Media Pusdiklat BMKG 11 2022
M e D i AP U S A T P E N D I D I K A N D A N P E L A T I H A NM e d i a E d u k a s i d a n I n f o r m a s i K e d i k l a t a n B M K GE d i s i 11 / 2022PENGUATAN EDUKASI DAN LITERASIMETEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA TERINTEGRASIMEMBENTUK KESADARAN PUBLIK- Mengenal Bencana Hidrometeorologi dalam Era Digital- Urgensi Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi Di Kala Pandemi- Penguatan Kesadaran Masyarakat Melalui Literasi Gempabumi Dan Tsunami- Komunikasi Publik, Jendela Pemahaman Bencana Akibat CuacaI S S N : 2 4 0 6 - 9 7 5 2pusdiklat BMKG | pusdiklat_bmkg | pusdiklat BMKG | www.pusdiklat.bmkg.go.id
- Page 2 and 3: UPDATETerus Kamipusdiklat.bmkg.go.i
- Page 4 and 5: DAFTAR ISIedisi11tahun2022BAHASAN U
- Page 6 and 7: Bahasan UtamaMengenal BencanaHidrom
- Page 8 and 9: antisipasi dan mitigasi kemungkin t
- Page 10 and 11: Bahasan UtamaU R G E N S ILiterasi
- Page 12 and 13: mudah dipahami oleh masyarakat luas
- Page 14 and 15: 3. Literasi SainsLiterasi sains ada
- Page 16 and 17: Bahasan UtamaKomunikasi Publik,Jend
- Page 18 and 19: Masyarakat Indonesia memiliki buday
- Page 20 and 21: kelemahan masyarakat Indonesia adal
- Page 22 and 23: Peran MasyarakatMasyarakat merupaka
- Page 24 and 25: diberikan pun berasal dari profesor
- Page 26 and 27: indikator kinerja yang ditetapkan s
- Page 28 and 29: Tsunami pada tahun 2018 tersebut me
- Page 30 and 31: New York), memperkirakan bahwa selu
- Page 32 and 33: Bukti-Bukti Yang Menunjukkan Bahwa
- Page 34 and 35: Gambar 1. Ilustrasi ketidakpercayaa
- Page 36 and 37: nama dan parameternya (sumber :PUSG
- Page 38 and 39: Dini Tsunami 2 merupakan informasib
- Page 40 and 41: Hasil Tanggapan Insan BMKG Terhadap
- Page 42 and 43: Serambi IlmuApakah Peran HCDPMendor
- Page 44 and 45: beasiswa Pusdiklat BMKG, Apakah pel
- Page 46 and 47: 1. CTBT SnT 2013Johan Camps (tengah
- Page 48 and 49: Serambi Ilmu“BELANJA PAKAI KKP, G
- Page 50 and 51: a. Katalog elektronik dan took dari
M e D i A
P U S A T P E N D I D I K A N D A N P E L A T I H A N
M e d i a E d u k a s i d a n I n f o r m a s i K e d i k l a t a n B M K G
E d i s i 11 / 2022
PENGUATAN EDUKASI DAN LITERASI
METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA TERINTEGRASI
MEMBENTUK KESADARAN PUBLIK
- Mengenal Bencana Hidrometeorologi dalam Era Digital
- Urgensi Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi Di Kala Pandemi
- Penguatan Kesadaran Masyarakat Melalui Literasi Gempabumi Dan Tsunami
- Komunikasi Publik, Jendela Pemahaman Bencana Akibat Cuaca
I S S N : 2 4 0 6 - 9 7 5 2
pusdiklat BMKG | pusdiklat_bmkg | pusdiklat BMKG | www.pusdiklat.bmkg.go.id
UPDATE
Terus Kami
pusdiklat.bmkg.go.id
untuk informasi
berbagai pengembangan
kompetensi ASN BMKG
(Smart ASN)
E-mail: pusdiklat@bmkg.go.id
Connect with us:
PUSDIKLAT.BMKG
PUSDIKLATBMKG
@PUSDIKLAT_BMKG
PUSDIKLAT BMKG
Mendidik Melatih
Melayani Mandiri Inovasi
4MI (four-me)
2
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
M e D i A
P U S A T P E N D I D I K A N D A N P E L A T I H A N
M e d i a E d u k a s i d a n I n f o r m a s i K e d i k l a t a n B M K G
E d i s i 11 / 2022
PENGUATAN EDUKASI DAN LITERASI
METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA TERINTEGRASI
Dari Redaksi
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah SWT bahwa Media Pusdiklat
BMKG edisi ke-11 Tahun 2022 mencoba memberi warna di setiap
terbitnya. Terbitan kali ini mengangkat tema tentang “Penguatan
Edukasi dan Literasi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) terintegrasi:
Membentuk Kesadaran Publik”. Tema ini diangkat melihat maraknya bencana
yang terjadi saat ini dan pentingnya menanamkan kesadaran pada masyarakat
Indonesia khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana agar menjadi lebih
siap dan tidak khawatir dengan ancaman bencana yang datang kapan saja.
I S S N : 2 4 0 6 - 9 7 5 2
DITERBITKAN OLEH
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BMKG
Jl. Angkasa I, No. 2 Kemayoran
Jakarta Pusat 10720
PENANGGUNGJAWAB
Nelly Florida Riama
PENGARAH
Pudji Setiyani
MEMBENTUK KESADARAN PUBLIK
PIMPINAN REDAKSI
Nina Amelia Sasmita
REDAKTUR PELAKSANA
Arisman
Nurhidayat
Asep Jamaludin Malik
Rr. Yuliana Purwanti
Nurahmini
SEKRETARIAT
Ika Nurmalasari
ARTISTIK & TATA LETAK
Deni Saiful
FOTOGRAFER
Sarimang Jamco
- Mengenal Bencana Hidrometeorologi dalam Era Digital
- Urgensi Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi Di Kala Pandemi
- Penguatan Kesadaran Masyarakat Melalui Literasi Gempabumi Dan Tsunami
- Komunikasi Publik, Jendela Pemahaman Bencana Akibat Cuaca
pusdiklat BMKG | pusdiklat_bmkg | pusdiklat BMKG | www.pusdiklat.bmkg.go.id
Rubrik “Liputan Utama” menyajikan beberapa tulisan menarik terkait tema,
diantaranya “Mengenal Bencana Hidrometeorologi di Era Digital” yang
mengulas beragam bencana alam dan bagaimana mendapatkan informasinya.
Selanjutnya, terdapat juga artikel berjudul “Urgensi Literasi Bencana Geohidrometeorologi
di Kala Pandemi” yang mengulas mengenai betapa
pentingnya kita memahami bencana Geo-hidrometeorologi agar kita dapat
terhindar dari hoax. Artikel lainnya berbicara mengenai peran komunikasi
dalam literasi, literasi mengenai bencana gempabumi dan tsunami, kearifan
lokal dalam kebutuhan literasi bencana, serta MOOC sebagai alternatif media
edukasi literasi bencana.
Sementara itu, artikel-artikel lain juga menyuguhkan informasi yang sayang
untuk dilewatkan. Rubrik “Serambi ilmu” pada terbitan ini menyusuri
pengetahuan terkait bencana Geo-Hidrometeorologi, seperti gunung api,
gelombang laut, perubahan iklim dan bencana lainnya. Di samping itu, secara
eksklusif, redaksi Buletin Media juga menayangkan wawancara eksklusif dengan
Bapak Drs. Maman Sudarisman, DEA, Kapusdiklat BMKG yang akan memasuki
masa purnabakti. Dalam rubrik “Opini”, pembaca dapat menelusuri pemikiran
terkait Core Value ASN Berakhlak, pengalaman Awardee beasiswa LPDP dan
luar negeri yang tentunya menarik bagi para pencari beasiswa.
Terbitan ini juga menyuguhkan tulisan tentang kisah inspiratif, resensi buku
yang jangan sampai dilewatkan karena merupakan salah satu rekomendasi dari
Kepala BMKG Ibu Prof. Ir. Dwikorita Karnawati M.Eng, serta rubrik “Serba Serbi”
yang akan memberikan informasi sekitar aktivitas Pusdiklat dari Januari sampai
Mei 2022.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penerbitan buletin Media Pusdiklat. Harapan kami,
semoga bacaan yang kami hadirkan mampu memberikan manfaat bagi para
pembaca. Kedepannya, kami akan sangat senang jika artikel yang masuk dapat
tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan penulisan artikel ilmiah populer.
Selamat membaca!
Telp. (021) 65867058 Fax (021) 65867058
E-mail: buletin.pusdiklat@bmkg.go.id
Kami membuka kesempatan artikel ilmiah populer
sesuai tema untuk diterbitkan setiap semester. Silahkan
ikuti tautan berikut untuk informasi lengkapnya :
https://bit.ly/DAFTAR-TULISAN-BULETINPUSDIKLAT
Salam, Redaksi
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 3
DAFTAR ISI
edisi
11
tahun
2022
BAHASAN UTAMA
6 Mengenal Bencana Hidrometeorologi dalam
Era Digital
10 Urgensi Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi
Di Kala Pandemi
13 Penguatan Kesadaran Masyarakat Melalui
Literasi Gempabumi Dan Tsunami
16 Komunikasi Publik, Jendela Pemahaman
Bencana Akibat Cuaca
19 Kearifan Lokal, Relasi Terhadap Kebutuhan
Literasi Kebencanaan Di Era Industri 4.0
23 Bisakah Mooc Menjadi Alternatif Peningkatan
Literasi Kebencanaan?
SERAMBI ILMU
27 Mengapa Anak Gunung Api Krakatau Masih
Berbahaya?
31 Perubahan Iklim itu Nyata
35 Memahami Potensi, Upaya Mitigasi, dan
Sistem Informasi Gempabumi Tsunami Di
Indonesia
39 Tanggapan Insan BMKG Terhadap Performa
Layanan Informasi Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika Di Indonesia
42 Apakah Peran HCDP Mendorong Peningkatan
Kinerja Organisasi dan Return of Investment
(ROI) BMKG?
45 BMKG Raih EU Star Awards, Pertama Untuk
Indonesia
48 “Belanja Pakai KKP, Gak Ribet” Analisis
Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) Di
Stasiun Klimatologi Mempawah
52 Pengelolaan Pajak Instansi Oleh Bendahara
Pengeluaran
56 “Rip Current” Belajar Dari Musibah Di Pantai
Kayangan Jember Jawa Timur
OPINI
59 Menguak Potensi DWP BMKG dalam Upaya
Penguatan Literasi MKG dalam Bencana Geohidrometeorologi
62 Meningkatkan Budaya Melayani Dengan Nilai
Berakhlak
65 Serba Serbi Beasiswa LPDP
69 Menggapai Mimpi Kuliah di Luar Negeri
Melalui Jalur Beasiswa
72 Arsiparis Sebagai Penjaga Data dan Informasi
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
75 Penyediaan lingkungan pembelajaran yang
dapat mengakomodir semua kebutuhan
peserta didik dengan berbagai karakter.
KISAH INSPIRATIF
78 Raih Sukses Dengan Kepo, Baper Dan Punya
Utang. Mungkinkah?
SERBA-SERBI
80 Online Group Discussion (OGD) 2022
81 Talkshow Bmkg Corpu Dan Ekspose Inovasi
Aksi Perubahan Alumni Pka-Pkp
81 Pelatihan Teknis Analisa Prakiraan Banjir
Pesisir
82 Advanced Earthquake and Tsunami Hazards
Training Course
82 Benchmarking Pagasa Philippines RTC WMO
83 Pengamatan Hilal Awal Ramadhan dan
Penentuan Hari Raya Idul Fitri 1443 H
83 Sharing Session Human Capital Development
Plan BMKG
84 Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dan
Kepemimpinan Administrator (PKP & PKA)
Tahun 2022
84 Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Popular
WAWANCARA EKSKLUSIF
85 Perjalanan Karir Dan Mimpi Pusdiklat Di Mata
Pak Maman
RESENSI BUKU
87 Effective Leadership Communication
– 21 Inspirasi Komunikasi Yang Efektif
Untuk Mencapai Kesepakatan, Persetujuan,
Dukungan, Komitmen, Dan Tindakan.
4
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 5
Bahasan Utama
Mengenal Bencana
Hidrometeorologi dalam Era Digital
Secara geografis, Indonesia sebagai benua maritim yang
terletak di kawasan khatulistiwa mempunyai potensi
hujan sepanjang tahun dengan intensitas yang sangat
bervariasi. Ada periode hujan yang sangat tinggi, tetapi ada juga
periode yang kering (kurang hujan), bahkan tanpa hujan. Pada
periode intensitas hujan tinggi dapat menyebabkan banjir,
sementara periode kering dapat menyebabkan kekeringan.
Lilik Kurniawan, sekretaris utama Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa
sepanjang tahun 2021 telah terjadi 3.092 bencana alam di
Indonesia. Selanjutnya, Lilik Kurniawan menyampaikan bahwa
bencana alam yang terjadi tersebut bersifat hidrometeorologi
basah, antara lain adalah banjir, tanah longsor, dan cuaca
ekstrem.
Dalam refleksi akhir tahun 2021, BNPB menyampaikan bahwa
dampak bencana alam selama 2021 tercatat bahwa warga
menderita dan mengungsi sebanyak 8.426.609 orang, luka-luka
14.116 orang, hilang 95 orang, dan meninggal dunia 665 orang.
kemajuan teknologi informasi, antara lain dalam bidang
komunikasi.
Perilaku masyarakat dalam berkomunikasi menjadi makin
mudah dengan adanya media baru dalam bidang berkomunikasi,
yaitu jejaring sosial. Jejaring sosial mampu membuat manusia
terhubung satu sama lain dengan tanpa perlu bertatap muka.
Media baru ini juga mampu menyebarluaskan informasi dengan
cepat. Informasi yang serba digital memungkinkan literasi
digital sebagai salah satu alternatif dalam menyebarluaskan
informasi bagi masyarakat di era disrupsi seperti sekarang.
BMKG sebagai lembaga penyedia informasi hidrometeorologi,
sudah sepatutnya memanfaatkan kemajuan teknologi
tersebut untuk melakukan literasi dan edukasi terhadap
masyarakat dalam memahami dan menindaklanjuti informasi
hidrometeorologi guna antisipasi bencana hidrometeorologi.
Dalam tulisan ini, kami akan menyampaikan pemikiran
tentang upaya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap
informasi hidrometeorologi. Selain itu, tulisan ini bertujuan
agar masyarakat lebih mengenali bencana hidrometeorologi di
Indonesia pada era serba digital.
Jenis-Jenis Bencana
Gambar 1. Komposisi bencana tahun 2021 (sumber: BNPB)
Catatan tersebut menggambarkan bahwa frekuensi bencana
alam di Indonesia sangat tinggi dan jenis bencana alam
hidrometeorologi menjadi catatan khusus bagi jajaran BNPB.
Angka korban bencana juga menunjukkan nilai yang cukup
tinggi. Banyaknya korban manusia akibat bencana dapat
diartikan tingkat kesiapan masyarakat dalam menghadapi
bencana alam masih perlu ditingkatkan.
Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi memberikan
kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan segala aktivitas
kehidupan. Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana, definisi bencana adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Jika dilihat dari penyebabnya, bencana dapat dibedakan
menjadi faktor alam, nonalam, dan manusia. Selanjutnya,
bencana dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu bencana alam,
bencana non alam, dan bencana sosial. Secara umum dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam. Macam-macam bencana alam antara lain adalah
gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir, tanah
longsor, angin topan, dan kekeringan.
6
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam. Macammacam
bencana non alam diantaranya gagal modernisasi,
gagal teknologi, wabah penyakit, dan epidemi.
monsun dari Asia atau dikenal dengan angin barat.
b. Musim Kemarau
Sementara musim kemarau digunakan kriteria kebalikan
dari awal musim hujan, yaitu suatu periode yang ditandai
dengan jumlah curah hujan setiap bulan kurang dari
150 mm. Musim hujan umumnya berlangsung antara
bulan Oktober sampai Maret, tetapi tidak semua
tempat seragam waktunya, bisa jadi lebih awal atau
mundur. Musim hujan secara umum bersamaan dengan
bertiupnya angin monsun dari Australia atau dikenal
dengan angin timur.
Walaupun BMKG hanya membagi Musim menjadi dua,
yaitu musim hujan dan musim kemarau, tetapi pada
tataran operasional sering disebut masa transisi, yaitu
periode peralihan musim, dari musim musim hujan ke
musim kemarau atau sebaliknya, dari musim kemarau
ke musim hujan. Pada lingkungan masyarakat yang
tinggal di Pulau Jawa, sudah mengenal empat periode
musim tersebut dengan bahasa lokal yaitu rendeng
(musim hujan), mareng (transisi musim hujan ke musim
kemarau), ketigo (musim kemarau), dan labuh (transisi
musim kemarau ke musim hujan)
Gambar 2. Jenis bencana alam (sumber: canva.com)
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan
oleh manusia. Bencana sosial meliputi konflik sosial antar
komunitas atau kelompok masyarakat dan teror.
Bencana hidrometeorologi masuk dalam jenis bencana alam,
yaitu bencana alam akibat munculnya cuaca atau iklim ekstrem,
disebut juga bencana hidroklimatologi (BMKG).
Jenis bencana hidrometeorologi di antaranya tanah longsor,
banjir, banjir bandang, kekeringan, kebakaran hutan, dan lahan,
angin puting beliung, Gelombang pasang atau badai, dan abrasi.
Karakter Bencana Hidrometeorologi
1. Periode Musim
Berdasarkan pengetahuan umum, masyarakat Indonesia
mengenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
a. Musim Hujan
Giarno dkk (2012) menyampaikan bahwa BMKG
menentukan awal musim hujan dengan batasan tiga kali
dasarian hujan lebih besar dan atau sama dengan 50
mm berurutan, dengan kata lain curah hujan lebih besar
dan atau sama dengan 150 mm dalam sebulan. Musim
hujan umumnya berlangsung antara bulan April sampai
September walaupun secara parsial ada tempat-tempat
yang mungkin lebih awal atau mundur. Musim hujan
secara umum bersamaan dengan bertiupnya angin
2. Periode Bencana
Dalam kajiannya Rosyida dkk (2019) menyampaikan bahwa
beberapa jenis yang bencana yang terjadi di Indonesia
dipengaruhi oleh kedua musim ini. Dalam kajian tersebut
lebih jauh dijelaskan bahwa bencana hidrometeorologi
mendominasi jenis bencana di Indonesia, yaitu 96,8 % dari 2489
kejadian bencana, sementara bencana non-hidrometeorologi
hanya 3,2 %.
Berdasarkan pemahaman di atas maka periode kejadian
bencana hidrometeorologi dapat dikelompokan menjadi dua,
yaitu:
a. Bencana Hidrometeorologi Basah
Bencana hidrometeorologi basah adalah bencana
hidrometeorologi yang terjadi akibat adanya cuaca
ekstrem, seperti hujan yang sangat lebat melebihi
normalnya. Jenis bencana hidrometeorologi ini sering
terjadi pada periode musim hujan. Kelompok bencana
hidrometeorologi basah antara lain meliputi banjir,
tanah longsor, dan puting beliung.
b. Bencana Hidrometeorologi Kering
Bencana hidrometeorologi kering adalah bencana
hidrometeorologi yang terjadi akibat kelangkaan hujan
atau karena dalam kurun waktu yang lama tidak terjadi
hujan yang lazim disebut akibat kemarau panjang.
Jenis bencana hidrometeorologi ini sering terjadi pada periode
musim kemarau. Kelompok bencana hidrometeorologi kering,
antara lain adalah kekeringan, kebakaran hutan, kebakaran
lahan.
Dengan mengenali jenis bencana dan waktu/periode
kejadiannya maka kita semua diharapkan lebih siap melakukan
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 7
antisipasi dan mitigasi kemungkin terjadi bencana. Lebih dari
itu, kita juga diharapkan dapat menekan atau meminimalkan
kerugian akibat bencana hidrometeorologi.
Info Hidrometeorologi di Jaringan Sosial
Tadjudin dkk (2022) menyatakan bahwa pengertian mitigasi
bencana adalah upaya berkelanjutan yang dilakukan pada
berbagai tingkat, dari tingkat perorangan (individu) sampai
tingkat nasional, dalam rangka mengurangi dampak bencana.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah sosialisasi dan
edukasi tentang kebencanaan untuk masyarakat. Hal ini senada
disampaikan oleh (Wibowo, 2021) bahwa sosialisasi dan edukasi
mengenai kebencanaan utamanya pada pengenalan identifikasi
bahaya, kerentanan, risiko, dan mitigasi bencana.
Berangkat dari pengertian bahwa bencana hidrometeorologi
adalah bencana akibat cuaca atau iklim ekstrem maka salah
bentuk upaya mitigasi bencana hidrometeorologi adalah
dengan memahami informasi cuaca dan iklim, berdasarkan
jenis info hidrometeorologi dan jaringan media social.
a. Jenis Info Hidrometeorologi
Jenis informasi hidrometeorologi yang diproduksi oleh BMKG
secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu informasi cuaca
dan informasi iklim.
- Informasi Cuaca
Jenis informasi cuaca yang berhubungan dengan bencana
hidrometeorologi, antara lain cuaca saat ini (nowcasting),
peringatan dini cuaca yang terdiri dari prakiraan cuaca 3
jam, dan 6 jam ke depan, prakiraan cuaca harian (24 jam ke
depan), prakiraan cuaca satu minggu ke depan.
- Informasi Iklim
Menurut buku Katalog Produk Informasi Iklim dan Kualitas
Udara, jenis informasi iklim yang berhubungan dengan
bencana hidrometeorologi atau hidroklimatologi, antara
lain prakiraan curah hujan dasarian, prakiraan curah hujan
bulanan, prakiraan musim hujan, prakiraan musim kemarau,
potensi banjir dasarian, potensi banjir bulanan, analisis
hari tanpa hujan, indeks presipitasi terstandarisasi (indeks
kekeringan).
b. Jaringan Media Sosial
“Literasi digital lebih banyak menekankan perlunya kecakapan
pengguna media digital di dalam pemanfaatan untuk informasi
dalam media digital yang produktif.” (LAN, 2021).
Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam upaya
penyebarluasan informasi cuaca dan iklim perlu memanfaatkan
berbagai jenis media digital yang sudah banyak digunakan oleh
kalangan masyarakat luas.
Dalam beberapa tahun terakhir, BMKG sebagai sumber tunggal
informasi cuaca dan iklim di Indonesia telah memanfaatkan
media sosial dalam rangka penyebarluasan informasi cuaca dan
iklim. Media sosial tersebut di antaranya Facebook, Instagram,
Twitter, WhatsApp, Telegram, YouTube, website. Berbagai ragam
informasi cuaca dan iklim telah disebarluaskan melalui jaringan
media sosial tersebut.
Bencana hidrometeorologi menempati urutan pertama untuk
bencana yang paling sering terjadi di Indonesia. Bencana
hidrometeorologi sangat erat kaitanya dengan kejadian cuaca
ekstrem dan iklim ekstrem maka untuk mitigasi bencana
hidrometeorologi sangat dibutuhkan pengetahuan tentang
Gambar 3. Info BMKG yang dapat diakses melalui playstore (sumber: bmkg.go.id)
8
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
informasi cuaca dan
iklim.
BMKG memiliki produk
informasi cuaca dan
iklim yang sangat
beragam dari rentang
waktu hitungan
jam hingga musim.
BMKG memanfaatkan
jaringan media sosial
sebagai bentuk
informasi digital dalam
menginformasikan
cuaca dan iklim.
Dengan demikian,
masyarakat diharapkan
dapat
dengan
mudah memperoleh
informasi sehingga
lebih siap menghadapi
kemungkinan bencana
hidrometeorologi.
Referensi
Ainun Rosyida, R. N.
(2019). Analisis
Perbandingan
Dampak Kejadian
B e n c a n a
Hidrometeorologi dan Geofisika Dilihat Dari Jumlah
Korban dan Kerusakan. Jurnal Dialog Penanggulangan
Bencana, Vol. 10 No. 1.
Amelia, R. (2021). Modul SMART ASN Untuk Pelatihan Dasar
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: LAN.
BMKG. (-). Buku Saku Klimatologi , Iklim dan Cuaca Kita. Jakarta:
BMKG.
BMKG. (-). Katalog Produk Informasi Iklim dan Kualitas Udara.
Jakarta: BMKG.
Giarno, Z. L. (2012). Kajian Awal Musim Hujan, dan awal Musim
Kemarau di Indonesia. Jurnal Meteorologi dan Geofisika,
Vol.10 No. 1.
Tajuddin Abdillah, R. H. (2022). Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Untuk Mitigasi Bencana Melalui Pembentukan Dusun
Tangguh Bencana Demi Tercapainya SDGs Desa. Jurnal
Pengabdian Pada Masyarakat, Vol. 1 No. 1.
Yunus Aris Wibowo, L. R. (2021, Januari). Membangun Masyarakat
Tangguh Bencana Melalui Sosialisasi dan Edukasi Modal
Sosial di Kabupaten Klaten. Abdi Geomedisains, Vol. 1
No, 2.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana
Yanuarto, Theophilus. 2021 Catatan Refleksi Akhir Tahun
Penanggulangan Bencana 2021,” BNPN. Dilihat 04
Februari 2022.
<https://www.bnpb.go.id/berita/catatan-refleksi-akhir-tahunpenanggulangan-bencana-2021>
Haryanti Puspa Sari, 2021, BNPB: 3.092 Bencana Alam Terjadi
di Indonesia Sepanjang 2021, BNPB. Dilihat 04 Februari
2022.
<https://nasional.kompas.com/read/2021/12/31/17234711/
bnpb-3092-bencana-alam-terjadi-di-indonesiasepanjang-2021.>
Widada Sulistya
Widyaiswara Ahli Utama
Pusdiklat BMKG
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 9
Bahasan Utama
U R G E N S I
Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi
di Kala Pandemi
Gambar 1. Banjir Kalimantan Selatan Tahun 2021 (sumber: instagram.com/dinsosp2kbp3a.hst)
Indonesia terletak di wilayah tropis yang juga menjadi
tempat pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng
Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Hal
tersebut merupakan salah satu alasan mengapa negara kita
rawan akan bencana alam. Kata-kata “bencana alam” tentunya
sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Bahkan,
peristiwanya pun tak dapat terhindarkan dan tidak pernah
abstain menghampiri bumi pertiwi tiap tahunnya. Namun,
tak banyak masyarakat memahami terkait “bencana geohidrometeorologi”.
Singkatnya, semua jenis bencana geo-hidrometeorologi
termasuk ke dalam bencana alam. Namun, tidak semua
bencana alam merupakan bencana geo-hidrometeorologi.
Secara teori, bencana hidrometeorologi terjadi akibat
fenomena cuaca dan iklim yang mempengaruhi serta memicu
terjadinya bencana, seperti hujan lebat, angin kencang,
banjir, gelombang tinggi, dan lain-lain. Istilah “bencana geohidrometeorologi”
kerap kali digunakan Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam mengeluarkan
statement tertentu. Penambahan kata “geo” pada istilah
“bencana geo-hidrometeorologi” merujuk pada bencana yang
terjadi akibat adanya pergerakan lempeng (tektonik), seperti
halnya gempabumi, tanah longsor, dan tsunami. Sehingga,
maksud dari bencana geo-hidrometeorologi yaitu multi
bencana yang terjadi akibat adanya fenomena kebumian,
cuaca, maupun iklim ekstrim. Hal tersebut digaungkan oleh
BMKG karena termasuk dalam salah satu tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi) dari BMKG, yaitu “melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
Udara dan Geofisika (MKKuG) sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku”.
Bicara mengenai Tupoksi, BMKG telah berupaya untuk
memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi
mengenai fenomena MKKuG baik secara langsung maupun
daring, terkhusus mengenai bencana geo-hidrometeorologi.
Sebagai perwujudan dari pelayanan publik, BMKG
menginisiasi adanya kegiatan Sekolah Lapang secara rutin
kepada masyarakat yang terdiri dari Sekolah Lapang Cuaca
Nelayan (SLCN), Sekolah Lapang Geofisika (SLG), dan Sekolah
Lapang Iklim (SLI). Kegiatan tersebut dilaksanakan di beberapa
penjuru Indonesia dengan mengundang masyarakat terkait
(para nelayan, petani, dan lainnya) untuk dapat berinteraksi
secara langsung mengenai masalah yang biasa ditemukan
di lapangan kepada para ahlinya di bidang MKG serta aksi
mitigasi bencana geo-hidrometeorologi. Namun, kegiatan
Sekolah Lapang dengan pertemuan secara langsung tersebut
tentunya terlaksana sebelum Covid-19 merajalela.
Bencana Era Pandemi Covid-19
Gambar 2. Tren Kasus Positif Covid-19 di Indonesia (sumber:
https://data.covid19.go.id/)
Pada tanggal 9 Maret 2020 World Health Organization (WHO)
dengan resmi menyatakan virus corona (Covid-19) sebagai
pandemi. Namun, angka kasus positif Covid-19 terdeteksi
pertama kali di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus
positif Covid-19 di Indonesia pun kian bertambah hingga
mencapai angka 743.198 dengan angka kematian mencapai
22.138 kasus di akhir tahun 2020 yang lalu. Hal tersebut
membuat pemerintah menyatakan secara resmi melalui
10
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2020 bahwa pandemi Covid-19 merupakan bencana
Non-alam Nasional.
Tak hanya di bidang kesehatan, pandemi Covid-19 juga tak
khayal membuat kekalutan di berbagai sektor, BMKG pun ikut
merasakannya. Berbagai kegiatan dengan audiensi secara
langsung terpaksa dihentikan sementara untuk mengurangi
kasus positif dari pandemi Covid-19. Tetapi, hal tersebut
tidak berlaku bagi eksistensi bencana geo-hidrometeorologi
di Indonesia. Selama tahun 2020 hingga 2021, bencana geohidrometeorologi
masih mendominasi angka kejadian bencana
alam di Indonesia. Bencana tersebut berlabuh di Indonesia
seolah tak acuh dengan pandemi Covid-19 yang juga turut
merenggut banyak korban jiwa. Banjir bandang di Luwu Utara
akibat meluapnya Sungai Masamba, banjir hampir di seluruh
provinsi Kalimantan dalam waktu yang berbeda, gempabumi
di Mamuju dan Majene dengan magnitude 6,2 SR, gempabumi
bermagnitudo 7,5 SR yang mengguncang Nusa Tenggara Timur
(NTT) dengan potensi tsunami, serta masih banyak lagi bencana
alam lainnya di tengah pandemi.
Hoax Bencana Merajalela
Ketakutan, kepanikan, kecemasan, dan keresahan masyarakat
pun semakin menjadi-jadi. Banyaknya gempuran kabar buruk
yang terjadi tentunya berdampingan dengan banyaknya berita
hoax yang hilir mudik di berbagai media. Hal ini membuat
paham masyarakat berada diambang batas trust issues imbas
dari berita-berita hoax yang dengan mudahnya merebak dan
merasuki akal sehat manusia. Setidaknya dalam kurung waktu
6 bulan dari awal tahun 2020, Kominfo mencatat adanya 850
berita hoax yang beredar, baik mengenai pandemi, bencana
geo-hidrometeorologi, hingga hubungan keterkaitannya yang
belum bahkan tidak teruji secara ilmiah.
“BMKG Imbau Warga Tinggalkan Mamuju Usai Gempa M 6,2”,
“SMS BMKG dan Kominfo Menginformasikan Gempabumi
dengan Magnitude 8,5 SR yang Berpotensi Tsunami”, “Fenomena
Aphelion Membuat Cuaca Menjadi Lebih Dingin”, “Penyebaran
Zat Kimia Dilangit (Seperti Awan) Menjadi Penyebab Covid-19”,
dan “Menghirup Uap Panas Dapat Membunuh Covid-19”
merupakan beberapa contoh dari berita hoax yang hilir mudik
di media daring beberapa waktu ini. Tak jarang media juga ikut
membumbui judul informasi yang dikeluarkan BMKG hingga
terkesan clickbait dan meresahkan masyarakat. Seperti halnya
mengenai potensi tsunami 8 meter di Cilegon yang jelas-jelas
hanya “pemetaan” namun didramatisasi menjadi sebuah
“prediksi”.
Mitigasi berwujud Literasi
Banyaknya tantangan dan ancaman tersebut membuat BMKG
berusaha lebih keras lagi dalam mengupayakan peningkatan
kualitas dan kuantitas serta penyebaran informasi terkait
MKKuG kepada masyarakat luas. Di era digital yang semakin
pesat imbas dari pandemi Covid-19 ini, BMKG memutar otak
untuk menggalakkan penyebaran informasi melalui mediamedia
daring, baik secara formal maupun informal. Literasi
dapat dengan mudah dan murah diperoleh melalui berbagai
situs resmi BMKG dimanapun dan kapanpun.
Gambar 3. Tampilan Situs Web BMKG sebagai Media
Penyebaran Informasi MKKuG (sumber: https://bmkg.go.id/)
Adapun situs web resmi BMKG ialah https://www.bmkg.
go.id/ yang terbagi lagi menjadi beberapa situs web khusus.
Informasi mengenai cuaca terkait peringatan dini, prakiraan,
Numerical Weather Prediction (NWP), pengamatan, dan posko
dapat diakses melalui http://web.meteo.bmkg.go.id/id/. Terkait
cuaca khusus untuk aktivitas maritim (prakiraan cuaca wilayah
maritim, peringatan dini gelombang tinggi dan banjir Rob, serta
peta statis dan dinamis parameter meteorologi di wilayah
maritim) bisa dibuka dari situs web https://maritim.bmkg.go.id/.
Khusus untuk cuaca dalam dunia penerbangan (peringatan
dini, pengamatan cuaca bandara, dan prakiraannya) dapat
dilihat di http://aviation.bmkg.go.id/web/. Adapula informasi
Climate Early Warning System (CEWS) di https://cews.bmkg.
go.id/home.php yang memberikan informasi terkait informasi
iklim ekstrem, potensi energi, dan sistem observasi. Lalu,
situs web Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS)
di https://inatews.bmkg.go.id/ yang menyebarkan informasi
gempabumi terkini dan potensi tsunami. Tidak hanya situs
web, masyarakat juga dapat mengunduh aplikasi Info BMKG
sebagai sumber utama literasi MKKuG dari BMKG di ponsel
pribadi masing-masing melalui Google Play Store atau App
Store. Selain itu, BMKG juga sedang mengembangkan aplikasi
khusus lainnya seperti “Warning Receiver System (WRS-BMKG)”
untuk diseminasi informasi gempabumi dan tsunami di wilayah
Indonesia, “BMKG Real-time Earthquakes” yang menyebarkan
informasi gempabumi secara langsung di wilayah ASEAN,
aplikasi “Pos Hujan Kerjasama BMKG (ePHK BMKG)” yang
mendukung operasional pengamatan dan pencatatan data
curah hujan di pos hujan kerjasama, “Literasi Iklim” sebagai
sarana baca masyarakat yang berisi materi-materi terkait iklim,
aplikasi “Sekolah Lapang Iklim BMKG (E-SLI BMKG)” sebagai
pengembangan dari SLI offline yang biasanya terlaksana
secara langsung sebelum pandemi, ada juga “Sistem Integrasi
Data Radar Cuaca Mandiri (Sidarma Mobile)” untuk memantau
sebaran awan dan hujan menggunakan radar cuaca BMKG,
bahkan aplikasi “Laporan Netizen tentang Cuaca dan Bencana
(Lencana BMKG)” untuk mengumpulkan laporan dari netizen
terkait cuaca dan bencana secara near-real-time.
Tak hanya itu, BMKG juga mulai memaksimalkan literasi yang
mengedukasi masyarakat melalui berbagai media sosial
dengan mengikuti tren yang sedang populer. Adapun media
sosial resmi dari BMKG ialah @infoBMKG di Twitter, Facebook,
Instagram, TikTok, dan juga Youtube. Konten-konten edukasi
dibuat semenarik mungkin dengan gaya yang ringan dan
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 11
mudah dipahami oleh masyarakat luas, terutama warganet
dan netizen-nya. Tak hanya itu, ditengah pandemi Covid-19 ini,
BMKG juga menggalakkan kegiatan seminar secara daring atau
yang biasa disebut Webinar untuk mengedukasi masyarakat
dengan membahas beberapa topik khusus. Baru-baru ini,
BMKG melaksanakan kegiatan Ekspose Nasional secara daring
yang dihadiri oleh Presiden ke-7 Republik Indonesia Bapak
Joko Widodo. Kegiatan Ekspose Nasional yang dilaksanakan
pada bulan Maret lalu ini membahas topik tentang Monitoring
dan Adaptasi Perubahan Iklim 2022. Salah satu poin yang
disampaikan oleh Bapak Presiden yaitu perlunya untuk
memperhatikan informasi cuaca dan perubahan iklim dengan
serius yang diberikan oleh BMKG dan instansi terkait.
Penyokong Informasi MKKuG di Seluruh Indonesia
Perlu diketahui oleh masyarakat luas, kantor BMKG juga
tersebar di seluruh penjuru Indonesia yang disebut dengan Unit
Pelaksana Teknis (UPT), yang terdiri dari Stasiun Meteorologi,
Stasiun Klimatologi, Stasiun Geofisika, dan Stasiun Pemantau
Atmosfer Global. UPT BMKG terbagi di beberapa wilayah yang
termasuk kedalam Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan, BBMKG Wilayah II Ciputat,
BBMKG Wilayah III Denpasar, BBMKG Wilayah IV Makassar, dan
BBMKG Wilayah V Jayapura. Masing-masing UPT atau Stasiun
BMKG pun tentunya memiliki situs web ataupun media sosial
tersendiri untuk mendukung pengoptimalisasian diseminasi
informasi MKKuG di wilayah yang termasuk tanggung jawabnya.
Berbagai literasi tak kala menarik disulap dan dikemas dengan
atraktif agar masyarakat sekitar melek terhadap informasi
MKKuG yang di-diseminasikan secara aktual dalam 24 jam
penuh.
Mungkin banyak pertanyaan dari masyarakat mengenai
jarangnya bencana geo-hidrometeorologi dalam skala lokal
diberitakan di media sosial resmi BMKG. Maka, dalam artikel ini
juga BMKG menjawab bahwa masing-masing UPT atau Stasiun
terdekat yang akan melaporkan dan menganalisis kejadian
bencana ataupun fenomena MKKuG tersebut. Mayoritas dari
UPT atau Stasiun BMKG juga membuat buku buletin setiap
bulannya yang disebarkan dalam bentuk softcopy maupun
hardcopy kepada masyarakat serta stakeholder setempat.
Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh badan ataupun instansi
dari stakeholder BMKG juga memiliki peran penting dalam
penyebaran informasi MKKuG, serta kerjasama dalam beberapa
bidang yang mendukung terlaksananya Tupoksi dari BMKG.
Lebih-lebih ketika bencana geo-hidrometeorologi bertandang,
praktik dari kerja sama antar pihak eksternal BMKG ataupun
stakeholder akan sangat menyokong. Selain stakeholder,
lembaga masyarakat dan organisasi-organisasi independen
yang berfokus pada topik terkait MKKuG pun sangat membantu
BMKG dalam menggerakkan masyarakat untuk lebih melek
akan literasi terkait MKKuG, terkhusus mitigasi bencana geohidrometeorologi.
Perlu digarisbawahi, bahwa BMKG sangat
terbuka terhadap kolaborasi dari berbagai pihak baik badan
atau instansi negara, serta organisasi independen yang
memerlukan informasi khusus dari BMKG dengan regulasi
tertentu untuk keperluan masyarakat luas.
Penutup
Sebagai insan, manusia tidak tahu bencana apalagi yang
menunggu kita di depan. Terutama di masa pandemi Covid-19
ini, sangatlah urgen bagi kita semua untuk lebih aware
terhadap bencana geo-hidrometeorologi guna meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan. Kesimpangsiuran berita serta informasi
yang kita terima tentu sangat menjadi ancaman bagi masyarakat
luas. Maka dari itu, sangatlah penting bagi kita semua untuk
memahami dengan benar dan jelas terkait informasi MKKuG
yang kita terima. Masyarakat dapat memvalidasi terlebih dahulu
berita ataupun informasi yang diperoleh dengan upaya selalu
memantau informasi yang dikeluarkan oleh BMKG melalui situs
web maupun media sosial resmi, baik dari Info BMKG ataupun
dari masing-masing UPT setempat. Perlunya validasi tentunya
sekaligus dapat meningkatkan literasi bagi kita semua. Literasi
juga menjadi bagian penting dari aksi mitigasi yang dapat
menekan risiko akibat bencana geo-hidrometeorologi.
Sumber literasi sudah tersedia dengan sangat mudah dan
terjangkau bagi masyarakat luas. Tidak ada salahnya jika mengisi
waktu luang dengan bermain media sosial dan singgah ke akun
BMKG guna mendapatkan informasi yang bermanfaat. Akan
jauh lebih produktif apabila netizen ikut menyebarkan informasi
resmi dari BMKG ke warganet lainnya di berbagai media sosial.
Dengan menggalakkan literasi MKKuG, diharapkan masyarakat
luas dapat teredukasi dengan tepat sasaran dan tanggap aksi
mitigasi dalam menghadapi bencana geo-hidrometeorologi
yang dapat hadir kapan saja dan dimana saja. Meskipun tren
positif Covid-19 semakin menurun, jangan sampai hal tersebut
membuat tren literasi pun ikut menurun.
Referensi
1. https://bmkg.go.id/ diakses tanggal 18 April 2022
2. https://covid19.go.id/ diakses tanggal 14 April 2022
3. https://covid19.who.int/ diakses tanggal 18 Mei 2022
4. https://bnpb.go.id/ diakses tanggal 18 April 2022
5. https://instagram.com/dinsosp2kbp3a.hst diakses tanggal
14 Mei 2022
6. https://kbbi.web.id/ diakses tanggal 18 April 2022
7. https://kominfo.go.id/ diakses tanggal 14 Mei 2022
8. Pemerintah Indonesia. Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Non Alam Penyebaran Covid-19 Sebagai Bencana
Nasional. Sekretariat Negara. Jakarta.
Destry Intan Syafitri J.
SPT. PMG Pertama
Sta. Met. Kelas III Gusti Syamsir Alam, Kotabaru
12
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Bahasan Utama
PENGUATAN
KESADARAN MASYARAKAT
MELALUI LITERASI
GEMPABUMI DAN TSUNAMI
Beberapa tahun terakhir, Indonesia sering dilanda oleh
bencana alam yang cukup besar dan jumlah yang tidak
sedikit. Bencana alam yang terjadi berdampak luar biasa,
diantaranya kerugian harta benda, kerusakan bangunan dan
infrastruktur, dan juga menimbulkan korban jiwa. Diantara
bencana alam yang masih mengintai, dan menjadi momok
masyarakat adalah gempabumi dan tsunami. Belum lama ini,
pada 25 Februari 2022 terjadi sebuah gempabumi yang besar
berskala 6,6 M melanda wilayah Pasaman, Sumatera Barat.
Gempabumi ini berpusat di daratan, lereng Gunung Talamau
pada kedalaman 10 km. Gempa ini mengakibatkan 25 orang
korban jiwa dan sedikitnya 465 orang mengalami luka-luka.
Selain itu 2025 rumah juga mengalami kerusakan, 75 fasilitas
Pendidikan, 42 kantor pemerintahan, 40 tempat ibadah, dan 18
fasilitas kesehatan juga mengalami kerusakan.
komunitas, mahasiswa maupun pegawai. Kemdikbud membagi
literasi menjadi enam jenis yaitu: literasi baca tulis, literasi
numerasi, literasi finansial, literasi digital, literasi budaya dan
kewargaan.
1. Literasi baca dan tulis
Literasi baca dan tulis didefinisikan sebagai pengetahuan dan
kecakapan untuk membaca, menulis, menelusuri, mengolah
dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi,
dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan,
mengembangkan pemahaman dan potensi, serta
untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
Banyaknya kerusakan, dan kerugian yang dialami
masyarakat, menyisakan masalah bagi pemerintah, hal
ini dikarenakan kesadaran masyarakat akan informasi
gempabumi dan tsunami yang diperoleh dan diakses
masyarakat belum cukup. Lemahnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya memahami gempabumi
dan tsunami dan kesadaran untuk tanggap jika
terjadi bencana perlu menjadi perhatian serius
bagi para pemangku kepentingan.
Pentingnya Penguatan Literasi bagi
Masyarakat
Gambar 1. Ilustrasi Gerakan Literasi Nasional
(sumber: Wikipedia)
Harvey J. Graff seorang pakar mendefinisikan Literasi sebagai
kemampuan seseorang dalam membaca dan juga menulis.
Dalam terminologi lainnya, para ahli yang lain mengistilahkan
literasi sebagai kemampuan individu untuk menggunakan
potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya.
Untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan akan
potensi bahaya gempabumi dan tsunami perlu dibudayakan
literasi bagi masyarakat, baik siswa sekolah, masyarakat umum,
2. Literasi numerasi
Literasi numerasi didefinisikan sebagai pemahaman dan
kecakapan untuk memperoleh, menginterpretasikan,
menggunakan, dan mengkomunikasikan angka dan simbol
matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam
kehidupan sehari-hari; dan menganalisis informasi yang
ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, table, bagan,dst)
untuk pengambilan keputusan.
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 13
3. Literasi Sains
Literasi sains adalah pengetahuan dan kemampuan dalam
mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil kesimpulan
berdasarkan fakta, karakteristik sains, membangun kesadaran
bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam,
intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk
terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.
4. Literasi Digital
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau
jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan dan
membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak,
cerdas, cermat, tepat dan patuh hukum dalam rangka membina
komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Literasi Finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko,
keterampilan dan motivasi dan pemahaman agar dapat
membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk
meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun
sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.
6. Literasi budaya
Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam
memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia
sebagai identitas bangsa.
sehingga diperoleh pembelajaran dan keterampilan dalam
mengambil keputusan jika bencana terjadi di sekitar kita.
Dalam siaran Pers yang dipublikasikan Kominfo pada Januari
2022, disebutkan budaya digital Indonesia mengalami
peningkatan, dimana Budaya digital mendapatkan skor tertinggi
dalam pengukuran Indeks Literasi Digital Indonesia pada
tahun 2021. Hal ini menjadi indikasi yang baik, bahwa perilaku
masyarakat akan kesadaran meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan melalui literasi secara digital sudah baik. Dengan
kondisi demikian, maka peluang untuk pengayaan materimateri
secara digital menjadi cukup efektif dan dapat diterima
oleh masyarakat.
Penyediaan materi/konten sains dan kebencanaan menjadi
sesuatu yang sangat penting untuk diperbanyak dan disediakan
secara luas sebagai wadah masyarakat dalam pencarian sumber
referensi tentang kebencanaan, seperti halnya gempabumi dan
tsunami.
