PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0
PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0 PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0
50. Keterlambatan Bicara Banyak orang tua yang khawatir jika anaknya belum lancar bicara padahal dilihat dari segi usia sepertinya sudah lewat dan jika dibandingkan dengan anak-anak tetangganya, teman-temannya, saudara-saudaranya kok ketinggalan jauh. Kenyataan tersebut pada akhirnya sering mengundang pertanyaan yang diajukan kepada e-psikologi. Untuk itu lah kami akan mengulas persoalan keterlambatan bicara pada balita. Gangguan kemampuan bicara atau keterlambatan bicara dan berbahasa ini haruslah dideteksi dan ditangani sejak dini dan dengan metode yang tepat. Bagaimana pun juga, bicara dan bahasa merupakan media utama seseorang untuk mengekspresikan emosi, pikiran, pendapat dan keinginannya. Bayangkan saja, jika ia mengalami masalah dalam mengekspresikan diri, untuk bisa dimengerti oleh orang lain atau orang tuanya, guru dan teman-temannya, maka bisa membuat ia frustrasi. Mungkin pula ia akan merasa frustrasi dan malu karena teman-temannya memperlakukan dia secara berbeda, entah mengucilkan atau pun membuatnya jadi bahan tertawaan. Jika tidak ada yang bisa mengerti apa sih yang jadi keinginannya atau apa yang dimaksudkannya, maka tidak heran jika lama kelamaan ia akan berhenti untuk berusaha membuat orang lain mengerti. Padahal, belajar melalui proses interaksi adalah proses penting dalam menjadikan seorang manusia bertumbuh dan berhasil menjadi orang seperti yang diharapkannya. Untuk memahami lebih lanjut tentang keterlambatan bicara, maka Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak perlu mengetahui beberapa hal sebagai berikut: • Apa yang dimaksud dengan keterlambatan bicara dan apa faktor penyebabnya ? • Pemeriksaan atau evaluasi seperti apa yang perlu dilakukan jika orangtua mencurigai anaknya mengalami hambatan bicara ? • Apa saja tahap-tahap perkembangan kemampuan bicara dan apa yang harus dilakukan oleh orangtua pada tahapan tersebut ? Gangguan Keterlambatan Bicara dan Faktor Penyebab Gangguan keterlambatan bicara adalah istilah yang dipergunakan untuk mendeskripsikan adanya hambatan pada kemampuan bicara dan perkembangan bahasa pada anak-anak, tanpa disertai keterlambatan aspek perkembangan lainnya. Pada umumnya mereka mempunyai perkembangan intelegensi dan sosial-emosional yang normal. Menurut penelitian, problem ini terjadi atau dialami 5 sampai 10% anak-anak usia prasekolah dan lebih cenderung dialami oleh anak laki-laki dari pada perempuan. Penyebab dari keterlambatan bicara ini disebabkan oleh beragam faktor, seperti : 1. Hambatan pendengaran Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan dengan keterlambatan bicara. Jika si anak mengalami kesulitan pendengaran, maka dia akan mengalami hambatan pula dalam memahami, meniru dan menggunakan bahasa. Salah satu penyebab gangguan pendengaran anak adalah karena adanya infeksi telinga. 2. Hambatan perkembangan pada otak yang menguasai kemampuan oral-motor Ada kasus keterlambatan bicara yang disebabkan adanya masalah pada area oral-motor di otak sehingga kondisi ini menyebabkan terjadinya ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang bertanggung jawab menghasilkan bicara. Akibatnya, si anak mengalami kesulitan menggunakan bibir, lidah bahkan rahangnya untuk menghasilkan bunyi kata tertentu. 3. Masalah keturunan Masalah keturunan sejauh ini belum banyak diteliti korelasinya dengan etiologi dari hambatan pendengaran. Namun, sejumlah fakta menunjukkan pula bahwa pada beberapa kasus di mana seorang PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 117
anak anak mengalami keterlambatan bicara, ditemukan adanya kasus serupa pada generasi sebelumnya atau pada keluarganya. Dengan demikian kesimpulan sementara hanya menunjukkan adanya kemungkinan masalah keturunan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi. 4. Masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orang tua Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua tanpa disadari memiliki peran yang penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa yang tinggi. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi dengan si anak lah yang juga membuat anak tidak punya banyak perbendaharaan kata-kata, kurang dipacu untuk berpikir logis, analisa atau membuat kesimpulan dari kalimat-kalimat yang sangat sederhana sekali pun. Sering orang tua malas mengajak anaknya bicara panjang lebar dan hanya bicara satu dua patah kata saja yang isinya instruksi atau jawaban sangat singkat. Selain itu, anak yang tidak pernah diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri sejak dini (lebih banyak menjadi pendengar pasif) karena orang tua terlalu memaksakan dan memasukkan segala instruksi, pandangan mereka sendiri atau keinginan mereka sendiri tanpa memberi kesempatan pada anaknya untuk memberi umpan balik, juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan bicara, menggunakan kalimat dan berbahasa. 