TELUK BINTUNI BASELINE SURVEY REPORT - ID
ReferensiBalitbangkes, B. P. d. P. K., 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Papua Barat, s.l.:s.n.BPS, 2011. Provinsi Papua Barat Dalam Angka, Manokwari: BPS.BPS, 2015. Provinsi Papua Barat Dalam Angka, Manokwar: BPS.BPS, 2016. Kabupaten Teluk Bintuni Dalam Angka. Bintuni: BPS.BPS, 2016. Provinsi Papua Barat Dalam Angka, Manokwari: BPS.BPS, 2017. Provinsi Papua Barat Dalam Angka, Manokwari: BPS.Knight, Maurice, dkk, 2003. Atlas Sumberdaya Pesisir Kawasan Teluk Bintuni. Proyek Pesisir (USAID).Manokwari: Pemerintah Provinsi PapuaRoni Bawole, dkk, 2008. Sumberdaya Perikanan Teluk Bintuni Papua; Potensi, Masalah dan Upaya Pengelolaan.Konas VI Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Manado.Rultenbeek, J., 1995. Some Practical Lessons in Applied Resource Valuation. Evaluating Bintuni Bay ed. Canada:Economy and Environment Program for Southeast Asia.Tahoba, A. E. P., 2011. Strategi Komunikasi dalam Program Pengembangan Masyarakat : Kasus ProgramCommunity Development Pada Komunitas Adat terkena Dampak Langsung Proyek LNG Tangguh di SekitarTeluk Bintuni. Prosiding Seminar Nasional, 7(Pengembangan Pulau-pulau Kecil), pp. 187-197.Wahyudi, dkk, 2014. Customary Right Compensation and Forest Villages Development Programs, of MangroveCompany at Bintuni Bay Papua Barat. JMHT, Volume XX, pp. 187-194.Yulianto, G., 2008. Kajian Kelembagaan Hak Ulayat Laut di Desa-desa Pesisir Teluk Bintuni. Buletin EkonomiPerikanan, Volume VIII No. 2, pp. 82-89.Laporan Survei Data Dasar Teluk Bintuni 2017 | 35
IV.AKTIVITAS PERIKANANPendahuluanPerairan Kabupaten Teluk Bintuni memiliki luas area sekitar 5.077,41 km 2 yang dikelilingi 12 distrikpesisir (British Petroleum Indonesia, 2014). Kawasan pesisir Teluk Bintuni memiliki kekayaan sumber dayaalam yang melimpah terutama hutan mangrove, sumber daya perikanan dan sumber daya gas alam (Bawole,et al., 2008). Ruitenbeek (1994) menyatakan bahwa nilai manfaat komunitas mangrove Teluk Bintuni untukperikanan sebesar 3,5 miliar dolar AS per tahun. Berbagai macam biota perairan banyak ditemukan diperairan Teluk Bintuni. Terdapat 46 famili ikan (Simanjuntak et al., 2011), 15 famili krustasea (Iskandar,2010), dan 53 famili Moluska (Petocz, 1983). Mata pencaharian masyarakat pesisir sebagian besar sebagainelayan yang memanfaatkan sumber daya laut (Yulianto, 2008). Masyarakat menggunakan berbagai jenisalat tangkap untuk memanfaatkan sumber daya laut yaitu jaring insang (gillnet dan trammel net), perangkap,pancing, dan jaring pasang surut. Sektor perikanan tangkap di Teluk Bintuni sudah mengikuti perkembanganteknologi, namun kondisi masyarakat secara ekonomi masih serba kekurangan.Padatnya hutan mangrove di sepanjang pesisir membuat Kabupaten Teluk Bintuni terkenal sebagaipenghasil udang, kepiting, dan berbagai jenis ikan seperti kakap conggek, kembung, serta ikan dasar(Bawole, et al., 2008). Produksi perikanan tangkap pada tahun 2016 mencapai 2.764 ton, dengan produksiudang sangat dominan. Produksi udang mencapai 1.271,4 ton (46%), kepiting 