26.09.2015 Views

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

penjelasan kepada anak. Sebaliknya, jika yang dicontoh adalah hal-hal positif, maka<br />

orang tua justru harus memberikan dukungan agar anak terus melakukan hal itu.<br />

Ikut-ikutan menangis termasuk perilaku yang tak patut ditiru. Bukannya karena<br />

menangis ini melulu bersifat negatif, tapi setiap ekspresi jiwa harus ada sebab<br />

musababnya, tidak ujug-ujug dilampiaskan saat melihat anak lain melakukannya. Jadi,<br />

jelaskan pada anak, "Kenapa, kok, kamu menangis? Kamu ikut-ikutan temanmu itu, ya?<br />

Temanmu menangis karena mainannya direbut. Mainanmu, kan, masih ada. Karena itu,<br />

kamu tidak usah ikut-ikutan menangis." Demikian juga jika si anak mendadak marah,<br />

"Kamu jangan ikut-ikutan marah seperti temanmu, ya. Temanmu marah karena<br />

diganggu oleh kakaknya. Kamu sendiri, kan, tidak diganggu."<br />

Manfaat yang bisa diambil dari hal ini adalah anak belajar untuk mengungkapkan atau<br />

mengenali emosinya dengan sehat. Anak akan tahu, kapan dia harus menangis, sedih<br />

atau marah, beserta penyebabnya.<br />

Tentunya, orang tua juga jangan sekali-kali memberikan respon positif saat anak<br />

melakukan imitasi terhadap perilaku negatif teman-temannya. Respon seperti<br />

menertawakan atau memberikan senyuman akan ditanggapi anak dengan terusmenerus<br />

melakukan perbuatan imitasi tersebut. Namun, setiap larangan haruslah<br />

dilanjutkan dengan alasaan yang menjelaskan atau pengarahan. Tanpa itu, anak tak<br />

bakalan mengerti.<br />

Sebaliknya, beri dukungan bahkan rewards bila anak meniru hal-hal positif. Misal, saat<br />

anak mencontoh temannya yang membagikan kue miliknya, orang menanggapi dengan<br />

komentar, "Kamu belajar seperti itu dari temanmu, ya? Ibu senang melihatnya, nanti<br />

Ibu kasih kue lagi, yang enak."<br />

CONTOH WAJAR<br />

Mengarahkan anak untuk melakukan peniruan pada hal-hal yang positif saja bisa<br />

dilakukan sambil kita menunjukkan sifat dan kebiasaan baik. Bagaimanapun, anak akan<br />

melakukan imitasi terhadap orang yang paling dekat dengan dirinya, yaitu orang tua.<br />

Anak akan meniru semua sikap dan tutur kata kita, tidak peduli apakah sifat itu positif<br />

atau negatif. Jadi, berhati-hatilah terhadap sifat dan kebiasaan-kebiasaan buruk jika kita<br />

tak ingin si kecil mencontohnya. Tentunya, beri contoh yang wajar, tak perlu dibuatbuat.<br />

Orang tua mungkin saja sibuk bekerja, tapi jangan jadikan hal itu sebagai alasan untuk<br />

tidak mengajari anak akan hal-hal positif. Mengakalinya, mintalah kepada pengasuh<br />

anak kita untuk menjelaskan hal atau kebiasaan-kebiasaan apa saja yang harus<br />

ditanamkan kepada anak, dan mana yang tidak. Jadi, meski orang tua hanya punya<br />

sedikit waktu bersama anak, si kecil akan tetap mengacu pada orang tua sebagai model<br />

imitasinya melalui si pengasuh. Bukan tak mungkin anak akan menegur teman yang<br />

dinilainya tidak sopan dengan membawa-bawa nama kita, "Lo, kok, kamu makannya<br />

dibuang-buang. Kata Bunda, itu enggak baik."<br />

IMITASI IDENTIFIKASI<br />

Proses imitasi atau peniruan pada usia batita akan dilanjutkan ke proses identifikasi<br />

pada usia prasekolah. Jadi waspadalah, karena di usia ini berarti anak sudah siap<br />

menuju proses berikutnya. "Ia bukan hanya akan mengambil gaya bicara dan tingkah<br />

laku kita, tapi juga pada karakteristik kita sebagai manusia dewasa."<br />

Nantinya, anak tidak hanya membeo apa saja yang kita lakukan, tapi juga<br />

menjadikannya sebagai bagian dari dirinya. "Ia merasa dirinya adalah orang atau model<br />

yang ditirunya. Ia percaya, ia mampu melakukan apa saja yang dilakukan si model.<br />

Dalam kehidupan sehari-hari, ia mengambil semua yang melekat pada diri model. Ia<br />

akan meniru cara si model makan, berpakaian, gaya berbicara, dan bertingkah laku.<br />

<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 157

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!