Literasi Gempabumi dan Tsunami
Literasi kebencanaan menurut Brown, et al (2014:267)
merupakan kapasitas individu dalam membaca, memahami,
dan menggunakan informasi untuk membuat sebuah kebijakan
informasi dengan mengikuti instruksi-instruksi dalam konteks
mitigasi, kesiapsiagaan, respon dan pemulihan dari bencana.
Mengingat kejadian bencana alam seperti gempabumi dan
tsunami merupakan peristiwa yang selalu berulang, sudah
menjadi keharusan bagi masyarakat agar terus meningkatkan
pemahaman akan literasi gempabumi dan tsunami. Hal ini akan
bermanfaat untuk memberikan pemahaman dan kesadaran
bagaimana harus mengambil keputusan saat terjadi peristiwa
gempabumi dan tsunami. Sebagai contoh, jika seseorang
telah memiliki pemahaman akan karakteristik gempabumi,
maka ketika terjadi gempabumi ia akan siap menghadapinya,
melindungi dirinya dan keluarganya, dapat bertindak saat
terjadi gempabumi dan setelah terjadi gempabumi, sehingga ia
dan keluarganya akan aman dan selamat.
Gambar 2. Ilustrasi Literasi Baca Tulis (sumber: www.
literasipublik.com)
Tujuan dari literasi meliputi banyak hal, yaitu meningkatkan
pengetahuan yang dimiliki dengan membaca segala macam
informasi yang bermanfaat, serta meningkatkan pemahaman
seseorang dalam mengambil intisari dari suatu bacaan. Dalam
konteks kebencanaan, tentunya literasi ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman akan segala hal terkait kebencanaan,
Sumber-sumber literasi kebencanaan, dapat diperoleh melalui
situs-situs web resmi pemerintah, situs web komunitas,
ataupun situs web dari luar negeri. Beberapa sumber referensi
resmi dapat diakses masyarakat seperti halaman web Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (www.bmkg.go.id),
web Badan Nasional Penanggulangan Bencana (www.bnbp.
go.id). Selain itu rujukan dari luar negeri seperti United States
Geological Survey (USGS) dapat diakses melalui halaman web
www.usgs.gov. Saat ini masyarakat Indonesia merupakan
pengguna media sosial yang sangat besar jumlahnya, dimana
mencapai jutaan pengguna. Potensi ini telah dimanfaatkan
BMKG sebagai penyedia informasi gempabumi dan tsunami
dengan menyediakan aplikasi infoBMKG sebagai sarana
penyediaan literasi kebencanaan bagi masyarakat. Masyarakat
dapat mengakses infoBMKG melalui aplikasi android, serta
14
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
dapat mengikuti semua informasi melalui kanal media sosial
seperti Instagram dan twitter infoBMKG.
Penutup
Penguatan literasi gempabumi dan tsunami sangat penting untuk
terus dilakukan oleh masyarakat, hal ini dikarenakan informasi
akan kejadian gempabumi dan tsunami semakin cepat dan
berkembang, sehingga masyarakat harus memiliki pemahaman
yang terus ditingkatkan secara terus menerus. Masyarakat
yang semakin paham akan peristiwa gempabumi dan tsunami
baik karakteristiknya, dampaknya, maupun gejala-gejala yang
menyertainya paska kejadian akan sangat bermanfaat sebagai
rujukan bagi masyarakat untuk memberikan respon dan sigap
dalam bertindak. Dampak dari semakin cerdasnya masyarakat
tentu akan berakibat meminimalkan jumlah korban jiwa (zero
victim). Hal ini sebagai upaya mengurangi beban pemerintah
dalam penanganan penanggulangan bencana gempa bumi dan
tsunami di Indonesia.
Referensi
Gambar 3. InfoBMKG sebagai aplikasi handal dalam menyajikan
berbagai info cuaca,iklim dan gempa bumi di Indonesia (sumber:
www.bmkg.go.id)
https://kominfo.go.id/content/detail/39488/siaran-pers-no-
15hmkominfo012022-tentang-budaya-digital-membaikindeks-literasi-digital-indonesia-meningkat/0/siaran_
pers
www.id.wikipedia.org/wiki/literasi
www.usgs.gov
Perkembangan era digital dan informasi ini menjadi peluang
bagi pemerintah, dalam hal ini BMKG agar selalu menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan cepat,
tepat, dan akurat. Penggunaan media sosial sangat efektif dalam
memberikan edukasi kepada masyarakat karena informasi
dapat diterima dengan cepat secara real time, dan dapat
diakses dengan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat. Begitu
juga, feedback/masukan maupun komentar dari masyarakat
akan mudah diterima langsung sebagai upaya perbaikan
dalam pelayanan
informasi secara
digital kepada
masyarakat.
www.bmkg.go.id
www.bnpb.go.id
Arisman
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat BMKG
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 15
Bahasan Utama
Komunikasi Publik,
Jendela Pemahaman
Bencana Akibat Cuaca
Akhir-akhir ini, kita
sering membaca di
surat kabar ataupun
menyaksikan di TV banyak terjadi
bencana alam banjir, longsor, angin
puting beliung, bahkan hujan es. Baru
saja pada awal bulan Maret yang
lalu dilaporkan kejadian banjir
yang mengakibatkan 1500 rumah
penduduk terendam air di Serang,
Banten.
Banjir biasanya diakibatkan oleh
curah hujan yang lebat dan tidak
biasanya terjadi pada bulan
Maret. Ironisnya dilaporkan pula
banjir tersebut sampai menelan
tiga orang korban meninggal
dunia. Konfirmasi selanjutnya dari
Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG), instansi
yang bertanggung jawab mengeluarkan informasi cuaca
mengungkap bahwa hujan yang turun pada hari kejadian banjir
termasuk kriteria sedang sampai lebat, tetapi berdurasi lama
atau terus-menerus.
Gambar 1. Ilustrasi komunikasi publik terkait info
BMKG (sumber: nina - canva.com)
Lebih lanjut disebutkan bahwa lembaga ini sudah mengeluarkan
peringatan dini cuaca melalui unggahan di Instagram @
infobmkg. Prediksi hujan lebat juga sudah disampaikan melalui
media Whatsapp, facebook, dan twitter ke kantor-kantor
pemerintah daerah. Pertanyaannya, mengapa pada berbagai
kejadian bencana alam termasuk banjir Serang masih saja
menimbulkan kerugian harta, bahkan korban nyawa?
meminimalisir korban bencana.
Beberapa
Kemungkinan
Penyebab Bencana Masih
Menelan Korban
Kenyataan bahwa masyarakat
tidak mendapat akses
informasi tentang peringatan
banjir bandang sehingga
setiap bencana yang diakibatkan
cuaca masih menelan korban
mengajak kita menduga-duga
adanya beberapa kemungkinan
penyebabnya.
Sesuai dengan tugas fungsinya,
BMKG memiliki tugas untuk
melakukan prakiraan cuaca jangka
pendek (harian hingga 1 minggu ke
depan) dan peringatan dini cuaca
ekstrim. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut dilakukan upaya
untuk meningkatkan kapasitas SDM nya guna meningkatkan
tingkat akurasi prakiraannya. Sesuai pengaturan alur informasi
yang berlaku, produk peringatan dini cuaca yang dibuat
disampaikan secara formal dan periodik ke pihak-pihak terkait
antara lain Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB),
Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, Kementerian
Perhubungan, Pemda untuk diteruskan ke masyarakat
yang berpotensi terdampak dan ditindaklanjuti di lapangan.
Disamping itu informasi tersebut disebarluaskan melalui media
social website, aplikasi mobile, twitter, facebook dan Instagram.
Keprihatinan atas jatuhnya korban jiwa maupun harta setiap kali
terjadi bencana di negeri ini semestinya bukan hanya menjadi
urusan pemerintah semata, tetapi mampu menggelitik nurani
kita sebagai anak bangsa guna memikirkan upaya konkrit untuk
Kendala kurang efektifnya informasi yang disampaikan sehingga
masih ada korban bencana yang terjadi akibat cuaca ekstrim,
dimungkinkan terjadi karena terlambatnya penerimaan
informasi peringatan dini BMKG merupakan penyebab pertama
masih jatuhnya korban akibat bencana.
16
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Penyebab kedua adalah kesulitan memahami informasi dan
dampak bencana. Dalam kaitan ini produk informasi BMKG
yang disampaikan ke masyarakat dalam bentuk grafik atau
peta mungkin dianggap terlalu teknis dan sulit dimengerti
oleh masyarakat awam pada umumnya. Disamping itu lapisan
masyarakat tertentu tidak menyadari tentang bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologi sehingga mereka
merasa aman-aman saja, tidak pernah merasa terancam oleh
bencana alam yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrim. Bencana
hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor merupakan
bencana yang diakibatkan parameter-parameter meteorologi,
seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin.
(BNPB, 2021).
Penyebab ketiga adalah fakta bahwa masyarakat bersikap abai,
sebagian besar merasa sudah terbiasa mengalami peristiwa
bencana yang sama atau berulang sehingga mereka tidak terlalu
memperhatikan kabar dini yang disampaikan dalam bentuk
dan melalui media apa pun. Lihat saja penduduk yang tinggal
di bantaran kali Ciliwung Jakarta yang menamakan daerahnya
sebagai “daerah langganan banjir”.
Ketiga penyebab tersebut sangat mungkin merupakan akar
masalah mengapa masih banyak korban yang jatuh setiap kali
terjadi bencana alam yang ditimbulkan oleh anomali cuaca atau
yang disebut bencana hidrometeorologi.
Lebih Dekat dengan Sekolah Lapang Cuaca
Sekolah Lapang Cuaca merupakan bentuk sosialisasi yang
dilaksanakan BMKG guna mengundang partisipasi masyarakat
untuk memahami bentuk-bentuk informasi yang dikeluarkan
supaya masyarakat lebih ‘sadar dan siap siaga’ terhadap
potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.
Dinamakan “sekolah lapang” karena materinya lebih banyak
praktik, simulasi, dan diskusi ketimbang belajar dalam kelas bak
sekolah pada umumnya, Sesi-sesi permainan seperti Kahoot,
Quizizz dan Padlet biasanya paling digemari peserta dan dapat
dengan cepat mencairkan suasana belajar.
Falsafah atau prinsip dari penyelenggaraan Sekolah Lapang
Cuaca adalah menerjemahkan istilah-istilah teknis meteorologi
ke dalam bahasa lapangan sehari-hari yang mudah dimengerti
oleh masyarakat, dalam hal ini siswa Sekolah Lapang.
Gambar 2 menunjukkan bagaimana peta prakiraan tinggi
gelombang laut dikomunikasikan untuk keperluan para
nelayan, baik untuk keselamatan pelayaran mereka maupun
untuk meningkatkan produktivitas tangkapan ikan. Pesan yang
tersirat dalam gambar ini adalah perlunya menyederhanakan
dan mengomunikasikan bahasa teknis ke dalam bahasa seharihari
yang digunakan para nelayan di lapangan.
Melalui media sekolah lapang ini tercipta hubungan kemitraan
dan komunikasi dengan pihak-pihak Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD), tokoh masyarakat, dan para pegiat/
relawan bencana. Di sini dituntut kepiawaian para fasilitator
untuk menyampaikan dan membagikan pengetahuannya
secara komunikatif, ramah, dan menyenangkan. Alumni
sejumlah sekolah lapang yang telah diselenggarakan diharapkan
dapat menularkan ilmunya kepada anggota keluarga, kerabat,
dan teman-teman mereka. Dengan demikian harapan kita ke
depan akan lebih banyak orang yang paham akan gejala-gejala
cuaca dan bagaimana menyikapinya sebelum terjadi bencana.
Bagaimana pun mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Prinsip pembelajaran dalam sekolah lapang didasarkan pada
kemitraan dan komunikasi antar BMKG sebagai penyedia
informasi dengan instansi terkait seperti Kementerian
Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, BNPB,
Satkorlak bencana, serta Pemerintah Daerah yang merupakan
pengampu kepentingan. Proses belajar ini merupakan siklus
yang terdiri dari tahap mengamati, menganalisis, mengalami,
mengambil keputusan, serta mengevaluasi atau umpan balik.
Pada Sekolah Lapang Iklim Pertanian misalnya, para petani
belajar melalui proses diskusi dan pengalaman diri untuk dapat
membuat keputusan bersama kapan mulai menanam dan
varietas tanaman apa yang cocok untuk ditanam sesuai dengan
hasil pengamatan mereka terhadap kondisi cuaca yang sedang
berlangsung,
Penerapan Komunikasi Publik dalam ToT (Training of
Trainers) Sekolah Lapang Cuaca
Gambar 2. Sekolah Lapang Cuaca Nelayan, menterjemahkan istilah teknis ke Bahasa sehari-hari (sumber: BMKG & BeritaSatu)
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 17
Masyarakat Indonesia memiliki budaya dan kebiasaan yang
melekat yang biasanya disebut “kearifan lokal”. Hampir tiap
daerah memiliki kearifan lokal nya sendiri-sendiri. Target akhir
peserta Sekolah Lapang cuaca, iklim dan gempa yang pada
umumnya terdiri dari kaum nelayan, petani, dan mereka yang
tinggal di daerah rawan bencana. Dalam praktiknya kearifan
lokal tersebut acapkali menjadi tradisi turun temurun dan
muncul dalam bentuk pesan dan teknik penyampaian pesan.
Lebih lanjut budaya yang tercipta melalui praktik kearifan
lokal ini, dibarengi latar belakang dan karakter seseorang
membuat suatu komunikasi sistemik. Sebagaimana dikutip
Kriyantono bahwa untuk memahami komunikasi, kita harus
mempertimbangkan sistem lingkungannya.
Gambar 1. Prinsip Sekolah Lapang Cuaca, menerjemahkan istilah teknis ke bahasa sehari-hari
(sumber: BMKG, 2017)
semacam evaluasi dengan praktik simulasi mengajar (micro
teaching) serta pemberian umpan balik.
Sementara instansi pemerintah resmi seperti BMKG dan BNPB
terus berbenah diri untuk meningkatkan layanannya, upaya
pemberdayaan masyarakat semacam Sekolah Lapang Cuaca
niscaya akan menambah pengetahuan masyarakat dan pada
gilirannya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana
hidrometeorologi.
Penutup
Komunikasi dengan
para alumni sekolah
lapang perlu tetap dijaga
agar selalu tercipta tali
komunikasi yang akan
selalu mengingatkan
semua pihak untuk
siaga terhadap bencana.
Semoga kedepannya
tidak ada lagi korban
jatuh akibat bencana
di negeri tercinta ini.
Zero victim atau nihil
korban merupakan target
bersama pemerintah dan
masyarakat Indonesia
sadar bencana.
Untuk menciptakan suatu komunikasi yang efektif, orang
yang menyampaikan pesan (disebut komunikator) seyogyanya
mengenal komunikan atau publik yang akan menjadi target
penerima pesannya. Komunikan tentu saja berasal dari
masyarakat tertentu dengan latar belakang sifat dan kearifan
lokal tersendiri. Dalam komunikasi efektif, terdapat upaya
Sang komunikator memahami latar belakang dan karakter
komunikannya. Berbagai tulisan terdahulu menyebutkan
bahwa seorang praktisi komunikasi publik haruslah seorang
yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, pandai
dan cepat memahami situasi sekitarnya serta berpenampilan
menarik.
Dalam kelas pelatihan ToT (Training of Trainers) yang pesertanya
adalah instruktur sekolah lapang, beberapa sudah sangat
berpengalaman dan kental dengan kearifan lokal, selebihnya
ada pula para peserta belia yang hidup di lingkungan budaya
dan kearifan lokal yang lekat. Selain materi terkait meteorologi
dan kebencanaan, diajarkan pula materi Pembelajaran Orang
Dewasa dan Komunikasi Efektif. Kedua pokok materi ini
penting untuk membekali para trainers menghadapi kelas
awam, yang pesertanya bisa saja berusia lebih senior dan
lebih berpengalaman dari pengajarnya. Guna mengukur
keberhasilan pelatihan ToT pada akhir pelatihan dilakukan
Referensi
BMKG. “Modul Sekolah Lapang Nelayan” Publikasi internal,
2014.
Daryono, 2022 “FAKTA Banjir di Serang Banten, Lima Orang
Meninggal hingga Terjadi di 43 Titik” Tribun News,
2 Maret 2022, dilihat 14 Maret 2022. <https://www.
tribunnews.com/regional/2022/03/02/> .
Faisal A. 2021. “100 nelayan di Cilincing ikut Sekolah Lapang
Cuaca Perairan” Antara News, 2 November 2021, dilihat
14 Maret 2022. https://www.antaranews.com.
Kriyantono, R. (2017a). “Do the different terms affect the roles?
A case study of excellent public relations practices in
Indonesia” International Journal of Applied Business &
Economic Research, 15(6), 193-209.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana.
Nurhayati
Widyaiswara Ahli Utama
Pusdiklat BMKG
18
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Bahasan Utama
KEARIFAN LOKAL,
RELASI TERHADAP
KEBUTUHAN LITERASI
KEBENCANAAN DI ERA INDUSTRI 4.0
Indonesia selain mempunyai kekayaan alam yang melimpah, juga mempunyai potensi bencana alam yang besar, seperti banjir,
gunung meletus, gempa, dan tsunami. Bencana alam tersebut sejatinya bukan kutukan, melainkan terjadi karena proses natural
dinamika bumi itu sendiri atau eksploitasi alam yang tanpa batas. Hal inilah yang perlu dipahamkan kepada masyarakat, artinya
masyarakat perlu mendapatkan literasi kebencanaan yang tepat.
Pada sisi lain, hasil survey Central
Connecticut State University, tingkat
literasi Indonesia menempati urutan
ke 60 di dunia. Sebagai pembanding
dengan tingkat literasi negara-negara di
Asia Tenggara dapat digambarkan dalam
grafik berikut.
Dari data di atas, Indonesia mempunyai
tingkat literasi yang rendah dibandingkan
beberapa negara-negara di Asia
Tenggara seperti Singapura, Malaysia dan
Thailand. Menjadi sangat ironis setelah
melihat hasil survey Perpustakaan
Nasional tahun 2020 bahwa Indonesia
adalah negara peringkat kedua yang
memiliki perpustakaan terbanyak di
dunia. Dengan tingkat literasi yang belum
tinggi, dari mana upaya untuk literasi
kebencanaan harus dimulai?
Kearifan Lokal dalam Penanganan
Kebencanaan di Indonesia
Gambar 1. Grafik Tingkat Literasi Negara di Asia dan Asia Tenggara
(Sumber : John Miller, Central Connecticut State University, 2016)
Terjadinya bencana alam karena
eksploitasi alam yang berlebihan
menjadi penanda bahwa pemanfaatan
sumberdaya alam perlu dikendalikan.
Terkait hal ini, Undang-Undang tentang
Perlindungan
dan Pengelolaan
Lingkungan
H i d u p
menyebutkan
b a h w a
perlindungan
dan pengelolaan
lingkungan
hidup perlu
dilaksanakan
dengan asas
“ k e a r i f a n
lokal”,
harus
memperhatikan
nilai-nilai luhur
yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat. Indonesia mempunyai
kekayaan budaya dan beragam suku
bangsa yang kerap diujarkan sebagai
kearifan lokal. Kearifan lokal ini bisa
ditemui di banyak daerah yang secara
unik menampilkan ragam kearifan lokal
kekayaan bangsa Indonesia.
Tingginya potensi musibah ini mendesak
nenek moyang kita dahulu belajar melalui
metode pengalaman langsung ataupun
mitigasi kebencanaan. Metode tersebut
dalam wujud budaya yang menjadi
sampai sekarang menjadi kearifan lokal
dan dipelihara oleh masyarakat lokal.
Dahulu, negara kita populer dengan
jargon gemah ripah loh jinawi, negeri
yang sejahtera, makmur, serta sentosa.
Sepatutnya pula ditanamkan pemahaman
bahwa negara kita adalah negara seribu
musibah sehingga diharapkan timbul
kewaspadaan semenjak dini. Hal ini
sebagai bentuk literasi bencana di
wilayah rawan bencana.
Dari sudut pandang kearifan lokal,
berbagai peristiwa bencana alam yang
dihadapi masyarakat akan membentuk
kebiasaan baik sebelum maupun saat
terjadi bencana. Kebiasaan ini menjadi
budaya yang tidak ditinggalkan serta
akan menjadi pengingat atau pelajaran
saat menghadapi bencana. Kebiasaan
tersebut sejatinya merupakan bentuk
adaptasi secara verbal maupun
nonverbal.
Biasanya kebiasaan atau habit pada
saat bencana merupakan simbol yang
memiliki manfaat. Kebiasaan yang turuntemurun
ini menjadi kearifan lokal yang
kadang-kadang hanya berlaku pada
satu wilayah tertentu. Namun bisa jadi
ada di wilayah lain juga dengan bentuk
yang berbeda-beda. Informasi akan
bertransformasi menjadi pengetahuan
dengan cepat serta penyebarannya akan
menjadi keuntungan dan keunggulan
manfaat kearifan lokal bagi masyarakat,
walaupun kita tidak memungkiri bahwa
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 19
kelemahan masyarakat Indonesia adalah kurang terbiasa
mendokumentasikan pengetahuan mereka.
Di sisi lain, pesatnya teknologi di era industri 4.0 memunculkan
peluang strategis bagi pengembangan pengelolaan dalam
penanggulangan bencana melalui langkah-langkah struktural
maupun non struktural. Gagasan pemanfaatan teknologi
ini dipercaya dapat menyelesaikan beragam permasalahan
yang selama ini dialami sebagai upaya pengelolaan terhadap
penanggulangan bencana. Revolusi industri 4.0 yang berbasis
teknologi informasi dan digital telah mampu mendukung
kecepatan, kemudahan, kepraktisan, dan efektivitas dengan
biaya rendah, tetapi daya jangkaunya sangat luas. Pertanyaan
yang muncul, apakah kita sudah memanfaatkan teknologi
itu untuk meningkatkan literasi kebencanaan masyarakat di
wilayah-wilayah rawan bencana ?
Dengan latar belakang di atas, saya mencatat tiga permasalahan.
Pertama, kearifan lokal belum terdokumentasikan secara masif
sebagai sumber pengetahuan dan informasi bagi masyarakat,
khususnya kepada generasi muda bangsa. Padahal, di zaman
modern seperti saat ini, mereka rentan dengan ketidaktahuan
dan ketidakpedulian mengenai pelestarian kearifan lokal.
Dapat dibayangkan dampak bagi masyarakat apabila nilai-nilai
kearifan lokal terkait kebencanaan kurang dimaknai dengan
baik.
Kedua, paradigma berpikir konvensional bahwa bencana adalah
takdir masih kuat dan mengakar di tengah masyarakat. Masih
banyak orang yang beranggapan bahwa bencana merupakan
kutukan atas dosa dan kekhilafan sehingga seseorang harus
percaya bahwa bencana adalah takdir atas perbuatannya.
Akibatnya, tidak ada lagi usaha untuk mengambil langkahlangkah
pencegahan atau penanggulangannya.
Ketiga, kemajuan di era industri 4.0 belum sepenuhnya menjadi
faktor pendorong untuk mewujudkan literasi kebencanaan di
kalangan generasi muda bangsa. Jika ditelusuri, teknologi maju
yang sudah sedemikian dekat dengan keseharian kita, belum
banyak membuka ruang-ruang kosong bagi pengembangan
literasi kebencanaan di Indonesia.
Tiga permasalahan di atas mengerucut pada satu pertanyaan
besar, yaitu “Bagaimana langkah yang tepat dalam membangun
literasi kebencanaan tersebut?”. Untuk menjawabnya, mari
kita lihat peran tiga stakeholder terkait, yaitu pustakawan
sebagai pihak yang dekat dengan literasi, pemerintah sebagai
representasi negara, dan masyarakat sebagai pelaku.
Peran Pustakawan
Pola pikir penanggulangan bencana saat ini sudah bergeser dari
pola pikir bantuan darurat langsung menuju pola pikir mitigasi/
preventif. Di samping usaha-usaha pencegahan dan mitigasi
bencana yang telah dikembangkan, program rehabilitasi dan
rekonstruksi perlu diimplementasikan penerapannya ke dalam
sasaran-sasaran pembangunan wilayah antar sektor.
Pengurangan risiko bencana sendiri merupakan bagian
Gambar 2. Ilustrasi pustakawan (sumber: canva.com)
rencana pembangunan terpadu lintas sektor dan lintas daerah
yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam hal
ini, masyarakat berperan sebagai subyek dan obyek sekaligus
sasaran utamanya. Pengurangan risiko bencana mengadopsi
dan memperhatikan kearifan lokal (local wisdom) dan
pengetahuan tradisional (traditional knowledge) yang ada dan
berkembang di tengah masyarakat. Sebagai subyek, masyarakat
diharapkan dapat aktif mengakses saluran informasi formal dan
nonformal. Di sisi lain, Pemerintah bertugas mempersiapkan
sarana, prasarana, dan sumber daya yang memadai untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut.
Keberadaan pustakawan merupakan salah faktor pendorong
literasi masyarakat Indonesia saat ini. Keterlibatan pustakawan
sebagai penggiat literasi di Indonesia bersama-sama
pemerintah penting untuk mendorong tumbuhnya kegemaran
membaca di masyarakat terutama yang potensi bencana
wilayahnya tinggi. Potensi kebutuhan pustakawan untuk saat ini
juga masih besar, setidaknya ratio ketercukupan pustakawan
saat ini satu pustakawan melayani 21.035 penduduk, data ini
masih jauh dari ideal, menurut data dari IFLA rasio ketercukupan
tenaga perpustakaan adalah 1 : 2.500. Dalam hal ini tidak cukup
hanya kuantitas kebutuhan pustakawannya saja, di era dengan
tantangan menghadapi revolusi Industri 4.0, pustakawan
jaman now perlu memiliki kreativitas dan inovasi, serta memiliki
kecakapan berkolaborasi dan memecahkan masalah.
Paling tidak, ada tiga peran pustakawan dalam upaya
20
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Peran Pemerintah
Pemerintah sebagai representasi negara harus ada di tengah
masyarakat. Nah, beberapa peran yang bisa dijalankan oleh
pemerintah antara lain :
1. Menyusun dan Mengimplementasikan Kurikulum
Pendidikan yang Ramah Bencana
Gambar 3. Kegiatan masyarakat dalam mendukung pelestarian
kearifan lokal (Sumber: Pojok Iklim, 2021, Mengelola Kearifan
Lokal Menghindari Bencana)
penanggulangan bencana di era industri 4.0, yaitu sebagai
kontributor dalam perencanaan pencegahan bencana,
merespon bencana serta melakukan recovery bencana.
Perpustakaan dan pustakawan harus bisa menjadi pionir
dalam proyek penggalian kearifan lokal untuk mengembangkan
literasi masyarakat terkait mitigasi bencana. Para pustakawan
memiliki potensi tersebut dengan memanfaatkan koleksi dan
arsip di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah. Selain itu,
pustakawan juga memiliki literasi informasi yang tinggi karena
mampu mengakses informasi secara cepat dan memahami
sumber informasi yang paling dibutuhkan. Sedemikian penting
itulah kehadiran sosok pustakawan dan perpustakaan dalam
kontribusinya membangun literasi kebencanaan.
Pustakawan diharapkan mampu membangun kembali
pengetahuan yang telah tersapu oleh bencana serta
membangun kembali komunitas masyarakat setelah terjadinya
bencana, antara lain melalui media dongeng atau cerita.
Pustakawan, baik di daerah maupun di pusat, memiliki peran
untuk menggali kearifan lokal yang ada di tempat menjalankan
tugasnya. Kearifan lokal bagi pustakawan adalah pengetahuan
yang tersembunyi dan harus didokumentasikan agar lestari.
Kearifan lokal yang berhasil digali tentu tidak hanya tersimpan
di perpustakaan saja namun, pustakawan juga memiliki
keahlian bukan hanya untuk menemukan atau mengumpulkan
pengetahuan saja dengan demikian diharapkan mampu
mengemas ulang kearifan lokal yang ada dengan memanfaatkan
teknologi yang sudah berkembang di era industri 4.0.
Industri 4.0 memiliki karakter disruptif, cepat, masif, serba
efisien, tetapi sedapat mungkin berbiaya rendah. Pencegahan
bencana di era industri 4.0 lebih dapat diarahkan kepada
peningkatan pengetahuan untuk mencegah bencana dengan
sarana media sosial yang berbiaya rendah. Teknologi dan
kecerdasan buatan dimanfaatkan sebagai alat bantu utama
dalam menghadapi bencana. Harapan kita, saat bencana itu
datang, old knowledge (pengetahuan lama) yang terbentuk
dan telah diakui sebagai kearifan lokal oleh generasi penerus
bangsa. dapat menghindarkan masyarakat dari kerugian dan
korban jiwa sekecil-kecilnya (zero victim).
Kearifan atau wisdom dapat dipahami sebagai suatu
pemahaman kolektif, pengetahuan, dan kebijaksanaan
yang mempengaruhi suatu keputusan penyelesaian
atau penanggulangan masalah kebencanaan. Melalui
kegiatan literasi kebencanaan yang berbasis kearifan
lokal, masyarakat diajak untuk mengenal dan memahami
fungsi kearifan tersebut dalam aspek mitigasi bencana di
lingkungan mereka. Adaptasi pengetahuan lokal, termasuk
reinterpretasi nilai-nilai kearifan lokal dan revitalisasinya
perlu dilakukan sesuai dengan kondisi masyarakat,
sedemikian rupa sehingga dapat diterapkan sebagai
kurikulum pendidikan yang ramah bencana.
Pemerintah perlu melakukan pengarusutamaan isu
kebencanaan mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi melalui penyediaan materi kebencanaan
dan implementasi kurikulum kebencanaan. Pengetahuan
dan informasi mengenai bencana dan kearifan lokal menjadi
bagian materi pembelajaran, baik di sekolah formal maupun
nonformal.
2. Menggiatkan Momentum Hari Kesiapsiagaan Bencana
Pemerintah melalui kelembagaan yang ada berperan
sebagai pendorong utama berkembangnya literasi
kebencanaan bagi semua kalangan masyarakat, terutama
para generasi muda yang belum banyak mengenal kearifan
lokal warisan nenek moyang. Salah satu yang dilakukan
pemerintah adalah menetapkan Hari Kesiapsiagaan
Bencana (HKB) yang diperingati setiap tanggal 26 April. HKB
merupakan momentum penting untuk menggiatkan semua
upaya peningkatan literasi kebencanaan, terutama mitigasi
bencana. Dengan adanya HKB, masyarakat akan terus
diingatkan mengenai kemudahan akses informasi. Dengan
demikian, masyarakat bisa terus menggali nilai-nilai kearifan
lokal terkait risiko bencana sesuai dengan kondisi daerah
masing-masing.
3. Memanfaatkan Media Massa
Interpretasi bencana dapat dikembangkan dengan
memanfaatkan media massa yang sesuai. Selama ini,
liputan berbagai program mengenai bencana telah
dilakukan oleh banyak media massa. Pengetahuan dan
informasi bencana juga dapat diinterpretasi melalui ajang
kompetisi yang dihadirkan oleh media. Masyarakat bisa
menjadikan kegiatan-kegiatan seperti ini sebagai pengayaan
dan dokumentasi pengetahuan dan informasi mengenai
kebencanaan dan kearifan lokal.
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 21
Peran Masyarakat
Masyarakat merupakan subyek, obyek, sekaligus sasaran
kegiatan literasi dalam rangka pengurangan risiko bencana.
Artinya, kita pun harus berperan dalam kegiatan ini, antara lain
dengan cara :
1. Menjaga Kearifan Lokal sebagai Aspek Budaya Leluhur
Bangsa
Menjaga kearifan lokal sebagai aspek budaya leluhur bangsa
adalah menjadi tugas kita bersama dengan segenap pihak
yang memiliki kewenangan dalam melestarikan. Kearifankearifan
lokal yang telah menjadi cara hidup masyarakat
dan berhubungan secara spesifik dengan budaya tertentu
harus terus dijaga kelestariannya. Kearifan lokal tercermin
dalam nilai-nilai kelompok masyarakat, seperti nyanyian,
pepatah, tarian, semboyan, dan nasihat leluhur untuk selalu
berbuat baik kepada alam.
2. Meningkatkan Pemahaman dan Interpretasi Bencana
Pemahaman dan interpretasi yang baik mengenai bencana
akan memberikan pengaruh positif bagi kehidupan
bersama. Kehadiran berbagai interpretasi yang cenderung
miskin makna dan hanya merujuk pada beberapa hal yang
tidak konstruktif, terkadang mengarah pada sesuatu yang
fatalistik. Untuk itu pandangan dan pemahaman masyarakat
perlu ditingkatkan dengan memanfaatkan media yang tepat.
3. Memanfaatkan Kehadiran Media Sosial
Pesatnya perkembangan teknologi di era industri 4.0. telah
menghadirkan banyak platform penyedia informasi dan
pengetahuan kearifan lokal berbasis sosial media. Hal ini
akan memudahkan masyarakat dalam mengakses aktivitas
literasi kebencanaan berbasis media sosial, baik melalui
YouTube, Instagram, Twitter, atau media daring lainnya.
Melalui media-media ini, kearifan lokal bisa dikenalkan
sejak dini kepada generasi milenial. Kita pun tak perlu
mengkhawatirkan hilangnya nilai-nilai kearifan lokal di
tengah kehidupan masyarakat yang lebih menyukai hal-hal
instan.
Kearifan lokal sebagai cerminan cara hidup suatu masyarakat
biasanya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke
generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Wujudnya dapat
berupa cerita rakyat, peribahasa, lagu, nasihat, atau permainan
rakyat. Upaya-upaya pelestarian lintas sektor perlu dilakukan
agar kearifan lokal tetap terjaga dan mampu meminimalisir
korban bencana.
Penguatan kesiapsiagaan bencana menjadi aspek yang
diperlukan saat ini dan masa depan. Bencana merupakan
peristiwa yang sulit untuk diprediksi kedatangannya.
Pengelolaan kesiapsiagaan yang hanya berbasis pada
pendekatan pascabencana tidaklah cukup jika tidak diimbangi
dengan pembangunan literasi kebencanaan berbasis kearifan
lokal.
Pembangunan literasi kebencanaan berbasis kearifan lokal
di berbagai wilayah harus mulai dipikirkan pengelolaannya.
Kegiatan literasi pengetahuan dan informasi kebencanaan
dapat dihadirkan melalui pemanfaatan media sosial dan
teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat. Masyarakat
akan lebih mudah memahami bencana yang sering terjadi di
wilayahnya ketika informasinya disebarluaskan dalam bentuk
gambar (infografis) maupun video.
Aktivitas literasi kebencanaan yang memasukkan aspek kearifan
lokal semakin diperlukan sebagai bekal untuk generasi muda.
Kajian tentang aktivitas tersebut bisa menjadi tantangan baru
studi kebencanaan, khususnya menyangkut pengukuran tingkat
pemahaman dan daya kritis masyarakat terhadap bencana
serta peningkatan kapasitas masyarakat terkait kebencanaan.
Referensi
Wahyu Chandra, 2021. “Pentingnya Literasi Kebencanaan di
Negeri Rawan Bencana”. Mongabay, 16 Maret 2021.
Zein Mufarrih Muktaf, 2017. “Studi Literasi Bencana dalam
Perspektif Ilmu Komunikasi”. Konferensi APIK PTM di
Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
Anonim, 2021. “Literasi Kebencanaan Sebagai Dasar Mitigasi
Bencana”. republika.co.id, 27 April 2021, Redaksi Karta
Raharja Ucu.
Wisnu Martha Adiputra, 2008. “Literasi Media dan Interpretasi
atas Bencana”. Jurnal Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Volume
11 No. 3
Dahash et al, 2017 di dalam Yuhdi Fahrimal dkk, 2019,.
“Revolusi Industri 4.0 Dalam Penguatan Kesiapsiagaan
Bencana Di Indonesia”. Communication, Vol. 10 No. 2,
Oktober 2019.
Anonim, 2007. “Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya
Mitigasinya di Indonesia”. Direktorat Mitigasi, Badan
Koordinasi Nasional Penanganan Bencana.
Muhammad Ansyari Tantawi Nasution, 2021. “Mengawal
Kearifan Lokal untuk Literasi Bencana di Industri 4.0”.
LinkedIn, dipublish pada 2 Juni 2021.
Anonim, 2017. “Tahun 2023 Desa Pajam Menjadi Desa Mandiri
Pangan Berbasis Kearifan Lokal”. The GEF Small Grants
Programs Indonesia.
Meri Herlina, 2019. “Kearifan Lokal Untuk Mitigasi Bencana Pada
Masyarakat Rawan Bencana Gempa, Tsunami, Longsor,
Banjir Di Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung”.
Program Studi Pendidikan Geografi Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang
Setio Galih Marlyono, dkk, 2016. “Peranan Literasi Informasi
Bencana Terhadap Kesiapsiagaan Bencana Masyarakat
Jawa Barat”. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 16 No. 2
Juniarto Widodo, ST, MM
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat BMKG
22
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Bahasan Utama
Bisakah MOOC
Menjadi Alternatif Peningkatan
Literasi Kebencanaan?
Sumber gambar: vectorstock.com
Sebagian kita mungkin pernah
mendengar EdX, Udemy, atau
Coursera, di Indonesia sendiri kita
punya yaitu Udemy dan IndonesiaX.
Semua nama tersebut merupakan
Massive Open Online Course atau
disingkat dengan MOOC. MOOC
merupakan suatu model pembelajaran
secara online, terbuka bagi siapapun
yang ingin belajar, hanya cukup dengan
log in dan kita dapat langsung menikmati
pembelajaran yang dibutuhkan dengan
banyak pilihan dan diberikan oleh
akademisi atau narasumber yang
menguasai bidangnya.
MOOC pertama kali dikembangkan oleh
Peter Norvig dan Sebastian Thrun dari
Universitas Stanford pada tahun 2008,
dimana mereka memberikan kursus
online pertama secara masif kepada
160.000 orang mahasiswa. Dalam
perjalanannya, perkembangan MOOC
tidak terlalu masif namun dengan adanya
Pandemi Covid-19 MOOC menjadi salah
satu bentuk pembelajaran yang giat
dilakukan, terlihat dari hasil penelitian
terhadap salah satu MOOC Coursera
tahun 2020, mereka telah menambah
2.800 jenis kursus. Pengguna MOOC
mereka mengalami kenaikan signifikan,
yaitu sebanyak 60 juta pembelajar baru,
seperti yang dilansir situs The Report,
Class Central. MOOC dikembangkan
oleh universitas, lembaga-lembaga
pihak ketiga yang bekerja sama
dengan akademisi, serta juga Lembaga
pemerintah seperti MOOC Kementerian
Keuangan.
Dikutip dari Harvard Business Review3,
MOOC memberikan dampak kepada
karier sebanyak 72% dan pendidikan
sebanyak 61%. Pada negara berkembang
MOOC memberikan manfaat
terutama bagi orang-orang ekonomi
menengah kebawah yang memiliki
pendidikan rendah. Penelitian ini juga
memperlihatkan bahwa tidak sedikit dari
peserta MOOC yang tidak melanjutkan
kursusnya sampai selesai. Terlepas dari
hal tersebut, melihat kondisi saat ini
MOOC bisa menjadi salah satu alternatif
pembelajaran bagi siapa saja yang
memiliki komitmen untuk berkembang.
Gambar 1 Contoh pelatihan pada MOOC Coursera.org
(sumber gambar: Coursera.org)
Apa itu MOOC?
Secara umum MOOC merupakan
bentuk pembelajaran mandiri berbasis
daring dalam bentuk pelatihan atau
kursus yang bisa diikuti siapa saja
dan kapan saja 1. Karakteristik MOOC
menggunakan format web sehingga
pembelajarannya bersifat kolektif baik
individu dan instrumennya. Selain itu,
MOOC juga dapat berfungsi sebagai
alat menilai pengetahuan seseorang.
Proses pembelajaran pada MOOC lebih
mengedepankan kemandirian dan
komitmen individu yang mengikutinya.
Topik yang ditawarkan biasanya beragam
dan tidak ada batasan bagi siapa pun
yang mengikuti.
Berdasarkan beberapa referensi
MOOC memiliki kelebihan-kelebihan,
diantaranya menawarkan berbagai
materi yang mungkin tidak didapat dari
kampus atau tempat kerja. Materi yang
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 23
diberikan pun berasal dari profesor
universitas atau pakar yang ahli
dibidangnya. Dalam pelaksanaannya
MOOC dapat diikuti secara gratis oleh
siapa saja, dengan jumlah tak terbatas
dan tidak membutuhkan syarat khusus
sehingga menguntungkan orang-orang
yang sulit memiliki waktu dan ruang; serta
orang-orang dengan kendala finansial.
MOOC juga dapat meningkatkan fungsi
berbagi pengetahuan antar peserta
dari beragam latar belakang. Ada yang
mengatakan bahwa MOOC membuka
kotak pandora Pengetahuan bagi siapa
saja.
Gambar 2. Ilustrasi kotak pandora
pengetahuan (sumber: nina - canva.com)
Bagi pemateri atau pengajarnya,
pembelajaran MOOC membuat mereka
tidak perlu memberikan materi yang
sama berulang kali. Di universitas, para
pengajar bisa fokus pada pertanyaan,
diskusi dan mahasiswanya. Bagi Lembaga,
keberadaan MOOC akan memberikan
penghematan dalam anggaran untuk
pembelajaran dengan topik yang sama.
Disisi lain, tentu saja MOOC juga memiliki
kelemahan, karena sifatnya yang masif
dan bisa dilakukan kapan saja, maka
tingkat keberhasilan menyelesaikan
kursus ditentukan oleh individu.
Diketahui bahwa tingkat menyelesaikan
pelatihan MOOC, yaitu hanya 15%. Ini
terjadi karena peserta merasa tidak
punya kewajiban atau merasa tidak
rugi jika tidak melanjutkan pelatihan
atau kursus yang mereka ambil, mereka
tidak mengeluarkan biaya ataupun
tidak mendapatkan penalti jika tidak
menyelesaikannya. Ditambah lagi, peserta
bisa kurang termotivasi menyelesaikan
kursus karena kurang adanya dorongan
dari lingkungan sekitar, sekolah atau
tempat kerja untuk menyelesaikan
pelatihan. Jadi diperlukan disiplin dari
pesertanya agar bisa belajar mandiri
dengan penuh motivasi dan komitmen.
Instansi juga perlu mensosialisasikan
MOOC dan mengakomodir pegawainya
yang mau mengembangkan diri agar
termotivasi untuk menyelesaikan.
Selanjutnya, peserta juga tidak akan
mendapatkan perhatian khusus jika
mereka tidak paham topik kursus, karena
pemateri tidak memberikan waktu
khusus berdiskusi, mengingat konsep
MOOC sebagai pembelajaran mandiri.
Oleh karenanya, saat ini mulai
dikembangkan MOOC dengan
mengedepankan penggunaan teknologi,
gamification, dan sosial learning guna
mengurangi kelemahan yang dimilikinya.
Kebutuhan Literasi Kebencanaan
Indonesia adalah negara yang
memiliki beragam bencana, mulai dari
bencana gempa bumi dan tsunami,
gunung meletus hingga bencana
hidrometeorologi seperti banjir,
kebakaran hutan, kekeringan, tanah
longsor, angin puting beliung, dll. Menurut
Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), 70 persen bencana
yang ada di Indonesia disebabkan oleh
bencana hidrometeorologi.
Menindaklanjuti hal tersebut, Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) yang memberikan informasi
dan peringatan kepada masyarakat
terkait sebagian bencana tersebut
merasa memiliki tanggung jawab untuk
memberikan edukasi kepada masyarakat.
Pada tahun 2021, Kepala BMKG Prof.
Dwikorita Karnawati meminta jajaran
BMKG, yang dikoordinir oleh Pusdiklat
BMKG untuk menjalankan program
literasi kebencanaan bagi masyarakat
Indonesia secara berkala.
Rencananya akan terdapat beberapa
program edukasi dan literasi bencana
yaitu seminar daring, pelatihan, jambore,
pameran dan bentuk edukasi lainnya.
Sebagian kegiatan sudah dijalankan pada
tahun 2021.
Melihat betapa luas target yang ingin
dicapai, dan dengan terbatasnya sumber
daya yang ada maka keberadaan MOOC
mungkin bisa menjadi salah satu alternatif
solusi peningkatan literasi kebencanaan
bagi masyarakat.
Mengembangkan MOOC untuk
Literasi kebencanaan
Menjalankan MOOC melibatkan 3
pengguna, yaitu institusi, narasumber/
pengajar, dan peserta. Institusi
berfungsi sebagai pengelola pelatihan,
menentukan garis besar pembelajaran,
waktu, pengajar dan pembuatan materi.
Sedangkan narasumber/pengajar
bertanggung jawab dalam persiapan
materi, bahan diskusi, tugas (jika
diperlukan), menjawab pertanyaan pada
forum diskusi, sesuai dengan outline
atau kurikulum pembelajaran yang telah
disusun. Peserta, merupakan pengguna
yang diharapkan dapat aktif dan memiliki
komitmen mengikuti sampai akhir
pelatihan.
Pengembangan MOOC dapat dilakukan
dengan dua pendekatan, yaitu pelatihan
yang terbuka secara masif dengan
mengedepankan pembelajaran sosial,
yaitu proses pembelajarannya lebih
menekankan berbagi pengetahuan
antar peserta peserta, mereka saling
terhubung dan bertindak sebagai
murid dan guru. Pendekatan kedua,
yaitu pembelajaran bergantung pada
konten pelatihan yang telah ditentukan
sebelumnya dengan evaluasi bersifat
otomatis. Peserta dapat mengikuti
secara mandiri dan linier setiap konten
yang ada dalam pelatihan. Tidak terjadi
proses feedback dari pengajar, namun
antar peserta masih bisa memberikan
tanggapan dan komentar di forum yang
disediakan. Pendekatan MOOC ini bisa
dilakukan tergantung dari kebutuhan,
bisa juga digabungkan jika dirasa akan
memberikan efektivitas yang lebih tinggi.
Agar MOOC yang dirancang dapat
menarik dan mampu memberikan
pengetahuan kepada individu yang
mengikutinya, beberapa hal yang dapat
menjadi perhatian, yaitu:
24
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
1. Pastikan bahwa Anda sudah tahu konten apa yang akan
dibuat.
Biasanya dalam pelatihan Anda membuat struktur
pelatihan atau kurikulum, begitu juga dengan MOOC harus
dibuat juga kurikulumnya. Perlu mempertimbangkan dan
mengembangkan struktur setiap bab dan konsep utamanya,
serta menentukan informasi apa yang perlu disampaikan,
kapan dan dalam konteks apa.
Konten untuk jenis MOOC pengguna dapat berbeda dan
tidak harus disajikan dengan cara yang sama. Misalnya terkait
durasi waktu, MOOC mahasiswa universitas berlangsung
antara 6 dan 8 minggu dan membutuhkan 2 hingga 3 jam
per minggu. Sedangkan, untuk MOOC pelatihan di kantor
formatnya bisa lebih pendek dengan durasi 30 menit hingga
1 jam selama 2 hingga 4 minggu. Bahan pembelajarannya
(video, bahan bacaan, dll) pun dapat berlangsung lebih
singkat antara 15 dan 30 menit.