497,52 ton (18%), dan kakapputih 414,6 ton (15%). Produksi perikanan tangkap di wilayah pesisir Teluk Bintuni diperkirakan akan terusmeningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan permintaan pasar akan udang, kepiting,dan ikan. Peningkatan produksi ini diharapkan dapat selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan sehinggasektor perikanan dapat terus memberikan kontribusi terhadap perekonomian dan kesejahteraanmasyarakat. Pengumpulan data ilmiah menjadi penting, khususnya bagi wilayah yang masih minim informasiterkait dengan pemanfaatan sumber daya perikanan. Data dan informasi ini nantinya akan berguna bagipemangku kepentingan dalam menyusun upaya pengelolaan perikanan di Kabupaten Teluk Bintuni.MetodologiSurvei data dasar perikanan di Kabupaten Teluk Bintuni dilaksanakan pada tanggal 22 – 29September 2017. Lokasi pengambilan data di lima kampung terpilih (Gambar 4-1). Pemilihan kampungberdasarkan hasil kajian survei pendahuluan yang dilakukan oleh team WWF-Indonesia pada bulan Juli2017. Lokasi yang dilakukan survei adalah Kampung Banjar Ausoy, Kampung Bintuni Timur RT 1 RW 2,Kampung Taroi, Kampung Sidomakmur dan Kampung Modan. Jumlah sampel data sebesar 76 nelayan,dimana setiap lokasi mewakili 5-10% jumlah nelayan.Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan denganmelakukan wawancara langsung dengan nelayan. Penentuan responden menggunakan metode simplerandom sampling. Jenis data primer adalah informasi terkait sumber daya perikanan mengacu yang padaprotokol Data dasar Survei Perikanan Tangkap dan Budidaya--disusun oleh tim Penelitian danPengembangan Perikanan WWF-Indonesia, yakni:a. Wawancara Informan Kunci/Key Informant Interview (KII)Melibatkan sekitar 5 sampai 10% dari jumlah Rumah Tangga perikanan (RTP). Peserta yangdiwawancarai adalah informan kunci disetiap kampung seperti nelayan, pengepul, kepala kampung danbeberapa tokoh lainnya yang dapat memberikan informasi terkait perikanan dikampung tersebut.b. Survei di lokasi pendaratan Ikan (Fish Landing)Laporan Survei Data Dasar Teluk Bintuni 2017 | 36
- Page 1 and 2: WWF-ID | SEA Project2017USAID SUSTA
- Page 3 and 4: RINGKASAN EKSEKUTIFWWF-Indonesia, d
- Page 5 and 6: DAFTAR ISIRINGKASAN EKSEKUTIF......
- Page 7 and 8: V. PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT ...
- Page 9 and 10: DAFTAR GAMBARGambar 2-1 Stasiun Pen
- Page 11 and 12: AKRONIM DAN SINGKATANBABPDBH/LBDDKP
- Page 13 and 14: Tujuan• Melakukan identifikasi ko
- Page 15 and 16: 2.2.1 Pengambilan DataJumlah sampel
- Page 17 and 18: 2.2.5 Spesies Terancam Punah dan Di
- Page 19 and 20: Untuk tingkat pohon adalah INP=KR +
- Page 21 and 22: INP (%)B. gymnorrhizaB. hainessiiR.
- Page 23 and 24: INP (%)B.gymnorhizaB. hainessiiB. s
- Page 25 and 26: Jenis mangrove minor yang ada di Te
- Page 27 and 28: Jumlah (Individu)Gambar 2-14 Strukt
- Page 29 and 30: ReferensiAgustina Y.S. Arobaya, Fre
- Page 31 and 32: III.STATUS SOSIALPendahuluanWilayah
- Page 33 and 34: Lainnya, 1% Mobil, 1%Pejalan kaki,
- Page 35 and 36: Jenjang Pendidikanberasal dari PLN.
