjelaskan kehadiran MINA adalah tindak<br />
lanjut yang nyata dari hasil-hasil konferensi internasional<br />
Pembebasan Masjid Al Aqsa dan Kemerdekaan Palestina di<br />
Bandung pada Juli 2012. MINA didirikan atas kerja sama<br />
Jaringan Pesantren Al-Fatah seluruh Indonesia dengan<br />
Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dan Aqsa<br />
Working Group (AWG) serta radio Silaturahmi. [HERU LIANTO]<br />
Situs online menjadi perpustakaan online sebagai<br />
pendukung budaya masyarakat membaca dan belajar.<br />
Dengan adanya perpustakaan online sendiri, masyarakat<br />
semakin mudah membuka jendela dunia melalui buku.<br />
Perpustakaan online adalah salah satu teknologi digital<br />
yang member kontribusi besar ditengah kemajuan<br />
teknologi informasi. “Semoga media ini dapat membantu<br />
masyarakat untuk meningkatkan minat baca dan<br />
memotivasi masyarakat untuk memiliki tabungan<br />
masa depan berupa bahan bacaan,” tulis salah seorang<br />
pengunjung di laman ini. [HERU LIANTO]
RIDWAN KAMIL<br />
Arsitek Peduli Lingkungan<br />
RIDWAN Kamil, lelaki ini dikenal sebagai sosok yang peduli<br />
lingkungan sosial. Ilmu arsitektur yang ia kuasai tak hanya untuk<br />
mendesain bangunan terlihat cantik, namu lebih dari itu juga<br />
memberikan solusi atas lingkungan di sekitar kehidupannya.<br />
Lelaki kelahiran Bandung 4 Oktober 1971 ini memeiliki segudang<br />
karya, diantara hasil desain arsiteknya adalah membuat taman<br />
bermain di Bandung, yang bisa digunakan anak-anak untuk<br />
mempelajari pencak silat, jaipong, dan kegiatan bermanfaat lainnya.<br />
Ia juga menciptakan Enerbike, yakni sepeda yang bisa<br />
menyimpan energi listrik.”Setiap kali menggowes, maka energi<br />
SETO MULYADI<br />
Sang Penyayang Anak<br />
PRIA kelahiran Klaten, 28 Agustus 1951 ini selalu tampak tenang meskipun<br />
sering menangani kasus yang terkait dengan anak, seperti penculikan, kekerasan,<br />
perebutan hak anak hingga kasus pembunuhan anak. Dengan wajah yang selalu<br />
tersenyum Kak Seto tak pernah menolak ajakan anak-anak atau orang dewasa<br />
untuk bersalaman, berfoto bersama, berbincang-bincang hingga mendongeng.<br />
Perjalanan karirnya dimulai ketika Kak Seto bertemu dengan seniman senior<br />
bernama Pak Kasur. Ketika menjelang ajalnya, Pak Kasur berpesan kepada Kak<br />
Seto supaya selalu menjaga anak-anak dan dekat dengan mereka. Maka beberapa<br />
usaha untuk menarik simpati anak-anak dilakukan mulai dari mengenalkan boneka<br />
Si Komo, mendongeng, meluncurkan lagu anak-anak, menjadi pembawa acara dan<br />
pembicara pada salah satu program anak-anak di televisi.<br />
Selain selalu menampilkan sesuatu yang segar, Kak Seto juga menggagas<br />
pendirian Istana Anak-anak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), mendirikan<br />
Yayasan Nakula-Sadewa (anak kembar) dan membuka homeschooling untuk<br />
sekolah anak anak.<br />
Atas dedikasinya terhadap dunia anak, Kak Seto pernah meraih<br />
penghargaan Men’s Obsession Award 2006. Dalam sebuah kesempatan,<br />
Ketua Komnas Anak ini menegaskan, dunia anak adalah dunia keceriaan maka<br />
jangan rusak dengan tindak kekerasan supaya anak bisa meraih masa depan<br />
penuh gemilang. “Sayangilah anak-anak karena mereka adalah generasi<br />
penerus bangsa kita,” paparnya.<br />
kedip mata<br />
listrik yang dihasilkan akan disimpan oleh baterai.<br />
Baterai itu bisa digunakan sewaktu-waktu ketika listrik<br />
tidak ada,” katanya.<br />
Sarjana Teknik Arsitektur dari Institut Teknologi<br />
Bandung ini mendapat beasiswa S2 dan berhasil<br />
meraih gelar Master of Urban Design dari College<br />
of Environmental Design, University of California,<br />
Barkeley di Amerika Serikat. Sejak tahun 2004 hingga<br />
2009 Ridwan telah meraih 12 penghargaan di bidang<br />
Desain Arsitektur dalam lingkup Asia.<br />
Menurutnya, Indonesia sebenarnya memiliki<br />
banyak orang kreatif dengan inovasi luar biasa.<br />
Sayangnya, inovasi ini banyak yang sifatnya masih<br />
eksklusif, sehingga kurang menyentuh akar rumput.<br />
“Bagi kaum muda, jadi cerdas saja tidak cukup. Tapi<br />
juga harus menunjukkan kepedulian,” tutur Ridwan.<br />
Beberapa contoh proyek di luar negeri yang<br />
ditangani Ridwan Marina Bay Waterfront Master<br />
di Singapura, Sukhotai Urban Resort Master Plan di<br />
Bangkok, Ras Al Kaimah Waterfront Master di Qatar,<br />
juga district 1 Saigon South Residential Master Plan<br />
di Saigon, Shao Xing Waterfront Masterplan (China),<br />
Beijing CBD Master plan, dan Guangzhou Science City<br />
Master Plan.<br />
