EFEK DINANTI PAKET DIRACIK EFEK DINANTI
m-130-2015
m-130-2015
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
laporan<br />
utama<br />
<strong>PAKET</strong> KEBIJAKAN<br />
EKONOMI KURANG<br />
CESPLENG<br />
Pasar berharap besar kepada Paket Kebijakan Ekonomi Jilid<br />
I hingga Jilid VI yang sudah dikeluarkan Pemerintah dalam<br />
kurun waktu September hingga November lalu. Paket<br />
kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat perekonomian<br />
Indonesia, di tengah kondisi ekonomi dunia yang kurang<br />
bersahabat.<br />
Namun hal berbeda disampaikan<br />
Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang<br />
Industri dan Pembangunan,<br />
Agus Hermanto, saat ditemui Tim Parlementaria<br />
di ruang kerjanya, Gedung<br />
Nusantara III, beberapa waktu lalu. Agus<br />
menilai, paket kebijakan ini belum dapat<br />
memulihkan perekonomian Indonesia.<br />
“Paket kebijakan ekonomi ini, rasanya<br />
tidak bisa me-recovery ekonomi<br />
kita. Kalau bisa kita katakan bahwa paket<br />
kebijakan ekonomi ini kurang cespleng<br />
(manjur, RED). Karena paket ini<br />
lebih banyak mendominasi untuk strata<br />
ekonomi menengah ke atas,” kata Agus,<br />
membuka sesi wawancara.<br />
Namun, di satu sisi, Agus mengapresiasi<br />
Pemerintah yang sudah mengeluarkan<br />
paket kebijakan ekonomi. Ia<br />
melihat, salah satu hasil dari paket ini,<br />
kini nilai tukar rupiah sudah sedikit<br />
membaik. Namun yang perlu diperhatikan,<br />
ingat Agus, Pemerintah juga perlu<br />
mempertimbangkan kebijakan untuk<br />
ekonomi menengah ke bawah.<br />
“Sekarang ini, ekonomi kurang bersahabat<br />
dan mengalami penurunan.<br />
Perlu kebijakan untuk ekonomi menengah<br />
ke bawah. Sehingga Pemerintah<br />
harus mengeluarkan paket kebijakan<br />
ekonomi yang cespleng (manjur, RED),<br />
dikhususkan untuk masyarakat ekonomi<br />
menengah ke bawah,” saran Agus.<br />
Intinya, tambah politikus F-PD itu,<br />
paket kebijakan ekonomi itu harus menstimulus<br />
dan memperkuat daya beli<br />
masyarakat ekonomi menengah ke<br />
bawah. Ini tentunya akan menjadi<br />
determinan yang kuat. Karena,<br />
imbuh Agus, dengan adanya kemampuan<br />
daya beli masyarakat,<br />
maka konsumsi produk dan jasa<br />
dalam negeri akan meningkat<br />
juga.<br />
“Produk dan jasa<br />
dalam negeri akan<br />
bisa tersalurkan dan<br />
terdistribusi, sehingga<br />
perusahaan-perusahaan<br />
dalam<br />
negeri akan<br />
t e t a p<br />
mem<br />
12 EDISI 130 TH. XLV, 2015