EFEK DINANTI PAKET DIRACIK EFEK DINANTI
m-130-2015
m-130-2015
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
laporan<br />
utama<br />
BERHARAP<br />
TEROBOSAN BARU<br />
Harapan besar ditujukan kepada Pemerintah yang telah meluncurkan<br />
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I hingga Jilid VI. Publik berharap, paket<br />
kebijakan yang diluncurkan dalam kurun waktu September hingga<br />
Oktober itu memberi harapan segar di tengah kondisi melemahnya<br />
perekonomian dunia.<br />
Harapan yang sama pun disampaikan<br />
Wakil Ketua Komisi XI<br />
DPR Gus Irawan Pasaribu. Gus<br />
Irawan berharap, paket kebijakan<br />
ini merupakan sesuatu yang baru,<br />
dan terobosan yang berbeda dibanding<br />
kebijakan-kebijakan sebelumnya. Namun,<br />
ekspektasi itu sedikit berlebihan<br />
jika dilihat dari realita.<br />
“Saya berharap, tadinya isi paket kebijakan<br />
ekonomi itu berisi terobosan<br />
baru, bukan sesuatu kebijakan<br />
yang sudah terjadwal.<br />
Saya kira kita masih<br />
butuh waktu untuk<br />
meng uji, apakah respon<br />
pasar menjadi<br />
positif. Namun kita<br />
berharap respon<br />
pasar positif,” kata<br />
Gus Irawan, saat<br />
Wakil Ketua Komisi XI DPR<br />
Gus Irawan Pasaribu<br />
ditemui Tim Parlementaria, di Komisi XI<br />
DPR, baru-baru ini.<br />
Ia mengakui, hingga kini ia belum<br />
merasakan dampak signifikan dari<br />
peluncuran paket kebijakan ini. Jikapun<br />
ada penguatan nilai tukar rupiah terhadap<br />
dolar Amerika Serikat, itu lebih<br />
diakibatkan kepada adanya penguatan<br />
global.<br />
“Perlu diuji, apakah respon pasar<br />
menjadi positif akibat paket kebijakan<br />
ini. Nilai tukar rupiah sempat menguat,<br />
namun itu karena penguatan global.<br />
Kami sempat pertanyakan kepada<br />
Bank Indonesia, hal ini<br />
selain karena ada intervensi<br />
ada BI, namun juga karena<br />
ada penguatan global,” analisa<br />
Gus Irawan.<br />
Menyoroti salah satu<br />
Paket Kebijakan Ekonomi,<br />
yakni Jilid III yang diarahkan<br />
pada penurunan harga BBM,<br />
tarif dasar listrik, dan gas, Gus<br />
Irawan menilai memang hal ini<br />
bukanlah sesuatu yang<br />
baru. Pasalnya, penyesuaian<br />
harga<br />
BBM memang dikarenakan<br />
harga<br />
minyak dunia<br />
sedang turun.<br />
“Dulu, ketika<br />
awal<br />
pemerintahan Joko Widodo – Jusuf<br />
Kalla, terlalu terburu-buru menaikkan<br />
harga BBM, sehingga di satu sisi itu memicu<br />
inflasi yang luar biasa. Dan di sisi<br />
lain, ini menekan daya beli masyarakat.<br />
Sialnya, penurunan harga BBM itu tidak<br />
bisa menurunkan harga-harga di pasar.<br />
Bahkan juga tidak meningkatkan daya<br />
beli masyarakat,” analisa Gus Irawan.<br />
Politikus F-Gerindra itu menilai, ketika<br />
harga BBM naik, maka harga-harga<br />
komoditas akan naik. Namun, pada saat<br />
harga BBM turun, belum tentu harga<br />
komoditas atau kebutuhan pokok ikut<br />
turun, karena masih berkaitan dengan<br />
biaya produksi, distribusi, dan lain sebagainya.<br />
MASIH BUTUH WAKTU<br />
Terkait penyederhanaan izin pertanahan<br />
untuk kegiatan penanaman<br />
modal, Gus Irawan menilai, memudahan<br />
perizinan investasi ini ha nya untuk<br />
jangka panjang. Walaupun ini dirasa<br />
penting, namun kebijakan yang diambil<br />
Peme rintah ini belum dapat menjawab<br />
persoalan pokok bangsa ini.<br />
“Sementara yang mendesak, jumlah<br />
masyarakat miskin kita semakin banyak.<br />
Itu masalah utamanya, dan dampak dari<br />
kebijakan Pemerintah yang berpotensi<br />
melanggar Undang-undang, bahkan<br />
Undang-undang Dasar. Misalnya, harga<br />
BBM itu kita lepas ke pasar, itu kan melanggar<br />
UUD,” analisa Gus Irawan.<br />
Politikus asal dapil Sumatera Utara<br />
ini memastikan, seluruh paket kebijakan<br />
ini rasanya belum menjawab persoalan<br />
pokok bangsa. Apalagi, setiap kebijakan<br />
datang silih berganti, padahal satu kebijakan<br />
yang sudah diluncurkan belum<br />
terlihat hasilnya. Bahkan, kebijakan<br />
ini diluncurkan dalam waktu yang dikatakan<br />
sangat terlambat.<br />
“Kita masih butuh waktu untuk membuktikan<br />
hasil dari implementasi paket<br />
kebijakan ini. Apalagi, satu paket kebijakan<br />
belum jalan, kemudian sudah ada<br />
paket kebijakan berikutnya,” kata Gus<br />
Irawan menutup sesi wawancara, seraya<br />
mengerutkan dahinya, heran. (SF) FOTO:<br />
JAKA/PARLE/IW<br />
14 EDISI 130 TH. XLV, 2015