5. Faktor Televisi Sejauh ini, kebanyakan nonton televisi pada anak-anak usia batita merupakan faktor yang membuat anak lebih menjadi pendengar pasif. Pada saat nonton televisi, anak akan lebih sebagai pihak yang menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. Belum lagi suguhan yang ditayangkan berisi adegan-adegan yang seringkali tidak dimengerti oleh anak dan bahkan sebenarnya traumatis (karena menyaksikan adegan perkelahian, kekerasan, seksual, atau pun acara yang tidak disangka memberi kesan yang mendalam karena egosentrisme yang kuat pada anak dan karena kemampuan kognitif yang masih belum berkembang). Akibatnya, dalam jangka waktu tertentu yang mana seharusnya otak mendapat banyak stimulasi dari lingkungan/orang tua untuk kemudian memberikan feedback kembali, namun karena yang lebih banyak memberikan stimulasi adalah televisi (yang tidak membutuhkan respon apa-apa dari penontonnya), maka sel-sel otak yang mengurusi masalah bahasa dan bicara akan terhambat perkembangannya. Evaluasi dan Pemeriksaan Jika orang tua mencurigai anaknya mengalami hambatan bicara, maka hal ini haruslah diteliti dan diperiksa oleh ahli yang memang berkompeten di bidangnya, untuk menghindari terjadinya salah diagnosa dan penanganan. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan lengkap dari aspek-aspek : 1. Fisiologis dan Neurologis Dokter memeriksa secara menyeluruh, untuk mengetahui apakah keterlambatan tersebut disebabkan masalah pada alat pendengaran, sistem pendengarannya, atau pun pada areal otak yang mengatur mekanisme pendengaran-bicara dan otak yang memproduksi kemampuan berbicara. Tidak hanya itu, pemeriksaan lengkap akan menghasilkan diagnosa yang jauh lebih pasti tidak hanya faktor penghambatnya, namun juga metode penanganan yang paling sesuai untuk anak yang bersangkutan. 2. Psikologis Pemeriksaan secara psikologis juga diperlukan untuk memahami fungsi-fungsi lain yang berhubungan dengan kemampuan berbicara dan berbahasa, seperti tingkat intelegensi serta tingkat perkembangan sosial-emosional anak. Pemeriksaan secara psikologis ini juga dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pengaruh dari hambatan yang dialami anak terhadap kemampuan emosional dan intelektualnya. Pemeriksaan ini juga harus ditangani oleh ahli atau psikolog yang berkompeten dan berpengalaman dalam menangani anak dengan problem keterlambatan bicara. PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 118
- Page 67 and 68: 29. Bagaimana Memilih Nursery Schoo
- Page 69 and 70: Lebih detail dipaparkan oleh peneli
- Page 71 and 72: 31. Kenapa Perlu Belajar Sejak Usia
- Page 73 and 74: anak yang sebenarnya sudah jenuh. K
- Page 75 and 76: 33. Perkembangan Motorik Halus Dan
- Page 77 and 78: 35. Matematika, siapa takut? Matema
- Page 79 and 80: Dari pasir sampai manik-manik Konon
- Page 81 and 82: 36. Peran Komputer Bagi Pendidikan
- Page 83 and 84: 38. Anakku Malas Belajar Pada artik
- Page 85 and 86: Membuat Suasana Belajar Lebih Menye
- Page 87 and 88: esar pengaruhnya, seperti keluarga
- Page 89 and 90: Sistem Meso dan Mikro Yang dimaksud
- Page 91 and 92: 40. Belajar Lebih Penting Daripada
- Page 93 and 94: Mendukung kreativitas permainanan a
- Page 95 and 96: 3. Bermain musik Bermain musik dapa
- Page 97 and 98: Berbagai kondisi sosial yang penuh
- Page 99 and 100: 44. Rumah Ramah Belajar Banyak oran
- Page 101 and 102: Cerdas alam/natural adalah mengajar
- Page 103 and 104: PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN BAB 4 :
- Page 105 and 106: menjadi Tantrum ketika orangtua ben
- Page 107 and 108: jika rasanya tidak bisa memeluk ana
- Page 109 and 110: Dampak Sifat Pemalu Pada dasarnya p
- Page 111 and 112: 48. Labeling Bodoh sekali sih kamu,
- Page 113 and 114: 49. Problem Kelekatan Setiap mulain
- Page 115 and 116: Sering berpindah tempat/domisili Se
- Page 117: pikiran yang tenang, akan menciptak
- Page 121 and 122: Selama menjalin komunikasi dengan a
- Page 123 and 124: 18 Bulan - 2 Tahun Perkembangan Kem
- Page 125 and 126: 51. Mengekspresikan Marah Secara Te
- Page 127 and 128: 52. Penyiksaan dan Pengabaian Terha
- Page 129 and 130: Masalah Perilaku • Muncul perilak
- Page 131 and 132: Yang pasti, rayuan macam ini juga h
- Page 133 and 134: PDF Documents Complete Click Here &