Keberadaan konten ini dapat dikombinasikan, seperti
konten video dikombinasikan dengan slide, agar lebih
mudah menjelaskan materi, atau konten artikel dengan
forum.
3. Persiapan platform pembelajaran terintegrasi
Fase integrasi teknis, fase terakhir sebelum meluncurkan
MOOC terdiri dari memformat konten pelatihan ke dalam
platform. Banyak platform yang bisa digunakan, ada yang
sudah disediakan oleh provider dan tinggal dimodifikasi
seperti Moodle, atau platform yang dibangun sendiri sesuai
kebutuhan.
Pastikan konten-konten pelatihan dapat terintegrasi
dengan baik. Ada baiknya sebelum peluncuran lakukan
simulasi terkait semuanya konten pembelajaran yang sudah
diintegrasikan sehingga ketika digunakan semua sudah
dapat berfungsi dengan baik.
2. Produksi konten yang menarik dan interaktif
Tahap produksi konten sangat penting. Setelah diputuskan
pengetahuan dan keterampilan apa yang harus diperoleh,
selanjutnya perlu ditentukan dalam bentuk apa konten
akan disajikan. Beberapa bentuk konten saat ini yang bisa
membuat MOOC menjadi lebih menarik dan mendorong
keterlibatan peserta diantaranya Video. Video yang dibuat
sendiri memiliki kesan bahwa kontennya up-to-date dan
membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang
dinamis. Untuk audien yang lebih besar, video dapat
ditambah subtitle.
Jenis konten video pada MOOC beragam yaitu screencast,
merupakan format menyampaikan materi yang berbentuk
video rekaman layar, biasanya untuk menjelaskan
materi sekaligus menampilkan langkah-langkah yang
dilakukan pada layarnya. Video ini bagus digunakan untuk
menerangkan penggunaan aplikasi. Video Talking head bisa
digunakan saat perkenalan, penjelasan topik (jika diperlukan)
dan saat penutupan, biasanya menampilkan narasumber/
pengajarnya, dan bermanfaat memperkenalkan fasilitator
pelatihan. Bentuk video lainnya bisa berupa video simulasi,
animasi, dll.
Konten selanjutnya yaitu bahan bacaan dapat berupa slide
atau artikel. Peserta dapat membuka sendiri slide atau artikel
yang ditampilkan. Contohnya materi dalam format Prezi,
ThingLink, canva, google doc, artikel bergaya Wikipedia, dll.
Manfaat slide atau artikel dapat membantu peserta kursus
untuk bisa lebih mudah menyerap materi yang dijelaskan
karena bentuknya yang statis peserta dapat mempelajarinya
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dalam MOOC juga bisa menampilkan konten komentar
atau forum, sebagai media peserta dalam mengutarakan
pendapatnya/pemikiran dan dapat dikomentari oleh
peserta lainnya.
Gambar 1. Tampilan muka MOOC Kemeterian Keuangan
(Sumber : https://klc2.kemenkeu.go.id/listcourse)
4. Komunikasi MOOC secara masif
Mengembangkan strategi komunikasi merupakan hal
mendasar ketika ingin menghasilkan MOOC yang efektif.
Komunikasi diperlukan sebelum MOOC diluncurkan, saat
dilaksanakan dan setelah selesai. Sebelum peluncuran, Anda
harus mengumumkan pendaftaran telah dibuka, membuat
video teaser, dan memposting secara teratur di jejaring
sosial. Strategi komunikasi ini harus dapat membangkitkan
minat dan meningkatkan jumlah pendaftaran yang berbeda.
Selama pelatihan, strategi komunikasi berguna agar
mengurangi tingkat kegagalan peserta pelatihan dan juga
menyoroti momen-momen penting dalam pelatihan (seperti
meetup, hangout, guest lecture, dll). Setelah pelatihan selesai,
bagus untuk mengkomunikasikan kisah sukses pelatihan,
membuat kesaksian peserta, dan mempublikasikan statistik
pelatihan, misalnya menggunakan infografis agar MOOC
semakin banyak peminatnya. Komunikasi merupakan aspek
yang kadang sering diabaikan padahal dapat membantu
memperkuat keterlibatan dan komitmen.
5. Lakukan evaluasi pasca pelaksanaan MOOC
Walaupun MOOC sifatnya terbuka dan mandiri, namun
perlu ditinjau dan dianalisis hasilnya. Dengan mengandalkan
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 25
indikator kinerja yang ditetapkan sebelum dimulainya
program pelatihan, Anda dapat menentukan apakah MOOC
berhasil atau tidak, memahami apa yang tidak berhasil dan
meningkatkan aspek keberhasilan untuk proyek mendatang
Indikator-indikator evaluasi diantaranya jumlah pendaftar,
tingkat ketidakhadiran (terdaftar tetapi tidak pernah
berpartisipasi), tingkat penyelesaian kursus, jumlah sertifikat
yang diberikan, kualitas interaksi platform, dan sebagainya.
Terserah masing-masing organisasi untuk menentukan
kriteria keberhasilan MOOC mereka.
Evaluasi merupakan elemen penting untuk membuat
keputusan terkait bukti betapa berharganya program
MOOC, betapa pentingnya melanjutkan proyek dan
menerima sumber daya tambahan.
Faktor kunci implementasi MOOC
Tentu saja ketika sudah mampu menciptakan pembelajaran
berbasis MOOC, dalam perjalanannya tidak lepas dari
tantangan. Setiap pembelajaran apapun bentuknya pasti akan
ada tantangan. Beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan
dalam mengimplementasikan MOOC menurut Ayyub, dkk. 2,
yaitu:
a. Lingkungan belajar mandiri
Sifat MOOC yang masif dan terbuka menempatkan
kontrol pembelajaran tergantung dari pesertanya sendiri.
Jika yang bersangkutan memang memerlukan pelatihan
tersebut maka dia akan menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif, tenang dan nyaman bagi dirinya. Peserta
dapat menyesuaikan waktu dan fase belajarnya, sehingga
mengurangi tekanan dalam belajar, yang mungkin diperoleh
dalam pelatihan klasikal atau Online. Oleh karena itu, MOOC
dalam semua variasinya dapat memberikan repertoar luas
peluang belajar dengan pilihan studi yang dapat diakses,
fleksibel, dan mandiri yang sesuai dengan pelajar yang
beragam.
b. Desain kursus/pelatihan yang User Friendly
Metode penyampaian yang berhasil akan membuat peserta
didik terlibat dengan pelatihan yang diikuti. Bahan bacaan
yang baik akan membantu peserta belajar lebih banyak
dan dapat menerapkan pengetahuan. Selanjutnya, tugas
dan materi pembelajaran harus mengakomodasi profil
psikologis yang berbeda dari pembelajar. Peserta akan puas
dengan platform MOOC yang sederhana dan jelas, konten
mudah diakses dan aktivitas membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan. Semua isi pelatihan diatur dengan
baik dengan banyak media untuk dilihat dan dibaca, melihat
slide dan video yang interaktif yang diorganisir dengan baik.
Perbanyak contoh-contoh yang terkait dengan materi. Salah
satu institusi MOOC OpenLearning mengadopsi format
Facebook di platform pembelajaran MOOC mereka, peserta
dapat memberikan komentar untuk materi yang dipelajari.
c. Petunjuk
Perlu menyediakan Tutorial dengan jelas dan efektif.
Petunjuk yang jelas akan membuat peserta menjadi lebih
termotivasi dan merasa lebih sedikit usahanya dalam
menggunakan teknologi pembelajaran dalam MOOC.
d. Kecepatan Internet
Kecepatan internet memainkan peran penting dalam
MOOC. Kecepatan internet yang rendah akan mengalihkan
perhatian peserta karena tidak dapat melihat video, gambar
atau suara dengan jelas. Ketika peserta puas dengan
lingkungan online, mereka akan termotivasi untuk belajar
lebih banyak secara online dan menyenangkan.
MOOC Kebencanaan, What’s next!
Melihat perkembangannya maka, MOOC Kebencanaan layak
untuk dikembangkan karena masih belum banyak MOOC
terkait hal ini. Beragam kebencanaan jika dilihat dari aspek
meteorologi, klimatologi, geofisika dan kualitas udara yang
terdapat di BMKG, akan dapat menghasilkan cukup banyak
ragam pelatihan MOOC. Setiap aspek bisa dibuat seri pelatihan
yang mendalam. Motivasi peserta agar menyelesaikan sampai
akhir pelatihan dapat diapresiasi dengan pemberian sertifikat,
ini dapat bermanfaat bagi portofolio peserta dan juga angka
kredit. Konten yang ditawarkan singkat, sederhana dan
menarik. Menyediakan forum antar peserta untuk dapat saling
memberikan feedback agar terjadi proses interaksi dalam
pembelajaran.
Referensi
1
Lis Setyowati. 2015. Mengenalkan Massive Open Online
Courses (MOOCs) kepada Pustakawan. Media
Pustakawan. Perpustakaan Nasional.
2
Enna Ayub, Wei Wei Goh, Seng Yue Wong. 2018. Exploring
Factors Affecting Learners’ Acceptance of MOOC Based
on Kirkpatrick’s Model. Researchgate.net.
3
Chen Zhenghao, Brandon Alcorn, Gayle Christensen, Nicholas
Eriksson, Daphne Koller, and Ezekiel J. Emanuel. 2015.
Who’s Benefiting from MOOCs, and Why. HBR.org.
https://elearningindustry.com/what-is-wrong-with-moocs-keyissues-to-consider-before-launching-your-first-mooc
4
https://elearningindustry.com/creating-a-mooc-cooc-6-steps
5
https://webcourseworks.com/how-to-make-your-own-mooc/
Nina Amelia Sasmita
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat BMKG
26
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Serambi Ilmu
MENGAPA
Anak Gunung Api Krakatau
Masih Berbahaya?
Dalam upaya untuk menguatkan edukasi kebencanaan yang berintegritas dengan pembentukan kesadaran publik, sebuah
pertanyaan patut diajukan terhadap ukuran bahaya dari peristiwa pilu yang melanda Provinsi Banten pada 22 Desember
2018. Dalam artikel ini, penulis akan membahas seluk-beluk, konflik-resolusi, dan pikiran abstrak yang tertuang untuk
upaya edukasi kebencanaan yang terintegrasi terhadap kesadaran publik. Upaya tersebut merupakan pemenuhan kemampuan
intelektual dan ketajaman berpikir terhadap bencana yang melanda Indonesia yang keberadaannya relatif menghantui masyarakat
di sekitar wilayah cincin api dan pegunungan aktif Asia-Australia.
Gambar 1. Anak Gunung Krakatau (sumber: kabarbanten.pikiran-rakyat.com)
Kita akan mengawali artikel ini dengan sebuah abstraksi
yang merujuk pada kejadian tsunami 22 Desember 2018 di
Provinsi Banten, yang menimbulkan dampak buruk di bagian
barat pantai Banten serta bagian selatan pantai Lampung di
Indonesia. Survei pasca-tsunami menyimpulkan sebuah data
moderat (dirilis oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan) di
sepanjang pantai Sumatera dan Jawa bahwa kejadian tersebut
menghasilkan ketinggian maksimum 13,5 meter dan panjang
genangan 330 meter. Kejadian ini mengakibatkan korban
jiwa 437 orang, luka-luka 31.942 orang, hilang 10 orang, serta
menyebabkan kerusakan terhadap 98 bangunan. 1
Fakta lainnya menyebutkan kedalaman aliran air yang
menghantam pemukiman penduduk di Banten lebih tinggi
daripada di Lampung. Berdasarkan analis spektrum wilayah
yang didasarkan pada catatan pasang surut (oleh Pure and
Applied Geophysics), kejadian tsunami ini terjadi selama periode
6,6 sampai 7,4 menit dengan kecepatan arus maksimum 4,37
m/s. 1
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 27
Tsunami pada tahun 2018 tersebut mengingatkan kita
pada kejadian bertahun lampau saat kawasan Selat Sunda
menjadi daerah eksistensi letusan Gunung Api Krakatau yang
menewaskan 36.000 jiwa. Berdasarkan catatan pada katalog
tsunami, para ahli geologi menyatakan bahwa peristiwa
longsoran di kawasan pantai dan dasar laut juga pernah
menjadi penyebab rentetan kejadian tsunami yang terjadi di
Selat Sunda setelah tahun 1883.
vulkanik, abu, dan bebatuan. Selain itu, reruntuhan bebatuan
berpotensi menimbulkan adanya patahan di dasar laut yang
menjadi penyebab utama tsunami, termasuk yang terjadi pada
tahun 2018.
Garis Waktu Terbentuknya Anak Krakatau
Istilah Gunung Api merujuk pada saluran yang menghubungkan
suatu wadah berisi magma yang ditembakkan, lalu terhimpun
di sekitar wilayah tersebut dan kemudian membangun suatu
kerucut yang dinamakan kerucut gunung api. Sebagian besar
magma naik melalui pipa kepundan. Muntahan lava yang
berulang-ulang membentuk sisi gunung yang terjal, mengelilingi
pipa kepundan utama. 2
Gambar 2. Letusan Anak Gunung Krakatau (Sumber: suara.com)
Perselingan lapisan antara lava dan endapan piroklastik
setinggi 315 meter menyusun bentuk kerucut Gunung Api Anak
Krakatau. Tak jauh dari lokasi gunung api, terdapat Pulau Rakata,
Sertung, dan Panjang, yang tidak berpenghuni, namun menjadi
objek menarik bagi peneliti dan tujuan wisata bagi masyarakat.
Ketiga pulau tersebut terbentuk dari aktivitas Krakatau Purba,
kecuali Pulau Rakata yang tumbuh bersamaan dengan Gunung
Api Danan sebelum letusan besar tahun 1883.
Pada periode konstruksi Anak Krakatau tahun 1927, untuk
pertama kalinya Gunung Api Krakatau kembali aktif. Setelah
melewati ‘masa istirahat’ sejak tahun 1883 sampai dengan
tahun 1927, terjadi peristiwa letusan bawah laut pada 29
Desember 1927 yang menyemburkan air laut di dalam kaldera
Gunung Krakatau yang menyerupai air mancur. Pada tahun
1929, Stehn, seorang ahli vulkanologi mengamati terbentuknya
satu pulau kecil dari tumpukan material di permukaan laut yang
saat ini dikenal sebagai Anak Krakatau, yang hingga tahun 1996,
telah meletus setidaknya 80 kali dengan aktivitas erupsi letusan
dan erupsi lelehan. 3
Dalam tulisannya di tahun 2006, Sutawidjaja mengemukakan
bahwa pada 1929, Gunung Api Anak Krakatau tumbuh dari
kedalaman laut di Pusat Gunung Krakatau dari kedalaman
180 meter dari dasar laut. Pada tahun 2000, ketinggian Anak
Krakatau terhitung menjulang hingga 315 meter di atas
permukaan laut dan volumenya mencapai 5,52 km3 dengan
rata-rata pertumbuhan 4 meter pertahunnya. 4
Penelitian yang Pernah Ada
Yudhicara dan K. Budiono 2008 menyatakan bahwa tsunami
adalah bencana alam yang dapat disebabkan oleh gempa bumi
maupun erupsi gunung berapi di bawah laut oleh berbagai
sebab seperti longsoran di dasar laut atau di pantai Tsunami
yang terjadi akibat longsoran tanah akibat lelehan magma
akan menciptakan aliran piroklastik, yaitu campuran gas
Tsunami 22 Desember 2018 yang menimpa warga pesisir
barat pantai Banten dan pesisir selatan pantai Lampung ini
menimbulkan berbagai dampak dari kerugian materi hingga
ratusan orang terpaksa meregang nyawa, diakibatkan oleh
letusan gunung Anak Krakatau yang sedang aktif. Banyaknya
korban menjadi perhatian tertentu, dalam beberapa kasus,
diungkapkan fakta bahwa orang yang tinggal di sekitar gunung
tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi
peristiwa erupsi ini. Ketidaksiapan ini juga disebabkan karena
peringatan dini tsunami di Indonesia hanya didesain untuk
tsunami yang disebabkan oleh gempa, bukan aktivitas vulkanik.
Pada kejadian tsunami ini, mekanisme pembentukannya secara
detail masih belum diketahui, entah karena longsoran masal
secara masif atau runtuhan blok-blok batu besar (boulder) -
apakah sekali runtuh atau terjadi secara berangsur. Sebuah
riset di tahun 2018 yang didokumentasikan dalam makalah
yang ditulis T. Giachetti, R. Paris, K. Kelfoun dan B. Ontowirjo
berjudul ‘Tsunami hazard related to a flank collapse of Anak
Krakatau Volcano, Sunda Strait, Indonesia’ mempertanyakan
apa yang terjadi apabila gunung berapi ini runtuh ke laut.
Penelitian tersebut menunjukkan proyeksi waktu kedatangan
dan amplitudo gelombang yang dihasilkan 5 .
Dalam worst-case-scenario yang dipicu oleh tanah longsor
dengan volume reruntuhan sebesar 0,28 km3 (atau setara
dengan 270 bangunan Empire State di New York), terdapat
perkiraan bahwa seluruh pantai di Selat Sunda terkena
gelombang lebih dari 1 km ke arah daratan dalam waktu kurang
dari satu jam setelah kejadian. Perhitungan waktu tiba dan
amplitudo gelombang yang dihasilkan dari penelitian ini tidak
jauh berbeda dari letusan Anak Krakatau 22 Desember 2018,
saat tanah yang longsor melibatkan interaksi eksplosif antara
magma gunung berapi dan air di sekitarnya. 7
28
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Gambar 3. (a) Alat Pendeteksi Tsunami; (b) Pemasangan alat sensor pemantau gelombang dan cuaca di Pulau Sabesi kawasan yang
paling dekat dengan Anak Gunung Krakatau. (sumber: popularitas.com dan uinjkt.ac.id)
Sebuah Resolusi dari Para Ahli
Sebagai resolusi dari kejadian ini, Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) bekerjasama dengan Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Geologi Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Ikatan Ahli
Tsunami Indonesia tengah memasang peralatan tambahan
sebagai bagian dari upaya peringatan dini tsunami yang
disebabkan oleh aktivitas vulkanik Anak Gunung Api Krakatau.
Alat ini akan mengukur ketinggian muka air laut secara terus
menerus, dan dipasang di sekitar gunung api. Apabila terjadi
tsunami maka alat yang jaraknya paling dekat dengan pusat
aktivitas vulkanik akan memberikan peringatan lebih dini.
Selain resolusi yang dilakukan oleh kolaborasi Kementerian,
Lembaga dan masyarakat professional tersebut, antisipasi
dampak tsunami dapat dilakukan melalui konservasi kawasan
pantai melalui upaya struktural, yaitu:
1. Mengatur ulang tata kota dengan memindahkan
pemukiman, industri, dan kawasan vital lainnya
ke tempat yang lebih tinggi, serta menghindari
pembangunan infrastruktur di tepi pantai,
2. Memperkuat fondasi dan material penyusun rumah
penduduk dengan kekuatan yang memadai,
3. Membuat penghalang tsunami di daerah pemukiman.
Selain menempuh upaya struktural, upaya nonstruktural dapat
dilakukan untuk meredam dampak bencana yang memiliki
potensi terulang, yaitu dengan:
1. Melakukan penyuluhan sosial kepada masyarakat yang
berdiam di wilayah rentan bencana secara berkala dan
terus-menerus,
2. Membuat peraturan perundang-undangan yang
mendukung seperti undang-undang tata ruang daerah
dengan dukungan kajian yang komprehensif,
3. Memberikan bantuan subsidi pemerintah untuk
memotivasi terlaksananya tindakan mitigasi dalam
kegiatan pembangunan.
Dari segi keamanan, kesiagaan juga dapat membantu dalam
mitigasi bencana alam, meliputi:
1. Membuat konsep terencana dalam penanggulangan
tsunami yang valid dan fleksibel,
2. Menyediakan sistem peringatan dini dan sistem
evakuasi, yang memperhitungkan multifaktor baik
prioritas nyawa penduduk, dukungan infrastruktur
maupun bahan-bahan pangan,
3. Mengadakan program simulasi. 6
Mitigasi yang dibuat sedemikian rupa, sebaiknya merujuk
kepada kejadian terburuk yang pernah terjadi, yaitu pada tahun
1883, di mana aktivitas penduduk pantai masih kurang tertata.
Evaluasi tata ruang yang dimutakhirkan secara berkala juga
akan membantu proses mitigasi bencana alam, apalagi di era
teknologi yang berkembangnya sangat cepat seperti sekarang.
Selain cara-cara di atas, kajian risiko serta studi penelitian
yang berkorelasi dan relevan dalam skala yang relatif besar
terhadap bencana alam gunung api Anak Krakatau ini dapat
memberikan umpan balik positif demi keberlangsungan
aktivitas masyarakat, eksistensi negara, serta berdampak pada
signifikansi perkembangan wisata dan pendidikan di Indonesia.
Penutup
Sebagai gunung api aktif, Gunung Api Anak Krakatau terpantau
tumbuh dari kedalaman laut di pusat Gunung Krakatau dari
kedalaman 180 meter dari dasar laut, hingga hingga pada
tahun 2001 dan volumenya mencapai 5,52 km3 dengan
rata-rata pertumbuhan 4 meter per tahunnya. Dalam upaya
menguatkan edukasi kebencanaan yang terintegrasi terhadap
pembentukan kesadaran publik maka bencana alam seperti
kejadian 22 Desember 2018 saat Erupsi Gunung Api Anak
Krakatau menyebabkan longsoran dan memicu terjadinya
tsunami senyap, wajib dipertanyakan.
Penelitian yang mendemonstrasikan worst-case-scenario yang
dipicu oleh tanah longsor dengan volume reruntuhan sebesar
0,28 km3 (atau setara dengan 270 bangunan Empire State di
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 29
New York), memperkirakan bahwa seluruh pantai di Selat Sunda
terkena gelombang lebih dari 1 km ke arah daratan kurang
dari satu jam setelah kejadian. Kajian ini menunjukkan masih
signifikannya potensi bahaya yang diakibatkan oleh aktivitas
vulkanik Gunung Api Krakatau sehingga wajib diwaspadai dan
dilakukan antisipasi dan mitigasi bencana oleh Pemerintah dan
masyarakat.
Sebagai upaya mitigasi, dilakukan peralatan pemantau
tambahan sebagai bagian dari sistem peringatan dini tsunami
akibat aktivitas vulkanik anak gunung api krakatau, konservasi
kawasan pesisir pantai melalui upaya struktural, non struktural,
serta kesiagaan untuk meminimalisir korban dan kerugian
akibat bencana alam tsunami oleh Anak Gunung Krakatau
ini. Pemutakhiran evaluasi tata ruang, kajian risiko, dan
studi penelitian juga dapat membantu proses mitigasi serta
menghasilkan signifikansi perkembangan dari segi wisata dan
pendidikan demi terciptanya keamanan dan kenyamanan
daerah pantai pesisir Banten dan Lampung, diantaranya
dengan merujuk pada timeline yang valid terkait bencana yang
diakibatkan Anak Gunung Krakatau sejak 1883 hingga 2018.
Referensi
1
Muhari, A., Heidarzadeh, M., Susmoro, H., Nugroho, H. D.,
Kriswati, E., Supartoyo, Wijanarto, A. B., Imamura, F.,
& Arikawa, T. (2019). (2018). Anak Krakatau Volcano
Tsunami as Inferred from Post-Tsunami Field Surveys
and Spectral Analysis. Pure and Applied Geophysics,
176(12), 5219–5233.
2
Masinu, A. la, Riva, M., & Mane, D. la. (2018). Fenomena Gunung
Api Gamalama Terhadap Dampak Aliran Lahar. Jurnal
Pendidikan Geografi, 23(2), 113–121.
3
Yudhicara dan K. Budiono. (2008). Tsunamigenik di Selat
Sunda: Kajian terhadap katalog Tsunami Soloviev. Jurnal
Geologi Indonesia, 3 (4), 241-251.
Anak Krakatau setelah letusan katastrofis. Jurnal Geologi
Indonesia, 1(3), 143-153.
5
Giachetti, T. (2009, January). Why the “Child of Krakatau” Volcano
Is Still Dangerous. The Conversation US, University of
Oregon.
6
Heru Sri Naryanto. (2003). Mitigasi Kawasan Pantai Selatan
Kota Bandar Lampung, Propinsi Lampung Terhadap
Bencana Tsunami. Jurnal Alami, 8(2), 24-32.
7
Syamsidik, Benazir, Luthfi, M., Suppasri, A., and Comfort,
L. K.: The 22 December 2018 Mount Anak Krakatau
volcanogenic tsunami on Sunda Strait coasts, Indonesia:
tsunami and damage characteristics, Nat. Hazards
Earth Syst. Sci. 20, 549–565, https://doi.org/10.5194/
nhess-20-549-2020, 2020.
Nur Chasanah, Haryo Dwito Armono, Sujantoko, dan Juventus
Welly Radianta Ginting. (2020). Pemodelan Penjalaran
Tsunami Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau Beserta
Skenario Dike, Studi Kasus Teluk Jakarta. Jurnal Teknik
ITS, 9(1), 2337-3539.
Achmad Yasir Baeda dan Firman Husain. (2012). Kajian Potensi
Tsunami Akibat Gempa Bumi Bawah Laut di Perairan
Pulau Sulawesi. Jurnal Teknik Sipil, 19 (1), 75-82.
Nabilla Fatiara. (2022, Februari 8). BMKG Pasang Tambahan
Alat Peringatan Dini Bencana di Dekat Gunung
Anak Krakatau. kumparan News. https://kumparan.
com/kumparannews/bmkg-pasang-tambahan-alatperingatan-dini-bencana-di-dekat-gunung-anakkrakatau-1xSv0vFiBIv/full.
Chandra Adyanto
Pengelola Diklat Pusdiklat BMKG
chandra.adyanto@gmail.com
4
Igan Supriatman Sutarwidjaja. (2006)
.Pertumbuhan Gunung Api
30
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Serambi Ilmu
Perubahan
Iklim itu Nyata
Saat ini publik terfokus pada penurunan kasus pandemi
COVID-19. Sebenarnya ada permasalahan yang sama
berbahayanya dengan virus ini yaitu permasalahan
Perubahan Iklim yang juga memberikan dampak luas dan
menerpa seluruh negara.
Perubahan iklim sudah lama di prediksi oleh para ilmuwan
dan pastinya kita tidak dapat mengendalikan laju peningkatan
konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. GRK seperti
H 2
O, karbondioksida (CO 2
), nitrogen dioksida (N 2
O), metana
(CH 4
) merupakan komposisi material atmosfer bumi yang
dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi tetap stabil. Akan tetapi,
konsentrasi GRK terus meningkat akibat aktivitas manusia atau
alam yang menyebabkan jumlah panas bumi yang terperangkap
di atmosfer bumi semakin banyak, sehingga terjadi pemanasan
global yang merupakan penyebab utama dari perubahan iklim.
Berdasarkan Laporan
Intergovernmental Panel
Climate Change (IPCC) dalam
Assessment Report 6 atau
AR-6 tahun 2021 menyatakan
suhu global telah meningkat
mencapai sekitar 1,1°C, lebih
panas dari pada kondisi pra
industri. Suhu ini diperkirakan
akan terus naik mencapai
atau melebihi 1,5°C selama
20 tahun ke depan. Tentu
saja hal tersebut dapat
memicu anomali iklim di
dunia, termasuk Indonesia.
Pasalnya, negara kita
merupakan salah satu negara
yang akan menghadapi risiko
perubahan iklim hampir di
semua aspek kehidupan baik
yang langsung maupun tidak
langsung. Dampak yang dapat
dirasakan misalnya di sektor
pertanian dan perkebunan,
produksi pertanian di
Indonesia akan sangat
Gambar 1. Daftar beberapa negara dengan penduduk
terbanyak yang menyatakan bahwa perubahan iklim bukan
sesuatu yang nyata (sumber: statista.com, 2020)
terpengaruh karena masih sangat bergantung pada kondisi
cuaca dan iklim. Dampak selanjutnya yang dapat dirasakan,
yaitu peningkatan intensitas dan frekuensi kejadian cuaca
ekstrem dan bencana hidrometeorologi, yang tentu saja dapat
menurunkan hasil produksi beberapa komoditas. Tentu saja ini
akan secara tidak langsung mengancam ketahanan ekonomi
nasional di Indonesia.
Meskipun demikian, hingga hari ini masih banyak orang
yang menganggap bahwa perubahan iklim tidak begitu
penting. Terlihat dari data yang ditampilkan pada statista.com,
tahun 2020 negara yang paling banyak penduduknya yang
menyangkal perubahan iklim adalah Indonesia, lebih lanjut
dituliskan dalam situ tersebut bahwa 21% penduduk Indonesia
termasuk penyangkal perubahan iklim, 3% sama sekali tidak
percaya perubahan iklim, dan 18% percaya perubahan iklim
namun tidak terkait dengan
aktivitas manusia.
Indonesia dianggap menjadi
salah satu negara dengan
tingkat ketidakpedulian
terhadap perubahan iklim
yang tinggi. Hal tersebut
cukup miris, namun tidak
menutup kemungkinan
adanya ketidaktahuan atau
belum terkomunikasikan
dengan baik di masyarakat
terkait perubahan iklim
sehingga perlu mengenalkan
perubahan iklim lebih
gencar kepada penduduk
indonesia. Langka ini
sebagai bentuk dukungan
komitmen Indonesia untuk
mengendalikan perubahan
iklim dengan target
mengurangi emisi karbon
sebesar 29% pada tahun
2030.
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 31
Bukti-Bukti Yang Menunjukkan Bahwa Perubahan Iklim
Benar-Benar Terjadi Di Indonesia
di seluruh Indonesia dalam kategori rusak terus meningkat
sebanyak 36,18%.
a. Peningkatan suhu permukaan di Indonesia
peningkatan laju konsentrasi GRK di Indonesia secara tidak
langsung berkontribusi dalam meningkatnya suhu bumi. Di
Indonesia sendiri, misalnya untuk konsentrasi CO 2
berdasarkan
data pengamatan 2004 - 2021 dari Stasiun pemantauan
GRK Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Kototabang
BMKG tercatat terjadi tren peningkatan CO 2
meskipun masih
berada di bawah nilai rata-rata global 1 . Data dari 89 stasiun
pengamatan BMKG juga mencatat terjadi peningkatan trend
penyimpangan suhu rata-rata tahunan di wilayah Indonesia
terhadap normalnya (normal suhu udara periode 1981-2010
sebesar 26.6 oC). Kenaikan suhu paling tinggi 0.8°C terjadi pada
tahun 2016 yang merupakan tahun terpanas pertama, diikuti
tahun 2020 dan 2019 berada di peringkat kedua dan ketiga
dengan nilai anomali sebesar 0.7 °C dan 0.6°C.
c. Kenaikan tinggi muka laut
Salah satu bukti terjadinya perubahan iklim adalah kenaikan
tinggi muka laut, berdasarkan data NOAA tahun 2022 dari data
pengukuran satelit altimetri menunjukan tren kenaikan muka air
laut di indonesia sejak 1992-2022 rata-rata 4,0+0.4 mm/tahun.
Kenaikan permukaan laut berdampak terhadap peningkatan
frekuensi banjir pesisir, mundurnya garis pantai, dan hilangnya
batas negara yang dapat memicu konflik antar negara. Kenaikan
muka air laut dapat menimbulkan gelombang yang lebih besar
sehingga mengubah garis pantai akibat erosi dan banjir.
Dampak dari erosi inilah yang dapat menenggelamkan sebuah
pulau terutama pulau-pulau kecil. Melihat tren peningkatan
tinggi muka laut beberapa tahun terakhir ini, dikhawatirkan
beberapa pulau kecil di Indonesia akan hilang dalam beberapa
tahun yang akan datang.
Gambar 2. Anomali dan suhu rata-rata tahunan di wilayah
Indonesia (sumber: www.bmkg.go.id)
Fakta lain dari hasil penelitian
BRIN yang dimuat di situs
kompas.com menunjukkan
bahwa selama 1993-2009, luas
daratan di Pulau Rondo, yang
terletak di ujung barat selat
Malaka, Aceh, terus berkurang
sebesar 1.856 m2 per tahun.
Pulau Sekatung (seluas 1,65
Km 2 ) yang berada di Laut Natuna
Utara, Kepulauan Riau, juga
mengalami penurunan luasan sebesar 0.66 Km 2 /tahun. Lalu
Sebagai perbandingan, informasi suhu rata-rata global yang
dirilis NASA dan NOAA , 2022 juga menempatkan tahun 2016
sebagai tahun terpanas (peringkat pertama) diikuti 2020, 2019,
2017 dan 2015 suhu rata bumi mencapai rekor terpanas.
b. Peningkatan suhu lautan
Studi yang dilakukan NASA menyebutkan sebagaimana
sifat air atau lautan juga menyerap panas dari atmosfer.
Naiknya suhu lautan sebagai bukti terjadinya perubahan iklim
yang akan memicu dampak beruntun, pertama semakin
meningkatnya potensi mencairnya es di kutub dan akhirnya
memicu naiknya tinggi muka laut. Kedua adalah pemutihan
karang, karbondioksida yang terserap ke laut memperlambat
nutrisi dan terumbu karang berubah menjadi warna putih dan
akhirnya akan mati. Terumbu karang merupakan tempat bagi
semua makhluk hidup di lautan sehingga beberapa spesies
ikan akan punah. Ketiga adalah pengasaman laut, pemutihan
karang dapat mengurangi tingkat pengapuran terumbu
karang sehingga mengubah kimia air laut melalui penurunan
pH. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 7 menyatakan
bahwa perubahan iklim disebut sebagai faktor dominan
rusaknya terumbu karang di Indonesia, berdasarkan hasil
penelitian dan pemantauan yang dilakukan terumbu karang
Gambar 3. Tren kenaikan muka air laut di Indonesia pada
rentang tahun 1999-2022 (sumber: NOAA, 2022)
Pulau Berhala yang terletak di selat Malaka turut mengalami
penurunan luasan sebesar 0.002 Km 2 /tahun. Laut Jawa, Pulau
Candikian dan Pulau Gosong di Indramayu, Jawa Barat juga
nyaris tenggelam. Kawasan timur Indonesia juga tak lepas dari
risiko ini. Seperti di Pulau Workbondi seluas 1,62 km 2 di sebelah
utara teluk Cenderawasih; Papua, mengalami penurunan
luasan 0.004 Km 2 /tahun.
32
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
d. Meningkatnya Frekuensi dan Intensitas Curah Hujan
Ekstrem
Peningkatan suhu akan memicu terjadinya cuaca ekstrem
dan anomali iklim yang semakin sering. Intensitasnya pun
semakin kuat dengan durasi yang panjang. Kondisi tersebut
tentu akan mengakibatkan kerugian bagi Indonesia. Selama
kurun waktu tahun 2011-2021, BNPB mencatat adanya
peningkatan tren jumlah bencana hidrometeorologi di
Indonesia. Kecenderungan yang sama juga terlihat dari hasil
penelitian beberapa peneliti di BMKG yang menemukan tren
peningkatan intensitas dan frekuensi curah hujan harian di
beberapa wilayah di Indonesia 10,11 .
e. Berkurangnya lapisan es (gletser) di pegunungan
Jayawijaya
Gunung Jaya Wijaya merupakan satu-satunya gunung di
Indonesia yang memiliki es pada bagian puncaknya dan
terancam punah, karena pembentukan es tidak ada lagi akibat
pemanasan global. Penelitian yang dilakukan oleh Permana,et
al 12 melaporkan sejak 2010-2018 terjadi penurunan luasan
salju pada Puncak Jaya, yang awalnya sekitar 200 km persegi,
kini hanya menyisakan 2 km persegi atau tinggal 1 persen saja.
Hilangnya es di Jayawijaya juga dipercepat dengan adanya El
Nino tahun 2015-2016. Jika terus berlanjut kondisi ini dapat
menyebabkan gletser akan hilang di puncak Jayawijaya dalam
dekade berikutnya.
Kontribusi Bersama Untuk Perubahan Iklim
Gambaran yang ada sebelumnya membuktikan bahwa
perubahan iklim benar-benar terjadi di Indonesia dan
dampaknya sudah dirasakan di banyak wilayah. Marilah kita
meningkatkan rasa kepedulian dan komitmen terhadap
penurunan emisi gas rumah kaca secara masif sebelum semua
terlambat. Dibutuhkan upaya, baik pemerintah dan masyarakat
untuk mengambil langkah nyata dalam adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim.
Gambar 4. Tren peningkatan frekuensi bencana 2001-2021
(sumber: BNPB dan BMKG diolah mandiri)
Tahun ini Pemerintah kita akan berencana memberlakukan
pajak karbon mulai Juli 2022 yang didasari pada batas emisi,
yaitu dengan menetapkan nilai ekonomi karbon (NEK). NEK
Berdasarkan pengamatan
hujan di pulau Jawa (Gambar
5) menunjukan tren perubahan
curah hujan tahun 1991-2020
berdasarkan jumlah maksimum
curah hujan satu hari dan
jumlah hari hujan kategori
lebat dengan batas 50 mm/hari
cenderung bervariasi namun
secara umum mengalami
peningkatan terjadi di beberapa
wilayah di Jawa Tengah, DI
Yogyakarta dan Jawa Timur
sedangkan Banten DKI dan Jawa
Barat cenderung mengalami
penurunan. Perlu diwaspadai
perubahan signifikan secara
statistik terjadi di Jawa Timur,
tren peningkatan signifikan
tersebut mengindikasi wilayah
tersebut cenderung menjadi
lebih basah dan lebih sering
terjadi selama 30 tahun terakhir 11 . Kecenderungan ini juga
diproyeksikan masih akan terus terjadi di wilayah Indonesia,
meskipun memiliki ketidakpastian yang lebih tinggi).
Gambar 5. Tren jumlah maksimum curah hujan satu hari (atas) dan tren perubahan jumlah
hari hujan kategori lebat yaitu 50 mm/hari (bawah) di Pulau Jawa selama 30 tahun terakhir
(sumber: BMKG)
merupakan salah satu instrumen dalam mewujudkan kewajiban
Pemerintah dalam kontribusi pengurangan emisi gas rumah
kaca menuju ekonomi hijau yang rendah karbon dan ramah
lingkungan.
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 33
Gambar 1. Ilustrasi ketidakpercayaan masyarakat terhadap perubahan iklim (sumber: nina - canva.com)
Bagi masyarakat, kontribusi yang bisa diberikan untuk
mengurangi dampak perubahan iklim, yaitu:
1. Mari lakukan penghematan energi, contohnya dengan
menghemat penggunaan Listrik yang dapat membantu
mengurangi panas bumi,
2. Ayo gunakan kendaraan umum semaksimal mungkin
guna mengurangi gas karbon monoksida yang dihasilkan
kendaraan bermotor,
3. Kampanyekan dan gunakan produk ramah lingkungan
dengan melakukan 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Recycle,
Replace), mengurangi penggunaan kantong plastik, serta
mendaur ulang barang,
4. Tanam pohon agar kemampuan bumi menyerap
karbondioksida bertambah sehingga dapat meredakan
kenaikan GRK.
Perubahan iklim akan dapat dihadapi dengan tindakan nyata.
Mari segera bertindak. Perubahan iklim merupakan masalah
bersama. Lindungi bumi maka kita ikut melindungi
kehidupan manusia.
Referensi
1
BMKG, 2021. Kondisi Gas Rumah Kaca Indonesia periode
Januari 2004 – April 2021. Buletin Gas Rumah Kaca
Vol.01 No.01: Jakarta
2
IPCC, 2021, IPCC Report : Climate Change 2021”the physical
Science Basis” , Available at : https://www.ipcc.ch/ report/
ar6/wg1/#SPM
3
Kompas, 2021. Akibat Perubahan Iklim, Pulau Kecil sepanjang
Aceh-Papua Nyaris Tenggelam. Available at : https://
www.kompas.com/sains/read/2021/11/02/120000523/
akibat-perubahan-iklim-pulau-kecil-sepanjang-acehpapua-nyaris-tenggelam?page=all
4
NASA dan NOAA , 2022, 10 hottest global years on record.
Available at : https://ccimgs-2022.s3.amazonaws.
com/20222021GlobalTemps/20222021GlobalTemps_
Top10_en_title_lg.jpg
5
[NOAA] National Oceanic and Atmospheric Administration.
2022. Laboratory for satellite altimetry/sea level rise.
6
Silver Spring: National Oceanic and Atmospheric Administration;
Available at : https://www.star.nesdis.noaa.gov/socd/lsa/
SeaLevelRise/LSA_SLR_timeseries_regional.php
7
Mediaindonesia, 2018. LIPI: Perubahan Iklim Akibatkan Terumbu
Karang Rusak. Available at : https://mediaindonesia.com/
humaniora/200767/lipi-perubahan-iklim-akibatkanterumbu-karang-rusak
8
Statista, 2020. Climate Change: Where Climate Change Deniers
Live. Available at : https://www.statista.com/chart
/19449/countries-with-biggest-share-of-climate-changedeniers/.
9
Supari, et al.,. Observed changes in extreme temperature and
precipitation over Indonesia. International Journal of
Climatology, 37(4), pp.1979-1997.
10
Siswanto, et al., 2015. Trends in High-Daily Precipitation
Events in Jakarta and the Flooding of January 2014.
Bulletin of the American Meteorological Society, 96(12),
pp.S131-S135
11
Supari, et al., A. 2020. Multi-model projections of precipitation
extremes in southeast asia based on cordex-southeast
asia simulations. Environmental Research 184, 109350.
12
Permana, Donaldi S., et al., 2019 Disappearance of the last
tropical glaciers in the Western Pacific Warm Pool
(Papua, Indonesia) appears imminent. https://www.
pnas.org/doi/10.1073/pnas.1822037116
Suci Pratiwi, S.Tr
PMG Muda Sub Bidang Peringatan Dini Iklim
Pusat Informasi Perubahan Iklim
34
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Serambi Ilmu
Memahami Potensi,
Upaya Mitigasi,
Dan Sistem Informasi
Gempabumi Tsunami Di Indonesia
Kejadian gempabumi merusak
dan gempabumi disertai tsunami
telah banyak terjadi di Indonesia.
Bencana gempabumi dan tsunami
akan terus terulang dengan waktu yang
tidak dapat diperkirakan. Ketika terjadi
gempabumi secara terus menerus
ataupun gempabumi besar yang disertai
dengan gempabumi susulan dalam
jumlah yang banyak, masih banyak
dini tsunami akan disebarluaskan
kepada institusi terkait seperti BNPB,
BPBD, TNI dan POLRI, serta Pemerintah
Daerah. Institusi-institusi inilah yang
akan mengambil keputusan membuat
arahan kepada masyarakat berdasarkan
informasi dari BMKG, sehingga perlu
membangun jalur/rantai komunikasi
kepada masyarakat.
yang berada di Timur Indonesia (Papua)
bergerak ke arah Barat. Ketiga Lempeng
tersebut terus bergerak setiap saat.
Pertemuan antara Lempeng Eurasia dan
Lempeng Indo-Australia tepat berada di
sepanjang pesisir barat Sumatera dan
pesisir selatan Jawa, Bali, NTT, kemudian
berbelok ke arah utara hingga Maluku
sebelah selatan. Kondisi tersebut
menyebabkan terjadinya pertemuan
Gambar 1. Ilustrasi dampak gempa bumi (sumber gambar: https://bpbd.ntbprov.go.id/pages/gempa-bumi) (https://kaltimtoday.
co/6-gempa-bumi-paling-dahsyat-yang-pernah-terjadi-di-indonesia/)
masyarakat yang bertanya apakah
fenomena tersebut berindikasi akan
ada aktivitas gempabumi berkekuatan
besar. Selain itu banyak juga masyarakat
yang langsung mengungsi setelah
merasakan guncangan gempabumi kuat.
Kejadian-kejadian seperti ini di kalangan
masyarakat mengharuskan setiap
individu untuk memahami gempabumi
secara sederhana, mengetahui cara
evakuasi mandiri, dan cepat tanggap
akan informasi gempabumi-tsunami.
Informasi gempabumi dan peringatan
Terjadinya gempabumi tektonik
disebabkan adanya pelepasan energi
secara tiba-tiba sebagai akibat dari
pergerakan lempeng/kerak Bumi.
Wilayah Indonesia secara umum tepat
berada pada tiga batas lempeng utama
dunia. Pertama, Lempeng Eurasia yang
merupakan Lempeng tempat wilayah
Indonesia berada dan bergerak ke bawah
(arah Selatan). Kedua, Lempeng Indo-
Australia yang berada di sebelah Selatan
wilayah Indonesia dan bergerak ke atas
(arah Utara). Ketiga, Lempeng Pasifik
antara Lempeng Indo-Australia dengan
Lempeng Pasifik yang berada di utara
Pulau Papua. Jalur pertemuan antar
lempeng tersebut dikenal sebagai jalur
subduksi.
Tiga Lempeng dunia yang bergerak
terus menekan wilayah Indonesia
menyebabkan hampir di seluruh daerah
di Indonesia mempunyai jejak patahan/
sesar baik di darat maupun di laut. Di
Indonesia terdapat sekitar 267 segmen
sesar/patahan yang telah teridentifikasi
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 35
nama dan parameternya (sumber :
PUSGEN, 2017). Setiap segmen sesar/
patahan yang telah teridentifikasi
tersebut memiliki potensi untuk
menyebabkan terjadinya gempabumi
dengan magnitudo maksimum yang
bervariasi dari 6 hingga 8. Wilayah pesisir
yang berada pada jalur subduksi dan
jalur sesar/patahan laut termasuk daerah
rawan gempabumi dan tsunami yang
kemudian menjadikan Indonesia sebagai
negara ‘ring of fire’ (cincin api).
Pergerakan Lempeng
Struktur bumi terdiri dari beberapa
lapisan yaitu inti Bumi, mantel, dan
kerak Bumi. Inti Bumi yang merupakan
batuan tersebut tidak dapat menerima
tekanan panas lagi, maka batuan akan
retak/patah dan melepaskan energi
sehingga menyebabkan guncangan
di permukaan, yang dikenal sebagai
gempabumi, dengan kekuatan
magnitudo tertentu. Pergerakan lempeng
yang terjadi secara terus menerus
menyebabkan gempabumi terjadi
setiap saat, namun ada gempabumi
yang guncangannya dirasakan dan ada
gempabumi yang guncangannya tidak
dirasakan di permukaan.
Sama halnya dengan pergerakan
Lempeng, sesar/patahan juga bergerak
secara terus menerus setiap saat. Oleh
karena hal tersebut, peristiwa gempabumi
terlepas tercatat sebagai gempabumi
dengan magnitudo yang besar.
