26.09.2015 Views

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0

PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sering berpindah tempat/domisili<br />

Seringnya berpindah tempat membuat proses penyesuaian diri anak menjadi lebih sulit, terutama<br />

bagi seorang batita atau balita. Situasi ini akan menjadi lebih berat baginya jika orangtua tidak<br />

memberikan rasa aman dengan mendampingi mereka dan mau mengerti atas sikap/perilaku anakanak<br />

yang mungkin saja jadi aneh akibat dari rasa tidak nyaman saat harus menghadapi orang<br />

baru. Tanpa kelekatan yang stabil, reaksi negatif anak (yang sebenarnya normal) akhirnya menjadi<br />

bagian dari pola tingkah laku yang sulit diatasi<br />

Ketidakkonsistenan cara pengasuhan<br />

Banyak orangtua yang tidak konsisten dalam mendidik anak. Misalnya, pada suatu saat orangtua<br />

menghukum anak dengan sangat keras, tapi di lain waktu (mungkin karena merasa bersalah)<br />

memenuhi semua keinginan anak (misal membelikan mainan mahal). Ketiadaan kepastian sikap<br />

orangtua, membuat anak sulit membangun kelekatan tidak hanya secara emosional tetapi juga<br />

secara fisik. Sikap orangtua yang tidak dapat diprediksi, membuat anak bingung, tidak yakin dan<br />

sulit mempercayai (dan patuh) pada orangtua.<br />

Problem psikologis yang dialami orangtua<br />

orangtua yang mengalami problem emosional atau psikologis sudah tentu membawa pengaruh yang<br />

kurang menguntungkan bagi anak. Hambatan psikologis, misalnya gangguan jiwa, depresi atau<br />

problem stress yang sedang dialami orangtua tidak hanya membuat anak tidak bisa berkomunikasi<br />

dan ngobrol enak dengan orangtua, tapi membuat orangtua kurang peka terhadap kebutuhan dan<br />

masalah anak. Bahkan, orangtua sering terlalu sensitif dan emosional, menjadi lebih pemarah dan<br />

kurang sabar menanggapi perilaku anak-anak. Tidak jarang anak dimarahi atau dipukul, disiksa,<br />

atau diberi perlakuan yang sangat tidak proporsional dibandingkan dengan kenakalan yang<br />

dilakukan. Tindakan tersebut beresiko menghancurkan harga diri seorang anak.<br />

Problem neurologis/syaraf<br />

Ada kalanya, gangguan syaraf yang dialami anak bisa mempengaruhi proses persepsi atau<br />

pemrosesan informasi anak tersebut, sehingga ia tidak dapat merasakan adanya perhatian yang<br />

diarahkan padanya. Contohnya, ada kasus seorang bayi yang rewel terus dan restless karena dalam<br />

tubuhnya terdapat unsur cocaine, atau zat addictive yang sudah mempengaruhi pertumbuhan<br />

struktur syaraf otak sejak masa konsepsi (pembentukan jaringan). Problem ini bisa disebabkan<br />

masalah alkoholisme atau obat-obatan yang biasa dikonsumsi orangtua sebelum dan selama masa<br />

kehamilan; atau karena efek samping obat-obatan yang harus diminum anak akibat penyakit yang<br />

sedang dideritanya.<br />

3. Dampak Problem Kelekatan<br />

Anak-anak yang kebutuhan emosionalnya tidak terpenuhi akibat problem kelekatan yang dialami,<br />

berpotensi mengalami masalah intelektual, masalah emosional dan masalah moral dan sosial di<br />

kemudian hari.<br />

Masalah Intelektual :<br />

1. Mempengaruhi kemampuan pikir seperti halnya memahami proses sebab-akibat<br />

Ketidakstabilan atau ketidakkonsistenan sikap orangtua, mempersulit anak melihat hubungan<br />

sebab-akibat dari perilakunya dengan sikap orangtua yang diterimanya. Dampaknya akan meluas<br />

pada kemampuannya dalam memahami kejadian atau peristiwa-peristiwa lain yang dialami seharihari.<br />

Akibatnya, anak jadi sulit belajar dari kesalahan yang pernah dibuatnya.<br />

2. Kesulitan belajar<br />

Kurangnya kelekatan dengan orangtua, membuat anak lamban dalam memahami baik itu instruksi<br />

maupun pola-pola yang seharusnya bisa dipelajari dari perlakuan orangtua terhadapnya atau<br />

kebiasaan yang dilihat/dirasakannya.<br />

3. Sulit mengendalikan dorongan<br />

Kebutuhan emosional yang tidak perpenuhi, membuat anak sulit menemukan kepuasan atas situasi<br />

/ perlakuan yang diterimanya, meski bersifat positif. Ia akan terdorong untuk selalu mencari dan<br />

<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 114

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!