PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0 PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0

azkamiru.files.wordpress.com
from azkamiru.files.wordpress.com More from this publisher
26.09.2015 Views

6. Kesalahan Pola Asuh Anak Usia Dini; Penyesalan Orangtua Seumur Hidup SALAH satu problem orangtua yang sudah bekerja yakni, menentukan pola asuh bayi, Balita atau anak usia dini dengan perasaan aman dan nyaman. Secara umum, sekarang ini orangtua berkeinginan sukses mengasuh anak, tetapi juga sukses berkarir, kata seorang alumnus La Trobe University Victoria Australia. Dalam menentukan pola asuh anak usia dini orangtua harus mampu mengukur kemampuan diri. Dijelaskan, setiap orangtua pasti ingin mengasuh anak-anak dengan baik. Ketika bekerja, anak harus dengan siapa? Bersama pembantu, kakek, nenek, tetangga, dititipkan pada Tempat Penitipan Anak atau Griya Asuh Bayi-Balita? Semuanya memiliki konsekuensi dengan segala risikonya. Dalam realitas seperti ini, orangtua harus mengukur kemampuan diri, baik tenaga, pikiran juga kemampuan ekonomi, kata dosen Psikologi UGM bersemangat. Hanya saja yang sering dilupakan, pola asuh anak, orangtua sering tidak berpikir pentingnya keamanan, kenyamanan serta pengaruh sosial dan lingkungan anak. Karena orangtua lengah, tidak waspada, banyak kejadian anak dijaili sampai terjadi tindak kekerasan seksual. Mereka yang ada di sekeliling kita yang selama ini dianggap baik, menyanyangi, melindungi, ternyata melukai. Kalau sudah demikian, orangtua hanya bisa menyesal seumur hidup, ujarnya. Dicontohkan, pelecehan seksual pada anak menjadi trauma seumur hidup. Pola asuh anak, tentunya memiliki dampak secara psikologis, sosial bagi anak itu sendiri yang berbentuk perilaku. Kalau perilaku itu baik, bijak, orangtua sering menerima dengan senang hati dan kegembiraan. Sebaliknya, kalau perilaku itu buruk yang rugi adalah orangtua itu sendiri, anak akan tumbuh tidak semestinya, katanya. Perlu diingatkan, orangtua harus bisa mengukur kemampuan diri, serta perlunya waspada untuk hati-hati dalam menentukan pola asuh anak. Pola asuh, pada akhirnya sangat menentukan pertumbuhan anak, baik menyangkut potensi psikomotirik, sosial dan afektif sesuai perkembangan anak. Pengamatan tersebut, mengingatkan pada rekomendasi National Association for the Education of Young (Asosiasi Nasional bagi Pendidikan Anak-anak), lingkungan harus mempermudah pertumbuhan, perkembangan bayi dan balita untuk dapat bermain, belajar bersama-sama. Rekomendasi itu selalu saja terngiang-ngiang. Maka ketika waktu memungkinkan, kami merealisasikannya, bagaimana membuat lembaga yang bisa membantu orangtua, terutama memberi solusi menentukan pola asuh anak yang nyaman. Keinginan yang sudah lama terpendam itu, kata Ayu, maka direalisasikan lewat GABB (Full Day Childcare). Dimana Childcare mampu menyediakan sarana, perlengkapan serta bahan permaian sesuai dan memadai. Keinginan menolong anak untuk meningkatkan ketrampilan psikomotor, sosial, efeksi dan bahasa anak-anak, serta memperluas pemahaman tentang dunia di sekitarnya. Ditegaskan, pola asuh anak GAAB memang mengacu pada program percontohan yang dikembangkan Jarome Kagan, Kearsley dan Zelazo di Universitas Harvard Amerika Serikat, pola asuh anak usia dini sangat ditentukan, siapa pengasuhnya. Pengasuh yang selalu tersenyum dan berbicara dengan bayi dan menyediakan lingkungan childcare yang aman dengan banyak mainan merangsang anak-anak, tidak menentukan pengaruh negatif bagi perkembangan anak. PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 11

7. Mencari Pola Asuh Anak Yang Tepat Ada tiga macam pola asuh orangtua terhadap anak, yaitu: 1. Authoritatan 2. Permisif 3. Authoritave Mana yang paling tepat untuk anak Anda? Dorothy Law Nolte pernah menyatakan bahwa anak belajar dari kehidupan lingkungannya. Lengkapnya adalah : Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyeasali diri Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan Pernyataan Dorothy tersebut menunjukkan bahwa lingkungan, terutama keluarga akan membentuk sikap dan perilaku anak. Setiap orang tua pasti ingin anaknya "berhasil" di masa depan. Berhasil dalam hal ini bukan pada karier, tetapi lebih pada aspek kognitif, afektif dan perilaku. Salah satu cara agar anak "berhasil" di masa depannya daat dilakukan di lingkungan keluarga, yaitu dengan menerapkan pola asuh orang tua terhadap anak yang tepat. Kesalahan yang terjadi dapat berakibat buruk bagi masa depan anak, baik dari segi kognitif, afektif dan perilaku. Ada tiga macam pola asuh orang tua, yaitu : • Authotarian Pola ini menggunakan pendekatan yang memaksakan kehendak orang tua kepada anak. Anak harus menurut orang tua. Kemauan orang tua harus dituruti, anak tidak boleh mengeluarkan pendapat.Pola asuh ini dapat mengakibatkan anak menjadi penakut, pencemas, menarik diri dari pergaulan, kurang adaptif, kurang tujuan, mudah curiga pada orang lain dan mudah stress. PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 12

