confessionsofaneconomichitmanpengakuanseorangekonomperusak
confessionsofaneconomichitmanpengakuanseorangekonomperusak confessionsofaneconomichitmanpengakuanseorangekonomperusak
I· URUSAN PrNCUCIAN UANfi ARAB SAUDI Pada tahun 1974, seorang diplomat Arab Saudi menunjukkan foto-foto Riyadh, ibu kota negaranya, kepadaku. Tercakup di dalam foto-foto itu adalah sekawanan kambing yang sedang mengaduk-aduk tumpukan sampah di luar sebuah gedung pemerintah. Ketika kutanyakan maksud foto-foto itu, jawabannya mengejutkan aku. Ia mengatakan kepadaku bahwa kambing-kambing itu adalah sistem pembuangan sampah kota yang utama. "Tidak ada orang Arab Saudi yang mempunyai harga diri yang akan pernah mengumpulkan sampah," ia berkata. "Kami menyerahkannya kepada hewan-hewan itu." Kambing! Di ibukota kerajaan minyak yang terbesar sedunia. Tampaknya sulit dipercaya. Pada waktu itu, aku adalah anggota sekelompok konsultan yang baru saja mulai mencoba menyusun solusi terhadap krisis minyak. Kambingkambing itu memimpinku menuju pemahaman bagaimana solusi itu dapat disusun, terutama dengan memperhatikan pola pengembangan negara itu selama tiga abad sebelumnya. Sejarah Saudi Arabia penuh dengan kekerasan dan fanatisme religius. Abad ke-18, Mohammed ibn Saud, seorang panglima perang lokal, menggabungkan kekuatan dengan para fundamentalis dari sekte Wahhabi 90
- Page 164: Aim terombang-ambing antara memanda
- Page 172: 'I ' ,. yang pada praktiknya melaya
- Page 178: Aku memikirkan posisi diriku sendir
- Page 184: tangannya dan menatap langsung kepa
- Page 188: sedang saling memainkan suatu perma
- Page 198: saya merasa bodob telab menanyakan
- Page 202: Percakapan ini membuat aku sangat g
- Page 212: seperti Bank Dunia, ThiF, dan Gener
- Page 218: yang ultrakonservatif. ltu adalah g
- Page 226: kiranya akan bertumbuh lebih kebara
- Page 236: lainnya dan dapat bekerja mandiri,
- Page 240: pun yang disetujui oleh mereka dan
- Page 246: Beruntung bagiku, mereka saling mem
- Page 250: MAIN tidak mau kehilangan kontrak b
- Page 254: Sumbangan Saudi mendorong para peja
- Page 258: BAOIAN Ill: 1975-1981
- Page 262: aku menghabiskan waktu dengan perem
I·<br />
URUSAN<br />
PrNCUCIAN UANfi<br />
ARAB SAUDI<br />
Pada tahun 1974, seorang diplomat Arab Saudi menunjukkan foto-foto<br />
Riyadh, ibu kota negaranya, kepadaku. Tercakup di dalam foto-foto itu<br />
adalah sekawanan kambing yang sedang mengaduk-aduk tumpukan<br />
sampah di luar sebuah gedung pemerintah. Ketika kutanyakan maksud<br />
foto-foto itu, jawabannya mengejutkan aku. Ia mengatakan kepadaku<br />
bahwa kambing-kambing itu adalah sistem pembuangan sampah kota yang<br />
utama.<br />
"Tidak ada orang Arab Saudi yang mempunyai harga diri yang akan<br />
pernah mengumpulkan sampah," ia berkata. "Kami menyerahkannya<br />
kepada hewan-hewan itu."<br />
Kambing! Di ibukota kerajaan minyak yang terbesar sedunia.<br />
Tampaknya sulit dipercaya.<br />
Pada waktu itu, aku adalah anggota sekelompok konsultan yang baru<br />
saja mulai mencoba menyusun solusi terhadap krisis minyak. Kambingkambing<br />
itu memimpinku menuju pemahaman bagaimana solusi itu dapat<br />
disusun, terutama dengan memperhatikan pola pengembangan negara itu<br />
selama tiga abad sebelumnya.<br />
Sejarah Saudi Arabia penuh dengan kekerasan dan fanatisme religius.<br />
Abad ke-18, Mohammed ibn Saud, seorang panglima perang lokal,<br />
menggabungkan kekuatan dengan para fundamentalis dari sekte Wahhabi<br />
90