EFEK DINANTI PAKET DIRACIK EFEK DINANTI
m-130-2015
m-130-2015
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
nan Jangka Panjang Nasional (RPJPN),<br />
dan dalam rangka mewujudkan sistem<br />
Rencana Pembangunan Jangka Panjang<br />
Menengah (RPJPM). “Sekarang ini ada<br />
komitmen dalam melaksanakan program<br />
dana desa, dengan anggaran ratarata<br />
Rp 1,5 milyar per desa. Ini dilaksanakan<br />
secara bertahap, sebagaimana<br />
yang dijanjikan oleh Pemerintah,” ungkap<br />
Sukiman.<br />
Dia menjelaskan terkait konteks<br />
pembahasan anggaran, telah dilakukan<br />
antara DPR RI dan pemerintah dalam<br />
anggaran tahun 2015. Arahannya adalah<br />
supaya dilakukan program-program<br />
peningkatan kapasitas Aparatur Desa.<br />
“Hal tersebut, dilakukan pembekalan<br />
pelatihan, supaya sumber daya manusia<br />
dalam rangka untuk mengelola dana<br />
bantuan desa yang cukup besar, dibandingkan<br />
tahun-tahun sebelumnya, sebelum<br />
ada UU tentang Desa,” paparnya.<br />
Lebih lanjut ia mengutarakan, anggaran<br />
yang telah disalurkan untuk program<br />
dana desa, sekarang pada tahap<br />
III yang mencapai kurang lebih Rp. 20<br />
Triliun. “Diharapkan akan terus meningkat<br />
pada tahun 2015-2016, karena<br />
hal ini juga diberikan secara bertahap.<br />
Dan supaya perangkat desa siap dalam<br />
melakukan itu, maka diberikan pelatihan,<br />
pembekalan, peningkatan kapasitas<br />
itu,” katanya.<br />
PERLU PELATIHAN<br />
Menurutnya, setelah dilakukan<br />
pembahasan antara Komisi II dengan<br />
Kementerian Dalam Negeri, mengenai<br />
pembekalan aparaturnya, ternyata<br />
masih baru sebagian kecil yang sudah<br />
dilaksanakan. Memang dalam konteks<br />
pendistribusian dalam rangka transfer<br />
dana ke daerah, Sukiman menyampaikan,<br />
hampir semua lapor, seperti dari<br />
Kementerian Keuangan, Kementerian<br />
Pembangunan Daerah tertinggal (PDT)<br />
dan Kementerian Dalam Negeri. “Itu<br />
(Dana Desa) sudah ada di daerah. Cuma<br />
sekarang kalau kita lihat dari UU saja,<br />
itu tidak boleh mengendap sampai berbulan-bulan.<br />
Faktanya di daerah sudah<br />
terjadi, karena sebab Desa/Aparatur<br />
Desa takut mengambil karena masih<br />
belum lengkap petunjuk pelaksanaannya,<br />
waktu itu,” paparnya.<br />
Oleh karena itu, DPR meminta harus<br />
dipercepat pelatihan, dan pembekalan<br />
kepada Aparatur Desa, sehingga mereka<br />
dalam konteks penggunaan dana desa<br />
betul-betul sesuai, dengan arah dan<br />
program yang diinginkan oleh Pemerintah<br />
dalam rangka membantu masyarakat.<br />
Dan penyerapan anggaran inilah<br />
yang masih sangat rendah. pendistribusian<br />
dari Pemerintah Daerah kepada<br />
desa masih terlambat, dan ada yang belum<br />
sama sekali. “Saya pikir pemerintah<br />
harus mendorong itu, sehingga dana ini<br />
harus betul berada di desa dan berada<br />
di masyarakat, sehingga bisa menopang<br />
dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.<br />
Dengan sendirinya, kalau dana ini<br />
bergulir di masyarakat dan desa, otomatis<br />
ekonomi di desa dan masyarakatnya<br />
bergerak dan meningkat kesejahteraannya,”<br />
tegas dia.<br />
FOTO: /www.dinkes.tolikara.com<br />
Efeknya yang harus dikejar, tapi kalau<br />
ini terlambat, otomatis akan berdampak<br />
dengan perputaran dan pertumbuhan<br />
ekonomi yang ada di desa itu. Pembangunan<br />
yang diinginkan itu, boleh untuk<br />
infrastruktur, air bersih, penerangan,<br />
yang sifatnya tidak tercover oleh APBD<br />
ataupun APBN. DPR dan pemerintah<br />
perlu mendorong pemerintahan di desa<br />
lebih membuat peraturan desanya melalui<br />
program berdasarkan musyawarah<br />
desa, supaya ini betul-betul sesuai dengan<br />
keinginan masyarakat. Selama ini,<br />
kalau buat program pemerintah daerah<br />
takut tidak sesuai dengan masingmasing<br />
wilayah. Ini harus disesuaikan<br />
dengan yang menjadi keinginan di daerah<br />
itu. Jadi program dana desa harus<br />
terencana, dan bisa dilaksanakan, serta<br />
terevaluasi dengan baik, sehingga sehingga<br />
hasilnya betul-betul tercapai dan<br />
bisa terukur nantinya. “Mudah-mudahan<br />
ini berdampak positif dalam rangka<br />
kesejahteraan masyarakat di desa. Itu<br />
harapan kita, sehingga mereka (elemen<br />
masyarakat) kita minta untuk turut<br />
mensukseskan program ini,” katanya.<br />
Ia melanjutkan di Kementerian PDT<br />
juga ada program peningkatan pemberdayaan<br />
masyarakat, termasuk posyandu,<br />
PKK, tokoh masyarakat dan tokoh<br />
agama, dilibatkan untuk diberikan<br />
pelatihan untuk dalam rangka pengelolaan<br />
dana desa yang baik. Jadi jika ini<br />
bisa terencana dan terukur program ini,<br />
dia berharap akan berdampak pada pertumbuhan<br />
ekonomi Indonesia. Kemudian,<br />
yang menjadi kendala adalah keterlambatan<br />
pencairan. Kita (Anggota DPR)<br />
minta kepada Pemerintah Daerah juga<br />
harus konsen terhadap hal ini, agar juga<br />
memberikan pembinaan, sosialisasi, sehingga<br />
akan lebih mudah, terprogram,<br />
terpola dan terukur hasilnya. “Kalau<br />
pembekalan terhadap mereka kurang,<br />
maka di masa transisi ini dikhawatirkan,<br />
mereka akan berurusan dengan aparat<br />
hukum. Oleh karena itu, sejak awal, kami<br />
sebagai anggota DPR sudah mengingatkan<br />
itu, supaya dana desa ini jangan<br />
membuat mala petaka bagi aparatur dan<br />
aparat desa,” demikian Sukiman. (AS/IKY)<br />
FOTO: RIZKA, IST/PARLE/IW<br />
EDISI 130 TH. XLV, 2015<br />
33