Media Pusdiklat BMKG 11 2022

pusdiklat.bmkg
from pusdiklat.bmkg More from this publisher
04.08.2022 Views

M e D i AP U S A T P E N D I D I K A N D A N P E L A T I H A NM e d i a E d u k a s i d a n I n f o r m a s i K e d i k l a t a n B M K GE d i s i 11 / 2022PENGUATAN EDUKASI DAN LITERASIMETEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA TERINTEGRASIMEMBENTUK KESADARAN PUBLIK- Mengenal Bencana Hidrometeorologi dalam Era Digital- Urgensi Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi Di Kala Pandemi- Penguatan Kesadaran Masyarakat Melalui Literasi Gempabumi Dan Tsunami- Komunikasi Publik, Jendela Pemahaman Bencana Akibat CuacaI S S N : 2 4 0 6 - 9 7 5 2pusdiklat BMKG | pusdiklat_bmkg | pusdiklat BMKG | www.pusdiklat.bmkg.go.id

M e D i A

P U S A T P E N D I D I K A N D A N P E L A T I H A N

M e d i a E d u k a s i d a n I n f o r m a s i K e d i k l a t a n B M K G

E d i s i 11 / 2022

PENGUATAN EDUKASI DAN LITERASI

METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA TERINTEGRASI

MEMBENTUK KESADARAN PUBLIK

- Mengenal Bencana Hidrometeorologi dalam Era Digital

- Urgensi Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi Di Kala Pandemi

- Penguatan Kesadaran Masyarakat Melalui Literasi Gempabumi Dan Tsunami

- Komunikasi Publik, Jendela Pemahaman Bencana Akibat Cuaca

I S S N : 2 4 0 6 - 9 7 5 2

pusdiklat BMKG | pusdiklat_bmkg | pusdiklat BMKG | www.pusdiklat.bmkg.go.id


UPDATE

Terus Kami

pusdiklat.bmkg.go.id

untuk informasi

berbagai pengembangan

kompetensi ASN BMKG

(Smart ASN)

E-mail: pusdiklat@bmkg.go.id

Connect with us:

PUSDIKLAT.BMKG

PUSDIKLATBMKG

@PUSDIKLAT_BMKG

PUSDIKLAT BMKG

Mendidik Melatih

Melayani Mandiri Inovasi

4MI (four-me)

2

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


M e D i A

P U S A T P E N D I D I K A N D A N P E L A T I H A N

M e d i a E d u k a s i d a n I n f o r m a s i K e d i k l a t a n B M K G

E d i s i 11 / 2022

PENGUATAN EDUKASI DAN LITERASI

METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA TERINTEGRASI

Dari Redaksi

Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah SWT bahwa Media Pusdiklat

BMKG edisi ke-11 Tahun 2022 mencoba memberi warna di setiap

terbitnya. Terbitan kali ini mengangkat tema tentang “Penguatan

Edukasi dan Literasi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) terintegrasi:

Membentuk Kesadaran Publik”. Tema ini diangkat melihat maraknya bencana

yang terjadi saat ini dan pentingnya menanamkan kesadaran pada masyarakat

Indonesia khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana agar menjadi lebih

siap dan tidak khawatir dengan ancaman bencana yang datang kapan saja.

I S S N : 2 4 0 6 - 9 7 5 2

DITERBITKAN OLEH

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BMKG

Jl. Angkasa I, No. 2 Kemayoran

Jakarta Pusat 10720

PENANGGUNGJAWAB

Nelly Florida Riama

PENGARAH

Pudji Setiyani

MEMBENTUK KESADARAN PUBLIK

PIMPINAN REDAKSI

Nina Amelia Sasmita

REDAKTUR PELAKSANA

Arisman

Nurhidayat

Asep Jamaludin Malik

Rr. Yuliana Purwanti

Nurahmini

SEKRETARIAT

Ika Nurmalasari

ARTISTIK & TATA LETAK

Deni Saiful

FOTOGRAFER

Sarimang Jamco

- Mengenal Bencana Hidrometeorologi dalam Era Digital

- Urgensi Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi Di Kala Pandemi

- Penguatan Kesadaran Masyarakat Melalui Literasi Gempabumi Dan Tsunami

- Komunikasi Publik, Jendela Pemahaman Bencana Akibat Cuaca

pusdiklat BMKG | pusdiklat_bmkg | pusdiklat BMKG | www.pusdiklat.bmkg.go.id

Rubrik “Liputan Utama” menyajikan beberapa tulisan menarik terkait tema,

diantaranya “Mengenal Bencana Hidrometeorologi di Era Digital” yang

mengulas beragam bencana alam dan bagaimana mendapatkan informasinya.

Selanjutnya, terdapat juga artikel berjudul “Urgensi Literasi Bencana Geohidrometeorologi

di Kala Pandemi” yang mengulas mengenai betapa

pentingnya kita memahami bencana Geo-hidrometeorologi agar kita dapat

terhindar dari hoax. Artikel lainnya berbicara mengenai peran komunikasi

dalam literasi, literasi mengenai bencana gempabumi dan tsunami, kearifan

lokal dalam kebutuhan literasi bencana, serta MOOC sebagai alternatif media

edukasi literasi bencana.

Sementara itu, artikel-artikel lain juga menyuguhkan informasi yang sayang

untuk dilewatkan. Rubrik “Serambi ilmu” pada terbitan ini menyusuri

pengetahuan terkait bencana Geo-Hidrometeorologi, seperti gunung api,

gelombang laut, perubahan iklim dan bencana lainnya. Di samping itu, secara

eksklusif, redaksi Buletin Media juga menayangkan wawancara eksklusif dengan

Bapak Drs. Maman Sudarisman, DEA, Kapusdiklat BMKG yang akan memasuki

masa purnabakti. Dalam rubrik “Opini”, pembaca dapat menelusuri pemikiran

terkait Core Value ASN Berakhlak, pengalaman Awardee beasiswa LPDP dan

luar negeri yang tentunya menarik bagi para pencari beasiswa.

Terbitan ini juga menyuguhkan tulisan tentang kisah inspiratif, resensi buku

yang jangan sampai dilewatkan karena merupakan salah satu rekomendasi dari

Kepala BMKG Ibu Prof. Ir. Dwikorita Karnawati M.Eng, serta rubrik “Serba Serbi”

yang akan memberikan informasi sekitar aktivitas Pusdiklat dari Januari sampai

Mei 2022.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penerbitan buletin Media Pusdiklat. Harapan kami,

semoga bacaan yang kami hadirkan mampu memberikan manfaat bagi para

pembaca. Kedepannya, kami akan sangat senang jika artikel yang masuk dapat

tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan penulisan artikel ilmiah populer.

Selamat membaca!

Telp. (021) 65867058 Fax (021) 65867058

E-mail: buletin.pusdiklat@bmkg.go.id

Kami membuka kesempatan artikel ilmiah populer

sesuai tema untuk diterbitkan setiap semester. Silahkan

ikuti tautan berikut untuk informasi lengkapnya :

https://bit.ly/DAFTAR-TULISAN-BULETINPUSDIKLAT

Salam, Redaksi

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 3


DAFTAR ISI

edisi

11

tahun

2022

BAHASAN UTAMA

6 Mengenal Bencana Hidrometeorologi dalam

Era Digital

10 Urgensi Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi

Di Kala Pandemi

13 Penguatan Kesadaran Masyarakat Melalui

Literasi Gempabumi Dan Tsunami

16 Komunikasi Publik, Jendela Pemahaman

Bencana Akibat Cuaca

19 Kearifan Lokal, Relasi Terhadap Kebutuhan

Literasi Kebencanaan Di Era Industri 4.0

23 Bisakah Mooc Menjadi Alternatif Peningkatan

Literasi Kebencanaan?

SERAMBI ILMU

27 Mengapa Anak Gunung Api Krakatau Masih

Berbahaya?

31 Perubahan Iklim itu Nyata

35 Memahami Potensi, Upaya Mitigasi, dan

Sistem Informasi Gempabumi Tsunami Di

Indonesia

39 Tanggapan Insan BMKG Terhadap Performa

Layanan Informasi Meteorologi Klimatologi

dan Geofisika Di Indonesia

42 Apakah Peran HCDP Mendorong Peningkatan

Kinerja Organisasi dan Return of Investment

(ROI) BMKG?

45 BMKG Raih EU Star Awards, Pertama Untuk

Indonesia

48 “Belanja Pakai KKP, Gak Ribet” Analisis

Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) Di

Stasiun Klimatologi Mempawah

52 Pengelolaan Pajak Instansi Oleh Bendahara

Pengeluaran

56 “Rip Current” Belajar Dari Musibah Di Pantai

Kayangan Jember Jawa Timur

OPINI

59 Menguak Potensi DWP BMKG dalam Upaya

Penguatan Literasi MKG dalam Bencana Geohidrometeorologi

62 Meningkatkan Budaya Melayani Dengan Nilai

Berakhlak

65 Serba Serbi Beasiswa LPDP

69 Menggapai Mimpi Kuliah di Luar Negeri

Melalui Jalur Beasiswa

72 Arsiparis Sebagai Penjaga Data dan Informasi

Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

75 Penyediaan lingkungan pembelajaran yang

dapat mengakomodir semua kebutuhan

peserta didik dengan berbagai karakter.

KISAH INSPIRATIF

78 Raih Sukses Dengan Kepo, Baper Dan Punya

Utang. Mungkinkah?

SERBA-SERBI

80 Online Group Discussion (OGD) 2022

81 Talkshow Bmkg Corpu Dan Ekspose Inovasi

Aksi Perubahan Alumni Pka-Pkp

81 Pelatihan Teknis Analisa Prakiraan Banjir

Pesisir

82 Advanced Earthquake and Tsunami Hazards

Training Course

82 Benchmarking Pagasa Philippines RTC WMO

83 Pengamatan Hilal Awal Ramadhan dan

Penentuan Hari Raya Idul Fitri 1443 H

83 Sharing Session Human Capital Development

Plan BMKG

84 Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dan

Kepemimpinan Administrator (PKP & PKA)

Tahun 2022

84 Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Popular

WAWANCARA EKSKLUSIF

85 Perjalanan Karir Dan Mimpi Pusdiklat Di Mata

Pak Maman

RESENSI BUKU

87 Effective Leadership Communication

– 21 Inspirasi Komunikasi Yang Efektif

Untuk Mencapai Kesepakatan, Persetujuan,

Dukungan, Komitmen, Dan Tindakan.

4

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 5


Bahasan Utama

Mengenal Bencana

Hidrometeorologi dalam Era Digital

Secara geografis, Indonesia sebagai benua maritim yang

terletak di kawasan khatulistiwa mempunyai potensi

hujan sepanjang tahun dengan intensitas yang sangat

bervariasi. Ada periode hujan yang sangat tinggi, tetapi ada juga

periode yang kering (kurang hujan), bahkan tanpa hujan. Pada

periode intensitas hujan tinggi dapat menyebabkan banjir,

sementara periode kering dapat menyebabkan kekeringan.

Lilik Kurniawan, sekretaris utama Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa

sepanjang tahun 2021 telah terjadi 3.092 bencana alam di

Indonesia. Selanjutnya, Lilik Kurniawan menyampaikan bahwa

bencana alam yang terjadi tersebut bersifat hidrometeorologi

basah, antara lain adalah banjir, tanah longsor, dan cuaca

ekstrem.

Dalam refleksi akhir tahun 2021, BNPB menyampaikan bahwa

dampak bencana alam selama 2021 tercatat bahwa warga

menderita dan mengungsi sebanyak 8.426.609 orang, luka-luka

14.116 orang, hilang 95 orang, dan meninggal dunia 665 orang.

kemajuan teknologi informasi, antara lain dalam bidang

komunikasi.

Perilaku masyarakat dalam berkomunikasi menjadi makin

mudah dengan adanya media baru dalam bidang berkomunikasi,

yaitu jejaring sosial. Jejaring sosial mampu membuat manusia

terhubung satu sama lain dengan tanpa perlu bertatap muka.

Media baru ini juga mampu menyebarluaskan informasi dengan

cepat. Informasi yang serba digital memungkinkan literasi

digital sebagai salah satu alternatif dalam menyebarluaskan

informasi bagi masyarakat di era disrupsi seperti sekarang.

BMKG sebagai lembaga penyedia informasi hidrometeorologi,

sudah sepatutnya memanfaatkan kemajuan teknologi

tersebut untuk melakukan literasi dan edukasi terhadap

masyarakat dalam memahami dan menindaklanjuti informasi

hidrometeorologi guna antisipasi bencana hidrometeorologi.

Dalam tulisan ini, kami akan menyampaikan pemikiran

tentang upaya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap

informasi hidrometeorologi. Selain itu, tulisan ini bertujuan

agar masyarakat lebih mengenali bencana hidrometeorologi di

Indonesia pada era serba digital.

Jenis-Jenis Bencana

Gambar 1. Komposisi bencana tahun 2021 (sumber: BNPB)

Catatan tersebut menggambarkan bahwa frekuensi bencana

alam di Indonesia sangat tinggi dan jenis bencana alam

hidrometeorologi menjadi catatan khusus bagi jajaran BNPB.

Angka korban bencana juga menunjukkan nilai yang cukup

tinggi. Banyaknya korban manusia akibat bencana dapat

diartikan tingkat kesiapan masyarakat dalam menghadapi

bencana alam masih perlu ditingkatkan.

Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi memberikan

kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan segala aktivitas

kehidupan. Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Penanggulangan Bencana, definisi bencana adalah peristiwa

atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,

baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan

dampak psikologis.

Jika dilihat dari penyebabnya, bencana dapat dibedakan

menjadi faktor alam, nonalam, dan manusia. Selanjutnya,

bencana dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu bencana alam,

bencana non alam, dan bencana sosial. Secara umum dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh

peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh

alam. Macam-macam bencana alam antara lain adalah

gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir, tanah

longsor, angin topan, dan kekeringan.

6

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh

peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam. Macammacam

bencana non alam diantaranya gagal modernisasi,

gagal teknologi, wabah penyakit, dan epidemi.

monsun dari Asia atau dikenal dengan angin barat.

b. Musim Kemarau

Sementara musim kemarau digunakan kriteria kebalikan

dari awal musim hujan, yaitu suatu periode yang ditandai

dengan jumlah curah hujan setiap bulan kurang dari

150 mm. Musim hujan umumnya berlangsung antara

bulan Oktober sampai Maret, tetapi tidak semua

tempat seragam waktunya, bisa jadi lebih awal atau

mundur. Musim hujan secara umum bersamaan dengan

bertiupnya angin monsun dari Australia atau dikenal

dengan angin timur.

Walaupun BMKG hanya membagi Musim menjadi dua,

yaitu musim hujan dan musim kemarau, tetapi pada

tataran operasional sering disebut masa transisi, yaitu

periode peralihan musim, dari musim musim hujan ke

musim kemarau atau sebaliknya, dari musim kemarau

ke musim hujan. Pada lingkungan masyarakat yang

tinggal di Pulau Jawa, sudah mengenal empat periode

musim tersebut dengan bahasa lokal yaitu rendeng

(musim hujan), mareng (transisi musim hujan ke musim

kemarau), ketigo (musim kemarau), dan labuh (transisi

musim kemarau ke musim hujan)

Gambar 2. Jenis bencana alam (sumber: canva.com)

3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh

peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan

oleh manusia. Bencana sosial meliputi konflik sosial antar

komunitas atau kelompok masyarakat dan teror.

Bencana hidrometeorologi masuk dalam jenis bencana alam,

yaitu bencana alam akibat munculnya cuaca atau iklim ekstrem,

disebut juga bencana hidroklimatologi (BMKG).

Jenis bencana hidrometeorologi di antaranya tanah longsor,

banjir, banjir bandang, kekeringan, kebakaran hutan, dan lahan,

angin puting beliung, Gelombang pasang atau badai, dan abrasi.

Karakter Bencana Hidrometeorologi

1. Periode Musim

Berdasarkan pengetahuan umum, masyarakat Indonesia

mengenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

a. Musim Hujan

Giarno dkk (2012) menyampaikan bahwa BMKG

menentukan awal musim hujan dengan batasan tiga kali

dasarian hujan lebih besar dan atau sama dengan 50

mm berurutan, dengan kata lain curah hujan lebih besar

dan atau sama dengan 150 mm dalam sebulan. Musim

hujan umumnya berlangsung antara bulan April sampai

September walaupun secara parsial ada tempat-tempat

yang mungkin lebih awal atau mundur. Musim hujan

secara umum bersamaan dengan bertiupnya angin

2. Periode Bencana

Dalam kajiannya Rosyida dkk (2019) menyampaikan bahwa

beberapa jenis yang bencana yang terjadi di Indonesia

dipengaruhi oleh kedua musim ini. Dalam kajian tersebut

lebih jauh dijelaskan bahwa bencana hidrometeorologi

mendominasi jenis bencana di Indonesia, yaitu 96,8 % dari 2489

kejadian bencana, sementara bencana non-hidrometeorologi

hanya 3,2 %.

Berdasarkan pemahaman di atas maka periode kejadian

bencana hidrometeorologi dapat dikelompokan menjadi dua,

yaitu:

a. Bencana Hidrometeorologi Basah

Bencana hidrometeorologi basah adalah bencana

hidrometeorologi yang terjadi akibat adanya cuaca

ekstrem, seperti hujan yang sangat lebat melebihi

normalnya. Jenis bencana hidrometeorologi ini sering

terjadi pada periode musim hujan. Kelompok bencana

hidrometeorologi basah antara lain meliputi banjir,

tanah longsor, dan puting beliung.

b. Bencana Hidrometeorologi Kering

Bencana hidrometeorologi kering adalah bencana

hidrometeorologi yang terjadi akibat kelangkaan hujan

atau karena dalam kurun waktu yang lama tidak terjadi

hujan yang lazim disebut akibat kemarau panjang.

Jenis bencana hidrometeorologi ini sering terjadi pada periode

musim kemarau. Kelompok bencana hidrometeorologi kering,

antara lain adalah kekeringan, kebakaran hutan, kebakaran

lahan.

Dengan mengenali jenis bencana dan waktu/periode

kejadiannya maka kita semua diharapkan lebih siap melakukan

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 7


antisipasi dan mitigasi kemungkin terjadi bencana. Lebih dari

itu, kita juga diharapkan dapat menekan atau meminimalkan

kerugian akibat bencana hidrometeorologi.

Info Hidrometeorologi di Jaringan Sosial

Tadjudin dkk (2022) menyatakan bahwa pengertian mitigasi

bencana adalah upaya berkelanjutan yang dilakukan pada

berbagai tingkat, dari tingkat perorangan (individu) sampai

tingkat nasional, dalam rangka mengurangi dampak bencana.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah sosialisasi dan

edukasi tentang kebencanaan untuk masyarakat. Hal ini senada

disampaikan oleh (Wibowo, 2021) bahwa sosialisasi dan edukasi

mengenai kebencanaan utamanya pada pengenalan identifikasi

bahaya, kerentanan, risiko, dan mitigasi bencana.

Berangkat dari pengertian bahwa bencana hidrometeorologi

adalah bencana akibat cuaca atau iklim ekstrem maka salah

bentuk upaya mitigasi bencana hidrometeorologi adalah

dengan memahami informasi cuaca dan iklim, berdasarkan

jenis info hidrometeorologi dan jaringan media social.

a. Jenis Info Hidrometeorologi

Jenis informasi hidrometeorologi yang diproduksi oleh BMKG

secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu informasi cuaca

dan informasi iklim.

- Informasi Cuaca

Jenis informasi cuaca yang berhubungan dengan bencana

hidrometeorologi, antara lain cuaca saat ini (nowcasting),

peringatan dini cuaca yang terdiri dari prakiraan cuaca 3

jam, dan 6 jam ke depan, prakiraan cuaca harian (24 jam ke

depan), prakiraan cuaca satu minggu ke depan.

- Informasi Iklim

Menurut buku Katalog Produk Informasi Iklim dan Kualitas

Udara, jenis informasi iklim yang berhubungan dengan

bencana hidrometeorologi atau hidroklimatologi, antara

lain prakiraan curah hujan dasarian, prakiraan curah hujan

bulanan, prakiraan musim hujan, prakiraan musim kemarau,

potensi banjir dasarian, potensi banjir bulanan, analisis

hari tanpa hujan, indeks presipitasi terstandarisasi (indeks

kekeringan).

b. Jaringan Media Sosial

“Literasi digital lebih banyak menekankan perlunya kecakapan

pengguna media digital di dalam pemanfaatan untuk informasi

dalam media digital yang produktif.” (LAN, 2021).

Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam upaya

penyebarluasan informasi cuaca dan iklim perlu memanfaatkan

berbagai jenis media digital yang sudah banyak digunakan oleh

kalangan masyarakat luas.

Dalam beberapa tahun terakhir, BMKG sebagai sumber tunggal

informasi cuaca dan iklim di Indonesia telah memanfaatkan

media sosial dalam rangka penyebarluasan informasi cuaca dan

iklim. Media sosial tersebut di antaranya Facebook, Instagram,

Twitter, WhatsApp, Telegram, YouTube, website. Berbagai ragam

informasi cuaca dan iklim telah disebarluaskan melalui jaringan

media sosial tersebut.

Bencana hidrometeorologi menempati urutan pertama untuk

bencana yang paling sering terjadi di Indonesia. Bencana

hidrometeorologi sangat erat kaitanya dengan kejadian cuaca

ekstrem dan iklim ekstrem maka untuk mitigasi bencana

hidrometeorologi sangat dibutuhkan pengetahuan tentang

Gambar 3. Info BMKG yang dapat diakses melalui playstore (sumber: bmkg.go.id)

8

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


informasi cuaca dan

iklim.

BMKG memiliki produk

informasi cuaca dan

iklim yang sangat

beragam dari rentang

waktu hitungan

jam hingga musim.

BMKG memanfaatkan

jaringan media sosial

sebagai bentuk

informasi digital dalam

menginformasikan

cuaca dan iklim.

Dengan demikian,

masyarakat diharapkan

dapat

dengan

mudah memperoleh

informasi sehingga

lebih siap menghadapi

kemungkinan bencana

hidrometeorologi.

Referensi

Ainun Rosyida, R. N.

(2019). Analisis

Perbandingan

Dampak Kejadian

B e n c a n a

Hidrometeorologi dan Geofisika Dilihat Dari Jumlah

Korban dan Kerusakan. Jurnal Dialog Penanggulangan

Bencana, Vol. 10 No. 1.

Amelia, R. (2021). Modul SMART ASN Untuk Pelatihan Dasar

Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: LAN.

BMKG. (-). Buku Saku Klimatologi , Iklim dan Cuaca Kita. Jakarta:

BMKG.

BMKG. (-). Katalog Produk Informasi Iklim dan Kualitas Udara.

Jakarta: BMKG.

Giarno, Z. L. (2012). Kajian Awal Musim Hujan, dan awal Musim

Kemarau di Indonesia. Jurnal Meteorologi dan Geofisika,

Vol.10 No. 1.

Tajuddin Abdillah, R. H. (2022). Peningkatan Kapasitas Masyarakat

Untuk Mitigasi Bencana Melalui Pembentukan Dusun

Tangguh Bencana Demi Tercapainya SDGs Desa. Jurnal

Pengabdian Pada Masyarakat, Vol. 1 No. 1.

Yunus Aris Wibowo, L. R. (2021, Januari). Membangun Masyarakat

Tangguh Bencana Melalui Sosialisasi dan Edukasi Modal

Sosial di Kabupaten Klaten. Abdi Geomedisains, Vol. 1

No, 2.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Penanggulangan Bencana

Yanuarto, Theophilus. 2021 Catatan Refleksi Akhir Tahun

Penanggulangan Bencana 2021,” BNPN. Dilihat 04

Februari 2022.

<https://www.bnpb.go.id/berita/catatan-refleksi-akhir-tahunpenanggulangan-bencana-2021>

Haryanti Puspa Sari, 2021, BNPB: 3.092 Bencana Alam Terjadi

di Indonesia Sepanjang 2021, BNPB. Dilihat 04 Februari

2022.

<https://nasional.kompas.com/read/2021/12/31/17234711/

bnpb-3092-bencana-alam-terjadi-di-indonesiasepanjang-2021.>

Widada Sulistya

Widyaiswara Ahli Utama

Pusdiklat BMKG

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 9


Bahasan Utama

U R G E N S I

Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi

di Kala Pandemi

Gambar 1. Banjir Kalimantan Selatan Tahun 2021 (sumber: instagram.com/dinsosp2kbp3a.hst)

Indonesia terletak di wilayah tropis yang juga menjadi

tempat pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng

Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Hal

tersebut merupakan salah satu alasan mengapa negara kita

rawan akan bencana alam. Kata-kata “bencana alam” tentunya

sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Bahkan,

peristiwanya pun tak dapat terhindarkan dan tidak pernah

abstain menghampiri bumi pertiwi tiap tahunnya. Namun,

tak banyak masyarakat memahami terkait “bencana geohidrometeorologi”.

Singkatnya, semua jenis bencana geo-hidrometeorologi

termasuk ke dalam bencana alam. Namun, tidak semua

bencana alam merupakan bencana geo-hidrometeorologi.

Secara teori, bencana hidrometeorologi terjadi akibat

fenomena cuaca dan iklim yang mempengaruhi serta memicu

terjadinya bencana, seperti hujan lebat, angin kencang,

banjir, gelombang tinggi, dan lain-lain. Istilah “bencana geohidrometeorologi”

kerap kali digunakan Badan Meteorologi,

Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam mengeluarkan

statement tertentu. Penambahan kata “geo” pada istilah

“bencana geo-hidrometeorologi” merujuk pada bencana yang

terjadi akibat adanya pergerakan lempeng (tektonik), seperti

halnya gempabumi, tanah longsor, dan tsunami. Sehingga,

maksud dari bencana geo-hidrometeorologi yaitu multi

bencana yang terjadi akibat adanya fenomena kebumian,

cuaca, maupun iklim ekstrim. Hal tersebut digaungkan oleh

BMKG karena termasuk dalam salah satu tugas pokok dan

fungsi (Tupoksi) dari BMKG, yaitu “melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas

Udara dan Geofisika (MKKuG) sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku”.

Bicara mengenai Tupoksi, BMKG telah berupaya untuk

memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi

mengenai fenomena MKKuG baik secara langsung maupun

daring, terkhusus mengenai bencana geo-hidrometeorologi.

Sebagai perwujudan dari pelayanan publik, BMKG

menginisiasi adanya kegiatan Sekolah Lapang secara rutin

kepada masyarakat yang terdiri dari Sekolah Lapang Cuaca

Nelayan (SLCN), Sekolah Lapang Geofisika (SLG), dan Sekolah

Lapang Iklim (SLI). Kegiatan tersebut dilaksanakan di beberapa

penjuru Indonesia dengan mengundang masyarakat terkait

(para nelayan, petani, dan lainnya) untuk dapat berinteraksi

secara langsung mengenai masalah yang biasa ditemukan

di lapangan kepada para ahlinya di bidang MKG serta aksi

mitigasi bencana geo-hidrometeorologi. Namun, kegiatan

Sekolah Lapang dengan pertemuan secara langsung tersebut

tentunya terlaksana sebelum Covid-19 merajalela.

Bencana Era Pandemi Covid-19

Gambar 2. Tren Kasus Positif Covid-19 di Indonesia (sumber:

https://data.covid19.go.id/)

Pada tanggal 9 Maret 2020 World Health Organization (WHO)

dengan resmi menyatakan virus corona (Covid-19) sebagai

pandemi. Namun, angka kasus positif Covid-19 terdeteksi

pertama kali di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus

positif Covid-19 di Indonesia pun kian bertambah hingga

mencapai angka 743.198 dengan angka kematian mencapai

22.138 kasus di akhir tahun 2020 yang lalu. Hal tersebut

membuat pemerintah menyatakan secara resmi melalui

10

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2020 bahwa pandemi Covid-19 merupakan bencana

Non-alam Nasional.

Tak hanya di bidang kesehatan, pandemi Covid-19 juga tak

khayal membuat kekalutan di berbagai sektor, BMKG pun ikut

merasakannya. Berbagai kegiatan dengan audiensi secara

langsung terpaksa dihentikan sementara untuk mengurangi

kasus positif dari pandemi Covid-19. Tetapi, hal tersebut

tidak berlaku bagi eksistensi bencana geo-hidrometeorologi

di Indonesia. Selama tahun 2020 hingga 2021, bencana geohidrometeorologi

masih mendominasi angka kejadian bencana

alam di Indonesia. Bencana tersebut berlabuh di Indonesia

seolah tak acuh dengan pandemi Covid-19 yang juga turut

merenggut banyak korban jiwa. Banjir bandang di Luwu Utara

akibat meluapnya Sungai Masamba, banjir hampir di seluruh

provinsi Kalimantan dalam waktu yang berbeda, gempabumi

di Mamuju dan Majene dengan magnitude 6,2 SR, gempabumi

bermagnitudo 7,5 SR yang mengguncang Nusa Tenggara Timur

(NTT) dengan potensi tsunami, serta masih banyak lagi bencana

alam lainnya di tengah pandemi.

Hoax Bencana Merajalela

Ketakutan, kepanikan, kecemasan, dan keresahan masyarakat

pun semakin menjadi-jadi. Banyaknya gempuran kabar buruk

yang terjadi tentunya berdampingan dengan banyaknya berita

hoax yang hilir mudik di berbagai media. Hal ini membuat

paham masyarakat berada diambang batas trust issues imbas

dari berita-berita hoax yang dengan mudahnya merebak dan

merasuki akal sehat manusia. Setidaknya dalam kurung waktu

6 bulan dari awal tahun 2020, Kominfo mencatat adanya 850

berita hoax yang beredar, baik mengenai pandemi, bencana

geo-hidrometeorologi, hingga hubungan keterkaitannya yang

belum bahkan tidak teruji secara ilmiah.

“BMKG Imbau Warga Tinggalkan Mamuju Usai Gempa M 6,2”,

“SMS BMKG dan Kominfo Menginformasikan Gempabumi

dengan Magnitude 8,5 SR yang Berpotensi Tsunami”, “Fenomena

Aphelion Membuat Cuaca Menjadi Lebih Dingin”, “Penyebaran

Zat Kimia Dilangit (Seperti Awan) Menjadi Penyebab Covid-19”,

dan “Menghirup Uap Panas Dapat Membunuh Covid-19”

merupakan beberapa contoh dari berita hoax yang hilir mudik

di media daring beberapa waktu ini. Tak jarang media juga ikut

membumbui judul informasi yang dikeluarkan BMKG hingga

terkesan clickbait dan meresahkan masyarakat. Seperti halnya

mengenai potensi tsunami 8 meter di Cilegon yang jelas-jelas

hanya “pemetaan” namun didramatisasi menjadi sebuah

“prediksi”.

Mitigasi berwujud Literasi

Banyaknya tantangan dan ancaman tersebut membuat BMKG

berusaha lebih keras lagi dalam mengupayakan peningkatan

kualitas dan kuantitas serta penyebaran informasi terkait

MKKuG kepada masyarakat luas. Di era digital yang semakin

pesat imbas dari pandemi Covid-19 ini, BMKG memutar otak

untuk menggalakkan penyebaran informasi melalui mediamedia

daring, baik secara formal maupun informal. Literasi

dapat dengan mudah dan murah diperoleh melalui berbagai

situs resmi BMKG dimanapun dan kapanpun.

Gambar 3. Tampilan Situs Web BMKG sebagai Media

Penyebaran Informasi MKKuG (sumber: https://bmkg.go.id/)

Adapun situs web resmi BMKG ialah https://www.bmkg.

go.id/ yang terbagi lagi menjadi beberapa situs web khusus.

Informasi mengenai cuaca terkait peringatan dini, prakiraan,

Numerical Weather Prediction (NWP), pengamatan, dan posko

dapat diakses melalui http://web.meteo.bmkg.go.id/id/. Terkait

cuaca khusus untuk aktivitas maritim (prakiraan cuaca wilayah

maritim, peringatan dini gelombang tinggi dan banjir Rob, serta

peta statis dan dinamis parameter meteorologi di wilayah

maritim) bisa dibuka dari situs web https://maritim.bmkg.go.id/.

Khusus untuk cuaca dalam dunia penerbangan (peringatan

dini, pengamatan cuaca bandara, dan prakiraannya) dapat

dilihat di http://aviation.bmkg.go.id/web/. Adapula informasi

Climate Early Warning System (CEWS) di https://cews.bmkg.

go.id/home.php yang memberikan informasi terkait informasi

iklim ekstrem, potensi energi, dan sistem observasi. Lalu,

situs web Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS)

di https://inatews.bmkg.go.id/ yang menyebarkan informasi

gempabumi terkini dan potensi tsunami. Tidak hanya situs

web, masyarakat juga dapat mengunduh aplikasi Info BMKG

sebagai sumber utama literasi MKKuG dari BMKG di ponsel

pribadi masing-masing melalui Google Play Store atau App

Store. Selain itu, BMKG juga sedang mengembangkan aplikasi

khusus lainnya seperti “Warning Receiver System (WRS-BMKG)”

untuk diseminasi informasi gempabumi dan tsunami di wilayah

Indonesia, “BMKG Real-time Earthquakes” yang menyebarkan

informasi gempabumi secara langsung di wilayah ASEAN,

aplikasi “Pos Hujan Kerjasama BMKG (ePHK BMKG)” yang

mendukung operasional pengamatan dan pencatatan data

curah hujan di pos hujan kerjasama, “Literasi Iklim” sebagai

sarana baca masyarakat yang berisi materi-materi terkait iklim,

aplikasi “Sekolah Lapang Iklim BMKG (E-SLI BMKG)” sebagai

pengembangan dari SLI offline yang biasanya terlaksana

secara langsung sebelum pandemi, ada juga “Sistem Integrasi

Data Radar Cuaca Mandiri (Sidarma Mobile)” untuk memantau

sebaran awan dan hujan menggunakan radar cuaca BMKG,

bahkan aplikasi “Laporan Netizen tentang Cuaca dan Bencana

(Lencana BMKG)” untuk mengumpulkan laporan dari netizen

terkait cuaca dan bencana secara near-real-time.

Tak hanya itu, BMKG juga mulai memaksimalkan literasi yang

mengedukasi masyarakat melalui berbagai media sosial

dengan mengikuti tren yang sedang populer. Adapun media

sosial resmi dari BMKG ialah @infoBMKG di Twitter, Facebook,

Instagram, TikTok, dan juga Youtube. Konten-konten edukasi

dibuat semenarik mungkin dengan gaya yang ringan dan

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 11


mudah dipahami oleh masyarakat luas, terutama warganet

dan netizen-nya. Tak hanya itu, ditengah pandemi Covid-19 ini,

BMKG juga menggalakkan kegiatan seminar secara daring atau

yang biasa disebut Webinar untuk mengedukasi masyarakat

dengan membahas beberapa topik khusus. Baru-baru ini,

BMKG melaksanakan kegiatan Ekspose Nasional secara daring

yang dihadiri oleh Presiden ke-7 Republik Indonesia Bapak

Joko Widodo. Kegiatan Ekspose Nasional yang dilaksanakan

pada bulan Maret lalu ini membahas topik tentang Monitoring

dan Adaptasi Perubahan Iklim 2022. Salah satu poin yang

disampaikan oleh Bapak Presiden yaitu perlunya untuk

memperhatikan informasi cuaca dan perubahan iklim dengan

serius yang diberikan oleh BMKG dan instansi terkait.

Penyokong Informasi MKKuG di Seluruh Indonesia

Perlu diketahui oleh masyarakat luas, kantor BMKG juga

tersebar di seluruh penjuru Indonesia yang disebut dengan Unit

Pelaksana Teknis (UPT), yang terdiri dari Stasiun Meteorologi,

Stasiun Klimatologi, Stasiun Geofisika, dan Stasiun Pemantau

Atmosfer Global. UPT BMKG terbagi di beberapa wilayah yang

termasuk kedalam Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan, BBMKG Wilayah II Ciputat,

BBMKG Wilayah III Denpasar, BBMKG Wilayah IV Makassar, dan

BBMKG Wilayah V Jayapura. Masing-masing UPT atau Stasiun

BMKG pun tentunya memiliki situs web ataupun media sosial

tersendiri untuk mendukung pengoptimalisasian diseminasi

informasi MKKuG di wilayah yang termasuk tanggung jawabnya.

Berbagai literasi tak kala menarik disulap dan dikemas dengan

atraktif agar masyarakat sekitar melek terhadap informasi

MKKuG yang di-diseminasikan secara aktual dalam 24 jam

penuh.

Mungkin banyak pertanyaan dari masyarakat mengenai

jarangnya bencana geo-hidrometeorologi dalam skala lokal

diberitakan di media sosial resmi BMKG. Maka, dalam artikel ini

juga BMKG menjawab bahwa masing-masing UPT atau Stasiun

terdekat yang akan melaporkan dan menganalisis kejadian

bencana ataupun fenomena MKKuG tersebut. Mayoritas dari

UPT atau Stasiun BMKG juga membuat buku buletin setiap

bulannya yang disebarkan dalam bentuk softcopy maupun

hardcopy kepada masyarakat serta stakeholder setempat.

Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh badan ataupun instansi

dari stakeholder BMKG juga memiliki peran penting dalam

penyebaran informasi MKKuG, serta kerjasama dalam beberapa

bidang yang mendukung terlaksananya Tupoksi dari BMKG.

Lebih-lebih ketika bencana geo-hidrometeorologi bertandang,

praktik dari kerja sama antar pihak eksternal BMKG ataupun

stakeholder akan sangat menyokong. Selain stakeholder,

lembaga masyarakat dan organisasi-organisasi independen

yang berfokus pada topik terkait MKKuG pun sangat membantu

BMKG dalam menggerakkan masyarakat untuk lebih melek

akan literasi terkait MKKuG, terkhusus mitigasi bencana geohidrometeorologi.

Perlu digarisbawahi, bahwa BMKG sangat

terbuka terhadap kolaborasi dari berbagai pihak baik badan

atau instansi negara, serta organisasi independen yang

memerlukan informasi khusus dari BMKG dengan regulasi

tertentu untuk keperluan masyarakat luas.

Penutup

Sebagai insan, manusia tidak tahu bencana apalagi yang

menunggu kita di depan. Terutama di masa pandemi Covid-19

ini, sangatlah urgen bagi kita semua untuk lebih aware

terhadap bencana geo-hidrometeorologi guna meningkatkan

kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita dengan tetap menerapkan

protokol kesehatan. Kesimpangsiuran berita serta informasi

yang kita terima tentu sangat menjadi ancaman bagi masyarakat

luas. Maka dari itu, sangatlah penting bagi kita semua untuk

memahami dengan benar dan jelas terkait informasi MKKuG

yang kita terima. Masyarakat dapat memvalidasi terlebih dahulu

berita ataupun informasi yang diperoleh dengan upaya selalu

memantau informasi yang dikeluarkan oleh BMKG melalui situs

web maupun media sosial resmi, baik dari Info BMKG ataupun

dari masing-masing UPT setempat. Perlunya validasi tentunya

sekaligus dapat meningkatkan literasi bagi kita semua. Literasi

juga menjadi bagian penting dari aksi mitigasi yang dapat

menekan risiko akibat bencana geo-hidrometeorologi.

Sumber literasi sudah tersedia dengan sangat mudah dan

terjangkau bagi masyarakat luas. Tidak ada salahnya jika mengisi

waktu luang dengan bermain media sosial dan singgah ke akun

BMKG guna mendapatkan informasi yang bermanfaat. Akan

jauh lebih produktif apabila netizen ikut menyebarkan informasi

resmi dari BMKG ke warganet lainnya di berbagai media sosial.

Dengan menggalakkan literasi MKKuG, diharapkan masyarakat

luas dapat teredukasi dengan tepat sasaran dan tanggap aksi

mitigasi dalam menghadapi bencana geo-hidrometeorologi

yang dapat hadir kapan saja dan dimana saja. Meskipun tren

positif Covid-19 semakin menurun, jangan sampai hal tersebut

membuat tren literasi pun ikut menurun.

Referensi

1. https://bmkg.go.id/ diakses tanggal 18 April 2022

2. https://covid19.go.id/ diakses tanggal 14 April 2022

3. https://covid19.who.int/ diakses tanggal 18 Mei 2022

4. https://bnpb.go.id/ diakses tanggal 18 April 2022

5. https://instagram.com/dinsosp2kbp3a.hst diakses tanggal

14 Mei 2022

6. https://kbbi.web.id/ diakses tanggal 18 April 2022

7. https://kominfo.go.id/ diakses tanggal 14 Mei 2022

8. Pemerintah Indonesia. Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan

Bencana Non Alam Penyebaran Covid-19 Sebagai Bencana

Nasional. Sekretariat Negara. Jakarta.

Destry Intan Syafitri J.

SPT. PMG Pertama

Sta. Met. Kelas III Gusti Syamsir Alam, Kotabaru

12

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Bahasan Utama

PENGUATAN

KESADARAN MASYARAKAT

MELALUI LITERASI

GEMPABUMI DAN TSUNAMI

Beberapa tahun terakhir, Indonesia sering dilanda oleh

bencana alam yang cukup besar dan jumlah yang tidak

sedikit. Bencana alam yang terjadi berdampak luar biasa,

diantaranya kerugian harta benda, kerusakan bangunan dan

infrastruktur, dan juga menimbulkan korban jiwa. Diantara

bencana alam yang masih mengintai, dan menjadi momok

masyarakat adalah gempabumi dan tsunami. Belum lama ini,

pada 25 Februari 2022 terjadi sebuah gempabumi yang besar

berskala 6,6 M melanda wilayah Pasaman, Sumatera Barat.

Gempabumi ini berpusat di daratan, lereng Gunung Talamau

pada kedalaman 10 km. Gempa ini mengakibatkan 25 orang

korban jiwa dan sedikitnya 465 orang mengalami luka-luka.

Selain itu 2025 rumah juga mengalami kerusakan, 75 fasilitas

Pendidikan, 42 kantor pemerintahan, 40 tempat ibadah, dan 18

fasilitas kesehatan juga mengalami kerusakan.

komunitas, mahasiswa maupun pegawai. Kemdikbud membagi

literasi menjadi enam jenis yaitu: literasi baca tulis, literasi

numerasi, literasi finansial, literasi digital, literasi budaya dan

kewargaan.

1. Literasi baca dan tulis

Literasi baca dan tulis didefinisikan sebagai pengetahuan dan

kecakapan untuk membaca, menulis, menelusuri, mengolah

dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi,

dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan,

mengembangkan pemahaman dan potensi, serta

untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

Banyaknya kerusakan, dan kerugian yang dialami

masyarakat, menyisakan masalah bagi pemerintah, hal

ini dikarenakan kesadaran masyarakat akan informasi

gempabumi dan tsunami yang diperoleh dan diakses

masyarakat belum cukup. Lemahnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya memahami gempabumi

dan tsunami dan kesadaran untuk tanggap jika

terjadi bencana perlu menjadi perhatian serius

bagi para pemangku kepentingan.

Pentingnya Penguatan Literasi bagi

Masyarakat

Gambar 1. Ilustrasi Gerakan Literasi Nasional

(sumber: Wikipedia)

Harvey J. Graff seorang pakar mendefinisikan Literasi sebagai

kemampuan seseorang dalam membaca dan juga menulis.

Dalam terminologi lainnya, para ahli yang lain mengistilahkan

literasi sebagai kemampuan individu untuk menggunakan

potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya.

Untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan akan

potensi bahaya gempabumi dan tsunami perlu dibudayakan

literasi bagi masyarakat, baik siswa sekolah, masyarakat umum,

2. Literasi numerasi

Literasi numerasi didefinisikan sebagai pemahaman dan

kecakapan untuk memperoleh, menginterpretasikan,

menggunakan, dan mengkomunikasikan angka dan simbol

matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam

kehidupan sehari-hari; dan menganalisis informasi yang

ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, table, bagan,dst)

untuk pengambilan keputusan.

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 13


3. Literasi Sains

Literasi sains adalah pengetahuan dan kemampuan dalam

mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,

menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil kesimpulan

berdasarkan fakta, karakteristik sains, membangun kesadaran

bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam,

intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk

terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.

4. Literasi Digital

Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk

menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau

jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan dan

membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak,

cerdas, cermat, tepat dan patuh hukum dalam rangka membina

komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Literasi Finansial

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk

mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko,

keterampilan dan motivasi dan pemahaman agar dapat

membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk

meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun

sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

6. Literasi budaya

Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam

memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia

sebagai identitas bangsa.

sehingga diperoleh pembelajaran dan keterampilan dalam

mengambil keputusan jika bencana terjadi di sekitar kita.

Dalam siaran Pers yang dipublikasikan Kominfo pada Januari

2022, disebutkan budaya digital Indonesia mengalami

peningkatan, dimana Budaya digital mendapatkan skor tertinggi

dalam pengukuran Indeks Literasi Digital Indonesia pada

tahun 2021. Hal ini menjadi indikasi yang baik, bahwa perilaku

masyarakat akan kesadaran meningkatkan pemahaman dan

pengetahuan melalui literasi secara digital sudah baik. Dengan

kondisi demikian, maka peluang untuk pengayaan materimateri

secara digital menjadi cukup efektif dan dapat diterima

oleh masyarakat.

Penyediaan materi/konten sains dan kebencanaan menjadi

sesuatu yang sangat penting untuk diperbanyak dan disediakan

secara luas sebagai wadah masyarakat dalam pencarian sumber

referensi tentang kebencanaan, seperti halnya gempabumi dan

tsunami.

Literasi Gempabumi dan Tsunami

Literasi kebencanaan menurut Brown, et al (2014:267)

merupakan kapasitas individu dalam membaca, memahami,

dan menggunakan informasi untuk membuat sebuah kebijakan

informasi dengan mengikuti instruksi-instruksi dalam konteks

mitigasi, kesiapsiagaan, respon dan pemulihan dari bencana.

Mengingat kejadian bencana alam seperti gempabumi dan

tsunami merupakan peristiwa yang selalu berulang, sudah

menjadi keharusan bagi masyarakat agar terus meningkatkan

pemahaman akan literasi gempabumi dan tsunami. Hal ini akan

bermanfaat untuk memberikan pemahaman dan kesadaran

bagaimana harus mengambil keputusan saat terjadi peristiwa

gempabumi dan tsunami. Sebagai contoh, jika seseorang

telah memiliki pemahaman akan karakteristik gempabumi,

maka ketika terjadi gempabumi ia akan siap menghadapinya,

melindungi dirinya dan keluarganya, dapat bertindak saat

terjadi gempabumi dan setelah terjadi gempabumi, sehingga ia

dan keluarganya akan aman dan selamat.