6. Kesalahan Pola Asuh Anak Usia Dini; Penyesalan<br />

Orangtua Seumur Hidup<br />

SALAH satu problem orangtua yang sudah bekerja yakni, menentukan pola asuh bayi, Balita atau<br />

anak usia dini dengan perasaan aman dan nyaman. Secara umum, sekarang ini orangtua berkeinginan<br />

sukses mengasuh anak, tetapi juga sukses berkarir, kata seorang alumnus La Trobe University<br />

Victoria Australia.<br />

Dalam menentukan pola asuh anak usia dini orangtua harus mampu mengukur kemampuan diri.<br />

Dijelaskan, setiap orangtua pasti ingin mengasuh anak-anak dengan baik. Ketika bekerja, anak harus<br />

dengan siapa? Bersama pembantu, kakek, nenek, tetangga, dititipkan pada Tempat Penitipan Anak<br />

atau Griya Asuh Bayi-Balita? Semuanya memiliki konsekuensi dengan segala risikonya. Dalam<br />

realitas seperti ini, orangtua harus mengukur kemampuan diri, baik tenaga, pikiran juga kemampuan<br />

ekonomi, kata dosen Psikologi UGM bersemangat.<br />

Hanya saja yang sering dilupakan, pola asuh anak, orangtua sering tidak berpikir pentingnya<br />

keamanan, kenyamanan serta pengaruh sosial dan lingkungan anak. Karena orangtua lengah, tidak<br />

waspada, banyak kejadian anak dijaili sampai terjadi tindak kekerasan seksual. Mereka yang ada di<br />

sekeliling kita yang selama ini dianggap baik, menyanyangi, melindungi, ternyata melukai. Kalau<br />

sudah demikian, orangtua hanya bisa menyesal seumur hidup, ujarnya. Dicontohkan, pelecehan<br />

seksual pada anak menjadi trauma seumur hidup.<br />

Pola asuh anak, tentunya memiliki dampak secara psikologis, sosial bagi anak itu sendiri yang<br />

berbentuk perilaku. Kalau perilaku itu baik, bijak, orangtua sering menerima dengan senang hati dan<br />

kegembiraan. Sebaliknya, kalau perilaku itu buruk yang rugi adalah orangtua itu sendiri, anak akan<br />

tumbuh tidak semestinya, katanya. Perlu diingatkan, orangtua harus bisa mengukur kemampuan diri,<br />

serta perlunya waspada untuk hati-hati dalam menentukan pola asuh anak. Pola asuh, pada akhirnya<br />

sangat menentukan pertumbuhan anak, baik menyangkut potensi psikomotirik, sosial dan afektif<br />

sesuai perkembangan anak.<br />

Pengamatan tersebut, mengingatkan pada rekomendasi National Association for the Education of<br />

Young (Asosiasi Nasional bagi Pendidikan Anak-anak), lingkungan harus mempermudah<br />

pertumbuhan, perkembangan bayi dan balita untuk dapat bermain, belajar bersama-sama.<br />

Rekomendasi itu selalu saja terngiang-ngiang. Maka ketika waktu memungkinkan, kami<br />

merealisasikannya, bagaimana membuat lembaga yang bisa membantu orangtua, terutama memberi<br />

solusi menentukan pola asuh anak yang nyaman.<br />

Keinginan yang sudah lama terpendam itu, kata Ayu, maka direalisasikan lewat GABB (Full Day<br />

Childcare). Dimana Childcare mampu menyediakan sarana, perlengkapan serta bahan permaian sesuai<br />

dan memadai. Keinginan menolong anak untuk meningkatkan ketrampilan psikomotor, sosial, efeksi<br />

dan bahasa anak-anak, serta memperluas pemahaman tentang dunia di sekitarnya.<br />

Ditegaskan, pola asuh anak GAAB memang mengacu pada program percontohan yang dikembangkan<br />

Jarome Kagan, Kearsley dan Zelazo di Universitas Harvard Amerika Serikat, pola asuh anak usia dini<br />

sangat ditentukan, siapa pengasuhnya. Pengasuh yang selalu tersenyum dan berbicara dengan bayi<br />

dan menyediakan lingkungan childcare yang aman dengan banyak mainan merangsang anak-anak,<br />

tidak menentukan pengaruh negatif bagi perkembangan anak.<br />

<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 11

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!