26.09.2015 Views

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

14. Peran Ibu Bagi Kesehatan Jantung Anak<br />

Sejak Kehamilan Sampai Pembentukan Kebiasaan Makan<br />

Penyakit jantung memang tak membedakan kelas sosial. Mereka yang hidup<br />

berkecukupan maupun sebaliknya, sama-sama berisiko terkena penyakit mematikan ini.<br />

Ternyata peran ibu terhadap kesehatan jantung anak sangat besar. Kenapa?<br />

Penyakit jantung bukan hanya milik orang berkecukupan. Orang papa dan tak empunya<br />

pun bisa terkena penyakit mematikan ini. Memang tak sama jenis penyakitnya, namun<br />

tak berbeda beban penderitaan yang diakibatkannya. Orang yang hidup berkelebihan<br />

terkena sakit jantung akibat kebanyakan makan, sedangkan penyakit jantung pada<br />

orang papa lebih disebabkan oleh infeksi dan kurang gizi.<br />

Yang perlu diketahui, peran ibu, baik yang hidupnya berkecukupan maupun ibu dari<br />

keluarga yang kekurangan, sama-sama menentukannya dalam membangun jantung<br />

sehat anak-anaknya. Dimulai sejak anak masih dalam kandungan ibu. Jantung anak bisa<br />

cacat apabila kehamilan dirundung infeksi. Jantung anak yang dikandung oleh ibu yang<br />

terinfeksi toxoplasma, campak Jerman, virus cytomegalo, dan herpes simplex, berisiko<br />

cacat sejak di kandungan.<br />

Ibu yang arif tidak mau hamil dulu sebelum tahu bahwa ia memang tidak mengidap<br />

keempat infeksi itu. Karena itu, pemeriksaan darah pra-nikah atau sebelum hamil<br />

dianggap sangat penting untuk memastikan ada tidaknya infeksi itu. Obat dan jamu<br />

tertentu yang diminum selagi hamil juga dapat membuat jantung anak tak terbentuk<br />

sempurna. Ibu yang arif seharusnya peduli akan itu.<br />

Lahir dengan jantung mulus pun belum tentu anak sudah aman, sebab ia masih<br />

dihadang oleh macam-macam infeksi di awal kehidupannya. Misalnya, komplikasi yang<br />

timbul apabila penyakit difteria terlambat diobati, atau ibu lalai tidak memberi anak<br />

vaksinasi difteria, akan ke jantung juga larinya.<br />

Sering terkena infeksi tenggorokan dan tak tuntas diobati juga dapat berkomplikasi pada<br />

katup jantung. Kerusakan katup jantung begini kelak berpotensi mencetuskan stroke<br />

atau payah jantung, dan mungkin menimpa koroner jantung juga.<br />

Ibu yang bijak tidak akan membiarkan anaknya kurang darah dan cacingan. Anemia<br />

yang menjadi berat dan penyakit cacing tambang yang menahun, bisa menambah beban<br />

jantung juga. Jantung bekerja lebih keras, lama-lama membengkak, akhirnya bisa<br />

kepayahan juga.<br />

GEMUK ITU PENYAKIT<br />

Anak yang sehat-sehat saja saat memasuki usia sekolah, juga belum jadi jaminan kelak<br />

jantungnya tidak terancam sakit. Harus kita akui, kurikulum pendidikan jasmani kita<br />

masih kurang. Berbeda dengan di negara maju, tiada hari tanpa olahraga bukan sekadar<br />

motto tapi benar-benar dilaksanakan. Anak-anak kita sangat kurang jam<br />

berolahraganya. Padahal berolahraga betul menyehatkan jantung.<br />

Dengan berolahraga, otot jantung bertambah tebal dan kuat. Bila jantung kuat, kelak<br />

sekiranya beban jantung meningkat, jantung tidak sampai jatuh kepayahan. Di semua<br />

negara maju, menyehatkan jantung sudah dimulai semenjak usia sekolah. Ibu yang arif<br />

akan berupaya menciptakan suasana berolahraga swakarsa buat anak-anaknya setiap<br />

hari. Berjalan dan mengajak anak berlari-lari merupakan cara bergerak badan paling<br />

murah dan sederhana, namun bermanfaat untuk menyehatkan jantung.<br />

<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 30

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!