29.12.2015 Views

EFEK DINANTI PAKET DIRACIK EFEK DINANTI

m-130-2015

m-130-2015

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pertahankan usahanya. Selain itu, misalnya<br />

diberikan kebijakan tentang tax<br />

holiday, yang memberikan keringanan<br />

kepada perusahaan sehingga perusahaan<br />

ini dapat bertahan. Perusahaanperusahaan<br />

ini tetap dapat berproduksi,<br />

sehingga ini akan dikonsumsi oleh masyarakat<br />

menegah ke bawah,” papar<br />

Agus.<br />

Imbasnya, jika konsumsi produksi<br />

dalam negeri tetap ada, maka roda perusahaan<br />

akan tetap berjalan, sehingga<br />

tidak ada pemutusan hubungan kerja<br />

(PHK) lagi. Sebagaimana diketahui,<br />

kurang bersahabatnya ekonomi ini turut<br />

berimbas pada jumlah PHK.<br />

“Ekonomi secara keseluruhan, tidak<br />

growth up, justru malah menurun. Sehingga<br />

PHK meningkat tajam. Jadi sekali<br />

lagi, paket kebijakan ekonomi ini bagus,<br />

namun tidak menjadi obat yang mujarab<br />

untuk perekonomian kita yang sedang<br />

mengalami penurunan,” imbuh Agus.<br />

TINGKATKAN PERHATIAN<br />

EKONOMI MENENGAH KE BAWAH<br />

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III diarahkan<br />

pada penurunan tingkat bunga<br />

KUR dari sekitar 22 persen menjadi 12<br />

persen. Dalam paket ini, pemerintah<br />

juga memperluas penerima KUR. Agus<br />

menilai hal ini cukup memberi dampak<br />

pada ekonomi, namun masih sebatas<br />

ekonomi menengah ke atas.<br />

“Masalah bunga KUR diturunkan ini<br />

cukup bagus, tapi itu masih fokus pada<br />

ekonomi menengah ke atas. Padahal,<br />

sebagian besar masyarakat kita berada<br />

di ekonomi menengah ke bawah. Dan<br />

sektor ini pula yang cukup menentukan<br />

kondisi ekonomi tanah air,” ujar Agus.<br />

Ketika ditanya terkait kemudahan<br />

layanan investasi 3 jam dalam Paket<br />

Kebijakan Ekonomi II, Agus menilai<br />

ini kebijakan yang bagus. Melalui<br />

paket ini, kebijakan yang akan dilakukan<br />

adalah memberikan layanan cepat<br />

dalam bentuk pemberian izin investasi<br />

dalam waktu tiga jam di Kawasan Industri.<br />

Hal ini bertujuan untuk menarik<br />

penanaman modal.<br />

Dikabarkan, dengan mengantongi<br />

izin tersebut, investor sudah bisa langsung<br />

melakukan kegiatan investasi.<br />

Regulasi yang dibutuhkan untuk layanan<br />

cepat investasi 3 jam ini adalah<br />

Peraturan Kepala BKPM dan Peraturan<br />

Pemerintah mengenai Kawasan Industri<br />

serta Peraturan Menteri Keuangan.<br />

“Itu kebijakan yang bagus. Cuma saya<br />

tegaskan, bagus itu kan belum tentu recovery<br />

ekonomi kita. Sehingga dengan<br />

kemudahan investasi, investor bisa masuk,<br />

dan memproduksi produk dan jasa.<br />

Tapi bagaimana kalau tidak ada yang<br />

mengonsumsi, karena tidak ada daya<br />

beli di masyarakat,” kata Agus seolah<br />

bertanya.<br />

“EKONOMI SECARA<br />

KESELURUHAN, TIDAK<br />

GROWTH UP, JUSTRU MALAH<br />

MENURUN. SEHINGGA<br />

PHK MENINGKAT TAJAM.<br />

JADI SEKALI LAGI, <strong>PAKET</strong><br />

KEBIJAKAN EKONOMI<br />

INI BAGUS, NAMUN<br />

TIDAK MENJADI OBAT<br />

YANG MUJARAB UNTUK<br />

PEREKONOMIAN KITA<br />

YANG SEDANG MENGALAMI<br />

PENURUNAN,”<br />

Untuk itu, saran politikus asal dapil<br />

Jawa Tengah itu, daya beli masyarakat<br />

perlu tetap ditingkatkan. Ia menyarankan,<br />

Pemerintah perlu memberikan<br />

bantuan sosial. Bahkan jika dibutuhkan,<br />

skema bantuan seperti pemerintahan<br />

sebelumnya. Yakni melalui Bantuan<br />

Langsung Tunai (BLT), Kredit Usaha<br />

Rakyat (KUR), pembangunan infrastruktur<br />

pedesaan, atau insentif ke masyarakat<br />

bawah secara langsung.<br />

“Karena masyarakat ekonomi menengah<br />

ke bawah, tidak mempunyai kemampuan<br />

secara langsung, sehingga<br />

perlu diperkuat. Hal-hal yang terbaik<br />

adalah memperkuat daya beli masyarakat<br />

ekonomi menengah ke bawah.<br />

Pemerintah belum kearah sana. Pemerintah<br />

memperkuat UKM, mempermudah<br />

kredit UMKM, termasuk menurunkan<br />

bunga KUR, ini bagus. Tapi tidak<br />

cukup ini saja,” analisa Agus.<br />

Menyinggung formulasi pengupahan<br />

pada Paket Kebijakan Ekonomi Jilid IV,<br />

Agus memberi catatan. Formulasi pengupahan<br />

ini memang memudahkan,<br />

karena dapat ditetapkan. Namun yang<br />

paling penting, yang perlu mendapatkan<br />

perhatian Pemerintah adalah perlu<br />

dibuat formulasi agar upah meningkat.<br />

“Tapi ini dilema juga. Karena nanti<br />

pengusaha keberatan. Makanya perusahaan<br />

diberi insentif, sehingga upah<br />

buruh dapat dinaikkan. Namun di satu<br />

sisi, sektor ekonomi menengah ke bawah<br />

perlu diperhatikan,” imbuhnya.<br />

PERLU KEBIJAKAN BERIKUTNYA<br />

Ketika ditanya apakah launching kebijakan<br />

ini terlambat atau tidak, Agus<br />

mengakui memang ada keterlambatan.<br />

Namun yang harus menjadi perhatian<br />

adalah ketepatan. Menurutnya, belum<br />

ada kebijakan yang menyentuh masyarakat<br />

ekonomi menengah ke bawah<br />

dan meningkatkan daya beli masyarakat.<br />

“Tapi, tetap kita dukung berbagai kebijakan<br />

yang diambil Pemerintah, apalagi<br />

untuk memperkuat masyarakat,”<br />

imbuh Agus.<br />

Ia juga memberi catatan, agar kebijakan<br />

yang dikeluarkan, adalah kebijakan<br />

yang mudah diaplikasikan. Sehingga<br />

langsung berdampak pada pasar.<br />

“Menurut saya, Pemerintah juga<br />

perlu mengeluarkan kebijakan berikutnya.<br />

Karena justru Pemerintah belum<br />

mengeluarkan kebijakan yang mengenai<br />

sasarannya. Pemerintah harus<br />

menguatkan daya beli, ini yang belum<br />

tersentuh,” tutup Agus. (SF) FOTO: DENUS,<br />

ANDRI/PARLE/IW<br />

EDISI 130 TH. XLV, 2015<br />

13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!