- Page 135 and 136: 56. Balita Anda Bersedih ? Anak and
- Page 137 and 138: 57. Jika Alergi Menyerang Anak Sepe
- Page 139 and 140: 59. Aneka Penyebab Bayi Sesak Napas
- Page 141 and 142: Kelainan pembuluh darah. Ada lagi k
- Page 143 and 144: 61. Mengenal Autisme Secara garis b
- Page 145 and 146: 62. Mencegah Perilaku Buruk Anak Pe
- Page 147 and 148: kadang suara itu menyuruhnya melaku
- Page 149 and 150: 65. Gejala & Penyebab Stress Stress
- Page 151 and 152: 66. Mengatasi Migren pada Anak Migr
- Page 153 and 154: Penyebabnya selain karena punya pen
- Page 155 and 156: saudara/teman-teman seusianya. Tent
- Page 157 and 158: 68. Ih..., Kecil-Kecil "Latah" Arah
- Page 159 and 160: Bahkan karakteristik, kepercayaan/k
- Page 161 and 162: Memang, kadang ada anak yang menger
- Page 163 and 164: 70. Tak Usah Panik Mendapati Anak "
50. Keterlambatan Bicara<br />
Banyak orang tua yang khawatir jika anaknya belum lancar bicara padahal dilihat dari segi usia<br />
sepertinya sudah lewat dan jika dibandingkan dengan anak-anak tetangganya, teman-temannya,<br />
saudara-saudaranya kok ketinggalan jauh. Kenyataan tersebut pada akhirnya sering mengundang<br />
pertanyaan yang diajukan kepada e-psikologi. Untuk itu lah kami akan mengulas persoalan<br />
keterlambatan bicara pada balita.<br />
Gangguan kemampuan bicara atau keterlambatan bicara dan berbahasa ini haruslah dideteksi dan<br />
ditangani sejak dini dan dengan metode yang tepat. Bagaimana pun juga, bicara dan bahasa<br />
merupakan media utama seseorang untuk mengekspresikan emosi, pikiran, pendapat dan<br />
keinginannya. Bayangkan saja, jika ia mengalami masalah dalam mengekspresikan diri, untuk bisa<br />
dimengerti oleh orang lain atau orang tuanya, guru dan teman-temannya, maka bisa membuat ia<br />
frustrasi. Mungkin pula ia akan merasa frustrasi dan malu karena teman-temannya memperlakukan<br />
dia secara berbeda, entah mengucilkan atau pun membuatnya jadi bahan tertawaan. Jika tidak ada<br />
yang bisa mengerti apa sih yang jadi keinginannya atau apa yang dimaksudkannya, maka tidak<br />
heran jika lama kelamaan ia akan berhenti untuk berusaha membuat orang lain mengerti. Padahal,<br />
belajar melalui proses interaksi adalah proses penting dalam menjadikan seorang manusia<br />
bertumbuh dan berhasil menjadi orang seperti yang diharapkannya. Untuk memahami lebih lanjut<br />
tentang keterlambatan bicara, maka Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak perlu mengetahui beberapa hal<br />
sebagai berikut:<br />
• Apa yang dimaksud dengan keterlambatan bicara dan apa faktor penyebabnya ?<br />
• Pemeriksaan atau evaluasi seperti apa yang perlu dilakukan jika orangtua mencurigai<br />
anaknya mengalami hambatan bicara ?<br />
• Apa saja tahap-tahap perkembangan kemampuan bicara dan apa yang harus dilakukan<br />
oleh orangtua pada tahapan tersebut ?<br />
Gangguan Keterlambatan Bicara dan Faktor Penyebab<br />
Gangguan keterlambatan bicara adalah istilah yang dipergunakan untuk mendeskripsikan adanya<br />
hambatan pada kemampuan bicara dan perkembangan bahasa pada anak-anak, tanpa disertai<br />
keterlambatan aspek perkembangan lainnya. Pada umumnya mereka mempunyai perkembangan<br />
intelegensi dan sosial-emosional yang normal. Menurut penelitian, problem ini terjadi atau dialami 5<br />
sampai 10% anak-anak usia prasekolah dan lebih cenderung dialami oleh anak laki-laki dari pada<br />
perempuan.<br />
Penyebab dari keterlambatan bicara ini disebabkan oleh beragam faktor, seperti :<br />
1. Hambatan pendengaran<br />
Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan dengan keterlambatan bicara. Jika si anak<br />
mengalami kesulitan pendengaran, maka dia akan mengalami hambatan pula dalam memahami,<br />
meniru dan menggunakan bahasa. Salah satu penyebab gangguan pendengaran anak adalah karena<br />
adanya infeksi telinga.<br />
2. Hambatan perkembangan pada otak yang menguasai kemampuan oral-motor<br />
Ada kasus keterlambatan bicara yang disebabkan adanya masalah pada area oral-motor di otak<br />
sehingga kondisi ini menyebabkan terjadinya ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang<br />
bertanggung jawab menghasilkan bicara. Akibatnya, si anak mengalami kesulitan menggunakan bibir,<br />
lidah bahkan rahangnya untuk menghasilkan bunyi kata tertentu.<br />
3. Masalah keturunan<br />
Masalah keturunan sejauh ini belum banyak diteliti korelasinya dengan etiologi dari hambatan<br />
pendengaran. Namun, sejumlah fakta menunjukkan pula bahwa pada beberapa kasus di mana seorang<br />
<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 117