PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0
PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0
PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
38. Anakku Malas Belajar<br />
Pada artikel sebelum ini telah dibahas mengenai kebutuhan anak untuk bermain. Pada artikel ini<br />
akan dibahas mengenai anak belajar. Anak usia sekolah tentunya perlu untuk belajar, entah<br />
mengulang kembali pelajaran yang sudah diberikan di sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah (pr)<br />
ataupun mempelajari hal-hal lain di luar pelajaran sekolah. Pentingnya belajar tanpa harus<br />
dibicarakan panjang lebar pasti sudah disadari oleh seluruh orangtua.<br />
Keluhan yang datang dari orangtua pada umunya lebih banyak menyangkut anaknya terlalu banyak<br />
bermain daripada orangtua yang anaknya terlalu banyak belajar. Bahkan kalau anak sangat rajin<br />
belajar, pastilah orangtua memamerkannya ke orang-orang dengan nada bangga, "Iya loh Pak Dani,<br />
anak saya itu belajarnya rajin sekali. Pulang sekolah belajar, bangun tidur siang belajar, terus<br />
malam kalau bapaknya sudah pulang ya belajar lagi. Makanya anak saya itu pintar sekali, apa-apa<br />
tahu. Kadang-kadang malah saya yang nggak tahu".<br />
Lain lagi kalimatnya jika anak terlalu banyak bermain, "Aduuuuuuh Pak Dani, anak saya ini kerjanya<br />
main melulu.... Siang main, sore main, malam juga main. Saya dan bapaknya kalau mau menyuruh<br />
dia belajar, harus teriak-teriak dulu, mengancam dulu, baru dia mau belajar. Pusing saya jadinya.<br />
Sudah begitu perkalian saja tidak hafal".<br />
Penyebab<br />
Kalau anak enggan belajar, tentunya perlu dicari tahu sebab-musababnya, baru kemudian diambil<br />
suatu tindakan. Beberapa sebab mengapa anak enggan belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:<br />
1. Kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain (sudah dibahas pada artikel yang lalu).<br />
2. Sedang punya masalah di rumah (misalnya suasana di rumah sedang "kacau" karena ada<br />
adik baru).<br />
3. Bermasalah di sekolah (tidak suka/phobia sekolah, sehingga apapun yang berhubungan<br />
dengan sekolah jadi enggan untuk dikerjakan).<br />
4. Sedang sakit.<br />
5. Sedang sedih (bertengkar dengan teman baik, kehilangan anjing kesayangan)<br />
6. Tidak ada masalah atau sakit apapun, juga tidak kurang waktu bermain (malahan<br />
kebanyakan), hanya memang MALAS.<br />
Malas<br />
Dalam Kamus Bahasa Indonesia oleh Muhammad Ali, malas dijabarkan sebagai tidak mau berbuat<br />
sesuatu, segan, tak suka, tak bernafsu. Malas belajar berarti tidak mau, enggan, tak suka, tak<br />
bernafsu untuk belajar.<br />
Kalau anak-anak tidak suka belajar dan lebih suka bermain, itu berarti belajar dianggap sebagai<br />
kegiatan yang tidak menarik buat mereka, dan mungkin tanpa mereka sadari juga dianggap sebagai<br />
kegiatan yang tidak ada gunanya/untungnya karena bagi ana-anak tidak secara langsung dapat<br />
menikmati hasil belajar. Berbeda dengan kegiatan bermain, jelas-jelas kegiatan bermain menarik<br />
buat anak-anak, dan keuntungannya dapat mereka rasakan secara langsung (perasaan senang yang<br />
dialami ketika bermain adalah suatu keuntungan).<br />
Motivasi<br />
Dalam dunia psikologi, dorongan yang dirasakan seseorang untuk melakukan sesuatu disebut sebagai<br />
motivasi. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang.<br />
Morgan (1986) dalam bukunya Introduction To Psychology, menjelaskan beberapa teori motivasi:<br />
<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 82