13.04.2020 Views

TELUK BINTUNI BASELINE SURVEY REPORT - ID

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

II.

STATUS EKOSISTEM PESISIR

Pendahuluan

Hutan mangrove di Provinsi Papua Barat dengan luas kurang lebih 2,25 juta hektar merupakan

hutan mangrove terluas di Indonesia serta merupakan contoh terbaik dari tipe habitat ini di kawasan Asia

Tenggara. Sementara itu, hutan mangrove di Teluk Bintuni seluas ± 260 ribu hektar dan mencakup 10%

dari total luas hutan mangrove Indonesia (Wibowo dan Suyatno, 1998:94). Berdasarkan Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan (PERMEN KP) No. 2 Tahun 2009 mengenai inisiasi Kawasan Konservasi Perairan

(KKP), diperlukan suatu data dasar yang meliputi data ekologi, sosial dan ekonomi dalam menyusun

dokumen awal iniasasi calon KKP. Oleh karena itu, inisiasi calon KKP Teluk Bintuni membutuhkan

pengambilan data ekologi di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni. Adapun jenis data yang diambil terdiri atas

data: 1) kondisi vegetasi mangrove, 2) tingkat kesehatan mangrove, 3) zonasi sebaran pertumbuhan

mangrove, 4) jenis dan kerapatan mangrove dan 5) biota asosiasi kawasan.

Metodologi

Survei ini dilakukan mencakup 4 (empat) distrik di wilayah pesisir Kabupaten Teluk Bintuni, yaitu

Bintuni, Aroba, Babo dan Taroi (Gambar 2-1). Pemilihan lokasi sampling dilakukan dengan metode acak

bertingkat yang terdiri dari 5 stasiun pengamatan dengan mempertimbangkan pola zonasi hutan mangrove

(Zona Depan, Zona Tengah dan Zona Belakang) dan berdasarkan pola pemanfaatan lahan (Hutan Lindung,

Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi).

Gambar 2-1 Stasiun Pengamatan Baseline Survei Teluk Binuni

Laporan Survei Data Dasar Teluk Bintuni 2017 | 3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!