You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Sanitation Akses air bersih
Penggunaan air bersih untuk pemenuhan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, memasak, dan
air minum di kampung-kampung target, umumnya bersumber dari air sumur, sungai, ataupun air hujan
(Gambar 3-8). Diantara 5 kampung target hanya Kampung Nelayan (RT 02) yang menikmati air bersih dari
PDAM untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Papua
Barat masih banyak rumah tangga yang menggunakan air minum dari sumber tidak terlindungi. Ketersediaan
air bersih yang terbatas juga berisiko tinggi menyebabkan gangguan kesehatan/penyakit, khususnya penyakit
yang ditularkan melalui air (Balitbangkes, 2008).
Air Hujan
7%
Sungai
2%
Sumur Pribadi
58%
Sumur Bersama
PDAM
15%
18%
Tidak Punya
3.3%
Komunal
15.4%
Pribadi
81.3%
0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0% 100.0%
Gambar 3-8 Akses Air Bersih dan Sanitasi di Kampung-Kampung Target Kabupaten Teluk Bintuni
3.3.9 Kelompok Masyarakat
Komunitas masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni terbentuk berdasarkan kelompok seperti di
Kampung Banjar Ausoy terdapat komunitas Kuda Lumping yang merupakan kelompok tari-tarian. Di
Kampung Nelayan Kelurahan Bintuni Timur terdapat Komunitas Buruh bernama Gabungan Serikan Buruh
Indonesia (GSBI). Di Kampung Sidomakmur terdapat Komunitas Pemuda Sidomakmur yang bergerak di
bidang karang taruna. Selain itu, ada berbagai komunitas lain seperti komunitas nelayan tangkap, baik
nelayan dengan target komoditas udang maupun nelayan dengan komoditas kepiting.
3.3.10 Organisasi Ekonomi
Keberadaan organisasi ekonomi di Kabupaten Teluk Bintuni terutama di kampung target survei
sangat minim. Organisasi ekonomi yang teridentifikasi salah satunya adalah koperasi yang terletak di
Kampung Taroi. Koperasi tersebut awalnya dibentuk oleh masyarakat nelayan namun terhenti karena
sistem permodalan tidak berjalan dengan baik. Kemudian koperasi tersebut dibangun kembali oleh LNG
Tangguh dengan memberikan modal awal untuk pembelian hasil perikanan tangkap. Saat ini koperasi
tersebut kembali tidak aktif. Selain itu, hanya terdapat kelompok-kelompok nelayan yang dimodali oleh
pengepul atau penampung dengan sistem bagi hasil. Ada juga nelayan yang hasil tangkapannya dijual langsung
ke pengepul atau penampung namun tidak membentuk organisasi.
Laporan Survei Data Dasar Teluk Bintuni 2017 | 27