Setelah gempabumi besar terjadi, akan
diikuti oleh gempabumi susulan yang
magnitudonya lebih kecil. Gempabumi
susulan yang terjadi ada yang dirasakan
oleh masyarakat dan ada juga yang tidak
dirasakan. Rentetan kejadian gempabumi
susulan dalam jumlah yang banyak
setelah terjadi gempabumi besar adalah
hal yang wajar, untuk menghabiskan sisa
energi hinga sesar/patahan kembali pada
posisi normalnya. Setiap sesar/patahan
memiliki karakteristik batuan penyusun
yang berbeda-beda di setiap daerah.
Upaya Mitigasi (Pengurangan Resiko)
Akibat Gempabumi
Gambar 2. Ilustrasi Pergerakan Lempeng tektonik (sumber gambar: US Geological
Survey, https://ucmp.berkeley.edu/education/calandscape/session3/plateteccycle.
html)
inti dalam mempunyai struktur yang
cair dan sangat panas hingga mencapai
suhu sekitar 6.000 (enam ribu) derajat
celcius. Panas dari dalam inti Bumi
menggerakkan partikel-partikel batuan
yang ada di sekitarnya termasuk partikel
batuan penyusun lapisan di atasnya yaitu
Mantel, sehingga terjadi arus konveksi di
lapisan Mantel. Arus konveksi tersebut
menyebabkan kerak Bumi terpecahpecah
menjadi lempeng-lempeng yang
bergerak secara terus menerus. Proses
peristiwa seperti ini dapat dilihat pada
air mendidih. Pertemuan Lempeng dan
dorongan panas dari inti Bumi juga
menyebabkan munculnya gunung berapi
di Indonesia . Partikel batuan penyusun
Mantel dan Kerak Bumi terus menerus
menerima panas. Ada saat dimana ketika
tektonik tidak dapat diprediksi waktu
terjadinya. Pelepasan energi secara tibatiba
oleh Lempeng dan sesar/patahan
tercatat sebagai gempabumi dengan
kekuatan/magnitudo yang beragam dari
kecil hingga besar. Suatu sesar/patahan
yang sering menyebabkan gempabumi
dengan magnitudo yang kecil (M=1 hingga
M=3) di suatu daerah memberikan arti
bahwa tekanan atau energi dilepaskan
secara perlahan-lahan, dan hal ini
lebih bagus karena kecil kemungkinan
untuk terjadi gempabumi besar. Lain
halnya dengan sesar/patahan yg sangat
jarang menyebabkan gempabumi,
karena tekanan atau energi akan
terkumpul hingga mencapai maksimum,
sehingga ketika energi tersebut akan
Peristiwa gempabumi tidak dapat
dihindari kejadiannya di Indonesia, dan
tidak dapat pula dipungkiri jika semua
daerah di Indonesia memiliki potensi
yang sama untuk terjadi gempabumi
dan tsunami. Sekali lagi yang perlu
diketahui bersama bahwa potensi
bukanlah prediksi. Sampai saat ini
belum ada satupun teknologi yang dapat
memprediksi secara tepat dan akurat
waktu kapan, dimana serta kekuatan
gempabumi akan terjadi. Gempabumi
tidak mematikan tetapi dampak akibat
gempabumi yang bisa menimbulkan
kerusakan dan korban jiwa. Jika
gempabumi besar (magnitudo lebih besar
dari 7) terjadi di laut, akan menimbulkan
tsunami dan jika gempabumi besar
(magnitudo lebih besar dari 5) terjadi
di darat, akan menimbulkan kerusakan
yang parah pada bangunan, sehingga
dampak inilah yang akan menimbulkan
korban jiwa.
Terjadinya gempabumi tidak dapat
dicegah, tetapi dampak dari gempabumi
dapat dicegah dan dihindari. Salah
satu diantaranya pemerintah daerah
harus mengetahui daerah-daerah yang
rawan terjadi gempabumi, sehingga
ada larangan untuk tidak membangun
sarana perkantoran dan sarana publik
masyarakat di daerah itu. Tetapi kalaupun
harus tetap membangun di tempat itu,
maka bangunan harus tahan terhadap
guncangan gempabumi. Bangunan
tahan gempa adalah bangunan yang
36
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
memiliki ruang terbuka yang cukup di
setiap sisinya serta bahan penyusun
bangunan ringan. Rumah panggung
yang terbuat dari papan menjadi contoh
yang baik untuk bangunan tahan gempa.
Untuk mencegah gelombang tsunami
sampai jauh ke daratan, maka diperlukan
setidaknya menanam pohon-pohon
mangrove atau membangun breakwater
di pinggir pantai sebagai pemecah
gelombang. Proses evakuasi mandiri
juga sangat diperlukan ketika merasakan
guncangan gempabumi yang sangat
keras.
Ketika berada di dalam ruangan sebaiknya
berlindung di bawah meja, jauhi jendela
atau berdiri di dekat kolom bangunan
(sisi bangunan yang kuat/pojokan) untuk
menghindari runtuhan dari atas. Kunci
utamanya adalah jangan panik, dan jika
guncangan sudah mereda/berkurang
segera berlari ke luar rumah menuju ke
tempat yang lapang, hindari bangunan
tinggi dan tiang listrik. Ketika sedang
berada di pinggir pantai dan merasakan
guncangan seperti berayun dalam waktu
yang lama serta melihat air laut yang tibatiba
surut maka segera berlari menuju
tempat yang lebih tinggi. Tsunami sebagai
dampak dari gempabumi tidak hanya
terjadi ketika pusat gempa di laut. Pusat
gempa di darat tepatnya di pesisir pantai
bisa menyebabkan longsoran bawah
laut. Hal ini juga dapat memicu terjadinya
gelombang tsunami menuju daratan.
Gempabumi juga dapat menimbulkan
kebakaran (akibat panik saat rasa gempa
sehingga lupa mematikan api atau listrik),
tanah longsor, dan jalanan retak.
Sistem Informasi Gempabumi-
Tsunami dan Peran BMKG
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika) sebagai lembaga yang
salah satu tugasnya memonitoring
kejadian gempabumi tentu berusaha
dengan maksimal dalam mencegah
dampak akibat gempabumi. Pemetaan
jalur-jalur sesar/patahan sebagai
rekomendasi kepada pemerintah
daerah dalam pembangunan sarana
dan prasarana. Penambahan jumlah
sensor perekam getaran yang terus
dilakukan di beberapa daerah untuk
memaksimalkan monitoring kejadian
gempabumi. Pengadaan perangkat
WRS-NewGen (Warning Receiver System
New-Generation), yaitu suatu sistem
penerima peringatan gempabumi dan
tsunami. Perangkat ini menampilkan
informasi secara real time (berkelanjutan)
tentang gempabumi yang terjadi di setiap
daerah di Indonesia serta memberikan
peringatan dini tsunami. WRS-NewGen
diletakkan di kantor BPBD setiap kota/
kebupaten dengan maksud agar BPBD
dan pemerintah daerah setempat cepat
tanggap akan peringatan. Kegiatan
sosialisasi ke masyarakat juga terus
dilakukan.
Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) adalah
salah satu kegiatan sosialisasi berupa
simulasi/pelatihan dengan kasus ketika
terjadi gempabumi besar dan berpotensi
menimbulkan tsunami. Kegiatan tersebut
diikuti oleh aparat terkait, seperti tentara,
polisi, SAR, dan tentunya BPBD, serta
media, kepala desa/lurah dan guru.
Diharapkan dari beberapa perwakilan
tersebut mampu menjadi penggerak
dalam rantai pemberian informasi
gempabumi dan peringatan dini tsunami
kepada masyarakat. Salah satu contoh
adalah BPBD yang merupakan institusi
yang memiliki hak untuk mengeluarkan
perintah evakuasi di daerah. BPBD
harus mempunyai standar operasional
prosedur (SOP) ketika menerima
informasi peringatan dini gempabumitsunami
dari BMKG yang telah dibagi
menjadi 4 model informasi peringatan
dini.
Ketika terjadi gempabumi
dengan magnitudo M≥5.0, BMKG
mendiseminasikan
informasi
gempabumi dalam waktu 3-5 menit
setelah terjadinya gempabumi berupa
parameter gempabumi (waktu, lokasi,
kekuatan, dan kedalaman), shakemap
(peta guncangan), dan narasi info
gempabumi. Jika gempabumi yang terjadi
tersebut berpotensi tsunami, maka
5 menit setelah gempabumi, BMKG
mengeluarkan Peringatan Dini Tsunami
1 (PDT1) yang terdiri dari parameter
gempabumi, daerah yang terancam
Gambar 3. Pembukaan Sekolah Lapang Geofisika di Yogyakarta tahun 2021 (sumber:
BMKG)
tsunami, level ancaman (awas, siaga,
dan waspada), serta estimasi waktu tiba.
Dalam kurun waktu dikeluarkannya PDT1
oleh BMKG, diharapkan pemerintah
daerah menerima peringatan (PDT1)
tersebut dan memiliki kewenangan
untuk pengambilan keputusan untuk
evakuasi atau tidak dan memberikan
arahan ke masyarakat berisiko. BMKG
kemudian mengeluarkan Peringatan Dini
Tsunami 2 (PDT2) yang berisi perbaikan/
pemutakhiran parameter gempabumi
dan estimasi status ancaman serta
estimasi waktu tiba tsunami. Selama
waktu dikeluarkannya PDT1 dan PDT2,
masyarakat diharapkan mempunyai
respon cepat tanggap terhadap
peringatan dari BMKG dan arahan dari
pemerintah daerah.
Peringatan Dini Tsunami 1 dan Peringatan
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 37
Dini Tsunami 2 merupakan informasi
berdasarkan pemodelan. 10 menit
setelah terjadi gempabumi, dikeluarkan
Peringatan Dini Tsunami 3 (PDT3) yang
berisi informasi hasil observasi tide
gauge dan perbaikan/pemutakhiran
status ancaman tsunami. PDT3 bisa
dikeluarkan beberapa kali berdasarkan
hasil observasi tide gauge di beberapa
lokasi atau daerah yang terancam.
Peringatan Dini Tsunami 3 (PDT3) akan
terus berlaku selama paling lama dua jam
setelah terjadi gempabumi. Jika dalam
kurun waktu dua jam tersebut tide gauge
tidak menunjukkan adanya perubahan
muka air laut lagi, maka BMKG akan
mengeluarkan Peringatan Dini Tsunami 4
(PDT4) yang berisi pernyataan peringatan
dini tsunami berakhir (ancaman tsunami
berakhir).
Kegiatan SLG (Sekolah Lapang
Gempabumi) telah dilaksanakan di
beberapa daerah di Indonesia. Dalam
kegiatan ini dilakukan pelatihan
kesiapsiagaan dalam bentuk gladi di
dalam ruangan (Table Top Exercise),
pembahasan pembentukan manajemen
rencana kedaruratan bencana
gempabumi dan tsunami, serta susur
jalur evakuasi pada daerah yang
berpotensi terjadi tsunami berdasarkan
model skenario gempabumi-tsunami
yang telah dibuat oleh BMKG. Susur jalur
dimaksudkan untuk menentukan tempat
evakuasi sementara dan tempat evakuasi
akhir yang tepat berdasarkan peta rawan
tsunami yang telah dibuat. Selain itu
masyarakat juga dapat dengan mudah
mengenali jalur untuk evakuasi mandiri.
Pemasangan papan informasi di tempat
rawan tsunami juga dilakukan pada
kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi
(SLG).
Pembentukan manajemen rencana
kedaruratan suatu daerah dilakukan
oleh tim siaga bencana gempabumi
dan tsunami, yaitu tim yang dapat
bersiap 24 jam dalam 7 hari untuk
mengaktivasi rencana kedaruratan
bila terjadi gempabumi dan tsunami.
Tim siaga bencana memiliki tugas
untuk : (1) mengidentifikasi resiko
gempabumi dan tsunami; (2) menyusun
dan mengkoordinir rencana evakuasi;
(3) menerima dan menyebarluaskan
informasi gempabumi dan peringatan
dini tsunami; (4) menjaga keamanan
saat terjadi gempabumi dan tsunami;
(5) sebagai koordinator kesehatan saat
terjadi gempabumi dan tsunami; (6)
sebagai koordinator dalam memastikan
kesiapan logistik saat terjadi gempabumi
dan tsunami.
Tim siaga bencana ini akan disusun
dalam sebuah struktur organisasi,
yang terdiri dari penanggung jawab
tim kesiapsiagaan, tim diseminasi, tim
evakuasi, tim keamanan, tim kesehatan,
tim logistik, dan tim. Masing-masing
tim tersebut mempunyai tugas pokok
dan fungsinya. Penanggung jawab
bertanggung jawab atas semua tim
yang ada dalam struktur organisasi
tim siaga bencana. Tim kesiapsiagaan
mempunyai tugas pokok dan fungsi
sebagai koordinator dalam sosialisasi
kesiapsiagaan, koordinator dalam
penyusunan kajian risiko, koordinator
dalam penyusunan peta rawan bencana,
peta evakuasi, dan jalur evakuasi. Tim
diseminasi mempunyai tugas pokok dan
fungsi memonitoring informasi potensi
bahaya, mendiseminasikan informasi
potensi bahaya dan pengakhiran potensi
bahaya.
Tim evakuasi mempunyai tugas
pokok dan fungsi sebagai koordinator
proses evakuasi saat terjadi potensi
bahaya, bersama tim kesiapsiagaan
ikut melakukan penyusunan peta dan
jalur evakuasi. Tim keamanan bertugas
sebagai koordinator keamanan peralatan
peringatan dini, dan sebagai koordinator
keamanan saat terjadi potensi bahaya.
Tim kesehatan bertugas sebagai
koordinator kesehatan saat bencana.
Tim logistik bertugas sebagai koordinator
logistik saat bencana. Tim pelaporan
dampak bertugas sebagai koordinator
untuk melakukan pendataan dan
pelaporan dampak bencana gempabumi
dan tsunami, baik korban maupun tingkat
kerusakan bangunan. Melalui kegiatan
SLG dapat dibentuk suatu kelompok Tim
Siaga Bencana Gempabumi dan Tsunami
pada Desa atau Kelurahan.
Tinggal di wilayah Indonesia menjadi
suatu tantangan untuk selalu waspada
gempabumi dan tsunami. Satu hal
yang perlu kita semua pahami bahwa
gempabumi berpotensi untuk terjadi di
setiap daerah di Indonesia, tetapi tidak
dapat diprediksi waktu (kapan) dan lokasi
(dimana) terjadinya, serta kekuatannya.
Tetap waspada dan jangan panik.
Evakuasi mandiri dan cepat tanggap
informasi sangat diperlukan. Kegiatan
Sekolah Lapang Gempabumi juga sangat
diharapkan dapat dilaksanakan setiap
tahun agar sosialisasi dan pelatihan
peran stakeholder dan masyarakat dapat
tersampaikan dengan baik.
Penutup
Pemahaman tentang informasi
gempabumi dan tsunami perlu untuk
ditingkatkan bagi masyarakat kita, hal
ini penting mengingat kejadian gempa
bumi dan tsunami sangat sering terjadi
dan kejadiannya berulang. Dengan
peningkatan pemahaman tentang
gempa bumi dan cara mitigasinya maka
hal ini akan sangat membantu dalam
meminimalkan korban akibat kejadian
gempabumi dan tsunami.
BMKG sebagai Lembaga yang diberikan
kewenangan dalam memberikan
informasi gempabumi dan tsunami harus
selalu siap dalam memberikan informasi
dengan lengkap, cepat dan tepat kepada
masyarakat, sehingga masyarakat akan
lebih siaga, dan bertindak manakala
terjadi gempabumi dan tsunami.
Referensi
http://www.bmkg.go.id
https://bpbd.ntbprov.go.id/pages/
gempa-bumi
https://kaltimtoday.co/6-gempa-bumipaling-dahsyat-yang-pernahterjadi-di-indonesia/
https://ucmp.berkeley.edu/education/
calandscape/session3/
plateteccycle.html)
Imanuela Indah Pertiwi
PMG Ahli Muda
Stasiun Geofisika Kendari
38
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Serambi Ilmu
TANGGAPAN INSAN BMKG
TERHADAP PERFORMA
LAYANAN INFORMASI METEOROLOGI KLIMATOLOGI
DAN GEOFISIKA DI INDONESIA
Wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan di wilayah tropis dan terletak di antara dua benua serta dua samudera
secara meteorologis dan klimatologis menyebabkan variasi cuaca dan iklim, termasuk potensi risiko tinggi terhadap
ancaman bencana geo-hidrometeorologi (Peraturan Kepala BMKG Nomor 4 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tahun 2020-2024, 2020). Menurut data BNPB 2 terdapat total 5402 kejadian
bencana di tahun 2021, yang memiliki trend peningkatan tiap tahun (Gambar 1.a). Secara nasional kejadian bencana didominasi
oleh bencana hidrometeorologi, diantaranya kejadian banjir, puting beliung atau cuaca ekstrem, tanah longsor, serta kejadian
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) (Gambar 1.b). Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi dalam acara Puncak Peringatan HMD
ke-72, peningkatan kejadian bencana seiring dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini harus menjadi perhatian bagi seluruh
pihak, utamanya adalah upaya untuk menciptakan masyarakat tangguh bencana 4 .
Gambar 1. Grafik distribusi kejadian bencana nasional, (a) Total kejadian bencana serta korban jiwa meninggal dan
hilang (tahun 2010-2021); (b) Total kejadian per-jenis bencana alam (tahun 2019-2021)
(Sumber: Infografis Kejadian Bencana Tahunan BNPB (BNPB, 2022) – diolah oleh penulis)
Salah satu faktor penting dalam keberhasilan mitigasi bencana
adalah layanan informasi cuaca, iklim, dan kegempaan yang
diberikan oleh BMKG. Kajian ini dilakukan untuk mendeskripsikan
sejauh mana performa layanan informasi Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (MKG) di Indonesia menurut penilaian
internal insan BMKG dilihat dari masa kerjanya.
Telah dilakukan survey secara online terhadap 223 pegawai/
insan BMKG yang dilakukan secara sukarela dan tanpa
intervensi/pengarahan terhadap jawabannya. Dalam survey
ini, responden diminta mengisi kuesioner yang terdiri dari 11
pernyataan dan memberikan tanggapan menggunakan Skala
Likert 3 antara 1 sampai 5, dimana 1 berarti sangat tidak setuju,
5 berarti sangat setuju.
Adapun 11 pertanyaan yang diajukan yaitu (1) Saya mengerti
tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap layanan informasi
MKG yang semakin tinggi dan bervariasi; (2) Saya sering
membuka layanan informasi BMKG di berbagai media, baik
di InfoBMKG maupun media sosial BMKG karena kebutuhan
saya; (3) Fasilitas yang disediakan di kantor telah sesuai dan
mendukung pekerjaan untuk menghasilkan layanan BMKG
yang optimal; (4) Saya merasa nyaman dengan suasana kerja
di kantor dan terjalin hubungan baik antar pegawai; (5) Sudah
terjalin komunikasi dan koordinasi BMKG Pusat dengan UPT
Daerah maupun antar UPT BMKG di daerah untuk peningkatan
kualitas layanan BMKG; (6) Menurut saya, SDM yang dimiliki
BMKG saat ini sudah mendukung untuk pelayanan BMKG yang
optimal; (7) Menurut saya, Teknologi yang dimiliki BMKG saat
ini sudah mendukung untuk pelayanan BMKG yang optimal;
(8) Menurut saya, layanan informasi BMKG sekarang sudah
semakin mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat; (9)
Menurut saya, layanan informasi BMKG sudah sesuai dengan
kebutuhan/permintaan masyarakat dan stakeholder; (10)
Menurut saya BMKG telah menciptakan berbagai inovasi
layanan untuk menjawab kebutuhan masyarakat (contoh
Sekolah Lapang Iklim, Sekolah Lapang Nelayan, InaTEWS,
BMKGSIGNATURE, SIAM, dsb); (11) Menurut saya, BMKG telah
menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan seluruh
stakeholder dan masyarakat terkait layanan BMKG.
Dari 11 pernyataan ini dikelompokkan menjadi 3 tiga aspek yaitu
tingkat pemahaman responden terkait layanan MKG, faktor
prioritas yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas
layanan MKG, dan penilaian responden terhadap layanan MKG
yang tersedia saat ini.
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 39
Hasil Tanggapan Insan BMKG Terhadap Performa
Layanan Informasi MKG
Hasil survey yang dilakukan dilakukan pengolahan dan
analisa berdasarkan kelompok masa kerja responden. Dasar
pengelompokan responden berdasarkan waktu kerja dinilai
dapat menjadi faktor pembeda pemahaman responden
terhadap tugas pokok dan fungsi BMKG serta perkembangan
layanan informasi MKG dari waktu ke waktu. Adapun
pengelompokan responden, yaitu Kategori A masa kerja kurang
dari 2 tahun, Kategori B masa kerja antara 2-10 tahun, Kategori
C masa kerja antara 10-20 tahun, Kategori D masa kerja antara
20-30 tahun, dan Kategori E masa kerja lebih dari 30 tahun.
Jika melihat dari hasil responden kategori C dengan usia kerja
10-20 tahun (gambar 4) terlihat bahwa memiliki intensitas
yang lebih rendah dalam mengakses layanan informasi MKG di
media sosial ataupun media lainnya dibandingkan Responden
kategori A dan B. Menurut responden kategori C, upaya yang
perlu perhatian khusus dalam optimalisasi layanan MKG adalah
kapasitas SDM serta fasilitas operasional.
Gambar 4. Grafik distribusi jawaban responden Kategori C
(usia kerja 10-20 tahun) (sumber: pribadi)
Gambar 2. Grafik distribusi jawaban responden Kategori A
(masa kerja < 2 tahun) (sumber: pribadi)
Hasil responden Kategori A dengan masa kerja kurang dari
2 tahun (gambar2), menunjukkan bahwa untuk optimalisasi
layanan MKG perlu ditingkatkan kualitas SDM, teknologi, serta
komunikasi dan koordinasi antara BMKG pusat dan daerah.
Selain itu, inovasi layanan MKG sudah cukup baik, namun
kesesuaian layanan dengan kebutuhan masyarakat serta
komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder dinilai masih
kurang.
Selanjutnya, responden Kategori B untuk masa kerja antara 2-10
tahun (gambar 3) berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan
kantor untuk mendukung operasional layanan MKG masih
kurang dan perlu diperhatikan. Kapasitas SDM yang dimiliki saat
ini sudah cukup baik, namun perlu peningkatan pemanfaatan
teknologi (IPTEK) serta komunikasi dan koordinasi BMKG pusat
dan daerah untuk optimalisasi layanan MKG.
Sedangkan pada hasil responden kategori D dengan usia kerja
20-30 tahun (gambar 5) juga memiliki intensitas yang lebih
rendah dalam mengakses layanan informasi MKG di media
sosial atau media lainnya. Selain itu, suasana kerja di kantor
dan hubungan antar pegawai mulai menjadi faktor yang
mempengaruhi produktivitas pegawai. Kelompok responden
ini berpendapat bahwa komunikasi dan koordinasi BMKG pusat
dan daerah, kapasitas SDM, serta pemanfaatan teknologi masih
rendah dan perlu ditingkatkan untuk optimalisasi layanan
MKG. Informasi MKG saat ini relatif lebih mudah diakses
oleh masyarakat, meskipun inovasi layanan MKG harus lebih
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, serta komunikasi
dan koordinasi dengan pihak terkait.
Gambar 5. Grafik distribusi jawaban responden Kategori D
(usia kerja 20-30 tahun) (sumber: pribadi)
Gambar 3. Grafik distribusi jawaban responden Kategori B
(masa kerja 10-20 tahun) (sumber: pribadi)
Hasil responden kategori E dengan usia kerja lebih dari 30
tahun (gambar 6) dalam upaya peningkatan kualitas layanan
40
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
MKG lebih menekankan pada komunikasi dan koordinasi BMKG
pusat dan daerah serta peningkatan pemanfaatan teknologi
dalam upaya optimalisasi layanan MKG kepada masyarakat.
Rekomendasi untuk Peningkatan Layanan MKG
Gambar 6. Grafik distribusi jawaban responden Kategori D
Secara keseluruhan terlihat bahwa dominan (sekitar 60%)
dari keseluruhan responden sangat memahami peningkatan
kebutuhan masyarakat terhadap layanan MKG (gambar 7).
Tingkat kepedulian insan BMKG terhadap informasi MKG
tergolong tinggi. Dalam upaya peningkatan performa layanan
MKG, dominan insan BMKG memandang perlunya suasana
kerja di kantor yang kondusif serta saling mendukung antar
pegawai. Selain itu, pegawai BMKG mengharapkan tersedianya
fasilitas kerja yang memadai, peningkatan kualitas SDM dan
teknologi, serta terjalinnya komunikasi dan koordinasi yang
optimal antara BMKG pusat dan daerah untuk peningkatan
kualitas layanan MKG. Terkait performa layanan MKG yang telah
diberikan, dominan insan BMKG berpendapat bahwa layanan
informasi MKG yang ada saat ini telah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, serta relatif semakin mudah diakses dan dipahami
masyarakat. Untuk peningkatan kualitas layanan diharapkan
upaya BMKG melalui berbagai inovasi layanan, koordinasi dan
komunikasi juga promosi layanan MKG kepada pihak-pihak
terkait dan masyarakat.
BMKG sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung
jawab terhadap layanan informasi MKG harus berupaya dan
berorientasi pada terwujudnya performa layanan MKG yang
optimal kepada masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut perlu
dilakukan upaya-upaya strategis dan efektif. Tanggapan insan
BMKG sebagai ‘pelaku utama’ layanan MKG tentu menjadi hal
yang harus diperhatikan. Berdasarkan hasil survei, sekitar 90%
dari 223 responden menilai bahwa saat ini informasi MKG sudah
semakin mudah diakses dan dipahami masyarakat serta sudah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, namun masih perlu
ditingkatkan komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder
terkait. Tiap-tiap kelompok responden berdasarkan usia kerja
memiliki tanggapan yang berbeda terhadap faktor prioritas
untuk meningkatkan kualitas layanan MKG. Secara umum,
tiga faktor utama yang perlu ditingkatkan untuk mewujudkan
layanan MKG yang lebih baik, yaitu kapasitas SDM, fasilitas
pendukung kegiatan operasional, serta pemanfaatan teknologi
(IPTEK) dalam layanan informasi MKG.
Referensi
1
Peraturan Kepala BMKG Nomor 4 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Tahun 2020-2024, (2020).
2
BNPB. (2022). Infografis Kejadian Bencana. Infografis. https://
www.bnpb.go.id/infografis
3
Joshi, A., Kale, S., Chandel, S., & Pal, D. K. (2015). Likert Scale:
Explored and Explained. British Journal of Applied
Science & Technology, 7(4), 396–403.
4
https://setkab.go.id/puncak-peringatan-hari-meteorologidunia-ke-72-expose-nasional-monitoring-dan-adaptasiperubahan-iklim-2022-30-maret-2022/
Gambar 7. Grafik distribusi jawaban keseluruhan responden
(sumber: pribadi)
Immanuel Jhonson A. Saragih
PMG Pertama
Stasiun Meteorologi Kualanamu – Deli Serdang
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 41
Serambi Ilmu
Apakah Peran HCDP
Mendorong Peningkatan Kinerja Organisasi
dan Return of Investment (ROI) BMKG?
Human capital development plan
(HCDP) menurut Harini (2020)
dalam Feradis (2021) menyatakan
bahwa urgensi penyusunan HCDP yaitu
untuk mencapai tujuan pembangunan
perlu didukung SDM ASN dan non-ASN
yang kompeten. Hal ini berdasarkan
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, dimana dalam pasal 70
disebutkan bahwa setiap pegawai ASN
memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi melalui
pendidikan dan pelatihan, seminar,
kursus, dan penataran. Oleh sebab
itu, perlu kiranya bagi organisasi untuk
menyiapkan SDM ASN terbaik pada
jabatan yang sesuai dalam proses
perencanaan suksesi (succession
planning) organisasi.
Menurut Yasa, et al (2021) bahwa
penguatan SDM di dalam era society 5.0
menuntut pengembangan kompetensi
yang unggul dari sisi pengetahuan,
keterampilan, serta unggul mental.
Hal ini senada dengan laporan World
Economic Forum (WEF) (2020) bahwa top
15 skills for 2025 yang merupakan skala
permintaan skill di era milenial adalah
pertama complex problem solving sebesar
36%, kedua social skills sebesar 19%,
ketiga process skill 15%, keempat system
skill sebesar 17%, diikuti dengan cognitive
abilities sebesar 15%, dan seterusnya.
Tantangan SDM ke depan sangatlah
kompleks sehingga diperlukan HCDP
yang efektif dan efisien. Dari pernyataan
tersebut penulis mengasumsikan HCDP
adalah merupakan salah satu pendekatan
transformasi
pengembangan
kompetensi SDM.
Pengembangan
kompetensi SDM
menuju ASN profesional
secara garis besar
dapat ditempuh
dengan dua jalur, yaitu
jalur pendidikan dan
jalur pelatihan, baik
secara klasikal maupun
nonklasikal dengan
dukungan berbagai jenis pengembangan
kompetensi lain untuk menjadikan
hasilnya lebih komprehensif.
Setelah sekian tahun rencana strategis
dalam pengembangan SDM di tahun
2015—2019 yang telah disusun dan
implementasikan apakah berperan untuk
mendorong kinerja organisasi tentunya
akan sangat menarik untuk dibahas
dalam tulisan ini.
Grand Design dan HCDP BMKG
Grand design pengembangan
kompetensi Pusdiklat BMKG 2020—2024
telah di-release yang merupakan konsep
dari pembelajaran terintegrasi dalam
bentuk Corporate University, di mana
dicanangkan tahun 2020 menjadi pusat
pengembangan kompetensi unggul
bidang MKG. Tahun 2021, transformasi
Pusdiklat menjadi Corporate University,
tahun 2022 menjadi BMKG Corporate
University: Mitra strategis pendorong visi
misi BMKG, tahun 2023 menjadi Smart
BMKG Corporate University, dan tahun
2024 menjadi BMKG Corporate University
berkelas dunia.
Hal ini sejalan dengan PP No. 17/2020
yang mensyaratkan pengembangan
kompetensi pegawai di lingkungan
lembaga pemerintah dilakukan melalui
proses pembelajaran tersistematisasi
dan terintegrasi /corporate university
(CORPU). Berdasarkan analisis di atas
maka transformasi Pusdiklat BMKG
menuju BMKG CORPU dapat dilakukan
sebagai berikut.
1. Pengembangan SDM melalui
pembelajaran sebagai metode
strategis untuk mencapai tujuan
strategis organisasi dan target
kinerja.
2. Penerapan proses dan program
pembelajaran yang aplikatif, relevan,
mudah diakses, dan berdampak
tinggi.
3. Pengembangan organisasi
pembelajar (learning organization)
melalui knowledge management.
4. Pemanfaatan metode, teknologi, dan
infrastruktur pembelajaran.
Proses transformasi tersebut,
memerlukan reorientasi, tidak saja
dari sistem teknologinya saja, tetapi
bertumpu pada sisi SDM-nya. Reorientasi
ini tidak terlepas dari seluruh proses
pengembangan SDM di dalam organisasi
BMKG.
Pengembangan Kompetensi SDM
BMKG
Berdasarkan database Sistem Informasi
Manajemen ASN (SIMAS) BMKG, jumlah
pegawai BMKG secara total per Januari
tahun 2022 adalah sebanyak 5.217
pegawai. Dari jumlah total pegawai
tersebut, terdiri dari 307 pegawai
struktural, 3.708 pegawai fungsional
dan 1.202 pegawai pelaksana. Adapun
sebaran pendidikan pegawai BMKG
dapat dilihat pada gambar berikut di
bawah ini.
Gambar 1. Komposisi tingkat pendidikan berdasarkan usia BMKG
Sumber data: Simas BMKG 2022 (Biro Umum & SDM BMKG)
42
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Terdapat bonus demografi dalam gambar tersebut usia
produktif 21—40 tahun cukup signifikan dari pendidikan
DIV/S-1 sampai dengan S-2, sedangkan untuk usia 41—60
tahun memiliki pendidikan S-3. Hal ini sangat dimungkinkan
untuk mendorong pegawai yang memiliki pendidikan S-2 untuk
meningkatkan kompetensi ke jenjang pendidikan S-3.
Pada tahun 2021, Pusdiklat BMKG dalam penyelenggaraan
pengembangan kompetensi SDM di lingkungan BMKG memiliki
sasaran dan target kinerja yang pertama adalah terwujudnya
penyelenggaraan diklat yang berkualitas dan meningkatnya
kualitas pendidikan pegawai di lingkungan BMKG. Adapun diklat
klasikal yang diselenggarakan sebanyak empat kegiatan dengan
total 150 peserta pegawai BMKG, diklat nonklasikal sebanyak
43 kegiatan degan total 1394 peserta pegawai BMKG. Selain
itu, Pusdiklat BMKG juga melaksanakan kegiatan online group
discussion (OGD) selama 3 JP per masing-masing kegiatan dan
dilaksanakan sebanyak 25 kegiatan dengan total 8308 peserta
pegawai BMKG.
Dalam konteks pengembangan 20 JP per tahun/pegawai maka
asumsi perolehan perhitungan didapat adalah 8308 orang x
3JP/20JP per orang per tahun diperoleh 1246 orang pegawai
BMKG. Sehingga total capaian pengembangan kompetensi
pegawai terdiklat di tahun 2021 sebanyak 2790 orang dari
target 2200 orang pegawai per tahun.
Gambar 2. Presentasi Diklat yang diselenggarakan sesuai
rencana tahun 2021(Sumber: dok. pribadi)
Berdasarkan sasaran meningkatnya kualitas pendidikan
pegawai di lingkungan BMKG dari tahun 2019—2021 dapat
dijabarkan sebagai berikut di bawah ini:
Gambar 2. Beasiswa Pusdiklat BMKG 2019—2021
(Sumber: dok. pribadi
Program kerja sama melalui pendidikan dalam negeri dalam
rangka pemberian bantuan/beasiswa untuk pegawai BMKG
adalah pada universitas-universitas ternama di Indonesia,
seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut
Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi
Sepuluh November, Universitas Diponegoro, dan sebagainya.
Adapun capaian pengembangan kompetensi di bidang
pendidikan dari tahun 2019—2021 sebanyak 76 orang pegawai
di lingkungan BMKG dengan rincian S-2: 58 orang dan S-3:
18 orang. Program kerja sama dengan universitas ternama di
Indonesia terus dilakukan dan tidak hanya dalam negeri, ke
depan beasiswa luar negeri agar dapat dikelola juga oleh BMKG.
Namun demikian, ada juga usaha yang dilakukan perjuangan
dari pegawai BMKG melalui beasiswa LPDP adalah sebagai
berikut:
Berdasarkan data tersebut, secara teknis pegawai BMKG yang
mengembangkan kompetensi melalui beasiswa non-Pusdiklat,
tetapi melalui jalur LPDP sepanjang tahun 2013–2021 adalah
sebanyak 60 orang pegawai. Hal ini merupakan langkah baik,
tetapi sangat kecil sekali dibandingkan dengan total pegawai
BMKG yang berjumlah 5217 pegawai.
Tentunya dengan bonus demografi dan pondasi awal BMKG
perlu menyusun strategi HCDP yang lebih efektif dan efisien.
Dalam kajian ini akan sedikit berfokus pada HCDP bidang
meningkatnya kualitas pendidikan pegawai BMKG melalui
program beasiswa Pusdiklat BMKG.
Dampak Kinerja Organisasi dan Return on Investment
(ROI)
Model return on investment (ROI) yang dikembangkan Jack
Phillips, Philips (2003) merupakan level 5 evaluasi terakhir untuk
melihat cost-benefit setelah pelatihan maupun pendidikan
beasiswa yang dilaksanakan. Kegunaan model ini agar pihak
manajemen melihat pelatihan bukan menjadi sesuatu yang
mahal dan hanya merugikan pihak keuangan, tetapi pelatihan
merupakan suatu investasi bagi organisasi.
Berdasarkan penelitian Jack Philips ini, peran dari pengembangan
kompetensi yang dilakukan adalah apakah dapat mendorong
kinerja organisasi dan berdampak terhadap peningkatan bisnis
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 43
beasiswa Pusdiklat BMKG, Apakah pelatihan berdampak terhadap
kinerja bisnis? Apakah terjadi penurunan jumlah keluhan pelanggan?
Apakah jumlah PNBP meningkat? Apakah ada peningkatan kualitas,
dan sebagainya.
BMKG. Evaluasi ini berfokus pada hasil akhir yang ditimbulkan
setelah pegawai mengikuti suatu program pelatihan maupun
menerima beasiswa Pusdiklat BMKG. Apakah pelatihan
berdampak terhadap kinerja bisnis? Apakah terjadi penurunan
jumlah keluhan pelanggan? Apakah jumlah PNBP meningkat?
Apakah ada peningkatan kualitas? Dan sebagainya. Hal ini perlu
dikaji lebih lanjut.
Sebagai informasi awal berdasarkan database Pusdiklat bahwa
dari total 320 orang pegawai yang mendapatkan beasiswa
Pusdiklat dari tahun 2008—2021, sebanyak 32 orang pegawai
telah dipromosikan menjadi pejabat di lingkungan BMKG, hal
ini mempunyai arti bahwa sebanyak 1% saja yang berdampak
organisasi.
Dari penelitian ini perlu dikaji lebih mendalam apakah 99%
persen yang mendapatkan beasiswa dari Pusdiklat memiliki
peran penting dan memberikan inovasi yang berdampak
terhadap kinerja dari organisasi BMKG, utamanya dalam
meningkatkan pelayanan publik dan peningkatan PNBP bagi
BMKG.
Penutup
Gambar 3. Summary data awardee LPDP BMKG
(Sumber data: LPDP 2022)
Tantangan SDM ke depan sangatlah kompleks sehingga
diperlukan HCDP yang efektif dan efisien. Proses transformasi
tersebut memerlukan reorientasi, tidak saja dari sistem teknologi
saja, tetapi terutama justru pada sisi SDM-nya. Reorientasi ini
tidak terlepas dari seluruh proses pengembangan SDM di dalam
organisasi di mana situasi yang menguntungkan dalam kondisi
ini adalah terdapat bonus demografi dan sangat dimungkinkan
untuk mendorong pegawai yang memiliki pendidikan S-2 untuk
meningkatkan kompetensi ke jenjang pendidikan S-3.
Program kerjasama melalui pendidikan dalam negeri dalam rangka
pemberian bantuan/beasiswa untuk pegawai BMKG adalah pada
universitas-universitas ternama di Indonesia. Perlu melakukan
benchmarking kepada lembaga pemerintah yang memiliki program
beasiswa luar negeri atau program penyiapan pegawainya untuk
lolos beasiswa LPDP. Peran dari lulusan penerima beasiswa
pusdiklat agar dapat memiliki peran penting dan memberikan
inovasi yang berdampak terhadap kinerja dari organisasi.
Kajian selanjutnya dalam penelitian ini dapat dikembangkan dengan
meneliti dari jumlah anggaran yang dikeluarkan dan PNBP layanan
info BMKG dari berbagai sektor dalam konsep ROI dengan metode
kuantitatif ataupun kualitatif serta mix method, analisis datanya bisa
menggunakan analisis data Creswell dan Soft System Methodology
(SSM).
Selanjutnya, penulis berharap analisis ini dapat menjadi
bahan pengambilan keputusan pimpinan BMKG dan dapat
meningkatkan motivasi kepada pembaca untuk terus belajar
demi tercapainya cita-cita dan masa depan bangsa Indonesia.
Referensi
Artadi, Febri Furqon. 2015. “Pengaruh Kepuasan dan Beban
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Merapi Agung
Lestari.” Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Enprints.
uny.ac.id
Byeon J. 2013. Corporate Universities are in the Rise. Dilihat
tanggal 15 Maret 2022 https://www.koreatimes.co.kr/
www/biz/2021/11/602_141652.html
Feradis. 2021. Human Capital Development Plan. Dilihat tanggal
15 Maret 2022
<https://kumparan.com/feradis-nurdin/human-capitaldevelopment-plan-1vLJePP1U5s/full>
Kasmir, 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (teori dan
praktik). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jack J. Phillips, et al, MA. 2003. “Return on Investment in Training
and Performance Improvement Programs, 2nd Edition.”
Dilihat tanggal 15 Maret 2022 <https://www.buscouncil.
ca/busgurus/media/pdf/the-kirkpatrick-phillipsevaluation-model-en.pdf>
WEF, 2020. “The Future of Jobs Report 2020.” World Economic
Forum. Dilihat tanggal 15 Maret 2022 https://www3.
weforum.org/docs/WEF_Future_of_Jobs_2020.pdf
Yasa, et al. 2021. “Penguatan Reformasi Birokrasi Menuju
Era Society 5.0 di Indonesia.” Nahkoda: Jurnal Ilmu
Pemerintahan Vol. 20 No. 01 Tahun 2021 Halaman 27-
42 p-ISSN 1829-5827 | e-ISSN Online: 2656-5277.
Achmad Supandi
Widyaiswara Ahli Madya - Koordinator Bidang Penyelenggaraan
Pusdiklat BMKG
Evaluasi ini berfokus pada hasil akhir yang terjadi, dimana pegawai
telah mengikuti suatu program pelatihan maupun menerima
44
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Serambi Ilmu
BMKG Raih EU Star Awards,
Pertama Untuk Indonesia
European Union (EU) Star Award merupakan penghargaan yang diberikan oleh Uni Eropa pada peneliti terbaik dalam kegiatan
The Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO) Science and Technology Conference (SnT). Kegiatan ini diikuti oleh
para peneliti geosains seluruh dunia. Pada tahun 2021 BMKG dan Indonesia untuk pertama kali memperoleh EU Star Award
dengan beranggotakan Pengamat Meteorologi dan Geofisika dari UPT Bali yang mengangkat judul Nyepi Day Impact on Weather
Parameters Measurement at Synoptic Observation Stations in Bali. Karena kondisi pandemi COVID-19, sehingga sebagian besar
kegiatan dilaksanakan secara daring.
Tema ini diangkat karena Nyepi merupakan tradisi unik
yang dikenal dunia dan kemudian menjadi perintis
kampanye earth hour yang memiliki keunikan tersendiri.
Saat nyepi semua aktivitas kegiatan manusia dihentikan
sementara waktu. Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan
oleh BMKG untuk pemantauan cuaca yang dilakukan oleh 4
stasiun pengamatan sinoptik di Bali yang tetap bekerja saat
Nyepi. Selain penelitian ini, terdapat satu penelitian lagi yang
membahas tentang Nyepi dari sudut pandang seismologi yang
diajukan dalam kegiatan tersebut namun hanya satu yang
berhasil lolos untuk dipresentasikan.
atas uji coba senjata nuklir. Indonesia melalui BMKG telah bekerja
sama dengan CTBTO. Bentuk implementasi dari perjanjian
itu adalah pemasangan 6 stasiun seismik Comprehensive
Nuclear Test Ban Treaty Organization (CTBTO) sejak 2002 silam.
Keenam stasiun seismik ini dipasang di Kappang (Sulawesi
Selatan), Parapat, Lembang, Kupang, Sorong dan Jayapura.
Sistem peralatan ini dikelola oleh BMKG untuk mendukung
pengawasan uji coba nuklir dari wilayah Indonesia. Indonesia
merupakan negara anggota perjanjian non-proliferasi nuklir
dan telah menandatangani ratifikasi pelarangan uji coba nuklir
bawah tanah. Oleh karena itu, Indonesia berkewajiban ikut
melakukan pemantauan uji coba nuklir melalui sistem monitor
seismik yang dioperasikan BMKG.
Sekilas tentang EU Star Award
Keberadaan CTBTO memegang amanat The Comprehensive
Nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT) yang merupakan Traktat
Internasional untuk melarang segala bentuk uji coba senjata
nuklir di dunia baik untuk tujuan militer maupun untuk tujuan
damai. Traktat CTBT telah ditandatangani oleh 185 negara. Saat
ini CTBT telah diratifikasi oleh 172 negara, termasuk Indonesia.
Traktat CTBT hingga saat ini masih belum berlaku karena masih
terdapat 24 negara yang belum melakukan ratifikasi dan 11
negara belum menandatangani.
Gambar 1. Peraih Penghargaan EU Star Awards CTBT SnT-UPT
Bali yang diterima BMKG (Sumber: pribadi)
Sebagai informasi, dari 700 riset yang mengikuti konferensi,
terdapat 17 penelitian dari Indonesia dan 13 diantaranya
merupakan riset dari BMKG, dan untuk pertama kalinya, salah
satu berhasil meraih penghargaan EU Star Award yang tentu
saja membanggakan bagi BMKG.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Bapak Vincent Piket,
menyerahkan penghargaan European Union (EU) Star Award
kepada empat peneliti Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) bersama Deputi Geofisika, Bapak Suko
Prayitno Adi. Penghargaan diberikan atas penelitian yang
berhasil berkontribusi terhadap pemantauan iklim dan studi
kualitas udara. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Balai
Besar Wilayah III Denpasar pada 19 April 2022. Dalam acara
tersebut juga dipaparkan hasil penelitian yang meraih EU Star
Award.
Untuk membangun dan memperkuat hubungannya dengan
komunitas sains yang lebih luas dalam mendukung Traktat
CTBT, CTBTO mengundang komunitas ilmiah internasional
dalam konferensi secara berkala. Konferensi ilmiah multidisiplin
ini mengajak para ilmuwan dan pakar dari berbagai teknologi
verifikasi CTBT, dari lembaga nasional yang terlibat dalam
pekerjaan CTBTO, hingga lembaga akademis dan penelitian
independen. Anggota komunitas diplomatik, media
internasional dan masyarakat sipil juga mengambil aktif terlibat.
Penghargaan EU Star Award diprakarsai oleh Delegasi Uni
Eropa untuk Organisasi-organisasi Internasional di Wina,
Austria, sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi ilmiah
dan teknologi paling signifikan, yang relevan dengan Traktat
Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Senjata Nuklir (CTBT).
Konferensi ilmiah besar pertama CTBTO dilaksanakan tahun
2006 berjudul ‘Synergies with Science’. Penghargaan EU
Star Award mulai diberikan pada tahun 2013. Berikut peraih
penghargaan EU Star Award dari tahun 2013-2021.