Gambar 2. Ilustrasi Literasi Baca Tulis (sumber: www.

literasipublik.com)

Tujuan dari literasi meliputi banyak hal, yaitu meningkatkan

pengetahuan yang dimiliki dengan membaca segala macam

informasi yang bermanfaat, serta meningkatkan pemahaman

seseorang dalam mengambil intisari dari suatu bacaan. Dalam

konteks kebencanaan, tentunya literasi ini bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman akan segala hal terkait kebencanaan,

Sumber-sumber literasi kebencanaan, dapat diperoleh melalui

situs-situs web resmi pemerintah, situs web komunitas,

ataupun situs web dari luar negeri. Beberapa sumber referensi

resmi dapat diakses masyarakat seperti halaman web Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (www.bmkg.go.id),

web Badan Nasional Penanggulangan Bencana (www.bnbp.

go.id). Selain itu rujukan dari luar negeri seperti United States

Geological Survey (USGS) dapat diakses melalui halaman web

www.usgs.gov. Saat ini masyarakat Indonesia merupakan

pengguna media sosial yang sangat besar jumlahnya, dimana

mencapai jutaan pengguna. Potensi ini telah dimanfaatkan

BMKG sebagai penyedia informasi gempabumi dan tsunami

dengan menyediakan aplikasi infoBMKG sebagai sarana

penyediaan literasi kebencanaan bagi masyarakat. Masyarakat

dapat mengakses infoBMKG melalui aplikasi android, serta

14

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


dapat mengikuti semua informasi melalui kanal media sosial

seperti Instagram dan twitter infoBMKG.

Penutup

Penguatan literasi gempabumi dan tsunami sangat penting untuk

terus dilakukan oleh masyarakat, hal ini dikarenakan informasi

akan kejadian gempabumi dan tsunami semakin cepat dan

berkembang, sehingga masyarakat harus memiliki pemahaman

yang terus ditingkatkan secara terus menerus. Masyarakat

yang semakin paham akan peristiwa gempabumi dan tsunami

baik karakteristiknya, dampaknya, maupun gejala-gejala yang

menyertainya paska kejadian akan sangat bermanfaat sebagai

rujukan bagi masyarakat untuk memberikan respon dan sigap

dalam bertindak. Dampak dari semakin cerdasnya masyarakat

tentu akan berakibat meminimalkan jumlah korban jiwa (zero

victim). Hal ini sebagai upaya mengurangi beban pemerintah

dalam penanganan penanggulangan bencana gempa bumi dan

tsunami di Indonesia.

Referensi

Gambar 3. InfoBMKG sebagai aplikasi handal dalam menyajikan

berbagai info cuaca,iklim dan gempa bumi di Indonesia (sumber:

www.bmkg.go.id)

https://kominfo.go.id/content/detail/39488/siaran-pers-no-

15hmkominfo012022-tentang-budaya-digital-membaikindeks-literasi-digital-indonesia-meningkat/0/siaran_

pers

www.id.wikipedia.org/wiki/literasi

www.usgs.gov

Perkembangan era digital dan informasi ini menjadi peluang

bagi pemerintah, dalam hal ini BMKG agar selalu menyediakan

informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan cepat,

tepat, dan akurat. Penggunaan media sosial sangat efektif dalam

memberikan edukasi kepada masyarakat karena informasi

dapat diterima dengan cepat secara real time, dan dapat

diakses dengan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat. Begitu

juga, feedback/masukan maupun komentar dari masyarakat

akan mudah diterima langsung sebagai upaya perbaikan

dalam pelayanan

informasi secara

digital kepada

masyarakat.

www.bmkg.go.id

www.bnpb.go.id

Arisman

Widyaiswara Ahli Madya

Pusdiklat BMKG

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 15


Bahasan Utama

Komunikasi Publik,

Jendela Pemahaman

Bencana Akibat Cuaca

Akhir-akhir ini, kita

sering membaca di

surat kabar ataupun

menyaksikan di TV banyak terjadi

bencana alam banjir, longsor, angin

puting beliung, bahkan hujan es. Baru

saja pada awal bulan Maret yang

lalu dilaporkan kejadian banjir

yang mengakibatkan 1500 rumah

penduduk terendam air di Serang,

Banten.

Banjir biasanya diakibatkan oleh

curah hujan yang lebat dan tidak

biasanya terjadi pada bulan

Maret. Ironisnya dilaporkan pula

banjir tersebut sampai menelan

tiga orang korban meninggal

dunia. Konfirmasi selanjutnya dari

Badan Meteorologi Klimatologi

dan Geofisika (BMKG), instansi

yang bertanggung jawab mengeluarkan informasi cuaca

mengungkap bahwa hujan yang turun pada hari kejadian banjir

termasuk kriteria sedang sampai lebat, tetapi berdurasi lama

atau terus-menerus.

Gambar 1. Ilustrasi komunikasi publik terkait info

BMKG (sumber: nina - canva.com)

Lebih lanjut disebutkan bahwa lembaga ini sudah mengeluarkan

peringatan dini cuaca melalui unggahan di Instagram @

infobmkg. Prediksi hujan lebat juga sudah disampaikan melalui

media Whatsapp, facebook, dan twitter ke kantor-kantor

pemerintah daerah. Pertanyaannya, mengapa pada berbagai

kejadian bencana alam termasuk banjir Serang masih saja

menimbulkan kerugian harta, bahkan korban nyawa?

meminimalisir korban bencana.

Beberapa

Kemungkinan

Penyebab Bencana Masih

Menelan Korban

Kenyataan bahwa masyarakat

tidak mendapat akses

informasi tentang peringatan

banjir bandang sehingga

setiap bencana yang diakibatkan

cuaca masih menelan korban

mengajak kita menduga-duga

adanya beberapa kemungkinan

penyebabnya.

Sesuai dengan tugas fungsinya,

BMKG memiliki tugas untuk

melakukan prakiraan cuaca jangka

pendek (harian hingga 1 minggu ke

depan) dan peringatan dini cuaca

ekstrim. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut dilakukan upaya

untuk meningkatkan kapasitas SDM nya guna meningkatkan

tingkat akurasi prakiraannya. Sesuai pengaturan alur informasi

yang berlaku, produk peringatan dini cuaca yang dibuat

disampaikan secara formal dan periodik ke pihak-pihak terkait

antara lain Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB),

Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, Kementerian

Perhubungan, Pemda untuk diteruskan ke masyarakat

yang berpotensi terdampak dan ditindaklanjuti di lapangan.

Disamping itu informasi tersebut disebarluaskan melalui media

social website, aplikasi mobile, twitter, facebook dan Instagram.

Keprihatinan atas jatuhnya korban jiwa maupun harta setiap kali

terjadi bencana di negeri ini semestinya bukan hanya menjadi

urusan pemerintah semata, tetapi mampu menggelitik nurani

kita sebagai anak bangsa guna memikirkan upaya konkrit untuk

Kendala kurang efektifnya informasi yang disampaikan sehingga

masih ada korban bencana yang terjadi akibat cuaca ekstrim,

dimungkinkan terjadi karena terlambatnya penerimaan

informasi peringatan dini BMKG merupakan penyebab pertama

masih jatuhnya korban akibat bencana.

16

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Penyebab kedua adalah kesulitan memahami informasi dan

dampak bencana. Dalam kaitan ini produk informasi BMKG

yang disampaikan ke masyarakat dalam bentuk grafik atau

peta mungkin dianggap terlalu teknis dan sulit dimengerti

oleh masyarakat awam pada umumnya. Disamping itu lapisan

masyarakat tertentu tidak menyadari tentang bahaya yang dapat

ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologi sehingga mereka

merasa aman-aman saja, tidak pernah merasa terancam oleh

bencana alam yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrim. Bencana

hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor merupakan

bencana yang diakibatkan parameter-parameter meteorologi,

seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin.

(BNPB, 2021).

Penyebab ketiga adalah fakta bahwa masyarakat bersikap abai,

sebagian besar merasa sudah terbiasa mengalami peristiwa

bencana yang sama atau berulang sehingga mereka tidak terlalu

memperhatikan kabar dini yang disampaikan dalam bentuk

dan melalui media apa pun. Lihat saja penduduk yang tinggal

di bantaran kali Ciliwung Jakarta yang menamakan daerahnya

sebagai “daerah langganan banjir”.

Ketiga penyebab tersebut sangat mungkin merupakan akar

masalah mengapa masih banyak korban yang jatuh setiap kali

terjadi bencana alam yang ditimbulkan oleh anomali cuaca atau

yang disebut bencana hidrometeorologi.

Lebih Dekat dengan Sekolah Lapang Cuaca

Sekolah Lapang Cuaca merupakan bentuk sosialisasi yang

dilaksanakan BMKG guna mengundang partisipasi masyarakat

untuk memahami bentuk-bentuk informasi yang dikeluarkan

supaya masyarakat lebih ‘sadar dan siap siaga’ terhadap

potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.

Dinamakan “sekolah lapang” karena materinya lebih banyak

praktik, simulasi, dan diskusi ketimbang belajar dalam kelas bak

sekolah pada umumnya, Sesi-sesi permainan seperti Kahoot,

Quizizz dan Padlet biasanya paling digemari peserta dan dapat

dengan cepat mencairkan suasana belajar.

Falsafah atau prinsip dari penyelenggaraan Sekolah Lapang

Cuaca adalah menerjemahkan istilah-istilah teknis meteorologi

ke dalam bahasa lapangan sehari-hari yang mudah dimengerti

oleh masyarakat, dalam hal ini siswa Sekolah Lapang.

Gambar 2 menunjukkan bagaimana peta prakiraan tinggi

gelombang laut dikomunikasikan untuk keperluan para

nelayan, baik untuk keselamatan pelayaran mereka maupun

untuk meningkatkan produktivitas tangkapan ikan. Pesan yang

tersirat dalam gambar ini adalah perlunya menyederhanakan

dan mengomunikasikan bahasa teknis ke dalam bahasa seharihari

yang digunakan para nelayan di lapangan.

Melalui media sekolah lapang ini tercipta hubungan kemitraan

dan komunikasi dengan pihak-pihak Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD), tokoh masyarakat, dan para pegiat/

relawan bencana. Di sini dituntut kepiawaian para fasilitator

untuk menyampaikan dan membagikan pengetahuannya

secara komunikatif, ramah, dan menyenangkan. Alumni

sejumlah sekolah lapang yang telah diselenggarakan diharapkan

dapat menularkan ilmunya kepada anggota keluarga, kerabat,

dan teman-teman mereka. Dengan demikian harapan kita ke

depan akan lebih banyak orang yang paham akan gejala-gejala

cuaca dan bagaimana menyikapinya sebelum terjadi bencana.

Bagaimana pun mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Prinsip pembelajaran dalam sekolah lapang didasarkan pada

kemitraan dan komunikasi antar BMKG sebagai penyedia

informasi dengan instansi terkait seperti Kementerian

Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, BNPB,

Satkorlak bencana, serta Pemerintah Daerah yang merupakan

pengampu kepentingan. Proses belajar ini merupakan siklus

yang terdiri dari tahap mengamati, menganalisis, mengalami,

mengambil keputusan, serta mengevaluasi atau umpan balik.

Pada Sekolah Lapang Iklim Pertanian misalnya, para petani

belajar melalui proses diskusi dan pengalaman diri untuk dapat

membuat keputusan bersama kapan mulai menanam dan

varietas tanaman apa yang cocok untuk ditanam sesuai dengan

hasil pengamatan mereka terhadap kondisi cuaca yang sedang

berlangsung,

Penerapan Komunikasi Publik dalam ToT (Training of

Trainers) Sekolah Lapang Cuaca

Gambar 2. Sekolah Lapang Cuaca Nelayan, menterjemahkan istilah teknis ke Bahasa sehari-hari (sumber: BMKG & BeritaSatu)

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 17


Masyarakat Indonesia memiliki budaya dan kebiasaan yang

melekat yang biasanya disebut “kearifan lokal”. Hampir tiap

daerah memiliki kearifan lokal nya sendiri-sendiri. Target akhir

peserta Sekolah Lapang cuaca, iklim dan gempa yang pada

umumnya terdiri dari kaum nelayan, petani, dan mereka yang

tinggal di daerah rawan bencana. Dalam praktiknya kearifan

lokal tersebut acapkali menjadi tradisi turun temurun dan

muncul dalam bentuk pesan dan teknik penyampaian pesan.

Lebih lanjut budaya yang tercipta melalui praktik kearifan

lokal ini, dibarengi latar belakang dan karakter seseorang

membuat suatu komunikasi sistemik. Sebagaimana dikutip

Kriyantono bahwa untuk memahami komunikasi, kita harus

mempertimbangkan sistem lingkungannya.

Gambar 1. Prinsip Sekolah Lapang Cuaca, menerjemahkan istilah teknis ke bahasa sehari-hari

(sumber: BMKG, 2017)

semacam evaluasi dengan praktik simulasi mengajar (micro

teaching) serta pemberian umpan balik.

Sementara instansi pemerintah resmi seperti BMKG dan BNPB

terus berbenah diri untuk meningkatkan layanannya, upaya

pemberdayaan masyarakat semacam Sekolah Lapang Cuaca

niscaya akan menambah pengetahuan masyarakat dan pada

gilirannya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana

hidrometeorologi.

Penutup

Komunikasi dengan

para alumni sekolah

lapang perlu tetap dijaga

agar selalu tercipta tali

komunikasi yang akan

selalu mengingatkan

semua pihak untuk

siaga terhadap bencana.

Semoga kedepannya

tidak ada lagi korban

jatuh akibat bencana

di negeri tercinta ini.

Zero victim atau nihil

korban merupakan target

bersama pemerintah dan

masyarakat Indonesia

sadar bencana.

Untuk menciptakan suatu komunikasi yang efektif, orang

yang menyampaikan pesan (disebut komunikator) seyogyanya

mengenal komunikan atau publik yang akan menjadi target

penerima pesannya. Komunikan tentu saja berasal dari

masyarakat tertentu dengan latar belakang sifat dan kearifan

lokal tersendiri. Dalam komunikasi efektif, terdapat upaya

Sang komunikator memahami latar belakang dan karakter

komunikannya. Berbagai tulisan terdahulu menyebutkan

bahwa seorang praktisi komunikasi publik haruslah seorang

yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, pandai

dan cepat memahami situasi sekitarnya serta berpenampilan

menarik.

Dalam kelas pelatihan ToT (Training of Trainers) yang pesertanya

adalah instruktur sekolah lapang, beberapa sudah sangat

berpengalaman dan kental dengan kearifan lokal, selebihnya

ada pula para peserta belia yang hidup di lingkungan budaya

dan kearifan lokal yang lekat. Selain materi terkait meteorologi

dan kebencanaan, diajarkan pula materi Pembelajaran Orang

Dewasa dan Komunikasi Efektif. Kedua pokok materi ini

penting untuk membekali para trainers menghadapi kelas

awam, yang pesertanya bisa saja berusia lebih senior dan

lebih berpengalaman dari pengajarnya. Guna mengukur

keberhasilan pelatihan ToT pada akhir pelatihan dilakukan

Referensi

BMKG. “Modul Sekolah Lapang Nelayan” Publikasi internal,

2014.

Daryono, 2022 “FAKTA Banjir di Serang Banten, Lima Orang

Meninggal hingga Terjadi di 43 Titik” Tribun News,

2 Maret 2022, dilihat 14 Maret 2022. <https://www.

tribunnews.com/regional/2022/03/02/> .

Faisal A. 2021. “100 nelayan di Cilincing ikut Sekolah Lapang

Cuaca Perairan” Antara News, 2 November 2021, dilihat

14 Maret 2022. https://www.antaranews.com.

Kriyantono, R. (2017a). “Do the different terms affect the roles?

A case study of excellent public relations practices in

Indonesia” International Journal of Applied Business &

Economic Research, 15(6), 193-209.

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Penanggulangan Bencana.

Nurhayati

Widyaiswara Ahli Utama

Pusdiklat BMKG

18

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Bahasan Utama

KEARIFAN LOKAL,

RELASI TERHADAP

KEBUTUHAN LITERASI

KEBENCANAAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Indonesia selain mempunyai kekayaan alam yang melimpah, juga mempunyai potensi bencana alam yang besar, seperti banjir,

gunung meletus, gempa, dan tsunami. Bencana alam tersebut sejatinya bukan kutukan, melainkan terjadi karena proses natural

dinamika bumi itu sendiri atau eksploitasi alam yang tanpa batas. Hal inilah yang perlu dipahamkan kepada masyarakat, artinya

masyarakat perlu mendapatkan literasi kebencanaan yang tepat.

Pada sisi lain, hasil survey Central

Connecticut State University, tingkat

literasi Indonesia menempati urutan

ke 60 di dunia. Sebagai pembanding

dengan tingkat literasi negara-negara di

Asia Tenggara dapat digambarkan dalam

grafik berikut.

Dari data di atas, Indonesia mempunyai

tingkat literasi yang rendah dibandingkan

beberapa negara-negara di Asia

Tenggara seperti Singapura, Malaysia dan

Thailand. Menjadi sangat ironis setelah

melihat hasil survey Perpustakaan

Nasional tahun 2020 bahwa Indonesia

adalah negara peringkat kedua yang

memiliki perpustakaan terbanyak di

dunia. Dengan tingkat literasi yang belum

tinggi, dari mana upaya untuk literasi

kebencanaan harus dimulai?

Kearifan Lokal dalam Penanganan

Kebencanaan di Indonesia

Gambar 1. Grafik Tingkat Literasi Negara di Asia dan Asia Tenggara

(Sumber : John Miller, Central Connecticut State University, 2016)

Terjadinya bencana alam karena

eksploitasi alam yang berlebihan

menjadi penanda bahwa pemanfaatan

sumberdaya alam perlu dikendalikan.

Terkait hal ini, Undang-Undang tentang

Perlindungan

dan Pengelolaan

Lingkungan

H i d u p

menyebutkan

b a h w a

perlindungan

dan pengelolaan

lingkungan

hidup perlu

dilaksanakan

dengan asas

“ k e a r i f a n

lokal”,

harus

memperhatikan

nilai-nilai luhur

yang berlaku dalam tata kehidupan

masyarakat. Indonesia mempunyai

kekayaan budaya dan beragam suku

bangsa yang kerap diujarkan sebagai

kearifan lokal. Kearifan lokal ini bisa

ditemui di banyak daerah yang secara

unik menampilkan ragam kearifan lokal

kekayaan bangsa Indonesia.

Tingginya potensi musibah ini mendesak

nenek moyang kita dahulu belajar melalui

metode pengalaman langsung ataupun

mitigasi kebencanaan. Metode tersebut

dalam wujud budaya yang menjadi

sampai sekarang menjadi kearifan lokal

dan dipelihara oleh masyarakat lokal.

Dahulu, negara kita populer dengan

jargon gemah ripah loh jinawi, negeri

yang sejahtera, makmur, serta sentosa.

Sepatutnya pula ditanamkan pemahaman

bahwa negara kita adalah negara seribu

musibah sehingga diharapkan timbul

kewaspadaan semenjak dini. Hal ini

sebagai bentuk literasi bencana di

wilayah rawan bencana.

Dari sudut pandang kearifan lokal,

berbagai peristiwa bencana alam yang

dihadapi masyarakat akan membentuk

kebiasaan baik sebelum maupun saat

terjadi bencana. Kebiasaan ini menjadi

budaya yang tidak ditinggalkan serta

akan menjadi pengingat atau pelajaran

saat menghadapi bencana. Kebiasaan

tersebut sejatinya merupakan bentuk

adaptasi secara verbal maupun

nonverbal.

Biasanya kebiasaan atau habit pada

saat bencana merupakan simbol yang

memiliki manfaat. Kebiasaan yang turuntemurun

ini menjadi kearifan lokal yang

kadang-kadang hanya berlaku pada

satu wilayah tertentu. Namun bisa jadi

ada di wilayah lain juga dengan bentuk

yang berbeda-beda. Informasi akan

bertransformasi menjadi pengetahuan

dengan cepat serta penyebarannya akan

menjadi keuntungan dan keunggulan

manfaat kearifan lokal bagi masyarakat,

walaupun kita tidak memungkiri bahwa

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 19


kelemahan masyarakat Indonesia adalah kurang terbiasa

mendokumentasikan pengetahuan mereka.

Di sisi lain, pesatnya teknologi di era industri 4.0 memunculkan

peluang strategis bagi pengembangan pengelolaan dalam

penanggulangan bencana melalui langkah-langkah struktural

maupun non struktural. Gagasan pemanfaatan teknologi

ini dipercaya dapat menyelesaikan beragam permasalahan

yang selama ini dialami sebagai upaya pengelolaan terhadap

penanggulangan bencana. Revolusi industri 4.0 yang berbasis

teknologi informasi dan digital telah mampu mendukung

kecepatan, kemudahan, kepraktisan, dan efektivitas dengan

biaya rendah, tetapi daya jangkaunya sangat luas. Pertanyaan

yang muncul, apakah kita sudah memanfaatkan teknologi

itu untuk meningkatkan literasi kebencanaan masyarakat di

wilayah-wilayah rawan bencana ?

Dengan latar belakang di atas, saya mencatat tiga permasalahan.

Pertama, kearifan lokal belum terdokumentasikan secara masif

sebagai sumber pengetahuan dan informasi bagi masyarakat,

khususnya kepada generasi muda bangsa. Padahal, di zaman

modern seperti saat ini, mereka rentan dengan ketidaktahuan

dan ketidakpedulian mengenai pelestarian kearifan lokal.

Dapat dibayangkan dampak bagi masyarakat apabila nilai-nilai

kearifan lokal terkait kebencanaan kurang dimaknai dengan

baik.

Kedua, paradigma berpikir konvensional bahwa bencana adalah

takdir masih kuat dan mengakar di tengah masyarakat. Masih

banyak orang yang beranggapan bahwa bencana merupakan

kutukan atas dosa dan kekhilafan sehingga seseorang harus

percaya bahwa bencana adalah takdir atas perbuatannya.

Akibatnya, tidak ada lagi usaha untuk mengambil langkahlangkah

pencegahan atau penanggulangannya.

Ketiga, kemajuan di era industri 4.0 belum sepenuhnya menjadi

faktor pendorong untuk mewujudkan literasi kebencanaan di

kalangan generasi muda bangsa. Jika ditelusuri, teknologi maju

yang sudah sedemikian dekat dengan keseharian kita, belum

banyak membuka ruang-ruang kosong bagi pengembangan

literasi kebencanaan di Indonesia.

Tiga permasalahan di atas mengerucut pada satu pertanyaan

besar, yaitu “Bagaimana langkah yang tepat dalam membangun

literasi kebencanaan tersebut?”. Untuk menjawabnya, mari

kita lihat peran tiga stakeholder terkait, yaitu pustakawan

sebagai pihak yang dekat dengan literasi, pemerintah sebagai

representasi negara, dan masyarakat sebagai pelaku.

Peran Pustakawan

Pola pikir penanggulangan bencana saat ini sudah bergeser dari

pola pikir bantuan darurat langsung menuju pola pikir mitigasi/

preventif. Di samping usaha-usaha pencegahan dan mitigasi

bencana yang telah dikembangkan, program rehabilitasi dan

rekonstruksi perlu diimplementasikan penerapannya ke dalam

sasaran-sasaran pembangunan wilayah antar sektor.

Pengurangan risiko bencana sendiri merupakan bagian

Gambar 2. Ilustrasi pustakawan (sumber: canva.com)

rencana pembangunan terpadu lintas sektor dan lintas daerah

yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam hal

ini, masyarakat berperan sebagai subyek dan obyek sekaligus

sasaran utamanya. Pengurangan risiko bencana mengadopsi

dan memperhatikan kearifan lokal (local wisdom) dan

pengetahuan tradisional (traditional knowledge) yang ada dan

berkembang di tengah masyarakat. Sebagai subyek, masyarakat

diharapkan dapat aktif mengakses saluran informasi formal dan

nonformal. Di sisi lain, Pemerintah bertugas mempersiapkan

sarana, prasarana, dan sumber daya yang memadai untuk

pelaksanaan kegiatan tersebut.

Keberadaan pustakawan merupakan salah faktor pendorong

literasi masyarakat Indonesia saat ini. Keterlibatan pustakawan

sebagai penggiat literasi di Indonesia bersama-sama

pemerintah penting untuk mendorong tumbuhnya kegemaran

membaca di masyarakat terutama yang potensi bencana

wilayahnya tinggi. Potensi kebutuhan pustakawan untuk saat ini

juga masih besar, setidaknya ratio ketercukupan pustakawan

saat ini satu pustakawan melayani 21.035 penduduk, data ini

masih jauh dari ideal, menurut data dari IFLA rasio ketercukupan

tenaga perpustakaan adalah 1 : 2.500. Dalam hal ini tidak cukup

hanya kuantitas kebutuhan pustakawannya saja, di era dengan

tantangan menghadapi revolusi Industri 4.0, pustakawan

jaman now perlu memiliki kreativitas dan inovasi, serta memiliki

kecakapan berkolaborasi dan memecahkan masalah.

Paling tidak, ada tiga peran pustakawan dalam upaya

20

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Peran Pemerintah

Pemerintah sebagai representasi negara harus ada di tengah

masyarakat. Nah, beberapa peran yang bisa dijalankan oleh

pemerintah antara lain :

1. Menyusun dan Mengimplementasikan Kurikulum

Pendidikan yang Ramah Bencana

Gambar 3. Kegiatan masyarakat dalam mendukung pelestarian

kearifan lokal (Sumber: Pojok Iklim, 2021, Mengelola Kearifan

Lokal Menghindari Bencana)

penanggulangan bencana di era industri 4.0, yaitu sebagai

kontributor dalam perencanaan pencegahan bencana,

merespon bencana serta melakukan recovery bencana.

Perpustakaan dan pustakawan harus bisa menjadi pionir

dalam proyek penggalian kearifan lokal untuk mengembangkan

literasi masyarakat terkait mitigasi bencana. Para pustakawan

memiliki potensi tersebut dengan memanfaatkan koleksi dan

arsip di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah. Selain itu,

pustakawan juga memiliki literasi informasi yang tinggi karena

mampu mengakses informasi secara cepat dan memahami

sumber informasi yang paling dibutuhkan. Sedemikian penting

itulah kehadiran sosok pustakawan dan perpustakaan dalam

kontribusinya membangun literasi kebencanaan.

Pustakawan diharapkan mampu membangun kembali

pengetahuan yang telah tersapu oleh bencana serta

membangun kembali komunitas masyarakat setelah terjadinya

bencana, antara lain melalui media dongeng atau cerita.

Pustakawan, baik di daerah maupun di pusat, memiliki peran

untuk menggali kearifan lokal yang ada di tempat menjalankan

tugasnya. Kearifan lokal bagi pustakawan adalah pengetahuan

yang tersembunyi dan harus didokumentasikan agar lestari.

Kearifan lokal yang berhasil digali tentu tidak hanya tersimpan

di perpustakaan saja namun, pustakawan juga memiliki

keahlian bukan hanya untuk menemukan atau mengumpulkan

pengetahuan saja dengan demikian diharapkan mampu

mengemas ulang kearifan lokal yang ada dengan memanfaatkan

teknologi yang sudah berkembang di era industri 4.0.

Industri 4.0 memiliki karakter disruptif, cepat, masif, serba

efisien, tetapi sedapat mungkin berbiaya rendah. Pencegahan

bencana di era industri 4.0 lebih dapat diarahkan kepada

peningkatan pengetahuan untuk mencegah bencana dengan

sarana media sosial yang berbiaya rendah. Teknologi dan

kecerdasan buatan dimanfaatkan sebagai alat bantu utama

dalam menghadapi bencana. Harapan kita, saat bencana itu

datang, old knowledge (pengetahuan lama) yang terbentuk

dan telah diakui sebagai kearifan lokal oleh generasi penerus

bangsa. dapat menghindarkan masyarakat dari kerugian dan

korban jiwa sekecil-kecilnya (zero victim).

Kearifan atau wisdom dapat dipahami sebagai suatu

pemahaman kolektif, pengetahuan, dan kebijaksanaan

yang mempengaruhi suatu keputusan penyelesaian

atau penanggulangan masalah kebencanaan. Melalui

kegiatan literasi kebencanaan yang berbasis kearifan

lokal, masyarakat diajak untuk mengenal dan memahami

fungsi kearifan tersebut dalam aspek mitigasi bencana di

lingkungan mereka. Adaptasi pengetahuan lokal, termasuk

reinterpretasi nilai-nilai kearifan lokal dan revitalisasinya

perlu dilakukan sesuai dengan kondisi masyarakat,

sedemikian rupa sehingga dapat diterapkan sebagai

kurikulum pendidikan yang ramah bencana.

Pemerintah perlu melakukan pengarusutamaan isu

kebencanaan mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai

perguruan tinggi melalui penyediaan materi kebencanaan

dan implementasi kurikulum kebencanaan. Pengetahuan

dan informasi mengenai bencana dan kearifan lokal menjadi

bagian materi pembelajaran, baik di sekolah formal maupun

nonformal.

2. Menggiatkan Momentum Hari Kesiapsiagaan Bencana

Pemerintah melalui kelembagaan yang ada berperan

sebagai pendorong utama berkembangnya literasi

kebencanaan bagi semua kalangan masyarakat, terutama

para generasi muda yang belum banyak mengenal kearifan

lokal warisan nenek moyang. Salah satu yang dilakukan

pemerintah adalah menetapkan Hari Kesiapsiagaan

Bencana (HKB) yang diperingati setiap tanggal 26 April. HKB

merupakan momentum penting untuk menggiatkan semua

upaya peningkatan literasi kebencanaan, terutama mitigasi

bencana. Dengan adanya HKB, masyarakat akan terus

diingatkan mengenai kemudahan akses informasi. Dengan

demikian, masyarakat bisa terus menggali nilai-nilai kearifan

lokal terkait risiko bencana sesuai dengan kondisi daerah

masing-masing.

3. Memanfaatkan Media Massa

Interpretasi bencana dapat dikembangkan dengan

memanfaatkan media massa yang sesuai. Selama ini,

liputan berbagai program mengenai bencana telah

dilakukan oleh banyak media massa. Pengetahuan dan

informasi bencana juga dapat diinterpretasi melalui ajang

kompetisi yang dihadirkan oleh media. Masyarakat bisa

menjadikan kegiatan-kegiatan seperti ini sebagai pengayaan

dan dokumentasi pengetahuan dan informasi mengenai

kebencanaan dan kearifan lokal.

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 21


Peran Masyarakat

Masyarakat merupakan subyek, obyek, sekaligus sasaran

kegiatan literasi dalam rangka pengurangan risiko bencana.

Artinya, kita pun harus berperan dalam kegiatan ini, antara lain

dengan cara :

1. Menjaga Kearifan Lokal sebagai Aspek Budaya Leluhur

Bangsa

Menjaga kearifan lokal sebagai aspek budaya leluhur bangsa

adalah menjadi tugas kita bersama dengan segenap pihak

yang memiliki kewenangan dalam melestarikan. Kearifankearifan

lokal yang telah menjadi cara hidup masyarakat

dan berhubungan secara spesifik dengan budaya tertentu

harus terus dijaga kelestariannya. Kearifan lokal tercermin

dalam nilai-nilai kelompok masyarakat, seperti nyanyian,

pepatah, tarian, semboyan, dan nasihat leluhur untuk selalu

berbuat baik kepada alam.

2. Meningkatkan Pemahaman dan Interpretasi Bencana

Pemahaman dan interpretasi yang baik mengenai bencana

akan memberikan pengaruh positif bagi kehidupan

bersama. Kehadiran berbagai interpretasi yang cenderung

miskin makna dan hanya merujuk pada beberapa hal yang

tidak konstruktif, terkadang mengarah pada sesuatu yang

fatalistik. Untuk itu pandangan dan pemahaman masyarakat

perlu ditingkatkan dengan memanfaatkan media yang tepat.

3. Memanfaatkan Kehadiran Media Sosial

Pesatnya perkembangan teknologi di era industri 4.0. telah

menghadirkan banyak platform penyedia informasi dan

pengetahuan kearifan lokal berbasis sosial media. Hal ini

akan memudahkan masyarakat dalam mengakses aktivitas

literasi kebencanaan berbasis media sosial, baik melalui

YouTube, Instagram, Twitter, atau media daring lainnya.

Melalui media-media ini, kearifan lokal bisa dikenalkan

sejak dini kepada generasi milenial. Kita pun tak perlu

mengkhawatirkan hilangnya nilai-nilai kearifan lokal di

tengah kehidupan masyarakat yang lebih menyukai hal-hal

instan.

Kearifan lokal sebagai cerminan cara hidup suatu masyarakat

biasanya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke

generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Wujudnya dapat

berupa cerita rakyat, peribahasa, lagu, nasihat, atau permainan

rakyat. Upaya-upaya pelestarian lintas sektor perlu dilakukan

agar kearifan lokal tetap terjaga dan mampu meminimalisir

korban bencana.

Penguatan kesiapsiagaan bencana menjadi aspek yang

diperlukan saat ini dan masa depan. Bencana merupakan

peristiwa yang sulit untuk diprediksi kedatangannya.

Pengelolaan kesiapsiagaan yang hanya berbasis pada

pendekatan pascabencana tidaklah cukup jika tidak diimbangi

dengan pembangunan literasi kebencanaan berbasis kearifan

lokal.

Pembangunan literasi kebencanaan berbasis kearifan lokal

di berbagai wilayah harus mulai dipikirkan pengelolaannya.

Kegiatan literasi pengetahuan dan informasi kebencanaan

dapat dihadirkan melalui pemanfaatan media sosial dan

teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat. Masyarakat

akan lebih mudah memahami bencana yang sering terjadi di

wilayahnya ketika informasinya disebarluaskan dalam bentuk

gambar (infografis) maupun video.

Aktivitas literasi kebencanaan yang memasukkan aspek kearifan

lokal semakin diperlukan sebagai bekal untuk generasi muda.

Kajian tentang aktivitas tersebut bisa menjadi tantangan baru

studi kebencanaan, khususnya menyangkut pengukuran tingkat

pemahaman dan daya kritis masyarakat terhadap bencana

serta peningkatan kapasitas masyarakat terkait kebencanaan.

Referensi

Wahyu Chandra, 2021. “Pentingnya Literasi Kebencanaan di

Negeri Rawan Bencana”. Mongabay, 16 Maret 2021.

Zein Mufarrih Muktaf, 2017. “Studi Literasi Bencana dalam

Perspektif Ilmu Komunikasi”. Konferensi APIK PTM di

Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah

Ponorogo.

Anonim, 2021. “Literasi Kebencanaan Sebagai Dasar Mitigasi

Bencana”. republika.co.id, 27 April 2021, Redaksi Karta

Raharja Ucu.

Wisnu Martha Adiputra, 2008. “Literasi Media dan Interpretasi

atas Bencana”. Jurnal Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Volume

11 No. 3

Dahash et al, 2017 di dalam Yuhdi Fahrimal dkk, 2019,.

“Revolusi Industri 4.0 Dalam Penguatan Kesiapsiagaan

Bencana Di Indonesia”. Communication, Vol. 10 No. 2,

Oktober 2019.

Anonim, 2007. “Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya

Mitigasinya di Indonesia”. Direktorat Mitigasi, Badan

Koordinasi Nasional Penanganan Bencana.

Muhammad Ansyari Tantawi Nasution, 2021. “Mengawal

Kearifan Lokal untuk Literasi Bencana di Industri 4.0”.

LinkedIn, dipublish pada 2 Juni 2021.

Anonim, 2017. “Tahun 2023 Desa Pajam Menjadi Desa Mandiri

Pangan Berbasis Kearifan Lokal”. The GEF Small Grants

Programs Indonesia.

Meri Herlina, 2019. “Kearifan Lokal Untuk Mitigasi Bencana Pada

Masyarakat Rawan Bencana Gempa, Tsunami, Longsor,

Banjir Di Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung”.

Program Studi Pendidikan Geografi Pascasarjana

Universitas Negeri Semarang

Setio Galih Marlyono, dkk, 2016. “Peranan Literasi Informasi

Bencana Terhadap Kesiapsiagaan Bencana Masyarakat

Jawa Barat”. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 16 No. 2

Juniarto Widodo, ST, MM

Widyaiswara Ahli Madya

Pusdiklat BMKG

22

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Bahasan Utama

Bisakah MOOC

Menjadi Alternatif Peningkatan

Literasi Kebencanaan?

Sumber gambar: vectorstock.com

Sebagian kita mungkin pernah

mendengar EdX, Udemy, atau

Coursera, di Indonesia sendiri kita

punya yaitu Udemy dan IndonesiaX.

Semua nama tersebut merupakan

Massive Open Online Course atau

disingkat dengan MOOC. MOOC

merupakan suatu model pembelajaran

secara online, terbuka bagi siapapun

yang ingin belajar, hanya cukup dengan

log in dan kita dapat langsung menikmati

pembelajaran yang dibutuhkan dengan

banyak pilihan dan diberikan oleh

akademisi atau narasumber yang

menguasai bidangnya.

MOOC pertama kali dikembangkan oleh

Peter Norvig dan Sebastian Thrun dari

Universitas Stanford pada tahun 2008,

dimana mereka memberikan kursus

online pertama secara masif kepada

160.000 orang mahasiswa. Dalam

perjalanannya, perkembangan MOOC

tidak terlalu masif namun dengan adanya

Pandemi Covid-19 MOOC menjadi salah

satu bentuk pembelajaran yang giat

dilakukan, terlihat dari hasil penelitian

terhadap salah satu MOOC Coursera

tahun 2020, mereka telah menambah

2.800 jenis kursus. Pengguna MOOC

mereka mengalami kenaikan signifikan,

yaitu sebanyak 60 juta pembelajar baru,

seperti yang dilansir situs The Report,

Class Central. MOOC dikembangkan

oleh universitas, lembaga-lembaga

pihak ketiga yang bekerja sama

dengan akademisi, serta juga Lembaga

pemerintah seperti MOOC Kementerian

Keuangan.

Dikutip dari Harvard Business Review3,

MOOC memberikan dampak kepada

karier sebanyak 72% dan pendidikan

sebanyak 61%. Pada negara berkembang

MOOC memberikan manfaat

terutama bagi orang-orang ekonomi

menengah kebawah yang memiliki

pendidikan rendah. Penelitian ini juga

memperlihatkan bahwa tidak sedikit dari

peserta MOOC yang tidak melanjutkan

kursusnya sampai selesai. Terlepas dari

hal tersebut, melihat kondisi saat ini

MOOC bisa menjadi salah satu alternatif

pembelajaran bagi siapa saja yang

memiliki komitmen untuk berkembang.

Gambar 1 Contoh pelatihan pada MOOC Coursera.org

(sumber gambar: Coursera.org)

Apa itu MOOC?

Secara umum MOOC merupakan

bentuk pembelajaran mandiri berbasis

daring dalam bentuk pelatihan atau

kursus yang bisa diikuti siapa saja

dan kapan saja 1. Karakteristik MOOC

menggunakan format web sehingga

pembelajarannya bersifat kolektif baik

individu dan instrumennya. Selain itu,

MOOC juga dapat berfungsi sebagai

alat menilai pengetahuan seseorang.

Proses pembelajaran pada MOOC lebih

mengedepankan kemandirian dan

komitmen individu yang mengikutinya.

Topik yang ditawarkan biasanya beragam

dan tidak ada batasan bagi siapa pun

yang mengikuti.

Berdasarkan beberapa referensi

MOOC memiliki kelebihan-kelebihan,

diantaranya menawarkan berbagai

materi yang mungkin tidak didapat dari

kampus atau tempat kerja. Materi yang

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 23


diberikan pun berasal dari profesor

universitas atau pakar yang ahli

dibidangnya. Dalam pelaksanaannya

MOOC dapat diikuti secara gratis oleh

siapa saja, dengan jumlah tak terbatas

dan tidak membutuhkan syarat khusus

sehingga menguntungkan orang-orang

yang sulit memiliki waktu dan ruang; serta

orang-orang dengan kendala finansial.

MOOC juga dapat meningkatkan fungsi

berbagi pengetahuan antar peserta

dari beragam latar belakang. Ada yang

mengatakan bahwa MOOC membuka

kotak pandora Pengetahuan bagi siapa

saja.

Gambar 2. Ilustrasi kotak pandora

pengetahuan (sumber: nina - canva.com)

Bagi pemateri atau pengajarnya,

pembelajaran MOOC membuat mereka

tidak perlu memberikan materi yang

sama berulang kali. Di universitas, para

pengajar bisa fokus pada pertanyaan,

diskusi dan mahasiswanya. Bagi Lembaga,

keberadaan MOOC akan memberikan

penghematan dalam anggaran untuk

pembelajaran dengan topik yang sama.

Disisi lain, tentu saja MOOC juga memiliki

kelemahan, karena sifatnya yang masif

dan bisa dilakukan kapan saja, maka

tingkat keberhasilan menyelesaikan

kursus ditentukan oleh individu.

Diketahui bahwa tingkat menyelesaikan

pelatihan MOOC, yaitu hanya 15%. Ini

terjadi karena peserta merasa tidak

punya kewajiban atau merasa tidak

rugi jika tidak melanjutkan pelatihan

atau kursus yang mereka ambil, mereka

tidak mengeluarkan biaya ataupun

tidak mendapatkan penalti jika tidak

menyelesaikannya. Ditambah lagi, peserta

bisa kurang termotivasi menyelesaikan

kursus karena kurang adanya dorongan

dari lingkungan sekitar, sekolah atau

tempat kerja untuk menyelesaikan

pelatihan. Jadi diperlukan disiplin dari

pesertanya agar bisa belajar mandiri

dengan penuh motivasi dan komitmen.

Instansi juga perlu mensosialisasikan

MOOC dan mengakomodir pegawainya

yang mau mengembangkan diri agar

termotivasi untuk menyelesaikan.

Selanjutnya, peserta juga tidak akan

mendapatkan perhatian khusus jika

mereka tidak paham topik kursus, karena

pemateri tidak memberikan waktu

khusus berdiskusi, mengingat konsep

MOOC sebagai pembelajaran mandiri.

Oleh karenanya, saat ini mulai

dikembangkan MOOC dengan

mengedepankan penggunaan teknologi,

gamification, dan sosial learning guna

mengurangi kelemahan yang dimilikinya.

Kebutuhan Literasi Kebencanaan

Indonesia adalah negara yang

memiliki beragam bencana, mulai dari

bencana gempa bumi dan tsunami,

gunung meletus hingga bencana

hidrometeorologi seperti banjir,

kebakaran hutan, kekeringan, tanah

longsor, angin puting beliung, dll. Menurut

Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPB), 70 persen bencana

yang ada di Indonesia disebabkan oleh

bencana hidrometeorologi.

Menindaklanjuti hal tersebut, Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

(BMKG) yang memberikan informasi

dan peringatan kepada masyarakat

terkait sebagian bencana tersebut

merasa memiliki tanggung jawab untuk

memberikan edukasi kepada masyarakat.

Pada tahun 2021, Kepala BMKG Prof.

Dwikorita Karnawati meminta jajaran

BMKG, yang dikoordinir oleh Pusdiklat

BMKG untuk menjalankan program

literasi kebencanaan bagi masyarakat

Indonesia secara berkala.

Rencananya akan terdapat beberapa

program edukasi dan literasi bencana

yaitu seminar daring, pelatihan, jambore,

pameran dan bentuk edukasi lainnya.

Sebagian kegiatan sudah dijalankan pada

tahun 2021.

Melihat betapa luas target yang ingin

dicapai, dan dengan terbatasnya sumber

daya yang ada maka keberadaan MOOC

mungkin bisa menjadi salah satu alternatif

solusi peningkatan literasi kebencanaan

bagi masyarakat.

Mengembangkan MOOC untuk

Literasi kebencanaan

Menjalankan MOOC melibatkan 3

pengguna, yaitu institusi, narasumber/

pengajar, dan peserta. Institusi

berfungsi sebagai pengelola pelatihan,

menentukan garis besar pembelajaran,

waktu, pengajar dan pembuatan materi.

Sedangkan narasumber/pengajar

bertanggung jawab dalam persiapan

materi, bahan diskusi, tugas (jika

diperlukan), menjawab pertanyaan pada

forum diskusi, sesuai dengan outline

atau kurikulum pembelajaran yang telah

disusun. Peserta, merupakan pengguna

yang diharapkan dapat aktif dan memiliki

komitmen mengikuti sampai akhir

pelatihan.

Pengembangan MOOC dapat dilakukan

dengan dua pendekatan, yaitu pelatihan

yang terbuka secara masif dengan

mengedepankan pembelajaran sosial,

yaitu proses pembelajarannya lebih

menekankan berbagi pengetahuan

antar peserta peserta, mereka saling

terhubung dan bertindak sebagai

murid dan guru. Pendekatan kedua,

yaitu pembelajaran bergantung pada

konten pelatihan yang telah ditentukan

sebelumnya dengan evaluasi bersifat

otomatis. Peserta dapat mengikuti

secara mandiri dan linier setiap konten

yang ada dalam pelatihan. Tidak terjadi

proses feedback dari pengajar, namun

antar peserta masih bisa memberikan

tanggapan dan komentar di forum yang

disediakan. Pendekatan MOOC ini bisa

dilakukan tergantung dari kebutuhan,

bisa juga digabungkan jika dirasa akan

memberikan efektivitas yang lebih tinggi.

Agar MOOC yang dirancang dapat

menarik dan mampu memberikan

pengetahuan kepada individu yang

mengikutinya, beberapa hal yang dapat

menjadi perhatian, yaitu:

24

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


1. Pastikan bahwa Anda sudah tahu konten apa yang akan

dibuat.

Biasanya dalam pelatihan Anda membuat struktur

pelatihan atau kurikulum, begitu juga dengan MOOC harus

dibuat juga kurikulumnya. Perlu mempertimbangkan dan

mengembangkan struktur setiap bab dan konsep utamanya,

serta menentukan informasi apa yang perlu disampaikan,

kapan dan dalam konteks apa.

Konten untuk jenis MOOC pengguna dapat berbeda dan

tidak harus disajikan dengan cara yang sama. Misalnya terkait

durasi waktu, MOOC mahasiswa universitas berlangsung

antara 6 dan 8 minggu dan membutuhkan 2 hingga 3 jam

per minggu. Sedangkan, untuk MOOC pelatihan di kantor

formatnya bisa lebih pendek dengan durasi 30 menit hingga

1 jam selama 2 hingga 4 minggu. Bahan pembelajarannya

(video, bahan bacaan, dll) pun dapat berlangsung lebih

singkat antara 15 dan 30 menit.

Keberadaan konten ini dapat dikombinasikan, seperti

konten video dikombinasikan dengan slide, agar lebih

mudah menjelaskan materi, atau konten artikel dengan

forum.

3. Persiapan platform pembelajaran terintegrasi

Fase integrasi teknis, fase terakhir sebelum meluncurkan

MOOC terdiri dari memformat konten pelatihan ke dalam

platform. Banyak platform yang bisa digunakan, ada yang

sudah disediakan oleh provider dan tinggal dimodifikasi

seperti Moodle, atau platform yang dibangun sendiri sesuai

kebutuhan.

Pastikan konten-konten pelatihan dapat terintegrasi

dengan baik. Ada baiknya sebelum peluncuran lakukan

simulasi terkait semuanya konten pembelajaran yang sudah

diintegrasikan sehingga ketika digunakan semua sudah

dapat berfungsi dengan baik.

