PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0
PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0 PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0
64. Mengenal Aphasia Aphasia adalah kehilangan kemampuan untuk berbicara dan mengerti pembicaraan karena kelainan pada otak. Anak yang menderita Aphasia sejak lahir mengalami kesulitan dengan bahasa ucapan. Mereka yang Receptive Aphasia mempunyai kesulitan yang parah dalam mengerti kata-kata dan mengerti percakapan. Anak dengan Executive Aphasia dapat mengerti dengan cukup baik tetapi mempunyai kesulitan membuat katakata untuk dirinya sendiri. Anak yang Receptive Aphasia kelihatannya dapat membingungkan dengan anak yang autistic khususnya bila mereka sudah sama-sama remaja karena mereka juga cenderung untuk mengabaikan suara dan menjadi anak yang menyendiri. Anak yang Executive Aphasia biasanya lebih responsif dan lebih memasyarakat, tapi mereka memiliki kesulitan yang sama dengan anak yang autistic dalam menirukan gerakan orang lain dan dalam berbicara. Kedua kelompok anak yang menderita aphasia ini berbeda dengan anak yang autistic dalam hal dimana mereka menggunakan mata untuk membantu memahami dunia, dan mereka dapat berkomunikasi dengan baik dengan menggunakan cara non-verbal (tanpa kata-kata). Mungkin juga diketemukan anak yang aphasia dengan cacat tambahan yang sangat mirip dengan anak yang autistic. Receptive dan executive aphasia merupakan dua dari sekian banyak kekurangan-kekurangan yang muncul pada anak yang autistic. Aphasia dan autism saling membayangi satu sama lain, sehingga sangat sulit untuk mengatakan dalam kelompok yang mana seorang anak harus ditempatkan. PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 147
65. Gejala & Penyebab Stress Stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit. Stres membuat tubuh untuk memproduksi hormone adrenaline yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia. Stres yang ringan berguna dan dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup seharihari. Stres ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah dalam kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stress yang terlalu banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi, akan berbahaya bagi kesehatan. Gejala-gejala • Menjadi mudah tersinggung dan marah terhadap teman, keluarga dan kolega. • Bertindak secara agresif dan defensif • Merasa selalu lelah. • Sukar konsentrasi atau menjadi pelupa. • Palpitasi atau jantung berdebar-debar. • Otot-otot tegang. • Sakit kepala, perut dan diare. Komplikasi • Tekanan darah tinggi dan serangan jantung. • Sakit mental, hysteria. • Gangguan makan seperti hilang nafsu makan atau terlalu banyak makan. • Tidak bisa tidur (insomnia). • Migren/kepala pusing. • Sakit maag. • Serangan asma yang tambah berat. • Ruam kulit. Penyebab • Kejadian hidup sehari-hari baik gembira dan sedih seperti: - Menikah/mempunyai anak. - Mulai tempat kerja baru/pindah rumah/emigrasi. - Kehilangan orang yang dicintai baik karena meninggal atau cerai. - Masalah hubungan pribadi. • Pelajaran sekolah maupun pekerjaan yang membutuhkan jadwal waktu yang ketat, dan atau bekerja dengan atasan yang keras dan kurang pengertian. • Tidak sehat. • Lingkungan seperti terlalu ramai, terlalu banyak orang atau terlalu panas dalam rumah atau tempat kerja. • Masalah keuangan seperti hutang dan pengeluaran di luar kemampuan. • Kurang percaya diri, pemalu • Terlalu ambisi dan bercita-cita terlalu tinggi. • Perasaan negatif seperti rasa bersalah dan tidak tahu cara pemecahannya, frustasi. • Tidak dapat bergaul, kurang dukungan kawan. • Membuat keputusan masalah yang bisa merubah jalan hidupnya atau dipaksa untuk merubah nilai-nilai/prinsip hidup pribadi. Yang dapat anda lakukan Bagaimana mencegah stress ? • Lihat/ukur kemampuan sendiri. Belajar untuk menerima apa adanya dan mencintai diri sendiri. PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 148