CTBTO merupakan organisasi Internasional yang memiliki
mandatnya sebagai institusi yang mampu melakukan verifikasi
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 45
1. CTBT SnT 2013
Johan Camps (tengah) dari Belgian Nuclear Research Centre
(Belgia) dengan judul penelitian Increasing the Sensitivity
of the International Noble Gas Monitoring Network by
Mitigating Radioxenon Releases from Radiopharmaceutical
Facilities
2. CTBT SnT 2015
Munkhsaikhan Adiya (kanan) dari Seismological Department,
Institute of Astronomy and Geophysics, Mongolian Academy
of Sciences, Ulaanbaatar (Mongolia) dengan judul penelitian
Seismic Swarm near the Capital of Mongolia Investigated
Using Double Difference Tomography
3. CTBT SnT 2017
Sylvain Topin (kanan) dari Commissariat à l’énergie atomique
et aux énergies alternatives (CEA) (Prancis) dengan judul
penelitian SPALAX-New Generation: Deployment, Operation
and Performances
4. CTBT SnT 2019
Paolo Tristan Cruz (kanan) dari Philippine Nuclear Research
Institute (PNRI), Quezon City (Philipina) dengan judul
penelitian Assessment of temporal variations of natural
radionuclides Beryllium-7 and Lead-212 in surface air in
Tanay, Philippines
5. CTBT SnT 2021
I Putu Dedy Pratama, Pande Komang Gede Negara, Putu
Eka Tulistiawan dan I Ketut Sudiarta dari Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia dengan judul
penelitian Nyepi Day Impact on Weather Parameters
Measurement at Synoptic Observation Stations in Bali.
Dikarenakan kondisi pandemi, maka Untuk CTBT SnT 2021
para peserta konferensi tidak dapat bertemu sehingga sistem
penilaian dilakukan berdasarkan keputusan tim panelis ilmiah
dan voting dari peserta. Hasil penelitian mereka dapat diakses
melalui tautan berikut: https://conferences.ctbto.org/event/7/
contributions/803
Penelitian BMKG sebagai Pemenang EU Star Award 2021
Nyepi sebenarnya merupakan bentuk perayaan tahun baru yang
dilaksanakan dengan cara yang unik. Satu Pulau menghentikan
aktivitas selama 24 jam dengan aturan Catur Brata Penyepian
yang terdiri dari amati geni (tidak menyalakan api dan lampu),
amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian),
dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang). Namun, ada
pengecualian untuk sektor-sektor tertentu yang diperbolehkan
beraktivitas tanpa keluar ruangan.
Momen ini sangat baik untuk dilakukan beberapa penelitian
terkait berkurangnya aktivitas manusia terutama di sebuah kota
yang padat penduduk. Penelitian saintifik Nyepi masih berkisar
pada kualitas udara saat Nyepi seperti pengukuran urban heat
island oleh Badriah (2014), konsentrasi karbon monoksida oleh
Aprilina, & Aldrian (2016), dan parameter debu total akibat
aktivitas manusia oleh Nuraini, dkk., (2019). Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut memanfaatkan momen
hari raya Nyepi dengan tetap mematuhi aturan dari Catur Brata
Penyepian.
Peningkatan aktivitas manusia menyebabkan terjadinya
peningkatan suhu udara. Salah satu istilah untuk menjelaskan
pengaruh suhu udara akibat aktivitas manusia adalah pulau
bahang perkotaan yang pertama kali dikemukakan oleh
Luke Howard pada tahun 1818 5 . Pulau bahang perkotaan
merupakan fenomena iklim mikro di daerah perkotaan dimana
suhu udara perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Suhu
kota umumnya lebih tinggi antara 10-30 C dibandingkan daerah
pedesaan 4 .
Penelitian ini menggunakan hari Nyepi untuk mengukur
pengaruhnya terhadap perubahan pengukuran parameter
cuaca di Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
pengaruh Nyepi terhadap perbandingan suhu rata-rata harian
terhadap lama penyinaran matahari serta kelembaban udara
rata-rata harian pada empat stasiun sinoptik di Bali. Data yang
digunakan adalah suhu udara rata-rata harian, lama penyinaran
matahari, dan kelembaban udara rata-rata tahun 1999-
2020 pada hari raya Nyepi. Sebagai perbandingan, penulis
menggunakan data 2 hari sebelum dan sesudah Nyepi.
Gambar 2. Penyerahan penghargaan pemenang EU Star Award CTBT SnT 2021 secara daring oleh Stephan Klement, Duta Besar
Uni Eropa untuk Organisasi-organisasi Internasional di Wina, Austria. (Sumber: pribadi)
46
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Stasiun Meteorologi Ngurah Rai sebagai peningkatan. Baik
rasio suhu rata-rata dan kelembaban rata-rata terhadap sinar
matahari pada saat Nyepi, 2 hari sebelum dan sesudah Nyepi
menunjukkan bahwa rasio terendah terjadi di Stasiun Geofisika
Denpasar, Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, dan Stasiun
Klimatologi Jembrana. Dampak paling signifikan terhadap
pengukuran sinoptik suhu udara rata-rata dan kelembaban
saat Nyepi terjadi di Stasiun Geofisika Denpasar dan tidak ada
dampak Nyepi di Pos Pengamatan Karangasem.
Penutup
Gambar 3. Stasiun Pemantau Cuaca BMKG untuk penelitian
(sumber: pribadi)
Berdasarkan data 22 tahun di empat titik lokasi (gambar 3),
diperoleh bahwa suhu udara pada rentang 5 hari berfluktuasi
dan menunjukkan tren penurunan suhu rata-rata harian
selama Nyepi untuk semua stasiun. Tren suhu saat Nyepi untuk
empat stasiun pengamatan sinoptik di Bali menunjukan terjadi
penurunan suhu rata-rata harian saat Nyepi dari tahun 1999
sampai 2020 dengan tren bervariasi. Penurunan tren suhu
yang paling signifikan terjadi di Stasiun Klimatologi Jembrana
dengan nilai -0,0491. Menurut rumus Braak 3 , setiap kenaikan
ketinggian 100 meter terjadi penurunan suhu sebesar 0,60
C. Berdasarkan ketinggian dengan selisih ketinggian 90 meter
suhu di Kahang-kahang lebih rendah 0,50 C dibandingkan tiga
stasiun sinoptik lainnya. Namun, pada kenyataannya perbedaan
suhu antara Kahang- kahang dan Denpasar mencapai ±20 C.
Kondisi ini disebabkan oleh efek pulau bahang perkotaan yang
meningkatkan suhu di wilayah kota Denpasar.
“Sebuah kehormatan bagi saya menyerahkan EU Star Award
kepada tim peneliti BMKG Bali yang luar biasa. Penelitian mereka
berkontribusi bagi pemantauan iklim serta memberikan kita
gambaran mengenai kualitas udara perkotaan dan bagaimana
kita dapat meningkatkannya melalui langkah-langkah efektif. Hal
ini juga menunjukkan betapa pentingnya sains dan penelitian
dalam menentukan langkah untuk menjawab tantangan terkait
isu kesehatan masyarakat, lingkungan hidup dan pertumbuhan
yang berkelanjutan,“ ujar Duta Besar Piket kepada rekan-rekan
peneliti BMKG. Duta Besar juga menyatakan harapannya
agar riset yang telah dilakukan dapat memberikan kontribusi
dalam menyusun langkah-langkah peningkatan kualitas
udara di kawasan perkotaan demi kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
Referensi
1
Aprilina, K., Badriah, I. U., Aldrian, E., (2016). Hubungan Antara
Konsentrasi Karbon Monoksida (Co) dan Suhu Udara
Terhadap Intervensi Antropogenik (Studi Kasus Nyepi
Tahun 2015 di Provinsi Bali), Jurnal Meteorologi dan
Geofisika Vol. 17 No. 1, http://dx.doi.org/10.31172/jmg.v
17i1.397
2
Badriah, I. U., (2014). Indikasi Berhentinya Urban Heat Island
(Suhu) di Bali Saat Nyepi. Jurnal Meteorologi dan
Geofisika Vol. 15 No. 3, http://dx.doi.org/10.31172/jmg.v
15i3.218
3
Braak C., (1928). The Climate of The Netherlands Indies. Proc.
Royal Mogn. Meteor.Observe. Batavia, nr. 14. pp. 192.
Gambar 4. Hasil penelitian average duration of solar radiation
(sumber: pribadi)
4
Hanif, M., & Nofrizal, A. Y., (2017). Hubungan Perkembangan
Lahan Terbangun Perkotaan Dengan Fenomena Ikli
Mikro Urban Heat Island. Jurnal Spasial, Vol. 3, No. 4, hal.
23-29.
5
Mills, G. (2008). Luke Howard and The Climate of London.
Weather. 63. 153 - 157. 10.1002/wea.195.
6
Nuraini, T. A., Satyaningsih, R., Permana, D. S., Anggraeni, R.,
Aldrian, E., (2019). Comparison of Total Suspended
Particulate (TSP) Measurement in Urban and Suburban
Areas of Bali during Nyepi Day 2015. Forum Geografi,
33(2), DOI: 10.23917/forgeo.v33i2.8670
Gambar 5. Hasil penelitian ratio of daily air humidity to
duration of solar radiation (sumber: pribadi)
Untuk tren cenderung landai terjadi di Stasiun Geofisika
Denpasar dengan nilai -0,0089. Sedangkan untuk kelembaban
udara rata-rata harian, pengaruh Nyepi hanya terlihat di
https://www.ctbto.org
I Putu Dedy Pratama
PMG Muda - Stasiun Geofisika Denpasar
Pusdiklat BMKG
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 47
Serambi Ilmu
“BELANJA PAKAI KKP, GAK RIBET”
Analisis Penggunaan Kartu Kredit
Pemerintah (KKP) Di Stasiun Klimatologi
Mempawah
Perkembangan
teknologi dimasa
sekarang sudah
sangat berkembang
dengan banyaknya
transaksi yang beredar
di masyarakat dilakukan
secara non tunai atau
digital. Reformasi keuangan
negara di Indonesia ditandai
dengan terbitnya 3 (tiga) paket
kebijakan keuangan negara
yaitu Undang-undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Undangundang
Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan
Negara, dan Undangundang
Nomor
15 Tahun
2004 tentang
Pemeriksaan
Pengelolaan dan
Tanggung Jawab
Keuangan Negara yang mengamanatkan pentingnya tata kelola
keuangan yang baik, yang di dalamnya pemerintah melakukan
pertanggungjawaban melalui laporan keuangan untuk
memenuhi ekspektasi masyarakat dalam mengungkapkan
posisi keuangan dan kinerja pemerintah dalam memberikan
pelayanan kepada publik (Mongisidi, Koleangan, & Rotinsulu,
2019, dalam Yulianti, 2021). Penyelenggaraan pelayanan publik
dapat dikatakan transparan apabila pelaksanaan kegiatan
bersifat terbuka bagi masyarakat yaitu dari proses kebijakan
pelaksanaan, pengawasan/pengendalian serta mudah diakses
oleh semua pihak yang membutuhkan informasi.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang
akuntabel, salah satu inisiatif strategis yang dilaksanakan oleh
Kementerian Keuangan ialah pengelolaan likuiditas keuangan
negara. Dalam rangka mengelola likuiditas keuangan negara
dengan instrumen keuangan yang modern, mendorong inklusi
keuangan, dan meminimalisasi uang tunai yang beredar,
Gambar 1. Ilustrasi penggunaan KKP (sumber: nina - canva.com)
pemerintah memandang perlu digunakannya kartu kredit
pemerintah (KKP).
Dasar hukum dalam Penerapan KKP, telah
ditetapkan pada tanggal 31 Desember
2018 oleh Menteri Keuangan melalui
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
196/PMK.05/2018 tentang
Tata Cara Pembayaran dan
Penggunaan Kartu Kredit
Pemerintah. Dalam peraturan
tersebut, diatur ketentuan bahwa
UP yang sebelumnya diberikan
secara tunai diubah menjadi
UP tunai dan UP KKP
dengan perbandingan
60%:40%. Ketentuan
dalam peraturan
tersebut mulai berlaku
1 Juli 2019 dan wajib
diimplementasikan
oleh satuan kerja K/L. Tahun 2021 Peraturan Menteri Keuangan
yang mengatur tentang Kartu Kredit Pemerintah (KKP) yaitu
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.05/2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/
PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penggunaan
Kartu Kredit Pemerintah.
Kartu Kredit Pemerintah (KKP)
Kartu Kredit Pemerintah adalah alat pembayaran dengan
menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan
pembayaran atas belanja yang dapat dibebankan pada APBN,
dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi
terlebih dahulu oleh Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah,
dan. Satker berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban
pembayaran pada waktu yang disepakati dengan pelunasan
secara sekaligus.
48
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Kartu Kredit Pemerintah ini merupakan alat pembayaran
dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan Satker, untuk
melakukan pembayaran atas transaksi belanja negara dalam
penggunaan Uang Persediaan (UP) Kartu Kredit Pemerintah.
Kartu Kredit Pemerintah merupakan Kartu Kredit Corporate
(corporate card) yang diterbitkan oleh Bank Penerbit Kartu
Kredit Pemerintah yang merupakan bank yang sama dengan
tempat rekening bendahara Pengeluaran (BP)/Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP) dibuka dan kantor pusat bank
tersebut telah melakukan kerja sama dengan DJPb, dimana
kerja sama tersebut dilakukan dalam bentuk penandatanganan
perjanjian kerja sama induk antara DJPb dengan Kantor Pusat
Bank Penerbit Kartu Kredit Pemerintah.
Adapun bentuk dari Kartu Kredit Pemerintah terdiri dari kartu
kredit untuk keperluan belanja barang operasional serta belanja
modal dan kartu kredit untuk keperluan belanja perjalanan
dinas. Kartu Kredit Pemerintah untuk keperluan belanja barang
operasional serta belanja modal digunakan untuk keperluan
yaitu :
1. Belanja barang operasional, antara lain belanja keperluan
perkantoran, belanja pengadaan bahan makanan,
belanja penambah daya tahan tubuh dan belanja barang
operasional lainnya;
Batas tertinggi dan estimasi penggunaan Kartu Kredit
Pemerintah untuk keperluan belanja perjalan dinas
berpedoman pada Menteri Keuangan mengenai standar biaya
masukan.
Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah dilakukan dengan
memperhatikan prinsip sebagai berikut:
a. Fleksibel, yaitu kemudahan penggunaan (flexibility) kartu
dengan jangkauan pemakaian yang lebih luas dan transaksi
dapat dilakukan di seluruh merchant yang menerima
pembayaran melalui mesin Electronic Data Capture (EDC)/
media daring;
b. Aman dalam bertransaksi dan menghindari terjadinya
penyimpangan (fraud) dari transaksi secara tunai;
c. Efektif dalam mengurangi Uang Persediaan (UP) yang
menganggur (idle cash) dan biaya dana (cost of fund)
Pemerintah dari transaksi UP;
d. Akuntabilitas pembayaran tagihan negara dan pembebanan
biaya penggunaan UP Kartu Kredit Pemerintah.
2. Belanja barang non operasional, antara lain belanja bahan
dan belanja barang non operasional lainnya;
3. Belanja barang untuk persediaan, antara lain belanja
barang persediaan barang konsumsi;
4. Belanja sewa;
5. Belanja pemeliharaan gedung dan bangunan, antara lain
belanja pemeliharaan gedung dan bangunan, belanja
barang persediaan pemeliharaan gedung dan bangunan,
dan belanja pemeliharaan gedung dan bangunan lainnya;
6. Belanja pemeliharaan peralatan dan mesin, antara lain
belanja pemeliharaan peralatan dan mesin, belanja
bahan bakar minyak dan pelumas dan pelumas khusus
non pertamina, belanja barang persediaan pemeliharaan
peralatan dan mesin, belanja pemeliharaan peralatan dan
mesin lainnya;
7. Belanja pemeliharaan lainnya, antara lain belanja
barang persediaan pemeliharaan lainnya dan belanja
pemeliharaan lainnya;
8. Belanja modal.
Kartu Kredit Pemerintah untuk keperluan belanja perjalanan
dinas digunakan untuk keperluan yaitu :
1. Komponen pembayaran biaya transfer;
2. Penginapan;
Gambar 2. Alur Kartu Kredit Pemerintah (Sumber : djpb.
kemenkeu.go.id/kppn/kotabumi)
Proporsi Uang Persediaan (UP) yaitu : UP Tunai sebesar 60%
(enam puluh persen) dari besaran UP sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran
dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
negara, UP Kartu Kredit Pemerintah sebesar 40% (empat puluh
persen) dari besaran UP sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam
rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara.
Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah yaitu :
1. Dilakukan dengan nilai belanja paling banyak Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) untuk 1 (satu)
penerima pembayaran khusus hanya dapat dilakukan untuk
transaksi pengadaan barang/jasa yang merupakan produk
dalam negeri yang disediakan oleh Usaha Mikro dan Usaha
Kecil melalui sarana :
3. Sewa kendaraan dalam kota.
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 49
a. Katalog elektronik dan took daring yang disediakan oleh
lembaga yang menyelenggarakan tugas pemerintahan
di bidang kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah
(e-KATALOG).
b. Marketplace berbasis platform pembayaran pemerintah
yang disediakan oleh Kementerian Keuangan (DIGIPay).
2. Dalam hal Kartu Kredit Pemerintah digunakan untuk
transaksi di luar sarana sebagaimana dimaksud di atas, nilai
belanja paling banyak untuk 1 (satu) penerima pembayaran
berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai
tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN,
yaitu maksimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
untuk 1 (satu) penerima pembayaran.
Pemegang Kartu Kredit Pemerintah adalah pejabat dan/ atau
pegawai di lingkungan Satuan Kerja Kementerian Negara/
Lembaga yang berstatus sebagai Pejabat Negara, Pegawai
Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia, atau pegawai lainnya
untuk melakukan belanja dengan Kartu Kredit Pemerintah
berdasarkan penetapan oleh KPA.
Dalam penggunaan UP Kartu Kredit Pemerintah, Pemegang
Kartu Kredit Pemerintah mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1. Membuat Surat Perjanjian Penggunaan Kartu Kredit
Pemerintah dengan KPA;
2. Menandatangani Berita Acara Serah Terima Kartu Kredit
Pemerintah dan Surat Perjanjian Penggunaan Kartu Kredit
Pemerintah pada saat menerima Kartu Kredit Pemerintah;
3. Menggunakan Kartu Kredit Pemerintah sesuai dengan
kewenangannya setelah terlebih dahulu dilakukan aktivasi
kartu dan Personal Identification Number (PIN) Kartu Kredit
Pemerintah untuk pertama kali;
4. Melakukan aktivasi Kartu Kredit Pemerintah dan request/
aktivasi PIN Kartu Kredit Pemerintah melalui call center/
layanan pesan singkat (Short Message Service)/sarana
lainnya;
5. Membubuhkan tanda tangan pada kolom tanda tangan
(signature panel) yang terdapat pada bagian belakang
Kartu Kredit Pemerintah;
6. Merahasiakan nomor kartu, PIN, Card Verification Value
(CVV) dan masa berlaku Kartu Kredit Pemerintah;
7. Secara aktif memeriksa kondisi dan rincian transaksi
Kartu Kredit Pemerintah untuk memastikan tidak terdapat
transaksi yang salah/tidak diakui (dispute);
8. Dilarang memberikan informasi mengenai data diri dan
transaksi Kartu Kredit Pemerintah kepada siapapun;
9. Memilih merchant Transaksi Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (e-commerce) yang menyediakan fasilitas
keamanan untuk transaksi secara daring;
10. Dapat mengajukan permohonan penonaktifkan kepada
Administrator Kartu Kredit Pemerintah dan menyimpan
Kartu Kredit Pemerintah ditempat yang aman dalam hal
Kartu Kredit Pemerintah tidak dipergunakan dalam jangka
waktu lama;
11. Mengumpulkan dokumen berupa Tagihan (e-billing)/Daftar
Tagihan Sementara, Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas/
Perjanjian/Kontrak, dan bukti-bukti pengeluaran;
12. Membuat Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Operasional
dan Belanja Modal dengan Kartu Kredit Pemerintah dan/
atau Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Perjalanan Dinas
Jabatan dengan Kartu Kredit Pemerintah;
13. Menyampaikan Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan
Operasional dan Belanja Modal dengan Kartu Kredit
Pemerintah dan/atau Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan
Perjalanan Dinas Jabatan dengan Kartu Kredit Pemerintah
kepada PPK; dan
14. Dapat menyampaikan pengaduan secara lisan dan/atau
tertulis kepada Bank Penerbit Kartu Kredit yang menjadi
mitra kerjanya terkait permasalahan dalam penggunaan
Kartu Kredit Pemerintah.
Implementasi Penggunaan Kkp Di Stasiun Meteorologi
Mempawah
Pada implementasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah,
penulis telah menerapkan di Stasiun Klimatologi Mempawah
pada tahun 2019, dimana UPT telah melakukan pengajuan
untuk Kartu Kredit Pemerintah kepada pihak bank dengan
melakukan perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak.
Proses pengajuan tersebut dilakukan di bank kantor cabang
Pontianak kemudian diteruskan ke bank pusat Jakarta sehingga
membutuhkan waktu sedikit lama untuk prosesnya sampai
dengan selesai.
Stasiun Klimatologi Mempawah memiliki 2 (dua) jenis Kartu
Kredit Pemerintah yaitu kartu kredit belanja barang operasional
dan modal serta kartu kredit belanja perjalanan dinas. Limit kartu
kredit untuk belanja barang operasional adalah Rp. 6.000.000,-
dan limit kartu kredit untuk belanja barang perjalanan dinas
sebesar Rp. 4.000.000,-.
Pada tahun 2021 pemakaian Kartu Kredit Pemerintah pada
Stasiun Klimatologi Mempawah sebesar Rp. 20.776.890,-.
Berikut merupakan Tabel Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah
Tahun 2021 di Stasiun Klimatologi Mempawah :
50
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Tabel 1. Tabel Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah Tahun
2021
juga kurang optimal dalam penggunaan jenis kartu kredit
tersebut.
No. Bulan Nilai (Rp) Keterangan
1 Januari 0,- -
2 Februari 0,- -
3 Maret 0,- -
4 April 0,- -
5 Mei 1.376.434,- Kartu kredit belanja
barang operasional
6 Juni 2.874.063,- Kartu kredit belanja
barang operasional
7 Juli 1.378.275,- Kartu kredit belanja
barang operasional
8 Agustus 0,-
9 September 5.329.116,- Kartu kredit belanja
barang operasional
10 Oktober 0,- -
11 November 5.873.030,- Kartu kredit belanja
barang operasional
12 Desember 3.945.972,- Kartu kredit belanja
barang operasional
(Sumber : Data Realisasi KKP Staklim Mempawah)
Dari tabel di atas penggunaan Kartu Kredit Pemerintah di
Stasiun Klimatologi Mempawah selama tahun 2021 sebanyak
6 (enam) kali pemakaian. Hal ini menandakan bahwa Stasiun
Klimatologi Mempawah tidak rutin dalam menggunakan Kartu
Kredit Pemerintah setiap bulan dan hal ini menunjukkan bahwa
masih kurangnya pemakaian Kartu Kredit Pemerintah tersebut.
Besaran pemakaian yang digunakan Kartu Kredit
Pemerintah bisa dilihat dari tabel serapannya tidak sampai
atau mendekati limit kartu kredit yaitu untuk perjalan dinas
Rp. 4.000.000,- dan untuk belanja barang operasional Rp.
6.000.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurang
optimalnya serapan penggunaan Kartu Kredit Pemerintah
(KKP) di Stasiun Klimatologi Mempawah. Selain itu, selama
tahun 2021 jenis kartu kredit yang digunakan hanya kartu
kredit belanja barang operasional.
Jenis kartu kredit belanja perjalanan dinas tidak digunakan
karena pemegang kartu kredit perjalanan dinas masih atas
nama kepala stasiun yang lama sedangkan pada tahun 2021
telah terjadi pergantian kepala stasiun dan administrator
Kartu Kredit Pemerintah belum melakukan usulan pengajuan
pergantian nama pemegang kartu kepada pihak bank.
Selain masih kurang optimalnya serapan penggunaan Kartu
Kredit Pemerintah (KKP), Stasiun Klimatologi Mempawah
Penutup
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa
penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) masih kurang
dan tidak rutin selalu digunakan setiap bulannya. Stasiun
Klimatologi Mempawah juga masih kurang optimal dalam
serapan penggunaannya per bulannya karena tidak mendekati
limit pemakaian. Untuk penggunaannya juga hanya sebatas
kartu kredit belanja barang operasional dan selama tahun
2021 tidak pernah menggunakan kartu kredit perjalan dinas
dikarenakan belum diusulkannya perubahan pemegang kartu
kepada pihak bank.
Diharapkan Stasiun Klimatologi Mempawah menggunakan
Kartu Kredit Pemerintah secara rutin setiap bulan dan
melakukan usulan perubahan pemegang kartu kredit perjalan
dinas kepada pihak bank agar yang digunakan tidak hanya kartu
kredit belanja barang operasional saja melainkan kartu kredit
perjalanan dinas juga dapat digunakan kembali.
Referensi
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.05/2008 tentang
Tata Cara Pembayaran dan Pengguanaan Kartu Kredit
Pemerintah.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.05/2021 tentang
Perubahan Atas PMK NO 196/PMK.05/2008 Tata Cara
Pembayaran dan Pengguanaan Kartu Kredit Pemerintah.
Yulianti, D. dan Nurhazanah. 2021. Efektivitas kartu kredit
pemerintah dalam meningkatkan transparansi keuangan
negara pada KPPN Dumai. Jurnal NCAF, Volume 3, 2021
Hal. 56-74.
https://jdih.kemenkeu.go.id Diakses tanggal 19 April 2022.
Total 20.776.890,-
https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/kotabumi/id/informasiumum/publikasi-djpb/kartu-kredit-pemerintah-kkp.html
Diakses tanggal 19 April 2022.
https://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2020/01/Kartu-
Kredit-Pemerintah.pdf Diakses tanggal 20 April 2022.
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian
Keuangan, Perdirjen Perbendaharaan Nomor 17/
PB/2017 tentang Ujicoba Pembayaran dengan Kartu
Kredit dalam rangka penggunaan uang persediaan.
Saraswati Utami, S. E.
Stasiun Klimatologi Mempawah
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 51
Serambi Ilmu
PENGELOLAAN PAJAK INSTANSI
OLEH BENDAHARA PENGELUARAN
Pernahkah Anda mendengar slogan
‘Orang Bijak Taat Pajak’? Slogan
yang di tahun 90–an cukup
populer ini mengacu pada kewajiban
warga negara sebagai Wajib Pajak untuk
selalu taat dalam membayar pajak, agar
penyelenggaraan pembangunan dan
infrastruktur di Indonesia menjadi lancar.
Peran pajak dalam meningkatkan
pembangunan di Indonesia tidak dapat
dimungkiri. Berbagai macam pelayanan
diberikan secara cuma-cuma alias gratis,
seperti pelayanan kesehatan bagi yang
kurang mampu, pendidikan gratis dari
jenjang SD-SMP, akses transportasi
dan mobilitas yang mudah serta
pembangunan infrastruktur yang kian
hari semakin pesat merupakan manfaat
pajak yang telah kita terima walaupun
tidak banyak rakyat yang menyadari hal
tersebut.
Hal ini dapat dilihat dari salah satu
indikator tingkat kepatuhan pajak di
Indonesia yang terbilang masih rendah.
Dilansir dari majalahpajak.net, tanggal
07 Maret 2022 menyebutkan bahwa
kepatuhan formal alias tingkat pelaporan
SPT Tahunan Wajib Pajak hingga 31
Desember 2021, tercatat sebesar 15,97
juta jumlah Wajib Pajak yang melaporkan
SPT Tahunan 2020 dari total 19 juta
Wajib Pajak yang wajib menyampaikan
SPT Tahunan. Artinya, tingkat kepatuhan
pajak formal tahun 2021 hanya mencapai
84,05 persen.
Sebagai Instansi yang berhasil
mempertahankan opini WTP selama 5
tahun berturut-turut, BMKG berupaya
untuk meningkatkan kepatuhan pajak
di lingkungan internalnya sebagai
bentuk transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara. Adapun
ujung tombaknya adalah Bendahara
Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan
di seluruh UPT BMKG di pusat maupun
di daerah yang memiliki kewajiban
setiap bulan untuk memotong dan/atau
memungut, menyetor dan melaporkan
pajak yang dikelolanya. Mengambil
contoh pelaporan pajak Stasiun
Meteorologi Paloh Sambas ,artikel ini
akan memberikan gambaran mengenai
tahapan proses pengelolaan pajak, jenis
pajak yang dipungut serta mekanisme
pelaporan pajak yang dikelola selama ini.
Kewajiban Pajak Instansi Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor : 231/
PMK.03/2019, terdapat beberapa hal yang
menjadi kewajiban Instansi Pemerintah
dalam hal perpajakan, diantaranya
adalah : (1) Mendaftarkan Diri Sebagai
Wajib Pajak guna mendapatkan NPWP
untuk pelaksanaan hak dan kewajiban
Instansi Pemerintah sebagai pemotong/
atau pemungut pajak; (2) Melakukan
Pemotongan Dan/Atau Pemungutan
Pajak Atas Belanja Dan Pendapatan
Pemerintah berupa PPh1, PPh22, PPh23
dan PPN ; (3) Melakukan Penyetoran dan
Pelaporan Pajak dipungut paling lama 7
(tujuh) hari setelah tanggal pelaksanaan
pembayaran dengan mekanisme Uang
Persediaan dan pada hari yang sama
dengan pelaksanaan pembayaran
dengan mekanisme Langsung.
Tahapan Proses Pengelolaan Pajak
Sudahkah Anda mengetahui tahapan
proses pengelolaan pajak yang selama ini
dikerjakan oleh Bendahara Pengeluaran?
Tidak ada salahnya menambah wawasan,
mengetahui gambarannya, agar dapat
lebih siap jika berikutnya mendapat
amanah menjadi bendahara pengeluaran
di unit kerja. Secara garis besar tahapan
proses pengelolaan pajak yang dapat
dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran
adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi transaksi bendahara
yang memiliki potensi pajak
Bendahara Pengeluaran memiliki tugas
untuk melaksanakan pembayaran yang
dananya berasal dari Uang Persediaan
berdasarkan perintah Kuasa Pengguna
Anggaran. Dalam pelaksanaannya,
terdapat beberapa transaksi persediaan
yang menjadi obyek pajak. Oleh
karena itu, setiap bulannya Bendahara
Pengeluaran melakukan pencatatan
tersendiri terhadap transaksi-transaksi
persediaan yang nantinya akan
dibelanjakan dan memiliki potensi pajak
untuk dipungut. Jumlah pajak yang
dibayarkan cukup signifikan jumlahnya
dibandingkan dengan banyaknya
kuitansi. Berikut merupakan Grafik Hasil
Identifikasi Potensi Pajak Tahun 2021 di
Stasiun Meteorologi Paloh:
Gambar 1. Potensi Pajak Stasiun
Meteorologi Paloh (Sumber : RPU
Stasiun Meteorologi Paloh)
2. Melakukan Pemotongan /
Pemungutan pajak atas transaksi
bendahara
Setiap transaksi belanja negara yang
menggunakan Uang Persediaan,
Bendahara Pengeluaran berkewajiban
melakukan pemotongan / pemungutan
pajak atas transaksi tersebut berdasarkan
jenis-jenis pajak yang ada dalam setiap
transaksi yang untuk selanjutnya direkam
ke dalam transaksi bendahara melalui
aplikasi SILABI dengan menu “Pungut
Pajak”.
3. Membuat kode billing menggunakan
e-billing atas tagihan transaksi
bendahara
Setelah melakukan Pemotongan /
Pemungutan pajak atas transaksi
bendahara, Bendahara Pengeluaran
kemudian membuat Kode Billing pajak
melalui sistem pembayaran elektronik
(biling system) melalui laman djponline.
pajak.go.id.
52
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Jenis Pajak Yang Dipungut
Setelah mengetahui tahapan proses pengelolaan pajak oleh
bendahara pengeluaran, kita juga harus mengetahui jenisjenis
pajak yang wajib dipungut oleh bendahara. Hal ini karena
bendahara merupakan ‘agen resmi pemerintah’ yang memiliki
kewajiban memotong dan/atau memungut pajak atas transaksi
negara.
Pemungutan pajak berdasarkan jenis-jenis pajak adalah sebagai
berikut:
Gambar 2. Tampilan luar aplikasi e-billing pada laman
djponline.pajak.go.id (Sumber: djponline.go.id)
4. Melakukan Penyetoran Pajak yang telah dipungut ke Kas
Negara
Setelah mendapatkan Kode Billing, Bendahara Pengeluaran
selaku Wajib Pajak melakukan penyetoran pajak melalui
metode virtual account dan selanjutnya direkam dalam transaksi
bendahara melalui aplikasi SILABI dengan menu “Setor Pajak”.
5. Membuat e-Bupot
Keharusan Wajib Pajak dalam melakukan pemungutan dan
pemotongan pajak juga harus diikuti dengan membuat surat
bukti potong pajak. Bukti potong pajak merupakan dokumen
resmi sebagai bukti bahwa Wajib Pajak sudah menunaikan
kewajibannya. Saat ini, Wajib Pajak dapat membuat surat bukti
potong pajak secara daring melalui aplikasi djponline.pajak.
go.id. Selain itu setiap awal tahunnya Bendahara Pengeluaran
memiliki kewajiban lain yaitu membuat bukti potong PPh21
tahun sebelumnya menggunakan Formulir 1721-A2 yang
diperuntukkan bagi pegawai negeri sipil atau anggota TNI/
POLRI sebagai lampiran dalam penyampaian SPT Tahunan PPh.
Dari uraian di atas, dapat digambarkan diagram alir tahapan
proses pengelolaan pajak yang telah dikelola Stasiun
Meteorologi Paloh selama ini :
1. Melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak
Penghasilan berupa Pph Pasal 21
yaitu pemotongan PPh atas penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk
apa pun yang dibayarkan kepada Wajib Pajak orang pribadi
dalam negeri. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipungut
oleh Bendahara Pengeluaran dapat berupa Honor Pengelola
Anggaran, Honor SAI, Honor Pejabat Pengadaan Barang dan
Jasa, dan Honor Jasa Lainnya.
2. Melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak
Penghasilan atas pembelian barang (PPh Pasal 22)
Pajak Penghasilan Pasal 22 yang dipungut oleh Bendahara
Pengeluaran adalah PPh 22 sehubungan dengan pembayaran
atas pembelian barang di atas Rp.2.000.000,00 (dua juta
rupiah).
3. Melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak
Penghasilan sehubungan dengan jasa selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21 (PPh Pasal 23)
Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dipungut oleh Bendahara
Pengeluaran adalah PPh 23 sehubungan dengan imbalan jasa
yang pembayarannya dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN), selain jasa yang telah dipotong PPh
Pasal 21.
4. Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh Bendahara
Pengeluaran adalah PPN, berupa pungutan terhadap transaksi
pembelian barang atau perolehan jasa dari pihak ketiga yang
nilai pembelian barang di atas Rp.2.000.000,00 (dua juta rupiah).
Gambar 3. Diagram alir tahapan proses
pengelolaan pajak yang telah dikelola
Stasiun Meteorologi Paloh (Sumber :
Laporan Pajak Stasiun Meteorologi Paloh)
Gambar 4. Pajak-pajak yang dipungut (sumber: pribadi)
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 53
Dapat dilihat bahwa capaian pemungutan pajak oleh
Bendahara Pengeluaran Stasiun Meteorologi Paloh setiap
bulannya tidak beraturan, kadang naik dan kadang turun.
Hal ini disebabkan nilai belanja yang bersifat fluktuatif
sesuai dengan kebutuhan unit kerja. Selain itu jenis PPh
yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran pada umumnya
adalah PPh21, PPh22,PPh23 dan PPN, karena jenis PPh ini
terlihat dalam laporan pajak Bendahara Pengeluaran setiap
bulannya.
Gambaran pengelolaan PPN dan PPh di Stasiun Meteorologi
Paloh pada Tahun 2021 dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21
Gambar 6. Surat Pemberitahuan Masa Unifikasi
Gambar 5. Pengelolaan pajak Stasiun Meteorologi Paloh pada
Tahun 2021 (sumber : laporan pajak bendahara tahun 2021
Stasiun Meteorologi Paloh)
Mekanisme Penyusunan Pelaporan Pajak
Setelah menuntaskan pemungutan pajak, maka hal
lain yang patut diketahui adalah tata cara menyusun
pajak. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan terbaru
mengenai perpajakan yaitu PMK Nomor: 231/PMK.03/2019
tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan dan Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Pemotongan
dan/atau Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan pajak
bagi Instansi Pemerintah. Terdapat bagian ketiga Pasal 25
yang menyebutkan bahwa : (1) Instansi Pemerintah wajib
melaporkan pemotongan dan/atau pemungutan serta
penyetoran pajak yang dilakukan dalam satu Masa Pajak ke
KKP tempat Instansi Pemerintah terdaftar; (2) Pelaporan
atas pemotongan dan/atau pemungutan serta penyetoran
pajak sebagaimana yang dimaksud dilakukan dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21
dan/atau Pph Pasal 26, untuk kewajiban pemotongan
Pph yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi, Surat
Pemberitahuan Masa Unifikasi bagi Instansi Pemerintah
yang merangkum Pasal 22, 23, dan PPN.
Profil Pengelola Pajak Instansi
Agar dapat lebih profesional dalam pelaksanaan tugasnya,
maka seorang bendahara pengeluaran sebagai pengelola pajak
instansi harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku. Sesuai persyaratan dalam kompetensi pekerjaan
akan lebih mudah ditangani jika pengelola adalah seseorang
yang menguasai peraturan dan kebijakan di bidang perpajakan,
memotong/memungut pajak dan membuat laporan sesuai
ketentuan, serta memiliki kemampuan dalam menggunakan
aplikasi pajak secara online. Kompetensi itu dapat diperoleh
antara lain dengan cara mengikuti pelatihan mengenai
perpajakan, aktif dalam komunikasi dengan KPP (Kantor
Pelayanan Pajak) dan KP2KP (Kantor Pelayanan, Penyuluhan
dan Konsultasi Perpajakan). Selain itu, kompetensi tersebut
harus selalu dikembangkan mengingat peraturan tentang
perpajakan yang selalu mengalami perubahan.
Penutup
Berbicara tentang pajak instansi, maka tahapan proses
pengelolaan pajak oleh Bendahara Pengeluaran cukup panjang
dan harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
mengenai perpajakan. Jenis-jenis pajak yang dipungut, serta
mekanisme penyusunan laporan pajak harus sesuai dengan
peraturan yang terbaru mengenai perpajakan yaitu PMK Nomor
: 231/PMK.03/2019. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan
prinsip-prinsip clean and good governance dan terhindar dari
sanksi/denda.
Namun demikian kenyataan di lapangan tidak semudah itu.
54
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Masih banyak kendala yang dihadapi diantaranya:
1. Kurangnya pengetahuan mengenai perpajakan dari Wajib
Pajak, sehingga sebagian besar Wajib Pajak banyak yang
belum paham mengenai pajak dan menganggap pajak itu
sendiri sebagai hal yang sangat menakutkan dan harus
dihindari. Hal ini tentu menyulitkan bendahara dalam
menjalankan tugasnya, salah satunya untuk mendapatkan
NPWP dan KTP Wajib Pajak sebagai persyaratan dalam hal
pelaporan pajak.
2. Rendahnya tingkat kesadaran Pajak dari Wajib Pajak itu
sendiri mengakibatkan rendah pula kepatuhan membayar
pajak oleh Wajib Pajak.
3. Kurangnya keterampilan bendahara pemerintah dalam
mengelola pajak sehingga banyak sekali pajak yang belum
terserap oleh negara karena salah penafsiran. Di sisi lain
dIperlukan ketelitian ekstra untuk melakukan pemotongan
terhadap Wajib Pajak sehingga tidak menimbulkan
kerugian dari pihak manapun baik itu dari Negara maupun
Wajib Pajak yang tertagih.
Agar kendala tersebut dapat diatasi, diperlukan upaya dari
berbagai pihak. Perhatian khusus dari pemerintah dalam
hal meningkatkan kesadaran pajak bagi seluruh Wajib Pajak
menjadi signifikan, baik dari segi mekanisme pemungutan
maupun manfaat yang diperoleh. Hal ini dapat dilakukan
dengan memberikan edukasi secara masif dan terus menerus
mengenai pengetahuan perpajakan melalui sosialisasi kepada
Wajib Pajak mengenai pentingnya pajak serta manfaat yang
diperoleh jika pajak dibayarkan, sehingga seluruh Wajib
Pajak dapat mengetahui urgensi pajak dan diharapkan dapat
menumbuhkan kesadaran pajak bagi setiap Wajib Pajak
sehingga mereka dengan sukarela bersama-sama membayar
pajak tanpa paksaan, demi keberlangsungan pembangunan di
negeri tercinta ini.
Dari sisi pengelola, kemampuan pun perlu ditingkatkan melalui
pelatihan dalam ranah perpajakan bagi seluruh Bendahara
Pemerintah secara berkala, guna mengasah keterampilan
seorang bendahara dalam mengelola pajak yang menjadi
kewajibannya sehingga kesalahpahaman pengelola mengenai
pajak dapat dihindari. Para bendahara ini sebaiknya bergabung
dalam community of practices (komunitas belajar) sebagai
wadah informasi dan diskusi mengenai tata cara pengelolaan
serta pelaporan pajak. Dalam komunitas ini masing-masing
bendahara dapat berbagi ilmu yang benar mengenai perpajakan
dengan dibimbing langsung oleh tim dari Dirjen Pajak sehingga
dalam waktu yang tidak lama seluruh Bendahara Pemerintah
mahir dalam hal perpajakan instansi.
Manfaat lain dari pengelolaan kewajiban perpajakan dengan
baik dan benar serta sesuai dengan peraturan perundangundangan
yang berlaku adalah sebagai bentuk dukungan
Pembangunan Kawasan Zona Integritas WBK (Wilayah Bebas
Dari Korupsi) serta WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani)
sebagai implementasi Road Map Reformasi Birokrasi di
Lingkungan BMKG guna terciptanya Good Governance.
Dengan pengelolaan pajak yang baik dan benar oleh
masing-masing bendahara baik itu di pusat dan daerah di
Lingkungan BMKG diharapkan dapat menambah persentase
kesadaran pajak bagi setiap Wajib Pajak yang ada di Indonesia.
Hal ini sebagai salah satu bentuk upaya untuk menjaga
keberlangsungan pembangunan nasional guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Peran pajak dalam membiayai
berbagai pengeluaran negara khususnya dalam pembangunan
dapat dioptimalkan apabila setiap warga negara yang
merupakan Wajib Pajak sadar akan kewajibannya. Dengan
pengelolaan pajak yang baik dan benar berarti kita telah ikut
berkontribusi dalam pembangunan negeri tercinta ini.
REFERENSI :
1. Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Perpajakan
2. Undang-Undang UU Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
231/PMK.03/2019 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta
Pemotongan Dan/Atau Pemungutan, Penyetoran. Dan
Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah.
4. Tim Penyusun Direktorat Peraturan Perpajakan II. 2016.
“Bendahara Mahir Pajak “ Edisi Revisi 2016. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pajak
5. https://majalahpajak.net/ajak-taat-sama-sama/. Diakses
tanggal 16 April 2022.
6. h t t p s : / / w w w . p a j a k k u . c o m /
read/5dafc4184c6a88754c0880aa/Pentingnya-Kesadarandalam-Membayar-Pajak.
Diakses tanggal 16 April 2022
7. https://klikpajak.id/blog/belajar-dan-mengenal-pajakmelalui-slogan-di-dunia-perpajakan/.Diakses
tanggal 16
April 2022
8. jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2011/12/Bendahara_
dan-Kewajiban_Pajak.pdf. Diakses tanggal 11-12 April 2022.
9. www.djp.online.go.id. Diakses tanggal 11-12 April 2022.
10. www.klik.pajak.id/blog/”aturan-baru-e-bupot”. Diakses
tanggal 11-12 April 2022.
11. www.pajak.go.id/. Diakses tanggal 11-12 April 2022.
Ria Aspriyanti, S.AP
PKAPBN Mahir
Stasiun Meteorologi Paloh Sambas
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 55
Serambi Ilmu
“RIP CURRENT”
BELAJAR DARI MUSIBAH DI PANTAI
KAYANGAN JEMBER JAWA TIMUR
Pantai Payangan yang berbentuk hati
Sumber : https://travel.kompas.com
Sekilas Tentang Pantai Payangan
Pantai Payangan merupakan salah satu pantai di Indonesia yang
menyimpan keindahan alam mempesona. Pantai Payangan
berada di Dusun Payangan, Desa Sumberrejo, Kecamatan
Ambulu, Jember, Jawa Timur. Pantai ini memiliki keindahan yang
mempesona dengan hamparan pasirnya yang berwarna hitam
dan berlatar belakang Bukit Syarat yang diapit oleh dua bukit
lainnya yaitu Bukit Samboja dan Bukit Suroyo sehingga para
wisatawan bisa naik ke atas bukit untuk menyaksikan lanskap
dari ketinggian yang begitu menawan. Keunikan lainnya yang
mungkin tidak dimiliki oleh pantai-pantai lain adalah teluknya
yang berbentuk love/hati. Meski memiliki panorama yang indah
dengan air laut yang berwarna biru cerah, wisatawan dilarang
berenang di Pantai Payangan. Hal ini karena sangat berbahaya
dan sering membawa musibah tenggelamnya wisatawan yang
sedang berenang di pantai karena terseret arus air laut yang
sangat kuat.
dengan bertujuan untuk membersihkan diri sekaligus mencari
keberkahan dari Ratu Pantai Selatan dengan mengabaikan
keselamatan.
Musibah terakhir terjadi pada salah satu kelompok kegiatan
ritual yang dilakukan pada hari Minggu dini hari tanggal 13
Februari 2022 yang berjumlah 24 orang, 20 orang diantaranya
melakukan ritual dengan cara berendam dan bergandengan
tangan sambil membaca doa. Namun disaat ritual berlangsung
sekitar satu jam tiba-tiba terjadi ombak besar yang ritual
tersebut 11 orang dinyatakan hilang dan saat ditemukan sudah
dalam keadaan meninggal dunia.
Namun demikian sebagian masyarakat khususnya yang berasal
dari luar Kota Jember mempercayai bahwa pantai tersebut
dapat membawa keberkahan karena disalah satu bukit terdapat
makam tua yang oleh masyarakat setempat diberi sebutan Pati
Ulung, dari sinilah banyak masyarakat terutama yang berasal
dari luar Jember datang untuk melakukan sejumlah ritual
Sumber foto : kumparan.com
56
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Analisa penyebab terseretnya kelompok ritual oleh arus
laut
Bayu, salah seorang peserta kelompok ritual yang selamat
mengatakan bahwa mereka datang untuk melakukan ritual
berupa meditasi di tepi Pantai Payangan Jember. Namun, saat
meditasi tiba-tiba datang ombak besar. Ombak datang dua kali,
ombak pertama dia berdiri dan berlari sehingga terhindar dari
ombak kedua. Ombak tersebut kemudian menyeret belasan
orang dan 11 orang di antaranya ditemukan dalam keadaan
meninggal dunia.