2. Produksi konten yang menarik dan interaktif

Tahap produksi konten sangat penting. Setelah diputuskan

pengetahuan dan keterampilan apa yang harus diperoleh,

selanjutnya perlu ditentukan dalam bentuk apa konten

akan disajikan. Beberapa bentuk konten saat ini yang bisa

membuat MOOC menjadi lebih menarik dan mendorong

keterlibatan peserta diantaranya Video. Video yang dibuat

sendiri memiliki kesan bahwa kontennya up-to-date dan

membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang

dinamis. Untuk audien yang lebih besar, video dapat

ditambah subtitle.

Jenis konten video pada MOOC beragam yaitu screencast,

merupakan format menyampaikan materi yang berbentuk

video rekaman layar, biasanya untuk menjelaskan

materi sekaligus menampilkan langkah-langkah yang

dilakukan pada layarnya. Video ini bagus digunakan untuk

menerangkan penggunaan aplikasi. Video Talking head bisa

digunakan saat perkenalan, penjelasan topik (jika diperlukan)

dan saat penutupan, biasanya menampilkan narasumber/

pengajarnya, dan bermanfaat memperkenalkan fasilitator

pelatihan. Bentuk video lainnya bisa berupa video simulasi,

animasi, dll.

Konten selanjutnya yaitu bahan bacaan dapat berupa slide

atau artikel. Peserta dapat membuka sendiri slide atau artikel

yang ditampilkan. Contohnya materi dalam format Prezi,

ThingLink, canva, google doc, artikel bergaya Wikipedia, dll.

Manfaat slide atau artikel dapat membantu peserta kursus

untuk bisa lebih mudah menyerap materi yang dijelaskan

karena bentuknya yang statis peserta dapat mempelajarinya

sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Dalam MOOC juga bisa menampilkan konten komentar

atau forum, sebagai media peserta dalam mengutarakan

pendapatnya/pemikiran dan dapat dikomentari oleh

peserta lainnya.

Gambar 1. Tampilan muka MOOC Kemeterian Keuangan

(Sumber : https://klc2.kemenkeu.go.id/listcourse)

4. Komunikasi MOOC secara masif

Mengembangkan strategi komunikasi merupakan hal

mendasar ketika ingin menghasilkan MOOC yang efektif.

Komunikasi diperlukan sebelum MOOC diluncurkan, saat

dilaksanakan dan setelah selesai. Sebelum peluncuran, Anda

harus mengumumkan pendaftaran telah dibuka, membuat

video teaser, dan memposting secara teratur di jejaring

sosial. Strategi komunikasi ini harus dapat membangkitkan

minat dan meningkatkan jumlah pendaftaran yang berbeda.

Selama pelatihan, strategi komunikasi berguna agar

mengurangi tingkat kegagalan peserta pelatihan dan juga

menyoroti momen-momen penting dalam pelatihan (seperti

meetup, hangout, guest lecture, dll). Setelah pelatihan selesai,

bagus untuk mengkomunikasikan kisah sukses pelatihan,

membuat kesaksian peserta, dan mempublikasikan statistik

pelatihan, misalnya menggunakan infografis agar MOOC

semakin banyak peminatnya. Komunikasi merupakan aspek

yang kadang sering diabaikan padahal dapat membantu

memperkuat keterlibatan dan komitmen.

5. Lakukan evaluasi pasca pelaksanaan MOOC

Walaupun MOOC sifatnya terbuka dan mandiri, namun

perlu ditinjau dan dianalisis hasilnya. Dengan mengandalkan

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 25


indikator kinerja yang ditetapkan sebelum dimulainya

program pelatihan, Anda dapat menentukan apakah MOOC

berhasil atau tidak, memahami apa yang tidak berhasil dan

meningkatkan aspek keberhasilan untuk proyek mendatang

Indikator-indikator evaluasi diantaranya jumlah pendaftar,

tingkat ketidakhadiran (terdaftar tetapi tidak pernah

berpartisipasi), tingkat penyelesaian kursus, jumlah sertifikat

yang diberikan, kualitas interaksi platform, dan sebagainya.

Terserah masing-masing organisasi untuk menentukan

kriteria keberhasilan MOOC mereka.

Evaluasi merupakan elemen penting untuk membuat

keputusan terkait bukti betapa berharganya program

MOOC, betapa pentingnya melanjutkan proyek dan

menerima sumber daya tambahan.

Faktor kunci implementasi MOOC

Tentu saja ketika sudah mampu menciptakan pembelajaran

berbasis MOOC, dalam perjalanannya tidak lepas dari

tantangan. Setiap pembelajaran apapun bentuknya pasti akan

ada tantangan. Beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan

dalam mengimplementasikan MOOC menurut Ayyub, dkk. 2,

yaitu:

a. Lingkungan belajar mandiri

Sifat MOOC yang masif dan terbuka menempatkan

kontrol pembelajaran tergantung dari pesertanya sendiri.

Jika yang bersangkutan memang memerlukan pelatihan

tersebut maka dia akan menciptakan lingkungan belajar

yang kondusif, tenang dan nyaman bagi dirinya. Peserta

dapat menyesuaikan waktu dan fase belajarnya, sehingga

mengurangi tekanan dalam belajar, yang mungkin diperoleh

dalam pelatihan klasikal atau Online. Oleh karena itu, MOOC

dalam semua variasinya dapat memberikan repertoar luas

peluang belajar dengan pilihan studi yang dapat diakses,

fleksibel, dan mandiri yang sesuai dengan pelajar yang

beragam.

b. Desain kursus/pelatihan yang User Friendly

Metode penyampaian yang berhasil akan membuat peserta

didik terlibat dengan pelatihan yang diikuti. Bahan bacaan

yang baik akan membantu peserta belajar lebih banyak

dan dapat menerapkan pengetahuan. Selanjutnya, tugas

dan materi pembelajaran harus mengakomodasi profil

psikologis yang berbeda dari pembelajar. Peserta akan puas

dengan platform MOOC yang sederhana dan jelas, konten

mudah diakses dan aktivitas membuat pembelajaran

menjadi menyenangkan. Semua isi pelatihan diatur dengan

baik dengan banyak media untuk dilihat dan dibaca, melihat

slide dan video yang interaktif yang diorganisir dengan baik.

Perbanyak contoh-contoh yang terkait dengan materi. Salah

satu institusi MOOC OpenLearning mengadopsi format

Facebook di platform pembelajaran MOOC mereka, peserta

dapat memberikan komentar untuk materi yang dipelajari.

c. Petunjuk

Perlu menyediakan Tutorial dengan jelas dan efektif.

Petunjuk yang jelas akan membuat peserta menjadi lebih

termotivasi dan merasa lebih sedikit usahanya dalam

menggunakan teknologi pembelajaran dalam MOOC.

d. Kecepatan Internet

Kecepatan internet memainkan peran penting dalam

MOOC. Kecepatan internet yang rendah akan mengalihkan

perhatian peserta karena tidak dapat melihat video, gambar

atau suara dengan jelas. Ketika peserta puas dengan

lingkungan online, mereka akan termotivasi untuk belajar

lebih banyak secara online dan menyenangkan.

MOOC Kebencanaan, What’s next!

Melihat perkembangannya maka, MOOC Kebencanaan layak

untuk dikembangkan karena masih belum banyak MOOC

terkait hal ini. Beragam kebencanaan jika dilihat dari aspek

meteorologi, klimatologi, geofisika dan kualitas udara yang

terdapat di BMKG, akan dapat menghasilkan cukup banyak

ragam pelatihan MOOC. Setiap aspek bisa dibuat seri pelatihan

yang mendalam. Motivasi peserta agar menyelesaikan sampai

akhir pelatihan dapat diapresiasi dengan pemberian sertifikat,

ini dapat bermanfaat bagi portofolio peserta dan juga angka

kredit. Konten yang ditawarkan singkat, sederhana dan

menarik. Menyediakan forum antar peserta untuk dapat saling

memberikan feedback agar terjadi proses interaksi dalam

pembelajaran.

Referensi

1

Lis Setyowati. 2015. Mengenalkan Massive Open Online

Courses (MOOCs) kepada Pustakawan. Media

Pustakawan. Perpustakaan Nasional.

2

Enna Ayub, Wei Wei Goh, Seng Yue Wong. 2018. Exploring

Factors Affecting Learners’ Acceptance of MOOC Based

on Kirkpatrick’s Model. Researchgate.net.

3

Chen Zhenghao, Brandon Alcorn, Gayle Christensen, Nicholas

Eriksson, Daphne Koller, and Ezekiel J. Emanuel. 2015.

Who’s Benefiting from MOOCs, and Why. HBR.org.

https://elearningindustry.com/what-is-wrong-with-moocs-keyissues-to-consider-before-launching-your-first-mooc

4

https://elearningindustry.com/creating-a-mooc-cooc-6-steps

5

https://webcourseworks.com/how-to-make-your-own-mooc/

Nina Amelia Sasmita

Widyaiswara Ahli Madya

Pusdiklat BMKG

26

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Serambi Ilmu

MENGAPA

Anak Gunung Api Krakatau

Masih Berbahaya?

Dalam upaya untuk menguatkan edukasi kebencanaan yang berintegritas dengan pembentukan kesadaran publik, sebuah

pertanyaan patut diajukan terhadap ukuran bahaya dari peristiwa pilu yang melanda Provinsi Banten pada 22 Desember

2018. Dalam artikel ini, penulis akan membahas seluk-beluk, konflik-resolusi, dan pikiran abstrak yang tertuang untuk

upaya edukasi kebencanaan yang terintegrasi terhadap kesadaran publik. Upaya tersebut merupakan pemenuhan kemampuan

intelektual dan ketajaman berpikir terhadap bencana yang melanda Indonesia yang keberadaannya relatif menghantui masyarakat

di sekitar wilayah cincin api dan pegunungan aktif Asia-Australia.

Gambar 1. Anak Gunung Krakatau (sumber: kabarbanten.pikiran-rakyat.com)

Kita akan mengawali artikel ini dengan sebuah abstraksi

yang merujuk pada kejadian tsunami 22 Desember 2018 di

Provinsi Banten, yang menimbulkan dampak buruk di bagian

barat pantai Banten serta bagian selatan pantai Lampung di

Indonesia. Survei pasca-tsunami menyimpulkan sebuah data

moderat (dirilis oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan) di

sepanjang pantai Sumatera dan Jawa bahwa kejadian tersebut

menghasilkan ketinggian maksimum 13,5 meter dan panjang

genangan 330 meter. Kejadian ini mengakibatkan korban

jiwa 437 orang, luka-luka 31.942 orang, hilang 10 orang, serta

menyebabkan kerusakan terhadap 98 bangunan. 1

Fakta lainnya menyebutkan kedalaman aliran air yang

menghantam pemukiman penduduk di Banten lebih tinggi

daripada di Lampung. Berdasarkan analis spektrum wilayah

yang didasarkan pada catatan pasang surut (oleh Pure and

Applied Geophysics), kejadian tsunami ini terjadi selama periode

6,6 sampai 7,4 menit dengan kecepatan arus maksimum 4,37

m/s. 1

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 27


Tsunami pada tahun 2018 tersebut mengingatkan kita

pada kejadian bertahun lampau saat kawasan Selat Sunda

menjadi daerah eksistensi letusan Gunung Api Krakatau yang

menewaskan 36.000 jiwa. Berdasarkan catatan pada katalog

tsunami, para ahli geologi menyatakan bahwa peristiwa

longsoran di kawasan pantai dan dasar laut juga pernah

menjadi penyebab rentetan kejadian tsunami yang terjadi di

Selat Sunda setelah tahun 1883.

vulkanik, abu, dan bebatuan. Selain itu, reruntuhan bebatuan

berpotensi menimbulkan adanya patahan di dasar laut yang

menjadi penyebab utama tsunami, termasuk yang terjadi pada

tahun 2018.

Garis Waktu Terbentuknya Anak Krakatau

Istilah Gunung Api merujuk pada saluran yang menghubungkan

suatu wadah berisi magma yang ditembakkan, lalu terhimpun

di sekitar wilayah tersebut dan kemudian membangun suatu

kerucut yang dinamakan kerucut gunung api. Sebagian besar

magma naik melalui pipa kepundan. Muntahan lava yang

berulang-ulang membentuk sisi gunung yang terjal, mengelilingi

pipa kepundan utama. 2

Gambar 2. Letusan Anak Gunung Krakatau (Sumber: suara.com)

Perselingan lapisan antara lava dan endapan piroklastik

setinggi 315 meter menyusun bentuk kerucut Gunung Api Anak

Krakatau. Tak jauh dari lokasi gunung api, terdapat Pulau Rakata,

Sertung, dan Panjang, yang tidak berpenghuni, namun menjadi

objek menarik bagi peneliti dan tujuan wisata bagi masyarakat.

Ketiga pulau tersebut terbentuk dari aktivitas Krakatau Purba,

kecuali Pulau Rakata yang tumbuh bersamaan dengan Gunung

Api Danan sebelum letusan besar tahun 1883.

Pada periode konstruksi Anak Krakatau tahun 1927, untuk

pertama kalinya Gunung Api Krakatau kembali aktif. Setelah

melewati ‘masa istirahat’ sejak tahun 1883 sampai dengan

tahun 1927, terjadi peristiwa letusan bawah laut pada 29

Desember 1927 yang menyemburkan air laut di dalam kaldera

Gunung Krakatau yang menyerupai air mancur. Pada tahun

1929, Stehn, seorang ahli vulkanologi mengamati terbentuknya

satu pulau kecil dari tumpukan material di permukaan laut yang

saat ini dikenal sebagai Anak Krakatau, yang hingga tahun 1996,

telah meletus setidaknya 80 kali dengan aktivitas erupsi letusan

dan erupsi lelehan. 3

Dalam tulisannya di tahun 2006, Sutawidjaja mengemukakan

bahwa pada 1929, Gunung Api Anak Krakatau tumbuh dari

kedalaman laut di Pusat Gunung Krakatau dari kedalaman

180 meter dari dasar laut. Pada tahun 2000, ketinggian Anak

Krakatau terhitung menjulang hingga 315 meter di atas

permukaan laut dan volumenya mencapai 5,52 km3 dengan

rata-rata pertumbuhan 4 meter pertahunnya. 4

Penelitian yang Pernah Ada

Yudhicara dan K. Budiono 2008 menyatakan bahwa tsunami

adalah bencana alam yang dapat disebabkan oleh gempa bumi

maupun erupsi gunung berapi di bawah laut oleh berbagai

sebab seperti longsoran di dasar laut atau di pantai Tsunami

yang terjadi akibat longsoran tanah akibat lelehan magma

akan menciptakan aliran piroklastik, yaitu campuran gas

Tsunami 22 Desember 2018 yang menimpa warga pesisir

barat pantai Banten dan pesisir selatan pantai Lampung ini

menimbulkan berbagai dampak dari kerugian materi hingga

ratusan orang terpaksa meregang nyawa, diakibatkan oleh

letusan gunung Anak Krakatau yang sedang aktif. Banyaknya

korban menjadi perhatian tertentu, dalam beberapa kasus,

diungkapkan fakta bahwa orang yang tinggal di sekitar gunung

tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi

peristiwa erupsi ini. Ketidaksiapan ini juga disebabkan karena

peringatan dini tsunami di Indonesia hanya didesain untuk

tsunami yang disebabkan oleh gempa, bukan aktivitas vulkanik.

Pada kejadian tsunami ini, mekanisme pembentukannya secara

detail masih belum diketahui, entah karena longsoran masal

secara masif atau runtuhan blok-blok batu besar (boulder) -

apakah sekali runtuh atau terjadi secara berangsur. Sebuah

riset di tahun 2018 yang didokumentasikan dalam makalah

yang ditulis T. Giachetti, R. Paris, K. Kelfoun dan B. Ontowirjo

berjudul ‘Tsunami hazard related to a flank collapse of Anak

Krakatau Volcano, Sunda Strait, Indonesia’ mempertanyakan

apa yang terjadi apabila gunung berapi ini runtuh ke laut.

Penelitian tersebut menunjukkan proyeksi waktu kedatangan

dan amplitudo gelombang yang dihasilkan 5 .

Dalam worst-case-scenario yang dipicu oleh tanah longsor

dengan volume reruntuhan sebesar 0,28 km3 (atau setara

dengan 270 bangunan Empire State di New York), terdapat

perkiraan bahwa seluruh pantai di Selat Sunda terkena

gelombang lebih dari 1 km ke arah daratan dalam waktu kurang

dari satu jam setelah kejadian. Perhitungan waktu tiba dan

amplitudo gelombang yang dihasilkan dari penelitian ini tidak

jauh berbeda dari letusan Anak Krakatau 22 Desember 2018,

saat tanah yang longsor melibatkan interaksi eksplosif antara

magma gunung berapi dan air di sekitarnya. 7

28

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Gambar 3. (a) Alat Pendeteksi Tsunami; (b) Pemasangan alat sensor pemantau gelombang dan cuaca di Pulau Sabesi kawasan yang

paling dekat dengan Anak Gunung Krakatau. (sumber: popularitas.com dan uinjkt.ac.id)

Sebuah Resolusi dari Para Ahli

Sebagai resolusi dari kejadian ini, Badan Meteorologi, Klimatologi

dan Geofisika (BMKG) bekerjasama dengan Kementerian

Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Geologi Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Ikatan Ahli

Tsunami Indonesia tengah memasang peralatan tambahan

sebagai bagian dari upaya peringatan dini tsunami yang

disebabkan oleh aktivitas vulkanik Anak Gunung Api Krakatau.

Alat ini akan mengukur ketinggian muka air laut secara terus

menerus, dan dipasang di sekitar gunung api. Apabila terjadi

tsunami maka alat yang jaraknya paling dekat dengan pusat

aktivitas vulkanik akan memberikan peringatan lebih dini.

Selain resolusi yang dilakukan oleh kolaborasi Kementerian,

Lembaga dan masyarakat professional tersebut, antisipasi

dampak tsunami dapat dilakukan melalui konservasi kawasan

pantai melalui upaya struktural, yaitu:

1. Mengatur ulang tata kota dengan memindahkan

pemukiman, industri, dan kawasan vital lainnya

ke tempat yang lebih tinggi, serta menghindari

pembangunan infrastruktur di tepi pantai,

2. Memperkuat fondasi dan material penyusun rumah

penduduk dengan kekuatan yang memadai,

3. Membuat penghalang tsunami di daerah pemukiman.

Selain menempuh upaya struktural, upaya nonstruktural dapat

dilakukan untuk meredam dampak bencana yang memiliki

potensi terulang, yaitu dengan:

1. Melakukan penyuluhan sosial kepada masyarakat yang

berdiam di wilayah rentan bencana secara berkala dan

terus-menerus,

2. Membuat peraturan perundang-undangan yang

mendukung seperti undang-undang tata ruang daerah

dengan dukungan kajian yang komprehensif,

3. Memberikan bantuan subsidi pemerintah untuk

memotivasi terlaksananya tindakan mitigasi dalam

kegiatan pembangunan.

Dari segi keamanan, kesiagaan juga dapat membantu dalam

mitigasi bencana alam, meliputi:

1. Membuat konsep terencana dalam penanggulangan

tsunami yang valid dan fleksibel,

2. Menyediakan sistem peringatan dini dan sistem

evakuasi, yang memperhitungkan multifaktor baik

prioritas nyawa penduduk, dukungan infrastruktur

maupun bahan-bahan pangan,

3. Mengadakan program simulasi. 6

Mitigasi yang dibuat sedemikian rupa, sebaiknya merujuk

kepada kejadian terburuk yang pernah terjadi, yaitu pada tahun

1883, di mana aktivitas penduduk pantai masih kurang tertata.

Evaluasi tata ruang yang dimutakhirkan secara berkala juga

akan membantu proses mitigasi bencana alam, apalagi di era

teknologi yang berkembangnya sangat cepat seperti sekarang.

Selain cara-cara di atas, kajian risiko serta studi penelitian

yang berkorelasi dan relevan dalam skala yang relatif besar

terhadap bencana alam gunung api Anak Krakatau ini dapat

memberikan umpan balik positif demi keberlangsungan

aktivitas masyarakat, eksistensi negara, serta berdampak pada

signifikansi perkembangan wisata dan pendidikan di Indonesia.

Penutup

Sebagai gunung api aktif, Gunung Api Anak Krakatau terpantau

tumbuh dari kedalaman laut di pusat Gunung Krakatau dari

kedalaman 180 meter dari dasar laut, hingga hingga pada

tahun 2001 dan volumenya mencapai 5,52 km3 dengan

rata-rata pertumbuhan 4 meter per tahunnya. Dalam upaya

menguatkan edukasi kebencanaan yang terintegrasi terhadap

pembentukan kesadaran publik maka bencana alam seperti

kejadian 22 Desember 2018 saat Erupsi Gunung Api Anak

Krakatau menyebabkan longsoran dan memicu terjadinya

tsunami senyap, wajib dipertanyakan.

Penelitian yang mendemonstrasikan worst-case-scenario yang

dipicu oleh tanah longsor dengan volume reruntuhan sebesar

0,28 km3 (atau setara dengan 270 bangunan Empire State di

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 29


New York), memperkirakan bahwa seluruh pantai di Selat Sunda

terkena gelombang lebih dari 1 km ke arah daratan kurang

dari satu jam setelah kejadian. Kajian ini menunjukkan masih

signifikannya potensi bahaya yang diakibatkan oleh aktivitas

vulkanik Gunung Api Krakatau sehingga wajib diwaspadai dan

dilakukan antisipasi dan mitigasi bencana oleh Pemerintah dan

masyarakat.

Sebagai upaya mitigasi, dilakukan peralatan pemantau

tambahan sebagai bagian dari sistem peringatan dini tsunami

akibat aktivitas vulkanik anak gunung api krakatau, konservasi

kawasan pesisir pantai melalui upaya struktural, non struktural,

serta kesiagaan untuk meminimalisir korban dan kerugian

akibat bencana alam tsunami oleh Anak Gunung Krakatau

ini. Pemutakhiran evaluasi tata ruang, kajian risiko, dan

studi penelitian juga dapat membantu proses mitigasi serta

menghasilkan signifikansi perkembangan dari segi wisata dan

pendidikan demi terciptanya keamanan dan kenyamanan

daerah pantai pesisir Banten dan Lampung, diantaranya

dengan merujuk pada timeline yang valid terkait bencana yang

diakibatkan Anak Gunung Krakatau sejak 1883 hingga 2018.

Referensi

1

Muhari, A., Heidarzadeh, M., Susmoro, H., Nugroho, H. D.,

Kriswati, E., Supartoyo, Wijanarto, A. B., Imamura, F.,

& Arikawa, T. (2019). (2018). Anak Krakatau Volcano

Tsunami as Inferred from Post-Tsunami Field Surveys

and Spectral Analysis. Pure and Applied Geophysics,

176(12), 5219–5233.

2

Masinu, A. la, Riva, M., & Mane, D. la. (2018). Fenomena Gunung

Api Gamalama Terhadap Dampak Aliran Lahar. Jurnal

Pendidikan Geografi, 23(2), 113–121.

3

Yudhicara dan K. Budiono. (2008). Tsunamigenik di Selat

Sunda: Kajian terhadap katalog Tsunami Soloviev. Jurnal

Geologi Indonesia, 3 (4), 241-251.

Anak Krakatau setelah letusan katastrofis. Jurnal Geologi

Indonesia, 1(3), 143-153.

5

Giachetti, T. (2009, January). Why the “Child of Krakatau” Volcano

Is Still Dangerous. The Conversation US, University of

Oregon.

6

Heru Sri Naryanto. (2003). Mitigasi Kawasan Pantai Selatan

Kota Bandar Lampung, Propinsi Lampung Terhadap

Bencana Tsunami. Jurnal Alami, 8(2), 24-32.

7

Syamsidik, Benazir, Luthfi, M., Suppasri, A., and Comfort,

L. K.: The 22 December 2018 Mount Anak Krakatau

volcanogenic tsunami on Sunda Strait coasts, Indonesia:

tsunami and damage characteristics, Nat. Hazards

Earth Syst. Sci. 20, 549–565, https://doi.org/10.5194/

nhess-20-549-2020, 2020.

Nur Chasanah, Haryo Dwito Armono, Sujantoko, dan Juventus

Welly Radianta Ginting. (2020). Pemodelan Penjalaran

Tsunami Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau Beserta

Skenario Dike, Studi Kasus Teluk Jakarta. Jurnal Teknik

ITS, 9(1), 2337-3539.

Achmad Yasir Baeda dan Firman Husain. (2012). Kajian Potensi

Tsunami Akibat Gempa Bumi Bawah Laut di Perairan

Pulau Sulawesi. Jurnal Teknik Sipil, 19 (1), 75-82.

Nabilla Fatiara. (2022, Februari 8). BMKG Pasang Tambahan

Alat Peringatan Dini Bencana di Dekat Gunung

Anak Krakatau. kumparan News. https://kumparan.

com/kumparannews/bmkg-pasang-tambahan-alatperingatan-dini-bencana-di-dekat-gunung-anakkrakatau-1xSv0vFiBIv/full.

Chandra Adyanto

Pengelola Diklat Pusdiklat BMKG

chandra.adyanto@gmail.com

4

Igan Supriatman Sutarwidjaja. (2006)

.Pertumbuhan Gunung Api

30

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Serambi Ilmu

Perubahan

Iklim itu Nyata

Saat ini publik terfokus pada penurunan kasus pandemi

COVID-19. Sebenarnya ada permasalahan yang sama

berbahayanya dengan virus ini yaitu permasalahan

Perubahan Iklim yang juga memberikan dampak luas dan

menerpa seluruh negara.

Perubahan iklim sudah lama di prediksi oleh para ilmuwan

dan pastinya kita tidak dapat mengendalikan laju peningkatan

konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. GRK seperti

H 2

O, karbondioksida (CO 2

), nitrogen dioksida (N 2

O), metana

(CH 4

) merupakan komposisi material atmosfer bumi yang

dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi tetap stabil. Akan tetapi,

konsentrasi GRK terus meningkat akibat aktivitas manusia atau

alam yang menyebabkan jumlah panas bumi yang terperangkap

di atmosfer bumi semakin banyak, sehingga terjadi pemanasan

global yang merupakan penyebab utama dari perubahan iklim.

Berdasarkan Laporan

Intergovernmental Panel

Climate Change (IPCC) dalam

Assessment Report 6 atau

AR-6 tahun 2021 menyatakan

suhu global telah meningkat

mencapai sekitar 1,1°C, lebih

panas dari pada kondisi pra

industri. Suhu ini diperkirakan

akan terus naik mencapai

atau melebihi 1,5°C selama

20 tahun ke depan. Tentu

saja hal tersebut dapat

memicu anomali iklim di

dunia, termasuk Indonesia.

Pasalnya, negara kita

merupakan salah satu negara

yang akan menghadapi risiko

perubahan iklim hampir di

semua aspek kehidupan baik

yang langsung maupun tidak

langsung. Dampak yang dapat

dirasakan misalnya di sektor

pertanian dan perkebunan,

produksi pertanian di

Indonesia akan sangat

Gambar 1. Daftar beberapa negara dengan penduduk

terbanyak yang menyatakan bahwa perubahan iklim bukan

sesuatu yang nyata (sumber: statista.com, 2020)

terpengaruh karena masih sangat bergantung pada kondisi

cuaca dan iklim. Dampak selanjutnya yang dapat dirasakan,

yaitu peningkatan intensitas dan frekuensi kejadian cuaca

ekstrem dan bencana hidrometeorologi, yang tentu saja dapat

menurunkan hasil produksi beberapa komoditas. Tentu saja ini

akan secara tidak langsung mengancam ketahanan ekonomi

nasional di Indonesia.

Meskipun demikian, hingga hari ini masih banyak orang

yang menganggap bahwa perubahan iklim tidak begitu

penting. Terlihat dari data yang ditampilkan pada statista.com,

tahun 2020 negara yang paling banyak penduduknya yang

menyangkal perubahan iklim adalah Indonesia, lebih lanjut

dituliskan dalam situ tersebut bahwa 21% penduduk Indonesia

termasuk penyangkal perubahan iklim, 3% sama sekali tidak

percaya perubahan iklim, dan 18% percaya perubahan iklim

namun tidak terkait dengan

aktivitas manusia.

Indonesia dianggap menjadi

salah satu negara dengan

tingkat ketidakpedulian

terhadap perubahan iklim

yang tinggi. Hal tersebut

cukup miris, namun tidak

menutup kemungkinan

adanya ketidaktahuan atau

belum terkomunikasikan

dengan baik di masyarakat

terkait perubahan iklim

sehingga perlu mengenalkan

perubahan iklim lebih

gencar kepada penduduk

indonesia. Langka ini

sebagai bentuk dukungan

komitmen Indonesia untuk

mengendalikan perubahan

iklim dengan target

mengurangi emisi karbon

sebesar 29% pada tahun

2030.

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 31


Bukti-Bukti Yang Menunjukkan Bahwa Perubahan Iklim

Benar-Benar Terjadi Di Indonesia

di seluruh Indonesia dalam kategori rusak terus meningkat

sebanyak 36,18%.

a. Peningkatan suhu permukaan di Indonesia

peningkatan laju konsentrasi GRK di Indonesia secara tidak

langsung berkontribusi dalam meningkatnya suhu bumi. Di

Indonesia sendiri, misalnya untuk konsentrasi CO 2

berdasarkan

data pengamatan 2004 - 2021 dari Stasiun pemantauan

GRK Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Kototabang

BMKG tercatat terjadi tren peningkatan CO 2

meskipun masih

berada di bawah nilai rata-rata global 1 . Data dari 89 stasiun

pengamatan BMKG juga mencatat terjadi peningkatan trend

penyimpangan suhu rata-rata tahunan di wilayah Indonesia

terhadap normalnya (normal suhu udara periode 1981-2010

sebesar 26.6 oC). Kenaikan suhu paling tinggi 0.8°C terjadi pada

tahun 2016 yang merupakan tahun terpanas pertama, diikuti

tahun 2020 dan 2019 berada di peringkat kedua dan ketiga

dengan nilai anomali sebesar 0.7 °C dan 0.6°C.

c. Kenaikan tinggi muka laut

Salah satu bukti terjadinya perubahan iklim adalah kenaikan

tinggi muka laut, berdasarkan data NOAA tahun 2022 dari data

pengukuran satelit altimetri menunjukan tren kenaikan muka air

laut di indonesia sejak 1992-2022 rata-rata 4,0+0.4 mm/tahun.

Kenaikan permukaan laut berdampak terhadap peningkatan

frekuensi banjir pesisir, mundurnya garis pantai, dan hilangnya

batas negara yang dapat memicu konflik antar negara. Kenaikan

muka air laut dapat menimbulkan gelombang yang lebih besar

sehingga mengubah garis pantai akibat erosi dan banjir.

Dampak dari erosi inilah yang dapat menenggelamkan sebuah

pulau terutama pulau-pulau kecil. Melihat tren peningkatan

tinggi muka laut beberapa tahun terakhir ini, dikhawatirkan

beberapa pulau kecil di Indonesia akan hilang dalam beberapa

tahun yang akan datang.

Gambar 2. Anomali dan suhu rata-rata tahunan di wilayah

Indonesia (sumber: www.bmkg.go.id)

Fakta lain dari hasil penelitian

BRIN yang dimuat di situs

kompas.com menunjukkan

bahwa selama 1993-2009, luas

daratan di Pulau Rondo, yang

terletak di ujung barat selat

Malaka, Aceh, terus berkurang

sebesar 1.856 m2 per tahun.

Pulau Sekatung (seluas 1,65

Km 2 ) yang berada di Laut Natuna

Utara, Kepulauan Riau, juga

mengalami penurunan luasan sebesar 0.66 Km 2 /tahun. Lalu

Sebagai perbandingan, informasi suhu rata-rata global yang

dirilis NASA dan NOAA , 2022 juga menempatkan tahun 2016

sebagai tahun terpanas (peringkat pertama) diikuti 2020, 2019,

2017 dan 2015 suhu rata bumi mencapai rekor terpanas.

b. Peningkatan suhu lautan

Studi yang dilakukan NASA menyebutkan sebagaimana

sifat air atau lautan juga menyerap panas dari atmosfer.

Naiknya suhu lautan sebagai bukti terjadinya perubahan iklim

yang akan memicu dampak beruntun, pertama semakin

meningkatnya potensi mencairnya es di kutub dan akhirnya

memicu naiknya tinggi muka laut. Kedua adalah pemutihan

karang, karbondioksida yang terserap ke laut memperlambat

nutrisi dan terumbu karang berubah menjadi warna putih dan

akhirnya akan mati. Terumbu karang merupakan tempat bagi

semua makhluk hidup di lautan sehingga beberapa spesies

ikan akan punah. Ketiga adalah pengasaman laut, pemutihan

karang dapat mengurangi tingkat pengapuran terumbu

karang sehingga mengubah kimia air laut melalui penurunan

pH. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 7 menyatakan

bahwa perubahan iklim disebut sebagai faktor dominan

rusaknya terumbu karang di Indonesia, berdasarkan hasil

penelitian dan pemantauan yang dilakukan terumbu karang

Gambar 3. Tren kenaikan muka air laut di Indonesia pada

rentang tahun 1999-2022 (sumber: NOAA, 2022)

Pulau Berhala yang terletak di selat Malaka turut mengalami

penurunan luasan sebesar 0.002 Km 2 /tahun. Laut Jawa, Pulau

Candikian dan Pulau Gosong di Indramayu, Jawa Barat juga

nyaris tenggelam. Kawasan timur Indonesia juga tak lepas dari

risiko ini. Seperti di Pulau Workbondi seluas 1,62 km 2 di sebelah

utara teluk Cenderawasih; Papua, mengalami penurunan

luasan 0.004 Km 2 /tahun.

32

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


d. Meningkatnya Frekuensi dan Intensitas Curah Hujan

Ekstrem

Peningkatan suhu akan memicu terjadinya cuaca ekstrem

dan anomali iklim yang semakin sering. Intensitasnya pun

semakin kuat dengan durasi yang panjang. Kondisi tersebut

tentu akan mengakibatkan kerugian bagi Indonesia. Selama

kurun waktu tahun 2011-2021, BNPB mencatat adanya

peningkatan tren jumlah bencana hidrometeorologi di

Indonesia. Kecenderungan yang sama juga terlihat dari hasil

penelitian beberapa peneliti di BMKG yang menemukan tren

peningkatan intensitas dan frekuensi curah hujan harian di

beberapa wilayah di Indonesia 10,11 .

e. Berkurangnya lapisan es (gletser) di pegunungan

Jayawijaya

Gunung Jaya Wijaya merupakan satu-satunya gunung di

Indonesia yang memiliki es pada bagian puncaknya dan

terancam punah, karena pembentukan es tidak ada lagi akibat

pemanasan global. Penelitian yang dilakukan oleh Permana,et

al 12 melaporkan sejak 2010-2018 terjadi penurunan luasan

salju pada Puncak Jaya, yang awalnya sekitar 200 km persegi,

kini hanya menyisakan 2 km persegi atau tinggal 1 persen saja.

Hilangnya es di Jayawijaya juga dipercepat dengan adanya El

Nino tahun 2015-2016. Jika terus berlanjut kondisi ini dapat

menyebabkan gletser akan hilang di puncak Jayawijaya dalam

dekade berikutnya.

Kontribusi Bersama Untuk Perubahan Iklim

Gambaran yang ada sebelumnya membuktikan bahwa

perubahan iklim benar-benar terjadi di Indonesia dan

dampaknya sudah dirasakan di banyak wilayah. Marilah kita

meningkatkan rasa kepedulian dan komitmen terhadap

penurunan emisi gas rumah kaca secara masif sebelum semua

terlambat. Dibutuhkan upaya, baik pemerintah dan masyarakat

untuk mengambil langkah nyata dalam adaptasi dan mitigasi

perubahan iklim.

Gambar 4. Tren peningkatan frekuensi bencana 2001-2021

(sumber: BNPB dan BMKG diolah mandiri)

Tahun ini Pemerintah kita akan berencana memberlakukan

pajak karbon mulai Juli 2022 yang didasari pada batas emisi,

yaitu dengan menetapkan nilai ekonomi karbon (NEK). NEK

Berdasarkan pengamatan

hujan di pulau Jawa (Gambar

5) menunjukan tren perubahan

curah hujan tahun 1991-2020

berdasarkan jumlah maksimum

curah hujan satu hari dan

jumlah hari hujan kategori

lebat dengan batas 50 mm/hari

cenderung bervariasi namun

secara umum mengalami

peningkatan terjadi di beberapa

wilayah di Jawa Tengah, DI

Yogyakarta dan Jawa Timur

sedangkan Banten DKI dan Jawa

Barat cenderung mengalami

penurunan. Perlu diwaspadai

perubahan signifikan secara

statistik terjadi di Jawa Timur,

tren peningkatan signifikan

tersebut mengindikasi wilayah

tersebut cenderung menjadi

lebih basah dan lebih sering

terjadi selama 30 tahun terakhir 11 . Kecenderungan ini juga

diproyeksikan masih akan terus terjadi di wilayah Indonesia,

meskipun memiliki ketidakpastian yang lebih tinggi).

Gambar 5. Tren jumlah maksimum curah hujan satu hari (atas) dan tren perubahan jumlah

hari hujan kategori lebat yaitu 50 mm/hari (bawah) di Pulau Jawa selama 30 tahun terakhir

(sumber: BMKG)

merupakan salah satu instrumen dalam mewujudkan kewajiban

Pemerintah dalam kontribusi pengurangan emisi gas rumah

kaca menuju ekonomi hijau yang rendah karbon dan ramah

lingkungan.

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 33


Gambar 1. Ilustrasi ketidakpercayaan masyarakat terhadap perubahan iklim (sumber: nina - canva.com)

Bagi masyarakat, kontribusi yang bisa diberikan untuk

mengurangi dampak perubahan iklim, yaitu:

1. Mari lakukan penghematan energi, contohnya dengan

menghemat penggunaan Listrik yang dapat membantu

mengurangi panas bumi,

2. Ayo gunakan kendaraan umum semaksimal mungkin

guna mengurangi gas karbon monoksida yang dihasilkan

kendaraan bermotor,

3. Kampanyekan dan gunakan produk ramah lingkungan

dengan melakukan 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Recycle,

Replace), mengurangi penggunaan kantong plastik, serta

mendaur ulang barang,

4. Tanam pohon agar kemampuan bumi menyerap

karbondioksida bertambah sehingga dapat meredakan

kenaikan GRK.

Perubahan iklim akan dapat dihadapi dengan tindakan nyata.

Mari segera bertindak. Perubahan iklim merupakan masalah

bersama. Lindungi bumi maka kita ikut melindungi

kehidupan manusia.

Referensi

1

BMKG, 2021. Kondisi Gas Rumah Kaca Indonesia periode

Januari 2004 – April 2021. Buletin Gas Rumah Kaca

Vol.01 No.01: Jakarta

2

IPCC, 2021, IPCC Report : Climate Change 2021”the physical

Science Basis” , Available at : https://www.ipcc.ch/ report/

ar6/wg1/#SPM

3

Kompas, 2021. Akibat Perubahan Iklim, Pulau Kecil sepanjang

Aceh-Papua Nyaris Tenggelam. Available at : https://

www.kompas.com/sains/read/2021/11/02/120000523/

akibat-perubahan-iklim-pulau-kecil-sepanjang-acehpapua-nyaris-tenggelam?page=all

4

NASA dan NOAA , 2022, 10 hottest global years on record.

Available at : https://ccimgs-2022.s3.amazonaws.

com/20222021GlobalTemps/20222021GlobalTemps_

Top10_en_title_lg.jpg

5

[NOAA] National Oceanic and Atmospheric Administration.

2022. Laboratory for satellite altimetry/sea level rise.

6

Silver Spring: National Oceanic and Atmospheric Administration;

Available at : https://www.star.nesdis.noaa.gov/socd/lsa/

SeaLevelRise/LSA_SLR_timeseries_regional.php

7

Mediaindonesia, 2018. LIPI: Perubahan Iklim Akibatkan Terumbu

Karang Rusak. Available at : https://mediaindonesia.com/

humaniora/200767/lipi-perubahan-iklim-akibatkanterumbu-karang-rusak

8

Statista, 2020. Climate Change: Where Climate Change Deniers

Live. Available at : https://www.statista.com/chart

/19449/countries-with-biggest-share-of-climate-changedeniers/.

9

Supari, et al.,. Observed changes in extreme temperature and

precipitation over Indonesia. International Journal of

Climatology, 37(4), pp.1979-1997.

10

Siswanto, et al., 2015. Trends in High-Daily Precipitation

Events in Jakarta and the Flooding of January 2014.

Bulletin of the American Meteorological Society, 96(12),

pp.S131-S135

11

Supari, et al., A. 2020. Multi-model projections of precipitation

extremes in southeast asia based on cordex-southeast

asia simulations. Environmental Research 184, 109350.

12

Permana, Donaldi S., et al., 2019 Disappearance of the last

tropical glaciers in the Western Pacific Warm Pool

(Papua, Indonesia) appears imminent. https://www.

pnas.org/doi/10.1073/pnas.1822037116

Suci Pratiwi, S.Tr

PMG Muda Sub Bidang Peringatan Dini Iklim

Pusat Informasi Perubahan Iklim

34

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Serambi Ilmu

Memahami Potensi,

Upaya Mitigasi,

Dan Sistem Informasi

Gempabumi Tsunami Di Indonesia

Kejadian gempabumi merusak

dan gempabumi disertai tsunami

telah banyak terjadi di Indonesia.

Bencana gempabumi dan tsunami

akan terus terulang dengan waktu yang

tidak dapat diperkirakan. Ketika terjadi

gempabumi secara terus menerus

ataupun gempabumi besar yang disertai

dengan gempabumi susulan dalam

jumlah yang banyak, masih banyak

dini tsunami akan disebarluaskan

kepada institusi terkait seperti BNPB,

BPBD, TNI dan POLRI, serta Pemerintah

Daerah. Institusi-institusi inilah yang

akan mengambil keputusan membuat

arahan kepada masyarakat berdasarkan

informasi dari BMKG, sehingga perlu

membangun jalur/rantai komunikasi

kepada masyarakat.

yang berada di Timur Indonesia (Papua)

bergerak ke arah Barat. Ketiga Lempeng

tersebut terus bergerak setiap saat.

Pertemuan antara Lempeng Eurasia dan

Lempeng Indo-Australia tepat berada di

sepanjang pesisir barat Sumatera dan

pesisir selatan Jawa, Bali, NTT, kemudian

berbelok ke arah utara hingga Maluku

sebelah selatan. Kondisi tersebut

menyebabkan terjadinya pertemuan

Gambar 1. Ilustrasi dampak gempa bumi (sumber gambar: https://bpbd.ntbprov.go.id/pages/gempa-bumi) (https://kaltimtoday.

co/6-gempa-bumi-paling-dahsyat-yang-pernah-terjadi-di-indonesia/)

masyarakat yang bertanya apakah

fenomena tersebut berindikasi akan

ada aktivitas gempabumi berkekuatan

besar. Selain itu banyak juga masyarakat

yang langsung mengungsi setelah

merasakan guncangan gempabumi kuat.

Kejadian-kejadian seperti ini di kalangan

masyarakat mengharuskan setiap

individu untuk memahami gempabumi

secara sederhana, mengetahui cara

evakuasi mandiri, dan cepat tanggap

akan informasi gempabumi-tsunami.

Informasi gempabumi dan peringatan

Terjadinya gempabumi tektonik

disebabkan adanya pelepasan energi

secara tiba-tiba sebagai akibat dari

pergerakan lempeng/kerak Bumi.

Wilayah Indonesia secara umum tepat

berada pada tiga batas lempeng utama

dunia. Pertama, Lempeng Eurasia yang

merupakan Lempeng tempat wilayah

Indonesia berada dan bergerak ke bawah

(arah Selatan). Kedua, Lempeng Indo-

Australia yang berada di sebelah Selatan

wilayah Indonesia dan bergerak ke atas

(arah Utara). Ketiga, Lempeng Pasifik

antara Lempeng Indo-Australia dengan

Lempeng Pasifik yang berada di utara

Pulau Papua. Jalur pertemuan antar

lempeng tersebut dikenal sebagai jalur

subduksi.

Tiga Lempeng dunia yang bergerak

terus menekan wilayah Indonesia

menyebabkan hampir di seluruh daerah

di Indonesia mempunyai jejak patahan/

sesar baik di darat maupun di laut. Di

Indonesia terdapat sekitar 267 segmen

sesar/patahan yang telah teridentifikasi

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 35


nama dan parameternya (sumber :

PUSGEN, 2017). Setiap segmen sesar/

patahan yang telah teridentifikasi

tersebut memiliki potensi untuk

menyebabkan terjadinya gempabumi

dengan magnitudo maksimum yang

bervariasi dari 6 hingga 8. Wilayah pesisir

yang berada pada jalur subduksi dan

jalur sesar/patahan laut termasuk daerah

rawan gempabumi dan tsunami yang

kemudian menjadikan Indonesia sebagai

negara ‘ring of fire’ (cincin api).

Pergerakan Lempeng

Struktur bumi terdiri dari beberapa

lapisan yaitu inti Bumi, mantel, dan

kerak Bumi. Inti Bumi yang merupakan

batuan tersebut tidak dapat menerima

tekanan panas lagi, maka batuan akan

retak/patah dan melepaskan energi

sehingga menyebabkan guncangan

di permukaan, yang dikenal sebagai

gempabumi, dengan kekuatan

magnitudo tertentu. Pergerakan lempeng

yang terjadi secara terus menerus

menyebabkan gempabumi terjadi

setiap saat, namun ada gempabumi

yang guncangannya dirasakan dan ada

gempabumi yang guncangannya tidak

dirasakan di permukaan.

Sama halnya dengan pergerakan

Lempeng, sesar/patahan juga bergerak

secara terus menerus setiap saat. Oleh

karena hal tersebut, peristiwa gempabumi

terlepas tercatat sebagai gempabumi

dengan magnitudo yang besar.

Setelah gempabumi besar terjadi, akan

diikuti oleh gempabumi susulan yang

magnitudonya lebih kecil. Gempabumi

susulan yang terjadi ada yang dirasakan

oleh masyarakat dan ada juga yang tidak

dirasakan. Rentetan kejadian gempabumi

susulan dalam jumlah yang banyak

setelah terjadi gempabumi besar adalah

hal yang wajar, untuk menghabiskan sisa

energi hinga sesar/patahan kembali pada

posisi normalnya. Setiap sesar/patahan

memiliki karakteristik batuan penyusun

yang berbeda-beda di setiap daerah.

