19.02.2013 Views

confessionsofaneconomichitmanpengakuanseorangekonomperusak

confessionsofaneconomichitmanpengakuanseorangekonomperusak

confessionsofaneconomichitmanpengakuanseorangekonomperusak

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kebanyakan adalah keturunan keluarga kaya-raya dari Buenos Aires,<br />

Caracas, Boston, dan New York.<br />

Keluargaku kekurangan uang; namun kami pasti tidak menganggap<br />

diri kami miskin. Meskipun para guru sekolah itu digaji sangat kecil, semua<br />

kebutuhan kami disediakan dengan cuma-cuma: makanan, perumahan,<br />

pemanas, air, dan para pekerja yang menyiangi halaman rumput dan<br />

membersihkan salju kami. Sejak hari u1ang tahunku yang keempat, aku<br />

makan di ruang makan sekolah lanjutan itu, menangkap dan melemparkan<br />

bola untuk tim sepakbola yang dilatih ayahku, dan membagikan handuk<br />

di ruang ganti. ·<br />

Adalah suatu pernyataan yang mengecil-ngecilkan jika dikatakan<br />

bahwa para guru dan istri mereka merasa lebih unggul daripada penduduk<br />

setempat. Aku du1u terbiasa mendengar gurauan orangtuaku tentang<br />

menjadi tuan tanah, yang berkuasa atas para petani yang rendah - warga<br />

kota. Aku tahu itu lebih dari sekadar gurauan.<br />

Teman-temanku di sekolah dasar dan menengah termasuk kelas petani<br />

itu; mereka sangat miskin. Orangtua mereka adalah para petani yang<br />

bergelimang lumpur, penebang pohon, dan pekerja di penggilingan. Mereka<br />

tersinggung dengan julukan "siswa sekolah lanjutan yang mahal di atas<br />

bukit", dan sebaliknya, ayah dan ibuku menghalangiku bergaul dengan<br />

cewek-cewek warga kota, yang merekajuluki "pelacur"atau "perek". Aku<br />

saling berbagi buku sekolah dan krayon dengan anak-anak perempuan ini<br />

sejak kelas satu, dan sesudah beberapa tahun, aku jatuh cinta kepada tiga<br />

orang dari mereka: Ann, Priscilla, dan Judy. Aku sulit memahami perspektif<br />

orangtuaku; namun aku tunduk pada keinginan mereka.<br />

Setiap tahun kami menghabiskan tiga bulan liburan musim panas<br />

ayahku di sebuah pondok di tepi danau, yang dibangun oleh kakekku pada<br />

tahun 1921. Pondok itu dikelilingi oleh hutan, dan pada malam hari kami<br />

dapat mendengar suara burung hantu dan singa gunung. Kami tidak<br />

mempunyai tetangga; aku adalah anak satu-satunya dalam jarak<br />

seperjalanan kaki. Dalam tahun-tahun awal itu aku melewati hari dengan<br />

membayangkan pohon-pohon itu adalah para ksatria Meja Bundar dan<br />

gadis yang sedang menderita bemama Ann, Priscilla, atau Judy (tergantung<br />

dari tahunnya). Aku tidak ragu, gairahku sebesar Lancelot diam-diam<br />

menggairahi Guinevere - dan malah lebih terahasia lagi.<br />

Pada usia empatbelas tahun, aku mendapatkan pembebasan uang<br />

sekolah di Tilton School. Karena desakan orangtuaku, aku menjauhi semua<br />

yang terkait dengan kota itu dan tidak pemah melihat para ternan lamaku<br />

4 Bagian 1: 1963- 1971

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!