26.09.2015 Views

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

16. Selektif Pada Produk Mainan :<br />

Selamatkan Kreativitas dan Jiwa Sosial Anak<br />

GENCARNYA promosi produk mainan anak, elektronik maupun manual saat ini mengakibatkan<br />

anak terposisikan hanya sebagai konsumen saja. Tidak hanya itu saja, mainan buatan pabrik tersebut<br />

juga semakin membatasi kreativitas anak. Bahkan anak bisa lebih bersikap individualis kalau terlalu<br />

'over' bermain dengan permainan elektronik.<br />

Memang hal yang wajar bagi setiap orangtua untuk menyediakan fasilitas mainan pada anak-anaknya.<br />

Karena menurutnya dunia anak adalah dunia bermain. "Saat bermain, anak-anak mendapatkan<br />

kesempatan untuk mengembangkan bakat, keterampilan dan pengetahuan. Jenis permainan dan<br />

mainan yang sejak awal diberikan secara tepat pada balita berperan mengembangkan saraf-saraf<br />

motorik yang akan mempengaruhi tingkat intelegensia anak".<br />

Lalu bagaimana wujud dunia bermain anak-anak saat ini? Setidaknya hasil kegiatan Lomba<br />

Menggambar Dolanan Bocah maupun Kumpul Bocah dapat menjadi gambaran. Di sana terlihat<br />

permainan elektronik dan televisi telah cukup jauh mempengaruhi dunia anak-anak.<br />

"Dalam kegiatan ini terkumpul 137 gambar. Ternyata yang mereka gambar mayoritas permainan<br />

elektronik dan tokoh hero dalam film kartun".<br />

Berbagai jenis permainan anak-anak di zaman sekarang cenderung menjauhkan mereka dari interaksi<br />

sosial. "Tidak mengherankan jika anak-anak sekarang lebih bersikap individualis dan kurang kreatif".<br />

Butuh Pengawasan<br />

Menghindari anak menjadi konsumen produk mainan memang merupakan hal yang sulit dilakukan.<br />

Apalagi sifat anak yang cenderung meniru sesuatu dari lingkungannya. Banyaknya produk mainan<br />

instan dan elektronik untuk anak-anak memang sudah membelenggu kreativitas anak. Namun<br />

demikian mainan tersebut tidak selalu menghambat pengembangan kreativitas.<br />

"Misalnya, tamiya. Sebelum memainkannya anak harus paham betul teknis cara memasang dan teknis<br />

memainkannya. Sehingga secara langsung mereka juga belajar. Begitu pula memodifikasi jenis<br />

permainan tamiya, anak juga dituntut kreatif, meskipun terbatas,".<br />

Produk mainan yang tidak langsung jadi, misalnya robot rakitan, push block dan puzzel, menuntut<br />

anak untuk berusaha menemukan bentuknya. Ini cukup baik, daripada hanya membeli produk mainan<br />

jadi. Memang tidak salah kalau ada yang beranggapan permainan elektronik cenderung membuat anak<br />

semakin menjadi individual. Apalagi kalau sang anak terlalu asyik menghabiskan waktunya untuk<br />

memainkan mainan itu.<br />

"Di sini peran orangtua sangat penting. Mereka berkewajiban untuk mengawasi anaknya. Jangan<br />

sampai terlalu over bermain dengan mainannya. Mereka juga harus mengarahkan anaknya untuk<br />

bersosialisasi. Agar proses keseimbangan berjalan baik. Banyak sekali cara yang bisa ditempuh.<br />

Misalnya, mengikutsertakan dalam klub renang, klub bermain atau kegiatan masjid".<br />

Selain itu, orang tua harus jeli dan pandai memilih produk mainan. Karena jenisnya saat ini banyak<br />

sekali. Jenis produk mainan yang baik, sebaiknya dipilihkan yang bisa merangsang perkembangan<br />

intelektualitas anak. Tidak hanya sekedar bagus, mahal dan baru.<br />

"Sejauh pengamatan saya, selama ini orang tua banyak yang lupa. Kalau gerakan motorik anak<br />

<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 34

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!