Upaya Mitigasi (Pengurangan Resiko)

Akibat Gempabumi

Gambar 2. Ilustrasi Pergerakan Lempeng tektonik (sumber gambar: US Geological

Survey, https://ucmp.berkeley.edu/education/calandscape/session3/plateteccycle.

html)

inti dalam mempunyai struktur yang

cair dan sangat panas hingga mencapai

suhu sekitar 6.000 (enam ribu) derajat

celcius. Panas dari dalam inti Bumi

menggerakkan partikel-partikel batuan

yang ada di sekitarnya termasuk partikel

batuan penyusun lapisan di atasnya yaitu

Mantel, sehingga terjadi arus konveksi di

lapisan Mantel. Arus konveksi tersebut

menyebabkan kerak Bumi terpecahpecah

menjadi lempeng-lempeng yang

bergerak secara terus menerus. Proses

peristiwa seperti ini dapat dilihat pada

air mendidih. Pertemuan Lempeng dan

dorongan panas dari inti Bumi juga

menyebabkan munculnya gunung berapi

di Indonesia . Partikel batuan penyusun

Mantel dan Kerak Bumi terus menerus

menerima panas. Ada saat dimana ketika

tektonik tidak dapat diprediksi waktu

terjadinya. Pelepasan energi secara tibatiba

oleh Lempeng dan sesar/patahan

tercatat sebagai gempabumi dengan

kekuatan/magnitudo yang beragam dari

kecil hingga besar. Suatu sesar/patahan

yang sering menyebabkan gempabumi

dengan magnitudo yang kecil (M=1 hingga

M=3) di suatu daerah memberikan arti

bahwa tekanan atau energi dilepaskan

secara perlahan-lahan, dan hal ini

lebih bagus karena kecil kemungkinan

untuk terjadi gempabumi besar. Lain

halnya dengan sesar/patahan yg sangat

jarang menyebabkan gempabumi,

karena tekanan atau energi akan

terkumpul hingga mencapai maksimum,

sehingga ketika energi tersebut akan

Peristiwa gempabumi tidak dapat

dihindari kejadiannya di Indonesia, dan

tidak dapat pula dipungkiri jika semua

daerah di Indonesia memiliki potensi

yang sama untuk terjadi gempabumi

dan tsunami. Sekali lagi yang perlu

diketahui bersama bahwa potensi

bukanlah prediksi. Sampai saat ini

belum ada satupun teknologi yang dapat

memprediksi secara tepat dan akurat

waktu kapan, dimana serta kekuatan

gempabumi akan terjadi. Gempabumi

tidak mematikan tetapi dampak akibat

gempabumi yang bisa menimbulkan

kerusakan dan korban jiwa. Jika

gempabumi besar (magnitudo lebih besar

dari 7) terjadi di laut, akan menimbulkan

tsunami dan jika gempabumi besar

(magnitudo lebih besar dari 5) terjadi

di darat, akan menimbulkan kerusakan

yang parah pada bangunan, sehingga

dampak inilah yang akan menimbulkan

korban jiwa.

Terjadinya gempabumi tidak dapat

dicegah, tetapi dampak dari gempabumi

dapat dicegah dan dihindari. Salah

satu diantaranya pemerintah daerah

harus mengetahui daerah-daerah yang

rawan terjadi gempabumi, sehingga

ada larangan untuk tidak membangun

sarana perkantoran dan sarana publik

masyarakat di daerah itu. Tetapi kalaupun

harus tetap membangun di tempat itu,

maka bangunan harus tahan terhadap

guncangan gempabumi. Bangunan

tahan gempa adalah bangunan yang

36

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


memiliki ruang terbuka yang cukup di

setiap sisinya serta bahan penyusun

bangunan ringan. Rumah panggung

yang terbuat dari papan menjadi contoh

yang baik untuk bangunan tahan gempa.

Untuk mencegah gelombang tsunami

sampai jauh ke daratan, maka diperlukan

setidaknya menanam pohon-pohon

mangrove atau membangun breakwater

di pinggir pantai sebagai pemecah

gelombang. Proses evakuasi mandiri

juga sangat diperlukan ketika merasakan

guncangan gempabumi yang sangat

keras.

Ketika berada di dalam ruangan sebaiknya

berlindung di bawah meja, jauhi jendela

atau berdiri di dekat kolom bangunan

(sisi bangunan yang kuat/pojokan) untuk

menghindari runtuhan dari atas. Kunci

utamanya adalah jangan panik, dan jika

guncangan sudah mereda/berkurang

segera berlari ke luar rumah menuju ke

tempat yang lapang, hindari bangunan

tinggi dan tiang listrik. Ketika sedang

berada di pinggir pantai dan merasakan

guncangan seperti berayun dalam waktu

yang lama serta melihat air laut yang tibatiba

surut maka segera berlari menuju

tempat yang lebih tinggi. Tsunami sebagai

dampak dari gempabumi tidak hanya

terjadi ketika pusat gempa di laut. Pusat

gempa di darat tepatnya di pesisir pantai

bisa menyebabkan longsoran bawah

laut. Hal ini juga dapat memicu terjadinya

gelombang tsunami menuju daratan.

Gempabumi juga dapat menimbulkan

kebakaran (akibat panik saat rasa gempa

sehingga lupa mematikan api atau listrik),

tanah longsor, dan jalanan retak.

Sistem Informasi Gempabumi-

Tsunami dan Peran BMKG

BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi,

dan Geofisika) sebagai lembaga yang

salah satu tugasnya memonitoring

kejadian gempabumi tentu berusaha

dengan maksimal dalam mencegah

dampak akibat gempabumi. Pemetaan

jalur-jalur sesar/patahan sebagai

rekomendasi kepada pemerintah

daerah dalam pembangunan sarana

dan prasarana. Penambahan jumlah

sensor perekam getaran yang terus

dilakukan di beberapa daerah untuk

memaksimalkan monitoring kejadian

gempabumi. Pengadaan perangkat

WRS-NewGen (Warning Receiver System

New-Generation), yaitu suatu sistem

penerima peringatan gempabumi dan

tsunami. Perangkat ini menampilkan

informasi secara real time (berkelanjutan)

tentang gempabumi yang terjadi di setiap

daerah di Indonesia serta memberikan

peringatan dini tsunami. WRS-NewGen

diletakkan di kantor BPBD setiap kota/

kebupaten dengan maksud agar BPBD

dan pemerintah daerah setempat cepat

tanggap akan peringatan. Kegiatan

sosialisasi ke masyarakat juga terus

dilakukan.

Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) adalah

salah satu kegiatan sosialisasi berupa

simulasi/pelatihan dengan kasus ketika

terjadi gempabumi besar dan berpotensi

menimbulkan tsunami. Kegiatan tersebut

diikuti oleh aparat terkait, seperti tentara,

polisi, SAR, dan tentunya BPBD, serta

media, kepala desa/lurah dan guru.

Diharapkan dari beberapa perwakilan

tersebut mampu menjadi penggerak

dalam rantai pemberian informasi

gempabumi dan peringatan dini tsunami

kepada masyarakat. Salah satu contoh

adalah BPBD yang merupakan institusi

yang memiliki hak untuk mengeluarkan

perintah evakuasi di daerah. BPBD

harus mempunyai standar operasional

prosedur (SOP) ketika menerima

informasi peringatan dini gempabumitsunami

dari BMKG yang telah dibagi

menjadi 4 model informasi peringatan

dini.

Ketika terjadi gempabumi

dengan magnitudo M≥5.0, BMKG

mendiseminasikan

informasi

gempabumi dalam waktu 3-5 menit

setelah terjadinya gempabumi berupa

parameter gempabumi (waktu, lokasi,

kekuatan, dan kedalaman), shakemap

(peta guncangan), dan narasi info

gempabumi. Jika gempabumi yang terjadi

tersebut berpotensi tsunami, maka

5 menit setelah gempabumi, BMKG

mengeluarkan Peringatan Dini Tsunami

1 (PDT1) yang terdiri dari parameter

gempabumi, daerah yang terancam

Gambar 3. Pembukaan Sekolah Lapang Geofisika di Yogyakarta tahun 2021 (sumber:

BMKG)

tsunami, level ancaman (awas, siaga,

dan waspada), serta estimasi waktu tiba.

Dalam kurun waktu dikeluarkannya PDT1

oleh BMKG, diharapkan pemerintah

daerah menerima peringatan (PDT1)

tersebut dan memiliki kewenangan

untuk pengambilan keputusan untuk

evakuasi atau tidak dan memberikan

arahan ke masyarakat berisiko. BMKG

kemudian mengeluarkan Peringatan Dini

Tsunami 2 (PDT2) yang berisi perbaikan/

pemutakhiran parameter gempabumi

dan estimasi status ancaman serta

estimasi waktu tiba tsunami. Selama

waktu dikeluarkannya PDT1 dan PDT2,

masyarakat diharapkan mempunyai

respon cepat tanggap terhadap

peringatan dari BMKG dan arahan dari

pemerintah daerah.

Peringatan Dini Tsunami 1 dan Peringatan

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 37


Dini Tsunami 2 merupakan informasi

berdasarkan pemodelan. 10 menit

setelah terjadi gempabumi, dikeluarkan

Peringatan Dini Tsunami 3 (PDT3) yang

berisi informasi hasil observasi tide

gauge dan perbaikan/pemutakhiran

status ancaman tsunami. PDT3 bisa

dikeluarkan beberapa kali berdasarkan

hasil observasi tide gauge di beberapa

lokasi atau daerah yang terancam.

Peringatan Dini Tsunami 3 (PDT3) akan

terus berlaku selama paling lama dua jam

setelah terjadi gempabumi. Jika dalam

kurun waktu dua jam tersebut tide gauge

tidak menunjukkan adanya perubahan

muka air laut lagi, maka BMKG akan

mengeluarkan Peringatan Dini Tsunami 4

(PDT4) yang berisi pernyataan peringatan

dini tsunami berakhir (ancaman tsunami

berakhir).

Kegiatan SLG (Sekolah Lapang

Gempabumi) telah dilaksanakan di

beberapa daerah di Indonesia. Dalam

kegiatan ini dilakukan pelatihan

kesiapsiagaan dalam bentuk gladi di

dalam ruangan (Table Top Exercise),

pembahasan pembentukan manajemen

rencana kedaruratan bencana

gempabumi dan tsunami, serta susur

jalur evakuasi pada daerah yang

berpotensi terjadi tsunami berdasarkan

model skenario gempabumi-tsunami

yang telah dibuat oleh BMKG. Susur jalur

dimaksudkan untuk menentukan tempat

evakuasi sementara dan tempat evakuasi

akhir yang tepat berdasarkan peta rawan

tsunami yang telah dibuat. Selain itu

masyarakat juga dapat dengan mudah

mengenali jalur untuk evakuasi mandiri.

Pemasangan papan informasi di tempat

rawan tsunami juga dilakukan pada

kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi

(SLG).

Pembentukan manajemen rencana

kedaruratan suatu daerah dilakukan

oleh tim siaga bencana gempabumi

dan tsunami, yaitu tim yang dapat

bersiap 24 jam dalam 7 hari untuk

mengaktivasi rencana kedaruratan

bila terjadi gempabumi dan tsunami.

Tim siaga bencana memiliki tugas

untuk : (1) mengidentifikasi resiko

gempabumi dan tsunami; (2) menyusun

dan mengkoordinir rencana evakuasi;

(3) menerima dan menyebarluaskan

informasi gempabumi dan peringatan

dini tsunami; (4) menjaga keamanan

saat terjadi gempabumi dan tsunami;

(5) sebagai koordinator kesehatan saat

terjadi gempabumi dan tsunami; (6)

sebagai koordinator dalam memastikan

kesiapan logistik saat terjadi gempabumi

dan tsunami.

Tim siaga bencana ini akan disusun

dalam sebuah struktur organisasi,

yang terdiri dari penanggung jawab

tim kesiapsiagaan, tim diseminasi, tim

evakuasi, tim keamanan, tim kesehatan,

tim logistik, dan tim. Masing-masing

tim tersebut mempunyai tugas pokok

dan fungsinya. Penanggung jawab

bertanggung jawab atas semua tim

yang ada dalam struktur organisasi

tim siaga bencana. Tim kesiapsiagaan

mempunyai tugas pokok dan fungsi

sebagai koordinator dalam sosialisasi

kesiapsiagaan, koordinator dalam

penyusunan kajian risiko, koordinator

dalam penyusunan peta rawan bencana,

peta evakuasi, dan jalur evakuasi. Tim

diseminasi mempunyai tugas pokok dan

fungsi memonitoring informasi potensi

bahaya, mendiseminasikan informasi

potensi bahaya dan pengakhiran potensi

bahaya.

Tim evakuasi mempunyai tugas

pokok dan fungsi sebagai koordinator

proses evakuasi saat terjadi potensi

bahaya, bersama tim kesiapsiagaan

ikut melakukan penyusunan peta dan

jalur evakuasi. Tim keamanan bertugas

sebagai koordinator keamanan peralatan

peringatan dini, dan sebagai koordinator

keamanan saat terjadi potensi bahaya.

Tim kesehatan bertugas sebagai

koordinator kesehatan saat bencana.

Tim logistik bertugas sebagai koordinator

logistik saat bencana. Tim pelaporan

dampak bertugas sebagai koordinator

untuk melakukan pendataan dan

pelaporan dampak bencana gempabumi

dan tsunami, baik korban maupun tingkat

kerusakan bangunan. Melalui kegiatan

SLG dapat dibentuk suatu kelompok Tim

Siaga Bencana Gempabumi dan Tsunami

pada Desa atau Kelurahan.

Tinggal di wilayah Indonesia menjadi

suatu tantangan untuk selalu waspada

gempabumi dan tsunami. Satu hal

yang perlu kita semua pahami bahwa

gempabumi berpotensi untuk terjadi di

setiap daerah di Indonesia, tetapi tidak

dapat diprediksi waktu (kapan) dan lokasi

(dimana) terjadinya, serta kekuatannya.

Tetap waspada dan jangan panik.

Evakuasi mandiri dan cepat tanggap

informasi sangat diperlukan. Kegiatan

Sekolah Lapang Gempabumi juga sangat

diharapkan dapat dilaksanakan setiap

tahun agar sosialisasi dan pelatihan

peran stakeholder dan masyarakat dapat

tersampaikan dengan baik.

Penutup

Pemahaman tentang informasi

gempabumi dan tsunami perlu untuk

ditingkatkan bagi masyarakat kita, hal

ini penting mengingat kejadian gempa

bumi dan tsunami sangat sering terjadi

dan kejadiannya berulang. Dengan

peningkatan pemahaman tentang

gempa bumi dan cara mitigasinya maka

hal ini akan sangat membantu dalam

meminimalkan korban akibat kejadian

gempabumi dan tsunami.

BMKG sebagai Lembaga yang diberikan

kewenangan dalam memberikan

informasi gempabumi dan tsunami harus

selalu siap dalam memberikan informasi

dengan lengkap, cepat dan tepat kepada

masyarakat, sehingga masyarakat akan

lebih siaga, dan bertindak manakala

terjadi gempabumi dan tsunami.

Referensi

http://www.bmkg.go.id

https://bpbd.ntbprov.go.id/pages/

gempa-bumi

https://kaltimtoday.co/6-gempa-bumipaling-dahsyat-yang-pernahterjadi-di-indonesia/

https://ucmp.berkeley.edu/education/

calandscape/session3/

plateteccycle.html)

Imanuela Indah Pertiwi

PMG Ahli Muda

Stasiun Geofisika Kendari

38

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Serambi Ilmu

TANGGAPAN INSAN BMKG

TERHADAP PERFORMA

LAYANAN INFORMASI METEOROLOGI KLIMATOLOGI

DAN GEOFISIKA DI INDONESIA

Wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan di wilayah tropis dan terletak di antara dua benua serta dua samudera

secara meteorologis dan klimatologis menyebabkan variasi cuaca dan iklim, termasuk potensi risiko tinggi terhadap

ancaman bencana geo-hidrometeorologi (Peraturan Kepala BMKG Nomor 4 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tahun 2020-2024, 2020). Menurut data BNPB 2 terdapat total 5402 kejadian

bencana di tahun 2021, yang memiliki trend peningkatan tiap tahun (Gambar 1.a). Secara nasional kejadian bencana didominasi

oleh bencana hidrometeorologi, diantaranya kejadian banjir, puting beliung atau cuaca ekstrem, tanah longsor, serta kejadian

kebakaran hutan dan lahan (karhutla) (Gambar 1.b). Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi dalam acara Puncak Peringatan HMD

ke-72, peningkatan kejadian bencana seiring dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini harus menjadi perhatian bagi seluruh

pihak, utamanya adalah upaya untuk menciptakan masyarakat tangguh bencana 4 .

Gambar 1. Grafik distribusi kejadian bencana nasional, (a) Total kejadian bencana serta korban jiwa meninggal dan

hilang (tahun 2010-2021); (b) Total kejadian per-jenis bencana alam (tahun 2019-2021)

(Sumber: Infografis Kejadian Bencana Tahunan BNPB (BNPB, 2022) – diolah oleh penulis)

Salah satu faktor penting dalam keberhasilan mitigasi bencana

adalah layanan informasi cuaca, iklim, dan kegempaan yang

diberikan oleh BMKG. Kajian ini dilakukan untuk mendeskripsikan

sejauh mana performa layanan informasi Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika (MKG) di Indonesia menurut penilaian

internal insan BMKG dilihat dari masa kerjanya.

Telah dilakukan survey secara online terhadap 223 pegawai/

insan BMKG yang dilakukan secara sukarela dan tanpa

intervensi/pengarahan terhadap jawabannya. Dalam survey

ini, responden diminta mengisi kuesioner yang terdiri dari 11

pernyataan dan memberikan tanggapan menggunakan Skala

Likert 3 antara 1 sampai 5, dimana 1 berarti sangat tidak setuju,

5 berarti sangat setuju.

Adapun 11 pertanyaan yang diajukan yaitu (1) Saya mengerti

tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap layanan informasi

MKG yang semakin tinggi dan bervariasi; (2) Saya sering

membuka layanan informasi BMKG di berbagai media, baik

di InfoBMKG maupun media sosial BMKG karena kebutuhan

saya; (3) Fasilitas yang disediakan di kantor telah sesuai dan

mendukung pekerjaan untuk menghasilkan layanan BMKG

yang optimal; (4) Saya merasa nyaman dengan suasana kerja

di kantor dan terjalin hubungan baik antar pegawai; (5) Sudah

terjalin komunikasi dan koordinasi BMKG Pusat dengan UPT

Daerah maupun antar UPT BMKG di daerah untuk peningkatan

kualitas layanan BMKG; (6) Menurut saya, SDM yang dimiliki

BMKG saat ini sudah mendukung untuk pelayanan BMKG yang

optimal; (7) Menurut saya, Teknologi yang dimiliki BMKG saat

ini sudah mendukung untuk pelayanan BMKG yang optimal;

(8) Menurut saya, layanan informasi BMKG sekarang sudah

semakin mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat; (9)

Menurut saya, layanan informasi BMKG sudah sesuai dengan

kebutuhan/permintaan masyarakat dan stakeholder; (10)

Menurut saya BMKG telah menciptakan berbagai inovasi

layanan untuk menjawab kebutuhan masyarakat (contoh

Sekolah Lapang Iklim, Sekolah Lapang Nelayan, InaTEWS,

BMKGSIGNATURE, SIAM, dsb); (11) Menurut saya, BMKG telah

menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan seluruh

stakeholder dan masyarakat terkait layanan BMKG.

Dari 11 pernyataan ini dikelompokkan menjadi 3 tiga aspek yaitu

tingkat pemahaman responden terkait layanan MKG, faktor

prioritas yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas

layanan MKG, dan penilaian responden terhadap layanan MKG

yang tersedia saat ini.

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 39


Hasil Tanggapan Insan BMKG Terhadap Performa

Layanan Informasi MKG

Hasil survey yang dilakukan dilakukan pengolahan dan

analisa berdasarkan kelompok masa kerja responden. Dasar

pengelompokan responden berdasarkan waktu kerja dinilai

dapat menjadi faktor pembeda pemahaman responden

terhadap tugas pokok dan fungsi BMKG serta perkembangan

layanan informasi MKG dari waktu ke waktu. Adapun

pengelompokan responden, yaitu Kategori A masa kerja kurang

dari 2 tahun, Kategori B masa kerja antara 2-10 tahun, Kategori

C masa kerja antara 10-20 tahun, Kategori D masa kerja antara

20-30 tahun, dan Kategori E masa kerja lebih dari 30 tahun.

Jika melihat dari hasil responden kategori C dengan usia kerja

10-20 tahun (gambar 4) terlihat bahwa memiliki intensitas

yang lebih rendah dalam mengakses layanan informasi MKG di

media sosial ataupun media lainnya dibandingkan Responden

kategori A dan B. Menurut responden kategori C, upaya yang

perlu perhatian khusus dalam optimalisasi layanan MKG adalah

kapasitas SDM serta fasilitas operasional.

Gambar 4. Grafik distribusi jawaban responden Kategori C

(usia kerja 10-20 tahun) (sumber: pribadi)

Gambar 2. Grafik distribusi jawaban responden Kategori A

(masa kerja < 2 tahun) (sumber: pribadi)

Hasil responden Kategori A dengan masa kerja kurang dari

2 tahun (gambar2), menunjukkan bahwa untuk optimalisasi

layanan MKG perlu ditingkatkan kualitas SDM, teknologi, serta

komunikasi dan koordinasi antara BMKG pusat dan daerah.

Selain itu, inovasi layanan MKG sudah cukup baik, namun

kesesuaian layanan dengan kebutuhan masyarakat serta

komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder dinilai masih

kurang.

Selanjutnya, responden Kategori B untuk masa kerja antara 2-10

tahun (gambar 3) berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan

kantor untuk mendukung operasional layanan MKG masih

kurang dan perlu diperhatikan. Kapasitas SDM yang dimiliki saat

ini sudah cukup baik, namun perlu peningkatan pemanfaatan

teknologi (IPTEK) serta komunikasi dan koordinasi BMKG pusat

dan daerah untuk optimalisasi layanan MKG.

Sedangkan pada hasil responden kategori D dengan usia kerja

20-30 tahun (gambar 5) juga memiliki intensitas yang lebih

rendah dalam mengakses layanan informasi MKG di media

sosial atau media lainnya. Selain itu, suasana kerja di kantor

dan hubungan antar pegawai mulai menjadi faktor yang

mempengaruhi produktivitas pegawai. Kelompok responden

ini berpendapat bahwa komunikasi dan koordinasi BMKG pusat

dan daerah, kapasitas SDM, serta pemanfaatan teknologi masih

rendah dan perlu ditingkatkan untuk optimalisasi layanan

MKG. Informasi MKG saat ini relatif lebih mudah diakses

oleh masyarakat, meskipun inovasi layanan MKG harus lebih

disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, serta komunikasi

dan koordinasi dengan pihak terkait.

Gambar 5. Grafik distribusi jawaban responden Kategori D

(usia kerja 20-30 tahun) (sumber: pribadi)

Gambar 3. Grafik distribusi jawaban responden Kategori B

(masa kerja 10-20 tahun) (sumber: pribadi)

Hasil responden kategori E dengan usia kerja lebih dari 30

tahun (gambar 6) dalam upaya peningkatan kualitas layanan

40

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


MKG lebih menekankan pada komunikasi dan koordinasi BMKG

pusat dan daerah serta peningkatan pemanfaatan teknologi

dalam upaya optimalisasi layanan MKG kepada masyarakat.

Rekomendasi untuk Peningkatan Layanan MKG

Gambar 6. Grafik distribusi jawaban responden Kategori D

Secara keseluruhan terlihat bahwa dominan (sekitar 60%)

dari keseluruhan responden sangat memahami peningkatan

kebutuhan masyarakat terhadap layanan MKG (gambar 7).

Tingkat kepedulian insan BMKG terhadap informasi MKG

tergolong tinggi. Dalam upaya peningkatan performa layanan

MKG, dominan insan BMKG memandang perlunya suasana

kerja di kantor yang kondusif serta saling mendukung antar

pegawai. Selain itu, pegawai BMKG mengharapkan tersedianya

fasilitas kerja yang memadai, peningkatan kualitas SDM dan

teknologi, serta terjalinnya komunikasi dan koordinasi yang

optimal antara BMKG pusat dan daerah untuk peningkatan

kualitas layanan MKG. Terkait performa layanan MKG yang telah

diberikan, dominan insan BMKG berpendapat bahwa layanan

informasi MKG yang ada saat ini telah sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, serta relatif semakin mudah diakses dan dipahami

masyarakat. Untuk peningkatan kualitas layanan diharapkan

upaya BMKG melalui berbagai inovasi layanan, koordinasi dan

komunikasi juga promosi layanan MKG kepada pihak-pihak

terkait dan masyarakat.

BMKG sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung

jawab terhadap layanan informasi MKG harus berupaya dan

berorientasi pada terwujudnya performa layanan MKG yang

optimal kepada masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut perlu

dilakukan upaya-upaya strategis dan efektif. Tanggapan insan

BMKG sebagai ‘pelaku utama’ layanan MKG tentu menjadi hal

yang harus diperhatikan. Berdasarkan hasil survei, sekitar 90%

dari 223 responden menilai bahwa saat ini informasi MKG sudah

semakin mudah diakses dan dipahami masyarakat serta sudah

sesuai dengan kebutuhan masyarakat, namun masih perlu

ditingkatkan komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder

terkait. Tiap-tiap kelompok responden berdasarkan usia kerja

memiliki tanggapan yang berbeda terhadap faktor prioritas

untuk meningkatkan kualitas layanan MKG. Secara umum,

tiga faktor utama yang perlu ditingkatkan untuk mewujudkan

layanan MKG yang lebih baik, yaitu kapasitas SDM, fasilitas

pendukung kegiatan operasional, serta pemanfaatan teknologi

(IPTEK) dalam layanan informasi MKG.

Referensi

1

Peraturan Kepala BMKG Nomor 4 Tahun 2020 tentang Rencana

Strategis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Tahun 2020-2024, (2020).

2

BNPB. (2022). Infografis Kejadian Bencana. Infografis. https://

www.bnpb.go.id/infografis

3

Joshi, A., Kale, S., Chandel, S., & Pal, D. K. (2015). Likert Scale:

Explored and Explained. British Journal of Applied

Science & Technology, 7(4), 396–403.

4

https://setkab.go.id/puncak-peringatan-hari-meteorologidunia-ke-72-expose-nasional-monitoring-dan-adaptasiperubahan-iklim-2022-30-maret-2022/

Gambar 7. Grafik distribusi jawaban keseluruhan responden

(sumber: pribadi)

Immanuel Jhonson A. Saragih

PMG Pertama

Stasiun Meteorologi Kualanamu – Deli Serdang

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 41


Serambi Ilmu

Apakah Peran HCDP

Mendorong Peningkatan Kinerja Organisasi

dan Return of Investment (ROI) BMKG?

Human capital development plan

(HCDP) menurut Harini (2020)

dalam Feradis (2021) menyatakan

bahwa urgensi penyusunan HCDP yaitu

untuk mencapai tujuan pembangunan

perlu didukung SDM ASN dan non-ASN

yang kompeten. Hal ini berdasarkan

UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara, dimana dalam pasal 70

disebutkan bahwa setiap pegawai ASN

memiliki hak dan kesempatan untuk

mengembangkan kompetensi melalui

pendidikan dan pelatihan, seminar,

kursus, dan penataran. Oleh sebab

itu, perlu kiranya bagi organisasi untuk

menyiapkan SDM ASN terbaik pada

jabatan yang sesuai dalam proses

perencanaan suksesi (succession

planning) organisasi.

Menurut Yasa, et al (2021) bahwa

penguatan SDM di dalam era society 5.0

menuntut pengembangan kompetensi

yang unggul dari sisi pengetahuan,

keterampilan, serta unggul mental.

Hal ini senada dengan laporan World

Economic Forum (WEF) (2020) bahwa top

15 skills for 2025 yang merupakan skala

permintaan skill di era milenial adalah

pertama complex problem solving sebesar

36%, kedua social skills sebesar 19%,

ketiga process skill 15%, keempat system

skill sebesar 17%, diikuti dengan cognitive

abilities sebesar 15%, dan seterusnya.

Tantangan SDM ke depan sangatlah

kompleks sehingga diperlukan HCDP

yang efektif dan efisien. Dari pernyataan

tersebut penulis mengasumsikan HCDP

adalah merupakan salah satu pendekatan

transformasi

pengembangan

kompetensi SDM.

Pengembangan

kompetensi SDM

menuju ASN profesional

secara garis besar

dapat ditempuh

dengan dua jalur, yaitu

jalur pendidikan dan

jalur pelatihan, baik

secara klasikal maupun

nonklasikal dengan

dukungan berbagai jenis pengembangan

kompetensi lain untuk menjadikan

hasilnya lebih komprehensif.

Setelah sekian tahun rencana strategis

dalam pengembangan SDM di tahun

2015—2019 yang telah disusun dan

implementasikan apakah berperan untuk

mendorong kinerja organisasi tentunya

akan sangat menarik untuk dibahas

dalam tulisan ini.

Grand Design dan HCDP BMKG

Grand design pengembangan

kompetensi Pusdiklat BMKG 2020—2024

telah di-release yang merupakan konsep

dari pembelajaran terintegrasi dalam

bentuk Corporate University, di mana

dicanangkan tahun 2020 menjadi pusat

pengembangan kompetensi unggul

bidang MKG. Tahun 2021, transformasi

Pusdiklat menjadi Corporate University,

tahun 2022 menjadi BMKG Corporate

University: Mitra strategis pendorong visi

misi BMKG, tahun 2023 menjadi Smart

BMKG Corporate University, dan tahun

2024 menjadi BMKG Corporate University

berkelas dunia.

Hal ini sejalan dengan PP No. 17/2020

yang mensyaratkan pengembangan

kompetensi pegawai di lingkungan

lembaga pemerintah dilakukan melalui

proses pembelajaran tersistematisasi

dan terintegrasi /corporate university

(CORPU). Berdasarkan analisis di atas

maka transformasi Pusdiklat BMKG

menuju BMKG CORPU dapat dilakukan

sebagai berikut.

1. Pengembangan SDM melalui

pembelajaran sebagai metode

strategis untuk mencapai tujuan

strategis organisasi dan target

kinerja.

2. Penerapan proses dan program

pembelajaran yang aplikatif, relevan,

mudah diakses, dan berdampak

tinggi.

3. Pengembangan organisasi

pembelajar (learning organization)

melalui knowledge management.

4. Pemanfaatan metode, teknologi, dan

infrastruktur pembelajaran.

Proses transformasi tersebut,

memerlukan reorientasi, tidak saja

dari sistem teknologinya saja, tetapi

bertumpu pada sisi SDM-nya. Reorientasi

ini tidak terlepas dari seluruh proses

pengembangan SDM di dalam organisasi

BMKG.

Pengembangan Kompetensi SDM

BMKG

Berdasarkan database Sistem Informasi

Manajemen ASN (SIMAS) BMKG, jumlah

pegawai BMKG secara total per Januari

tahun 2022 adalah sebanyak 5.217

pegawai. Dari jumlah total pegawai

tersebut, terdiri dari 307 pegawai

struktural, 3.708 pegawai fungsional

dan 1.202 pegawai pelaksana. Adapun

sebaran pendidikan pegawai BMKG

dapat dilihat pada gambar berikut di

bawah ini.

Gambar 1. Komposisi tingkat pendidikan berdasarkan usia BMKG

Sumber data: Simas BMKG 2022 (Biro Umum & SDM BMKG)

42

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Terdapat bonus demografi dalam gambar tersebut usia

produktif 21—40 tahun cukup signifikan dari pendidikan

DIV/S-1 sampai dengan S-2, sedangkan untuk usia 41—60

tahun memiliki pendidikan S-3. Hal ini sangat dimungkinkan

untuk mendorong pegawai yang memiliki pendidikan S-2 untuk

meningkatkan kompetensi ke jenjang pendidikan S-3.

Pada tahun 2021, Pusdiklat BMKG dalam penyelenggaraan

pengembangan kompetensi SDM di lingkungan BMKG memiliki

sasaran dan target kinerja yang pertama adalah terwujudnya

penyelenggaraan diklat yang berkualitas dan meningkatnya

kualitas pendidikan pegawai di lingkungan BMKG. Adapun diklat

klasikal yang diselenggarakan sebanyak empat kegiatan dengan

total 150 peserta pegawai BMKG, diklat nonklasikal sebanyak

43 kegiatan degan total 1394 peserta pegawai BMKG. Selain

itu, Pusdiklat BMKG juga melaksanakan kegiatan online group

discussion (OGD) selama 3 JP per masing-masing kegiatan dan

dilaksanakan sebanyak 25 kegiatan dengan total 8308 peserta

pegawai BMKG.

Dalam konteks pengembangan 20 JP per tahun/pegawai maka

asumsi perolehan perhitungan didapat adalah 8308 orang x

3JP/20JP per orang per tahun diperoleh 1246 orang pegawai

BMKG. Sehingga total capaian pengembangan kompetensi

pegawai terdiklat di tahun 2021 sebanyak 2790 orang dari

target 2200 orang pegawai per tahun.

Gambar 2. Presentasi Diklat yang diselenggarakan sesuai

rencana tahun 2021(Sumber: dok. pribadi)

Berdasarkan sasaran meningkatnya kualitas pendidikan

pegawai di lingkungan BMKG dari tahun 2019—2021 dapat

dijabarkan sebagai berikut di bawah ini:

Gambar 2. Beasiswa Pusdiklat BMKG 2019—2021

(Sumber: dok. pribadi

Program kerja sama melalui pendidikan dalam negeri dalam

rangka pemberian bantuan/beasiswa untuk pegawai BMKG

adalah pada universitas-universitas ternama di Indonesia,

seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut

Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi

Sepuluh November, Universitas Diponegoro, dan sebagainya.

Adapun capaian pengembangan kompetensi di bidang

pendidikan dari tahun 2019—2021 sebanyak 76 orang pegawai

di lingkungan BMKG dengan rincian S-2: 58 orang dan S-3:

18 orang. Program kerja sama dengan universitas ternama di

Indonesia terus dilakukan dan tidak hanya dalam negeri, ke

depan beasiswa luar negeri agar dapat dikelola juga oleh BMKG.

Namun demikian, ada juga usaha yang dilakukan perjuangan

dari pegawai BMKG melalui beasiswa LPDP adalah sebagai

berikut:

Berdasarkan data tersebut, secara teknis pegawai BMKG yang

mengembangkan kompetensi melalui beasiswa non-Pusdiklat,

tetapi melalui jalur LPDP sepanjang tahun 2013–2021 adalah

sebanyak 60 orang pegawai. Hal ini merupakan langkah baik,

tetapi sangat kecil sekali dibandingkan dengan total pegawai

BMKG yang berjumlah 5217 pegawai.

Tentunya dengan bonus demografi dan pondasi awal BMKG

perlu menyusun strategi HCDP yang lebih efektif dan efisien.

Dalam kajian ini akan sedikit berfokus pada HCDP bidang

meningkatnya kualitas pendidikan pegawai BMKG melalui

program beasiswa Pusdiklat BMKG.

Dampak Kinerja Organisasi dan Return on Investment

(ROI)

Model return on investment (ROI) yang dikembangkan Jack

Phillips, Philips (2003) merupakan level 5 evaluasi terakhir untuk

melihat cost-benefit setelah pelatihan maupun pendidikan

beasiswa yang dilaksanakan. Kegunaan model ini agar pihak

manajemen melihat pelatihan bukan menjadi sesuatu yang

mahal dan hanya merugikan pihak keuangan, tetapi pelatihan

merupakan suatu investasi bagi organisasi.

Berdasarkan penelitian Jack Philips ini, peran dari pengembangan

kompetensi yang dilakukan adalah apakah dapat mendorong

kinerja organisasi dan berdampak terhadap peningkatan bisnis

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 43


beasiswa Pusdiklat BMKG, Apakah pelatihan berdampak terhadap

kinerja bisnis? Apakah terjadi penurunan jumlah keluhan pelanggan?

Apakah jumlah PNBP meningkat? Apakah ada peningkatan kualitas,

dan sebagainya.

BMKG. Evaluasi ini berfokus pada hasil akhir yang ditimbulkan

setelah pegawai mengikuti suatu program pelatihan maupun

menerima beasiswa Pusdiklat BMKG. Apakah pelatihan

berdampak terhadap kinerja bisnis? Apakah terjadi penurunan

jumlah keluhan pelanggan? Apakah jumlah PNBP meningkat?

Apakah ada peningkatan kualitas? Dan sebagainya. Hal ini perlu

dikaji lebih lanjut.

Sebagai informasi awal berdasarkan database Pusdiklat bahwa

dari total 320 orang pegawai yang mendapatkan beasiswa

Pusdiklat dari tahun 2008—2021, sebanyak 32 orang pegawai

telah dipromosikan menjadi pejabat di lingkungan BMKG, hal

ini mempunyai arti bahwa sebanyak 1% saja yang berdampak

organisasi.

Dari penelitian ini perlu dikaji lebih mendalam apakah 99%

persen yang mendapatkan beasiswa dari Pusdiklat memiliki

peran penting dan memberikan inovasi yang berdampak

terhadap kinerja dari organisasi BMKG, utamanya dalam

meningkatkan pelayanan publik dan peningkatan PNBP bagi

BMKG.

Penutup

Gambar 3. Summary data awardee LPDP BMKG

(Sumber data: LPDP 2022)

Tantangan SDM ke depan sangatlah kompleks sehingga

diperlukan HCDP yang efektif dan efisien. Proses transformasi

tersebut memerlukan reorientasi, tidak saja dari sistem teknologi

saja, tetapi terutama justru pada sisi SDM-nya. Reorientasi ini

tidak terlepas dari seluruh proses pengembangan SDM di dalam

organisasi di mana situasi yang menguntungkan dalam kondisi

ini adalah terdapat bonus demografi dan sangat dimungkinkan

untuk mendorong pegawai yang memiliki pendidikan S-2 untuk

meningkatkan kompetensi ke jenjang pendidikan S-3.

Program kerjasama melalui pendidikan dalam negeri dalam rangka

pemberian bantuan/beasiswa untuk pegawai BMKG adalah pada

universitas-universitas ternama di Indonesia. Perlu melakukan

benchmarking kepada lembaga pemerintah yang memiliki program

beasiswa luar negeri atau program penyiapan pegawainya untuk

lolos beasiswa LPDP. Peran dari lulusan penerima beasiswa

pusdiklat agar dapat memiliki peran penting dan memberikan

inovasi yang berdampak terhadap kinerja dari organisasi.

Kajian selanjutnya dalam penelitian ini dapat dikembangkan dengan

meneliti dari jumlah anggaran yang dikeluarkan dan PNBP layanan

info BMKG dari berbagai sektor dalam konsep ROI dengan metode

kuantitatif ataupun kualitatif serta mix method, analisis datanya bisa

menggunakan analisis data Creswell dan Soft System Methodology

(SSM).

Selanjutnya, penulis berharap analisis ini dapat menjadi

bahan pengambilan keputusan pimpinan BMKG dan dapat

meningkatkan motivasi kepada pembaca untuk terus belajar

demi tercapainya cita-cita dan masa depan bangsa Indonesia.

Referensi

Artadi, Febri Furqon. 2015. “Pengaruh Kepuasan dan Beban

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Merapi Agung

Lestari.” Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Enprints.

uny.ac.id

Byeon J. 2013. Corporate Universities are in the Rise. Dilihat

tanggal 15 Maret 2022 https://www.koreatimes.co.kr/

www/biz/2021/11/602_141652.html

Feradis. 2021. Human Capital Development Plan. Dilihat tanggal

15 Maret 2022

<https://kumparan.com/feradis-nurdin/human-capitaldevelopment-plan-1vLJePP1U5s/full>

Kasmir, 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (teori dan

praktik). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jack J. Phillips, et al, MA. 2003. “Return on Investment in Training

and Performance Improvement Programs, 2nd Edition.”

Dilihat tanggal 15 Maret 2022 <https://www.buscouncil.

ca/busgurus/media/pdf/the-kirkpatrick-phillipsevaluation-model-en.pdf>

WEF, 2020. “The Future of Jobs Report 2020.” World Economic

Forum. Dilihat tanggal 15 Maret 2022 https://www3.

weforum.org/docs/WEF_Future_of_Jobs_2020.pdf

Yasa, et al. 2021. “Penguatan Reformasi Birokrasi Menuju

Era Society 5.0 di Indonesia.” Nahkoda: Jurnal Ilmu

Pemerintahan Vol. 20 No. 01 Tahun 2021 Halaman 27-

42 p-ISSN 1829-5827 | e-ISSN Online: 2656-5277.

Achmad Supandi

Widyaiswara Ahli Madya - Koordinator Bidang Penyelenggaraan

Pusdiklat BMKG

Evaluasi ini berfokus pada hasil akhir yang terjadi, dimana pegawai

telah mengikuti suatu program pelatihan maupun menerima

44

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Serambi Ilmu

BMKG Raih EU Star Awards,

Pertama Untuk Indonesia

European Union (EU) Star Award merupakan penghargaan yang diberikan oleh Uni Eropa pada peneliti terbaik dalam kegiatan

The Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO) Science and Technology Conference (SnT). Kegiatan ini diikuti oleh

para peneliti geosains seluruh dunia. Pada tahun 2021 BMKG dan Indonesia untuk pertama kali memperoleh EU Star Award

dengan beranggotakan Pengamat Meteorologi dan Geofisika dari UPT Bali yang mengangkat judul Nyepi Day Impact on Weather

Parameters Measurement at Synoptic Observation Stations in Bali. Karena kondisi pandemi COVID-19, sehingga sebagian besar

kegiatan dilaksanakan secara daring.

Tema ini diangkat karena Nyepi merupakan tradisi unik

yang dikenal dunia dan kemudian menjadi perintis

kampanye earth hour yang memiliki keunikan tersendiri.

Saat nyepi semua aktivitas kegiatan manusia dihentikan

sementara waktu. Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan

oleh BMKG untuk pemantauan cuaca yang dilakukan oleh 4

stasiun pengamatan sinoptik di Bali yang tetap bekerja saat

Nyepi. Selain penelitian ini, terdapat satu penelitian lagi yang

membahas tentang Nyepi dari sudut pandang seismologi yang

diajukan dalam kegiatan tersebut namun hanya satu yang

berhasil lolos untuk dipresentasikan.

atas uji coba senjata nuklir. Indonesia melalui BMKG telah bekerja

sama dengan CTBTO. Bentuk implementasi dari perjanjian

itu adalah pemasangan 6 stasiun seismik Comprehensive

Nuclear Test Ban Treaty Organization (CTBTO) sejak 2002 silam.

Keenam stasiun seismik ini dipasang di Kappang (Sulawesi

Selatan), Parapat, Lembang, Kupang, Sorong dan Jayapura.

Sistem peralatan ini dikelola oleh BMKG untuk mendukung

pengawasan uji coba nuklir dari wilayah Indonesia. Indonesia

merupakan negara anggota perjanjian non-proliferasi nuklir

dan telah menandatangani ratifikasi pelarangan uji coba nuklir

bawah tanah. Oleh karena itu, Indonesia berkewajiban ikut

melakukan pemantauan uji coba nuklir melalui sistem monitor

seismik yang dioperasikan BMKG.

Sekilas tentang EU Star Award

Keberadaan CTBTO memegang amanat The Comprehensive

Nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT) yang merupakan Traktat

Internasional untuk melarang segala bentuk uji coba senjata

nuklir di dunia baik untuk tujuan militer maupun untuk tujuan

damai. Traktat CTBT telah ditandatangani oleh 185 negara. Saat

ini CTBT telah diratifikasi oleh 172 negara, termasuk Indonesia.

Traktat CTBT hingga saat ini masih belum berlaku karena masih

terdapat 24 negara yang belum melakukan ratifikasi dan 11

negara belum menandatangani.

Gambar 1. Peraih Penghargaan EU Star Awards CTBT SnT-UPT

Bali yang diterima BMKG (Sumber: pribadi)

Sebagai informasi, dari 700 riset yang mengikuti konferensi,

terdapat 17 penelitian dari Indonesia dan 13 diantaranya

merupakan riset dari BMKG, dan untuk pertama kalinya, salah

satu berhasil meraih penghargaan EU Star Award yang tentu

saja membanggakan bagi BMKG.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Bapak Vincent Piket,

menyerahkan penghargaan European Union (EU) Star Award

kepada empat peneliti Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika (BMKG) bersama Deputi Geofisika, Bapak Suko

Prayitno Adi. Penghargaan diberikan atas penelitian yang

berhasil berkontribusi terhadap pemantauan iklim dan studi

kualitas udara. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Balai

Besar Wilayah III Denpasar pada 19 April 2022. Dalam acara

tersebut juga dipaparkan hasil penelitian yang meraih EU Star

Award.

Untuk membangun dan memperkuat hubungannya dengan

komunitas sains yang lebih luas dalam mendukung Traktat

CTBT, CTBTO mengundang komunitas ilmiah internasional

dalam konferensi secara berkala. Konferensi ilmiah multidisiplin

ini mengajak para ilmuwan dan pakar dari berbagai teknologi

verifikasi CTBT, dari lembaga nasional yang terlibat dalam

pekerjaan CTBTO, hingga lembaga akademis dan penelitian

independen. Anggota komunitas diplomatik, media

internasional dan masyarakat sipil juga mengambil aktif terlibat.

Penghargaan EU Star Award diprakarsai oleh Delegasi Uni

Eropa untuk Organisasi-organisasi Internasional di Wina,

Austria, sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi ilmiah

dan teknologi paling signifikan, yang relevan dengan Traktat

Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Senjata Nuklir (CTBT).

Konferensi ilmiah besar pertama CTBTO dilaksanakan tahun

2006 berjudul ‘Synergies with Science’. Penghargaan EU

Star Award mulai diberikan pada tahun 2013. Berikut peraih

penghargaan EU Star Award dari tahun 2013-2021.

CTBTO merupakan organisasi Internasional yang memiliki

mandatnya sebagai institusi yang mampu melakukan verifikasi

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 45


1. CTBT SnT 2013

Johan Camps (tengah) dari Belgian Nuclear Research Centre

(Belgia) dengan judul penelitian Increasing the Sensitivity

of the International Noble Gas Monitoring Network by

Mitigating Radioxenon Releases from Radiopharmaceutical

Facilities

2. CTBT SnT 2015

Munkhsaikhan Adiya (kanan) dari Seismological Department,

Institute of Astronomy and Geophysics, Mongolian Academy

of Sciences, Ulaanbaatar (Mongolia) dengan judul penelitian

Seismic Swarm near the Capital of Mongolia Investigated

Using Double Difference Tomography

3. CTBT SnT 2017

Sylvain Topin (kanan) dari Commissariat à l’énergie atomique

et aux énergies alternatives (CEA) (Prancis) dengan judul

penelitian SPALAX-New Generation: Deployment, Operation

and Performances

4. CTBT SnT 2019

Paolo Tristan Cruz (kanan) dari Philippine Nuclear Research

Institute (PNRI), Quezon City (Philipina) dengan judul

penelitian Assessment of temporal variations of natural

radionuclides Beryllium-7 and Lead-212 in surface air in

Tanay, Philippines

5. CTBT SnT 2021

I Putu Dedy Pratama, Pande Komang Gede Negara, Putu

Eka Tulistiawan dan I Ketut Sudiarta dari Badan Meteorologi,

Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia dengan judul

penelitian Nyepi Day Impact on Weather Parameters

Measurement at Synoptic Observation Stations in Bali.