Dari keterangan saksi diatas, peristiwa tersebut adalah
fenomena “Rip Current” yaitu arus air laut yang mengalir
menjauhi pantai yang dapat terjadi di area pesisir dengan
karakter gelombang pecah. Koordinator Bidang Mitigasi
Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), Daryono dalam unggahan di akun Instagram
pribadinya, @daryonobmkg. menduga musibah yang menyeret
kelompok ritual mediasi disebabkan oleh Rip Current. Hal ini
dapat dilihat dari morfologi Pantai Payangan Jember yang
berbentuk teluk. Apalagi jika peristiwa tersebut dihubungkan
dengan waktu kejadian bersamaan dengan waktu pasang dan
berdasarkan informasi dari BMKG tinggi gelombang saat itu
mencapai 2 hingga 2,5 meter, ungkap Daryono.
Rip Current oleh sebagian masyarakat pesisir selatan Jawa
menyebut sebagai Alun Serot. Kata alun berarti ombak dan
serot berarti sedot. Ombak yang dimaksud adalah arus air laut
yang bisa menyedot siapa saja yang berada di pusaran arus
tersebut, jelas Daryono.
air laut. Pada saat arus air laut yang datang membentuk sudut
dengan pantai, maka akan timbul arus air laut yang sejajar
dengan pantai. Arus air laut yang sejajar dengan pantai inilah
apabila bergerak konvergen pada satu titik, akan menimbulkan
arus air laut balik yang cukup kuat dan mampu menyeret
manusia yang berada pada area arus air laut tersebut. Inilah
yang disebut dengan Rip Current atau arus pecah.
Trik menghindari bahaya Rip Current
a. Saat sebelum melakukan aktifitas di pantai
Sebelum anda melakukan aktifitas di tepi pantai, ada
baiknya agar melakukan identifikasi lingkungan sekitar
pantai. Hal ini perlu dilakukan agar kegiatan anda di sekitar
pantai bisa berlangsung nyaman dan aman. Pertama
yang harus dilakukan adalah kenali dulu morfologi pantai,
apabila bentuk pantai cekung atau adanya celah antara dua
gosong (penumpukan sedimen di dasar laut), maka besar
kemungkinan sekitar lokasi pantai tersebut berpotensi
terjadinya Rip Current atau menimbulkan terbentuknya arus
pecah. Kekuatan arus pecah tergantung pada tinggi dan
kecepatan arus yang datang, di mana hal ini dipengaruhi
oleh kecepatan angin dan bentuk dasar laut.
Arus pecah juga dapat terlihat jelas dari tempat yang lebih
tinggi/ketinggian tertentu. Jika berada di pantai, maka bisa
dilihat ciri-cirinya, biasanya dari arus pecah terbentuk aliran
sedimen atau sampah-sampah laut misalnya rumput laut,
ganggang, lamun, dan lain-lain) yang mengapung di pesisir.
“Apabila anda melihat kondisi seperti diatas, sebaiknya
segera menjauh dari lokasi tersebut dan tetap hati-hati
serta waspada”.
b. Saat mengalami peristiwa Rip Current
Sumber gambar : www.suara.com
Proses Terjadinya Rip Current dan penjelasannya
Melansir dari laman oceanpulse-indonesia, Daryono
mengatakan bahwa arus pecah atau Rip Current ini terjadi di
permukaan laut dan memiliki kecepatan yang cukup kuat hingga
mencapai 2,5 m/detik, melebihi kecepatan berenang manusia.
Seperti diketahui bahwa sifat air adalah selalu bergerak
mengikuti bentuk wadahnya, maka sama halnya dengan air laut,
dia akan bergerak dan mengalir mengikuti bentuk dasar laut
dan bentuk pantainya. Arus air laut yang mengalir menuju bibir
pantai akan segera mengalir balik ke arah tengah laut dengan
mengikuti bentuk morfologi pantai dan arah datangnya arus
Mengutip dari laman fdcunhas.com, menurut Badan
Cuaca Amerika Serikat (NWS), hanya ada satu cara untuk
menyelamatkan diri dari bahaya Rip Current, yaitu dengan
tidak berenang melawan ombak ke arah pantai. Pada
umumnya saat seseorang terseret Rip Current (saat arus
kembali ke arah tengah laut) yang dilakukan adalah panik
dan berusaha berenang ke arah tepi pantai (melawan arah
arus).
Tindakan ini sia-sia, karena korban akan kembali tertarik
ke arah tengah laut dan pada akhirnya korban kelelahan.
Berikut ini tindakan yang harus dilakukan saat terseret Rip
Current : “Tenang, dan berusaha mengapung mengikuti arah
arus hingga ke bagian ujung Rip Current (ditandai saat tubuh
tidak lagi terbawa arus dan mampu menggerakan tubuh
dengan baik). Saat inilah anda segera berenang menuju ke
tepi atau melambaikan tangan minta bantuan orang lain”.
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 57
langsung. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Referensi
Travel.kompas.com 14 Februari 2022. 5 Fakta Pantai Payangan
Jember Punya Bukit-Bukit Kecil Di Tepi Laut. Diakses
pada tanggal 17 Mei 2022. https://travel.kompas.
com/image/2022/02/14/210100727/5-fakta-pantaipayangan-jember-punya-bukit-bukit-kecil-di-tepilaut?page=2
Tips aman dari Rip Current
1. Rip Current tidak pernah menyeret orang sampai ke tengah
laut (dalam). Hantaman ombak yang menerjang anda di
dekat pantai mampu menimbulkan sensasi tenggelam,
sehingga anda panik dan takut. Jangan panik dan tergesagesa
berenang naik ke atas. Fokuslah untuk tetap
mengapung atau memperoleh pijakan kaki yang kuat.
2. Jangan berenang sendirian di pantai dan jangan
segan meminta bantuan. Apabila terjadi sesuatu yang
membahayakan diri anda, maka lambaikan tangan sehingga
terlihat oleh penjaga pantai yang sudah berpengalaman
dalam pertolongan korban tenggelam.
Mengakhiri tulisan ini terdapat beberapa hal yang dapat dipetik
hikmahnya demi keselamatan kita saat beraktifitas di pinggir
pantai antara lain:
Sumber gambar : https://www.fdcunhas.com
1. Jangan sekali-kali berenang melawan arus air laut, karena
arus tersebut rata-rata lebih kuat dan lebih cepat dari
kekuatan anda berenang sehingga anda cepat lelah dan
berujung tenggelam.
2. Kalau memungkinkan jangan mendekati area arus pecah.
3. Perhatikan semua gejala dan rambu tanda peringatan
bahaya.
Tribunnews.com 13 Februari 2022. Kronologi Dan Kesaksian
Korban Selamat Ungkap Ritual Di Pantai Payangan
Jember. Diakses pada tanggal 17 Mei 2022. https://
www.tribunnews.com/nasional/2022/02/13/kronologidan-kesaksian-korban-selamat-ungkap-ritual-di-pantaipayangan-jember?page=3
klikgeografi.blogspot.com 2014. Longshore Current Dan Rip
Current. Diakses pada 17 Mei 2022. http://klikgeografi.
blogspot.com/2015/06/longshore-current-dan-ripcurrent.html
Suara.com 15 Februari 2022. Apa Itu Rip Current Arus Mematikan
Yang Berbahaya Penyebab 11 Peserta Ritual Pantai
Payangan Tewas. Diakses pada tanggal 16 Mei 2022.
https://www.suara.com/news/2022/02/15/154446/
apa-itu-rip-current-arus-mematikan-yang-berbahayapenyebab-11-peserta-ritual-pantai-payangan-tewas
Fdcunhas.com 2022. Berjumpa Dengan Arus Rip Current Lebih
Baik Menghindar. Diakses pada tanggal 16 Mei 2022
https://www.fdcunhas.com/berjumpa-dengan-arus-ripcurrent-lebih-baik-menghindar
Id.wikihow.com 2022. Menyelamatka Diri Dari Riptide. Diakses
padatanggal 16 Mei 2022 https://id.wikihow.com/
Menyelamatkan-Diri-dari-Riptide
4. Saat berenang di pantai, pastikan ada orang lain yang juga
berenang bersama Anda di pantai.
5. Saat anda terseret arus Rip Current, berusaha tetap tenang
sambil menunggu badan anda mampu mengapung dan
bersiap keluar arus air laut tersebut.
Nurhidayat
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat BMKG
Demikian, semoga tulisan ini dapat memberikan nilai
manfaat bagi pembaca dan masyarakat luas lainnya. Apabila
dalam tulisan ini ada hal-hal yang perlu ditanyakan silahkan
menghubungi pengelola bulletin atau bisa menghubungi penulis
58
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Opini
Menguak Potensi DWP BMKG dalam
Upaya Penguatan Literasi MKG dalam
Bencana Geo-hidrometeorologi
Gambar 1. Bencana Indonesia 2021 (sumber: BNPB, 2022)
Kita kerap mendengar julukan ‘supermarket
bencana’ dilekatkan pada Indonesia karena tingkat
kebencanaannya yang relatif tinggi. Ibarat toserba yang
lengkap menyediakan beragam barang dagangan, negeri kita
mengalami hampir seluruh jenis bencana. Catatan Badan
Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengungkap
bahwa 2.723 kejadian bencana geohidrometeorologi telah
terjadi sepanjang tahun 2021 1 .
Deretan bencana yang didominasi oleh banjir, cuaca ekstrem,
dan tanah longsor ini berdampak kerugian yang signifikan, baik
material maupun jiwa. Tercatat 7.806.192 orang masyarakat
menderita dan mengungsi, 13.199 orang mengalami luka-luka,
83 orang dinyatakan hilang, dan 607 orang meninggal dunia.
Posisi Perempuan dalam Kebencanaan
Pada satu kesempatan wawancara dengan media daring
Tirto Id, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan, mengungkap
bahwa 60 hingga 70 persen korban bencana yang ada di
Indonesia adalah perempuan, anak-anak, dan lansia 2 . Fakta
ini selaras dengan catatan UNDP tentang data korban dari
beberapa bencana besar. Pada kejadian gempa bumi dan
tsunami Aceh tahun 2004, tercatat 70% dari perempuan
di beberapa wilayah di Aceh meninggal dunia. Setahun
sebelumnya, saat gelombang panas melanda Eropa, korban
meninggal dunia didominasi oleh perempuan, terutama yang
berusia lanjut. Catatan tentang badai Katrina di New Orleans
juga menunjukkan sebagian besar korban adalah perempuan
dan anak-anak.
Dalam dokumen Gender and Disaster Risk Reduction yang
dipublikasikan tahun 2013, UNDP menyatakan bahwa
perempuan dan anak-anak memiliki kemungkinan menjadi
korban jiwa 14 kali lebih tinggi daripada laki-laki 3 . Dokumen
tersebut menguatkan fakta di tingkat global bahwa perspektif
gender dalam isu penanggulangan perubahan iklim dan
kebencanaan telah memiliki pondasi yang kuat, terutama sejak
Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) ke-20 pada tahun 2014.
Berbagai kajian mengemukakan dua posisi perempuan pada
saat bencana. Phumzile Mlambo-Ngcuka, Direktur Eksekutif
UN Women dalam sesi COP21 Talk seperti dilaporkan dalam
reportase Lifegate pada tahun 2015 menyatakan bahwa
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 59
perempuan dengan segala potensi fitrah serta kekuatan alamiah
dalam perspektif gender tidak saja dipandang sebagai pihak
yang rentan menjadi korban, tetapi dianggap memiliki potensi
dan kapasitas untuk menjadi pelaku aktif bagi pengurangan
dampak bencana. 4
Posisi pertama meninjau keberadaan perempuan sebagai
obyek dari upaya mitigasi bencana. Perempuan dipandang
rawan menjadi korban karena keterbatasan kendali terutama
pada akses dan distribusi sumber daya lingkungan 5 . Lemahnya
pelibatan perempuan dalam berbagai pengambilan keputusan,
membuat kerentanan ini semakin tinggi. Selain itu, status
ekonomi dan sosial perempuan juga menambah risiko
kehilangan nyawa saat terjadi bencana terutama terkait akses
terhadap informasi maupun kondisi ekonomi yang kurang
menguntungkan. Kerentanan perempuan dan anak-anak juga
terjadi pasca evakuasi. Ketika mereka berada dalam posko
pengungsian, akses terhadap kebutuhan harian ekstra dan
spesifik sering tidak terpenuhi, misalnya bagi perempuan hamil
dan menyusui. Kondisi stres yang berlebih pascabencana,
membuat tekanan pada tiap anggota keluarga, ditengarai juga
membuat rawan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
Pada posisi kedua, memandang perempuan dari sisi yang
berbeda. Perempuan dengan segala potensinya juga memiliki
sisi pemberdayaan yang positif. Alih-alih menjadi korban,
dalam berbagai kejadian bencana maupun saat pemulihan,
perempuan tampil menjadi pelaku dan kontributor aktif dalam
melakukan aksi tanggap darurat. Keberadaan perempuan
dapat diarahkan untuk membantu peningkatan budaya sadar
bencana dan mendorong terbentukya masyarakat tangguh
bencana jika kerentanan mereka bisa ditangani dengan baik.
Secara nasional, fakta tersebut tampak berpengaruh pada
berbagai penyempurnaan kebijakan Pemerintah Indonesia
dalam bidang perubahan iklim maupun mitigasi bencana
geohidrometeorologi yang berbasis gender. 6
Peran Dharma Wanita BMKG dalam Literasi MKG sebagai
bagian dari Upaya Tanggap Bencana
Sebagai instansi yang bertugas pada sektor cuaca, iklim,
kegempaan dan tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) berperan signifikan dalam upaya
pengurangan risiko bencana geohidrometeorologi,
utamanya dalam memproduksi dan melakukan diseminasi
informasi terkait. Tidak mengherankan literasi kebencanaan
juga melekat pada pegawai BMKG, termasuk keluarganya.
Hal ini menjadi keuntungan tersendiri dalam penguatan
ketahanan bencana. Hasil wawancara kepada anggota
Dharma Wanita Persatuan (DWP) BMKG, yang menjadi
korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu (2018)
serta gempa bumi di Lombok (2018) mengungkap fakta
bahwa perempuan yang memiliki literasi MKG memadai
mampu berperan lebih aktif dan berdaya dalam mitigasi
bencana dan peningkatan ketahanan keluarga dan
masyarakat di sekitarnya.
Fakta di atas mendukung pernyataan mengenai potensi
perempuan untuk berperan di seluruh proses kegiatan
tanggap bencana maupun pengurangan risikonya. Karakter,
keterampilan, dan pengalaman unik perempuan merupakan
modal yang sangat berharga dan dapat mendukung mitigasi
dan antisipasi pengurangan bencana. Di wilayah Asia dan Pasifik,
perempuan mampu tampil memimpin dan menggerakkan
potensi dalam komunitasnya pada saat menghadapi berbagai
bencana. Mereka menjadi agen utama gerakan perubahan
budaya dan peningkatan kesiapan komunitas tanggap bencana.
Perempuan dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran
untuk memahami lingkungan, kerentanan dan ancaman
bahaya, menilai risiko, mengukur kapasitas pribadi, anggota
keluarga, dan masyarakat di sekitarnya, serta merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi keberlanjutan
upaya pengurangan risiko bencana.
Para perempuan perlu dilengkapi dengan kompetensi
kebencanaan yang memadai agar bisa berperan dalam
kegiatan-kegiatan tanggap bencana, misalnya melalui edukasi
dan penguatan literasi kebencanaan. Upaya ini dapat dilakukan
secara individual maupun kolektif melalui komunitas-komunitas
yang telah ada, seperti Dharma Wanita Persatuan (DWP) BMKG.
DWP adalah salah satu organisasi istri ASN yang potensial dalam
mengakselerasi berbagai bidang literasi Mengingat anggotanya
adalah istri para pegawai BMKG yang sehari-hari bertugas di
bidang pengelolaan informasi cuaca, iklim, kegempaan, dan
tsunami, DWP BMKG menjadi salah satu unit yang paling dekat
dengan proses bisnis MKG,
Terinspirasi pada berbagai kejadian bencana yang melibatkan
anggota DWP, sepanjang 2018, maka dilakukan perlu penguatan
peran dan pengalaman DWP BMKG dalam merespon
bencana geohidrometeorologi. Hal ini bisa dilakukan melalui
implementasi program dan kegiatan pada Bidang Pendidikan
dan Bidang Sosial Budaya, seperti tertuang dalam AD/ART DWP
Nasional. 7
Pada bagian hulu, melalui kegiatan pada Bidang Pendidikan,
para anggota DWP BMKG mendapatkan pembekalan literasi
kebencanaan. Sosialisasi mengenai kejadian cuaca, iklim,
gempa bumi, dan tsunami disampaikan oleh para pakar
MKG dalam pertemuan rutin bulanan. Dengan teknologi
informasi dan komunikasi, kegiatan pembekalan tersebut
bisa dilakukan melalui webinar sehingga bisa menjangkau
lebih anggota di seluruh pelosok negeri. Ibu-ibu anggota DWP
BMKG dapat berpartisipasi pada kegiatan ini dari tempatnya
mendampingi suami. Peserta secara aktif bertanya, berdiskusi,
dan merefleksikan pengetahuan yang diperoleh dengan
pengalaman mereka dalam penanganan bencana di wilayahnya,
60
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Di bagian hilir, pasca kejadian bencana, melalui program
pada Bidang Sosial dan Budaya, para ibu giat mengumpulkan
donasi untuk membantu meringankan beban anggota DWP
BMKG maupun masyarakat di sekitarnya yang menjadi korban
bencana. Dilandasi rasa empati, kunjungan silaturahmi ke
wilayah terdampak dilakukan untuk memberikan motivasi,
semangat, serta dukungan moral bagi para korban. Bahkan,
pada beberapa kejadian bencana yang sangat destruktif dan
memporakporandakan sendi ketahanan keluarga bantuan
berkelanjutan juga diberikan dalam bentuk program bantuan
pendidikan dan anak asuh.
DWP BMKG mengadakan penguatan literasi MKG pada anggota
melalui berbagai kegiatan, baik rutin maupun insidentil.
Pertemuan rutin bulanan pada Agustus, September, Oktober
November 2021 menjadi ajang sosialisasi dan edukasi anggota
tentang substansi MKG. Partisipasi anggota DWP BMKG
yang diketahui melalui data kehadiran dan hasil pengamatan
pada saat kegiatan berlangsung menunjukkan minat anggota
terhadap kegiatan ini.
5
Nastiti, N.N, dkk, 2016, “Pengarusutamaan Gender dalam Sistem
Gambar 2. Partisipasi Anggota DWP BMKG dalam Webinar
Terkait Bencana 2021 – 2022 (sumber: DWP, 2022)
Dari kuesioner yang diisi, diketahui bahwa para anggota DWP
BMKG berminat untuk menyebarkan pengetahuan yang
diperoleh kepada lingkungan. Dengan asumsi jumlah anggota
DWP BMKG di seluruh Indonesia saat ini mencapai 2000-an,
keterlibatan mereka sangat mungkin ditingkatkan. Dengan
demikian, mereka dapat menjadi mitra strategis BMKG dalam
penguatan literasi kebencanaan di seluruh Indonesia. Upaya
peningkatan kapasitas anggota DWP BMKG dalam literasi MKG
perlu terus-menerus dilakukan untuk mendukung budaya
sadar bencana dan meningkatkan peluang pemberdayaan
lebih lanjut.
mengedukasi dan mentransfer pengetahuan terkait perubahan
iklim dan bencana geohidrometeorologi secara dini kepada
keluarga dan lingkungannya.
Referensi
1
BNPN, 2021, “Bencana Indonesia 2021” Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
2
BNPB, 2019, “ BNPB: 60 Sampai 70% Korban Bencana Adalah
Perempuan dan Anak”, Badan Nasional Penanggulangan
Bencana. https://tirto.id/dgod
3
UNDP, 2013, “Gender and Disaster Risk Reduction”, https://
www.undp.org/content/dam/undp/library/gender/
Gender%20and%20Environment/PB3-AP-Gender-anddisaster-risk-reduction.pdf
4
Perrone, T, 2015, “Phumzile Mlambo-Ngcuka. Women are
better able to look beyond themselves”, an interview on
the occasion of Climate Change Conference for Lifegate
https://www.lifegate.com/phumzile-mlambo-ngcukawomen-and-climate
Penanggulangan Bencana Di Indonesia: Studi Kasus
Analisis Implementasi Renstra BPBD Kabupaten Sleman
Di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan”, Jurnal
Dinamika Global, Vol. 01, No. 01, http://fisip.unjani.ac.id/
wp-content/uploads/2017/04/PENGARUSUTAMAAN-
GENDER-DALAM-SISTEM-PENANGGULANGAN-
BENCANA-DI-INDONESIA-Nala-Nourma-Nastiti-Titik-
Firawati-Eric-Hieriej-Atin-Prabandari.pdf
6
Kemensos, 2021. Perempuan dan Bencana: Menelisik Benang
Merah Peran Permepuan dalam Mitigasi Bencana.
Diakses 5 Mei 2022. https://puspensos.kemensos.go.id/
perempuan-dan-bencana-menelisik-benang-merahperan-perempuan-dalam-mitigasi-bencana
7
DWP, 2020, “Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Masa Bakti 2019 – 2024’, Dharma Wanita Persatuan,
Jakarta
Partisipasi anggota DWP BMKG dalam kegiatan literasi MKG
dapat menjadi bagian dari upaya peningkatan kapasitas
keluarga, lingkungan, dan masyarakat sekaligus bentuk
kontribusi nyata mereka pada pembangunan nasional,
khususnya dalam penanganan bencana geohidrometeorologi.
Sebagai manajer keluarga sekaligus anggota komunitas dan
masyarakat, anggota DWP BMKG harus berperan dalam
Rr. Yuliana Purwanti
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat BMKG
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 61
Opini
Meningkatkan Budaya
Melayani dengan Nilai BERAKHLAK
(sumber: nina - canva.com)
Aparatur Sipil Negara atau disingkat ASN merupakan
elemen penting di dalam reformasi birokrasi Indonesia.
Di dalam Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2010
mengenai tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025, salah satu elemen birokrasi adalah Aparatur Sipil
Negara, dan salah satu fokus dari Perpres ini adalah bagaimana
peningkatan pelayanan publik merupakan faktor krusial yang
menjadi perhatian di dalam keberhasilan reformasi birokrasi.
Keberhasilan di dalam pelayanan publik tentunya akan menjadi
peningkatan dari semua elemen reformasi birokrasi lainnya.
Pelayanan publik yang berkualitas berbanding lurus dengan
kualitas Aparaturnya. Hal ini senada dengan Albrecht dan
Zemke 1 , yang menyatakan bahwa salah satu aspek kualitas
pelayanan publik adalah sumber daya manusia penyedia
layanan. Di dalam birokrasi pemerintahan Indonesia, sumber
daya manusia penyedia layanan adalah Aparatur Sipil negara,
dimana menurut Undang Undang No 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara salah satu fungsi dari ASN Adalah pelayan
publik.
Potret Pelayanan Publik Sekarang
Berbicara kondisi ASN sekarang ini, terkait kinerja, sebagian
masyarakat Indonesia masih memiliki stereotip negatif
terhadap ASN. Sering kita dengar bahwa yang namanya ASN
sering dianggap profesi yang kurang produktif, sering bolos,
dan identik dengan bermalas-malasan. pandangan ini tidak bisa
disalahkan sepenuhnya juga, karena masyarakat merupakan
penerima layanan publik yang sehari-hari menerima
pelayanan dari aparatur pemerintah selama ini merasakan
hal-hal demikian. Stigma tersebut juga didukung dengan data
Transparency International Indonesia (TII), indeks persepsi
korupsi Indonesia masih jauh dengan negara-negara yang
memiliki tingkat korupsi paling rendah. Tahun 2021 berada di
skor 38/100 dan berada di peringkat 96 dari 180 negara yang
disurvei, jelas disini Indonesia masih banyak pekerjaan rumah
untuk menekan tingkat korupsi bagi aparaturnya.
Beberapa sebab yang mengakibat citra buruk aparat tersebut,
diantaranya profesi ASN/PNS masih dianggap profesi posisi
zona nyaman, masih banyak yang beranggapan bahwa PNS sulit
untuk dipecat 2 , sehingga kondisi ini membuat kondisi kurangnya
motivasi PNS untuk menjadi pegawai yang profesional, karena
masih ada anggapan bekerja dengan sungguh-sungguh
dengan tidak bekerja dengan baik mendapatkan penghasilan
yang sama, ataupun bodoh dan pintar tetap mendapat gaji.
Permasalahan ASN di negeri ini terlanjur menjadi kompleks dan
untuk mengurai benang kusut ASN tidak semudah membalikkan
telapak tangan.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi aparatur pemerintah
untuk menaikkan citra diri ASN di hadapan masyarakat,
tentunya bukan hanya pencitraan tanpa makna tetapi
bagaimana meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan yang
prima sehingga stigma negatif yang melekat selama ini bisa
berubah menjadi stigma positif. Aparatur Sipil Negara adalah
profesi yang mempunyai peran penting di dalam mensukseskan
pembangunan nasional, bekerja dengan nilai-nilai budaya
Indonesia, bekerja dengan kode etik, yang secara umum
menjunjung prinsip integritas nasionalisme, etika, komitmen
anti korupsi dan semangat melayani masyarakat.
Menaikkan citra ASN bukan dengan pencitraan, pencitraan tidak
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat
membutuhkan ASN yang bisa memberikan kontribusi di dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang merupakan citacita
di dalam kita mendirikan negara Indonesia ini. Berbicara
62
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
kontribusI PNS terhadap kesejahteraan masyarakat, tentu tidak
lepas dari pelayanan publik, karena salah satu tugas dan fungsi
ASN berdasarkan UU ASN No 5 Tahun 2014 bahwa salah satu
tugas dan fungsi ASN adalah memberikan pelayanan publik. ASN
baik secara langsung maupun tidak langsung berperan dalam
berbagai ujung tombak di dalam setiap program dan kegiatan
pemerintah, dan program dan kegiatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah memiliki dampak pada berbagai segi di
dalam kehidupan masyarakat, baik itu pendidikan, ekonomi,
kesehatan dan lain sebagainya yang pada akhirnya bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berbicara pelayanan publik, Dalam kaitannya dengan fungsi
negara yang harus melakukan upaya mensejahterakan
rakyatnya. Pelayanan publik berarti merupakan setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatnya, baik kebutuhan layanan barang,
layanan jasa, maupun layanan administrasi (Bakar, 2020).
Melayani berarti memenuhi kebutuhan. Melayani publik, berarti
melayani kebutuhan/ kepentingan orang banyak. Pelayanan
dikatakan baik manakala masyarakat merasakan ”kecukupan”
atas kebutuhannya. Esensi pelayanan publik adalah usaha
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat
merasa puas. Oleh karena itu tidak hanya memenuhi kebutuhan
tapi bagaimana orang yang dilayani merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
tentunya dibutuhkan orang-orang yang memiliki keterampilan/
kompetensi dalam memberikan pelayanan yang berkualitas
dalam melayani publik/masyarakat.
Core Values BERAKHLAK
Untuk mempercepat transformasi Sumber Daya Manusia
Aparatur pemerintah yang memiliki budaya melayani, Presiden
menetapkan core values ASN yaitu BERAKHLAK, yang merupakan
akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core values BERAKHLAK
ini merupakan pedoman perilaku ASN Kementerian/Lembaga
Pemerintah maupun seluruh Pemerintah daerah dalam
menjalankan tugas dan fungsi sebagai Aparatur pemerintah.
Core Values BERAKHLAK merupakan intisari dari Nilai-Nilai Dasar
ASN yang terdapat di dalam Undang-Undang No 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, sehingga akronim BERAKHLAK
employer branding ASN bangga melayani bangsa diharapkan
bisa merevolusi atau mempercepat transformasi menjadi ASN
yang unggul di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yaitu
melayani masyarakat.
Satu core values ASN dan employer branding ASN bertujuan
bagaimana menyederhanakan nilai-nilai dasar ASN yang
terdapat di dalam UU ASN dalam satu kesamaan persepsi
yang lebih mudah dipahami dan diingat serta mudah untuk
diterapkan sehingga memberikan penguatan budaya kerja
yang mendorong pembentukan karakter ASN yang profesional
dimanapun ASN tersebut ditugaskan. Pembentukan karakter
ASN menjadi budaya melayani dan budaya kerja yang kuat, akan
mendorong kinerja organisasi meningkat di dalam melayani
masyarakat.
Gambar 1. Komitmen perilaku berakhlak
(sumber: bahan ajar LAN)
BERAKHLAK yang merupakan intisari dari nilai-nilai dasar ASN
diharapkan mampu merevolusi kultural dan paradigma atau
mindset ASN menjadi ASN yang profesional, yang kemudian bisa
mengakselerasi menjadi birokrasi berkelas dunia. Tujuh perilaku/
kode etpenjeik dalam BERAKHLAK yang menjadi panduan ASN
dalam menjalankan tugas dan fungsinya dipandang memiliki
panduan yang powerfull mendorong ASN bekerja dalam
meningkatkan kinerja di dalam pelayanan kepada masyarakat.
Dimana penjelasan perilaku BERAKHLAK tersebut pertama
adalah Berorientasi Pelayanan. Berorientasi pelayanan
maksudnya adalah adanya komitmen dari aparatur pemerintah
memberikan pelayanan yang prima untuk menjamin kepuasan
masyarakat. Pelayanan yang prima tentunya dihasilkan dari
prinsip bagaimana pemerintah memahami apa yang benarbenar
menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk memahami
kebutuhan masyarakat tentunya pemerintah harus turun
kelapangan, melakukan kajian, melibatkan masyarakat dalam
setiap pembuatan kebijakan, yang kemudian kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah merupakan kebijakan yang berpihak
kepada masyarakat. Berorientasi pelayanan tentunya
bagaimana pelayanan pemerintah merupakan pelayanan yang
ramah, cekatan dan memberikan solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi masyarakat. Dan yang terpenting adalah
bagaimana pemerintah selalu melakukan evaluasi terhadap
pelayanan tersebut sehingga terjadi perbaikan terus menerus
pada layanan tersebut.
Perilaku Akuntabel memiliki makna adanya rasa tanggung jawab
terhadap kepercayaan yang diberikan. Pengejawantahan dari
perilaku akuntabel ini adalah melaksanakan tugas dengan jujur,
bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi. Di
dalam pelaksanaan tugas sebagai ASN tentunya banyak sekali
bersinggungan dengan kepentingan-kepentingan, dan hal ini
banyak godaan untuk menyalahgunakan kewenangan yang
dimiliki untuk kepentingan diri sendiri maupun kelompok. ASN
yang memiliki perilaku akuntabel tentunya akan bekerja secara
profesional artinya kewenangan yang melekat pada jabatan
ASN akan dijalankan dengan sikap jujur, tanggung jawab dan
berintegritas tinggi, sehingga godaan-godaan untuk berperilaku
menyimpang dapat dihindari.
Panduan perilaku ketiga, Kompeten, yaitu adanya keinginan
untuk terus belajar dan mengembangkan kapabilitas diri.
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 63
Tantangan dunia sekarang dan kedepan semakin challenging. Di
era VUCA (volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity) akibat
dari perkembangan teknologi yang pesat, tentunya aparatur
pemerintah harus memiliki pengetahuan khusus yang ingin
bertahan di era VUCA ini. kondisi di era ini, tantangan aparatur
pemerintah tentu tidak mudah. Kondisi pandemic covid 19,
membuat semakin signifikannya intensitas VUCA. Dengan
kondisi ini, Aparatur pemerintah harus dapat beradaptasi
dengan dinamika perubahan lingkungan strategis dan bisa
melihat tuntutan masa depan yang dinamis. Bagaimana
Aparatur pemerintah beradaptasi dengan kondisi tersebut,
tentunya mau tidak mau bahwa seorang Aparatur pemerintah
harus terus melakukan pengembangan diri dan kapabilitasnya
agar menjadi aparatur yang kompeten sesuai dengan tuntutan
pekerjaan dan perkembangan teknologi yang pesat tersebut.
Perilaku Harmonis, maknanya adalah bagaimana ada
kepedulian dan saling menghargai dalam perbedaan yang
ada. Perilaku harmonis sangat dibutuhkan oleh aparatur
pemerintah di negara yang memiliki kebhinekaan ini. Dengan
negara yang memiliki 17.504 pulau dan populasi jiwa 270 juta
lebih tentunya Indonesia memiliki budaya, bahasa, suku bangsa
yang beraneka ragam. Salah satu tugas pemerintah bagaimana
merawat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia ini ditengah
potensi konflik yang bisa saja terjadi, baik itu konflik antar suku,
agama, ras dan golongan. Tugas dan fungsi ASN adalah sebagai
perekat kesatuan dan persatuan bangsa, sehingga ASN menjadi
salah satu ujung tombak bagaimana merawat persatuan dan
kesatuan bangsa ini, sehingga perilaku harmonis mutlak harus
dimiliki oleh ASN di dalam menjalan tugas dan fungsi sebagai
aparatur pemerintah.
Perilaku Loyal, maknanya adalah memiliki dedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang massif
tentunya memiliki dampak, baik itu positif dan negatif, ibarat
dua sisi mata uang. Pesatnya teknologi informasi berdampak
munculnya peluang sekaligus tantangan yang harus dikelola
dengan baik. Teknologi informasi bisa mengakibatkan tidak
ada lagi batas jarak dan waktu antar negara, dunia tanpa batas
(borderless world), dan inilah yang disebut dengan globalisasi
Salah satu ancaman dari globalisasi adalah masuknya budaya,
ideologi asing ke Indonesia yang tidak sesuai dengan jati diri
bangsa Indonesia yang berketuhanan, yang memiliki etika
luhur. Sehingga tugas negara dan pemerintah melalui aparatur
pemerintah, bagaimana bisa memfilter hal-hal negatif yang
masuk ke Indonesia sehingga tetap terjaga jati diri bangsa
Indonesia. Maka dengan itu dibutuhkan aparatur yang memiliki
perilaku loyal yaitu memiliki dedikasi, komitmen terhadap
ideologi Pancasila yang berketuhanan.
buku On the Origin of Species yang ditulis oleh Charles Darwin
disimpulkan bahwa Jika tidak bisa beradaptasi, maka mereka
yang kuat atau pintar sekalipun akan punah. Merujuk dari
alasan tersebut, sebagai sebuah negara/pemerintah tentunya
kita harus bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan
yang terjadi dengan memanfaatkan teknologi yang juga
semakin pesat perkembangannya. Tentunya perilaku adaptif
bagi aparatur pemerintah juga suatu keniscayaan dimiliki
dan diaktualisasikan dalam praktek-praktek administrasi
publik, proses-proses kebijakan publik dan penyelenggaraan
pemerintahan.
Perilaku Kolaboratif, memiliki makna bahwa membangun
kerjasama yang sinergis. Melihat kondisi perkembangan
teknologi yang pesat, globalisasi, kompleksitas kebutuhan
masyarakat yang semakin meningkat, tentunya pemerintah
membutuhkan sumberdaya dan cara yang efektif dan efisien
dalam menghadapi tantangan isu-isu tersebut. Dengan
tantangan yang dihadapi di atas, birokrasi pemerintah tidak
bisa lagi dengan birokrasi yang fragmentasi dan silo mentality.
Sumber daya yang dimiliki pemerintah dengan birokrasi
yang terstruktur dengan baik ini dibutuhkan sinergitas dan
kerjasama sesuai dengan kompetensi dan fungsi yang sesuai
sehingga terjalin kolaborasi yang optimal dalam menyelesaikan
tugas dan permasalahan yang dihadapi.
Tentunya employer branding ASN ini tidak hanya sebatas
slogan tanpa makna, tapi bagaimana aparatur pemerintah
bisa menginternalisasi nilai-nilai BERAKHLAK ini dengan
pemahaman yang benar dengan mempelajari dan memahami
setiap nilai-nilai tersebut. Dengan pemahaman yang benar
terhadap nilai-nilai ini diharapkan nanti di dalam implementasi
di dalam melayani masyarakat mampu mengaktualisasikan
nilai-nilai tersebut secara berkesinambungan sehingga menjadi
budaya melayani yang melekat di dalam diri setiap aparatur
pemerintah.
Referensi
1
Mahsyar, A, 2011. Masalah Pelayanan Publik di Indonesia
Dalam Perspektif Administrasi Publik : Otoritas Jurnal
Ilmu Pemerintahan
2
Rudito, B.dkk, 2016. Aparatur Sipil Negara Pendukung
Reformasi: PT Kharisma Putra Utama
3
Bakar, A. 2020. Hakekat Pelayanan Publik : Jurnal Perspektif
4
Modul Pelatihan Dasar Calan Pegawai Negeri Sipil Tahun 2021
Perilaku Adaptif, memiliki makna memiliki inovasi dan antusias
dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan. filsuf
Yunani Heracletos (540-480 SM) telah jauh-jauh menyatakan
bahwa nothing endures but change, atau tiada yang tidak
berubah kecuali perubahan itu sendiri. Mengetahui sunnatullah
itu, bahwa perubahan merupakan suatu keniscayaan. Di dalam
Rony Kasmanto
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat BMKG
64
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Opini
SERBA SERBI
BEASISWA LPDP
Educating yourself does not mean that you were stupid in the first place; it means that you are intelligent enough to know that there is
plenty left to learn.”-Melanie Joy, Psychologist
Apakah Anda termasuk salah seorang dari 6 juta penduduk
Indonesia yang mengenyam bangku perkuliahan? Jika
jawabannya adalah “ya”, maka Anda patut bersyukur
karena bisa merasakannya. Bagaimanapun, pendidikan adalah
salah satu cara untuk melihat dan memahami dunia. Lewat
pendidikan, kita bisa mengubah kehidupan dan masa depan
menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, kita juga telah berpartisipasi
dalam memajukan bangsa karena pendidikan merupakan salah
satu tolak ukur dan indikator bagi maju atau mundur tidaknya
suatu bangsa.
Saya, Anda, dan kita semua tentu menginginkan pendidikan yang
baik dan berkualitas. Biasanya untuk mendapatkan ini banyak
orang yang harus mencoba merantau jauh hingga ke negeri
seberang. Ibarat kata pepatah: “tuntutlah ilmu hingga ke negeri
China”. Artinya, kalau Anda mau mendapatkan ilmu yang baik
dan berkualitas maka jangan segan-segan untuk melangkahkan
kaki ke luar dari negerimu. Merantaulah. Karena kamu tidak
hanya akan mendapatkan ilmu tetapi juga pembelajaran hidup.
Sounds interesting, right?
Tenang, ada Beasiswa
Salah satu cara adalah dengan beasiswa tentunya. Beasiswa
mungkin bukan hal asing di telinga kita. Pemberian bantuan
keuangan pada seseorang dalam menempuh pendidikan
ini biasanya diistilahkan dengan beasiswa. Pada dasarnya,
beasiswa tidak hanya untuk keperluan melanjutkan studi atau
sekolah, tetapi juga untuk keperluan riset/penelitian atau
kursus singkat (training/short course). Beasiswa juga tersedia
dari tingkat Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi, baik
dalam maupun luar negeri.
Beasiswa bisa datang dari berbagai kalangan, bisa lembaga
pemerintah, perusahaan, yayasan, atau universitas. Anda
harus memperhatikan ketentuan dari setiap pemberi beasiswa
tersebut. “There is no such thing like a free lunch”. Sebagian
beasiswa tersebut ada yang diberikan secara cuma-cuma,
namun ada juga yang diberikan dengan perjanjian ikatan kerja.
Misalnya, setelah menempuh pendidikan di universitas yang
dituju maka kita wajib menjalani ikatan dinas atau mengabdi
kepada pihak pemberi beasiswa. Biasanya beasiswa ikatan
dinas ini berasal dari instansi pemerintah atau perusahaan
swasta. Selain ketentuan dari pemberi beasiswa, yang perlu
menjadi perhatian adalah jenis beasiswa yang diberikan,
karena ini terkait dengan kepentingan Anda sebagai pemburu
beasiswa.
LPDP Membangun Negeri
Pada tahun 2011, Menteri Keuangan bersama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan sepakat bahwa pengelolaan Dana
Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dan pemanfaatan
hasil dari pengelolaan dana tersebut harus dilakukan oleh
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang berada
di bawah Kementerian Keuangan. Selanjutnya, dengan
diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 111 Tahun 2021
tentang Dana Abadi di Sektor Pendidikan, LPDP diberi mandat
untuk mengelola wakaf selain DPPN, yaitu Dana Abadi Riset,
Dana Abadi Kebudayaan dan Dana Abadi Pendidikan Tinggi.
Kepercayaan yang besar terhadap LPDP diberikan sebagai
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 65
wujud untuk mendukung tercapainya salah satu visi Indonesia
Maju 2045, yaitu tercapainya SDM yang berkualitas. LPDP
berkontribusi dalam memperkuat kualitas SDM Indonesia
melalui dukungan pendidikan kelas terbaik dunia. LPDP terus
memberikan dukungan sebagai salah satu motor penyiapan
agen perubahan yang berdaya saing. Dengan harapan program
pemberian beasiswa ini dapat mencetak generasi pemimpin
yang handal dan juga profesional. Selain itu, pemberian
beasiswa ini juga menjadi bagian dari lokomotif kemajuan
bangsa Indonesia menuju masa depan Indonesia yang lebih
cerah.
LPDP memberikan kesempatan kepada anak bangsa untuk
mengembangkan kompetensi pendidikan melalui berbagai
jenis beasiswa. Beasiswa diberikan kepada anak bangsa yang
berprestasi yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S1,
S2 atau S3. Jenis beasiswa yang diberikan LPDP yaitu beasiswa
umum, targeted dan afirmasi. Bagi Anda yang berprofesi sebagai
ASN anda bisa mengikuti jalur beasiswa targeted, sedangkan
beasiswa afirmasi diberikan kepada putra-putri Papua, pihakpihak
yang berasal dari daerah afirmasi, penyandang disabilitas
atau prasejahtera. Informasi lengkap terkait beasiswa LPDP
dapat diakses melalui web resmi LPDP yaitu https://lpdp.
kemenkeu.go.id.
Tips dan Trik Tembus LPDP
Menjadi seorang calon awardee itu tidaklah mudah. Mulai
dari mencari informasi kesempatan beasiswa yang ada hingga
proses pengajuan. Semua itu membutuhkan waktu dan
kegigihan, dan pastinya kesabaran. Pengalaman penulis dalam
memperoleh beasiswa LPDP juga melalui serangkaian proses
kegagalan. Faktor keinginan yang kuat dan komitmen mencapai
cita-cita untuk meningkatkan kualitas diri menjadi motivasi
penulis untuk tidak menyerah mendaftar beasiswa.
Perjuangan mencari beasiswa tidak langsung penulis lakukan
ketika mulai bekerja karena penulis menyadari bahwa harus
menjalani tugas dan fungsi dengan baik dulu agar paham apa
yang dibutuhkan oleh pekerjaan kita. Penulis ditempatkan di
Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, dengan
berbekal pengalaman kerja yang ada akhirnya memahami
kebutuhan pengembangan pendidikan apa yang diperlukan
BMKG dan disesuaikan dengan beasiswa dan juga jurusan
yang dituju.
Perjuangan terberat yang dirasakan selama proses pencarian
beasiswa yaitu ketika harus mempersiapkan persyaratan
administrasi termasuk tes bahasa Inggris. Hal yang paling sulit
adalah menyiapkan skor TOEFL yang sesuai dengan persyaratan
karena penulis menyadari kelemahan dalam kemampuan
berbahasa asing khususnya bahasa inggris.
Berikut beberapa tips yang bisa penulis bagi jika ingin
mengajukan beasiswa LPDP dilihat dari tes yang akan jalani, yaitu
tes administrasi, tes bakat skolastik (TBS), dan tes wawancara.
1. Tes Administrasi
a. Harus Lulus Syarat TOEFL Dan IELTS
Memenuhi syarat TOEFL ITP/ iBT, atau IELTS, dimana untuk
universitas dalam negeri, skor TOEFL ITP yaitu 500, skor
IELTS 6,0 dan iBT memiliki skor 65. Selanjutnya, untuk skor
universitas luar negeri, skor TOEFL ITP 550, IELTS dengan
skor 6,5, dan iBT dengan skor 79.
b. IPK >3,0 (S2) Dan IPK>3,25 (S3)
Pendaftar harus mengusahakan IPK >3,0 bagi mahasiswa S1
yang ingin melanjutkan S2, serta IPK>3,25 untuk mahasiswa
S2 yang ingin melanjutkan S3. IPK yang dilihat tersebut
adalah nilai terakhir semester yang didapat, dengan
akumulasi nilai skripsi dan tesis harus diusahakan tinggi.
Gambar 2. Jenis Beasiswa LPDP (sumber: LPDP)
66
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
tes standar ujian masuk
Perguruan Tinggi maupun
tes penyaringan untuk
keperluan lainnya.
c. Curriculum Vitae yang Benar
Gambar 3. Jadual Beasiswa LPDP tahun 2022 (sumber: LPDP)
Membuat Curriculum Vitae (CV) dengan baik dan benar,
dimana data-data tersebut harus menarik bagi para
panitia penyelenggara LPDP, dimana harus mencantumkan
pengalaman organisasi selama perkuliahan, prestasi yang
membanggakan dan cemerlang. Data CV harus benar
karena akan dipastikan kembali saat proses wawancara.
d. Membuat Essay Yang Bagus Dan Berbobot
Buatlah esai yang bagus dan juga berbobot, sehingga
memiliki isi yang berkualitas, bermanfaat, dan tepat bagi
kemajuan bangsa. Adapun syarat dari penulisan banyak
jumlah kata dari Essay yaitu sebanyak 500 hingga 700 kata,
dengan tema tentang kontribusiku untuk Indonesia serta
Sukses terbesar yang ada di dalam hidupku.
Tes Bakat Skolastik ini
memiliki empat jenis
soal, yaitu: (1) Tes
verbal (bahasa) yang
berfungsi untuk mengukur
kemampuan seseorang di
bidang kata dan bahasa
yang meliputi tes sinonim
(persamaan kata), tes
antonim (lawan kata), tes
padanan hubungan kata,
dan tes pengelompokan
kata. (2) Tes numerik
(angka), berfungsi
mengukur kemampuan
seseorang di bidang angka
dalam rangka berpikir
terstruktur dan logis matematis yang meliputi tes aritmatik
(hitungan), tes seri angka, tes seri huruf, tes logika angka, dan
tes angka dalam cerita. (3) Tes logika, berfungsi mengukur
kemampuan seseorang dalam penalaran dan pemecahan
persoalan secara logis atau masuk akal yang meliputi tes logika
umum, tes analisa pernyataan dan kesimpulan (silogisme), tes
logika cerita, dan tes logika diagram. (4) Tes spasial (gambar),
berfungsi mengukur daya logika (imajinasi) ruang yang dimiliki
seseorang yang terdiri dari tes padanan hubungan gambar,
tes seri gambar, tes mengelompokkan gambar, tes bayangan
gambar, dan tes identifikasi gambar.
