29.12.2015 Views

EFEK DINANTI PAKET DIRACIK EFEK DINANTI

m-130-2015

m-130-2015

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

memiliki hak paten. Kemudian UU itu<br />

mengalami beberapa kali revisi (1989,<br />

1991, dan 1997 dan 2001) sesuai perkembangan<br />

masyarakat dan 2015 ini.<br />

“Dalam revisi ini memiliki beberapa<br />

kelebihan antara lain berpihak kepada<br />

inventor termasuk PNS (pegawai negeri<br />

sipil) dan UKM, memberi kemudahan<br />

pada masyarakat untuk memohonkan<br />

hak paten secara online, mendukung<br />

pembagian keuntungan (benefit) yang<br />

adil,” kata Razilu.<br />

Selain itu ada penolakan terhadap<br />

perpanjangan hak paten meski sudah<br />

melewati kontrak misalnya 20 tahun<br />

(obat-obatan), dan setelah itu obat itu<br />

masih bisa dimanfaatkan, maka tidak<br />

boleh lagi diperpanjang. “Kalau dulu<br />

bisa diperpanjang 20 tahun lagi, namun<br />

dalam revisi sekarang ini tidak bisa<br />

lagi. Bahkan pemilik hak paten harus<br />

mengelaborasi (meng-close) karyanya itu<br />

agar bisa menjadi inspirasi untuk melahirkan<br />

karya baru lagi bagi masyarakat,”<br />

ungkapnya.<br />

Karena itu menurut Razilu, bukan<br />

hal yang diharamkan untuk mengkopi<br />

paste (copast-mengkopi-jiplak-meniru)<br />

hak paten selama hak paten itu tidak<br />

didaftarkan di Indonesia, karena hukum<br />

berlakunya hak paten itu bersifat lokal,<br />

teritorial.<br />

“Setiap tahunnya terdapat 2 juta hak<br />

paten di dunia yang didaftarkan. Jadi,<br />

hanya dalam perlindungan yang tidak<br />

boleh ditiru, maka kalau mau mengkopi<br />

1.990.000,- hak paten yang ada di dunia<br />

selama tidak didaftarkan di Indonesia,<br />

tidak ada pelanggaran hukum,” jelasnya.<br />

Perlu diketahui hak paten adalah hak<br />

eksklusif yang diberikan oleh negara<br />

kepada inventor atas hasil invensinya<br />

di bidang teknologi, yang untuk selama<br />

waktu tertentu melaksanakan sendiri<br />

invensinya tersebut kepada pihak lain<br />

untuk melaksanakannya.<br />

“Jadi, yang dipatenkan adalah terkait<br />

MIPA (matematika dan ilmu pengetahuan<br />

alam). Tapi, bukan ilmu sosial politik,<br />

ekonomi, agama, budaya,” katanya.<br />

Invensi adalah ide inventor yang<br />

dituangkan ke dalam suatu kegiatan<br />

pemecahan masalah yang spesifik di<br />

bidang teknologi, dapat berupa produk<br />

Diskusi Forum Legislasi bersama wartawan DPR mengenai RUU Paten di Press Room DPR<br />

DALAM REVISI INI MEMILIKI<br />

BEBERAPA KELEBIHAN<br />

ANTARA LAIN BERPIHAK<br />

KEPADA INVENTOR<br />

TERMASUK PNS (PEGAWAI<br />

NEGERI SIPIL) DAN UKM,<br />

MEMBERI KEMUDAHAN<br />

PADA MASYARAKAT UNTUK<br />

MEMOHONKAN HAK PATEN<br />

SECARA ONLINE, MENDUKUNG<br />

PEMBAGIAN KEUNTUNGAN<br />

(BENEFIT) YANG ADIL<br />

atau proses, atau penyempurnaan dan<br />

pengembangan produk atau proses.<br />

“Sanksinya, bukan saja sanksi perdata<br />

tapi juga pidana. Karena itu tingkatkan<br />

peniruan dan hentikan pemalsuan,”<br />

pungkasnya.<br />

Sementara itu Pengamat Ekonomi<br />

Universitas Indonesia, Telisa Aulia<br />

Falianti mengatakan bahwa ada hal-hal<br />

yang perlu diperhatikan terkait revisi<br />

undang-undang paten itu sendiri. Sebab,<br />

jika salah dalam menentukan kebijakan,<br />

hal tersebut justeru akan membuka ruang<br />

bagi praktik monopoli. “Paten salah<br />

satu source monopoli,” kata Telisa.<br />

Telisa juga menambahkan pemerintah<br />

perlu memberikan perlindungan<br />

bagi usaha kecil menengah (UKM) di republik<br />

ini. “UKM bidang teknologi misalnya,<br />

yang mau mendaftarkan patennya,<br />

jangan dikenakan biaya mahal,” tandasnya.<br />

Menurut Telisa, pembelajaran maupun<br />

invosi yang terjadi pada sektor<br />

tersebut masih menggunakan cara-cara<br />

meniru. “Di Indonesia belajar masih melalui<br />

copy paste mungkin itu yang perlu<br />

diberi ruang. Jangan sampai ruang gerak<br />

kita bener-bener limited sekali,” ujar<br />

Telisa<br />

Selain itu, lanjut Telisa, UU Paten ini<br />

harus menjadi inovasi dan sederhana.<br />

Seperti di China dan Indonesia sama<br />

dengan China, penduduknya sama-sama<br />

besar, negara kepulauan yang besar, dan<br />

kita hanya baru belajar dan masih copas.<br />

“Pada prinsipnya jangan korbankan<br />

UKM, tidak ada monopoli dan sanksi<br />

yang berat, karena sanksi itu menujukkan<br />

kepatuhan terhadap hukum,” pungkasnya.<br />

(NT) FOTO: DENUS/PARLE/IW<br />

EDISI 130 TH. XLV, 2015<br />

39

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!