Dikarenakan kondisi pandemi, maka Untuk CTBT SnT 2021

para peserta konferensi tidak dapat bertemu sehingga sistem

penilaian dilakukan berdasarkan keputusan tim panelis ilmiah

dan voting dari peserta. Hasil penelitian mereka dapat diakses

melalui tautan berikut: https://conferences.ctbto.org/event/7/

contributions/803

Penelitian BMKG sebagai Pemenang EU Star Award 2021

Nyepi sebenarnya merupakan bentuk perayaan tahun baru yang

dilaksanakan dengan cara yang unik. Satu Pulau menghentikan

aktivitas selama 24 jam dengan aturan Catur Brata Penyepian

yang terdiri dari amati geni (tidak menyalakan api dan lampu),

amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian),

dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang). Namun, ada

pengecualian untuk sektor-sektor tertentu yang diperbolehkan

beraktivitas tanpa keluar ruangan.

Momen ini sangat baik untuk dilakukan beberapa penelitian

terkait berkurangnya aktivitas manusia terutama di sebuah kota

yang padat penduduk. Penelitian saintifik Nyepi masih berkisar

pada kualitas udara saat Nyepi seperti pengukuran urban heat

island oleh Badriah (2014), konsentrasi karbon monoksida oleh

Aprilina, & Aldrian (2016), dan parameter debu total akibat

aktivitas manusia oleh Nuraini, dkk., (2019). Oleh karena itu,

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut memanfaatkan momen

hari raya Nyepi dengan tetap mematuhi aturan dari Catur Brata

Penyepian.

Peningkatan aktivitas manusia menyebabkan terjadinya

peningkatan suhu udara. Salah satu istilah untuk menjelaskan

pengaruh suhu udara akibat aktivitas manusia adalah pulau

bahang perkotaan yang pertama kali dikemukakan oleh

Luke Howard pada tahun 1818 5 . Pulau bahang perkotaan

merupakan fenomena iklim mikro di daerah perkotaan dimana

suhu udara perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Suhu

kota umumnya lebih tinggi antara 10-30 C dibandingkan daerah

pedesaan 4 .

Penelitian ini menggunakan hari Nyepi untuk mengukur

pengaruhnya terhadap perubahan pengukuran parameter

cuaca di Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat

pengaruh Nyepi terhadap perbandingan suhu rata-rata harian

terhadap lama penyinaran matahari serta kelembaban udara

rata-rata harian pada empat stasiun sinoptik di Bali. Data yang

digunakan adalah suhu udara rata-rata harian, lama penyinaran

matahari, dan kelembaban udara rata-rata tahun 1999-

2020 pada hari raya Nyepi. Sebagai perbandingan, penulis

menggunakan data 2 hari sebelum dan sesudah Nyepi.

Gambar 2. Penyerahan penghargaan pemenang EU Star Award CTBT SnT 2021 secara daring oleh Stephan Klement, Duta Besar

Uni Eropa untuk Organisasi-organisasi Internasional di Wina, Austria. (Sumber: pribadi)

46

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Stasiun Meteorologi Ngurah Rai sebagai peningkatan. Baik

rasio suhu rata-rata dan kelembaban rata-rata terhadap sinar

matahari pada saat Nyepi, 2 hari sebelum dan sesudah Nyepi

menunjukkan bahwa rasio terendah terjadi di Stasiun Geofisika

Denpasar, Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, dan Stasiun

Klimatologi Jembrana. Dampak paling signifikan terhadap

pengukuran sinoptik suhu udara rata-rata dan kelembaban

saat Nyepi terjadi di Stasiun Geofisika Denpasar dan tidak ada

dampak Nyepi di Pos Pengamatan Karangasem.

Penutup

Gambar 3. Stasiun Pemantau Cuaca BMKG untuk penelitian

(sumber: pribadi)

Berdasarkan data 22 tahun di empat titik lokasi (gambar 3),

diperoleh bahwa suhu udara pada rentang 5 hari berfluktuasi

dan menunjukkan tren penurunan suhu rata-rata harian

selama Nyepi untuk semua stasiun. Tren suhu saat Nyepi untuk

empat stasiun pengamatan sinoptik di Bali menunjukan terjadi

penurunan suhu rata-rata harian saat Nyepi dari tahun 1999

sampai 2020 dengan tren bervariasi. Penurunan tren suhu

yang paling signifikan terjadi di Stasiun Klimatologi Jembrana

dengan nilai -0,0491. Menurut rumus Braak 3 , setiap kenaikan

ketinggian 100 meter terjadi penurunan suhu sebesar 0,60

C. Berdasarkan ketinggian dengan selisih ketinggian 90 meter

suhu di Kahang-kahang lebih rendah 0,50 C dibandingkan tiga

stasiun sinoptik lainnya. Namun, pada kenyataannya perbedaan

suhu antara Kahang- kahang dan Denpasar mencapai ±20 C.

Kondisi ini disebabkan oleh efek pulau bahang perkotaan yang

meningkatkan suhu di wilayah kota Denpasar.

“Sebuah kehormatan bagi saya menyerahkan EU Star Award

kepada tim peneliti BMKG Bali yang luar biasa. Penelitian mereka

berkontribusi bagi pemantauan iklim serta memberikan kita

gambaran mengenai kualitas udara perkotaan dan bagaimana

kita dapat meningkatkannya melalui langkah-langkah efektif. Hal

ini juga menunjukkan betapa pentingnya sains dan penelitian

dalam menentukan langkah untuk menjawab tantangan terkait

isu kesehatan masyarakat, lingkungan hidup dan pertumbuhan

yang berkelanjutan,“ ujar Duta Besar Piket kepada rekan-rekan

peneliti BMKG. Duta Besar juga menyatakan harapannya

agar riset yang telah dilakukan dapat memberikan kontribusi

dalam menyusun langkah-langkah peningkatan kualitas

udara di kawasan perkotaan demi kesehatan masyarakat dan

lingkungan.

Referensi

1

Aprilina, K., Badriah, I. U., Aldrian, E., (2016). Hubungan Antara

Konsentrasi Karbon Monoksida (Co) dan Suhu Udara

Terhadap Intervensi Antropogenik (Studi Kasus Nyepi

Tahun 2015 di Provinsi Bali), Jurnal Meteorologi dan

Geofisika Vol. 17 No. 1, http://dx.doi.org/10.31172/jmg.v

17i1.397

2

Badriah, I. U., (2014). Indikasi Berhentinya Urban Heat Island

(Suhu) di Bali Saat Nyepi. Jurnal Meteorologi dan

Geofisika Vol. 15 No. 3, http://dx.doi.org/10.31172/jmg.v

15i3.218

3

Braak C., (1928). The Climate of The Netherlands Indies. Proc.

Royal Mogn. Meteor.Observe. Batavia, nr. 14. pp. 192.

Gambar 4. Hasil penelitian average duration of solar radiation

(sumber: pribadi)

4

Hanif, M., & Nofrizal, A. Y., (2017). Hubungan Perkembangan

Lahan Terbangun Perkotaan Dengan Fenomena Ikli

Mikro Urban Heat Island. Jurnal Spasial, Vol. 3, No. 4, hal.

23-29.

5

Mills, G. (2008). Luke Howard and The Climate of London.

Weather. 63. 153 - 157. 10.1002/wea.195.

6

Nuraini, T. A., Satyaningsih, R., Permana, D. S., Anggraeni, R.,

Aldrian, E., (2019). Comparison of Total Suspended

Particulate (TSP) Measurement in Urban and Suburban

Areas of Bali during Nyepi Day 2015. Forum Geografi,

33(2), DOI: 10.23917/forgeo.v33i2.8670

Gambar 5. Hasil penelitian ratio of daily air humidity to

duration of solar radiation (sumber: pribadi)

Untuk tren cenderung landai terjadi di Stasiun Geofisika

Denpasar dengan nilai -0,0089. Sedangkan untuk kelembaban

udara rata-rata harian, pengaruh Nyepi hanya terlihat di

https://www.ctbto.org

I Putu Dedy Pratama

PMG Muda - Stasiun Geofisika Denpasar

Pusdiklat BMKG

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 47


Serambi Ilmu

“BELANJA PAKAI KKP, GAK RIBET”

Analisis Penggunaan Kartu Kredit

Pemerintah (KKP) Di Stasiun Klimatologi

Mempawah

Perkembangan

teknologi dimasa

sekarang sudah

sangat berkembang

dengan banyaknya

transaksi yang beredar

di masyarakat dilakukan

secara non tunai atau

digital. Reformasi keuangan

negara di Indonesia ditandai

dengan terbitnya 3 (tiga) paket

kebijakan keuangan negara

yaitu Undang-undang Nomor

17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Undangundang

Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan

Negara, dan Undangundang

Nomor

15 Tahun

2004 tentang

Pemeriksaan

Pengelolaan dan

Tanggung Jawab

Keuangan Negara yang mengamanatkan pentingnya tata kelola

keuangan yang baik, yang di dalamnya pemerintah melakukan

pertanggungjawaban melalui laporan keuangan untuk

memenuhi ekspektasi masyarakat dalam mengungkapkan

posisi keuangan dan kinerja pemerintah dalam memberikan

pelayanan kepada publik (Mongisidi, Koleangan, & Rotinsulu,

2019, dalam Yulianti, 2021). Penyelenggaraan pelayanan publik

dapat dikatakan transparan apabila pelaksanaan kegiatan

bersifat terbuka bagi masyarakat yaitu dari proses kebijakan

pelaksanaan, pengawasan/pengendalian serta mudah diakses

oleh semua pihak yang membutuhkan informasi.

Dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang

akuntabel, salah satu inisiatif strategis yang dilaksanakan oleh

Kementerian Keuangan ialah pengelolaan likuiditas keuangan

negara. Dalam rangka mengelola likuiditas keuangan negara

dengan instrumen keuangan yang modern, mendorong inklusi

keuangan, dan meminimalisasi uang tunai yang beredar,

Gambar 1. Ilustrasi penggunaan KKP (sumber: nina - canva.com)

pemerintah memandang perlu digunakannya kartu kredit

pemerintah (KKP).

Dasar hukum dalam Penerapan KKP, telah

ditetapkan pada tanggal 31 Desember

2018 oleh Menteri Keuangan melalui

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

196/PMK.05/2018 tentang

Tata Cara Pembayaran dan

Penggunaan Kartu Kredit

Pemerintah. Dalam peraturan

tersebut, diatur ketentuan bahwa

UP yang sebelumnya diberikan

secara tunai diubah menjadi

UP tunai dan UP KKP

dengan perbandingan

60%:40%. Ketentuan

dalam peraturan

tersebut mulai berlaku

1 Juli 2019 dan wajib

diimplementasikan

oleh satuan kerja K/L. Tahun 2021 Peraturan Menteri Keuangan

yang mengatur tentang Kartu Kredit Pemerintah (KKP) yaitu

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.05/2021 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/

PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penggunaan

Kartu Kredit Pemerintah.

Kartu Kredit Pemerintah (KKP)

Kartu Kredit Pemerintah adalah alat pembayaran dengan

menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan

pembayaran atas belanja yang dapat dibebankan pada APBN,

dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi

terlebih dahulu oleh Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah,

dan. Satker berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban

pembayaran pada waktu yang disepakati dengan pelunasan

secara sekaligus.

48

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Kartu Kredit Pemerintah ini merupakan alat pembayaran

dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan Satker, untuk

melakukan pembayaran atas transaksi belanja negara dalam

penggunaan Uang Persediaan (UP) Kartu Kredit Pemerintah.

Kartu Kredit Pemerintah merupakan Kartu Kredit Corporate

(corporate card) yang diterbitkan oleh Bank Penerbit Kartu

Kredit Pemerintah yang merupakan bank yang sama dengan

tempat rekening bendahara Pengeluaran (BP)/Bendahara

Pengeluaran Pembantu (BPP) dibuka dan kantor pusat bank

tersebut telah melakukan kerja sama dengan DJPb, dimana

kerja sama tersebut dilakukan dalam bentuk penandatanganan

perjanjian kerja sama induk antara DJPb dengan Kantor Pusat

Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah.

Adapun bentuk dari Kartu Kredit Pemerintah terdiri dari kartu

kredit untuk keperluan belanja barang operasional serta belanja

modal dan kartu kredit untuk keperluan belanja perjalanan

dinas. Kartu Kredit Pemerintah untuk keperluan belanja barang

operasional serta belanja modal digunakan untuk keperluan

yaitu :

1. Belanja barang operasional, antara lain belanja keperluan

perkantoran, belanja pengadaan bahan makanan,

belanja penambah daya tahan tubuh dan belanja barang

operasional lainnya;

Batas tertinggi dan estimasi penggunaan Kartu Kredit

Pemerintah untuk keperluan belanja perjalan dinas

berpedoman pada Menteri Keuangan mengenai standar biaya

masukan.

Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah dilakukan dengan

memperhatikan prinsip sebagai berikut:

a. Fleksibel, yaitu kemudahan penggunaan (flexibility) kartu

dengan jangkauan pemakaian yang lebih luas dan transaksi

dapat dilakukan di seluruh merchant yang menerima

pembayaran melalui mesin Electronic Data Capture (EDC)/

media daring;

b. Aman dalam bertransaksi dan menghindari terjadinya

penyimpangan (fraud) dari transaksi secara tunai;

c. Efektif dalam mengurangi Uang Persediaan (UP) yang

menganggur (idle cash) dan biaya dana (cost of fund)

Pemerintah dari transaksi UP;

d. Akuntabilitas pembayaran tagihan negara dan pembebanan

biaya penggunaan UP Kartu Kredit Pemerintah.

2. Belanja barang non operasional, antara lain belanja bahan

dan belanja barang non operasional lainnya;

3. Belanja barang untuk persediaan, antara lain belanja

barang persediaan barang konsumsi;

4. Belanja sewa;

5. Belanja pemeliharaan gedung dan bangunan, antara lain

belanja pemeliharaan gedung dan bangunan, belanja

barang persediaan pemeliharaan gedung dan bangunan,

dan belanja pemeliharaan gedung dan bangunan lainnya;

6. Belanja pemeliharaan peralatan dan mesin, antara lain

belanja pemeliharaan peralatan dan mesin, belanja

bahan bakar minyak dan pelumas dan pelumas khusus

non pertamina, belanja barang persediaan pemeliharaan

peralatan dan mesin, belanja pemeliharaan peralatan dan

mesin lainnya;

7. Belanja pemeliharaan lainnya, antara lain belanja

barang persediaan pemeliharaan lainnya dan belanja

pemeliharaan lainnya;

8. Belanja modal.

Kartu Kredit Pemerintah untuk keperluan belanja perjalanan

dinas digunakan untuk keperluan yaitu :

1. Komponen pembayaran biaya transfer;

2. Penginapan;

Gambar 2. Alur Kartu Kredit Pemerintah (Sumber : djpb.

kemenkeu.go.id/kppn/kotabumi)

Proporsi Uang Persediaan (UP) yaitu : UP Tunai sebesar 60%

(enam puluh persen) dari besaran UP sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran

dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

negara, UP Kartu Kredit Pemerintah sebesar 40% (empat puluh

persen) dari besaran UP sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam

rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara.

Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah yaitu :

1. Dilakukan dengan nilai belanja paling banyak Rp.

200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) untuk 1 (satu)

penerima pembayaran khusus hanya dapat dilakukan untuk

transaksi pengadaan barang/jasa yang merupakan produk

dalam negeri yang disediakan oleh Usaha Mikro dan Usaha

Kecil melalui sarana :

3. Sewa kendaraan dalam kota.

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 49


a. Katalog elektronik dan took daring yang disediakan oleh

lembaga yang menyelenggarakan tugas pemerintahan

di bidang kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah

(e-KATALOG).

b. Marketplace berbasis platform pembayaran pemerintah

yang disediakan oleh Kementerian Keuangan (DIGIPay).

2. Dalam hal Kartu Kredit Pemerintah digunakan untuk

transaksi di luar sarana sebagaimana dimaksud di atas, nilai

belanja paling banyak untuk 1 (satu) penerima pembayaran

berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai

tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN,

yaitu maksimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)

untuk 1 (satu) penerima pembayaran.

Pemegang Kartu Kredit Pemerintah adalah pejabat dan/ atau

pegawai di lingkungan Satuan Kerja Kementerian Negara/

Lembaga yang berstatus sebagai Pejabat Negara, Pegawai

Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia, atau pegawai lainnya

untuk melakukan belanja dengan Kartu Kredit Pemerintah

berdasarkan penetapan oleh KPA.

Dalam penggunaan UP Kartu Kredit Pemerintah, Pemegang

Kartu Kredit Pemerintah mempunyai tugas dan tanggung jawab:

1. Membuat Surat Perjanjian Penggunaan Kartu Kredit

Pemerintah dengan KPA;

2. Menandatangani Berita Acara Serah Terima Kartu Kredit

Pemerintah dan Surat Perjanjian Penggunaan Kartu Kredit

Pemerintah pada saat menerima Kartu Kredit Pemerintah;

3. Menggunakan Kartu Kredit Pemerintah sesuai dengan

kewenangannya setelah terlebih dahulu dilakukan aktivasi

kartu dan Personal Identification Number (PIN) Kartu Kredit

Pemerintah untuk pertama kali;

4. Melakukan aktivasi Kartu Kredit Pemerintah dan request/

aktivasi PIN Kartu Kredit Pemerintah melalui call center/

layanan pesan singkat (Short Message Service)/sarana

lainnya;

5. Membubuhkan tanda tangan pada kolom tanda tangan

(signature panel) yang terdapat pada bagian belakang

Kartu Kredit Pemerintah;

6. Merahasiakan nomor kartu, PIN, Card Verification Value

(CVV) dan masa berlaku Kartu Kredit Pemerintah;

7. Secara aktif memeriksa kondisi dan rincian transaksi

Kartu Kredit Pemerintah untuk memastikan tidak terdapat

transaksi yang salah/tidak diakui (dispute);

8. Dilarang memberikan informasi mengenai data diri dan

transaksi Kartu Kredit Pemerintah kepada siapapun;

9. Memilih merchant Transaksi Perdagangan Melalui Sistem

Elektronik (e-commerce) yang menyediakan fasilitas

keamanan untuk transaksi secara daring;

10. Dapat mengajukan permohonan penonaktifkan kepada

Administrator Kartu Kredit Pemerintah dan menyimpan

Kartu Kredit Pemerintah ditempat yang aman dalam hal

Kartu Kredit Pemerintah tidak dipergunakan dalam jangka

waktu lama;

11. Mengumpulkan dokumen berupa Tagihan (e-billing)/Daftar

Tagihan Sementara, Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas/

Perjanjian/Kontrak, dan bukti-bukti pengeluaran;

12. Membuat Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Operasional

dan Belanja Modal dengan Kartu Kredit Pemerintah dan/

atau Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Perjalanan Dinas

Jabatan dengan Kartu Kredit Pemerintah;

13. Menyampaikan Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan

Operasional dan Belanja Modal dengan Kartu Kredit

Pemerintah dan/atau Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan

Perjalanan Dinas Jabatan dengan Kartu Kredit Pemerintah

kepada PPK; dan

14. Dapat menyampaikan pengaduan secara lisan dan/atau

tertulis kepada Bank Penerbit Kartu Kredit yang menjadi

mitra kerjanya terkait permasalahan dalam penggunaan

Kartu Kredit Pemerintah.

Implementasi Penggunaan Kkp Di Stasiun Meteorologi

Mempawah

Pada implementasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah,

penulis telah menerapkan di Stasiun Klimatologi Mempawah

pada tahun 2019, dimana UPT telah melakukan pengajuan

untuk Kartu Kredit Pemerintah kepada pihak bank dengan

melakukan perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak.

Proses pengajuan tersebut dilakukan di bank kantor cabang

Pontianak kemudian diteruskan ke bank pusat Jakarta sehingga

membutuhkan waktu sedikit lama untuk prosesnya sampai

dengan selesai.

Stasiun Klimatologi Mempawah memiliki 2 (dua) jenis Kartu

Kredit Pemerintah yaitu kartu kredit belanja barang operasional

dan modal serta kartu kredit belanja perjalanan dinas. Limit kartu

kredit untuk belanja barang operasional adalah Rp. 6.000.000,-

dan limit kartu kredit untuk belanja barang perjalanan dinas

sebesar Rp. 4.000.000,-.

Pada tahun 2021 pemakaian Kartu Kredit Pemerintah pada

Stasiun Klimatologi Mempawah sebesar Rp. 20.776.890,-.

Berikut merupakan Tabel Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Tahun 2021 di Stasiun Klimatologi Mempawah :

50

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Tabel 1. Tabel Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah Tahun

2021

juga kurang optimal dalam penggunaan jenis kartu kredit

tersebut.

No. Bulan Nilai (Rp) Keterangan

1 Januari 0,- -

2 Februari 0,- -

3 Maret 0,- -

4 April 0,- -

5 Mei 1.376.434,- Kartu kredit belanja

barang operasional

6 Juni 2.874.063,- Kartu kredit belanja

barang operasional

7 Juli 1.378.275,- Kartu kredit belanja

barang operasional

8 Agustus 0,-

9 September 5.329.116,- Kartu kredit belanja

barang operasional

10 Oktober 0,- -

11 November 5.873.030,- Kartu kredit belanja

barang operasional

12 Desember 3.945.972,- Kartu kredit belanja

barang operasional

(Sumber : Data Realisasi KKP Staklim Mempawah)

Dari tabel di atas penggunaan Kartu Kredit Pemerintah di

Stasiun Klimatologi Mempawah selama tahun 2021 sebanyak

6 (enam) kali pemakaian. Hal ini menandakan bahwa Stasiun

Klimatologi Mempawah tidak rutin dalam menggunakan Kartu

Kredit Pemerintah setiap bulan dan hal ini menunjukkan bahwa

masih kurangnya pemakaian Kartu Kredit Pemerintah tersebut.

Besaran pemakaian yang digunakan Kartu Kredit

Pemerintah bisa dilihat dari tabel serapannya tidak sampai

atau mendekati limit kartu kredit yaitu untuk perjalan dinas

Rp. 4.000.000,- dan untuk belanja barang operasional Rp.

6.000.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurang

optimalnya serapan penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

(KKP) di Stasiun Klimatologi Mempawah. Selain itu, selama

tahun 2021 jenis kartu kredit yang digunakan hanya kartu

kredit belanja barang operasional.

Jenis kartu kredit belanja perjalanan dinas tidak digunakan

karena pemegang kartu kredit perjalanan dinas masih atas

nama kepala stasiun yang lama sedangkan pada tahun 2021

telah terjadi pergantian kepala stasiun dan administrator

Kartu Kredit Pemerintah belum melakukan usulan pengajuan

pergantian nama pemegang kartu kepada pihak bank.

Selain masih kurang optimalnya serapan penggunaan Kartu

Kredit Pemerintah (KKP), Stasiun Klimatologi Mempawah

Penutup

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa

penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) masih kurang

dan tidak rutin selalu digunakan setiap bulannya. Stasiun

Klimatologi Mempawah juga masih kurang optimal dalam

serapan penggunaannya per bulannya karena tidak mendekati

limit pemakaian. Untuk penggunaannya juga hanya sebatas

kartu kredit belanja barang operasional dan selama tahun

2021 tidak pernah menggunakan kartu kredit perjalan dinas

dikarenakan belum diusulkannya perubahan pemegang kartu

kepada pihak bank.

Diharapkan Stasiun Klimatologi Mempawah menggunakan

Kartu Kredit Pemerintah secara rutin setiap bulan dan

melakukan usulan perubahan pemegang kartu kredit perjalan

dinas kepada pihak bank agar yang digunakan tidak hanya kartu

kredit belanja barang operasional saja melainkan kartu kredit

perjalanan dinas juga dapat digunakan kembali.

Referensi

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.05/2008 tentang

Tata Cara Pembayaran dan Pengguanaan Kartu Kredit

Pemerintah.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.05/2021 tentang

Perubahan Atas PMK NO 196/PMK.05/2008 Tata Cara

Pembayaran dan Pengguanaan Kartu Kredit Pemerintah.

Yulianti, D. dan Nurhazanah. 2021. Efektivitas kartu kredit

pemerintah dalam meningkatkan transparansi keuangan

negara pada KPPN Dumai. Jurnal NCAF, Volume 3, 2021

Hal. 56-74.

https://jdih.kemenkeu.go.id Diakses tanggal 19 April 2022.

Total 20.776.890,-

https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/kotabumi/id/informasiumum/publikasi-djpb/kartu-kredit-pemerintah-kkp.html

Diakses tanggal 19 April 2022.

https://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2020/01/Kartu-

Kredit-Pemerintah.pdf Diakses tanggal 20 April 2022.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian

Keuangan, Perdirjen Perbendaharaan Nomor 17/

PB/2017 tentang Ujicoba Pembayaran dengan Kartu

Kredit dalam rangka penggunaan uang persediaan.

Saraswati Utami, S. E.

Stasiun Klimatologi Mempawah

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 51


Serambi Ilmu

PENGELOLAAN PAJAK INSTANSI

OLEH BENDAHARA PENGELUARAN

Pernahkah Anda mendengar slogan

‘Orang Bijak Taat Pajak’? Slogan

yang di tahun 90–an cukup

populer ini mengacu pada kewajiban

warga negara sebagai Wajib Pajak untuk

selalu taat dalam membayar pajak, agar

penyelenggaraan pembangunan dan

infrastruktur di Indonesia menjadi lancar.

Peran pajak dalam meningkatkan

pembangunan di Indonesia tidak dapat

dimungkiri. Berbagai macam pelayanan

diberikan secara cuma-cuma alias gratis,

seperti pelayanan kesehatan bagi yang

kurang mampu, pendidikan gratis dari

jenjang SD-SMP, akses transportasi

dan mobilitas yang mudah serta

pembangunan infrastruktur yang kian

hari semakin pesat merupakan manfaat

pajak yang telah kita terima walaupun

tidak banyak rakyat yang menyadari hal

tersebut.

Hal ini dapat dilihat dari salah satu

indikator tingkat kepatuhan pajak di

Indonesia yang terbilang masih rendah.

Dilansir dari majalahpajak.net, tanggal

07 Maret 2022 menyebutkan bahwa

kepatuhan formal alias tingkat pelaporan

SPT Tahunan Wajib Pajak hingga 31

Desember 2021, tercatat sebesar 15,97

juta jumlah Wajib Pajak yang melaporkan

SPT Tahunan 2020 dari total 19 juta

Wajib Pajak yang wajib menyampaikan

SPT Tahunan. Artinya, tingkat kepatuhan

pajak formal tahun 2021 hanya mencapai

84,05 persen.

Sebagai Instansi yang berhasil

mempertahankan opini WTP selama 5

tahun berturut-turut, BMKG berupaya

untuk meningkatkan kepatuhan pajak

di lingkungan internalnya sebagai

bentuk transparansi dan akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara. Adapun

ujung tombaknya adalah Bendahara

Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan

di seluruh UPT BMKG di pusat maupun

di daerah yang memiliki kewajiban

setiap bulan untuk memotong dan/atau

memungut, menyetor dan melaporkan

pajak yang dikelolanya. Mengambil

contoh pelaporan pajak Stasiun

Meteorologi Paloh Sambas ,artikel ini

akan memberikan gambaran mengenai

tahapan proses pengelolaan pajak, jenis

pajak yang dipungut serta mekanisme

pelaporan pajak yang dikelola selama ini.

Kewajiban Pajak Instansi Pemerintah

Berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) Nomor : 231/

PMK.03/2019, terdapat beberapa hal yang

menjadi kewajiban Instansi Pemerintah

dalam hal perpajakan, diantaranya

adalah : (1) Mendaftarkan Diri Sebagai

Wajib Pajak guna mendapatkan NPWP

untuk pelaksanaan hak dan kewajiban

Instansi Pemerintah sebagai pemotong/

atau pemungut pajak; (2) Melakukan

Pemotongan Dan/Atau Pemungutan

Pajak Atas Belanja Dan Pendapatan

Pemerintah berupa PPh1, PPh22, PPh23

dan PPN ; (3) Melakukan Penyetoran dan

Pelaporan Pajak dipungut paling lama 7

(tujuh) hari setelah tanggal pelaksanaan

pembayaran dengan mekanisme Uang

Persediaan dan pada hari yang sama

dengan pelaksanaan pembayaran

dengan mekanisme Langsung.

Tahapan Proses Pengelolaan Pajak

Sudahkah Anda mengetahui tahapan

proses pengelolaan pajak yang selama ini

dikerjakan oleh Bendahara Pengeluaran?

Tidak ada salahnya menambah wawasan,

mengetahui gambarannya, agar dapat

lebih siap jika berikutnya mendapat

amanah menjadi bendahara pengeluaran

di unit kerja. Secara garis besar tahapan

proses pengelolaan pajak yang dapat

dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran

adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi transaksi bendahara

yang memiliki potensi pajak

Bendahara Pengeluaran memiliki tugas

untuk melaksanakan pembayaran yang

dananya berasal dari Uang Persediaan

berdasarkan perintah Kuasa Pengguna

Anggaran. Dalam pelaksanaannya,

terdapat beberapa transaksi persediaan

yang menjadi obyek pajak. Oleh

karena itu, setiap bulannya Bendahara

Pengeluaran melakukan pencatatan

tersendiri terhadap transaksi-transaksi

persediaan yang nantinya akan

dibelanjakan dan memiliki potensi pajak

untuk dipungut. Jumlah pajak yang

dibayarkan cukup signifikan jumlahnya

dibandingkan dengan banyaknya

kuitansi. Berikut merupakan Grafik Hasil

Identifikasi Potensi Pajak Tahun 2021 di

Stasiun Meteorologi Paloh:

Gambar 1. Potensi Pajak Stasiun

Meteorologi Paloh (Sumber : RPU

Stasiun Meteorologi Paloh)

2. Melakukan Pemotongan /

Pemungutan pajak atas transaksi

bendahara

Setiap transaksi belanja negara yang

menggunakan Uang Persediaan,

Bendahara Pengeluaran berkewajiban

melakukan pemotongan / pemungutan

pajak atas transaksi tersebut berdasarkan

jenis-jenis pajak yang ada dalam setiap

transaksi yang untuk selanjutnya direkam

ke dalam transaksi bendahara melalui

aplikasi SILABI dengan menu “Pungut

Pajak”.

3. Membuat kode billing menggunakan

e-billing atas tagihan transaksi

bendahara

Setelah melakukan Pemotongan /

Pemungutan pajak atas transaksi

bendahara, Bendahara Pengeluaran

kemudian membuat Kode Billing pajak

melalui sistem pembayaran elektronik

(biling system) melalui laman djponline.

pajak.go.id.

52

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Jenis Pajak Yang Dipungut

Setelah mengetahui tahapan proses pengelolaan pajak oleh

bendahara pengeluaran, kita juga harus mengetahui jenisjenis

pajak yang wajib dipungut oleh bendahara. Hal ini karena

bendahara merupakan ‘agen resmi pemerintah’ yang memiliki

kewajiban memotong dan/atau memungut pajak atas transaksi

negara.

Pemungutan pajak berdasarkan jenis-jenis pajak adalah sebagai

berikut:

Gambar 2. Tampilan luar aplikasi e-billing pada laman

djponline.pajak.go.id (Sumber: djponline.go.id)

4. Melakukan Penyetoran Pajak yang telah dipungut ke Kas

Negara

Setelah mendapatkan Kode Billing, Bendahara Pengeluaran

selaku Wajib Pajak melakukan penyetoran pajak melalui

metode virtual account dan selanjutnya direkam dalam transaksi

bendahara melalui aplikasi SILABI dengan menu “Setor Pajak”.

5. Membuat e-Bupot

Keharusan Wajib Pajak dalam melakukan pemungutan dan

pemotongan pajak juga harus diikuti dengan membuat surat

bukti potong pajak. Bukti potong pajak merupakan dokumen

resmi sebagai bukti bahwa Wajib Pajak sudah menunaikan

kewajibannya. Saat ini, Wajib Pajak dapat membuat surat bukti

potong pajak secara daring melalui aplikasi djponline.pajak.

go.id. Selain itu setiap awal tahunnya Bendahara Pengeluaran

memiliki kewajiban lain yaitu membuat bukti potong PPh21

tahun sebelumnya menggunakan Formulir 1721-A2 yang

diperuntukkan bagi pegawai negeri sipil atau anggota TNI/

POLRI sebagai lampiran dalam penyampaian SPT Tahunan PPh.

Dari uraian di atas, dapat digambarkan diagram alir tahapan

proses pengelolaan pajak yang telah dikelola Stasiun

Meteorologi Paloh selama ini :

1. Melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak

Penghasilan berupa Pph Pasal 21

yaitu pemotongan PPh atas penghasilan sehubungan dengan

pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk

apa pun yang dibayarkan kepada Wajib Pajak orang pribadi

dalam negeri. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipungut

oleh Bendahara Pengeluaran dapat berupa Honor Pengelola

Anggaran, Honor SAI, Honor Pejabat Pengadaan Barang dan

Jasa, dan Honor Jasa Lainnya.

2. Melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak

Penghasilan atas pembelian barang (PPh Pasal 22)

Pajak Penghasilan Pasal 22 yang dipungut oleh Bendahara

Pengeluaran adalah PPh 22 sehubungan dengan pembayaran

atas pembelian barang di atas Rp.2.000.000,00 (dua juta

rupiah).

3. Melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak

Penghasilan sehubungan dengan jasa selain yang telah

dipotong PPh Pasal 21 (PPh Pasal 23)

Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dipungut oleh Bendahara

Pengeluaran adalah PPh 23 sehubungan dengan imbalan jasa

yang pembayarannya dibebankan pada Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN), selain jasa yang telah dipotong PPh

Pasal 21.

4. Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh Bendahara

Pengeluaran adalah PPN, berupa pungutan terhadap transaksi

pembelian barang atau perolehan jasa dari pihak ketiga yang

nilai pembelian barang di atas Rp.2.000.000,00 (dua juta rupiah).

Gambar 3. Diagram alir tahapan proses

pengelolaan pajak yang telah dikelola

Stasiun Meteorologi Paloh (Sumber :

Laporan Pajak Stasiun Meteorologi Paloh)

Gambar 4. Pajak-pajak yang dipungut (sumber: pribadi)

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 53


Dapat dilihat bahwa capaian pemungutan pajak oleh

Bendahara Pengeluaran Stasiun Meteorologi Paloh setiap

bulannya tidak beraturan, kadang naik dan kadang turun.

Hal ini disebabkan nilai belanja yang bersifat fluktuatif

sesuai dengan kebutuhan unit kerja. Selain itu jenis PPh

yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran pada umumnya

adalah PPh21, PPh22,PPh23 dan PPN, karena jenis PPh ini

terlihat dalam laporan pajak Bendahara Pengeluaran setiap

bulannya.

Gambaran pengelolaan PPN dan PPh di Stasiun Meteorologi

Paloh pada Tahun 2021 dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21

Gambar 6. Surat Pemberitahuan Masa Unifikasi

Gambar 5. Pengelolaan pajak Stasiun Meteorologi Paloh pada

Tahun 2021 (sumber : laporan pajak bendahara tahun 2021

Stasiun Meteorologi Paloh)

Mekanisme Penyusunan Pelaporan Pajak

Setelah menuntaskan pemungutan pajak, maka hal

lain yang patut diketahui adalah tata cara menyusun

pajak. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan terbaru

mengenai perpajakan yaitu PMK Nomor: 231/PMK.03/2019

tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan

Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan dan Pencabutan

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Pemotongan

dan/atau Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan pajak

bagi Instansi Pemerintah. Terdapat bagian ketiga Pasal 25

yang menyebutkan bahwa : (1) Instansi Pemerintah wajib

melaporkan pemotongan dan/atau pemungutan serta

penyetoran pajak yang dilakukan dalam satu Masa Pajak ke

KKP tempat Instansi Pemerintah terdaftar; (2) Pelaporan

atas pemotongan dan/atau pemungutan serta penyetoran

pajak sebagaimana yang dimaksud dilakukan dengan

menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21

dan/atau Pph Pasal 26, untuk kewajiban pemotongan

Pph yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi, Surat

Pemberitahuan Masa Unifikasi bagi Instansi Pemerintah

yang merangkum Pasal 22, 23, dan PPN.

Profil Pengelola Pajak Instansi

Agar dapat lebih profesional dalam pelaksanaan tugasnya,

maka seorang bendahara pengeluaran sebagai pengelola pajak

instansi harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap

perilaku. Sesuai persyaratan dalam kompetensi pekerjaan

akan lebih mudah ditangani jika pengelola adalah seseorang

yang menguasai peraturan dan kebijakan di bidang perpajakan,

memotong/memungut pajak dan membuat laporan sesuai

ketentuan, serta memiliki kemampuan dalam menggunakan

aplikasi pajak secara online. Kompetensi itu dapat diperoleh

antara lain dengan cara mengikuti pelatihan mengenai

perpajakan, aktif dalam komunikasi dengan KPP (Kantor

Pelayanan Pajak) dan KP2KP (Kantor Pelayanan, Penyuluhan

dan Konsultasi Perpajakan). Selain itu, kompetensi tersebut

harus selalu dikembangkan mengingat peraturan tentang

perpajakan yang selalu mengalami perubahan.

Penutup

Berbicara tentang pajak instansi, maka tahapan proses

pengelolaan pajak oleh Bendahara Pengeluaran cukup panjang

dan harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

mengenai perpajakan. Jenis-jenis pajak yang dipungut, serta

mekanisme penyusunan laporan pajak harus sesuai dengan

peraturan yang terbaru mengenai perpajakan yaitu PMK Nomor

: 231/PMK.03/2019. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan

prinsip-prinsip clean and good governance dan terhindar dari

sanksi/denda.

Namun demikian kenyataan di lapangan tidak semudah itu.

54

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Masih banyak kendala yang dihadapi diantaranya:

1. Kurangnya pengetahuan mengenai perpajakan dari Wajib

Pajak, sehingga sebagian besar Wajib Pajak banyak yang

belum paham mengenai pajak dan menganggap pajak itu

sendiri sebagai hal yang sangat menakutkan dan harus

dihindari. Hal ini tentu menyulitkan bendahara dalam

menjalankan tugasnya, salah satunya untuk mendapatkan

NPWP dan KTP Wajib Pajak sebagai persyaratan dalam hal

pelaporan pajak.

2. Rendahnya tingkat kesadaran Pajak dari Wajib Pajak itu

sendiri mengakibatkan rendah pula kepatuhan membayar

pajak oleh Wajib Pajak.

3. Kurangnya keterampilan bendahara pemerintah dalam

mengelola pajak sehingga banyak sekali pajak yang belum

terserap oleh negara karena salah penafsiran. Di sisi lain

dIperlukan ketelitian ekstra untuk melakukan pemotongan

terhadap Wajib Pajak sehingga tidak menimbulkan

kerugian dari pihak manapun baik itu dari Negara maupun

Wajib Pajak yang tertagih.

Agar kendala tersebut dapat diatasi, diperlukan upaya dari

berbagai pihak. Perhatian khusus dari pemerintah dalam

hal meningkatkan kesadaran pajak bagi seluruh Wajib Pajak

menjadi signifikan, baik dari segi mekanisme pemungutan

maupun manfaat yang diperoleh. Hal ini dapat dilakukan

dengan memberikan edukasi secara masif dan terus menerus

mengenai pengetahuan perpajakan melalui sosialisasi kepada

Wajib Pajak mengenai pentingnya pajak serta manfaat yang

diperoleh jika pajak dibayarkan, sehingga seluruh Wajib

Pajak dapat mengetahui urgensi pajak dan diharapkan dapat

menumbuhkan kesadaran pajak bagi setiap Wajib Pajak

sehingga mereka dengan sukarela bersama-sama membayar

pajak tanpa paksaan, demi keberlangsungan pembangunan di

negeri tercinta ini.

Dari sisi pengelola, kemampuan pun perlu ditingkatkan melalui

pelatihan dalam ranah perpajakan bagi seluruh Bendahara

Pemerintah secara berkala, guna mengasah keterampilan

seorang bendahara dalam mengelola pajak yang menjadi

kewajibannya sehingga kesalahpahaman pengelola mengenai

pajak dapat dihindari. Para bendahara ini sebaiknya bergabung

dalam community of practices (komunitas belajar) sebagai

wadah informasi dan diskusi mengenai tata cara pengelolaan

serta pelaporan pajak. Dalam komunitas ini masing-masing

bendahara dapat berbagi ilmu yang benar mengenai perpajakan

dengan dibimbing langsung oleh tim dari Dirjen Pajak sehingga

dalam waktu yang tidak lama seluruh Bendahara Pemerintah

mahir dalam hal perpajakan instansi.

Manfaat lain dari pengelolaan kewajiban perpajakan dengan

baik dan benar serta sesuai dengan peraturan perundangundangan

yang berlaku adalah sebagai bentuk dukungan

Pembangunan Kawasan Zona Integritas WBK (Wilayah Bebas

Dari Korupsi) serta WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani)

sebagai implementasi Road Map Reformasi Birokrasi di

Lingkungan BMKG guna terciptanya Good Governance.

Dengan pengelolaan pajak yang baik dan benar oleh

masing-masing bendahara baik itu di pusat dan daerah di

Lingkungan BMKG diharapkan dapat menambah persentase

kesadaran pajak bagi setiap Wajib Pajak yang ada di Indonesia.

Hal ini sebagai salah satu bentuk upaya untuk menjaga

keberlangsungan pembangunan nasional guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Peran pajak dalam membiayai

berbagai pengeluaran negara khususnya dalam pembangunan

dapat dioptimalkan apabila setiap warga negara yang

merupakan Wajib Pajak sadar akan kewajibannya. Dengan

pengelolaan pajak yang baik dan benar berarti kita telah ikut

berkontribusi dalam pembangunan negeri tercinta ini.

REFERENSI :

1. Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Perpajakan

2. Undang-Undang UU Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan

3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

231/PMK.03/2019 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan

Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan dan

Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta

Pemotongan Dan/Atau Pemungutan, Penyetoran. Dan

Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah.

4. Tim Penyusun Direktorat Peraturan Perpajakan II. 2016.

“Bendahara Mahir Pajak “ Edisi Revisi 2016. Jakarta :

Direktorat Jenderal Pajak

5. https://majalahpajak.net/ajak-taat-sama-sama/. Diakses

tanggal 16 April 2022.

6. h t t p s : / / w w w . p a j a k k u . c o m /

read/5dafc4184c6a88754c0880aa/Pentingnya-Kesadarandalam-Membayar-Pajak.

Diakses tanggal 16 April 2022

7. https://klikpajak.id/blog/belajar-dan-mengenal-pajakmelalui-slogan-di-dunia-perpajakan/.Diakses

tanggal 16

April 2022

8. jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2011/12/Bendahara_

dan-Kewajiban_Pajak.pdf. Diakses tanggal 11-12 April 2022.

9. www.djp.online.go.id. Diakses tanggal 11-12 April 2022.

10. www.klik.pajak.id/blog/”aturan-baru-e-bupot”. Diakses

tanggal 11-12 April 2022.

11. www.pajak.go.id/. Diakses tanggal 11-12 April 2022.

Ria Aspriyanti, S.AP

PKAPBN Mahir

Stasiun Meteorologi Paloh Sambas

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 55


Serambi Ilmu

“RIP CURRENT”

BELAJAR DARI MUSIBAH DI PANTAI

KAYANGAN JEMBER JAWA TIMUR

Pantai Payangan yang berbentuk hati

Sumber : https://travel.kompas.com

Sekilas Tentang Pantai Payangan

Pantai Payangan merupakan salah satu pantai di Indonesia yang

menyimpan keindahan alam mempesona. Pantai Payangan

berada di Dusun Payangan, Desa Sumberrejo, Kecamatan

Ambulu, Jember, Jawa Timur. Pantai ini memiliki keindahan yang

mempesona dengan hamparan pasirnya yang berwarna hitam

dan berlatar belakang Bukit Syarat yang diapit oleh dua bukit

lainnya yaitu Bukit Samboja dan Bukit Suroyo sehingga para

wisatawan bisa naik ke atas bukit untuk menyaksikan lanskap

dari ketinggian yang begitu menawan. Keunikan lainnya yang

mungkin tidak dimiliki oleh pantai-pantai lain adalah teluknya

yang berbentuk love/hati. Meski memiliki panorama yang indah

dengan air laut yang berwarna biru cerah, wisatawan dilarang

berenang di Pantai Payangan. Hal ini karena sangat berbahaya

dan sering membawa musibah tenggelamnya wisatawan yang

sedang berenang di pantai karena terseret arus air laut yang

sangat kuat.

dengan bertujuan untuk membersihkan diri sekaligus mencari

keberkahan dari Ratu Pantai Selatan dengan mengabaikan

keselamatan.

Musibah terakhir terjadi pada salah satu kelompok kegiatan

ritual yang dilakukan pada hari Minggu dini hari tanggal 13

Februari 2022 yang berjumlah 24 orang, 20 orang diantaranya

melakukan ritual dengan cara berendam dan bergandengan

tangan sambil membaca doa. Namun disaat ritual berlangsung

sekitar satu jam tiba-tiba terjadi ombak besar yang ritual

tersebut 11 orang dinyatakan hilang dan saat ditemukan sudah

dalam keadaan meninggal dunia.

Namun demikian sebagian masyarakat khususnya yang berasal

dari luar Kota Jember mempercayai bahwa pantai tersebut

dapat membawa keberkahan karena disalah satu bukit terdapat

makam tua yang oleh masyarakat setempat diberi sebutan Pati

Ulung, dari sinilah banyak masyarakat terutama yang berasal

dari luar Jember datang untuk melakukan sejumlah ritual

Sumber foto : kumparan.com

56

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Analisa penyebab terseretnya kelompok ritual oleh arus

laut

Bayu, salah seorang peserta kelompok ritual yang selamat

mengatakan bahwa mereka datang untuk melakukan ritual

berupa meditasi di tepi Pantai Payangan Jember. Namun, saat

meditasi tiba-tiba datang ombak besar. Ombak datang dua kali,

ombak pertama dia berdiri dan berlari sehingga terhindar dari

ombak kedua. Ombak tersebut kemudian menyeret belasan

orang dan 11 orang di antaranya ditemukan dalam keadaan

meninggal dunia.

Dari keterangan saksi diatas, peristiwa tersebut adalah

fenomena “Rip Current” yaitu arus air laut yang mengalir

menjauhi pantai yang dapat terjadi di area pesisir dengan

karakter gelombang pecah. Koordinator Bidang Mitigasi

Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika (BMKG), Daryono dalam unggahan di akun Instagram

pribadinya, @daryonobmkg. menduga musibah yang menyeret

kelompok ritual mediasi disebabkan oleh Rip Current. Hal ini

dapat dilihat dari morfologi Pantai Payangan Jember yang

berbentuk teluk. Apalagi jika peristiwa tersebut dihubungkan

dengan waktu kejadian bersamaan dengan waktu pasang dan

berdasarkan informasi dari BMKG tinggi gelombang saat itu

mencapai 2 hingga 2,5 meter, ungkap Daryono.