Sebagian orang menganggap Tes Bakat Skolastik sebagai tes
yang sulit dan membingungkan. Namun, ada beberapa tips dan
trik yang dapat membantu kalian agar sukses mengerjakan TBS
ini, yaitu:
e. Membuat Study Plan
Membuat study plan yang baik dan bijaksana, dimana isi
yang tercantum dalam resume ini adalah alasan dalam
memilih program studi dan universitas yang tepat, rencana
dari tema penelitian yang akan dipilih, serta rencana studi
yang ingin dijalani, membuat resume dengan maksimal dua
halaman secara efisien dan efektif.
Jika Anda dapat lulus seleksi administrasi, maka anda akan
memasuki seleksi selanjutnya. Setiap tes yang dilalui mempunyai
tantangannya masing-masing.
2. Tes Bakat Skolastik (TBS)
TBS adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengetahui
bakat dan kemampuan seseorang di bidang kemampuan. Tes
ini juga dapat mencerminkan tingkat kecerdasan intelektual
(IQ) seseorang. Di Indonesia, tes ini telah menjadi salah satu
1. Berlatih soal-soal TBS sebanyak mungkin dan patuhi
batasan waktu dalam mengerjakan TBS yang ada.
2. Untuk menghadapi tes numerik (angka), Kamu tidak
perlu menghafal berbagai macam rumus matematika
yang rumit. Yang diperlukan adalah logika berpikir
terstruktur.
3. Saat Anda mengerjakan soal-soal TBS, kondisikan diri
kita dalam keadaan konsentrasi penuh, namun rileks,
tidak tegang, dan tidak panik.
4. Jangan terlalu terpaku dan penasaran untuk
mengerjakan satu soal tertentu saja. Hal ini akan
membuat waktu Kamu terkuras untuk mengerjakan
soal tersebut.
3. Tes Wawancara
Tahap akhir dari seleksi beasiswa ini dan merupakan salah
satu tahap yang menentukan apakah calon awardee atau
lebih dikenal dengan sebutan Hunters layak menjadi awardee
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 67
beasiswa LPDP atau tidak adalah seleksi wawancara. Berikut
7 (tujuh) tips persiapan yang akan membantu Hunters dalam
mengikuti seleksi wawancara beasiswa LPDP.
1. Kuasai Apa Yang Kamu Tulis di CV
Pada saat Hunters melengkapi formulir pendaftaran di
website resmi LPDP, pastikan bahwa apa yang ditulis
merupakan pengalaman nyata pribadi dan tidak dilebihlebihkan,
sehingga Hunters dapat menguasai pertanyaan
seputar CV dengan baik. Setiap peserta wawancara pasti
memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Namun, biasanya
Hunters akan ditanya seputar pengalaman organisasi,
kepemimpinan, dan prestasi. Tentunya, selain pertanyaan
seputar CV masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya
seperti penilaian diri, rencana studi di universitas tujuan,
rencana kontribusi, alasan mengapa Hunters pantas
menerima beasiswa, dan masih banyak lagi.
2. Banyak Berlatih Wawancara
Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit, seperti usaha atau upaya
berlatih wawancara yang terus-menerus pastinya akan
menjadikan Hunters lebih percaya diri. Hunters bisa mencari
tahu seputar pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul
ketika wawancara beasiswa melalui internet maupun
bertanya langsung kepada awardee beasiswa LPDP. Hunters
dapat melakukan simulasi wawancara secara mandiri di
depan cermin, atau bisa juga meminta tolong kepada
kerabat atau teman. Tentunya akan lebih baik jika Hunters
meminta bantuan kerabat atau teman karena komunikasi
terjalin secara dua arah seperti wawancara sesungguhnya.
3. Tenang Dalam Menjawab Pertanyaan
Dalam menjawab pertanyaan wawancara, bahasa tubuh
juga memainkan peran penting. Apabila kamu terbata-bata
atau tidak bisa mengontrol diri ketika wawancara, maka hal
ini akan menjadi poin minus di mata pewawancara. Oleh
karena itu, cobalah untuk selalu tenang dan selalu berusaha
tersenyum ketika menjawab setiap pertanyaan. Selain itu,
tunjukkan sikap tegap dan menjaga intonasi setiap kali
berbicara.
4. Yakinkan Pewawancara Bahwa Anda Siap
Berkomitmen Menyelesaikan Studi
Sebagian orang mungkin memang senang belajar dan
berkutat dengan banyak tugas, pastinya hal ini bukan menjadi
suatu masalah. Tujuan hidup yang memang didedikasikan
untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya, baik itu di
sekolah, lomba, maupun les. Namun, bagi Hunters yang
merasa bahwa tugas-tugas kuliah itu cukup melelahkan,
tentunya hal ini merupakan sebuah tantangan tersendiri
untuk bisa meyakinkan pewawancara bahwa Hunters siap
mengambil kuliah hingga lulus. Oleh sebab itu, berikan
alasan yang kuat disertai bukti bahwa Hunters siap untuk
kuliah kembali dan berkomitmen untuk menyelesaikannya
dengan tepat waktu.
5. Jelaskan Bahwa Ilmu Yang Dipelajari Berguna Untuk
Pembangunan Negara
LPDP merupakan program beasiswa dari pemerintah, maka
dari itu LPDP mencari kandidat yang bersedia untuk kembali
ke Indonesia dan berkontribusi terhadap pembangunan
negeri. Hal ini merupakan kewajiban yang harus dipenuhi
oleh tiap awardee beasiswa LPDP. Oleh karena itu, Hunters
dapat mencoba menghubungkan dan menjelaskan dengan
bahasa yang mudah dipahami, bahwa ilmu yang dipelajari di
luar negeri pastinya akan bermanfaat bagi banyak orang di
Indonesia dan tidak akan sia-sia.
6. Tunjukkan Sikap Cinta Tanah Air dan Tetap Rendah
Hati
Pada saat wawancara, setiap kandidat pasti berlombalomba
untuk menampilkan yang terbaik dan terlihat percaya
diri dengan jawaban yang diberikan. Namun, Hunters harus
berhati-hati dalam bertutur-kata supaya tidak terkesan
sombong dan tetap rendah hati. Selain itu, dalam menjaring
kandidat, LPDP merupakan salah satu beasiswa yang
mengedepankan peserta dengan rasa nasionalisme yang
tinggi, jauh dari paparan radikalisme, mampu berkolaborasi
dengan berbagai pihak, dan mengabdi kepada tanah air.
7. Selalu Berdoa dan Meminta Restu Orang Tua
Setelah semua usaha sudah dikerahkan, saatnya untuk
menyerahkan semua kepada yang di Atas. Selalu berdoa
untuk diberikan kelancaran dan kemudahan dalam
menjalankan sesuatu. Mintalah restu kepada keluarga dan
orang-orang terdekat, terutama orang tua. Hunters pasti
akan merasa lebih tenang ketika menjalani proses seleksi
wawancara.
Demikianlah informasi mengenai tips tembus LPDP, semoga
info ini bisa memberikan banyak inspirasi bagi para Hunters
yang ingin mencoba beasiswa LPDP, lakukanlah dengan baik
dan tepat, agar hasil yang diperoleh maksimal. Sebagai kalimat
penutup, “Beasiswa itu bukan buat orang yang pintar, tapi buat
orang yang mau berusaha”. Selamat mencoba!
Nizar Manarul Hidayat, S.Tr
Awardee LPDP 2021 Institut Pertanian Bogor
Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG
68
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Menggapai Mimpi
Kuliah di Luar Negeri
Opini
melalui Jalur Beasiswa
Sumber gambar: canva.com
Menempuh studi lanjut di negara
lain walau telah berstatus
sebagai ASN, mungkinkah?
Tentu saja. Bila pihak kantor membuka
pintu kesempatan, pertanyaan berikutnya
akan kembali kepada pegawai, apakah
kesempatan tersebut akan diambil atau
tidak. Selanjutnya, jika kita memilih untuk
menggunakan peluang yang ada, maka
biasanya akan mulai terlintas di benak
berbagai pertanyaan tentang kemampuan
berbahasa asing, batasan usia untuk
menempuh studi lanjut, persyaratan
akademis, dan lainnya.
Setidaknya ada dua aspek yang perlu
diperhatikan yaitu yang berkaitan dengan
diri pribadi dan yang berkaitan dengan
prosedur pendukung berupa ketentuan
dan persyaratan. Mari kita cermati kedua
aspek ini sebelum memutuskan untuk
melanjutkan studi di negeri orang.
Aspek pertama adalah tentang diri
pribadi. Ada dua tahapan yang harus
dijalani untuk memastikan aspek ini
terpenuhi yaitu:
A. Sebelum memutuskan untuk
mengambil peluang beasiswa, kita
harus mengenali diri lebih dahulu.
Pastikan keputusan yang diambil
didukung oleh motivasi internal yang
kuat. Jalan menuju beasiswa studi
terutama di luar negeri akan sangat
berliku, terjal dan mendaki, dan harus
ada alasan personal yang sangat kuat
yang menjadi justifikasi mengapa
hal ini layak kita perjuangkan. Kita
harus dapat menemukan jawaban
bagi pertanyaan-pertanyaan yang
mendasar, seperti:
1. Sejauh mana keinginan kita untuk
melanjutkan studi di luar negeri
(dengan modal utama Bahasa
Inggris)? Apakah kita siap bila harus
keluar dari zona nyaman (terkait
pola hidup, adat dan kebiasaan,
makanan dan minuman yang
berbeda, biaya hidup yang tinggi,
dll)? Apakah kita sanggup tinggal
jauh dari orang-orang terdekat
untuk waktu yang cukup lama?
2. Sejauh mana kemampuan kita
untuk beradaptasi dengan
lingkungan baru, dengan kultur dan
bahasa lokal yang berbeda dengan
Indonesia?
Bila melanjutkan studi di luar negeri
menjadi tujuan dan prioritas utama,
yang harus dibangun di awal adalah
kepercayaan diri dan tekad yang kuat.
Ini akan menjadi dasar dan motivasi
yang mendorong seseorang untuk
bertahan dan bangkit dari kegagalan
baik dalam proses mencari kesempatan
studi, beasiswa maupun saat menjalani
studi nantinya.
B. Jika kita sudah berhasil meyakinkan
diri dan lingkungan, maka tahapan
berikutnya adalah proaktif mencari
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 69
informasi, diantaranya:
1. Mengenali serba serbi universitas
yang dituju dari mulai hal-hal umum
seperti visi-misi sampai pada hal-hal
spesifik yang terkait pembelajaran
dan keseharian mahasiswa
2. Mengenali institusi-institusi
pemberi beasiswa di negara
yang dituju, meliputi visi-misinya,
jenis beasiswa yang ditawarkan
dan berapa anggaran yang akan
disediakan, cakupan dana beasiswa
(ada berbagai jenisnya: bisa berupa
beasiswa biaya hidup saja, atau
beasiswa pendidikan plus biaya
hidup). Biasanya untuk negara
tertentu, pemberi beasiswa terdiri
dari beragam institusi (contohnya
untuk studi di Jepang, tersedia
beasiswa MEXT, JASSO, JICA, private
organisation, dll. Untuk kuliah di
Belanda ada beasiswa StuNed,
Orange Tulip Scholarship, Orange
Knowledge Program, Joint Japan/
World Bank Graduate Scholarship
Program dll)
3. Berguru kepada rekan, atasan,
kolega dan kenalan lain yang
merupakan alumni universitas di
luar negeri, untuk mendapatkan
gambaran tentang serba serbi
perkuliahan dan tinggal di negeri
orang. Akan lebih baik lagi bila
mereka adalah alumni universitas
di negara tujuan agar gambaran
yang didapatkan menjadi lebih
komprehensif.
Aspek kedua adalah tentang prosedur
atau persyaratan. Ada beberapa tahapan
yang harus dijalani untuk memastikan
aspek ini terpenuhi yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan
berbahasa inggris (atau bahasa
negara tujuan). Hal ini dapat
diupayakan dengan berbagai cara
misalnya mengikuti kursus
2. Memiliki sertifikat tes TOEFL/IELTS/
TOEIC. Jika menggunakan IELTS,
usahakan mencapai nilai minimal 7
(atau setara untuk jenis tes lainnya)
agar sertifikat tersebut dapat
digunakan untuk melamar beasiswa
di mana saja
3. Memiliki sertifikat GRE (Graduate
Records Examination) atau tes
kemampuan lainnya bilamana
diperlukan. Tes ini diperlukan untuk
mengukur tingkat kemampuan
dalam menganalisis informasi
kuantitatif atau memahami bacaan
rumit. Biasanya universitas di USA
mensyaratkan GRE untuk berkuliah
di sana.
4. Melatih keterampilan menyusun
motivation letter yang efektif.
Sangat penting untuk mengetahui
strukturnya, gaya penulisannya,
dan the dos and don’ts (apa yang
sebaiknya ditulis dan apa yang
sebaiknya dihindari). Akan lebih baik
jika dokumen ini dikonsultasikan
dengan atasan atau kenalan yang
pernah menempuh studi di luar
negeri sebelumnya. Jangan lupa
untuk menyesuaikan motivation
letter dengan visi-misi dan motto baik
dari kampus pilihan atau target-target
beasiswa dari penyedia program.
5. Melatih keterampilan menyusun
biodata pribadi atau Curriculum
Vitae (CV) dengan baik dan
informatif. Dokumen ini harus dapat
mendeskripsikan potensi kita sebagai
pelamar beasiswa.
6. Melatih keterampilan untuk menulis
proposal riset (research proposal)
yang memberi kesan dapat dilakukan
secara saintifik. Jangan menuliskan
ide atau gagasan terlalu muluk
sehingga terlihat mustahil untuk
dikerjakan.
7. Mendapatkan surat rekomendasi
(recommendation letter) dari atasan
yang memiliki rekam jejak profesional
yang baik, utamanya di kancah
internasional
8. Menghubungi universitas- universitas
yang dituju dan menunjukkan minat
serius untuk mendaftar dengan
mulai mengkonsultasikan hal-hal
terkait ketentuan/syarat pendaftaran.
Akan lebih baik lagi jika kita dapat
menghubungi langsung ke profesor
yang diinginkan sebagai calon
pembimbing.
Cukup banyak hal yang dipertimbangkan,
namun sekiranya kita tetap pada pilihan
untuk melanjutkan mimpi melanjutkan
studi di luar negeri, berikut beberapa tips
dan hal yang sebaiknya disiapkan.
Pertama berkaitan tentang persiapan diri
pribadi, yaitu:
1. Memeriksa kesiapan dokumen pribadi
seperti paspor hijau dan biru (jika
menggunakan paspor dinas). Periksa
kembali tanggal kadaluarsa (expired)
di paspor
2. Memeriksa ketentuan-ketentuan
umum untuk mendaftar/
mendapatkan beasiswa di luar negeri
misalnya ketentuan tentang kualifikasi
pendidikan (misalnya harus memiliki
ijazah S1 bagi pelamar beasiswa
S2, dan bukan ijazah D3 atau D4),
transkrip nilai (terkadang harus yang
sudah diterjemahkan dalam bahasa
negara tujuan), motivation letter, CV,
sertifikat TOEFL/IELTS/TOEIC atau
sertifikat kemampuan bahasa asing
lainnya (misalnya DELF untuk Perancis,
TestDAF untuk Jerman dll), ketentuan
GRE, recommendation letter dan
kelengkapan lain. Baik negara
maupun institusi pemberi beasiswa
biasanya memiliki ketentuan berbedabeda,
namun terkadang dijumpai pula
terdapat beberapa persyaratan yang
sama, sehingga kita bisa menyiapkan
berkas pendaftaran sekaligus.
3. Mencari informasi detail tentang
universitas, fakultas dan program
studi pilihan termasuk informasi
tentang waktu/timeline pendaftaran
(admission), mottonya, visi-misinya,
lecturer/profesor di fakultas yang
dituju, kurikulumnya, kehidupan
dan keseharian para mahasiswa di
kampus, sistem pendukung untuk
mahasiswa internasional dll
4. Mencari tahu prosedur pengiriman
pos internasional dan bersiap
mengirimkan berkas-berkas melalui
pos (misalnya ekspedisi DHL, Fed-ex,
TNT, UPS, dll)
70
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
5. Menyiapkan folder khusus misalnya
folder ‘preparation’, folder ‘institusi
pemberi beasiswa’, dan folder untuk
universitas
6. Melakukan pendaftaran ke banyak
universitas dan institusi pemberi
beasiswa sekaligus. Ada dua skema
yang tersedia yaitu: (1) mendapatkan
LoA dari universitas terlebih dahulu
baru mencari beasiswa, atau (2)
mendapat beasiswa terlebih dahulu
baru mendaftar ke universitas. Dalam
menyusun masing-masing aplikasi,
harus diperhatikan hal-hal yang sesuai
dengan ketentuan yang diharapkan
oleh baik universitas maupun institusi
pemberi beasiswa
7. Menyusun satu fail *.csv yang memuat
kolom-kolom daftar nama universitas,
ketentuan dan periode pendaftaran,
tautan website universitas,
perkembangan pendaftaran
universitas, institusi pemberi beasiswa
yang dituju (possible funding institute),
perkembangan aplikasi beasiswa
8. Menyiapkan contoh-contoh motivation
letter sebagai modal untuk berlatih.
Kita bisa menghubungi kenalan dan
atasan yang pernah sukses membuat
motivation letter dalam bahasa inggris
(atau bahasa asing dari negara tujuan)
9. Menyiapkan jawaban strategis secara
tertulis (dapat dimasukkan dalam
motivation letter atau pun dalam
wawancara), misalnya untuk beberapa
contoh pertanyaan berikut:
● ● “ Describe your most significant
professional achievement;
● ● “ Do you feel it is important to
pursue this master’s or doctoral
degree?
● ● “ What are your future career
plans? “
● ● “ Where do you see yourself in 5
-10 years?”
● ● “ How would you use the
knowledge and skills acquired
through this master’s doctoral
program to positively impact your
country?“
● ● “ Explain any major gaps in your
education or employment!”
10. Menyiapkan keluarga (baik secara
fisik maupun mental) bahwa kita
berencana untuk menempuh studi
di luar negeri yang berarti akan ada
waktu yang tidak sebentar dihabiskan
tanpa kehadiran secara fisik.
11. Menyisihkan waktu untuk mempelajari
persyaratan sembari tetap menjaga
kesehatan. Mencari universitas dan
beasiswa membutuhkan stamina dan
energi, dan serta memerlukan waktu
yang tidak sebentar
12. Menjaga niat dan motivasi agar tidak
mudah menyerah bila aplikasi ditolak
oleh universitas ataupun institusi
pemberi beasiswa.
Jangan mudah menyerah! Ini rasanya
bak matra bertuah dari tiap pejuang
beasiswa, termasuk saya. Dari
pengalaman pribadi, meskipun LoA
telah saya dapatkan dari universitas
di Belanda, namun sayangnya lima
aplikasi beasiswa yang diajukan sebagai
pendukung biaya studi tidak satu pun
yang tembus. Justru kemudian, upaya
lain yang saya lakukan dalam waktu
singkat berhasil mendapat beasiswa ke
Jepang. (Asteria Satyaning Handayani,
2022).
Kedua yang perlu dipersiapkan terkait
dengan instansi atau unit kerja tempat
bertugas, misalnya:
1. Mencermati kebijakan kantor terkait
status kepegawaian dan tugas belajar
2. Menyiapkan berkas-berkas
kepegawaian yang dibutuhkan
(misalnya untuk penyusunan Surat
Keputusan Tugas Belajar dll)
3. Mengalokasikan waktu untuk konsultasi
secara berkala dengan atasan sejak
persiapan hingga keberangkatan ke
negara tujuan. Memastikan inisiatif
studi ini mendapat ijin dari atasan
akan menentukan kelancaran dalam
tahap-tahap berikutnya. Atasan juga
dapat menjadi partner diskusi terkait
kesesuaian tema riset dengan visi misi
organisasi dan tugas unit kerja.
4. Memastikan ada personil pengganti
yang menangani tugas-tugas harian
yang biasa kita kerjakan, tentunya
dengan arahan atasan. Sebaiknya
alih tugas dilakukan selama beberapa
waktu untuk memastikan bahwa
rekan kerja yang ditunjuk secara
fisik dan mental siap menggantikan
kita. Ini termasuk mengalihkan
segala kelengkapan, berkas maupun
keterampilan yang diperlukan untuk
menangani pekerjaan kita, sehingga
pekerjaan dan kegiatan di unit kerja
tetap berjalan, meskipun tanpa
kehadiran kita.
Melanjutkan kuliah di luar negeri memang
bukan pilihan banyak orang, terlebih
bagi mereka yang telah berkeluarga atau
memiliki tanggungan lainnya. Sekali lagi,
pertanyaan tersebut akan berpulang
kembali kepada kita, seberapa besar niat
untuk kuliah di luar negeri. Tanpa dicoba
dan dicari tahu, semuanya itu akan tetap
menjadi keraguan dan mimpi semata.
Diharapkan pengalaman ini dapat
membantu memberikan gambaran bagi
para pembaca yang sedang bimbang
dalam niatnya melanjutkan pendidikan di
luar negeri.
1
Asteria Satyaning Handayani
Penerima beasiswa (MEXT) Jepang
Puslitbang BMKG
2
Roro Yuliana Purwanti
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat BMKG
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 71
Opini
Arsiparis Sebagai Penjaga
Data dan Informasi
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
“Menjadi seorang Arsiparis adalah peran yang sangat menarik.
Tidak banyak pekerjaan yang bisa dikatakan, bahwa yang kita lakukan hari ini
akan menjadi penting ratusan tahun dari sekarang.” ¹
Dalam Permenpan Nomor 13 Tahun 2016 ², profesi
Arsiparis secara khusus mengacu kepada jabatan
fungsional Pegawai Negeri Sipil. Namun sebelum adanya
regulasi mengenai penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam
Jabatan Fungsional pada tahun 2019 ³, di kalangan Pegawai
Negeri Sipil sendiri pun Arsiparis bukanlah suatu jabatan yang
populer meskipun perannya sangat penting.
Seberapa penting peran tersebut? Jika yang dijaga dan
dipelihara oleh seorang Arsiparis adalah arsip yang notabene
merupakan sumber data dan informasi, serta bukti sejarah dan
pertanggungjawaban kinerja suatu organisasi, maka urgensi
keberadaan seorang Arsiparis adalah sepadan dengan nilai
arsip tersebut.
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat
dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dari
pengertiannya saja dapat kita nilai bagaimana posisi arsip begitu
penting baik itu bagi individu maupun organisasi. Lantas apa
jadinya suatu organisasi jika keberadaan arsip sebagai sumber
data dan informasi tidak terjaga dengan baik? Apa jadinya suatu
organisasi jika tidak memiliki sistem kearsipan yang dikelola
dengan tepat guna?
Dalam Seminar Kearsipan Nasional Tahun 2017, Kepala Arsip
Nasional Republik Indonesia (ANRI) ke-9, Dr. Mustari Irawan,
M.PA. mengatakan, ”Indonesia masih kekurangan tenaga
ahli kearsipan atau arsiparis. Kebutuhan Arsiparis nasional
mencapai 143.630 tenaga arsiparis, sementara saat ini baru
ada 3.241 Arsiparis (2,25%). Dengan demikian, Indonesia masih
membutuhkan 140.389 Arsiparis (97,75%). Kebutuhan akan
Arsiparis tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan lembaga
kearsipan pemerintah, belum termasuk untuk lembaga swasta.” ⁴
Saat ini, dengan pertambahan regulasi mengenai kearsipan
dan upaya perbaikan untuk memasyarakatkan arsip dan profesi
Arsiparis yang dilakukan oleh beberapa lembaga melalui
media sosial, seperti ANRI sebagai lembaga kearsipan nasional
Indonesia, unit kearsipan di kementerian, badan pemerintah,
perguruan tinggi, dan juga beberapa forum Arsiparis, terbit
secercah harapan baru bagi dunia kearsipan di Indonesia.
Tentang Arsip
Jika kita berbicara tentang arsip, umumnya yang terlintas dalam
pikiran hanya berkas-berkas yang disusun di lemari atau rak
kantor. Padahal lebih dari itu, arsip adalah memori kolektif dan
identitas bangsa, yang sudah pasti memiliki peran vital dalam
suatu negara. Wujudnya pun kini beragam, tidak hanya sebatas
naskah kertas, namun seiring perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi, arsip juga berkembang ke dalam bentuk
naskah dan data digital, rekaman audio, dan juga audio visual.
Merujuk pada UU Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
⁵, arsip didefinisikan sebagai rekaman kegiatan atau
peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan
Gambar 1. Bentuk Arsip (sumber: ilustrasi penulis)
Kasus “Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan” dari wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah salah satu akibat
dari masih buruknya sistem kearsipan di Indonesia. Kejadian
tersebut seharusnya menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia,
khususnya Arsiparis dan praktisi kearsipan untuk lebih memiliki
kesadaran akan arti penting arsip. ⁶
Siapakah Arsiparis?
Jika kita berbicara tentang arsip, maka sudah pasti tidak lepas dari
profesi Arsiparis yang merupakan salah satu faktor penting dari
penyelenggaraan kearsipan dalam suatu organisasi. Pentingnya
arsip sebagai sumber data dan informasi, sekaligus berfungsi
sebagai bahan dasar untuk menentukan suatu keputusan dan
menganalisis suatu kebijakan, maka seperti itulah pentingnya
posisi Arsiparis yang berperan sebagai penjaga dan pemelihara
72
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
arsip tersebut.
Kebanyakan orang berpendapat bahwa semua orang bisa
menjadi Arsiparis. Persepsi ini harus diubah karena Arsiparis
harus mengerti sejarah mengingat penilaian terhadap arsip
yang bernilai kesejarahan merupakan salah satu tugasnya.
Informan arsiparis ANRI pernah menemukan arsip bernilai
kepentingan nasional mengenai bangunan bersejarah di
Indonesia yang diakui dunia internasional diantara tumpukan
arsip berdebu dan barang bekas pakai di dalam gudang yang
tidak terurus. ⁷
Dalam Permenpan Nomor 13 Tahun 2016, Arsiparis
didefinisikan sebagai seseorang Pegawai Negeri Sipil yang
memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh
melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan
kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab
melaksanakan kegiatan kearsipan yang diangkat oleh pejabat
yang berwenang di lingkungan lembaga negara, pemerintahan
daerah, pemerintahan desa dan satuan organisasi perguruan
tinggi negeri.
yang semakin beragam. Dari pengamatan inilah kemudian lahir
produk-produk meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang
berwujud laporan data dan informasi MKG yang kemudian
akan disalurkan ke masyarakat, stakeholder terkait, dan para
pengguna yang membutuhkan dan memanfaatkan data
tersebut untuk beragam kepentingan.
Arsip data yang berisi informasi MKG tersebut sebagian besar
bersifat permanen. Hal ini tertuang dalam Peraturan BMKG
Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Jadwal Retensi Arsip Substantif
BMKG¹¹, yang artinya tidak boleh dimusnahkan, karena
memiliki nilai guna kesejarahan. Ini juga berarti bahwa Arsip
data dan informasi MKG termasuk kategori arsip statis, yaitu
arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai
guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan
dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia
dan/atau lembaga kearsipan.¹²
Tabel 1. Jenis Arsip dan Jangka Waktu Simpan (Retensi)
Ditilik dari Fungsi dan Tugas Arsiparis yang tertuang dalam
Permenpan Nomor 13 Tahun 2016 dapat disimpulkan
bahwa tugas dan fungsi Arsiparis tidak hanya sekedar soal
korespondensi surat menyurat saja, seperti anggapan publik
selama ini, namun lebih dari itu juga terkait dengan keamanan
dan keselamatan arsip sebagai bukti sejarah, data, dan
informasi suatu lembaga. Beratnya tugas dan beban Arsiparis
seharusnya diiringi dengan pendidikan dan pengembangan
kompetensi agar terbentuk Arsiparis yang mampu menjalani
tugas dan fungsi tersebut dengan baik.
Namun, jika dievaluasi sungguh-sungguh, beban ‘terberat’ dan
persoalan penting yang dihadapi Arsiparis sebenarnya bukan
terletak pada sulitnya menerapkan manajemen kearsipan,
tetapi lebih pada bagaimana meyakinkan organisasi/instansi
dalam mengelola arsipnya, baik untuk menerapkan manajemen
kearsipan secara utuh dan sistematis, serta menghargai adanya
jabatan fungsional Arsiparis selaku penanggungjawab kegiatan
pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan. ⁸
Tentang BMKG
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah
sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang
sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika,
salah satu tugasnya adalah melakukan pelayanan data dan
informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Terdapat 183 stasiun pengamatan dan lima Balai Besar Wilayah
MKG yang merupakan satuan kerja dan perpanjangan tangan
BMKG di daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai
lembaga yang melaksanakan tugas kepemerintahan di bidang
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MKG).
Data dan Informasi MKG
Perjalanan sejarah BMKG cukup panjang dimulai pada tahun
1841, yakni diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara
perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor.¹⁰
Pengamatan tersebut berlanjut dan berkembang sesuai
dengan meningkatnya kebutuhan data dan informasi MKG
(Sumber: Peraturan BMKG Nomor 1 Tahun 2018 Tentang
Jadwal Retensi Arsip Substantif BMKG, halaman 10)
Secara alami keberadaan media arsip akan mengalami proses
pelapukan jika disimpan dalam jangka waktu lama. Kertas
sebagai salah satu media perekam informasi arsip merupakan
bahan organik yang dapat terurai seiring dengan berjalannya
waktu. Demikian pula arsip jenis lainnya seperti arsip foto,
film, video, rekaman suara, memiliki resiko kerusakan karena
mengandung bahan-bahan yang tidak stabil.¹³
Di satu sisi, ketika kita berbicara mengenai arsip dalam bentuk
data digital atau naskah digital, resiko hilang atau rusak tetap
ada karena berbagai penyebab, seperti peretasan, kerusakan
software, atau bahkan karena keterbatasan teknologi. Di sisi
lain, arsip konvensional maupun arsip digital sama-sama harus
dijaga dan dipelihara untuk memperpanjang usianya terlebih
lagi mempertimbangkan kondisi BMKG yang belum memiliki
tata laksana dan regulasi terkait digitalisasi arsip.
Peran Arsiparis sebagai Penjaga Data dan Informasi MKG
Saat ini keberadaan data dan informasi MKG menjadi vital karena
sangat dibutuhkan di berbagai sektor, seperti sektor pertanian,
pembangunan, pariwisata, penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tentu saja perekonomian. Data dan informasi
MKG tersebut tentu harus terpelihara dan terjaga dengan baik
karena memiliki manfaat jangka panjang. Rusak atau hilangnya
data dan informasi tersebut tentu akan mempengaruhi
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 73
Pemerintah dalam mengambil keputusan dan menganalisa
kebijakan yang akan dikeluarkan. Dalam hal ini, peran Arsiparis
tentu sangat penting sebagai penjaga dan pemelihara agar
arsip data dan informasi MKG aman dan selamat sehingga bisa
digunakan untuk berbagai kepentingan yang bermanfaat bagi
bangsa dan negara.
Sebagai upaya penataan dan pengelolaan dalam
penyelenggaraan kearsipan di lingkungan BMKG, telah
diterbitkan Perban Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi
Arsip.¹⁵ Berdasarkan dokumen ini maka arsip data dan informasi
MKG sebenarnya telah terklasifikasi sesuai kodenya. Pun
peraturan lainnya terkait tata naskah dan jadwal retensi arsip
substantif di lingkungan BMKG, yakni Perban Nomor 5 Tahun
2018¹⁶ dan Perban Nomor 1 Tahun 2018. Dengan ini, seorang
Arsiparis harus paham dan teliti ketika melakukan pengarsipan
di kantornya, yang agar arsip masuk ke dalam klasifikasi dan
jenis yang tepat, sehingga terhindar dari kesalahan perlakuan.
Implementasi dari peraturan-peraturan tersebut masih
menjadi pekerjaan rumah bagi BMKG, terutama di satuan
kerja daerah. Selain sosialisasi yang masih kurang, salah satu
yang menjadi kendala implementasi tersebut adalah masih
minimnya pendidikan bagi Arsiparis ataupun praktisi kearsipan
terkait hal-hal penyelenggaraan kearsipan di stasiunnya juga. Di
samping itu, pendidikan Arsiparis belum menjadi isu strategis di
lingkungan BMKG, sehingga wajar jika implementasi peraturan
kearsipan masih menjadi pekerjaan rumah.
Peran penting pejabat fungsional ini seharusnya sejalan dengan
peningkatan pengetahuan dan pengembangan kompetensi
dan keterampilan Arsiparis ataupun praktisi kearsipan di
lingkungan BMKG. karena tugas dan tanggung jawabnya untuk
menjaga dan memelihara arsip agar terjamin keselamatan
dan kelestariannya bukanlah hal yang mudah, sebagaimana
tergambar dalam Peraturan ANRI Nomor 9 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis¹⁷ dan Perka ANRI Nomor
23 Tahun 2011 Tentang Pedoman Preservasi Arsip Statis¹⁸.
Penutup
Arsip, apapun bentuknya, membutuhkan perencanaan,
penyimpanan, penanganan, perawatan, dan hal-hal lain terkait
dengan usaha menjaga keamanan dan keselamatannya. Hal
ini tentu mengharuskan Arsiparis harus memiliki keahlian,
keterampilan, kompetensi, dan pengetahuan yang terkini
seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.
Diperlukan pendidikan, dan pelatihan yang memadai serta
pembinaan yang berkelanjutan agar Arsiparis bisa melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan benar.
Arsiparis ataupun praktisi kearsipan adalah salah satu
komponen penentu sangat penting dan mendesak, yang dapat
memastikan ketersediaan data dan informasi MKG. Jika arsip
ditetapkan sebagai aset penting negara, maka seperti itu pula
keberadaan data dan informasi MKG. Dengan terbentuknya
Arsiparis yang mumpuni dan memiliki integritas dalam
menjalankan tugas dan fungsinya, maka akan tercipta pula data
dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, otentik,
serta dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan
publik.
¹ www.ica.org/en/discover-archives-and-our-profession. “Who
is an Archivist?”. Diakses tanggal 07 April 2022
² Permenpan Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 48 Tahun 2014 tentang
Jabatan Fungsional Arsiparis
³ Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2019 Tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi
Ke Dalam Jabatan Fungsional
⁴
www.ugm.ac.id/id/berita/13864-indonesia-kekurangan-140-
ribu-arsiparis. Diakses tanggal 14 April 2022
⁵ Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
⁶ Kurniatun. 2014. “Arsiparis : Antara Realita Dan Harapan”.
http://arsip.ugm.ac.id/wp - content/uploads/
sites/401/2014/12/arsiparis-antara-realita-danharapan-1.pdf.
Diakses tanggal 08 April 2022
⁷ Hasanah, Sari. 2018. “Penguatan Pendidikan Bagi Arsiparis
(Strengthening Education For Archivist)”. Jurnal Kearsipan
Volume 13 Nomor 1, Juni 2018
⁸ Widodo, Bambang P. 2016. “Sinergitas Antara Fungsi, Tugas,
dan Kewenangan Arsiparis: Suatu Gagasan Konstruktif”.
⁹
Jurnal Kearsipan ANRI, Desember 2016
www.bmkg.go.id/profil/stasiun-upt.bmkg . “Stasiun MKG.”
Diakses tanggal 14 April 2022
¹⁰ https://www.bmkg.go.id/profil/?p=sejarah. “Sejarah.” Diakses
tanggal 14 April 2022
¹¹ Peraturan BMKG Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Jadwal
Retensi Arsip Substantif BMKG
¹² https://anri.go.id/sekitar-arsip/arsip-statis. “Arsip Statis.”
Diakses tanggal 15 April 2022
¹³ Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2011 Tentang Pedoman Preservasi Arsip Statis
¹⁴ Tjasyono, Bayong. 2012. ”Meteorologi Indonesia I:
Karakteristik dan Sirkulasi Atmosfer”. Cetakan IV.
Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
¹⁵ Peraturan BMKG Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi
Arsip
¹⁶ Peraturan BMKG Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Tata Naskah di Lingkungan BMKG
¹⁷ Peraturan ANRI Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemeliharaan Arsip Dinamis
¹⁸ Perka ANRI Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Preservasi Arsip Statis
Ira Marby HS
Staf Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten II Lampung Selatan
Puslitbang BMKG
Referensi
74
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Penyediaan lingkungan pembelajaran
yang dapat mengakomodir semua
kebutuhan peserta didik dengan berbagai
karakter.
Opini
(sumber: nina - canva.com)
Pendidikan adalah modal dasar pembangunan maka
setiap negara sudah barang tentu menempatkannya
pada tujuan utama. Keberhasilan proses pendidikan tidak
terlepas dari proses perencanaan, implementasi serta kebijakan
penunjang yang dilakukan secara berkesinambungan. Seperti
yang kita ketahui bersama sejak Maret Tahun 2020 wabah
Covid-19 terjadi di dunia. Orang-orang tidak diperbolehkan
berkumpul apalagi dalam jumlah yang banyak seperti halnya
pelatihan tatap muka. Hal ini membuat sistem pembelajaran
kelas tatap muka harus segera berubah menjadi daring (online)
mengingat semua pembelajaran harus tersampaikan sama
seperti halnya dengan kelas tatap muka. Pandemi ini membuat
kita harus pelan-pelan mengarah pada daring (online) yang
pembelajaran daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),
memberikan solusi yang dapat menghindari penyebaran wabah
Covid-19 yang sedang terjadi.
Proses pembelajaran tersebut mengubah proses belajar
mengajar dari tatap muka atau luring (offline) ke daring (online)
yang mana membutuhkan kesiapan serta komitmen segala
unsur mulai dari pemerintah, lembaga pelatihan, pengajar,
peserta didik. Pemerintah melonggarkan sistem penilaian
pendidikan agar dapat beradaptasi dengan pandemi sepanjang
pembelajaran dapat berlanjut tanpa beban untuk mencapai
kompetensi. Pembelajaran yang dilakukan saat ini bersifat
daring yang sifatnya jarak jauh menjadi tantangan tersendiri
bagi pendidik dalam rangka capaian hasil belajar terutama
dalam usaha pengembangan pembelajaran peserta dalam
kelas.
Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran juga adalah
media pembelajaran. Media pembelajaran harus mendapat
peran yang mampu menjadi jembatan pengajar kepada peserta
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 75
sehingga peserta memahami tujuan pembelajarannya. Adapun
media pembelajaran dapat berupa teks, audio, video, gambar,
alat peraga, multimedia ataupun aplikasi-aplikasi yang dapat
memudahkan peserta belajar dalam kelas. Menurut Azhar
Arsyad media pembelajaran adalah perantara yang membawa
pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima.
Ada empat alasan pentingnya penggunaan media dalam
pembelajaran menurut peneliti Muhammad Yaumi (2018) yaitu:
(1) Meningkatkan mutu pembelajaran,
(2) Tuntutan paradigma baru,
(3) Memenuhi kebutuhan pasar, dan
(4) Visi pendidikan global.
Meningkatkan mutu pembelajaran merupakan proses
pembelajaran yang sudah direncanakan serta merancang
sesuai dengan prosedur yang ada dari kurikulum, modul.
Tuntutan paradigma baru adalah dunia pembelajaran akan terus
membutuhkan kerangka berpikir yang digunakan dalam proses
pembelajaran, pada prinsip pembelajaran Merrill mencakup
demonstrasi, aplikasi, prinsip yang berbasis pada tugas, aktivasi
dan integrasii perlu jadikan acuan untuk mengembangkan
pengetahuan yang sesuai dengan dunia nyata :
Gambar: Prinsip-prinsip Pembelajaran Merrill
Memenuhi kebutuhan pasar merupakan kesesuaian setiap
kelas dalam memenuhi sistem pembelajaran di kelas, visi
pendidikan global merupakan kesesuaian antara capaiancapaian
yang dituntut dengan yang sudah di lakukan dalam
kelas. Teknologi mutakhir harus selalu dirancang mudah bagi
para pengajar serta skill pengajar pun harus di tingkatkan
ditambah memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana
pendidikan.
Atas dasar ke empat poin penting media pembelajaran itulah,
masing-masing pengajar dan peserta mempunyai tanggung
jawab masing-masing yang tentu saja mempunyai tujuan
yang sama yaitu menciptakan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan. Mari sama-sama kita bahas peran masingmasing
pengajar dan peserta serta media pembelajaran apa
saja yang digunakan.
Peran Pengajar
Dengan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas hal ini
menggunakan pembelajaran daring yang sifatnya jarak jauh,
memberikan
tugas dan
tanggung jawab
ekstra serta
tantangan
bagi pengajar
untuk mampu
menciptakan
lingkungan
pembelajaran
dalam upaya
perkembangan
etika, tanggung
jawab dalam
s e t i a p
pembelajaran.
Karena metode
evaluasi dari
pendidikan
karakter salah satunya dengan observasi langsung oleh
pengajar, yang mengamati sikap atau perubahan sikap baru
yang muncul pada diri peserta didik, yang mana terkadang
ada kendala yang dihadapi pengajar dalam penerapan
pembelajaran daring misalnya penguasaan teknologi
(kahoot, jamboard, slido, mentimeter, padlet, dll). Peran
Widyaiswara dalam penyediaan pembelajaran dalam hal
memotivasi peserta dalam kelas widyaiswara harus dapat
menyediakan lingkungan yang nyaman untuk pembelajar,
termasuk mempertimbangkan metode yang paling bisa
diterima oleh semua tipe pembelajar (tidak hanya untuk
pembelajar dengan tipe tertentu saja) agar terbentuk
motivasi belajar (yang sifatnya intrinsik) yang kuat.
Pengajar harus pula mengidentifikasi karakteristik peserta
yang berhubungan dengan keperluan pengembangan
instruksional. Dalam kelas ada ciri-ciri peserta yang dapat
menjadi penilaian keseriusan peserta, antara lain rasa
ingin tahu akan pembelajaran/pelatihan tersebut, ada
ingin hanya sekedar ingin lulus menyelesaikan rangkaian
kegiatan pelatihan, ada yang hanya ingin mendapatkan
sertifikat, ada yang ingin bertukar pikiran dengan temanteman
dalam kelas, ada yang ingin bertanya/berdiskusi
dengan pengajarnya atas ciri-ciri itulah perlu diketahui
76
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
pengajar sekaligus menjadi tantangan pengajar dalam
pembelajaran di kelas serta menjadi peran peserta untuk
dapat bertanggung jawab.
harus mau dan mampu menyampaikan saran, keluhan, dan
pendapat serta pengajar harus mau mendengarkan peserta,
sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Peran Peserta
Referensi
Peran peserta pun tidak kalah pentingnya dalam kelas selama
pembelajaran adalah tantangan tersendiri, dimana perlu
adaptasi dalam hal meningkatkan peran masing-masing,
terutama bertanggungjawab pada pembelajarannya sendiri
dalam pembelajar yang adaptif.
Kemudian dari segi metode
pembelajaran di jaman yang
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
ini metode yang digunakan
perlu juga di sesuaikan
yang bisa mendorong
peserta untuk terus mau
belajar. Seperti contohnya
media pembelajaran yang
memudahkan peserta
untuk menggunakan media
pembelajaran seperti
Jamborad.com, padlet.com,
kahoot.com, mentimeter.
com, slido.com sebagai media
interaktif ataupun sebagai
media game dan masih banyak
yang lainnya yang ke semuanya
agar peserta menjalankan perannya dengan optimal.
Penutup
Pembelajaran dalam kelas bukan saja tanggung jawab lembaga
kediklatan tapi juga tanggung jawab pengajar dan peserta
Pendidik/pengajar dan lembaga pelatihan harus peka, siap, dan
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Sangat penting
pengajar berdiskusi dengan para pesertanya agar dapat
mengetahui secara langsung masalah di kelas. Kurangnya
kesadaran diri, kurangnya adaptasi, serta kemajuan teknologi
menjadi penyebabnya. Namun tidak dapat dipungkiri masih ada
beberapa yang berusaha untuk tetap jujur dan menyesuaikan
diri dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian pengajar dan
peserta mempunyai peran masing-masing dalam kelas agak
mendapat solusi yang terbaik sehingga tujuan pembelajaran
tercapai. Pengajar/pendidik atau lembaga pelatihan juga
harus mempersiapkan secara matang kegiatan pembelajaran
di lembaga pelatihan yang dikemas dengan menarik sehingga
tidak membosankan dan diterima dengan baik oleh peserta.
Perlu kerjasama dan komunikasi yang baik antara tenaga
pendidik dengan peserta didik agar setiap masalah dapat
langsung diselesaikan dengan solusi-solusi yang tepat. Peserta
Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Daring I Wayan
Eka Santika Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Universitas Dwijendra, Denpasar.
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Pembentukan
Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Di SMA Muhammadiyah 1
Banjarmasin Tahun Ajaran 2019/2020
DAMPAK PEMBELAJARAN DARING TERHADAP PENDIDIKAN
KARAKTER SISWA Allessandro Yosafat Massie Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Kristen
Satya Wacana, Salatiga 172020003@student.uksw.edu
Anggraini, L . (2020). Pendidikan Di sekolah dasar dalam Rangka
menyongsong kenormalan baru. Webminar Nasional.
Program Studi pendidikan Sekolah Dasar Universitas
dwijendra, 19 Juni 2020, Denpasar.
https://unissula.ac.id/c24-berita-unissula/dampak-
pembelajaran-daring-di-masa-pandemi-bagi-
pendidikan-karakter/
Fajar, A. (2002). Portofolio Dalam Pelajaran IPS .Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan. Surat edaran no 4.
Tahun 2020. Tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan
dalam masa darurat penyebaran corona virus disease
(covid- 1 9)
Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan
Karakter. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Jakarta
Nurahmini
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat BMKG
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 77
Kisah Inspiratif
Raih Sukses dengan
KEPO, BAPER dan Punya UTANG.
Mungkinkah?
serapan dari Bahasa Sing-lish atau Singapore English yaitu rasa
ingin tahu yang berlebihan terhadap urusan orang lain.
Yang menarik, Merry membuat akronim sendiri dari Kepo sebagai
Kembangkan Potensi. Menurut Merry, seseorang harus memiliki
kemampuan untuk meng-upgrade diri yang diawali dengan
mengenali dan menemukan potensi, lalu mengembangkannya
sehingga menjadi mahir dan unggul. Merry menyarankan
berbagai cara mengembangkan potensi diantaranya dengan
terus belajar, berani mencoba dan siap menerima tantangan,
bersedia menerima masukan. Intinyaa, potensi harus diasah,
agar tak terpendam apalagi tenggelam.
BAPER : BAwa PERubahan
Kesuksesan adalah impian setiap orang. Meskipun berbedabeda
bentuk dan ukurannya, namun keinginan menjadi
berhasil akan mendorong sekaligus menjadi alasan kuat
bagi seseorang melakukan berbagai upaya untuk meraihnya.
Banyak orang terkenal yang membagikan kisah suksesnya,
menyampaikan kiat-kiat dan tips yang dapat menjadi inspirasi
bagi lainnya. Tiap orang memiliki kiatnya sendiri, resep unik dan
orisinil. Merry Riana salah satunya.