- Page 37 and 38: Health Facilities Health Workersbel
- Page 39 and 40: 3.3.11 KependudukanSebagian besar p
- Page 41 and 42: Ton3,500.003,000.002,500.002,000.00
- Page 43 and 44: Suku IrarutuSuku SumuriSebyar yang
- Page 45: Sumuri. Masyarakat yang berada di O
- Page 49 and 50: Tabel 4-1 Komoditas perikanan yang
- Page 51 and 52: potensial untuk aktivitas penangkap
- Page 53 and 54: RTP (orang)Nilai Produksi (Rp. 1,00
- Page 55 and 56: jumlah (ekor)jumlah (ekor)504540353
- Page 57 and 58: Tabel 4-7 Harga Udang di Kabupaten
- Page 59 and 60: JanuaryFebruaryMarchAprilMayJuneJul
- Page 61 and 62: Gambar 4-8 Rantai Pemasaran Udang d
- Page 63 and 64: ReferensiBadan Perencanaan Pembangu
- Page 65 and 66: V. PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUTPend
- Page 67 and 68: 5.2.1.3 Pemetaan CepatPemetaan cepa
- Page 69 and 70: Gambar 5-3 Peta Sebaran Wilayah yan
- Page 71 and 72: STRUKTUR LEMBAGA MASYARAKAT ADAT SU
- Page 73 and 74: Gambar 5-9 Peta Wilayah Kerja Migas
- Page 75 and 76: Sedangkan nelayan Kampung Banjar Au
- Page 77 and 78: Gambar 5-11 Mekanisme Penambatan Pe
- Page 79 and 80: ReferensiAinsworth, C. H., Pitcher,
- Page 81 and 82: Faktor ExternalPeluang (+):Kabupate
- Page 83 and 84: Lampiran 2. Data Pohon Mangrove di
- Page 85 and 86: Lampiran 4. Data Semai Mangrove di
- Page 87 and 88: Lampiran Pemanfaataan Sumber Daya L
- Page 89 and 90: % Tutupan Mangrove(Data Ekologi Man
- Page 91 and 92: 2017> Jan: 26.294 kg/trip> Feb: 21.
- Page 93 and 94: Aktivitas & luaran yangbersumber da
- Page 95: Jumlah kasus yangdiinvestigasi/dise
Referensi
Balitbangkes, B. P. d. P. K., 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Papua Barat, s.l.:
s.n.
BPS, 2011. Provinsi Papua Barat Dalam Angka, Manokwari: BPS.
BPS, 2015. Provinsi Papua Barat Dalam Angka, Manokwar: BPS.
BPS, 2016. Kabupaten Teluk Bintuni Dalam Angka. Bintuni: BPS.
BPS, 2016. Provinsi Papua Barat Dalam Angka, Manokwari: BPS.
BPS, 2017. Provinsi Papua Barat Dalam Angka, Manokwari: BPS.
Knight, Maurice, dkk, 2003. Atlas Sumberdaya Pesisir Kawasan Teluk Bintuni. Proyek Pesisir (USAID).
Manokwari: Pemerintah Provinsi Papua
Roni Bawole, dkk, 2008. Sumberdaya Perikanan Teluk Bintuni Papua; Potensi, Masalah dan Upaya Pengelolaan.
Konas VI Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Manado.
Rultenbeek, J., 1995. Some Practical Lessons in Applied Resource Valuation. Evaluating Bintuni Bay ed. Canada:
Economy and Environment Program for Southeast Asia.
Tahoba, A. E. P., 2011. Strategi Komunikasi dalam Program Pengembangan Masyarakat : Kasus Program
Community Development Pada Komunitas Adat terkena Dampak Langsung Proyek LNG Tangguh di Sekitar
Teluk Bintuni. Prosiding Seminar Nasional, 7(Pengembangan Pulau-pulau Kecil), pp. 187-197.
Wahyudi, dkk, 2014. Customary Right Compensation and Forest Villages Development Programs, of Mangrove
Company at Bintuni Bay Papua Barat. JMHT, Volume XX, pp. 187-194.
Yulianto, G., 2008. Kajian Kelembagaan Hak Ulayat Laut di Desa-desa Pesisir Teluk Bintuni. Buletin Ekonomi
Perikanan, Volume VIII No. 2, pp. 82-89.
Laporan Survei Data Dasar Teluk Bintuni 2017 | 35