Rip Current oleh sebagian masyarakat pesisir selatan Jawa

menyebut sebagai Alun Serot. Kata alun berarti ombak dan

serot berarti sedot. Ombak yang dimaksud adalah arus air laut

yang bisa menyedot siapa saja yang berada di pusaran arus

tersebut, jelas Daryono.

air laut. Pada saat arus air laut yang datang membentuk sudut

dengan pantai, maka akan timbul arus air laut yang sejajar

dengan pantai. Arus air laut yang sejajar dengan pantai inilah

apabila bergerak konvergen pada satu titik, akan menimbulkan

arus air laut balik yang cukup kuat dan mampu menyeret

manusia yang berada pada area arus air laut tersebut. Inilah

yang disebut dengan Rip Current atau arus pecah.

Trik menghindari bahaya Rip Current

a. Saat sebelum melakukan aktifitas di pantai

Sebelum anda melakukan aktifitas di tepi pantai, ada

baiknya agar melakukan identifikasi lingkungan sekitar

pantai. Hal ini perlu dilakukan agar kegiatan anda di sekitar

pantai bisa berlangsung nyaman dan aman. Pertama

yang harus dilakukan adalah kenali dulu morfologi pantai,

apabila bentuk pantai cekung atau adanya celah antara dua

gosong (penumpukan sedimen di dasar laut), maka besar

kemungkinan sekitar lokasi pantai tersebut berpotensi

terjadinya Rip Current atau menimbulkan terbentuknya arus

pecah. Kekuatan arus pecah tergantung pada tinggi dan

kecepatan arus yang datang, di mana hal ini dipengaruhi

oleh kecepatan angin dan bentuk dasar laut.

Arus pecah juga dapat terlihat jelas dari tempat yang lebih

tinggi/ketinggian tertentu. Jika berada di pantai, maka bisa

dilihat ciri-cirinya, biasanya dari arus pecah terbentuk aliran

sedimen atau sampah-sampah laut misalnya rumput laut,

ganggang, lamun, dan lain-lain) yang mengapung di pesisir.

“Apabila anda melihat kondisi seperti diatas, sebaiknya

segera menjauh dari lokasi tersebut dan tetap hati-hati

serta waspada”.

b. Saat mengalami peristiwa Rip Current

Sumber gambar : www.suara.com

Proses Terjadinya Rip Current dan penjelasannya

Melansir dari laman oceanpulse-indonesia, Daryono

mengatakan bahwa arus pecah atau Rip Current ini terjadi di

permukaan laut dan memiliki kecepatan yang cukup kuat hingga

mencapai 2,5 m/detik, melebihi kecepatan berenang manusia.

Seperti diketahui bahwa sifat air adalah selalu bergerak

mengikuti bentuk wadahnya, maka sama halnya dengan air laut,

dia akan bergerak dan mengalir mengikuti bentuk dasar laut

dan bentuk pantainya. Arus air laut yang mengalir menuju bibir

pantai akan segera mengalir balik ke arah tengah laut dengan

mengikuti bentuk morfologi pantai dan arah datangnya arus

Mengutip dari laman fdcunhas.com, menurut Badan

Cuaca Amerika Serikat (NWS), hanya ada satu cara untuk

menyelamatkan diri dari bahaya Rip Current, yaitu dengan

tidak berenang melawan ombak ke arah pantai. Pada

umumnya saat seseorang terseret Rip Current (saat arus

kembali ke arah tengah laut) yang dilakukan adalah panik

dan berusaha berenang ke arah tepi pantai (melawan arah

arus).

Tindakan ini sia-sia, karena korban akan kembali tertarik

ke arah tengah laut dan pada akhirnya korban kelelahan.

Berikut ini tindakan yang harus dilakukan saat terseret Rip

Current : “Tenang, dan berusaha mengapung mengikuti arah

arus hingga ke bagian ujung Rip Current (ditandai saat tubuh

tidak lagi terbawa arus dan mampu menggerakan tubuh

dengan baik). Saat inilah anda segera berenang menuju ke

tepi atau melambaikan tangan minta bantuan orang lain”.

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 57


langsung. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya,

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Referensi

Travel.kompas.com 14 Februari 2022. 5 Fakta Pantai Payangan

Jember Punya Bukit-Bukit Kecil Di Tepi Laut. Diakses

pada tanggal 17 Mei 2022. https://travel.kompas.

com/image/2022/02/14/210100727/5-fakta-pantaipayangan-jember-punya-bukit-bukit-kecil-di-tepilaut?page=2

Tips aman dari Rip Current

1. Rip Current tidak pernah menyeret orang sampai ke tengah

laut (dalam). Hantaman ombak yang menerjang anda di

dekat pantai mampu menimbulkan sensasi tenggelam,

sehingga anda panik dan takut. Jangan panik dan tergesagesa

berenang naik ke atas. Fokuslah untuk tetap

mengapung atau memperoleh pijakan kaki yang kuat.

2. Jangan berenang sendirian di pantai dan jangan

segan meminta bantuan. Apabila terjadi sesuatu yang

membahayakan diri anda, maka lambaikan tangan sehingga

terlihat oleh penjaga pantai yang sudah berpengalaman

dalam pertolongan korban tenggelam.

Mengakhiri tulisan ini terdapat beberapa hal yang dapat dipetik

hikmahnya demi keselamatan kita saat beraktifitas di pinggir

pantai antara lain:

Sumber gambar : https://www.fdcunhas.com

1. Jangan sekali-kali berenang melawan arus air laut, karena

arus tersebut rata-rata lebih kuat dan lebih cepat dari

kekuatan anda berenang sehingga anda cepat lelah dan

berujung tenggelam.

2. Kalau memungkinkan jangan mendekati area arus pecah.

3. Perhatikan semua gejala dan rambu tanda peringatan

bahaya.

Tribunnews.com 13 Februari 2022. Kronologi Dan Kesaksian

Korban Selamat Ungkap Ritual Di Pantai Payangan

Jember. Diakses pada tanggal 17 Mei 2022. https://

www.tribunnews.com/nasional/2022/02/13/kronologidan-kesaksian-korban-selamat-ungkap-ritual-di-pantaipayangan-jember?page=3

klikgeografi.blogspot.com 2014. Longshore Current Dan Rip

Current. Diakses pada 17 Mei 2022. http://klikgeografi.

blogspot.com/2015/06/longshore-current-dan-ripcurrent.html

Suara.com 15 Februari 2022. Apa Itu Rip Current Arus Mematikan

Yang Berbahaya Penyebab 11 Peserta Ritual Pantai

Payangan Tewas. Diakses pada tanggal 16 Mei 2022.

https://www.suara.com/news/2022/02/15/154446/

apa-itu-rip-current-arus-mematikan-yang-berbahayapenyebab-11-peserta-ritual-pantai-payangan-tewas

Fdcunhas.com 2022. Berjumpa Dengan Arus Rip Current Lebih

Baik Menghindar. Diakses pada tanggal 16 Mei 2022

https://www.fdcunhas.com/berjumpa-dengan-arus-ripcurrent-lebih-baik-menghindar

Id.wikihow.com 2022. Menyelamatka Diri Dari Riptide. Diakses

padatanggal 16 Mei 2022 https://id.wikihow.com/

Menyelamatkan-Diri-dari-Riptide

4. Saat berenang di pantai, pastikan ada orang lain yang juga

berenang bersama Anda di pantai.

5. Saat anda terseret arus Rip Current, berusaha tetap tenang

sambil menunggu badan anda mampu mengapung dan

bersiap keluar arus air laut tersebut.

Nurhidayat

Widyaiswara Ahli Madya

Pusdiklat BMKG

Demikian, semoga tulisan ini dapat memberikan nilai

manfaat bagi pembaca dan masyarakat luas lainnya. Apabila

dalam tulisan ini ada hal-hal yang perlu ditanyakan silahkan

menghubungi pengelola bulletin atau bisa menghubungi penulis

58

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Opini

Menguak Potensi DWP BMKG dalam

Upaya Penguatan Literasi MKG dalam

Bencana Geo-hidrometeorologi

Gambar 1. Bencana Indonesia 2021 (sumber: BNPB, 2022)

Kita kerap mendengar julukan ‘supermarket

bencana’ dilekatkan pada Indonesia karena tingkat

kebencanaannya yang relatif tinggi. Ibarat toserba yang

lengkap menyediakan beragam barang dagangan, negeri kita

mengalami hampir seluruh jenis bencana. Catatan Badan

Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengungkap

bahwa 2.723 kejadian bencana geohidrometeorologi telah

terjadi sepanjang tahun 2021 1 .

Deretan bencana yang didominasi oleh banjir, cuaca ekstrem,

dan tanah longsor ini berdampak kerugian yang signifikan, baik

material maupun jiwa. Tercatat 7.806.192 orang masyarakat

menderita dan mengungsi, 13.199 orang mengalami luka-luka,

83 orang dinyatakan hilang, dan 607 orang meninggal dunia.

Posisi Perempuan dalam Kebencanaan

Pada satu kesempatan wawancara dengan media daring

Tirto Id, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan, mengungkap

bahwa 60 hingga 70 persen korban bencana yang ada di

Indonesia adalah perempuan, anak-anak, dan lansia 2 . Fakta

ini selaras dengan catatan UNDP tentang data korban dari

beberapa bencana besar. Pada kejadian gempa bumi dan

tsunami Aceh tahun 2004, tercatat 70% dari perempuan

di beberapa wilayah di Aceh meninggal dunia. Setahun

sebelumnya, saat gelombang panas melanda Eropa, korban

meninggal dunia didominasi oleh perempuan, terutama yang

berusia lanjut. Catatan tentang badai Katrina di New Orleans

juga menunjukkan sebagian besar korban adalah perempuan

dan anak-anak.

Dalam dokumen Gender and Disaster Risk Reduction yang

dipublikasikan tahun 2013, UNDP menyatakan bahwa

perempuan dan anak-anak memiliki kemungkinan menjadi

korban jiwa 14 kali lebih tinggi daripada laki-laki 3 . Dokumen

tersebut menguatkan fakta di tingkat global bahwa perspektif

gender dalam isu penanggulangan perubahan iklim dan

kebencanaan telah memiliki pondasi yang kuat, terutama sejak

Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) ke-20 pada tahun 2014.

Berbagai kajian mengemukakan dua posisi perempuan pada

saat bencana. Phumzile Mlambo-Ngcuka, Direktur Eksekutif

UN Women dalam sesi COP21 Talk seperti dilaporkan dalam

reportase Lifegate pada tahun 2015 menyatakan bahwa

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 59


perempuan dengan segala potensi fitrah serta kekuatan alamiah

dalam perspektif gender tidak saja dipandang sebagai pihak

yang rentan menjadi korban, tetapi dianggap memiliki potensi

dan kapasitas untuk menjadi pelaku aktif bagi pengurangan

dampak bencana. 4

Posisi pertama meninjau keberadaan perempuan sebagai

obyek dari upaya mitigasi bencana. Perempuan dipandang

rawan menjadi korban karena keterbatasan kendali terutama

pada akses dan distribusi sumber daya lingkungan 5 . Lemahnya

pelibatan perempuan dalam berbagai pengambilan keputusan,

membuat kerentanan ini semakin tinggi. Selain itu, status

ekonomi dan sosial perempuan juga menambah risiko

kehilangan nyawa saat terjadi bencana terutama terkait akses

terhadap informasi maupun kondisi ekonomi yang kurang

menguntungkan. Kerentanan perempuan dan anak-anak juga

terjadi pasca evakuasi. Ketika mereka berada dalam posko

pengungsian, akses terhadap kebutuhan harian ekstra dan

spesifik sering tidak terpenuhi, misalnya bagi perempuan hamil

dan menyusui. Kondisi stres yang berlebih pascabencana,

membuat tekanan pada tiap anggota keluarga, ditengarai juga

membuat rawan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.

Pada posisi kedua, memandang perempuan dari sisi yang

berbeda. Perempuan dengan segala potensinya juga memiliki

sisi pemberdayaan yang positif. Alih-alih menjadi korban,

dalam berbagai kejadian bencana maupun saat pemulihan,

perempuan tampil menjadi pelaku dan kontributor aktif dalam

melakukan aksi tanggap darurat. Keberadaan perempuan

dapat diarahkan untuk membantu peningkatan budaya sadar

bencana dan mendorong terbentukya masyarakat tangguh

bencana jika kerentanan mereka bisa ditangani dengan baik.

Secara nasional, fakta tersebut tampak berpengaruh pada

berbagai penyempurnaan kebijakan Pemerintah Indonesia

dalam bidang perubahan iklim maupun mitigasi bencana

geohidrometeorologi yang berbasis gender. 6

Peran Dharma Wanita BMKG dalam Literasi MKG sebagai

bagian dari Upaya Tanggap Bencana

Sebagai instansi yang bertugas pada sektor cuaca, iklim,

kegempaan dan tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi

dan Geofisika (BMKG) berperan signifikan dalam upaya

pengurangan risiko bencana geohidrometeorologi,

utamanya dalam memproduksi dan melakukan diseminasi

informasi terkait. Tidak mengherankan literasi kebencanaan

juga melekat pada pegawai BMKG, termasuk keluarganya.

Hal ini menjadi keuntungan tersendiri dalam penguatan

ketahanan bencana. Hasil wawancara kepada anggota

Dharma Wanita Persatuan (DWP) BMKG, yang menjadi

korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu (2018)

serta gempa bumi di Lombok (2018) mengungkap fakta

bahwa perempuan yang memiliki literasi MKG memadai

mampu berperan lebih aktif dan berdaya dalam mitigasi

bencana dan peningkatan ketahanan keluarga dan

masyarakat di sekitarnya.

Fakta di atas mendukung pernyataan mengenai potensi

perempuan untuk berperan di seluruh proses kegiatan

tanggap bencana maupun pengurangan risikonya. Karakter,

keterampilan, dan pengalaman unik perempuan merupakan

modal yang sangat berharga dan dapat mendukung mitigasi

dan antisipasi pengurangan bencana. Di wilayah Asia dan Pasifik,

perempuan mampu tampil memimpin dan menggerakkan

potensi dalam komunitasnya pada saat menghadapi berbagai

bencana. Mereka menjadi agen utama gerakan perubahan

budaya dan peningkatan kesiapan komunitas tanggap bencana.

Perempuan dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran

untuk memahami lingkungan, kerentanan dan ancaman

bahaya, menilai risiko, mengukur kapasitas pribadi, anggota

keluarga, dan masyarakat di sekitarnya, serta merencanakan,

melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi keberlanjutan

upaya pengurangan risiko bencana.

Para perempuan perlu dilengkapi dengan kompetensi

kebencanaan yang memadai agar bisa berperan dalam

kegiatan-kegiatan tanggap bencana, misalnya melalui edukasi

dan penguatan literasi kebencanaan. Upaya ini dapat dilakukan

secara individual maupun kolektif melalui komunitas-komunitas

yang telah ada, seperti Dharma Wanita Persatuan (DWP) BMKG.

DWP adalah salah satu organisasi istri ASN yang potensial dalam

mengakselerasi berbagai bidang literasi Mengingat anggotanya

adalah istri para pegawai BMKG yang sehari-hari bertugas di

bidang pengelolaan informasi cuaca, iklim, kegempaan, dan

tsunami, DWP BMKG menjadi salah satu unit yang paling dekat

dengan proses bisnis MKG,

Terinspirasi pada berbagai kejadian bencana yang melibatkan

anggota DWP, sepanjang 2018, maka dilakukan perlu penguatan

peran dan pengalaman DWP BMKG dalam merespon

bencana geohidrometeorologi. Hal ini bisa dilakukan melalui

implementasi program dan kegiatan pada Bidang Pendidikan

dan Bidang Sosial Budaya, seperti tertuang dalam AD/ART DWP

Nasional. 7

Pada bagian hulu, melalui kegiatan pada Bidang Pendidikan,

para anggota DWP BMKG mendapatkan pembekalan literasi

kebencanaan. Sosialisasi mengenai kejadian cuaca, iklim,

gempa bumi, dan tsunami disampaikan oleh para pakar

MKG dalam pertemuan rutin bulanan. Dengan teknologi

informasi dan komunikasi, kegiatan pembekalan tersebut

bisa dilakukan melalui webinar sehingga bisa menjangkau

lebih anggota di seluruh pelosok negeri. Ibu-ibu anggota DWP

BMKG dapat berpartisipasi pada kegiatan ini dari tempatnya

mendampingi suami. Peserta secara aktif bertanya, berdiskusi,

dan merefleksikan pengetahuan yang diperoleh dengan

pengalaman mereka dalam penanganan bencana di wilayahnya,

60

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Di bagian hilir, pasca kejadian bencana, melalui program

pada Bidang Sosial dan Budaya, para ibu giat mengumpulkan

donasi untuk membantu meringankan beban anggota DWP

BMKG maupun masyarakat di sekitarnya yang menjadi korban

bencana. Dilandasi rasa empati, kunjungan silaturahmi ke

wilayah terdampak dilakukan untuk memberikan motivasi,

semangat, serta dukungan moral bagi para korban. Bahkan,

pada beberapa kejadian bencana yang sangat destruktif dan

memporakporandakan sendi ketahanan keluarga bantuan

berkelanjutan juga diberikan dalam bentuk program bantuan

pendidikan dan anak asuh.

DWP BMKG mengadakan penguatan literasi MKG pada anggota

melalui berbagai kegiatan, baik rutin maupun insidentil.

Pertemuan rutin bulanan pada Agustus, September, Oktober

November 2021 menjadi ajang sosialisasi dan edukasi anggota

tentang substansi MKG. Partisipasi anggota DWP BMKG

yang diketahui melalui data kehadiran dan hasil pengamatan

pada saat kegiatan berlangsung menunjukkan minat anggota

terhadap kegiatan ini.

5

Nastiti, N.N, dkk, 2016, “Pengarusutamaan Gender dalam Sistem

Gambar 2. Partisipasi Anggota DWP BMKG dalam Webinar

Terkait Bencana 2021 – 2022 (sumber: DWP, 2022)

Dari kuesioner yang diisi, diketahui bahwa para anggota DWP

BMKG berminat untuk menyebarkan pengetahuan yang

diperoleh kepada lingkungan. Dengan asumsi jumlah anggota

DWP BMKG di seluruh Indonesia saat ini mencapai 2000-an,

keterlibatan mereka sangat mungkin ditingkatkan. Dengan

demikian, mereka dapat menjadi mitra strategis BMKG dalam

penguatan literasi kebencanaan di seluruh Indonesia. Upaya

peningkatan kapasitas anggota DWP BMKG dalam literasi MKG

perlu terus-menerus dilakukan untuk mendukung budaya

sadar bencana dan meningkatkan peluang pemberdayaan

lebih lanjut.

mengedukasi dan mentransfer pengetahuan terkait perubahan

iklim dan bencana geohidrometeorologi secara dini kepada

keluarga dan lingkungannya.

Referensi

1

BNPN, 2021, “Bencana Indonesia 2021” Badan Nasional

Penanggulangan Bencana

2

BNPB, 2019, “ BNPB: 60 Sampai 70% Korban Bencana Adalah

Perempuan dan Anak”, Badan Nasional Penanggulangan

Bencana. https://tirto.id/dgod

3

UNDP, 2013, “Gender and Disaster Risk Reduction”, https://

www.undp.org/content/dam/undp/library/gender/

Gender%20and%20Environment/PB3-AP-Gender-anddisaster-risk-reduction.pdf

4

Perrone, T, 2015, “Phumzile Mlambo-Ngcuka. Women are

better able to look beyond themselves”, an interview on

the occasion of Climate Change Conference for Lifegate

https://www.lifegate.com/phumzile-mlambo-ngcukawomen-and-climate

Penanggulangan Bencana Di Indonesia: Studi Kasus

Analisis Implementasi Renstra BPBD Kabupaten Sleman

Di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan”, Jurnal

Dinamika Global, Vol. 01, No. 01, http://fisip.unjani.ac.id/

wp-content/uploads/2017/04/PENGARUSUTAMAAN-

GENDER-DALAM-SISTEM-PENANGGULANGAN-

BENCANA-DI-INDONESIA-Nala-Nourma-Nastiti-Titik-

Firawati-Eric-Hieriej-Atin-Prabandari.pdf

6

Kemensos, 2021. Perempuan dan Bencana: Menelisik Benang

Merah Peran Permepuan dalam Mitigasi Bencana.

Diakses 5 Mei 2022. https://puspensos.kemensos.go.id/

perempuan-dan-bencana-menelisik-benang-merahperan-perempuan-dalam-mitigasi-bencana

7

DWP, 2020, “Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Masa Bakti 2019 – 2024’, Dharma Wanita Persatuan,

Jakarta

Partisipasi anggota DWP BMKG dalam kegiatan literasi MKG

dapat menjadi bagian dari upaya peningkatan kapasitas

keluarga, lingkungan, dan masyarakat sekaligus bentuk

kontribusi nyata mereka pada pembangunan nasional,

khususnya dalam penanganan bencana geohidrometeorologi.

Sebagai manajer keluarga sekaligus anggota komunitas dan

masyarakat, anggota DWP BMKG harus berperan dalam

Rr. Yuliana Purwanti

Widyaiswara Ahli Madya

Pusdiklat BMKG

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 61


Opini

Meningkatkan Budaya

Melayani dengan Nilai BERAKHLAK

(sumber: nina - canva.com)

Aparatur Sipil Negara atau disingkat ASN merupakan

elemen penting di dalam reformasi birokrasi Indonesia.

Di dalam Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2010

mengenai tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

2010-2025, salah satu elemen birokrasi adalah Aparatur Sipil

Negara, dan salah satu fokus dari Perpres ini adalah bagaimana

peningkatan pelayanan publik merupakan faktor krusial yang

menjadi perhatian di dalam keberhasilan reformasi birokrasi.

Keberhasilan di dalam pelayanan publik tentunya akan menjadi

peningkatan dari semua elemen reformasi birokrasi lainnya.

Pelayanan publik yang berkualitas berbanding lurus dengan

kualitas Aparaturnya. Hal ini senada dengan Albrecht dan

Zemke 1 , yang menyatakan bahwa salah satu aspek kualitas

pelayanan publik adalah sumber daya manusia penyedia

layanan. Di dalam birokrasi pemerintahan Indonesia, sumber

daya manusia penyedia layanan adalah Aparatur Sipil negara,

dimana menurut Undang Undang No 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara salah satu fungsi dari ASN Adalah pelayan

publik.

Potret Pelayanan Publik Sekarang

Berbicara kondisi ASN sekarang ini, terkait kinerja, sebagian

masyarakat Indonesia masih memiliki stereotip negatif

terhadap ASN. Sering kita dengar bahwa yang namanya ASN

sering dianggap profesi yang kurang produktif, sering bolos,

dan identik dengan bermalas-malasan. pandangan ini tidak bisa

disalahkan sepenuhnya juga, karena masyarakat merupakan

penerima layanan publik yang sehari-hari menerima

pelayanan dari aparatur pemerintah selama ini merasakan

hal-hal demikian. Stigma tersebut juga didukung dengan data

Transparency International Indonesia (TII), indeks persepsi

korupsi Indonesia masih jauh dengan negara-negara yang

memiliki tingkat korupsi paling rendah. Tahun 2021 berada di

skor 38/100 dan berada di peringkat 96 dari 180 negara yang

disurvei, jelas disini Indonesia masih banyak pekerjaan rumah

untuk menekan tingkat korupsi bagi aparaturnya.

Beberapa sebab yang mengakibat citra buruk aparat tersebut,

diantaranya profesi ASN/PNS masih dianggap profesi posisi

zona nyaman, masih banyak yang beranggapan bahwa PNS sulit

untuk dipecat 2 , sehingga kondisi ini membuat kondisi kurangnya

motivasi PNS untuk menjadi pegawai yang profesional, karena

masih ada anggapan bekerja dengan sungguh-sungguh

dengan tidak bekerja dengan baik mendapatkan penghasilan

yang sama, ataupun bodoh dan pintar tetap mendapat gaji.

Permasalahan ASN di negeri ini terlanjur menjadi kompleks dan

untuk mengurai benang kusut ASN tidak semudah membalikkan

telapak tangan.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi aparatur pemerintah

untuk menaikkan citra diri ASN di hadapan masyarakat,

tentunya bukan hanya pencitraan tanpa makna tetapi

bagaimana meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan yang

prima sehingga stigma negatif yang melekat selama ini bisa

berubah menjadi stigma positif. Aparatur Sipil Negara adalah

profesi yang mempunyai peran penting di dalam mensukseskan

pembangunan nasional, bekerja dengan nilai-nilai budaya

Indonesia, bekerja dengan kode etik, yang secara umum

menjunjung prinsip integritas nasionalisme, etika, komitmen

anti korupsi dan semangat melayani masyarakat.

Menaikkan citra ASN bukan dengan pencitraan, pencitraan tidak

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat

membutuhkan ASN yang bisa memberikan kontribusi di dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat yang merupakan citacita

di dalam kita mendirikan negara Indonesia ini. Berbicara

62

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


kontribusI PNS terhadap kesejahteraan masyarakat, tentu tidak

lepas dari pelayanan publik, karena salah satu tugas dan fungsi

ASN berdasarkan UU ASN No 5 Tahun 2014 bahwa salah satu

tugas dan fungsi ASN adalah memberikan pelayanan publik. ASN

baik secara langsung maupun tidak langsung berperan dalam

berbagai ujung tombak di dalam setiap program dan kegiatan

pemerintah, dan program dan kegiatan yang diselenggarakan

oleh pemerintah memiliki dampak pada berbagai segi di

dalam kehidupan masyarakat, baik itu pendidikan, ekonomi,

kesehatan dan lain sebagainya yang pada akhirnya bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berbicara pelayanan publik, Dalam kaitannya dengan fungsi

negara yang harus melakukan upaya mensejahterakan

rakyatnya. Pelayanan publik berarti merupakan setiap

kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi

kebutuhan masyarakatnya, baik kebutuhan layanan barang,

layanan jasa, maupun layanan administrasi (Bakar, 2020).

Melayani berarti memenuhi kebutuhan. Melayani publik, berarti

melayani kebutuhan/ kepentingan orang banyak. Pelayanan

dikatakan baik manakala masyarakat merasakan ”kecukupan”

atas kebutuhannya. Esensi pelayanan publik adalah usaha

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat

merasa puas. Oleh karena itu tidak hanya memenuhi kebutuhan

tapi bagaimana orang yang dilayani merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan. Untuk mencapai tujuan tersebut,

tentunya dibutuhkan orang-orang yang memiliki keterampilan/

kompetensi dalam memberikan pelayanan yang berkualitas

dalam melayani publik/masyarakat.

Core Values BERAKHLAK

Untuk mempercepat transformasi Sumber Daya Manusia

Aparatur pemerintah yang memiliki budaya melayani, Presiden

menetapkan core values ASN yaitu BERAKHLAK, yang merupakan

akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,

Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core values BERAKHLAK

ini merupakan pedoman perilaku ASN Kementerian/Lembaga

Pemerintah maupun seluruh Pemerintah daerah dalam

menjalankan tugas dan fungsi sebagai Aparatur pemerintah.

Core Values BERAKHLAK merupakan intisari dari Nilai-Nilai Dasar

ASN yang terdapat di dalam Undang-Undang No 5 Tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara, sehingga akronim BERAKHLAK

employer branding ASN bangga melayani bangsa diharapkan

bisa merevolusi atau mempercepat transformasi menjadi ASN

yang unggul di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yaitu

melayani masyarakat.

Satu core values ASN dan employer branding ASN bertujuan

bagaimana menyederhanakan nilai-nilai dasar ASN yang

terdapat di dalam UU ASN dalam satu kesamaan persepsi

yang lebih mudah dipahami dan diingat serta mudah untuk

diterapkan sehingga memberikan penguatan budaya kerja

yang mendorong pembentukan karakter ASN yang profesional

dimanapun ASN tersebut ditugaskan. Pembentukan karakter

ASN menjadi budaya melayani dan budaya kerja yang kuat, akan

mendorong kinerja organisasi meningkat di dalam melayani

masyarakat.

Gambar 1. Komitmen perilaku berakhlak

(sumber: bahan ajar LAN)

BERAKHLAK yang merupakan intisari dari nilai-nilai dasar ASN

diharapkan mampu merevolusi kultural dan paradigma atau

mindset ASN menjadi ASN yang profesional, yang kemudian bisa

mengakselerasi menjadi birokrasi berkelas dunia. Tujuh perilaku/

kode etpenjeik dalam BERAKHLAK yang menjadi panduan ASN

dalam menjalankan tugas dan fungsinya dipandang memiliki

panduan yang powerfull mendorong ASN bekerja dalam

meningkatkan kinerja di dalam pelayanan kepada masyarakat.

Dimana penjelasan perilaku BERAKHLAK tersebut pertama

adalah Berorientasi Pelayanan. Berorientasi pelayanan

maksudnya adalah adanya komitmen dari aparatur pemerintah

memberikan pelayanan yang prima untuk menjamin kepuasan

masyarakat. Pelayanan yang prima tentunya dihasilkan dari

prinsip bagaimana pemerintah memahami apa yang benarbenar

menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk memahami

kebutuhan masyarakat tentunya pemerintah harus turun

kelapangan, melakukan kajian, melibatkan masyarakat dalam

setiap pembuatan kebijakan, yang kemudian kebijakan yang

dikeluarkan pemerintah merupakan kebijakan yang berpihak

kepada masyarakat. Berorientasi pelayanan tentunya

bagaimana pelayanan pemerintah merupakan pelayanan yang

ramah, cekatan dan memberikan solusi terhadap permasalahan

yang dihadapi masyarakat. Dan yang terpenting adalah

bagaimana pemerintah selalu melakukan evaluasi terhadap

pelayanan tersebut sehingga terjadi perbaikan terus menerus

pada layanan tersebut.

Perilaku Akuntabel memiliki makna adanya rasa tanggung jawab

terhadap kepercayaan yang diberikan. Pengejawantahan dari

perilaku akuntabel ini adalah melaksanakan tugas dengan jujur,

bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi. Di

dalam pelaksanaan tugas sebagai ASN tentunya banyak sekali

bersinggungan dengan kepentingan-kepentingan, dan hal ini

banyak godaan untuk menyalahgunakan kewenangan yang

dimiliki untuk kepentingan diri sendiri maupun kelompok. ASN

yang memiliki perilaku akuntabel tentunya akan bekerja secara

profesional artinya kewenangan yang melekat pada jabatan

ASN akan dijalankan dengan sikap jujur, tanggung jawab dan

berintegritas tinggi, sehingga godaan-godaan untuk berperilaku

menyimpang dapat dihindari.

Panduan perilaku ketiga, Kompeten, yaitu adanya keinginan

untuk terus belajar dan mengembangkan kapabilitas diri.

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 63


Tantangan dunia sekarang dan kedepan semakin challenging. Di

era VUCA (volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity) akibat

dari perkembangan teknologi yang pesat, tentunya aparatur

pemerintah harus memiliki pengetahuan khusus yang ingin

bertahan di era VUCA ini. kondisi di era ini, tantangan aparatur

pemerintah tentu tidak mudah. Kondisi pandemic covid 19,

membuat semakin signifikannya intensitas VUCA. Dengan

kondisi ini, Aparatur pemerintah harus dapat beradaptasi

dengan dinamika perubahan lingkungan strategis dan bisa

melihat tuntutan masa depan yang dinamis. Bagaimana

Aparatur pemerintah beradaptasi dengan kondisi tersebut,

tentunya mau tidak mau bahwa seorang Aparatur pemerintah

harus terus melakukan pengembangan diri dan kapabilitasnya

agar menjadi aparatur yang kompeten sesuai dengan tuntutan

pekerjaan dan perkembangan teknologi yang pesat tersebut.

Perilaku Harmonis, maknanya adalah bagaimana ada

kepedulian dan saling menghargai dalam perbedaan yang

ada. Perilaku harmonis sangat dibutuhkan oleh aparatur

pemerintah di negara yang memiliki kebhinekaan ini. Dengan

negara yang memiliki 17.504 pulau dan populasi jiwa 270 juta

lebih tentunya Indonesia memiliki budaya, bahasa, suku bangsa

yang beraneka ragam. Salah satu tugas pemerintah bagaimana

merawat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia ini ditengah

potensi konflik yang bisa saja terjadi, baik itu konflik antar suku,

agama, ras dan golongan. Tugas dan fungsi ASN adalah sebagai

perekat kesatuan dan persatuan bangsa, sehingga ASN menjadi

salah satu ujung tombak bagaimana merawat persatuan dan

kesatuan bangsa ini, sehingga perilaku harmonis mutlak harus

dimiliki oleh ASN di dalam menjalan tugas dan fungsi sebagai

aparatur pemerintah.

Perilaku Loyal, maknanya adalah memiliki dedikasi dan

mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang massif

tentunya memiliki dampak, baik itu positif dan negatif, ibarat

dua sisi mata uang. Pesatnya teknologi informasi berdampak

munculnya peluang sekaligus tantangan yang harus dikelola

dengan baik. Teknologi informasi bisa mengakibatkan tidak

ada lagi batas jarak dan waktu antar negara, dunia tanpa batas

(borderless world), dan inilah yang disebut dengan globalisasi

Salah satu ancaman dari globalisasi adalah masuknya budaya,

ideologi asing ke Indonesia yang tidak sesuai dengan jati diri

bangsa Indonesia yang berketuhanan, yang memiliki etika

luhur. Sehingga tugas negara dan pemerintah melalui aparatur

pemerintah, bagaimana bisa memfilter hal-hal negatif yang

masuk ke Indonesia sehingga tetap terjaga jati diri bangsa

Indonesia. Maka dengan itu dibutuhkan aparatur yang memiliki

perilaku loyal yaitu memiliki dedikasi, komitmen terhadap

ideologi Pancasila yang berketuhanan.

buku On the Origin of Species yang ditulis oleh Charles Darwin

disimpulkan bahwa Jika tidak bisa beradaptasi, maka mereka

yang kuat atau pintar sekalipun akan punah. Merujuk dari

alasan tersebut, sebagai sebuah negara/pemerintah tentunya

kita harus bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan

yang terjadi dengan memanfaatkan teknologi yang juga

semakin pesat perkembangannya. Tentunya perilaku adaptif

bagi aparatur pemerintah juga suatu keniscayaan dimiliki

dan diaktualisasikan dalam praktek-praktek administrasi

publik, proses-proses kebijakan publik dan penyelenggaraan

pemerintahan.

Perilaku Kolaboratif, memiliki makna bahwa membangun

kerjasama yang sinergis. Melihat kondisi perkembangan

teknologi yang pesat, globalisasi, kompleksitas kebutuhan

masyarakat yang semakin meningkat, tentunya pemerintah

membutuhkan sumberdaya dan cara yang efektif dan efisien

dalam menghadapi tantangan isu-isu tersebut. Dengan

tantangan yang dihadapi di atas, birokrasi pemerintah tidak

bisa lagi dengan birokrasi yang fragmentasi dan silo mentality.

Sumber daya yang dimiliki pemerintah dengan birokrasi

yang terstruktur dengan baik ini dibutuhkan sinergitas dan

kerjasama sesuai dengan kompetensi dan fungsi yang sesuai

sehingga terjalin kolaborasi yang optimal dalam menyelesaikan

tugas dan permasalahan yang dihadapi.

Tentunya employer branding ASN ini tidak hanya sebatas

slogan tanpa makna, tapi bagaimana aparatur pemerintah

bisa menginternalisasi nilai-nilai BERAKHLAK ini dengan

pemahaman yang benar dengan mempelajari dan memahami

setiap nilai-nilai tersebut. Dengan pemahaman yang benar

terhadap nilai-nilai ini diharapkan nanti di dalam implementasi

di dalam melayani masyarakat mampu mengaktualisasikan

nilai-nilai tersebut secara berkesinambungan sehingga menjadi

budaya melayani yang melekat di dalam diri setiap aparatur

pemerintah.

Referensi

1

Mahsyar, A, 2011. Masalah Pelayanan Publik di Indonesia

Dalam Perspektif Administrasi Publik : Otoritas Jurnal

Ilmu Pemerintahan

2

Rudito, B.dkk, 2016. Aparatur Sipil Negara Pendukung

Reformasi: PT Kharisma Putra Utama

3

Bakar, A. 2020. Hakekat Pelayanan Publik : Jurnal Perspektif

4

Modul Pelatihan Dasar Calan Pegawai Negeri Sipil Tahun 2021

Perilaku Adaptif, memiliki makna memiliki inovasi dan antusias

dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan. filsuf

Yunani Heracletos (540-480 SM) telah jauh-jauh menyatakan

bahwa nothing endures but change, atau tiada yang tidak

berubah kecuali perubahan itu sendiri. Mengetahui sunnatullah

itu, bahwa perubahan merupakan suatu keniscayaan. Di dalam

Rony Kasmanto

Widyaiswara Ahli Madya

Pusdiklat BMKG

64

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Opini

SERBA SERBI

BEASISWA LPDP

Educating yourself does not mean that you were stupid in the first place; it means that you are intelligent enough to know that there is

plenty left to learn.”-Melanie Joy, Psychologist

Apakah Anda termasuk salah seorang dari 6 juta penduduk

Indonesia yang mengenyam bangku perkuliahan? Jika

jawabannya adalah “ya”, maka Anda patut bersyukur

karena bisa merasakannya. Bagaimanapun, pendidikan adalah

salah satu cara untuk melihat dan memahami dunia. Lewat

pendidikan, kita bisa mengubah kehidupan dan masa depan

menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, kita juga telah berpartisipasi

dalam memajukan bangsa karena pendidikan merupakan salah

satu tolak ukur dan indikator bagi maju atau mundur tidaknya

suatu bangsa.

Saya, Anda, dan kita semua tentu menginginkan pendidikan yang

baik dan berkualitas. Biasanya untuk mendapatkan ini banyak

orang yang harus mencoba merantau jauh hingga ke negeri

seberang. Ibarat kata pepatah: “tuntutlah ilmu hingga ke negeri

China”. Artinya, kalau Anda mau mendapatkan ilmu yang baik

dan berkualitas maka jangan segan-segan untuk melangkahkan

kaki ke luar dari negerimu. Merantaulah. Karena kamu tidak

hanya akan mendapatkan ilmu tetapi juga pembelajaran hidup.

Sounds interesting, right?

Tenang, ada Beasiswa

Salah satu cara adalah dengan beasiswa tentunya. Beasiswa

mungkin bukan hal asing di telinga kita. Pemberian bantuan

keuangan pada seseorang dalam menempuh pendidikan

ini biasanya diistilahkan dengan beasiswa. Pada dasarnya,

beasiswa tidak hanya untuk keperluan melanjutkan studi atau

sekolah, tetapi juga untuk keperluan riset/penelitian atau

kursus singkat (training/short course). Beasiswa juga tersedia

dari tingkat Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi, baik

dalam maupun luar negeri.

Beasiswa bisa datang dari berbagai kalangan, bisa lembaga

pemerintah, perusahaan, yayasan, atau universitas. Anda

harus memperhatikan ketentuan dari setiap pemberi beasiswa

tersebut. “There is no such thing like a free lunch”. Sebagian

beasiswa tersebut ada yang diberikan secara cuma-cuma,

namun ada juga yang diberikan dengan perjanjian ikatan kerja.

Misalnya, setelah menempuh pendidikan di universitas yang

dituju maka kita wajib menjalani ikatan dinas atau mengabdi

kepada pihak pemberi beasiswa. Biasanya beasiswa ikatan

dinas ini berasal dari instansi pemerintah atau perusahaan

swasta. Selain ketentuan dari pemberi beasiswa, yang perlu

menjadi perhatian adalah jenis beasiswa yang diberikan,

karena ini terkait dengan kepentingan Anda sebagai pemburu

beasiswa.

LPDP Membangun Negeri

Pada tahun 2011, Menteri Keuangan bersama Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan sepakat bahwa pengelolaan Dana

Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dan pemanfaatan

hasil dari pengelolaan dana tersebut harus dilakukan oleh

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang berada

di bawah Kementerian Keuangan. Selanjutnya, dengan

diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 111 Tahun 2021

tentang Dana Abadi di Sektor Pendidikan, LPDP diberi mandat

untuk mengelola wakaf selain DPPN, yaitu Dana Abadi Riset,

Dana Abadi Kebudayaan dan Dana Abadi Pendidikan Tinggi.

Kepercayaan yang besar terhadap LPDP diberikan sebagai

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 65


wujud untuk mendukung tercapainya salah satu visi Indonesia

Maju 2045, yaitu tercapainya SDM yang berkualitas. LPDP

berkontribusi dalam memperkuat kualitas SDM Indonesia

melalui dukungan pendidikan kelas terbaik dunia. LPDP terus

memberikan dukungan sebagai salah satu motor penyiapan

agen perubahan yang berdaya saing. Dengan harapan program

pemberian beasiswa ini dapat mencetak generasi pemimpin

yang handal dan juga profesional. Selain itu, pemberian

beasiswa ini juga menjadi bagian dari lokomotif kemajuan

bangsa Indonesia menuju masa depan Indonesia yang lebih

cerah.

LPDP memberikan kesempatan kepada anak bangsa untuk

mengembangkan kompetensi pendidikan melalui berbagai

jenis beasiswa. Beasiswa diberikan kepada anak bangsa yang

berprestasi yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S1,

S2 atau S3. Jenis beasiswa yang diberikan LPDP yaitu beasiswa

umum, targeted dan afirmasi. Bagi Anda yang berprofesi sebagai

ASN anda bisa mengikuti jalur beasiswa targeted, sedangkan

beasiswa afirmasi diberikan kepada putra-putri Papua, pihakpihak

yang berasal dari daerah afirmasi, penyandang disabilitas

atau prasejahtera. Informasi lengkap terkait beasiswa LPDP

dapat diakses melalui web resmi LPDP yaitu https://lpdp.

kemenkeu.go.id.

Tips dan Trik Tembus LPDP

Menjadi seorang calon awardee itu tidaklah mudah. Mulai

dari mencari informasi kesempatan beasiswa yang ada hingga

proses pengajuan. Semua itu membutuhkan waktu dan

kegigihan, dan pastinya kesabaran. Pengalaman penulis dalam

memperoleh beasiswa LPDP juga melalui serangkaian proses

kegagalan. Faktor keinginan yang kuat dan komitmen mencapai

cita-cita untuk meningkatkan kualitas diri menjadi motivasi

penulis untuk tidak menyerah mendaftar beasiswa.

Perjuangan mencari beasiswa tidak langsung penulis lakukan

ketika mulai bekerja karena penulis menyadari bahwa harus

menjalani tugas dan fungsi dengan baik dulu agar paham apa

yang dibutuhkan oleh pekerjaan kita. Penulis ditempatkan di

Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, dengan

berbekal pengalaman kerja yang ada akhirnya memahami

kebutuhan pengembangan pendidikan apa yang diperlukan

BMKG dan disesuaikan dengan beasiswa dan juga jurusan

yang dituju.

Perjuangan terberat yang dirasakan selama proses pencarian

beasiswa yaitu ketika harus mempersiapkan persyaratan

administrasi termasuk tes bahasa Inggris. Hal yang paling sulit

adalah menyiapkan skor TOEFL yang sesuai dengan persyaratan

karena penulis menyadari kelemahan dalam kemampuan

berbahasa asing khususnya bahasa inggris.

Berikut beberapa tips yang bisa penulis bagi jika ingin

mengajukan beasiswa LPDP dilihat dari tes yang akan jalani, yaitu

tes administrasi, tes bakat skolastik (TBS), dan tes wawancara.

1. Tes Administrasi

a. Harus Lulus Syarat TOEFL Dan IELTS

Memenuhi syarat TOEFL ITP/ iBT, atau IELTS, dimana untuk

universitas dalam negeri, skor TOEFL ITP yaitu 500, skor

IELTS 6,0 dan iBT memiliki skor 65. Selanjutnya, untuk skor

universitas luar negeri, skor TOEFL ITP 550, IELTS dengan

skor 6,5, dan iBT dengan skor 79.

b. IPK >3,0 (S2) Dan IPK>3,25 (S3)

Pendaftar harus mengusahakan IPK >3,0 bagi mahasiswa S1

yang ingin melanjutkan S2, serta IPK>3,25 untuk mahasiswa

S2 yang ingin melanjutkan S3. IPK yang dilihat tersebut

adalah nilai terakhir semester yang didapat, dengan

akumulasi nilai skripsi dan tesis harus diusahakan tinggi.

Gambar 2. Jenis Beasiswa LPDP (sumber: LPDP)

66

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


tes standar ujian masuk

Perguruan Tinggi maupun

tes penyaringan untuk

keperluan lainnya.

c. Curriculum Vitae yang Benar

Gambar 3. Jadual Beasiswa LPDP tahun 2022 (sumber: LPDP)

Membuat Curriculum Vitae (CV) dengan baik dan benar,

dimana data-data tersebut harus menarik bagi para

panitia penyelenggara LPDP, dimana harus mencantumkan

pengalaman organisasi selama perkuliahan, prestasi yang

membanggakan dan cemerlang. Data CV harus benar

karena akan dipastikan kembali saat proses wawancara.

d. Membuat Essay Yang Bagus Dan Berbobot

Buatlah esai yang bagus dan juga berbobot, sehingga

memiliki isi yang berkualitas, bermanfaat, dan tepat bagi

kemajuan bangsa. Adapun syarat dari penulisan banyak

jumlah kata dari Essay yaitu sebanyak 500 hingga 700 kata,

dengan tema tentang kontribusiku untuk Indonesia serta

Sukses terbesar yang ada di dalam hidupku.

Tes Bakat Skolastik ini

memiliki empat jenis

soal, yaitu: (1) Tes

verbal (bahasa) yang

berfungsi untuk mengukur

kemampuan seseorang di

bidang kata dan bahasa

yang meliputi tes sinonim

(persamaan kata), tes

antonim (lawan kata), tes

padanan hubungan kata,

dan tes pengelompokan

kata. (2) Tes numerik

(angka), berfungsi

mengukur kemampuan

seseorang di bidang angka

dalam rangka berpikir

terstruktur dan logis matematis yang meliputi tes aritmatik

(hitungan), tes seri angka, tes seri huruf, tes logika angka, dan

tes angka dalam cerita. (3) Tes logika, berfungsi mengukur

kemampuan seseorang dalam penalaran dan pemecahan

persoalan secara logis atau masuk akal yang meliputi tes logika

umum, tes analisa pernyataan dan kesimpulan (silogisme), tes

logika cerita, dan tes logika diagram. (4) Tes spasial (gambar),

berfungsi mengukur daya logika (imajinasi) ruang yang dimiliki

seseorang yang terdiri dari tes padanan hubungan gambar,

tes seri gambar, tes mengelompokkan gambar, tes bayangan

gambar, dan tes identifikasi gambar.

Sebagian orang menganggap Tes Bakat Skolastik sebagai tes

yang sulit dan membingungkan. Namun, ada beberapa tips dan

trik yang dapat membantu kalian agar sukses mengerjakan TBS

ini, yaitu:

e. Membuat Study Plan

Membuat study plan yang baik dan bijaksana, dimana isi

yang tercantum dalam resume ini adalah alasan dalam

memilih program studi dan universitas yang tepat, rencana

dari tema penelitian yang akan dipilih, serta rencana studi

yang ingin dijalani, membuat resume dengan maksimal dua

halaman secara efisien dan efektif.