Bagi perempuan paruh baya yang sempat dikenal sebagai
‘Perempuan Sejuta Dolar’ ini, seseorang dapat meraih
kesuksesannya dengan menjadi KEPO, BAPER dan punya UTANG!
Wah, bagaimana mungkin hal-hal seperti itu bisa menjadi kunci
sukses individu? Ternyata, motivator yang satu ini memaknai
Kepo, Baper dan Utang ini dengan cara berbeda.
KEPO : KEmbangkan POtensi
Orang awam mengenal KEPO yang merujuk pada akronim dari
Knowing Every Particular Object atau sebutan untuk orang
yang mengetahui suatu hal atau objek dengan sangat detail.
Wikipediawan Ivan Lanin, mengungkap bahwa Kepo merupakan
Baper biasanya berkonotasi pada seseorang yang kurang
dapat mengendalikan perasaannya. Bila perasaannya sedang
tidak nyaman, maka akan mempengaruhi pola komunikasi
dengan orang lain atau bahkan terbawa-bawa sampai ke ranah
professional. Merry membuat akronim juga dari kata ini yaitu
bawa perubahan.
Merry percaya bahwa kesuksesan biasanya akan terkait dengan
suatu mimpi dan tujuan yang besar, yang tidak hanya tentang diri
kita sendiri tapi juga lingkungan, Hampir tidak ada keberhasilan
dan kesuksesan yang besar yang lahir dari keinginan yang biasabiasa
saja. Merry mengingatkan bahwa masing-masing dari kita
harus bisa sadar, apakah segala sesuatu yang kita lakukan itu
membawa perubahan atau tidak, baik untuk diri sendiri juga bagi
untuk lingkungan di sekitar kita. perubahan yagng diinginkan
tentunya adalah perubahan ke arah positif sehingga dapat
membawa dampak positif.
UTANG : Unggul dan TANGguh
Jika utang biasanya selalu dikaitkan dengan pinjaman, terutama
uang. Namun akronim yang dikemukakan Merry kali ini adalah
tentang 2 sifat yang luar biasa, yaitu Unggul dan Tangguh.
Menjadi Unggul berarti menguasai satu atau beberapa bidang.
Melampaui tahap mahir tentunya telah melalui banyak tahapan
dan konsistensi, hasil kerja keras yang konsisten selama
78
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
beberapa tahun. Merry menyarankan jika mengerjakan sesuatu,
seseorang harus melakukan dengan sungguh-sungguh dan
selalu memberikan upaya terbaik untuk mencapai hasil yang
terbaik.
Sedangkan tangguh dimaknai oleh Merry sebagai keharusan
untuk memiliki pola pikir (mindset) seorang pemenang, yang
selalu bangkit saat terjatuh, yang tak takut untuk mengulang
dan tak gentar pada kegagalan. Kesuksesan adalah milik orangorang
yang tangguh, bukan orang yang sedikit-sedikit menyerah,
sedikit-sedikit putus asa.
Merry menerapkan ketiga istilah ini dalam kesehariannya.
Hasilnya bisa terlihat, karakter unggul dan tangguh yang dimiliki
Merry sebagai motivator, dan memberinya kesempatan untuk
berbagi dan menginspirasi sesama. Ingin sukses? Jadilah KEPO,
BAPER dan berUTANG.
Sumber:
https://www.instagram.com/p/Cc9Tj3-
vh3s/?igshid=MDJmNzVkMjY=
Yuliana Purwanti
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat BMKG
ilustrator: Rian,
Cerita : Nina
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 79
Serba-Serbi
Info Seputar Kegiatan
PUSDIKLAT JANUARI - MEI 2022
Online Group Discussion (OGD) 2022
Online Group Discussion (OGD) adalah kegiatan seminar daring yang diselenggarakan dua kali setiap
bulan dengan membawakan tema di bidang substansi meteorologi, klimatologi, geofisika, kualitas udara,
instrumentasi, administrasi dan substansi terkait lainnya, secara bergantian, sejak tahun 2014 dan pada
awal tahun 2022 dimulai dengan OGD ke-147. Pengajar atau narasumber OGD sebagian besar berasal dari personil
teknis operasional di Kantor Pusat dan UPT BMKG Daerah, serta beberapa materi mendatangkan narasumber dari
instansi terkait, sedangkan moderator biasanya dari Pusdiklat BMKG. Kegiatan ini didahului dengan menetapkan
topik dan materi, pengajar dan moderator serta pembagian tugas diantara para personil yang terlibat. Materi yang
didiskusikan dalam kegiatan OGD dapat berbentuk penyampaian pengetahuan/ keterampilan baru, penyegaran
materi dasar, diskusi tentang kondisi terkini cuaca, iklim, gempa bumi dan tsunami maupun kondisi ekstrim yang
ada serta materi terkait pengembangan SDM, keuangan, perencanaan dan hukum. Kegiatan ini juga dapat menjadi
pengantar bagi penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan metode pembelajaran di kelas yang akan diadakan
oleh Pusdiklat BMKG. Maksud dan tujuan diselenggarakannya OGD adalah: 1) Menambah wawasan pengetahuan
seluruh pegawai BMKG; 2) Menjadi Community of Practices (COP), wadah tukar pendapat, atau berbagi beberapa
hal yang berkaitan dengan materi yang disampaikan., 3) Pemerataan dan akselerasi dalam peluang mendapatkan
ilmu pengetahuan baru. Bagi Anda yang berminat untuk menjadi narasumber OGD mendaftar melalui http://bit.ly/
DataNarsumOgd.
80
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Talkshow BMKG CorpU dan Ekspose Inovasi Aksi
Perubahan Alumni PKA-PKP
Proses pembangunan BMKG Corporate University
telah berhasil melalui 13 tahapan/ milestones,
dimulai sejak tahun 2020 dengan kick off hingga
pelaksanaan grand launching pada Juli 2021. Pusdiklat
BMKG membutuhkan waktu yang cukup panjang
(sekitar 2 tahun) untuk dapat mewujudkan lahirnya
BMKG Corporate University. Kegiatan talkshow
dewan pembelajar ini difokuskan pada tujuan untuk
menginternalisasi BMKG Corpu kepada SDM dalam
berbagai lapisan di lingkungan BMKG, mulai dari tingkat
staf hingga ke jabatan pimpinan tinggi utama. Dengan
terinternalisasinya BMKG CorpU diharapkan akan
memudahkan implementasinya untuk pengembangan
kompetensi SDM di BMKG. Selain itu, ekspose inovasi
aksi perubahan dari para alumni PKA dan PKP sebagai
wujud pertanggungjawaban capaian dari sebuah hasil
pelatihan kepemimpinan. Secara lengkap berikut tujuan
yang ingin dicapai dari penyelenggaraan Talkshow
BMKG CorpU dan Ekspose Inovasi Aksi Perubahan
Alumni PKA-PKP : 1. Mensosialisasikan BMKG CorpU
dan hasil inovasi aksi perubahan alumni PKA-PKP 2.
Meningkatkan pemahaman SDM BMKG tentang BMKG
CorpU; 3. Menginternalisasi peran pimpinan pada
dewan pembelajar BMKG CorpU 4. Memperingati Hari
Meteorologi Dunia ke-72.
Pelatihan Teknis Analisa Prakiraan Banjir Pesisir
Dalam rangka Pengembangan Sumber Daya
Manusia dalam bidang Meteorologi maritim
maka Pusat Meteorologi Maritim bersama
Pusdiklat BMKG mengadakan Pelatihan Teknis Analisis
Prakiraan Banjir Pesisir/ROB (Coastal Inundation) pada
2022. Pelatihan Teknis Analisis Prakiraan Banjir Pesisir/
ROB (Coastal Inundation) bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mengolah data dan
menganalisis pemodelan numerik, serta menyiapkan
layanan informasi banjir pesisir / rob. Pelatihan pelatihan
ini diselenggarakan secara daring dalam format
Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) selama 19 (sembilan belas) hari
kerja dari tanggal 25 Februari sampai dengan 24 Maret
2022. Peserta Pelatihan Teknis Analisis Prakiraan Banjir
Pesisir/ROB berjumlah total 30 (tiga puluh) orang yang
terdiri dari: 17 (tujuh belas) orang berasal dari Stasiun
Meteorologi Maritim; 9 (sembilan) orang dari Stasiun
Meteorologi BMKG yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke; 1 (satu) orang dari Balai Besar MKG Wilayah
III; 1 (satu) orang dari STMKG dan 2 (dua) orang peserta
berasal Pusat Meteorologi Maritim.
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 81
Advanced Earthquake and Tsunami Hazards Training Course
Advanced Earthquake and Tsunami Hazards Training
Course diselenggarakan selama 3 (tiga) hari yaitu
dari tanggal 15 sampai dengan 17 Maret 2022
secara daring. Pelatihan ini, diikuti oleh 36 peserta dari
berbagai daerah di Indonesia yang bekerjasama dengan
United States Geological Survey (USGS) dan United
State Agency International Development (USAID). Tujuan
dari diadakannya pelatihan dengan tema ini untuk
memberikan pemahaman modern dan tingkat lanjut
tentang aspek-aspek bahaya bencana alam di Indonesia,
khususnya meningkatkan wawasan dan pengetahuan
mengenai bencana gempabumi, tsunami dan likuifaksi,
serta bencana lainnya yang terjadi di Indonesia.
Benchmarking Pagasa Philippines RTC WMO
Bagi tim kerjasama luar negeri kediklatan Pusdiklat
BMKG, tahun 2022 adalah tahun yang cukup sibuk.
Selain menyelenggarakan berbagai pelatihan
untuk peserta diklat mancanegara, tahun ini Indonesia
Regional Training Center (RTC) sebagai salah satu pusat
pembelajaran dari World Meteorological Organization
(WMO) harus menjalani proses rekonfirmasi. Hal
ini untuk memastikan bahwa proses perencanaan,
penyelenggaraan dan pengendalian RTC ini telah
sesuai dengan Dokumen Management of RTC. Proses
rekonfirmasi ini adalah yang pertama kali sejak InaRTC
ditetapkan pada tahun 2012, karena itu Pusdiklat BMKG
perlu belajar dari institusi lain yang telah menjalani
proses yang sama lebih dulu, diantaranya melalui
benchmarking/ patok banding. RTC Filipina menjadi
tujuan dari kegiatan patok banding ini. Selain karena
telah mendapatkan status rekonfirmasinya di tahun
2021, RTC ini merupakan satu-satunya RTC yang terletak
di wilayah RA-V selain Indonesia, sehingga tepatlah
belajar dari pengalaman mereka.
Pertemuan virtual digelar pada Jumat, 8 April 2022. RTC
Filipina dipimpin oleh Mr. Michael Bala, Ms. Angelina
Galan dan Mr. Benhard Punzalan. RTC Indonesia diwakili
oleh tim lengkap dari baik dari komponen meteorologi
dan hidrologi dari Kementerian PUPR. Setelah penjelasan oleh tim RTC Filipina, dilakukan diskusi yang berlangsung
hangat. Topiknya meliputi proses rekonfirmasi baik penilaian mandiri maupun kunjungan telaah yang dilakukan
oleh tim telaah. Dibahas pula hal-hal yang terkait proses bisnis dalam menjalankan ADDIE, fasilitas dan pengelolaan.
Banyak hal yang menjadi kesamaan, terutama masalah dan tantangan yang sama. Disadari pula bahwa untuk
mempercepat kemajuan bersama, kedua tim harus mulai memikirkan kolaborasi dalam penyelenggaraan program.
Hal ini menjadi catatan penting yang akan ditindaklanjuti pada kesempatan pertama.
82
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Pengamatan Hilal Awal Ramadhan dan Penentuan
Hari Raya Idul Fitri 1443 H
Tahun 2022, kembali Tim Hilal Pusdiklat BMKG
berpartisipasi di dalam pengamatan Hilal
penentuan awal bulan Ramadhan dan hari raya
Idul Fitri tahun 1443 H. Pengamatan hilal adalah salah
satu tugas dan fungsi BMKG di bidang Geofisika, dimana
pengamatan hilal yang dilaksanakan BMKG menjadi
salah satu rekomendasi dalam sidang isbat dalam
penentuan awal bulan hijriah. Kegiatan pengamatan
hilal ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan
oleh BMKG di beberapa tempat di seluruh Indonesia.
Pengamatan hilal penentuan bulan Ramadhan tahun
1443 H dilaksanakan 2 hari yaitu pada tanggal 1 dan
2 April tahun 2022 di pantai Melur Batam. mengapa
pengamatan penentuan bulan Ramadhan dilakukan
2 kali pengamatan? karena tinggi hilal pada tanggal
1 April masih di bawah 2 derajat, sehingga diperlukan
pengamatan hari berikutnya. pengamatan hilal
penentuan Ramadhan, Pusdiklat berkolaborasi dengan
stasiun meteorologi kelas I Hang Nadim Batam. Tim
dari Pusdiklat BMKG melakukan pengamatan hilal
yaitu Kadnan, Deni Saiful, Chandra Adiyanto, dan Roni
Kasmanto.
Pengamatan hilal Tim hilal pusdiklat BMKG kedua pada
tanggal 1 Mei 2022 di Pantai Gebang Kabupaten Cirebon
pada akhir Ramadhan 1443 H bekerja sama dengan
Ormas Islam beserta kementerian Agama kabupaten
Cirebon. Kegiatan pengamatan kedua ini dilakukan
dalam rangka penentuan Awal Syawal (Hari Raya Idul
Fitri ) 1443 H. Kegiatan di Pantai Gebang Cirebon ini disiarkan secara Live Streaming pada channel youtube https:/
hilal.bmkg.go.id/. Dalam pengamatan kali ini, Tim hilal pusdiklat BMKG juga secara langsung memberikan penjelasan
kepada masyarakat yang turut menyaksikan kegiatan observasi/pengamatan hilal.
Sharing Session Human Capital Development Plan BMKG
Dinamika abad 21 mengukuhkan kenyataan bahwa manusia
adalah aset utama organisasi, motor penggerak laju
institusi. Pengembangan kapasitas ASN menjadi esensial
dan harus direncanakan dengan cermat, diantaranya melalui
penyusunan Human Capital Development Plan (HCDP). BMKG
menginisiasi dokumen HCDP sebagai penguatan komitmen
organisasi dalam pengembangan kompetensi ASN Profesional.
Dalam tahap ini tentunya diperlukan banyak referensi untuk
membuat dokumen yang komprehensif. Selasa, 8 Maret 2022,
Pusdiklat BMKG serta Biro Umum dan SDM berkolaborasi
dengan mengundang Bapak DR. Christian Siboro (pakar Human
Resources), Bapak Eko Wiji Purwanto yang didampingi Ibu Dwi
Harini S. Tyas (Bappenas) dan Bapak Radhius Pandhu Winata
(Kemenko Ekonomi), untuk berbagi pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang penyusunan HCDP juga
implementasinya. Acara yang dihadiri oleh Pejabat Tinggi Madya dan Pratama serta tim penyusun HCDP, dibuka
oleh Kepala Pusdiklat BMKG, Ibu DR. Nelly Florida Riama dengan sesi-sesi yang dipandu oleh para Widyaiswara
Utama sebagai moderator. Banyak hal baru yang kami pelajari saat ini, namun lebih banyak lagi hal yang harus
dicermati. Jalan masih cukup panjang, mohon dukungan Sobat Diklat, agar inisiatif HCDP ini berjalan lancar.
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 83
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dan Kepemimpinan
Administrator (PKP & PKA) Tahun 2022
Selasa, 1 Maret 2022 Pembukaan Pelatihan
Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VI
Tahun 2022 dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
(PKP) Angkatan IX Tahun 2022 telah diselenggarakan
secara virtual. Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang peserta
untuk masing-masing pelatihan yang berasal dari BMKG
Pusat maupun daerah. Pelatihan ini dihadiri oleh Dr. Nelly
Florida Riama, S.Si, M.Si selaku Kepala Pusat Pendidikan
dan Pelatihan BMKG.
Ibu Nelly menyampaikan bahwa peserta pelatihan dituntut
untuk memiliki kompetensi manajerial Administrator dan
Pengawas yang akan berperan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan di lingkungan BMKG. Pelatihan
ini dihadiri pula dan dibuka oleh Ir. Dwi Budi Sutrisno, M.Sc selaku Sekretaris Utama (Sestama) BMKG. Dalam
sambutannya Bapak Sestama menginstruksikan agar peserta pelatihan dapat bersikap kritis dengan menggali
ide dan substansi perubahan sebagai calon pemimpin. Peserta pelatihan juga diharapkan dapat memanfaatkan
pelatihan ini sebagai kesempatan untuk bertransformasi menjadi pemimpin yang lebih kompeten dan membawa
BMKG menjadi berkelas dunia.
Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Popular
Dalam rangka menunjang kemampuan menulis
sebagai bentuk pengembangan kompetensi,
Pusdiklat BMKG mengadakan Pelatihan
Penulisan Artikel Ilmiah Populer bagi para fungsional dan
staf di lingkungan Pusdiklat BMKG. Melalui pelatihan ini
diharapkan para peserta dapat membudayakan berbagi
ide dan pengetahuan dalam bentuk tulisan. Pelatihan
diselenggarakan pada tanggal 21 Februari - 18 Maret
2022. Narasumber berasal dari praktisi yang sudah
biasa bergelut di bidang penulisan. Konsep pelatihan ini
menggunakan pendekatan 10:20:70 dan keluarannya
yaitu peserta menghasilkan artikel tulisan populer
dengan topik kebencanaan dan pengembangan
kompetensi.
84
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Wawancara Eksklusif
PERJALANAN KARIR DAN MIMPI
PUSDIKLAT DI MATA PAK MAMAN
saya dipindahkan ke Sub Bidang Ramalan Jasa Meteorologi atau
dikenal dengan sebutan RJM, ” kenangnya. Saat berdinas di Sub
Bidang RJM tersebut, beliau kembali mengambil kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan jenjang magister dengan
mengikuti tugas belajar ke Perancis dari tahun 1998 sampai
2000.
Pagi yang cerah di dalam ruangan Kapusdiklat BMKG,
Bapak Drs. Maman Sudarisman DEA Kapusdiklat BMKG,
terlihat telah menanti dengan senyuman. Dari tahun
2017 Pusdiklat telah dipimpin Pak Maman, begitu biasa beliau
dipanggil. Wawancara ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi
menjelang masa purna tugas di Pusdiklat BMKG pada bulan
Februari 2022, sebelum beliau beralih menjadi dosen STMKG.
Pada periode masa jabatan Pak Maman, Pusdiklat
mencanangkan BMKG Corporate University. Hal ini tentu saja
tidak bisa dilepaskan dari keberadaan beliau sebagai pimpinan.
Selain itu, perjalanan panjang beliau dalam meniti karier sangat
inspiratif. Wawancara kali ini ingin menggali pengalaman kerja
hingga bisa sampai pada posisinya sekarang dan apa yang
menjadi mimpi dan harapan beliau pada Pusdiklat. Semoga apa
yang beliau bagikan bisa menjadi inspirasi dan pengetahuan
yang bermanfaat bagi para pembaca.
Perjalanan Karir Pak Maman
Drs. Maman Sudarisman DEA, memulai karirnya di BMKG
sebagai lulusan sekolah Kedinasan Akademi Meteorologi dan
Geofisika (AMG), yang saat ini sudah menjadi Sekolah Tinggi
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG). Setelah
menamatkan pendidikan di AMG, Pak Maman kemudian
menjalankan tugasnya sebagai pegawai BMKG dengan status
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Stasiun Meteorologi Halim
Perdana Kusuma dari tahun 1985 sampai dengan 1989. Empat
tahun mengabdi di Stasiun Meteorologi Halim, beliau kemudian
mendapatkan amanah untuk bekerja di Stasiun Meteorologi El
Tari Kupang. Ini merupakan sebuah perubahan besar dalam
hidup pria kelahiran Cirebon ini karena harus merantau cukup
jauh dari Ibu Kota Jakarta. Usai 2 tahun bertugas di Kupang,
Pak Maman melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia.
“ Kebetulan saat itu ada tawaran dari Badan Diklat, jadi tidak
ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Saya mendaftar
dan berhasil diterima.”
Pak Maman menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas
Indonesia (UI) tahun 1995, selanjutnya ditugaskan kembali di
Kantor Pusat BMG Jakarta. “Awalnya saya ditempatkan di Sub
Bidang Meteorologi Penerbangan. Tak berapa lama berselang,
Sekitar 4 (empat) tahun menyandang gelar master, pada
tahun 2004 beliau diamanahkan menjabat Kepala Sub Bagian
Analisa Data Meteorologi Permukaan sampai dengan tahun
2009. Selanjutnya, beliau menjabat sebagai Kepala Sub Bagian
Kerjasama Luar Negeri, lalu naik jabatan menjadi Kepala Bagian
Kerjasama dengan masa kerja yang paling lama yaitu 7 (tujuh)
tahun sampai tahun 2016. Suatu perubahan karir yang sangat
signifikan yang dialami Pak Maman saat itu. “ Pekerjaan dan
tugas yang saya jalankan di kerjasama sangat berbeda dengan
pekerjaan sebelumnya, “ beliau menambahkan.
Tahun 2016 Pak Maman diangkat menjadi Kepala Pusat
Perubahan Iklim Terapan. Namun penugasan ini tak berlangsung
lama karena selang setahun beliau menjadi Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan hingga sampai masa alih tugasnya di
awal tahun 2022.
Tantangan dan keberhasilan dalam perjalanan karier
Selama menjalankan karirnya, beberapa tantangan dan
keberhasilan telah dilalui dan dicapai Pak Maman. Tantangan
pertama yaitu saat beliau dipindah tugaskan ke daerah. Bagi
sebagian pegawai terasa bahwa pindah ke daerah merupakan
hal sulit, diantaranya dari sisi ekonomi, adaptasi budaya dan
kebiasaan, ditambah kondisi yang jauh dari keluarga dan
sebagainya. “ Dalam situasi ini, bisa dimaklumi tak jarang
sebagian pegawai ada yang ingin segera kembali ke daerah
asal. Namun, sebagai seorang PNS tentu saja, apa pun
tugas yang diberikan, harus dijalankan, “ kata beliau seraya
menggambarkan kondisi yang mungkin untuk sebagian besar
orang tidak terlihat nyaman.
Tantangan berikutnya adalah ketika diamanatkan tugas sebagai
Kepala Bagian kerjasama. “ Ini tentu saja membawa banyak
hal baru bagi saya yang awam, mengingat sebelumnya saya
bekerja di bidang operasional. Saya pun dihadapkan pada jenis
pekerjaan, cara dan hal yang berbeda, “ kata beliau. Namun
dengan semangat belajar dan keinginan untuk memajukan
BMKG, beliau mencoba untuk bisa memberikan yang terbaik.
Capaian beliau selama di bagian kerjasama diantaranya telah
berhasil membawa Kepala BMKG Ibu Sri Woro Budiarti dan
Bapak Andi Eka Sakya menjadi Presiden Regional Area (RA) V
WMO wilayah Asia dan Pasifik Barat. Ini memperlihatkan bahwa
Indonesia khususnya BMKG mampu memberikan kontribusi
yang signifikan pada dunia internasional. Masih dalam periode
jabatan sebagai Kabag Kerjasama, beliau juga telah berhasil
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 85
memimpin berbagai kegiatan internasional seperti pelaksanaan
berbagai Training Internasional, terlibat dalam Sub-Committee
on Meteorology and Geophysics (SCMG), serta selalu aktif dalam
kegiatan dan program World Meteorological Organization
(WMO).
Berbeda lagi tantangan yang dihadapi saat di Pusdiklat yaitu
bagaimana mewujudkan BMKG Corporate University (Corpu)
yang merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional
menuju ASN unggul. BMKG Corpu ini sudah menjadi wacana
sejak masa kepemimpinan beberapa Kapusdiklat terdahulu,
dan pada masa Pak Maman akhirnya dapat diwujudkan. “
Sebagai pimpinan Pusdiklat BMKG, saya meyakini bahwa
terwujudnya BMKG Corpu bukan karena keberadaan saya
semata, namun merupakan kontribusi dari setiap insan yang
ada di Pusdiklat. Tanpa adanya dukungan dan tim yang solid
yang mau bekerjasama tentu saja cita-cita tersebut tidak akan
dapat terwujud, “ katanya dengan rendah hati.
Lesson learnt yang bisa dipetik dari perjalanan karir Pak
Maman
Selama bekerja, ada beberapa hal yang ingin beliau bagikan
kepada kita semua. Pertama, selalu menjadi individu
pembelajar, bersedia belajar apapun serta mampu beradaptasi
dengan perubahan. Jika menghadapi kegagalan tetap optimis,
tidak mudah menyerah. “ Dengan kemauan untuk terus
belajar, InsyaAllah pasti kita akan menemukan jalan dari setiap
tantangan yang dihadapi. “ kata beliau dengan yakin.
Kedua, selalu lakukan koordinasi dengan setiap pihak baik
dengan pimpinan maupun bawahan, juga terhadap rekan
sejawat. Dalam bekerja kita tidak akan mampu menjalankannya
dengan sendiri, pasti kita memerlukan orang lain, oleh karena
itu bangun kerjasama yang baik dan komunikasikan semuanya
agar menghasilkan pemahaman yang sama. “ Jangan menjadi
orang yang sombong, jadilah orang yang selalu rendah hati.
Jangan merasa menjadi orang yang paling pintar. Kita bukan
orang yang mampu segalanya, tapi sebagai tim, kita akan saling
melengkapi kelemahan masing-masing, “ demikian beliau
berpesan dengan bijak.
Ketiga, bangun networking atau jejaring kerja dan komunikasi
yang baik. Pak Maman menyatakan bahwa dengan networking
dan komunikasi yang baik memberikan dampak yang luar biasa.
“ Misalnya seperti dalam menyikapi hubungan dengan WMO,
maka kita harus mampu menciptakan orang-orang yang dapat
berkomunikasi dengan baik dengan perwakilan WMO, sehingga
membantu mempermudah, mempercepat koordinasi dan
menjalankan program-program yang WMO kepada BMKG. “
Inilah salah satu hal yang menurut Pak Maman sukses membuat
BMKG berhasil di dunia internasional.
Mengajukan diri menjadi Kapusdiklat
Pak Maman menuturkan bahwa keinginan untuk menjadi
Kapusdiklat sebetulnya sudah tersirat cukup lama, karena
beliau sangat tertarik dengan bidang sumber daya manusia
(SDM). Ketika lelang jabatan Kapusdiklat dibuka, baru pada
kesempatan kedua beliau berhasil menjadi mewujudkan citacitanya.
Di awal menduduki jabatan sebagai Kapusdiklat, Pak Maman
mengalami tantangan dalam berbagi peran. “ Di tahun
pertama menjadi Kapusdiklat, pada saat yang bersamaan saya
harus mengikuti Pelatihan Kepemimpinan sehingga belum
bisa berkontribusi optimal. “ Namun dengan memberikan
kepercayaan dan membangun keyakinan kepada tim yang
dipimpinnya, tantangan tersebut dapat dihadapi dengan baik
dan lancar. Setelah menyelesaikan Pendidikan di Lemhanas
barulah beliau merasa bisa mendedikasikan diri secara utuh.
Ditanya tentang hal menarik lain yang dialami selama memimpin
di Pusdiklat, menurut beliau yaitu pola pembelajaran baru
secara online, terutama di masa pandemi. “Sampai saat ini
saya masih berharap Pusdiklat bisa membangun studio guna
mendukung pelatihan online ”, begitu kata beliau.
Harapan yang masih ingin dicapai
Hingga mendekati masa purna tugasnya masih ada beberapa
harapan yang ingin diwujudkan oleh Pak Maman sembari
berharap agar kepemimpinan yang baru nanti dapat
melaksanakannya, yaitu implementasi BMKG Corpu khususnya
terkait metode pembelajaran 10:20:70. “ Metode pembelajaran
ini perlu diaplikasikan di pelatihan yang dilakukan oleh Pusdiklat.
Memang membutuhkan waktu lama namun saya optimis ini
bisa diwujudkan. Perlu adanya dukungan pimpinan dan pihakpihak
terkait dalam mewujudkannya. “ imbuhnya. Terkait Corpu,
beliau juga berharap dokumen Learning Roadmap (LRM) BMKG
dapat segera diselesaikan.
Cita-cita berikutnya Pak Maman kepada Pusdiklat BMKG yaitu
segera dibangun Lembaga sertifikasi Profesi (LSP) BMKG, dalam
rangka mewujudkan kewajiban sertifikasi bagi setiap pegawai
BMKG. Sampai saat ini BMKG masih di posisi penyelesaian
Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK), untuk selanjutnya
perlu segera dibangun LSP-nya. Harapan beliau juga terkait
SKKK yaitu kedepannya bisa menjadi Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI), karena SKKNI terkait MKG masih
belum ada.
Terakhir dalam wawancara yang dilakukan tim Buletin, beliau
juga berharap bahwa Pusdiklat dapat segera menjalankan ISO.
Dengan begitu layanan Pusdiklat akan semakin berkualitas.
Tak terasa sudah satu jam berbincang, tim pewawancara di
akhir sesi wawancara telah menunggu. Pak Maman mengambil
kesempatan untuk menitipkan pesan kepada pembaca, pegawai
Pusdiklat khususnya, agar senantiasa bekerja semaksimal
mungkin. “ Niatkan diri untuk mencerdaskan dan memampukan
pegawai BMKG, tetap semangat, jaga kekompakan dan
sinkronisasi dalam bekerja baik antara tim maupun dengan
pimpinan. “ demikian pesan beliau. Pak Maman juga berharap
Kepada Kapusdiklat yang baru agar bisa melanjutkan harapan
atau cita-cita beliau yang belum terselesaikan. Semoga
kedepannya Pusdiklat semakin berjaya dan lebih baik dari yang
sekarang.
Tim Buletin
Pusdiklat BMKG
86
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Resensi Buku
Judul Buku : Effective Leadership Communication
– 21 Inspirasi Komunikasi yang efektif untuk mencapai
kesepakatan, persetujuan, dukungan, komitmen, dan tindakan.
Nama Pengarang : Dr. Dasep Suryanto, A.T., M.M.
Terbit : 2019
Cetakan
Jumlah halaman
: Pertama - hard cover
: 196 halaman
Nomor edisi buku : GM 619203008
Penerbit
Harga buku : Rp. 82.000,-
Ukuran buku
: PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
: 25 cm x 18 cm
nya ditentukan oleh bagaimana Anda mengatakannya. Maksud
baik, apabila disampaikan dengan cara yang salah mengakibatkan
persepsi yang salah. Tiga cara efektif menyampaikan pesan,
pertama sampaikan pesan sedemikian rupa sehingga terasa
memberi manfaat bagi penerima pesan. Walaupun ada kepentingan
organisasi yang kita wakili, kita tidak menyampaikannya
di awal, kepentingan lawan bicara dulu yang diutamakan.
Kedua, jadilah pendengar yang baik agar memahami kebutuhan
pendengar. Ketiga, menjawab kebutuhan pendengar. Dalam
komunikasi, setiap orang memiliki kebutuhan, didengarkan
pendapatnya, diperhatikan kepentingannya, diberikan haknya,
dan berbagai kebutuhan lain. Komunikasi yang tidak akan ditolak
adalah komunikasi yang menjawab kebutuhan. Caranya
dengan menghubungkan pesan kita dengan kebutuhan si
penerima pesan.
Komunikasi yang efektif tidak sekadar membuat pendengar
terkesima, terpukau akan kata-kata yang disampaikan,
atau terinspirasi dari kalimat-kalimat yang diberikan.
Komunikasi yang efektif bicara tentang respons tindakan.
Bagaimanapun, efektivitas segala sesuatu selalu diukur dari hasil
atau dampaknya. Esensi tujuan komunikasi adalah mencapai
kesepakatan, persetujuan, dukungan, komitmen, dan tindakan.
Buku Effective Leadership Communication berisi 21 inspirasi
komunikasi yang efektif beserta contoh yang terjadi di dunia
kerja, peristiwa bersejarah, dan peristiwa yang masih sering terjadi
hingga saat ini. Apa yang dikomunikasikan Steve Jobs saat
peluncuran produk Apple sehingga orang dari seluruh penjuru
dunia rela antre membelinya? Bagaimana cara menyampaikan
teguran keras sehingga bisa diterima dengan baik dan si penerima
teguran malah berterima kasih?
Siapapun Anda, apakah profesional, pemimpin organisasi,
pemimpin bisnis, pemimpin perusahaan, tokoh politik, ketua
partai, praktisi pemasaran dan penjualan, pembicara publik,
atau pengajar, jika tujuan komunikasi Anda adalah mendapatkan
kesepakatan, persetujuan, dukungan, komitmen, dan tindakan,
berikut gambaran umum 21 inspirasi komunikasi efektif
yang terdapat dalam buku ini.
Insight #1 Apa yang tidak akan ditolak?
Apapun situasinya, prinsip pendekatannya harus selalu memperhatikan
kepentingan lawan bicara. Menurut North Dakota,
apa yang Anda katakan hanya memberikan pengaruh 7%, 93%-
Insight #2 Kekuatan tiga pesan
Informasi tepat dan jelas yang membangkitkan inspirasi dan
disampaikan dengan sangat berkesan dapat menimbulkan
pengaruh besar terhadap pendengar. Tekankan prioritas pada
pesan membuatnya mudah diingat dan meninggalkan kesan.
Para pembicara terkemuka menggunakan kekuatan tiga pesan
“the power of three”: Informed, Inspired, Impressed. Fokuskan
pesan pada tiga poin paling signifikan dan mengulangnya beberapa
kali akan memberikan pengaruh maksimal. Pendekatan
ini pernah diterapkan oleh Kepala BMKG pada beberapa pidatonya,
yaitu dalam pengadaan barang dan jasa harus mengedepankan
Clean, Clear dan Qualified.
Insight #3 Konteks dan Fleksibilitas
Menyampaikan tujuan komunikasi dengan mempertimbangkan
konteks dan fleksibilitas sangat mendukung tercapainya komunikasi
yang efektif. Ada tiga konteks yang mempengaruhi setiap
orang yaitu konteks pribadi, sosial, dan budaya, perlu menjadi
perhatian dalam berkomunikasi. Fleksibilitas adalah kepekaan
untuk menyesuaikan diri dengan situasi lawan bicara dan terhadap
respons lawan bicara, termasuk Bahasa tubuhnya, seperti
jika melihat lawan bicara kita sedih, maka ada baiknya kita
menunjukkan sikap empati dengan bertanya secara hati-hati.
Insight #4 Memperjelas masalah, menunjukkan solusi
Mencapai kesamaan pemahaman untuk mendapatkan kesepakatan
bisa menghasilkan kerja sama terbaik. Menyampaikan
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 87
pesan apa adanya bukanlah komunikasi, namun hanya sekedar
penyaluran pesan. Komunikasi berarti penyampaian pesan untuk
mencapai kesamaan pemahaman. Jadi saat atasan menegur
bawahan, hal pertama bukanlah menegur namun menjelaskan
masalahnya, barulah dilanjutkan dengan mencari solusi terbaik
dan melakukan tindakan koreksi.
Insight #5 Mulai dengan cerita lanjutkan dengan fakta
Komunikasi yang menggunakan sebuah cerita sangat mudah dimengerti,
diterima dan diingat, karena pesan yang disampaikan
dengan cerita dan dikonfirmasi dengan fakta akan memberikan
dampak kuat untuk mendapatkan respons terbaik. Steve Job
dan Jack Ma adalah contoh komunikator yang suka bercerita
dalam komunikasinya.
Insight #6 Menemukan hal-hal terbaik
Pendekatan yang menggunakan hal-hal yang baik, menghasilkan
kesepakatan terbaik. Komunikasi yang berfokus pada hal
baik, membutuhkan waktu lebih lama, karena kita mencoba
membangun suasana yang nyaman dalam komunikasi dan itu
tidak bisa terbentuk hanya dalam sekali waktu. Sampaikan pesan
secara positif yang mampu memberikan motivasi, sehingga
si penerima pesan akan merasa diperhatikan dan merasa bahwa
yang dibicarakan adalah demi kebaikan dan keuntungannya.
Insight #7 Berpihak pada Dua Pihak
Dalam berbagai konflik, sering kali mereka yang berselisih
pendapat ternyata sama-sama benar. Konflik komunikasi biasanya
bermula dari penyampaian yang keliru. Sebaiknya dalam
konflik gunakan komunikasi persuasif bukan konfrontatif.
Mendengarkan dengan penuh perhatian dan fokus dapat
membantu kita menemukan sisi benar dari pertentangan, sehingga
menghasilkan solusi.
Insight #8 Mendekatkan dan Mempersatukan
Komunikasi yang baik menghubungkan, mendekatkan, dan
mempersatukan kesamaan pandangan, pemikiran, dan tujuan.
Komunikasi yang baik lebih dari sekedar berbicara, namun
mendekatkan koneksi satu sama lain. Ketika komunikasi mampu
mendekatkan antar karyawan maka akan terjalin kerja sama
tim yang baik. Komunikasi yang mempersatukan yaitu komunikasi
yang berusaha mencapai kesatuan pemahaman, kesepakatan,
kesamaan tujuan dan saling menyelaraskan.
Insight #9 Komunikasi Antarpribadi
Cara berkomunikasi ditentukan juga dengan siapa kita berkomunikasi.
Komunikasi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan
memerlukan pendekatan yang berbeda. Komunikasi interpersonal
sangat tepat digunakan untuk mencapai kesamaan
pandangan. Komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan
mencurahkan perhatian 100%, fokus mendengarkan bukan
merespons, berpikiran terbuka, jangan terlalu cepat menyimpulkan,
berikan umpan balik jika diperlukan.
Insight #10 Kejutan Tak Terduga
Hanya karena Anda mengatakannya, bukan berarti mereka
yang mendengarnya menerima pengertian yang sama. Pikiran
setiap orang menerjemahkan pesan sesuai dengan persepsi
yang mereka miliki, karena dalam setiap situasi, setiap orang
menaruh harapan tertentu. Melakukan suprising communication
yang positif bisa memberikan kejutan menggembirakan
karena melebihi harapan. Komunikasi ini biasanya diawali dengan
menyampaikan terlebih dahulu fakta umum baru kemudian
kejutan istimewa.
Insight #11 Membaca Situasi
Perkataan yang tepat, disampaikan pada situasi yang tepat
akan mencapai kesepakatan komunikasi yang terbaik. Dalam
istilah Neuro Linguistic Programming (NLP) membaca situasi
dan menyesuaikan diri disebut dengan building rapport, yang
berarti membangun keterhubungan dan kesepakatan/koneksi.
Alasannya yaitu setiap orang menyukai orang yang menyukainya,
orang yang mirip dengannya dan merasa nyaman berada
dekat dengan orang yang sejalan dengan pikirannya. Keahlian
menyesuaikan pesan komunikasi dengan situasi yang ada sama
seperti menyelaraskan isi komunikasi dengan tujuan komunikasi.
Insight #12 Hati-hati, Bicara Tanpa Kata
Ternyata apa yang kita tidak ucapkan, berbicara lebih keras
daripada yang kita ucapkan. Apa yang kita tidak dikomunikasikan
secara langsung dan apa yang kita komunikasikan secara
langsung, respons yang lambat dan tanggapan yang cepat,
semua itu sudah merupakan komunikasi. Dalam komunikasi
yang efektif, kata hanya memberikan pengaruh efektif 7%, vokal
38% dan visual (body language) 55%. Sebagai pimpinan diperlukan
kemampuan membaca Bahasa tubuh, gerak gerik, gelagat,
sikap, perilaku, respons dan tanggapan yang ditunjukkan oleh
bawahan atau tim kerja, jika tidak ditangani dengan tepat pesan
tanpa kata tersebut bisa menimbulkan masalah. Tidak ada komunikasi
masing-masing pihak akan berasumsi.
Insight #13 Mengalir dan Terarah
Sikap mendukung, menghargai, menerima, sensitif terhadap
perasaan orang lain, dan percaya pada kemampuan orang lain
merupakan faktor yang sangat kuat untuk mendukung kelancaran
komunikasi. Agar komunikasi dapat mengalir dan terarah
maka Anda perlu memahami faktor yang memperlancar dan
menghambat komunikasi, diantaranya dengan menyesuaikan
diri dengan orang lain dan menunjukkan komunikasi non verbal.
Insight #14 Kekuatan Pertanyaan
Sering kali hanya ada sedikit kesamaan antara dugaan dan kenyataan.
Daripada menduga dan berasumsi lebih baik bertanya.
Ketidakjelasan kadang terjadi dalam komunikasi dan dapat menimbulkan
kesalahpahaman, apabila tidak dikonfirmasi. Dengan
terbiasa melakukan konfirmasi melalui pertanyaan, bisa
menghindari kesalahpahaman. Salah satu metode yang bisa
dilakukan yaitu dengan metode naze bunseki, yaitu bertanya
sebanyak lima kali. Pemimpin yang terbiasa bertanya kepada
tim akan mendapatkan feedback yang tepat dan efektif.
Insight #15 Mengenali “Hot Button”
Tanpa kemampuan mengetahui pikiran dan perasaan orang
lain, kita sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik. Hot
88
Edisi 11 Tahun 2022
I M E D I A P U S D I K L A T B M K G
Insight #20 Menghasilkan Tindakan
Pada akhirnya komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang
menghasilkan tindakan. Lima faktor yang bisa menghasilkan
komunikasi berdampak yaitu komunikasi yang mampu memberikan
inspirasi cemerlang, mengajak orang pada tujuan yang
besar, menciptakan keterdesakan atau urgensi, menawarkan
perubahan yang signifikan menuju yang lebih baik, dan menggunakan
isu kelangkaan.
Insight #21 Komunikasi yang mengguncang dunia
button merupakan istilah untuk menandai hal-hal yang membangkitkan
minat seseorang, memadamkan minat, atau mengakibatkan
penolakan. Untuk itu perlu kemampuan menebar
kata kunci atau pertanyaan kunci yang bisa membuat lawan
“klik” dengan apa yang kita ucapkan. Misalnya, sebagai pimpinan
perlu memberikan motivasi pada tim.
Insight #16 Menggunakan kutipan
Berbicara dengan meyakinkan akan meraih lebih banyak peluang
sukses. Setiap orang lebih mudah menerima pesan jika
yang pertama kali didengar adalah sesuatu yang mereka setujui.
Kutipan dari tokoh terkemuka yang memiliki kredibilitas di
bidang yang kita bicarakan merupakan salah satu kalimat pembuka
yang sangat efektif untuk mendapatkan persetujuan awal.
Insight #17 Memberi tantangan
Saat pimpinan menyampaikan target atau tantangan diperlukan
komunikasi efektif. Menyampaikan tantangan yang efektif
adalah membangun kesadaran dan membangkitkan motivasi
tim yang mendorong komitmen kuat untuk bertindak. Cara
yang bisa dilakukan memberikan pandangan yang kontras,
memberikan dorongan positif, seimbang dan proporsional untuk
semua pihak, memberikan kesempatan diskusi, dan memberikan
dukungan.
Insight #18 Mendapatkan Respons Seketika
Pemimpin yang berkomunikasi secara asertif dan penuh percaya
diri dapat lebih mendapatkan respons tindakan kepatuhan
yang cepat. Dalam situasi yang memerlukan keputusan
yang cepat, kita tidak bisa menggunakan komunikasi persuasif,
kita memerlukan komunikasi asertif. Komunikasi asertif adalah
ketegasan berkomunikasi secara langsung (tegas, yakin, dan
penuh percaya diri) tanpa terganggu dengan apa yang dipikirkan
atau dikatakan orang lain.
Insight #19 Apa yang pasti disepakati?
Setiap orang bisa dipengaruhi dengan cara tertentu. Ada tiga
kunci utama untuk mendapatkan kesepakatan dan persetujuan
‘ya” dari setiap orang. Pertama, tunjukkan kepada orang lain
apa keuntungannya bagi mereka jika mereka melakukan tindakan
yang Anda sarankan. Kedua, bangkitkan semangat kepentingan
Bersama. Setelah kepentingan pribadi akan ada kepentingan
Bersama karena manusia adalah makhluk sosial. Ketiga,
memberikan lebih dari harapan.
Apa yang menarik dari ucapan para tokoh dunia yaitu kemampuannya
menggerakkan kesepakatan besar yang mengguncang
dunia atau pertanyaan diluar perkiraan. Mereka mampu
menyampaikan pernyataan yang merupakan gabungan dari
semua prinsip komunikasi efektif. Tokoh-tokoh seperti Muhammad
Yamin, Soekarno-Hatta, John F, Kennedy, Mao Zedong, Muhammad
Ali, Steve Job, dll, mereka mampu menjual mimpi, kemerdekaan,
semangat kesatuan, tantangan, integritas, inovasi.
Pada akhirnya kemampuan komunikasi lah yang membedakan
antara orang yang sukses dan yang tidak.
Sekilas tentang penulis
Penulis merupakan pakar komunikasi kepemimpinan dan lulusan
doktoral bidang manajemen Sumber Daya Manusia (SDM),
dengan pengalaman lebih dari 20 tahun sebagai pimpinan Divisi
SDM di beberapa grup perusahaan besar, selain itu beliau juga
merupakan seorang dosen pasca sarjana. Buku Effective Leadership
Communication ditulis berdasarkan pengamatan luas
terhadap sejumlah pengaruh komunikasi, baik secara universal
maupun spesifik di beberapa perusahaan skala nasional. Keikutsertaannya
dalam perumusan kebijakan dan standardisasi
kompetensi SDM bersama tim kementerian, yang menangani
kepentingan tenaga kerja di seluruh Indonesia, memperkaya
wawasan penulisan buku ini.
Kelebihan dan kekurangan serta opini terkait buku
Secara keseluruhan buku ini termasuk paket komplit. Tidak
hanya menghadirkan pemahaman terkait cara berkomunikasi
namun juga disertai dengan contoh-contoh nyata sehingga
maksud penulis dapat tergambarkan dengan jelas. Prinsip-prinsip
yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas bagi siapa
saja yang membaca karena penggunaan Bahasa yang sederhana
dan mudah dipahami. Pembaca juga tidak perlu membaca
secara berurutan, untuk 21 inspirasi komunikasi yang terdapat
dalam buku, pembaca bisa langsung membaca konteks komunikasi
mana yang ingin diketahui terlebih dahulu.
Bagi siapa pun baik pimpinan, individu, pengusaha, pegawai,
sangat bagus jika mau membaca buku ini karena buku ini membantu
kita agar mampu berkomunikasi lebih baik, menghasilkan
kesamaan pemahaman dan membuat orang lain mau bertindak.
Nina Amelia Sasmita
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat BMKG
Edisi 11 Tahun 2022 I M E D I A P U S D I K L A T B M K G 89
BMKG
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
Jalan Angkasa I No. 2 Kemayoran Jakarta Pusat 10720 - Indonesia
Telp & Fax : (021) 65867058