PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0
PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0
PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
23. Dipaksa Makan, Anak Bisa Trauma<br />
Selera makan pada anak sebenarnya sama dengan orang dewasa. Kadang turun, kadang naik. Hatihati,<br />
memaksa anak menghabiskan makanannya saat sedang tak berselera. Bisa-bisa anak menjadi<br />
semakin trauma dan semakin sulit makan.<br />
Zyfa (4 tahun) sangat sulit makan. Setiap kali melihat ibunya membawa mangkok dan sendok, ia<br />
sudah menangis menjerit-jerit. Nggak mau, nggak mau makan teriaknya. Sang Ibu bingung<br />
menghadapi keadaan ini. Apalagi, Zyfa sulit minum susu. Badan Zyfa juga kurus. Zyfa hanya mau<br />
makan-makanan kesukaannya saja, yaitu ceplok telor dan kerupuk.<br />
Trauma karena terpaksa<br />
Menurut Fitriani, Psi, MPsi, Direktur Lentera Insan-Child Development Education Center, pemaksaan<br />
makan di masa balita akan berakibat tidak baik bagi perkembangan anak. Anak akan mengalami<br />
ketakutan yang sangat tinggi dalam proses pemaksaan makan. Apalagi bila sampai dijejalkan sendok,<br />
dicekokin, atau ditakut-takuti hantu dan sebagainya. Ketakutan itu bisa menimbulkan trauma, tegas<br />
psikolog yang hobi menganalisa dan membaca sunatullah ini.<br />
Anak yang trauma terhadap makanan dan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan makan justru<br />
akan lebih sulit makan karena ia cenderung menghindari penyebab trauma yang dihadapinya.<br />
Repotnya, trauma ini bisa berlanjut sampai dewasa. Bahkan juga bisa memunculkan perilaku jijik atau<br />
tidak suka pada jenis-jenis makanan tertentu.<br />
Asosiasi yang bikin jijik<br />
Penyebab lain trauma makan adalah karena anak mengasosiasikannya dengan hal lain yang<br />
menyebabkannya tidak suka makanan tertentu. Misalnya, seorang anak muntah dan merasakan tidak<br />
enaknya muntah. Anak melihat bentuk muntahnya sama seperti bubur. Atau, saat sedang batuk pilek,<br />
ia melihat bentuk ingusnya seperti jus alpukat. Bisa jadi, kedua anak itu mengasosiasikan muntah<br />
dengan bubur atau ingus dengan jus alpukat. Penginderaan anak tentang lunak menghubungkan<br />
makanan lunak dengan benda yang membuatnya jijik. Akibatnya, saat ditawarkan bubur atau jus<br />
alpukat anak langsung menolak.<br />
Selain berbentuk benda, trauma juga dapat terjadi bila saat ia sedang makan dengan nasi dan telur<br />
dadar, misalnya, sang ayah memarahinya. Sebenarnya penyebab kemarahan sang ayah bukan karena<br />
anak makan nasi dan telur dadar. Namun, anak bisa mengasosiakan nasi dan telor dadar sebagai<br />
penyebab kemarahan ayah. Akbatnya, anak trauma memakan nasi dan telor dadar karena takut sang<br />
ayah akan memarahinya lagi. Setiap kali makan telor, anak akan teringat pada peristiwa yang<br />
membuatnya merasa tidak anak<br />
Balita masa kritis<br />
Menurut Fitriani, saat anak berusia 2-5 tahun, adalah masa yang rawan bagi anak. Pada masa itu anak<br />
sedang sulit-sulitnya makan. Artinya, bila anak sulit makan pada usia itu sebenarnya masih bisa<br />
dikategorikan wajar. Namun, tentu saja orangtua tidak boleh berdiam diri saat anak tidak mau makan.<br />
Karena kalau ditolerir anak akan semakin kurus, kurang gizi dan semakin tidak bergairah untuk<br />
melakukan aktifitas. Bila keadaan itu berlanjut, anak bisa malas-malas terus karena fisiknya tidak<br />
sehat, urai Ibu dari tiga anak ini menjelaskan.<br />
Untuk mengatasi keadaan seperti itu, maka orangtua perlu membujuk dengan berbagai cara dengan<br />
membuat suasana makan jadi menyenangkan. Luangkan waktu untuk menyusun menu dan mengajak<br />
anak untuk melihat-lihat gambar dalam buku resep. Pada saat-saat tertentu, buatkanlah menu-menu<br />
kesukaan anak. Namun, jangan hanya menuruti keinginan anak saja hingga gizinya tidak berimbang<br />
karena tidak bervariasi. Pada masa kritis ini, yang perlu dihindari orangtua adalah menjaga jangan<br />
<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 50