PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0
PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0
PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong><br />
BAB 1 : UMUM<br />
1. Menciptakan Anak Pintar Sejak Dalam Kandungan<br />
ADALAH hal yang sangat naif, ketika seorang anak menjadi bodoh, nakal, pemberang,<br />
atau bermasalah, lalu orang tua menyalahkan guru, pergaulan di sekolah, dan<br />
lingkungan yang tidak beres. Tiga faktor itu hanya berperan dalam proses<br />
perkembangan anak, sedangkan bakat anak itu menjadi bodoh, nakal, atau pemberang<br />
justru terletak dari bagaimana orang tua memberikan awal kehidupan si anak tersebut.<br />
Bukan hal aneh bahwa seorang anak dapat dididik dan dirangsang kecerdasannya sejak<br />
masih dalam kandungan. Malah, sejak masih janin, orang tua dapat melihat<br />
perkembangan kecerdasan anaknya. Untuk bisa seperti itu, orang tua harus<br />
memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasih<br />
sayang, dan stimulasi.<br />
Bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalah kualitas otak,<br />
sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara prinsip,<br />
perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan itu bisa terjadi dengan<br />
memperhatikan banyak hal. Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa<br />
nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya harus<br />
cukup. Artinya, asupan protein, karbohidrat, dan mineralnya terpenuhi dengan baik.<br />
Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu<br />
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi itu<br />
sendiri, sebenarnya bukan hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untuk<br />
mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya<br />
harus lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi fisik sudah siap dan proses kehamilan<br />
akan berlangsung optimal secara nutrisi.<br />
Tapi, memang di Indonesia atau di negara-negara berkembang pada umumnya--boleh<br />
dikatakan sangat jarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilan. Malah, kerap<br />
kehamilan dianggap sebagai suatu yang mengejutkan. Berbeda dengan yang terjadi di<br />
negara-negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anakanak<br />
yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalam<br />
segala hal untuk memelihara anaknya.<br />
Faktor kedua adalah kebutuhan kasih sayang. Seorang ibu harus menerima kehamilan<br />
itu, dalam arti kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh<br />
kembangnya bayi tidak akan optimal. "Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko<br />
dari kehamilannya," kata mantan Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Anak Indonesia itu.<br />
"Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir<br />
akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu<br />
dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang<br />
perkembangan bayi dalam kandungannya," tambahnya.<br />
Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada faktor<br />
psikologis yang memengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil<br />
menikah secara resmi atau kawin lari. Pernikahannya direstui atau tidak, dan apakah<br />
ada komitmen antara istri dan suami. Tanpa komitmen di antara keduanya, kehamilan<br />
itu bisa dianggap mengganggu.<br />
Juga harus ada support (dukungan). Tanpa support, walaupun ada komitmen dari suami<br />
dan orang tua dapat mengurangi perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam<br />
kandungan. "Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah komitmen dengan suami, serta<br />
<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 5