Jika Anda dapat lulus seleksi administrasi, maka anda akan

memasuki seleksi selanjutnya. Setiap tes yang dilalui mempunyai

tantangannya masing-masing.

2. Tes Bakat Skolastik (TBS)

TBS adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengetahui

bakat dan kemampuan seseorang di bidang kemampuan. Tes

ini juga dapat mencerminkan tingkat kecerdasan intelektual

(IQ) seseorang. Di Indonesia, tes ini telah menjadi salah satu

1. Berlatih soal-soal TBS sebanyak mungkin dan patuhi

batasan waktu dalam mengerjakan TBS yang ada.

2. Untuk menghadapi tes numerik (angka), Kamu tidak

perlu menghafal berbagai macam rumus matematika

yang rumit. Yang diperlukan adalah logika berpikir

terstruktur.

3. Saat Anda mengerjakan soal-soal TBS, kondisikan diri

kita dalam keadaan konsentrasi penuh, namun rileks,

tidak tegang, dan tidak panik.

4. Jangan terlalu terpaku dan penasaran untuk

mengerjakan satu soal tertentu saja. Hal ini akan

membuat waktu Kamu terkuras untuk mengerjakan

soal tersebut.

3. Tes Wawancara

Tahap akhir dari seleksi beasiswa ini dan merupakan salah

satu tahap yang menentukan apakah calon awardee atau

lebih dikenal dengan sebutan Hunters layak menjadi awardee

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 67


beasiswa LPDP atau tidak adalah seleksi wawancara. Berikut

7 (tujuh) tips persiapan yang akan membantu Hunters dalam

mengikuti seleksi wawancara beasiswa LPDP.

1. Kuasai Apa Yang Kamu Tulis di CV

Pada saat Hunters melengkapi formulir pendaftaran di

website resmi LPDP, pastikan bahwa apa yang ditulis

merupakan pengalaman nyata pribadi dan tidak dilebihlebihkan,

sehingga Hunters dapat menguasai pertanyaan

seputar CV dengan baik. Setiap peserta wawancara pasti

memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Namun, biasanya

Hunters akan ditanya seputar pengalaman organisasi,

kepemimpinan, dan prestasi. Tentunya, selain pertanyaan

seputar CV masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya

seperti penilaian diri, rencana studi di universitas tujuan,

rencana kontribusi, alasan mengapa Hunters pantas

menerima beasiswa, dan masih banyak lagi.

2. Banyak Berlatih Wawancara

Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, seperti usaha atau upaya

berlatih wawancara yang terus-menerus pastinya akan

menjadikan Hunters lebih percaya diri. Hunters bisa mencari

tahu seputar pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul

ketika wawancara beasiswa melalui internet maupun

bertanya langsung kepada awardee beasiswa LPDP. Hunters

dapat melakukan simulasi wawancara secara mandiri di

depan cermin, atau bisa juga meminta tolong kepada

kerabat atau teman. Tentunya akan lebih baik jika Hunters

meminta bantuan kerabat atau teman karena komunikasi

terjalin secara dua arah seperti wawancara sesungguhnya.

3. Tenang Dalam Menjawab Pertanyaan

Dalam menjawab pertanyaan wawancara, bahasa tubuh

juga memainkan peran penting. Apabila kamu terbata-bata

atau tidak bisa mengontrol diri ketika wawancara, maka hal

ini akan menjadi poin minus di mata pewawancara. Oleh

karena itu, cobalah untuk selalu tenang dan selalu berusaha

tersenyum ketika menjawab setiap pertanyaan. Selain itu,

tunjukkan sikap tegap dan menjaga intonasi setiap kali

berbicara.

4. Yakinkan Pewawancara Bahwa Anda Siap

Berkomitmen Menyelesaikan Studi

Sebagian orang mungkin memang senang belajar dan

berkutat dengan banyak tugas, pastinya hal ini bukan menjadi

suatu masalah. Tujuan hidup yang memang didedikasikan

untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya, baik itu di

sekolah, lomba, maupun les. Namun, bagi Hunters yang

merasa bahwa tugas-tugas kuliah itu cukup melelahkan,

tentunya hal ini merupakan sebuah tantangan tersendiri

untuk bisa meyakinkan pewawancara bahwa Hunters siap

mengambil kuliah hingga lulus. Oleh sebab itu, berikan

alasan yang kuat disertai bukti bahwa Hunters siap untuk

kuliah kembali dan berkomitmen untuk menyelesaikannya

dengan tepat waktu.

5. Jelaskan Bahwa Ilmu Yang Dipelajari Berguna Untuk

Pembangunan Negara

LPDP merupakan program beasiswa dari pemerintah, maka

dari itu LPDP mencari kandidat yang bersedia untuk kembali

ke Indonesia dan berkontribusi terhadap pembangunan

negeri. Hal ini merupakan kewajiban yang harus dipenuhi

oleh tiap awardee beasiswa LPDP. Oleh karena itu, Hunters

dapat mencoba menghubungkan dan menjelaskan dengan

bahasa yang mudah dipahami, bahwa ilmu yang dipelajari di

luar negeri pastinya akan bermanfaat bagi banyak orang di

Indonesia dan tidak akan sia-sia.

6. Tunjukkan Sikap Cinta Tanah Air dan Tetap Rendah

Hati

Pada saat wawancara, setiap kandidat pasti berlombalomba

untuk menampilkan yang terbaik dan terlihat percaya

diri dengan jawaban yang diberikan. Namun, Hunters harus

berhati-hati dalam bertutur-kata supaya tidak terkesan

sombong dan tetap rendah hati. Selain itu, dalam menjaring

kandidat, LPDP merupakan salah satu beasiswa yang

mengedepankan peserta dengan rasa nasionalisme yang

tinggi, jauh dari paparan radikalisme, mampu berkolaborasi

dengan berbagai pihak, dan mengabdi kepada tanah air.

7. Selalu Berdoa dan Meminta Restu Orang Tua

Setelah semua usaha sudah dikerahkan, saatnya untuk

menyerahkan semua kepada yang di Atas. Selalu berdoa

untuk diberikan kelancaran dan kemudahan dalam

menjalankan sesuatu. Mintalah restu kepada keluarga dan

orang-orang terdekat, terutama orang tua. Hunters pasti

akan merasa lebih tenang ketika menjalani proses seleksi

wawancara.

Demikianlah informasi mengenai tips tembus LPDP, semoga

info ini bisa memberikan banyak inspirasi bagi para Hunters

yang ingin mencoba beasiswa LPDP, lakukanlah dengan baik

dan tepat, agar hasil yang diperoleh maksimal. Sebagai kalimat

penutup, “Beasiswa itu bukan buat orang yang pintar, tapi buat

orang yang mau berusaha”. Selamat mencoba!

Nizar Manarul Hidayat, S.Tr

Awardee LPDP 2021 Institut Pertanian Bogor

Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG

68

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Menggapai Mimpi

Kuliah di Luar Negeri

Opini

melalui Jalur Beasiswa

Sumber gambar: canva.com

Menempuh studi lanjut di negara

lain walau telah berstatus

sebagai ASN, mungkinkah?

Tentu saja. Bila pihak kantor membuka

pintu kesempatan, pertanyaan berikutnya

akan kembali kepada pegawai, apakah

kesempatan tersebut akan diambil atau

tidak. Selanjutnya, jika kita memilih untuk

menggunakan peluang yang ada, maka

biasanya akan mulai terlintas di benak

berbagai pertanyaan tentang kemampuan

berbahasa asing, batasan usia untuk

menempuh studi lanjut, persyaratan

akademis, dan lainnya.

Setidaknya ada dua aspek yang perlu

diperhatikan yaitu yang berkaitan dengan

diri pribadi dan yang berkaitan dengan

prosedur pendukung berupa ketentuan

dan persyaratan. Mari kita cermati kedua

aspek ini sebelum memutuskan untuk

melanjutkan studi di negeri orang.

Aspek pertama adalah tentang diri

pribadi. Ada dua tahapan yang harus

dijalani untuk memastikan aspek ini

terpenuhi yaitu:

A. Sebelum memutuskan untuk

mengambil peluang beasiswa, kita

harus mengenali diri lebih dahulu.

Pastikan keputusan yang diambil

didukung oleh motivasi internal yang

kuat. Jalan menuju beasiswa studi

terutama di luar negeri akan sangat

berliku, terjal dan mendaki, dan harus

ada alasan personal yang sangat kuat

yang menjadi justifikasi mengapa

hal ini layak kita perjuangkan. Kita

harus dapat menemukan jawaban

bagi pertanyaan-pertanyaan yang

mendasar, seperti:

1. Sejauh mana keinginan kita untuk

melanjutkan studi di luar negeri

(dengan modal utama Bahasa

Inggris)? Apakah kita siap bila harus

keluar dari zona nyaman (terkait

pola hidup, adat dan kebiasaan,

makanan dan minuman yang

berbeda, biaya hidup yang tinggi,

dll)? Apakah kita sanggup tinggal

jauh dari orang-orang terdekat

untuk waktu yang cukup lama?

2. Sejauh mana kemampuan kita

untuk beradaptasi dengan

lingkungan baru, dengan kultur dan

bahasa lokal yang berbeda dengan

Indonesia?

Bila melanjutkan studi di luar negeri

menjadi tujuan dan prioritas utama,

yang harus dibangun di awal adalah

kepercayaan diri dan tekad yang kuat.

Ini akan menjadi dasar dan motivasi

yang mendorong seseorang untuk

bertahan dan bangkit dari kegagalan

baik dalam proses mencari kesempatan

studi, beasiswa maupun saat menjalani

studi nantinya.

B. Jika kita sudah berhasil meyakinkan

diri dan lingkungan, maka tahapan

berikutnya adalah proaktif mencari

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 69


informasi, diantaranya:

1. Mengenali serba serbi universitas

yang dituju dari mulai hal-hal umum

seperti visi-misi sampai pada hal-hal

spesifik yang terkait pembelajaran

dan keseharian mahasiswa

2. Mengenali institusi-institusi

pemberi beasiswa di negara

yang dituju, meliputi visi-misinya,

jenis beasiswa yang ditawarkan

dan berapa anggaran yang akan

disediakan, cakupan dana beasiswa

(ada berbagai jenisnya: bisa berupa

beasiswa biaya hidup saja, atau

beasiswa pendidikan plus biaya

hidup). Biasanya untuk negara

tertentu, pemberi beasiswa terdiri

dari beragam institusi (contohnya

untuk studi di Jepang, tersedia

beasiswa MEXT, JASSO, JICA, private

organisation, dll. Untuk kuliah di

Belanda ada beasiswa StuNed,

Orange Tulip Scholarship, Orange

Knowledge Program, Joint Japan/

World Bank Graduate Scholarship

Program dll)

3. Berguru kepada rekan, atasan,

kolega dan kenalan lain yang

merupakan alumni universitas di

luar negeri, untuk mendapatkan

gambaran tentang serba serbi

perkuliahan dan tinggal di negeri

orang. Akan lebih baik lagi bila

mereka adalah alumni universitas

di negara tujuan agar gambaran

yang didapatkan menjadi lebih

komprehensif.

Aspek kedua adalah tentang prosedur

atau persyaratan. Ada beberapa tahapan

yang harus dijalani untuk memastikan

aspek ini terpenuhi yaitu:

1. Meningkatkan kemampuan

berbahasa inggris (atau bahasa

negara tujuan). Hal ini dapat

diupayakan dengan berbagai cara

misalnya mengikuti kursus

2. Memiliki sertifikat tes TOEFL/IELTS/

TOEIC. Jika menggunakan IELTS,

usahakan mencapai nilai minimal 7

(atau setara untuk jenis tes lainnya)

agar sertifikat tersebut dapat

digunakan untuk melamar beasiswa

di mana saja

3. Memiliki sertifikat GRE (Graduate

Records Examination) atau tes

kemampuan lainnya bilamana

diperlukan. Tes ini diperlukan untuk

mengukur tingkat kemampuan

dalam menganalisis informasi

kuantitatif atau memahami bacaan

rumit. Biasanya universitas di USA

mensyaratkan GRE untuk berkuliah

di sana.

4. Melatih keterampilan menyusun

motivation letter yang efektif.

Sangat penting untuk mengetahui

strukturnya, gaya penulisannya,

dan the dos and don’ts (apa yang

sebaiknya ditulis dan apa yang

sebaiknya dihindari). Akan lebih baik

jika dokumen ini dikonsultasikan

dengan atasan atau kenalan yang

pernah menempuh studi di luar

negeri sebelumnya. Jangan lupa

untuk menyesuaikan motivation

letter dengan visi-misi dan motto baik

dari kampus pilihan atau target-target

beasiswa dari penyedia program.

5. Melatih keterampilan menyusun

biodata pribadi atau Curriculum

Vitae (CV) dengan baik dan

informatif. Dokumen ini harus dapat

mendeskripsikan potensi kita sebagai

pelamar beasiswa.

6. Melatih keterampilan untuk menulis

proposal riset (research proposal)

yang memberi kesan dapat dilakukan

secara saintifik. Jangan menuliskan

ide atau gagasan terlalu muluk

sehingga terlihat mustahil untuk

dikerjakan.

7. Mendapatkan surat rekomendasi

(recommendation letter) dari atasan

yang memiliki rekam jejak profesional

yang baik, utamanya di kancah

internasional

8. Menghubungi universitas- universitas

yang dituju dan menunjukkan minat

serius untuk mendaftar dengan

mulai mengkonsultasikan hal-hal

terkait ketentuan/syarat pendaftaran.

Akan lebih baik lagi jika kita dapat

menghubungi langsung ke profesor

yang diinginkan sebagai calon

pembimbing.

Cukup banyak hal yang dipertimbangkan,

namun sekiranya kita tetap pada pilihan

untuk melanjutkan mimpi melanjutkan

studi di luar negeri, berikut beberapa tips

dan hal yang sebaiknya disiapkan.

Pertama berkaitan tentang persiapan diri

pribadi, yaitu:

1. Memeriksa kesiapan dokumen pribadi

seperti paspor hijau dan biru (jika

menggunakan paspor dinas). Periksa

kembali tanggal kadaluarsa (expired)

di paspor

2. Memeriksa ketentuan-ketentuan

umum untuk mendaftar/

mendapatkan beasiswa di luar negeri

misalnya ketentuan tentang kualifikasi

pendidikan (misalnya harus memiliki

ijazah S1 bagi pelamar beasiswa

S2, dan bukan ijazah D3 atau D4),

transkrip nilai (terkadang harus yang

sudah diterjemahkan dalam bahasa

negara tujuan), motivation letter, CV,

sertifikat TOEFL/IELTS/TOEIC atau

sertifikat kemampuan bahasa asing

lainnya (misalnya DELF untuk Perancis,

TestDAF untuk Jerman dll), ketentuan

GRE, recommendation letter dan

kelengkapan lain. Baik negara

maupun institusi pemberi beasiswa

biasanya memiliki ketentuan berbedabeda,

namun terkadang dijumpai pula

terdapat beberapa persyaratan yang

sama, sehingga kita bisa menyiapkan

berkas pendaftaran sekaligus.

3. Mencari informasi detail tentang

universitas, fakultas dan program

studi pilihan termasuk informasi

tentang waktu/timeline pendaftaran

(admission), mottonya, visi-misinya,

lecturer/profesor di fakultas yang

dituju, kurikulumnya, kehidupan

dan keseharian para mahasiswa di

kampus, sistem pendukung untuk

mahasiswa internasional dll

4. Mencari tahu prosedur pengiriman

pos internasional dan bersiap

mengirimkan berkas-berkas melalui

pos (misalnya ekspedisi DHL, Fed-ex,

TNT, UPS, dll)

70

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


5. Menyiapkan folder khusus misalnya

folder ‘preparation’, folder ‘institusi

pemberi beasiswa’, dan folder untuk

universitas

6. Melakukan pendaftaran ke banyak

universitas dan institusi pemberi

beasiswa sekaligus. Ada dua skema

yang tersedia yaitu: (1) mendapatkan

LoA dari universitas terlebih dahulu

baru mencari beasiswa, atau (2)

mendapat beasiswa terlebih dahulu

baru mendaftar ke universitas. Dalam

menyusun masing-masing aplikasi,

harus diperhatikan hal-hal yang sesuai

dengan ketentuan yang diharapkan

oleh baik universitas maupun institusi

pemberi beasiswa

7. Menyusun satu fail *.csv yang memuat

kolom-kolom daftar nama universitas,

ketentuan dan periode pendaftaran,

tautan website universitas,

perkembangan pendaftaran

universitas, institusi pemberi beasiswa

yang dituju (possible funding institute),

perkembangan aplikasi beasiswa

8. Menyiapkan contoh-contoh motivation

letter sebagai modal untuk berlatih.

Kita bisa menghubungi kenalan dan

atasan yang pernah sukses membuat

motivation letter dalam bahasa inggris

(atau bahasa asing dari negara tujuan)

9. Menyiapkan jawaban strategis secara

tertulis (dapat dimasukkan dalam

motivation letter atau pun dalam

wawancara), misalnya untuk beberapa

contoh pertanyaan berikut:

● ● “ Describe your most significant

professional achievement;

● ● “ Do you feel it is important to

pursue this master’s or doctoral

degree?

● ● “ What are your future career

plans? “

● ● “ Where do you see yourself in 5

-10 years?”

● ● “ How would you use the

knowledge and skills acquired

through this master’s doctoral

program to positively impact your

country?“

● ● “ Explain any major gaps in your

education or employment!”

10. Menyiapkan keluarga (baik secara

fisik maupun mental) bahwa kita

berencana untuk menempuh studi

di luar negeri yang berarti akan ada

waktu yang tidak sebentar dihabiskan

tanpa kehadiran secara fisik.

11. Menyisihkan waktu untuk mempelajari

persyaratan sembari tetap menjaga

kesehatan. Mencari universitas dan

beasiswa membutuhkan stamina dan

energi, dan serta memerlukan waktu

yang tidak sebentar

12. Menjaga niat dan motivasi agar tidak

mudah menyerah bila aplikasi ditolak

oleh universitas ataupun institusi

pemberi beasiswa.

Jangan mudah menyerah! Ini rasanya

bak matra bertuah dari tiap pejuang

beasiswa, termasuk saya. Dari

pengalaman pribadi, meskipun LoA

telah saya dapatkan dari universitas

di Belanda, namun sayangnya lima

aplikasi beasiswa yang diajukan sebagai

pendukung biaya studi tidak satu pun

yang tembus. Justru kemudian, upaya

lain yang saya lakukan dalam waktu

singkat berhasil mendapat beasiswa ke

Jepang. (Asteria Satyaning Handayani,

2022).

Kedua yang perlu dipersiapkan terkait

dengan instansi atau unit kerja tempat

bertugas, misalnya:

1. Mencermati kebijakan kantor terkait

status kepegawaian dan tugas belajar

2. Menyiapkan berkas-berkas

kepegawaian yang dibutuhkan

(misalnya untuk penyusunan Surat

Keputusan Tugas Belajar dll)

3. Mengalokasikan waktu untuk konsultasi

secara berkala dengan atasan sejak

persiapan hingga keberangkatan ke

negara tujuan. Memastikan inisiatif

studi ini mendapat ijin dari atasan

akan menentukan kelancaran dalam

tahap-tahap berikutnya. Atasan juga

dapat menjadi partner diskusi terkait

kesesuaian tema riset dengan visi misi

organisasi dan tugas unit kerja.

4. Memastikan ada personil pengganti

yang menangani tugas-tugas harian

yang biasa kita kerjakan, tentunya

dengan arahan atasan. Sebaiknya

alih tugas dilakukan selama beberapa

waktu untuk memastikan bahwa

rekan kerja yang ditunjuk secara

fisik dan mental siap menggantikan

kita. Ini termasuk mengalihkan

segala kelengkapan, berkas maupun

keterampilan yang diperlukan untuk

menangani pekerjaan kita, sehingga

pekerjaan dan kegiatan di unit kerja

tetap berjalan, meskipun tanpa

kehadiran kita.

Melanjutkan kuliah di luar negeri memang

bukan pilihan banyak orang, terlebih

bagi mereka yang telah berkeluarga atau

memiliki tanggungan lainnya. Sekali lagi,

pertanyaan tersebut akan berpulang

kembali kepada kita, seberapa besar niat

untuk kuliah di luar negeri. Tanpa dicoba

dan dicari tahu, semuanya itu akan tetap

menjadi keraguan dan mimpi semata.

Diharapkan pengalaman ini dapat

membantu memberikan gambaran bagi

para pembaca yang sedang bimbang

dalam niatnya melanjutkan pendidikan di

luar negeri.

1

Asteria Satyaning Handayani

Penerima beasiswa (MEXT) Jepang

Puslitbang BMKG

2

Roro Yuliana Purwanti

Widyaiswara Ahli Madya

Pusdiklat BMKG

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 71


Opini

Arsiparis Sebagai Penjaga

Data dan Informasi

Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

“Menjadi seorang Arsiparis adalah peran yang sangat menarik.

Tidak banyak pekerjaan yang bisa dikatakan, bahwa yang kita lakukan hari ini

akan menjadi penting ratusan tahun dari sekarang.” ¹

Dalam Permenpan Nomor 13 Tahun 2016 ², profesi

Arsiparis secara khusus mengacu kepada jabatan

fungsional Pegawai Negeri Sipil. Namun sebelum adanya

regulasi mengenai penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam

Jabatan Fungsional pada tahun 2019 ³, di kalangan Pegawai

Negeri Sipil sendiri pun Arsiparis bukanlah suatu jabatan yang

populer meskipun perannya sangat penting.

Seberapa penting peran tersebut? Jika yang dijaga dan

dipelihara oleh seorang Arsiparis adalah arsip yang notabene

merupakan sumber data dan informasi, serta bukti sejarah dan

pertanggungjawaban kinerja suatu organisasi, maka urgensi

keberadaan seorang Arsiparis adalah sepadan dengan nilai

arsip tersebut.

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat

dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,

lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi

kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dari

pengertiannya saja dapat kita nilai bagaimana posisi arsip begitu

penting baik itu bagi individu maupun organisasi. Lantas apa

jadinya suatu organisasi jika keberadaan arsip sebagai sumber

data dan informasi tidak terjaga dengan baik? Apa jadinya suatu

organisasi jika tidak memiliki sistem kearsipan yang dikelola

dengan tepat guna?

Dalam Seminar Kearsipan Nasional Tahun 2017, Kepala Arsip

Nasional Republik Indonesia (ANRI) ke-9, Dr. Mustari Irawan,

M.PA. mengatakan, ”Indonesia masih kekurangan tenaga

ahli kearsipan atau arsiparis. Kebutuhan Arsiparis nasional

mencapai 143.630 tenaga arsiparis, sementara saat ini baru

ada 3.241 Arsiparis (2,25%). Dengan demikian, Indonesia masih

membutuhkan 140.389 Arsiparis (97,75%). Kebutuhan akan

Arsiparis tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan lembaga

kearsipan pemerintah, belum termasuk untuk lembaga swasta.” ⁴

Saat ini, dengan pertambahan regulasi mengenai kearsipan

dan upaya perbaikan untuk memasyarakatkan arsip dan profesi

Arsiparis yang dilakukan oleh beberapa lembaga melalui

media sosial, seperti ANRI sebagai lembaga kearsipan nasional

Indonesia, unit kearsipan di kementerian, badan pemerintah,

perguruan tinggi, dan juga beberapa forum Arsiparis, terbit

secercah harapan baru bagi dunia kearsipan di Indonesia.

Tentang Arsip

Jika kita berbicara tentang arsip, umumnya yang terlintas dalam

pikiran hanya berkas-berkas yang disusun di lemari atau rak

kantor. Padahal lebih dari itu, arsip adalah memori kolektif dan

identitas bangsa, yang sudah pasti memiliki peran vital dalam

suatu negara. Wujudnya pun kini beragam, tidak hanya sebatas

naskah kertas, namun seiring perkembangan zaman dan

kemajuan teknologi, arsip juga berkembang ke dalam bentuk

naskah dan data digital, rekaman audio, dan juga audio visual.

Merujuk pada UU Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan

⁵, arsip didefinisikan sebagai rekaman kegiatan atau

peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan

Gambar 1. Bentuk Arsip (sumber: ilustrasi penulis)

Kasus “Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan” dari wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah salah satu akibat

dari masih buruknya sistem kearsipan di Indonesia. Kejadian

tersebut seharusnya menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia,

khususnya Arsiparis dan praktisi kearsipan untuk lebih memiliki

kesadaran akan arti penting arsip. ⁶

Siapakah Arsiparis?

Jika kita berbicara tentang arsip, maka sudah pasti tidak lepas dari

profesi Arsiparis yang merupakan salah satu faktor penting dari

penyelenggaraan kearsipan dalam suatu organisasi. Pentingnya

arsip sebagai sumber data dan informasi, sekaligus berfungsi

sebagai bahan dasar untuk menentukan suatu keputusan dan

menganalisis suatu kebijakan, maka seperti itulah pentingnya

posisi Arsiparis yang berperan sebagai penjaga dan pemelihara

72

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


arsip tersebut.

Kebanyakan orang berpendapat bahwa semua orang bisa

menjadi Arsiparis. Persepsi ini harus diubah karena Arsiparis

harus mengerti sejarah mengingat penilaian terhadap arsip

yang bernilai kesejarahan merupakan salah satu tugasnya.

Informan arsiparis ANRI pernah menemukan arsip bernilai

kepentingan nasional mengenai bangunan bersejarah di

Indonesia yang diakui dunia internasional diantara tumpukan

arsip berdebu dan barang bekas pakai di dalam gudang yang

tidak terurus. ⁷

Dalam Permenpan Nomor 13 Tahun 2016, Arsiparis

didefinisikan sebagai seseorang Pegawai Negeri Sipil yang

memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh

melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan

kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab

melaksanakan kegiatan kearsipan yang diangkat oleh pejabat

yang berwenang di lingkungan lembaga negara, pemerintahan

daerah, pemerintahan desa dan satuan organisasi perguruan

tinggi negeri.

yang semakin beragam. Dari pengamatan inilah kemudian lahir

produk-produk meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang

berwujud laporan data dan informasi MKG yang kemudian

akan disalurkan ke masyarakat, stakeholder terkait, dan para

pengguna yang membutuhkan dan memanfaatkan data

tersebut untuk beragam kepentingan.

Arsip data yang berisi informasi MKG tersebut sebagian besar

bersifat permanen. Hal ini tertuang dalam Peraturan BMKG

Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Jadwal Retensi Arsip Substantif

BMKG¹¹, yang artinya tidak boleh dimusnahkan, karena

memiliki nilai guna kesejarahan. Ini juga berarti bahwa Arsip

data dan informasi MKG termasuk kategori arsip statis, yaitu

arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai

guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan

dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung

maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia

dan/atau lembaga kearsipan.¹²

Tabel 1. Jenis Arsip dan Jangka Waktu Simpan (Retensi)

Ditilik dari Fungsi dan Tugas Arsiparis yang tertuang dalam

Permenpan Nomor 13 Tahun 2016 dapat disimpulkan

bahwa tugas dan fungsi Arsiparis tidak hanya sekedar soal

korespondensi surat menyurat saja, seperti anggapan publik

selama ini, namun lebih dari itu juga terkait dengan keamanan

dan keselamatan arsip sebagai bukti sejarah, data, dan

informasi suatu lembaga. Beratnya tugas dan beban Arsiparis

seharusnya diiringi dengan pendidikan dan pengembangan

kompetensi agar terbentuk Arsiparis yang mampu menjalani

tugas dan fungsi tersebut dengan baik.

Namun, jika dievaluasi sungguh-sungguh, beban ‘terberat’ dan

persoalan penting yang dihadapi Arsiparis sebenarnya bukan

terletak pada sulitnya menerapkan manajemen kearsipan,

tetapi lebih pada bagaimana meyakinkan organisasi/instansi

dalam mengelola arsipnya, baik untuk menerapkan manajemen

kearsipan secara utuh dan sistematis, serta menghargai adanya

jabatan fungsional Arsiparis selaku penanggungjawab kegiatan

pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan. ⁸

Tentang BMKG

BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah

sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang

sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31

Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika,

salah satu tugasnya adalah melakukan pelayanan data dan

informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

Terdapat 183 stasiun pengamatan dan lima Balai Besar Wilayah

MKG yang merupakan satuan kerja dan perpanjangan tangan

BMKG di daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai

lembaga yang melaksanakan tugas kepemerintahan di bidang

Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MKG).

Data dan Informasi MKG

Perjalanan sejarah BMKG cukup panjang dimulai pada tahun

1841, yakni diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara

perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor.¹⁰

Pengamatan tersebut berlanjut dan berkembang sesuai

dengan meningkatnya kebutuhan data dan informasi MKG

(Sumber: Peraturan BMKG Nomor 1 Tahun 2018 Tentang

Jadwal Retensi Arsip Substantif BMKG, halaman 10)

Secara alami keberadaan media arsip akan mengalami proses

pelapukan jika disimpan dalam jangka waktu lama. Kertas

sebagai salah satu media perekam informasi arsip merupakan

bahan organik yang dapat terurai seiring dengan berjalannya

waktu. Demikian pula arsip jenis lainnya seperti arsip foto,

film, video, rekaman suara, memiliki resiko kerusakan karena

mengandung bahan-bahan yang tidak stabil.¹³

Di satu sisi, ketika kita berbicara mengenai arsip dalam bentuk

data digital atau naskah digital, resiko hilang atau rusak tetap

ada karena berbagai penyebab, seperti peretasan, kerusakan

software, atau bahkan karena keterbatasan teknologi. Di sisi

lain, arsip konvensional maupun arsip digital sama-sama harus

dijaga dan dipelihara untuk memperpanjang usianya terlebih

lagi mempertimbangkan kondisi BMKG yang belum memiliki

tata laksana dan regulasi terkait digitalisasi arsip.

Peran Arsiparis sebagai Penjaga Data dan Informasi MKG

Saat ini keberadaan data dan informasi MKG menjadi vital karena

sangat dibutuhkan di berbagai sektor, seperti sektor pertanian,

pembangunan, pariwisata, penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan tentu saja perekonomian. Data dan informasi

MKG tersebut tentu harus terpelihara dan terjaga dengan baik

karena memiliki manfaat jangka panjang. Rusak atau hilangnya

data dan informasi tersebut tentu akan mempengaruhi

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 73


Pemerintah dalam mengambil keputusan dan menganalisa

kebijakan yang akan dikeluarkan. Dalam hal ini, peran Arsiparis

tentu sangat penting sebagai penjaga dan pemelihara agar

arsip data dan informasi MKG aman dan selamat sehingga bisa

digunakan untuk berbagai kepentingan yang bermanfaat bagi

bangsa dan negara.

Sebagai upaya penataan dan pengelolaan dalam

penyelenggaraan kearsipan di lingkungan BMKG, telah

diterbitkan Perban Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi

Arsip.¹⁵ Berdasarkan dokumen ini maka arsip data dan informasi

MKG sebenarnya telah terklasifikasi sesuai kodenya. Pun

peraturan lainnya terkait tata naskah dan jadwal retensi arsip

substantif di lingkungan BMKG, yakni Perban Nomor 5 Tahun

2018¹⁶ dan Perban Nomor 1 Tahun 2018. Dengan ini, seorang

Arsiparis harus paham dan teliti ketika melakukan pengarsipan

di kantornya, yang agar arsip masuk ke dalam klasifikasi dan

jenis yang tepat, sehingga terhindar dari kesalahan perlakuan.

Implementasi dari peraturan-peraturan tersebut masih

menjadi pekerjaan rumah bagi BMKG, terutama di satuan

kerja daerah. Selain sosialisasi yang masih kurang, salah satu

yang menjadi kendala implementasi tersebut adalah masih

minimnya pendidikan bagi Arsiparis ataupun praktisi kearsipan

terkait hal-hal penyelenggaraan kearsipan di stasiunnya juga. Di

samping itu, pendidikan Arsiparis belum menjadi isu strategis di

lingkungan BMKG, sehingga wajar jika implementasi peraturan

kearsipan masih menjadi pekerjaan rumah.

Peran penting pejabat fungsional ini seharusnya sejalan dengan

peningkatan pengetahuan dan pengembangan kompetensi

dan keterampilan Arsiparis ataupun praktisi kearsipan di

lingkungan BMKG. karena tugas dan tanggung jawabnya untuk

menjaga dan memelihara arsip agar terjamin keselamatan

dan kelestariannya bukanlah hal yang mudah, sebagaimana

tergambar dalam Peraturan ANRI Nomor 9 Tahun 2018 Tentang

Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis¹⁷ dan Perka ANRI Nomor

23 Tahun 2011 Tentang Pedoman Preservasi Arsip Statis¹⁸.

Penutup

Arsip, apapun bentuknya, membutuhkan perencanaan,

penyimpanan, penanganan, perawatan, dan hal-hal lain terkait

dengan usaha menjaga keamanan dan keselamatannya. Hal

ini tentu mengharuskan Arsiparis harus memiliki keahlian,

keterampilan, kompetensi, dan pengetahuan yang terkini

seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.

Diperlukan pendidikan, dan pelatihan yang memadai serta

pembinaan yang berkelanjutan agar Arsiparis bisa melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan benar.

Arsiparis ataupun praktisi kearsipan adalah salah satu

komponen penentu sangat penting dan mendesak, yang dapat

memastikan ketersediaan data dan informasi MKG. Jika arsip

ditetapkan sebagai aset penting negara, maka seperti itu pula

keberadaan data dan informasi MKG. Dengan terbentuknya

Arsiparis yang mumpuni dan memiliki integritas dalam

menjalankan tugas dan fungsinya, maka akan tercipta pula data

dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, otentik,

serta dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan

publik.

¹ www.ica.org/en/discover-archives-and-our-profession. “Who

is an Archivist?”. Diakses tanggal 07 April 2022

² Permenpan Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 48 Tahun 2014 tentang

Jabatan Fungsional Arsiparis

³ Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 28

Tahun 2019 Tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi

Ke Dalam Jabatan Fungsional

www.ugm.ac.id/id/berita/13864-indonesia-kekurangan-140-

ribu-arsiparis. Diakses tanggal 14 April 2022

⁵ Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan

⁶ Kurniatun. 2014. “Arsiparis : Antara Realita Dan Harapan”.

http://arsip.ugm.ac.id/wp - content/uploads/

sites/401/2014/12/arsiparis-antara-realita-danharapan-1.pdf.

Diakses tanggal 08 April 2022

⁷ Hasanah, Sari. 2018. “Penguatan Pendidikan Bagi Arsiparis

(Strengthening Education For Archivist)”. Jurnal Kearsipan

Volume 13 Nomor 1, Juni 2018

⁸ Widodo, Bambang P. 2016. “Sinergitas Antara Fungsi, Tugas,

dan Kewenangan Arsiparis: Suatu Gagasan Konstruktif”.

Jurnal Kearsipan ANRI, Desember 2016

www.bmkg.go.id/profil/stasiun-upt.bmkg . “Stasiun MKG.”

Diakses tanggal 14 April 2022

¹⁰ https://www.bmkg.go.id/profil/?p=sejarah. “Sejarah.” Diakses

tanggal 14 April 2022

¹¹ Peraturan BMKG Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Jadwal

Retensi Arsip Substantif BMKG

¹² https://anri.go.id/sekitar-arsip/arsip-statis. “Arsip Statis.”

Diakses tanggal 15 April 2022

¹³ Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor

23 Tahun 2011 Tentang Pedoman Preservasi Arsip Statis

¹⁴ Tjasyono, Bayong. 2012. ”Meteorologi Indonesia I:

Karakteristik dan Sirkulasi Atmosfer”. Cetakan IV.

Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

¹⁵ Peraturan BMKG Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi

Arsip

¹⁶ Peraturan BMKG Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Pedoman

Tata Naskah di Lingkungan BMKG

¹⁷ Peraturan ANRI Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman

Pemeliharaan Arsip Dinamis

¹⁸ Perka ANRI Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pedoman

Preservasi Arsip Statis

Ira Marby HS

Staf Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten II Lampung Selatan

Puslitbang BMKG

Referensi

74

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Penyediaan lingkungan pembelajaran

yang dapat mengakomodir semua

kebutuhan peserta didik dengan berbagai

karakter.

Opini

(sumber: nina - canva.com)

Pendidikan adalah modal dasar pembangunan maka

setiap negara sudah barang tentu menempatkannya

pada tujuan utama. Keberhasilan proses pendidikan tidak

terlepas dari proses perencanaan, implementasi serta kebijakan

penunjang yang dilakukan secara berkesinambungan. Seperti

yang kita ketahui bersama sejak Maret Tahun 2020 wabah

Covid-19 terjadi di dunia. Orang-orang tidak diperbolehkan

berkumpul apalagi dalam jumlah yang banyak seperti halnya

pelatihan tatap muka. Hal ini membuat sistem pembelajaran

kelas tatap muka harus segera berubah menjadi daring (online)

mengingat semua pembelajaran harus tersampaikan sama

seperti halnya dengan kelas tatap muka. Pandemi ini membuat

kita harus pelan-pelan mengarah pada daring (online) yang

pembelajaran daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),

memberikan solusi yang dapat menghindari penyebaran wabah

Covid-19 yang sedang terjadi.

Proses pembelajaran tersebut mengubah proses belajar

mengajar dari tatap muka atau luring (offline) ke daring (online)

yang mana membutuhkan kesiapan serta komitmen segala

unsur mulai dari pemerintah, lembaga pelatihan, pengajar,

peserta didik. Pemerintah melonggarkan sistem penilaian

pendidikan agar dapat beradaptasi dengan pandemi sepanjang

pembelajaran dapat berlanjut tanpa beban untuk mencapai

kompetensi. Pembelajaran yang dilakukan saat ini bersifat

daring yang sifatnya jarak jauh menjadi tantangan tersendiri

bagi pendidik dalam rangka capaian hasil belajar terutama

dalam usaha pengembangan pembelajaran peserta dalam

kelas.

Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran juga adalah

media pembelajaran. Media pembelajaran harus mendapat

peran yang mampu menjadi jembatan pengajar kepada peserta

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 75


sehingga peserta memahami tujuan pembelajarannya. Adapun

media pembelajaran dapat berupa teks, audio, video, gambar,

alat peraga, multimedia ataupun aplikasi-aplikasi yang dapat

memudahkan peserta belajar dalam kelas. Menurut Azhar

Arsyad media pembelajaran adalah perantara yang membawa

pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung

maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima.

Ada empat alasan pentingnya penggunaan media dalam

pembelajaran menurut peneliti Muhammad Yaumi (2018) yaitu:

(1) Meningkatkan mutu pembelajaran,

(2) Tuntutan paradigma baru,

(3) Memenuhi kebutuhan pasar, dan

(4) Visi pendidikan global.

Meningkatkan mutu pembelajaran merupakan proses

pembelajaran yang sudah direncanakan serta merancang

sesuai dengan prosedur yang ada dari kurikulum, modul.

Tuntutan paradigma baru adalah dunia pembelajaran akan terus

membutuhkan kerangka berpikir yang digunakan dalam proses

pembelajaran, pada prinsip pembelajaran Merrill mencakup

demonstrasi, aplikasi, prinsip yang berbasis pada tugas, aktivasi

dan integrasii perlu jadikan acuan untuk mengembangkan

pengetahuan yang sesuai dengan dunia nyata :

Gambar: Prinsip-prinsip Pembelajaran Merrill

Memenuhi kebutuhan pasar merupakan kesesuaian setiap

kelas dalam memenuhi sistem pembelajaran di kelas, visi

pendidikan global merupakan kesesuaian antara capaiancapaian

yang dituntut dengan yang sudah di lakukan dalam

kelas. Teknologi mutakhir harus selalu dirancang mudah bagi

para pengajar serta skill pengajar pun harus di tingkatkan

ditambah memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana

pendidikan.

Atas dasar ke empat poin penting media pembelajaran itulah,

masing-masing pengajar dan peserta mempunyai tanggung

jawab masing-masing yang tentu saja mempunyai tujuan

yang sama yaitu menciptakan pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan. Mari sama-sama kita bahas peran masingmasing

pengajar dan peserta serta media pembelajaran apa

saja yang digunakan.

Peran Pengajar

Dengan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas hal ini

menggunakan pembelajaran daring yang sifatnya jarak jauh,

memberikan

tugas dan

tanggung jawab

ekstra serta

tantangan

bagi pengajar

untuk mampu

menciptakan

lingkungan

pembelajaran

dalam upaya

perkembangan

etika, tanggung

jawab dalam

s e t i a p

pembelajaran.

Karena metode

evaluasi dari

pendidikan

karakter salah satunya dengan observasi langsung oleh

pengajar, yang mengamati sikap atau perubahan sikap baru

yang muncul pada diri peserta didik, yang mana terkadang

ada kendala yang dihadapi pengajar dalam penerapan

pembelajaran daring misalnya penguasaan teknologi

(kahoot, jamboard, slido, mentimeter, padlet, dll). Peran

Widyaiswara dalam penyediaan pembelajaran dalam hal

memotivasi peserta dalam kelas widyaiswara harus dapat

menyediakan lingkungan yang nyaman untuk pembelajar,

termasuk mempertimbangkan metode yang paling bisa

diterima oleh semua tipe pembelajar (tidak hanya untuk

pembelajar dengan tipe tertentu saja) agar terbentuk

motivasi belajar (yang sifatnya intrinsik) yang kuat.

Pengajar harus pula mengidentifikasi karakteristik peserta

yang berhubungan dengan keperluan pengembangan

instruksional. Dalam kelas ada ciri-ciri peserta yang dapat

menjadi penilaian keseriusan peserta, antara lain rasa

ingin tahu akan pembelajaran/pelatihan tersebut, ada

ingin hanya sekedar ingin lulus menyelesaikan rangkaian

kegiatan pelatihan, ada yang hanya ingin mendapatkan

sertifikat, ada yang ingin bertukar pikiran dengan temanteman

dalam kelas, ada yang ingin bertanya/berdiskusi

dengan pengajarnya atas ciri-ciri itulah perlu diketahui

76

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


pengajar sekaligus menjadi tantangan pengajar dalam

pembelajaran di kelas serta menjadi peran peserta untuk

dapat bertanggung jawab.

harus mau dan mampu menyampaikan saran, keluhan, dan

pendapat serta pengajar harus mau mendengarkan peserta,

sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Peran Peserta

Referensi

Peran peserta pun tidak kalah pentingnya dalam kelas selama

pembelajaran adalah tantangan tersendiri, dimana perlu

adaptasi dalam hal meningkatkan peran masing-masing,

terutama bertanggungjawab pada pembelajarannya sendiri

dalam pembelajar yang adaptif.

Kemudian dari segi metode

pembelajaran di jaman yang

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

ini metode yang digunakan

perlu juga di sesuaikan

yang bisa mendorong

peserta untuk terus mau

belajar. Seperti contohnya

media pembelajaran yang

memudahkan peserta

untuk menggunakan media

pembelajaran seperti

Jamborad.com, padlet.com,

kahoot.com, mentimeter.

com, slido.com sebagai media

interaktif ataupun sebagai

media game dan masih banyak

yang lainnya yang ke semuanya

agar peserta menjalankan perannya dengan optimal.

Penutup

Pembelajaran dalam kelas bukan saja tanggung jawab lembaga

kediklatan tapi juga tanggung jawab pengajar dan peserta

Pendidik/pengajar dan lembaga pelatihan harus peka, siap, dan

beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Sangat penting

pengajar berdiskusi dengan para pesertanya agar dapat

mengetahui secara langsung masalah di kelas. Kurangnya

kesadaran diri, kurangnya adaptasi, serta kemajuan teknologi

menjadi penyebabnya. Namun tidak dapat dipungkiri masih ada

beberapa yang berusaha untuk tetap jujur dan menyesuaikan

diri dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian pengajar dan

peserta mempunyai peran masing-masing dalam kelas agak

mendapat solusi yang terbaik sehingga tujuan pembelajaran

tercapai. Pengajar/pendidik atau lembaga pelatihan juga

harus mempersiapkan secara matang kegiatan pembelajaran

di lembaga pelatihan yang dikemas dengan menarik sehingga

tidak membosankan dan diterima dengan baik oleh peserta.

Perlu kerjasama dan komunikasi yang baik antara tenaga

pendidik dengan peserta didik agar setiap masalah dapat

langsung diselesaikan dengan solusi-solusi yang tepat. Peserta

Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Daring I Wayan

Eka Santika Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Universitas Dwijendra, Denpasar.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada

Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Pembentukan

Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik Pada Mata

Pelajaran Ekonomi Di SMA Muhammadiyah 1

Banjarmasin Tahun Ajaran 2019/2020

DAMPAK PEMBELAJARAN DARING TERHADAP PENDIDIKAN

KARAKTER SISWA Allessandro Yosafat Massie Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Kristen

Satya Wacana, Salatiga 172020003@student.uksw.edu

Anggraini, L . (2020). Pendidikan Di sekolah dasar dalam Rangka

menyongsong kenormalan baru. Webminar Nasional.

Program Studi pendidikan Sekolah Dasar Universitas

dwijendra, 19 Juni 2020, Denpasar.

https://unissula.ac.id/c24-berita-unissula/dampak-

pembelajaran-daring-di-masa-pandemi-bagi-

pendidikan-karakter/

Fajar, A. (2002). Portofolio Dalam Pelajaran IPS .Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Kementrian pendidikan dan kebudayaan. Surat edaran no 4.

Tahun 2020. Tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan

dalam masa darurat penyebaran corona virus disease

(covid- 1 9)

Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan

Karakter. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum dan Perbukuan Jakarta

Nurahmini

Widyaiswara Ahli Madya

Pusdiklat BMKG

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 77


Kisah Inspiratif

Raih Sukses dengan

KEPO, BAPER dan Punya UTANG.

Mungkinkah?

serapan dari Bahasa Sing-lish atau Singapore English yaitu rasa

ingin tahu yang berlebihan terhadap urusan orang lain.

Yang menarik, Merry membuat akronim sendiri dari Kepo sebagai

Kembangkan Potensi. Menurut Merry, seseorang harus memiliki

kemampuan untuk meng-upgrade diri yang diawali dengan

mengenali dan menemukan potensi, lalu mengembangkannya

sehingga menjadi mahir dan unggul. Merry menyarankan

berbagai cara mengembangkan potensi diantaranya dengan

terus belajar, berani mencoba dan siap menerima tantangan,

bersedia menerima masukan. Intinyaa, potensi harus diasah,

agar tak terpendam apalagi tenggelam.

BAPER : BAwa PERubahan

Kesuksesan adalah impian setiap orang. Meskipun berbedabeda

bentuk dan ukurannya, namun keinginan menjadi

berhasil akan mendorong sekaligus menjadi alasan kuat

bagi seseorang melakukan berbagai upaya untuk meraihnya.

Banyak orang terkenal yang membagikan kisah suksesnya,

menyampaikan kiat-kiat dan tips yang dapat menjadi inspirasi

bagi lainnya. Tiap orang memiliki kiatnya sendiri, resep unik dan

orisinil. Merry Riana salah satunya.