- Page 97 and 98: Berbagai kondisi sosial yang penuh
- Page 99 and 100: 44. Rumah Ramah Belajar Banyak oran
- Page 101 and 102: Cerdas alam/natural adalah mengajar
- Page 103 and 104: PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN BAB 4 :
- Page 105 and 106: menjadi Tantrum ketika orangtua ben
- Page 107 and 108: jika rasanya tidak bisa memeluk ana
- Page 109 and 110: Dampak Sifat Pemalu Pada dasarnya p
- Page 111 and 112: 48. Labeling Bodoh sekali sih kamu,
- Page 113 and 114: 49. Problem Kelekatan Setiap mulain
- Page 115 and 116: Sering berpindah tempat/domisili Se
- Page 117 and 118: pikiran yang tenang, akan menciptak
- Page 119 and 120: anak anak mengalami keterlambatan b
- Page 121 and 122: Selama menjalin komunikasi dengan a
- Page 123 and 124: 18 Bulan - 2 Tahun Perkembangan Kem
- Page 125 and 126: 51. Mengekspresikan Marah Secara Te
- Page 127 and 128: 52. Penyiksaan dan Pengabaian Terha
- Page 129 and 130: Masalah Perilaku • Muncul perilak
- Page 131 and 132: Yang pasti, rayuan macam ini juga h
- Page 133 and 134: PDF Documents Complete Click Here &
- Page 135 and 136: 56. Balita Anda Bersedih ? Anak and
- Page 137 and 138: 57. Jika Alergi Menyerang Anak Sepe
- Page 139 and 140: 59. Aneka Penyebab Bayi Sesak Napas
- Page 141 and 142: Kelainan pembuluh darah. Ada lagi k
- Page 143 and 144: 61. Mengenal Autisme Secara garis b
- Page 145 and 146: 62. Mencegah Perilaku Buruk Anak Pe
- Page 147: kadang suara itu menyuruhnya melaku
- Page 151 and 152: 66. Mengatasi Migren pada Anak Migr
- Page 153 and 154: Penyebabnya selain karena punya pen
- Page 155 and 156: saudara/teman-teman seusianya. Tent
- Page 157 and 158: 68. Ih..., Kecil-Kecil "Latah" Arah
- Page 159 and 160: Bahkan karakteristik, kepercayaan/k
- Page 161 and 162: Memang, kadang ada anak yang menger
- Page 163 and 164: 70. Tak Usah Panik Mendapati Anak "
64. Mengenal Aphasia<br />
Aphasia adalah kehilangan kemampuan untuk berbicara dan mengerti pembicaraan<br />
karena kelainan pada otak. Anak yang menderita Aphasia sejak lahir mengalami<br />
kesulitan dengan bahasa ucapan. Mereka yang Receptive Aphasia mempunyai kesulitan<br />
yang parah dalam mengerti kata-kata dan mengerti percakapan. Anak dengan Executive<br />
Aphasia dapat mengerti dengan cukup baik tetapi mempunyai kesulitan membuat katakata<br />
untuk dirinya sendiri. Anak yang Receptive Aphasia kelihatannya dapat<br />
membingungkan dengan anak yang autistic khususnya bila mereka sudah sama-sama<br />
remaja karena mereka juga cenderung untuk mengabaikan suara dan menjadi anak<br />
yang menyendiri. Anak yang Executive Aphasia biasanya lebih responsif dan lebih<br />
memasyarakat, tapi mereka memiliki kesulitan yang sama dengan anak yang autistic<br />
dalam menirukan gerakan orang lain dan dalam berbicara. Kedua kelompok anak yang<br />
menderita aphasia ini berbeda dengan anak yang autistic dalam hal dimana mereka<br />
menggunakan mata untuk membantu memahami dunia, dan mereka dapat<br />
berkomunikasi dengan baik dengan menggunakan cara non-verbal (tanpa kata-kata).<br />
Mungkin juga diketemukan anak yang aphasia dengan cacat tambahan yang sangat<br />
mirip dengan anak yang autistic. Receptive dan executive aphasia merupakan dua dari<br />
sekian banyak kekurangan-kekurangan yang muncul pada anak yang autistic. Aphasia<br />
dan autism saling membayangi satu sama lain, sehingga sangat sulit untuk mengatakan<br />
dalam kelompok yang mana seorang anak harus ditempatkan.<br />
<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 147