26.09.2015 Views

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bila demikian kejadiannya, pemberiannya harus dimundurkan dengan cara agak<br />

diencerkan lagi. "Jangan memaksakan bayi dengan kemauan kita karena akan<br />

membuatnya trauma. Bisa jadi setiap kali melihat mangkuk makanan, dia jadi menangis<br />

karena takut dijejalkan."<br />

Tak ada batas toleransi sampai berapa lama. Namun tentunya bukan berarti si bayi<br />

didiamkan saja dengan diberi makanan cair terus. "Orang tua tetap harus melatihnya<br />

untuk menerima makanan padat, hingga nantinya anak mengenal makanan padat dan<br />

tidak menolaknya dengan tak mau makan."<br />

Selain itu, bila usianya sudah di atas setahun, tentunya konsumsi susu saja takkan<br />

mencukupi. Pemberian makanan padat tetap harus dilatih terus. Misal, kalau sekali<br />

menolak, esok atau lusa dicoba lagi. "Jika usianya sudah hampir setahun, ajak dia duduk<br />

bersama kalau orang tuanya sedang makan. Tak usah dia diberi makanan. Biasanya<br />

anak kecil cenderung meniru orang dewasa. Kalau dia melihat ayah dan ibunya makan,<br />

dia pun akan menirunya. Jika dia meminta makanan, asalkan tak pedas, berikan saja.<br />

Jangan dilarang-larang karena akan membuatnya trauma."<br />

RASANYA BERBEDA<br />

Ada pula bayi yang menolak nasi tim karena rasanya yang berbeda. Jangan lupa, selama<br />

6 bulan pertama, bayi kenalnya hanya rasa manis. Nah, nasi tim tak manis seperti<br />

halnya bubur susu, kan? Jadi, ada kemungkinan dia tak suka karena rasanya tak manis.<br />

Kalau bayi tak suka karena tak mengenal rasa nasi tim tersebut, bisa diupayakan agar si<br />

bayi belajar mengenal rasa. Jadi, Bu-Pak, rasanya yang harus diubah dan divariasikan.<br />

Misal, awalnya nasi tim tersebut diberi tambahan glukosa atau yang paling mudah<br />

adalah kecap manis, hingga rasa nasi tim tersebut masih ada manisnya. Semakin lama,<br />

kecapnya agak dikurangi hingga bayi mengenal rasa nasi tim yang lain.<br />

Muntah juga bisa terjadi, misal, karena bayi kekenyangan makan atau minum ataupun<br />

karena bayinya mengulet hingga tekanan di perutnya tinggi, akibatnya susunya keluar<br />

lagi.<br />

GANGGUAN SFINGTER<br />

Sementara bila karena ada gangguan di saluran cernanya, terang Kishore selanjutnya,<br />

kita tahu bahwa pada saluran pencernaan itu ada saluran makan (esophagus), yang<br />

berawal dari tenggorokan sampai lambung. Nah, pada saluran yang menuju lambung ini<br />

ada semacam klep atau katup yang dinamakan sfingter. Fungsinya untuk mencegah<br />

keluarnya kembali makanan yang sudah masuk ke lambung.<br />

Umumnya sfingter pada bayi belum bagus dan akan membaik dengan sendirinya sejalan<br />

bertambahnya usia. Umumnya di atas usia 6 bulan. Namun, adakalanya di usia itu pun si<br />

bayi masih mengalami gangguan. Jadi, sifatnya sangat bervariasi.<br />

Tentunya, kalau sfingter tak bagus, maka makanan yang masuk ke lambung bisa keluar<br />

lagi. Gejalanya biasanya kalau pada bayi akan lebih sering gumoh, terutama sehabis<br />

disusui. Apalagi bila ia ditidurkan dengan posisi telentang. Ingat, cairan selalu mencari<br />

tempat yang paling rendah, bukan? Begitupun bila setiap kali diberi makanan padat<br />

muntah, harus dicurigai sfingter-nya tak bagus. Apalagi bila berat badan bayinya tak<br />

naik-naik, misal selama 1-2 bulan.<br />

Kadang ada juga sfingter dengan gangguan, yang disebut hipertropi pylorus stenosis,<br />

yaitu adanya otot pylorus yang menebal hingga makanan akan susah turun dari lambung<br />

ke usus, akhirnya keluar muntah. Gejalanya, tiap kali diberikan makanan padat akan<br />

muntah. Tapi kalau makanan cair tidak. Selain itu, berat badannya pun sulit naik. Jika<br />

gangguannya berat, makanan cair pun biasanya tak bisa lewat, hingga menganggu<br />

pertumbuhan si bayi karena tak ada penyerapan makanan. Biasanya kalau kejadiannya<br />

demikian, harus dilakukan tindakan operasi secepatnya untuk memperbaiki klepnya<br />

hingga saluran makanan dari lambung ke usus bisa jalan dengan lancar.<br />

<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 57

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!