Bagi perempuan paruh baya yang sempat dikenal sebagai

‘Perempuan Sejuta Dolar’ ini, seseorang dapat meraih

kesuksesannya dengan menjadi KEPO, BAPER dan punya UTANG!

Wah, bagaimana mungkin hal-hal seperti itu bisa menjadi kunci

sukses individu? Ternyata, motivator yang satu ini memaknai

Kepo, Baper dan Utang ini dengan cara berbeda.

KEPO : KEmbangkan POtensi

Orang awam mengenal KEPO yang merujuk pada akronim dari

Knowing Every Particular Object atau sebutan untuk orang

yang mengetahui suatu hal atau objek dengan sangat detail.

Wikipediawan Ivan Lanin, mengungkap bahwa Kepo merupakan

Baper biasanya berkonotasi pada seseorang yang kurang

dapat mengendalikan perasaannya. Bila perasaannya sedang

tidak nyaman, maka akan mempengaruhi pola komunikasi

dengan orang lain atau bahkan terbawa-bawa sampai ke ranah

professional. Merry membuat akronim juga dari kata ini yaitu

bawa perubahan.

Merry percaya bahwa kesuksesan biasanya akan terkait dengan

suatu mimpi dan tujuan yang besar, yang tidak hanya tentang diri

kita sendiri tapi juga lingkungan, Hampir tidak ada keberhasilan

dan kesuksesan yang besar yang lahir dari keinginan yang biasabiasa

saja. Merry mengingatkan bahwa masing-masing dari kita

harus bisa sadar, apakah segala sesuatu yang kita lakukan itu

membawa perubahan atau tidak, baik untuk diri sendiri juga bagi

untuk lingkungan di sekitar kita. perubahan yagng diinginkan

tentunya adalah perubahan ke arah positif sehingga dapat

membawa dampak positif.

UTANG : Unggul dan TANGguh

Jika utang biasanya selalu dikaitkan dengan pinjaman, terutama

uang. Namun akronim yang dikemukakan Merry kali ini adalah

tentang 2 sifat yang luar biasa, yaitu Unggul dan Tangguh.

Menjadi Unggul berarti menguasai satu atau beberapa bidang.

Melampaui tahap mahir tentunya telah melalui banyak tahapan

dan konsistensi, hasil kerja keras yang konsisten selama

78

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


beberapa tahun. Merry menyarankan jika mengerjakan sesuatu,

seseorang harus melakukan dengan sungguh-sungguh dan

selalu memberikan upaya terbaik untuk mencapai hasil yang

terbaik.

Sedangkan tangguh dimaknai oleh Merry sebagai keharusan

untuk memiliki pola pikir (mindset) seorang pemenang, yang

selalu bangkit saat terjatuh, yang tak takut untuk mengulang

dan tak gentar pada kegagalan. Kesuksesan adalah milik orangorang

yang tangguh, bukan orang yang sedikit-sedikit menyerah,

sedikit-sedikit putus asa.

Merry menerapkan ketiga istilah ini dalam kesehariannya.

Hasilnya bisa terlihat, karakter unggul dan tangguh yang dimiliki

Merry sebagai motivator, dan memberinya kesempatan untuk

berbagi dan menginspirasi sesama. Ingin sukses? Jadilah KEPO,

BAPER dan berUTANG.

Sumber:

https://www.instagram.com/p/Cc9Tj3-

vh3s/?igshid=MDJmNzVkMjY=

Yuliana Purwanti

Widyaiswara Ahli Madya

Pusdiklat BMKG

ilustrator: Rian,

Cerita : Nina

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 79


Serba-Serbi

Info Seputar Kegiatan

PUSDIKLAT JANUARI - MEI 2022

Online Group Discussion (OGD) 2022

Online Group Discussion (OGD) adalah kegiatan seminar daring yang diselenggarakan dua kali setiap

bulan dengan membawakan tema di bidang substansi meteorologi, klimatologi, geofisika, kualitas udara,

instrumentasi, administrasi dan substansi terkait lainnya, secara bergantian, sejak tahun 2014 dan pada

awal tahun 2022 dimulai dengan OGD ke-147. Pengajar atau narasumber OGD sebagian besar berasal dari personil

teknis operasional di Kantor Pusat dan UPT BMKG Daerah, serta beberapa materi mendatangkan narasumber dari

instansi terkait, sedangkan moderator biasanya dari Pusdiklat BMKG. Kegiatan ini didahului dengan menetapkan

topik dan materi, pengajar dan moderator serta pembagian tugas diantara para personil yang terlibat. Materi yang

didiskusikan dalam kegiatan OGD dapat berbentuk penyampaian pengetahuan/ keterampilan baru, penyegaran

materi dasar, diskusi tentang kondisi terkini cuaca, iklim, gempa bumi dan tsunami maupun kondisi ekstrim yang

ada serta materi terkait pengembangan SDM, keuangan, perencanaan dan hukum. Kegiatan ini juga dapat menjadi

pengantar bagi penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan metode pembelajaran di kelas yang akan diadakan

oleh Pusdiklat BMKG. Maksud dan tujuan diselenggarakannya OGD adalah: 1) Menambah wawasan pengetahuan

seluruh pegawai BMKG; 2) Menjadi Community of Practices (COP), wadah tukar pendapat, atau berbagi beberapa

hal yang berkaitan dengan materi yang disampaikan., 3) Pemerataan dan akselerasi dalam peluang mendapatkan

ilmu pengetahuan baru. Bagi Anda yang berminat untuk menjadi narasumber OGD mendaftar melalui http://bit.ly/

DataNarsumOgd.

80

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Talkshow BMKG CorpU dan Ekspose Inovasi Aksi

Perubahan Alumni PKA-PKP

Proses pembangunan BMKG Corporate University

telah berhasil melalui 13 tahapan/ milestones,

dimulai sejak tahun 2020 dengan kick off hingga

pelaksanaan grand launching pada Juli 2021. Pusdiklat

BMKG membutuhkan waktu yang cukup panjang

(sekitar 2 tahun) untuk dapat mewujudkan lahirnya

BMKG Corporate University. Kegiatan talkshow

dewan pembelajar ini difokuskan pada tujuan untuk

menginternalisasi BMKG Corpu kepada SDM dalam

berbagai lapisan di lingkungan BMKG, mulai dari tingkat

staf hingga ke jabatan pimpinan tinggi utama. Dengan

terinternalisasinya BMKG CorpU diharapkan akan

memudahkan implementasinya untuk pengembangan

kompetensi SDM di BMKG. Selain itu, ekspose inovasi

aksi perubahan dari para alumni PKA dan PKP sebagai

wujud pertanggungjawaban capaian dari sebuah hasil

pelatihan kepemimpinan. Secara lengkap berikut tujuan

yang ingin dicapai dari penyelenggaraan Talkshow

BMKG CorpU dan Ekspose Inovasi Aksi Perubahan

Alumni PKA-PKP : 1. Mensosialisasikan BMKG CorpU

dan hasil inovasi aksi perubahan alumni PKA-PKP 2.

Meningkatkan pemahaman SDM BMKG tentang BMKG

CorpU; 3. Menginternalisasi peran pimpinan pada

dewan pembelajar BMKG CorpU 4. Memperingati Hari

Meteorologi Dunia ke-72.

Pelatihan Teknis Analisa Prakiraan Banjir Pesisir

Dalam rangka Pengembangan Sumber Daya

Manusia dalam bidang Meteorologi maritim

maka Pusat Meteorologi Maritim bersama

Pusdiklat BMKG mengadakan Pelatihan Teknis Analisis

Prakiraan Banjir Pesisir/ROB (Coastal Inundation) pada

2022. Pelatihan Teknis Analisis Prakiraan Banjir Pesisir/

ROB (Coastal Inundation) bertujuan meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan mengolah data dan

menganalisis pemodelan numerik, serta menyiapkan

layanan informasi banjir pesisir / rob. Pelatihan pelatihan

ini diselenggarakan secara daring dalam format

Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) selama 19 (sembilan belas) hari

kerja dari tanggal 25 Februari sampai dengan 24 Maret

2022. Peserta Pelatihan Teknis Analisis Prakiraan Banjir

Pesisir/ROB berjumlah total 30 (tiga puluh) orang yang

terdiri dari: 17 (tujuh belas) orang berasal dari Stasiun

Meteorologi Maritim; 9 (sembilan) orang dari Stasiun

Meteorologi BMKG yang tersebar dari Sabang sampai

Merauke; 1 (satu) orang dari Balai Besar MKG Wilayah

III; 1 (satu) orang dari STMKG dan 2 (dua) orang peserta

berasal Pusat Meteorologi Maritim.

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 81


Advanced Earthquake and Tsunami Hazards Training Course

Advanced Earthquake and Tsunami Hazards Training

Course diselenggarakan selama 3 (tiga) hari yaitu

dari tanggal 15 sampai dengan 17 Maret 2022

secara daring. Pelatihan ini, diikuti oleh 36 peserta dari

berbagai daerah di Indonesia yang bekerjasama dengan

United States Geological Survey (USGS) dan United

State Agency International Development (USAID). Tujuan

dari diadakannya pelatihan dengan tema ini untuk

memberikan pemahaman modern dan tingkat lanjut

tentang aspek-aspek bahaya bencana alam di Indonesia,

khususnya meningkatkan wawasan dan pengetahuan

mengenai bencana gempabumi, tsunami dan likuifaksi,

serta bencana lainnya yang terjadi di Indonesia.

Benchmarking Pagasa Philippines RTC WMO

Bagi tim kerjasama luar negeri kediklatan Pusdiklat

BMKG, tahun 2022 adalah tahun yang cukup sibuk.

Selain menyelenggarakan berbagai pelatihan

untuk peserta diklat mancanegara, tahun ini Indonesia

Regional Training Center (RTC) sebagai salah satu pusat

pembelajaran dari World Meteorological Organization

(WMO) harus menjalani proses rekonfirmasi. Hal

ini untuk memastikan bahwa proses perencanaan,

penyelenggaraan dan pengendalian RTC ini telah

sesuai dengan Dokumen Management of RTC. Proses

rekonfirmasi ini adalah yang pertama kali sejak InaRTC

ditetapkan pada tahun 2012, karena itu Pusdiklat BMKG

perlu belajar dari institusi lain yang telah menjalani

proses yang sama lebih dulu, diantaranya melalui

benchmarking/ patok banding. RTC Filipina menjadi

tujuan dari kegiatan patok banding ini. Selain karena

telah mendapatkan status rekonfirmasinya di tahun

2021, RTC ini merupakan satu-satunya RTC yang terletak

di wilayah RA-V selain Indonesia, sehingga tepatlah

belajar dari pengalaman mereka.

Pertemuan virtual digelar pada Jumat, 8 April 2022. RTC

Filipina dipimpin oleh Mr. Michael Bala, Ms. Angelina

Galan dan Mr. Benhard Punzalan. RTC Indonesia diwakili

oleh tim lengkap dari baik dari komponen meteorologi

dan hidrologi dari Kementerian PUPR. Setelah penjelasan oleh tim RTC Filipina, dilakukan diskusi yang berlangsung

hangat. Topiknya meliputi proses rekonfirmasi baik penilaian mandiri maupun kunjungan telaah yang dilakukan

oleh tim telaah. Dibahas pula hal-hal yang terkait proses bisnis dalam menjalankan ADDIE, fasilitas dan pengelolaan.

Banyak hal yang menjadi kesamaan, terutama masalah dan tantangan yang sama. Disadari pula bahwa untuk

mempercepat kemajuan bersama, kedua tim harus mulai memikirkan kolaborasi dalam penyelenggaraan program.

Hal ini menjadi catatan penting yang akan ditindaklanjuti pada kesempatan pertama.

82

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Pengamatan Hilal Awal Ramadhan dan Penentuan

Hari Raya Idul Fitri 1443 H

Tahun 2022, kembali Tim Hilal Pusdiklat BMKG

berpartisipasi di dalam pengamatan Hilal

penentuan awal bulan Ramadhan dan hari raya

Idul Fitri tahun 1443 H. Pengamatan hilal adalah salah

satu tugas dan fungsi BMKG di bidang Geofisika, dimana

pengamatan hilal yang dilaksanakan BMKG menjadi

salah satu rekomendasi dalam sidang isbat dalam

penentuan awal bulan hijriah. Kegiatan pengamatan

hilal ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan

oleh BMKG di beberapa tempat di seluruh Indonesia.

Pengamatan hilal penentuan bulan Ramadhan tahun

1443 H dilaksanakan 2 hari yaitu pada tanggal 1 dan

2 April tahun 2022 di pantai Melur Batam. mengapa

pengamatan penentuan bulan Ramadhan dilakukan

2 kali pengamatan? karena tinggi hilal pada tanggal

1 April masih di bawah 2 derajat, sehingga diperlukan

pengamatan hari berikutnya. pengamatan hilal

penentuan Ramadhan, Pusdiklat berkolaborasi dengan

stasiun meteorologi kelas I Hang Nadim Batam. Tim

dari Pusdiklat BMKG melakukan pengamatan hilal

yaitu Kadnan, Deni Saiful, Chandra Adiyanto, dan Roni

Kasmanto.

Pengamatan hilal Tim hilal pusdiklat BMKG kedua pada

tanggal 1 Mei 2022 di Pantai Gebang Kabupaten Cirebon

pada akhir Ramadhan 1443 H bekerja sama dengan

Ormas Islam beserta kementerian Agama kabupaten

Cirebon. Kegiatan pengamatan kedua ini dilakukan

dalam rangka penentuan Awal Syawal (Hari Raya Idul

Fitri ) 1443 H. Kegiatan di Pantai Gebang Cirebon ini disiarkan secara Live Streaming pada channel youtube https:/

hilal.bmkg.go.id/. Dalam pengamatan kali ini, Tim hilal pusdiklat BMKG juga secara langsung memberikan penjelasan

kepada masyarakat yang turut menyaksikan kegiatan observasi/pengamatan hilal.

Sharing Session Human Capital Development Plan BMKG

Dinamika abad 21 mengukuhkan kenyataan bahwa manusia

adalah aset utama organisasi, motor penggerak laju

institusi. Pengembangan kapasitas ASN menjadi esensial

dan harus direncanakan dengan cermat, diantaranya melalui

penyusunan Human Capital Development Plan (HCDP). BMKG

menginisiasi dokumen HCDP sebagai penguatan komitmen

organisasi dalam pengembangan kompetensi ASN Profesional.

Dalam tahap ini tentunya diperlukan banyak referensi untuk

membuat dokumen yang komprehensif. Selasa, 8 Maret 2022,

Pusdiklat BMKG serta Biro Umum dan SDM berkolaborasi

dengan mengundang Bapak DR. Christian Siboro (pakar Human

Resources), Bapak Eko Wiji Purwanto yang didampingi Ibu Dwi

Harini S. Tyas (Bappenas) dan Bapak Radhius Pandhu Winata

(Kemenko Ekonomi), untuk berbagi pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang penyusunan HCDP juga

implementasinya. Acara yang dihadiri oleh Pejabat Tinggi Madya dan Pratama serta tim penyusun HCDP, dibuka

oleh Kepala Pusdiklat BMKG, Ibu DR. Nelly Florida Riama dengan sesi-sesi yang dipandu oleh para Widyaiswara

Utama sebagai moderator. Banyak hal baru yang kami pelajari saat ini, namun lebih banyak lagi hal yang harus

dicermati. Jalan masih cukup panjang, mohon dukungan Sobat Diklat, agar inisiatif HCDP ini berjalan lancar.

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 83


Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dan Kepemimpinan

Administrator (PKP & PKA) Tahun 2022

Selasa, 1 Maret 2022 Pembukaan Pelatihan

Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VI

Tahun 2022 dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas

(PKP) Angkatan IX Tahun 2022 telah diselenggarakan

secara virtual. Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang peserta

untuk masing-masing pelatihan yang berasal dari BMKG

Pusat maupun daerah. Pelatihan ini dihadiri oleh Dr. Nelly

Florida Riama, S.Si, M.Si selaku Kepala Pusat Pendidikan

dan Pelatihan BMKG.

Ibu Nelly menyampaikan bahwa peserta pelatihan dituntut

untuk memiliki kompetensi manajerial Administrator dan

Pengawas yang akan berperan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan di lingkungan BMKG. Pelatihan

ini dihadiri pula dan dibuka oleh Ir. Dwi Budi Sutrisno, M.Sc selaku Sekretaris Utama (Sestama) BMKG. Dalam

sambutannya Bapak Sestama menginstruksikan agar peserta pelatihan dapat bersikap kritis dengan menggali

ide dan substansi perubahan sebagai calon pemimpin. Peserta pelatihan juga diharapkan dapat memanfaatkan

pelatihan ini sebagai kesempatan untuk bertransformasi menjadi pemimpin yang lebih kompeten dan membawa

BMKG menjadi berkelas dunia.

Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Popular

Dalam rangka menunjang kemampuan menulis

sebagai bentuk pengembangan kompetensi,

Pusdiklat BMKG mengadakan Pelatihan

Penulisan Artikel Ilmiah Populer bagi para fungsional dan

staf di lingkungan Pusdiklat BMKG. Melalui pelatihan ini

diharapkan para peserta dapat membudayakan berbagi

ide dan pengetahuan dalam bentuk tulisan. Pelatihan

diselenggarakan pada tanggal 21 Februari - 18 Maret

2022. Narasumber berasal dari praktisi yang sudah

biasa bergelut di bidang penulisan. Konsep pelatihan ini

menggunakan pendekatan 10:20:70 dan keluarannya

yaitu peserta menghasilkan artikel tulisan populer

dengan topik kebencanaan dan pengembangan

kompetensi.

84

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Wawancara Eksklusif

PERJALANAN KARIR DAN MIMPI

PUSDIKLAT DI MATA PAK MAMAN

saya dipindahkan ke Sub Bidang Ramalan Jasa Meteorologi atau

dikenal dengan sebutan RJM, ” kenangnya. Saat berdinas di Sub

Bidang RJM tersebut, beliau kembali mengambil kesempatan

untuk melanjutkan pendidikan jenjang magister dengan

mengikuti tugas belajar ke Perancis dari tahun 1998 sampai

2000.

Pagi yang cerah di dalam ruangan Kapusdiklat BMKG,

Bapak Drs. Maman Sudarisman DEA Kapusdiklat BMKG,

terlihat telah menanti dengan senyuman. Dari tahun

2017 Pusdiklat telah dipimpin Pak Maman, begitu biasa beliau

dipanggil. Wawancara ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi

menjelang masa purna tugas di Pusdiklat BMKG pada bulan

Februari 2022, sebelum beliau beralih menjadi dosen STMKG.

Pada periode masa jabatan Pak Maman, Pusdiklat

mencanangkan BMKG Corporate University. Hal ini tentu saja

tidak bisa dilepaskan dari keberadaan beliau sebagai pimpinan.

Selain itu, perjalanan panjang beliau dalam meniti karier sangat

inspiratif. Wawancara kali ini ingin menggali pengalaman kerja

hingga bisa sampai pada posisinya sekarang dan apa yang

menjadi mimpi dan harapan beliau pada Pusdiklat. Semoga apa

yang beliau bagikan bisa menjadi inspirasi dan pengetahuan

yang bermanfaat bagi para pembaca.

Perjalanan Karir Pak Maman

Drs. Maman Sudarisman DEA, memulai karirnya di BMKG

sebagai lulusan sekolah Kedinasan Akademi Meteorologi dan

Geofisika (AMG), yang saat ini sudah menjadi Sekolah Tinggi

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG). Setelah

menamatkan pendidikan di AMG, Pak Maman kemudian

menjalankan tugasnya sebagai pegawai BMKG dengan status

Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Stasiun Meteorologi Halim

Perdana Kusuma dari tahun 1985 sampai dengan 1989. Empat

tahun mengabdi di Stasiun Meteorologi Halim, beliau kemudian

mendapatkan amanah untuk bekerja di Stasiun Meteorologi El

Tari Kupang. Ini merupakan sebuah perubahan besar dalam

hidup pria kelahiran Cirebon ini karena harus merantau cukup

jauh dari Ibu Kota Jakarta. Usai 2 tahun bertugas di Kupang,

Pak Maman melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia.

“ Kebetulan saat itu ada tawaran dari Badan Diklat, jadi tidak

ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Saya mendaftar

dan berhasil diterima.”

Pak Maman menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas

Indonesia (UI) tahun 1995, selanjutnya ditugaskan kembali di

Kantor Pusat BMG Jakarta. “Awalnya saya ditempatkan di Sub

Bidang Meteorologi Penerbangan. Tak berapa lama berselang,

Sekitar 4 (empat) tahun menyandang gelar master, pada

tahun 2004 beliau diamanahkan menjabat Kepala Sub Bagian

Analisa Data Meteorologi Permukaan sampai dengan tahun

2009. Selanjutnya, beliau menjabat sebagai Kepala Sub Bagian

Kerjasama Luar Negeri, lalu naik jabatan menjadi Kepala Bagian

Kerjasama dengan masa kerja yang paling lama yaitu 7 (tujuh)

tahun sampai tahun 2016. Suatu perubahan karir yang sangat

signifikan yang dialami Pak Maman saat itu. “ Pekerjaan dan

tugas yang saya jalankan di kerjasama sangat berbeda dengan

pekerjaan sebelumnya, “ beliau menambahkan.

Tahun 2016 Pak Maman diangkat menjadi Kepala Pusat

Perubahan Iklim Terapan. Namun penugasan ini tak berlangsung

lama karena selang setahun beliau menjadi Kepala Pusat

Pendidikan dan Pelatihan hingga sampai masa alih tugasnya di

awal tahun 2022.

Tantangan dan keberhasilan dalam perjalanan karier

Selama menjalankan karirnya, beberapa tantangan dan

keberhasilan telah dilalui dan dicapai Pak Maman. Tantangan

pertama yaitu saat beliau dipindah tugaskan ke daerah. Bagi

sebagian pegawai terasa bahwa pindah ke daerah merupakan

hal sulit, diantaranya dari sisi ekonomi, adaptasi budaya dan

kebiasaan, ditambah kondisi yang jauh dari keluarga dan

sebagainya. “ Dalam situasi ini, bisa dimaklumi tak jarang

sebagian pegawai ada yang ingin segera kembali ke daerah

asal. Namun, sebagai seorang PNS tentu saja, apa pun

tugas yang diberikan, harus dijalankan, “ kata beliau seraya

menggambarkan kondisi yang mungkin untuk sebagian besar

orang tidak terlihat nyaman.

Tantangan berikutnya adalah ketika diamanatkan tugas sebagai

Kepala Bagian kerjasama. “ Ini tentu saja membawa banyak

hal baru bagi saya yang awam, mengingat sebelumnya saya

bekerja di bidang operasional. Saya pun dihadapkan pada jenis

pekerjaan, cara dan hal yang berbeda, “ kata beliau. Namun

dengan semangat belajar dan keinginan untuk memajukan

BMKG, beliau mencoba untuk bisa memberikan yang terbaik.

Capaian beliau selama di bagian kerjasama diantaranya telah

berhasil membawa Kepala BMKG Ibu Sri Woro Budiarti dan

Bapak Andi Eka Sakya menjadi Presiden Regional Area (RA) V

WMO wilayah Asia dan Pasifik Barat. Ini memperlihatkan bahwa

Indonesia khususnya BMKG mampu memberikan kontribusi

yang signifikan pada dunia internasional. Masih dalam periode

jabatan sebagai Kabag Kerjasama, beliau juga telah berhasil

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 85


memimpin berbagai kegiatan internasional seperti pelaksanaan

berbagai Training Internasional, terlibat dalam Sub-Committee

on Meteorology and Geophysics (SCMG), serta selalu aktif dalam

kegiatan dan program World Meteorological Organization

(WMO).

Berbeda lagi tantangan yang dihadapi saat di Pusdiklat yaitu

bagaimana mewujudkan BMKG Corporate University (Corpu)

yang merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional

menuju ASN unggul. BMKG Corpu ini sudah menjadi wacana

sejak masa kepemimpinan beberapa Kapusdiklat terdahulu,

dan pada masa Pak Maman akhirnya dapat diwujudkan. “

Sebagai pimpinan Pusdiklat BMKG, saya meyakini bahwa

terwujudnya BMKG Corpu bukan karena keberadaan saya

semata, namun merupakan kontribusi dari setiap insan yang

ada di Pusdiklat. Tanpa adanya dukungan dan tim yang solid

yang mau bekerjasama tentu saja cita-cita tersebut tidak akan

dapat terwujud, “ katanya dengan rendah hati.

Lesson learnt yang bisa dipetik dari perjalanan karir Pak

Maman

Selama bekerja, ada beberapa hal yang ingin beliau bagikan

kepada kita semua. Pertama, selalu menjadi individu

pembelajar, bersedia belajar apapun serta mampu beradaptasi

dengan perubahan. Jika menghadapi kegagalan tetap optimis,

tidak mudah menyerah. “ Dengan kemauan untuk terus

belajar, InsyaAllah pasti kita akan menemukan jalan dari setiap

tantangan yang dihadapi. “ kata beliau dengan yakin.

Kedua, selalu lakukan koordinasi dengan setiap pihak baik

dengan pimpinan maupun bawahan, juga terhadap rekan

sejawat. Dalam bekerja kita tidak akan mampu menjalankannya

dengan sendiri, pasti kita memerlukan orang lain, oleh karena

itu bangun kerjasama yang baik dan komunikasikan semuanya

agar menghasilkan pemahaman yang sama. “ Jangan menjadi

orang yang sombong, jadilah orang yang selalu rendah hati.

Jangan merasa menjadi orang yang paling pintar. Kita bukan

orang yang mampu segalanya, tapi sebagai tim, kita akan saling

melengkapi kelemahan masing-masing, “ demikian beliau

berpesan dengan bijak.

Ketiga, bangun networking atau jejaring kerja dan komunikasi

yang baik. Pak Maman menyatakan bahwa dengan networking

dan komunikasi yang baik memberikan dampak yang luar biasa.

“ Misalnya seperti dalam menyikapi hubungan dengan WMO,

maka kita harus mampu menciptakan orang-orang yang dapat

berkomunikasi dengan baik dengan perwakilan WMO, sehingga

membantu mempermudah, mempercepat koordinasi dan

menjalankan program-program yang WMO kepada BMKG. “

Inilah salah satu hal yang menurut Pak Maman sukses membuat

BMKG berhasil di dunia internasional.

Mengajukan diri menjadi Kapusdiklat

Pak Maman menuturkan bahwa keinginan untuk menjadi

Kapusdiklat sebetulnya sudah tersirat cukup lama, karena

beliau sangat tertarik dengan bidang sumber daya manusia

(SDM). Ketika lelang jabatan Kapusdiklat dibuka, baru pada

kesempatan kedua beliau berhasil menjadi mewujudkan citacitanya.

Di awal menduduki jabatan sebagai Kapusdiklat, Pak Maman

mengalami tantangan dalam berbagi peran. “ Di tahun

pertama menjadi Kapusdiklat, pada saat yang bersamaan saya

harus mengikuti Pelatihan Kepemimpinan sehingga belum

bisa berkontribusi optimal. “ Namun dengan memberikan

kepercayaan dan membangun keyakinan kepada tim yang

dipimpinnya, tantangan tersebut dapat dihadapi dengan baik

dan lancar. Setelah menyelesaikan Pendidikan di Lemhanas

barulah beliau merasa bisa mendedikasikan diri secara utuh.

Ditanya tentang hal menarik lain yang dialami selama memimpin

di Pusdiklat, menurut beliau yaitu pola pembelajaran baru

secara online, terutama di masa pandemi. “Sampai saat ini

saya masih berharap Pusdiklat bisa membangun studio guna

mendukung pelatihan online ”, begitu kata beliau.

Harapan yang masih ingin dicapai

Hingga mendekati masa purna tugasnya masih ada beberapa

harapan yang ingin diwujudkan oleh Pak Maman sembari

berharap agar kepemimpinan yang baru nanti dapat

melaksanakannya, yaitu implementasi BMKG Corpu khususnya

terkait metode pembelajaran 10:20:70. “ Metode pembelajaran

ini perlu diaplikasikan di pelatihan yang dilakukan oleh Pusdiklat.

Memang membutuhkan waktu lama namun saya optimis ini

bisa diwujudkan. Perlu adanya dukungan pimpinan dan pihakpihak

terkait dalam mewujudkannya. “ imbuhnya. Terkait Corpu,

beliau juga berharap dokumen Learning Roadmap (LRM) BMKG

dapat segera diselesaikan.

Cita-cita berikutnya Pak Maman kepada Pusdiklat BMKG yaitu

segera dibangun Lembaga sertifikasi Profesi (LSP) BMKG, dalam

rangka mewujudkan kewajiban sertifikasi bagi setiap pegawai

BMKG. Sampai saat ini BMKG masih di posisi penyelesaian

Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK), untuk selanjutnya

perlu segera dibangun LSP-nya. Harapan beliau juga terkait

SKKK yaitu kedepannya bisa menjadi Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia (SKKNI), karena SKKNI terkait MKG masih

belum ada.

Terakhir dalam wawancara yang dilakukan tim Buletin, beliau

juga berharap bahwa Pusdiklat dapat segera menjalankan ISO.

Dengan begitu layanan Pusdiklat akan semakin berkualitas.

Tak terasa sudah satu jam berbincang, tim pewawancara di

akhir sesi wawancara telah menunggu. Pak Maman mengambil

kesempatan untuk menitipkan pesan kepada pembaca, pegawai

Pusdiklat khususnya, agar senantiasa bekerja semaksimal

mungkin. “ Niatkan diri untuk mencerdaskan dan memampukan

pegawai BMKG, tetap semangat, jaga kekompakan dan

sinkronisasi dalam bekerja baik antara tim maupun dengan

pimpinan. “ demikian pesan beliau. Pak Maman juga berharap

Kepada Kapusdiklat yang baru agar bisa melanjutkan harapan

atau cita-cita beliau yang belum terselesaikan. Semoga

kedepannya Pusdiklat semakin berjaya dan lebih baik dari yang

sekarang.

Tim Buletin

Pusdiklat BMKG

86

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Resensi Buku

Judul Buku : Effective Leadership Communication

– 21 Inspirasi Komunikasi yang efektif untuk mencapai

kesepakatan, persetujuan, dukungan, komitmen, dan tindakan.

Nama Pengarang : Dr. Dasep Suryanto, A.T., M.M.

Terbit : 2019

Cetakan

Jumlah halaman

: Pertama - hard cover

: 196 halaman

Nomor edisi buku : GM 619203008

Penerbit

Harga buku : Rp. 82.000,-

Ukuran buku

: PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

: 25 cm x 18 cm

nya ditentukan oleh bagaimana Anda mengatakannya. Maksud

baik, apabila disampaikan dengan cara yang salah mengakibatkan

persepsi yang salah. Tiga cara efektif menyampaikan pesan,

pertama sampaikan pesan sedemikian rupa sehingga terasa

memberi manfaat bagi penerima pesan. Walaupun ada kepentingan

organisasi yang kita wakili, kita tidak menyampaikannya

di awal, kepentingan lawan bicara dulu yang diutamakan.

Kedua, jadilah pendengar yang baik agar memahami kebutuhan

pendengar. Ketiga, menjawab kebutuhan pendengar. Dalam

komunikasi, setiap orang memiliki kebutuhan, didengarkan

pendapatnya, diperhatikan kepentingannya, diberikan haknya,

dan berbagai kebutuhan lain. Komunikasi yang tidak akan ditolak

adalah komunikasi yang menjawab kebutuhan. Caranya

dengan menghubungkan pesan kita dengan kebutuhan si

penerima pesan.

Komunikasi yang efektif tidak sekadar membuat pendengar

terkesima, terpukau akan kata-kata yang disampaikan,

atau terinspirasi dari kalimat-kalimat yang diberikan.

Komunikasi yang efektif bicara tentang respons tindakan.

Bagaimanapun, efektivitas segala sesuatu selalu diukur dari hasil

atau dampaknya. Esensi tujuan komunikasi adalah mencapai

kesepakatan, persetujuan, dukungan, komitmen, dan tindakan.

Buku Effective Leadership Communication berisi 21 inspirasi

komunikasi yang efektif beserta contoh yang terjadi di dunia

kerja, peristiwa bersejarah, dan peristiwa yang masih sering terjadi

hingga saat ini. Apa yang dikomunikasikan Steve Jobs saat

peluncuran produk Apple sehingga orang dari seluruh penjuru

dunia rela antre membelinya? Bagaimana cara menyampaikan

teguran keras sehingga bisa diterima dengan baik dan si penerima

teguran malah berterima kasih?

Siapapun Anda, apakah profesional, pemimpin organisasi,

pemimpin bisnis, pemimpin perusahaan, tokoh politik, ketua

partai, praktisi pemasaran dan penjualan, pembicara publik,

atau pengajar, jika tujuan komunikasi Anda adalah mendapatkan

kesepakatan, persetujuan, dukungan, komitmen, dan tindakan,

berikut gambaran umum 21 inspirasi komunikasi efektif

yang terdapat dalam buku ini.

Insight #1 Apa yang tidak akan ditolak?

Apapun situasinya, prinsip pendekatannya harus selalu memperhatikan

kepentingan lawan bicara. Menurut North Dakota,

apa yang Anda katakan hanya memberikan pengaruh 7%, 93%-

Insight #2 Kekuatan tiga pesan

Informasi tepat dan jelas yang membangkitkan inspirasi dan

disampaikan dengan sangat berkesan dapat menimbulkan

pengaruh besar terhadap pendengar. Tekankan prioritas pada

pesan membuatnya mudah diingat dan meninggalkan kesan.

Para pembicara terkemuka menggunakan kekuatan tiga pesan

“the power of three”: Informed, Inspired, Impressed. Fokuskan

pesan pada tiga poin paling signifikan dan mengulangnya beberapa

kali akan memberikan pengaruh maksimal. Pendekatan

ini pernah diterapkan oleh Kepala BMKG pada beberapa pidatonya,

yaitu dalam pengadaan barang dan jasa harus mengedepankan

Clean, Clear dan Qualified.

Insight #3 Konteks dan Fleksibilitas

Menyampaikan tujuan komunikasi dengan mempertimbangkan

konteks dan fleksibilitas sangat mendukung tercapainya komunikasi

yang efektif. Ada tiga konteks yang mempengaruhi setiap

orang yaitu konteks pribadi, sosial, dan budaya, perlu menjadi

perhatian dalam berkomunikasi. Fleksibilitas adalah kepekaan

untuk menyesuaikan diri dengan situasi lawan bicara dan terhadap

respons lawan bicara, termasuk Bahasa tubuhnya, seperti

jika melihat lawan bicara kita sedih, maka ada baiknya kita

menunjukkan sikap empati dengan bertanya secara hati-hati.

Insight #4 Memperjelas masalah, menunjukkan solusi

Mencapai kesamaan pemahaman untuk mendapatkan kesepakatan

bisa menghasilkan kerja sama terbaik. Menyampaikan

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 87


pesan apa adanya bukanlah komunikasi, namun hanya sekedar

penyaluran pesan. Komunikasi berarti penyampaian pesan untuk

mencapai kesamaan pemahaman. Jadi saat atasan menegur

bawahan, hal pertama bukanlah menegur namun menjelaskan

masalahnya, barulah dilanjutkan dengan mencari solusi terbaik

dan melakukan tindakan koreksi.

Insight #5 Mulai dengan cerita lanjutkan dengan fakta

Komunikasi yang menggunakan sebuah cerita sangat mudah dimengerti,

diterima dan diingat, karena pesan yang disampaikan

dengan cerita dan dikonfirmasi dengan fakta akan memberikan

dampak kuat untuk mendapatkan respons terbaik. Steve Job

dan Jack Ma adalah contoh komunikator yang suka bercerita

dalam komunikasinya.

Insight #6 Menemukan hal-hal terbaik

Pendekatan yang menggunakan hal-hal yang baik, menghasilkan

kesepakatan terbaik. Komunikasi yang berfokus pada hal

baik, membutuhkan waktu lebih lama, karena kita mencoba

membangun suasana yang nyaman dalam komunikasi dan itu

tidak bisa terbentuk hanya dalam sekali waktu. Sampaikan pesan

secara positif yang mampu memberikan motivasi, sehingga

si penerima pesan akan merasa diperhatikan dan merasa bahwa

yang dibicarakan adalah demi kebaikan dan keuntungannya.

Insight #7 Berpihak pada Dua Pihak

Dalam berbagai konflik, sering kali mereka yang berselisih

pendapat ternyata sama-sama benar. Konflik komunikasi biasanya

bermula dari penyampaian yang keliru. Sebaiknya dalam

konflik gunakan komunikasi persuasif bukan konfrontatif.

Mendengarkan dengan penuh perhatian dan fokus dapat

membantu kita menemukan sisi benar dari pertentangan, sehingga

menghasilkan solusi.

Insight #8 Mendekatkan dan Mempersatukan

Komunikasi yang baik menghubungkan, mendekatkan, dan

mempersatukan kesamaan pandangan, pemikiran, dan tujuan.

Komunikasi yang baik lebih dari sekedar berbicara, namun

mendekatkan koneksi satu sama lain. Ketika komunikasi mampu

mendekatkan antar karyawan maka akan terjalin kerja sama

tim yang baik. Komunikasi yang mempersatukan yaitu komunikasi

yang berusaha mencapai kesatuan pemahaman, kesepakatan,

kesamaan tujuan dan saling menyelaraskan.

Insight #9 Komunikasi Antarpribadi

Cara berkomunikasi ditentukan juga dengan siapa kita berkomunikasi.

Komunikasi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan

memerlukan pendekatan yang berbeda. Komunikasi interpersonal

sangat tepat digunakan untuk mencapai kesamaan

pandangan. Komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan

mencurahkan perhatian 100%, fokus mendengarkan bukan

merespons, berpikiran terbuka, jangan terlalu cepat menyimpulkan,

berikan umpan balik jika diperlukan.

Insight #10 Kejutan Tak Terduga

Hanya karena Anda mengatakannya, bukan berarti mereka

yang mendengarnya menerima pengertian yang sama. Pikiran

setiap orang menerjemahkan pesan sesuai dengan persepsi

yang mereka miliki, karena dalam setiap situasi, setiap orang

menaruh harapan tertentu. Melakukan suprising communication

yang positif bisa memberikan kejutan menggembirakan

karena melebihi harapan. Komunikasi ini biasanya diawali dengan

menyampaikan terlebih dahulu fakta umum baru kemudian

kejutan istimewa.

Insight #11 Membaca Situasi

Perkataan yang tepat, disampaikan pada situasi yang tepat

akan mencapai kesepakatan komunikasi yang terbaik. Dalam

istilah Neuro Linguistic Programming (NLP) membaca situasi

dan menyesuaikan diri disebut dengan building rapport, yang

berarti membangun keterhubungan dan kesepakatan/koneksi.

Alasannya yaitu setiap orang menyukai orang yang menyukainya,

orang yang mirip dengannya dan merasa nyaman berada

dekat dengan orang yang sejalan dengan pikirannya. Keahlian

menyesuaikan pesan komunikasi dengan situasi yang ada sama

seperti menyelaraskan isi komunikasi dengan tujuan komunikasi.

Insight #12 Hati-hati, Bicara Tanpa Kata

Ternyata apa yang kita tidak ucapkan, berbicara lebih keras

daripada yang kita ucapkan. Apa yang kita tidak dikomunikasikan

secara langsung dan apa yang kita komunikasikan secara

langsung, respons yang lambat dan tanggapan yang cepat,

semua itu sudah merupakan komunikasi. Dalam komunikasi

yang efektif, kata hanya memberikan pengaruh efektif 7%, vokal

38% dan visual (body language) 55%. Sebagai pimpinan diperlukan

kemampuan membaca Bahasa tubuh, gerak gerik, gelagat,

sikap, perilaku, respons dan tanggapan yang ditunjukkan oleh

bawahan atau tim kerja, jika tidak ditangani dengan tepat pesan

tanpa kata tersebut bisa menimbulkan masalah. Tidak ada komunikasi

masing-masing pihak akan berasumsi.

Insight #13 Mengalir dan Terarah

Sikap mendukung, menghargai, menerima, sensitif terhadap

perasaan orang lain, dan percaya pada kemampuan orang lain

merupakan faktor yang sangat kuat untuk mendukung kelancaran

komunikasi. Agar komunikasi dapat mengalir dan terarah

maka Anda perlu memahami faktor yang memperlancar dan

menghambat komunikasi, diantaranya dengan menyesuaikan

diri dengan orang lain dan menunjukkan komunikasi non verbal.

Insight #14 Kekuatan Pertanyaan

Sering kali hanya ada sedikit kesamaan antara dugaan dan kenyataan.

Daripada menduga dan berasumsi lebih baik bertanya.

Ketidakjelasan kadang terjadi dalam komunikasi dan dapat menimbulkan

kesalahpahaman, apabila tidak dikonfirmasi. Dengan

terbiasa melakukan konfirmasi melalui pertanyaan, bisa

menghindari kesalahpahaman. Salah satu metode yang bisa

dilakukan yaitu dengan metode naze bunseki, yaitu bertanya

sebanyak lima kali. Pemimpin yang terbiasa bertanya kepada

tim akan mendapatkan feedback yang tepat dan efektif.

Insight #15 Mengenali “Hot Button”

Tanpa kemampuan mengetahui pikiran dan perasaan orang

lain, kita sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik. Hot

88

Edisi 11 Tahun 2022

I M E D I A P U S D I K L A T B M K G


Insight #20 Menghasilkan Tindakan

Pada akhirnya komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang

menghasilkan tindakan. Lima faktor yang bisa menghasilkan

komunikasi berdampak yaitu komunikasi yang mampu memberikan

inspirasi cemerlang, mengajak orang pada tujuan yang

besar, menciptakan keterdesakan atau urgensi, menawarkan

perubahan yang signifikan menuju yang lebih baik, dan menggunakan

isu kelangkaan.

Insight #21 Komunikasi yang mengguncang dunia

button merupakan istilah untuk menandai hal-hal yang membangkitkan

minat seseorang, memadamkan minat, atau mengakibatkan

penolakan. Untuk itu perlu kemampuan menebar

kata kunci atau pertanyaan kunci yang bisa membuat lawan

“klik” dengan apa yang kita ucapkan. Misalnya, sebagai pimpinan

perlu memberikan motivasi pada tim.

Insight #16 Menggunakan kutipan

Berbicara dengan meyakinkan akan meraih lebih banyak peluang

sukses. Setiap orang lebih mudah menerima pesan jika

yang pertama kali didengar adalah sesuatu yang mereka setujui.

Kutipan dari tokoh terkemuka yang memiliki kredibilitas di

bidang yang kita bicarakan merupakan salah satu kalimat pembuka

yang sangat efektif untuk mendapatkan persetujuan awal.

Insight #17 Memberi tantangan

Saat pimpinan menyampaikan target atau tantangan diperlukan

komunikasi efektif. Menyampaikan tantangan yang efektif

adalah membangun kesadaran dan membangkitkan motivasi

tim yang mendorong komitmen kuat untuk bertindak. Cara

yang bisa dilakukan memberikan pandangan yang kontras,

memberikan dorongan positif, seimbang dan proporsional untuk

semua pihak, memberikan kesempatan diskusi, dan memberikan

dukungan.

Insight #18 Mendapatkan Respons Seketika

Pemimpin yang berkomunikasi secara asertif dan penuh percaya

diri dapat lebih mendapatkan respons tindakan kepatuhan

yang cepat. Dalam situasi yang memerlukan keputusan

yang cepat, kita tidak bisa menggunakan komunikasi persuasif,

kita memerlukan komunikasi asertif. Komunikasi asertif adalah

ketegasan berkomunikasi secara langsung (tegas, yakin, dan

penuh percaya diri) tanpa terganggu dengan apa yang dipikirkan

atau dikatakan orang lain.

Insight #19 Apa yang pasti disepakati?

Setiap orang bisa dipengaruhi dengan cara tertentu. Ada tiga

kunci utama untuk mendapatkan kesepakatan dan persetujuan

‘ya” dari setiap orang. Pertama, tunjukkan kepada orang lain

apa keuntungannya bagi mereka jika mereka melakukan tindakan

yang Anda sarankan. Kedua, bangkitkan semangat kepentingan

Bersama. Setelah kepentingan pribadi akan ada kepentingan

Bersama karena manusia adalah makhluk sosial. Ketiga,

memberikan lebih dari harapan.

Apa yang menarik dari ucapan para tokoh dunia yaitu kemampuannya

menggerakkan kesepakatan besar yang mengguncang

dunia atau pertanyaan diluar perkiraan. Mereka mampu

menyampaikan pernyataan yang merupakan gabungan dari

semua prinsip komunikasi efektif. Tokoh-tokoh seperti Muhammad

Yamin, Soekarno-Hatta, John F, Kennedy, Mao Zedong, Muhammad

Ali, Steve Job, dll, mereka mampu menjual mimpi, kemerdekaan,

semangat kesatuan, tantangan, integritas, inovasi.

Pada akhirnya kemampuan komunikasi lah yang membedakan

antara orang yang sukses dan yang tidak.

Sekilas tentang penulis

Penulis merupakan pakar komunikasi kepemimpinan dan lulusan

doktoral bidang manajemen Sumber Daya Manusia (SDM),

dengan pengalaman lebih dari 20 tahun sebagai pimpinan Divisi

SDM di beberapa grup perusahaan besar, selain itu beliau juga

merupakan seorang dosen pasca sarjana. Buku Effective Leadership

Communication ditulis berdasarkan pengamatan luas

terhadap sejumlah pengaruh komunikasi, baik secara universal

maupun spesifik di beberapa perusahaan skala nasional. Keikutsertaannya

dalam perumusan kebijakan dan standardisasi

kompetensi SDM bersama tim kementerian, yang menangani

kepentingan tenaga kerja di seluruh Indonesia, memperkaya

wawasan penulisan buku ini.

Kelebihan dan kekurangan serta opini terkait buku

Secara keseluruhan buku ini termasuk paket komplit. Tidak

hanya menghadirkan pemahaman terkait cara berkomunikasi

namun juga disertai dengan contoh-contoh nyata sehingga

maksud penulis dapat tergambarkan dengan jelas. Prinsip-prinsip

yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas bagi siapa

saja yang membaca karena penggunaan Bahasa yang sederhana

dan mudah dipahami. Pembaca juga tidak perlu membaca

secara berurutan, untuk 21 inspirasi komunikasi yang terdapat

dalam buku, pembaca bisa langsung membaca konteks komunikasi

mana yang ingin diketahui terlebih dahulu.

Bagi siapa pun baik pimpinan, individu, pengusaha, pegawai,

sangat bagus jika mau membaca buku ini karena buku ini membantu

kita agar mampu berkomunikasi lebih baik, menghasilkan

kesamaan pemahaman dan membuat orang lain mau bertindak.

Nina Amelia Sasmita

Widyaiswara Ahli Madya

Pusdiklat BMKG

Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 89


BMKG

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

Jalan Angkasa I No. 2 Kemayoran Jakarta Pusat 10720 - Indonesia

Telp & Fax : (021) 65867058

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!