Di Indonesia, Ridwan menggarap Superblock<br />
Project untuk Rasuna Epicentrum. Dari luas lahan<br />
sebesar 12 hektar, dibangun Bakrie Tower, Epicentrum<br />
Walk, perkantoran, retail, dan waterfront. Namun<br />
semua belum memuaskannya, Ridwan yang memiliki<br />
fi losofi hidup to live is to give ini ingin selalu ingin<br />
menjadi extra value bagi orang lain.<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
47
enungan hati<br />
48<br />
Hidup Untuk<br />
Menunaikan Kewajiban<br />
Prof. Dr Haji Abdul Malik Karim Abdullah<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
Manusia itu berbagai ragam,<br />
ada yang kaya dan ada yang<br />
miskin. Ada orang kaya lantaran<br />
menerima pusaka besar tetapi<br />
tidak pandai bekerja, ada pula<br />
yang menganggur. Ada orang yang bekerja<br />
keras berfi kir dan mengarang. Dari sanalah<br />
hidupnya.<br />
Banyak ragam jenis manusia dan<br />
pekerjaannya, berjenis ragam pula kewajiban<br />
masing masing. Orang kaya berkewajiban<br />
tidak serupa dengan penganggur. Kewajiban<br />
seseorang yang telah berkedudukan, berlainan<br />
dengan orang yang tidak terkenal. Kewajiban<br />
hakim tak serupa dengan kewajiban guru<br />
sekolah. Santri tak serupa dengan kyai. Tukang<br />
tak serupa dengan tani.<br />
Tetapi sesungguhpun bermacam ragam<br />
manusia dan berlainan kewajibannya,<br />
wujudnya hanya satu. Barangsiapa di<br />
antara masing-masing menunaikan<br />
kewajibannya, sepanjang ukuran masingmasing<br />
dan sepanjang pikulannya, tandanya<br />
kemanusiaannya telah baik dan telah pantas<br />
menerima pujian.<br />
Tidak dapat si tukang mengatakan<br />
kewajibannya lebih berat dari tani. Atau<br />
guru mengatakan kewajiban guru lebih<br />
berat dari kewajiban murid. Atau kewajiban<br />
raja lebih berat dari kewajiban alim. Tetapi<br />
semua kewajiban sepadan dengan nama<br />
jenis dan pekerjaan. Yang terpuji bukan<br />
besar atau kecilnya, tetapi kesanggupan<br />
membayarkannya.<br />
Tapi pembayaran kewajiban yang paling<br />
tinggi dan mulia ialah yang dikerjakan atas<br />
perintah hati, bukan lantaran mengikut<br />
perintah orang lain. Bukan lantaran paksaan<br />
atau pujian. Tidak pula terhenti lantaran maki<br />
dan cela. Ia harus ditimbang dengan hati<br />
sanubari sendiri.<br />
Masyarakat tak ubahnya dengan<br />
perputaran roda mesin. Berputar setelah<br />
bergerak dan berjalan lebih dahulu motor atau<br />
stoom yang menyebabkan bergerak segala<br />
mesin. Kalau satu mesin tak mau bergerak,<br />
rusak atau berkarat, maka roda itupun akan<br />
berhenti jalannya, sehingga akhirnya rusak<br />
binasalah seluruh mesin itu.<br />
Maka kesempurnaan perjalanan roda<br />
masyarakat ialah pada teguhnya tiap tiap<br />
bahagian mesin menjalankan kewajibannya.<br />
Teguh membayarkan kewajiban, itulah<br />
pokok segala keutamaan. Dialah Ibunya dan<br />
daripadanya timbul anak-anak yang banyak.<br />
Membayarkan kewajiban itu adalah suatu<br />
perkara yang amat penting dan besar. Sebab<br />
di dalam mengerjakan wajib itulah terjadi<br />
perjuangan di antara perasaan hati yang suci<br />
dengan dorongan nafsu. Barang siapa yang<br />
tidak mempunyai kekuatan untuk menangkis<br />
dorongan itu, terbengkalailah kewajibannya,<br />
dan jatuhlah derajatnya di dalam hidupnya.<br />
Kalau rasa menunanikan kewajiban ini<br />
telah berurat berakar di dalam budi pekerti,<br />
maka perselisihan-perselisihan kecil lantaran<br />
merebut pasaran, merebut pangkat, merebut<br />
kehormatan dan lain sebagainya akan hilang<br />
dengan berangsur-angsur. Sebab, orang yang<br />
mengerjakan kebaikan itu lantaran memang<br />
wajib mengerjakan kebaikan, dan orang<br />
meninggalkan kejahatan karena memang<br />
wajib meninggalkan kejahatan. Tidak ada lagi<br />
aniaya diantara satu sama lain, dan tidak ada<br />
lagi keluhan. Itulah dari segenap kehidupan<br />
Bani Insan dan tujuan setiap bangsa.<br />
Sebab itu maka bagi seorang pengajar<br />
timbullah suatu kewajiban yaitu memperluas<br />
hati dalam tiap diri bangsa dan umatnya.<br />
Perasaan yang halus itu menunjukkan<br />
kemana kita akan pergi sehingga timbul<br />
ilham (inspirasi) Tuhan Yang Maha Kuasa<br />
atas hidupnya. Maka tunaikanlah segala<br />
kewajiban meskipun bagaimana sukar<br />
melakukannya. Orang rela bersusah payah<br />
menempuh sengsara, asal kewajibannya<br />
dapat ditunaikannya. Untuk menyempurnakan<br />
keajiban itulah kita hidup.
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013<br />
49
50<br />
Jendela Dunia Berbagi<br />
TAHUN V / Februari - Maret 2013