PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN Halaman 0
PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0 PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 0
anak. Menurutnya, orang dewasa sering lupa bagaimana sulitnya anak beradaptasi dengan bendabenda rumah yang tidak sesuai dengan ukuran anak. Montessori menganjurkan agar proses belajar lancar dan anak mampu membantu dirinya sendiri, maka orangtua perlu mengisi ruangan rumah, minimal yang terkait dengan anak menjadi sesuai dengan kebutuhan anak. Untuk memenuhi kebutuhan ini, bukan berarti semua perlengkapan rumah perlu diganti. Namun, bisa disiasati dengan menambah peralatan batu. Misalnya, untuk menggantung pakaian di lemari orangtua perlu menambahkan tangga undakan kayu di depan lemari agar anak mudah menjangkau gantungan baju. Prinsip Montessori adalah Satu tempat untuk semua dan semuanya berada di tempatnya masingmasing. Dengan prinsip itu, orangtua perlu menyediakan tempat untuk peralatan anak dan mensosialisasikannya pada anak. Dengan begitu, sehabis bermain dan belajar anak mudah mengembalikan mainannya dan peralatannya ke tempat yang sudah disediakan. Misalnya, ada rak khusus untuk meletakkan balok kayu, rak buku, atau rak alat tulis. Tuliskan nama tempat masingmasing di depan rak tersebut, misalnya BALOK KAYU, BUKU dan seterusnya. Tulisan itu juga akan membantu anak belajar membaca. Sembilan cerdas Media pembelajaran yang perlu disediakan orangtua sebaiknya dibagi berdasarkan tema, misalnya tema transportasi, tumbuhan, pantai, dan sebagainya. Gambar-gambar yang terkait dengan tema dapat ditempel di beberapa tempat dalam rumah selama 3-4 minggu. Dengan cara itu, menurut Emmy, maka orangtua berupaya agar bukan hanya mulut yang berbicara, namun semua dinding, tembok, buku juga berbicara tentang tema terkait. Selanjutnya, tema tersebut dibagi dalam 9 cerdas, yaitu angka, kata, gambar, tubuh/kinestetis, musik, sosial, diri, alam, dan moral. Emmy menyontohkan, bila orangtua akan mengajarkan tema transportasi di cerdas angka, maka targetnya adalah berhubungan dengan logika. Pertanyaan yang dapat diajukan misalnya, Pesawat itu terbang atau menggelinding ya? Untuk cerdas kata, orangtua dapat menjelaskan perbedaan istilah yang terkait dengan kendaraan. Misalnya mobil mogok berarti mesinnya berhenti karena rusak, tapi mobil berhenti berarti mobil itu tidak jalan karena dihentikan pengendaranya. Cerdas gambar atau visual, adalah sebuah kecerdasan dimana anak itu bisa mewujudkan apa yang dia pikirkan dengan bentuk gambar, bentuk balok, dan lain-lain. Ajaklah anak menggambar, atau membuat bentuk tentang alat transportasi. Cerdas kinestetik adalah bagaimana orangtua dapat membimbing anak agar mudah untuk menggerakkan tubuhnya untuk keperluan-keperluan tertentu. Untuk mengejar hal ini orangtua perlu melatih fisik anak, misalnya: Yuk, kita bergerak seperti helikopter. Atau, kita ajak anak untuk membuat lagu tentang helikopter, sambil bernyanyi tangan ikut bergerak. Ajak pula anak untuk Tepuk mobil. Dengan begitu, orangtua sekaligus mengajarkan cerdas fisik dan cerdas musik/nada. Cerdas musik adalah kemampuan anak untuk menangkap nada, sehingga suaranya engga tidak fals dan mampu membuat lagu sendiri. Cerdas sosial adalah kemampuan seseorang untuk merasakan perasaan orang lain. Untuk itu, orangtua juga perlu membawa anak bersosialisasi ke luar rumah untuk mengasah kecerdasan sosialnya. Bila anak di rumah saja anak kurang mahir bersosialisai. Cerdas diri adalah kemampuan anak untuk berefleksi diri. Cerdas diri itu kegiatan kuncinya adalah mengungkapkan bisa pada setiap kegiatan. Misalnya, bila anak mengatakan Biar aku aja Ma yang merobek. Maka, orangtua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk merobek kertas. Langkah ini adalah langkah awal dari penanaman kemandirian. PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 99
Cerdas alam/natural adalah mengajarkan anak mengenali alam dengan baik. Misalnya, alat transportasi menghasilkan asap yang berbahaya bagi manusia. Asap itu dapat dibuang oleh tanaman hijau. Jadi, tanaman hijau itu perlu dijaga dan dirawat dengan baik. Terakhir adalah cerdas spiritual, yaitu landasan dari seluruh kecerdasan. Karena anak yang soleh (cerdas spiritual), maka dia pasti cerdas. Sementara anak yang cerdas belum tentu soleh. Dalam hal kesolehan ini yang perlu dilakukan orangtua adalah bagaimana agar anak memiliki akhlakul karimah seperti Rasulullah saw, yang memiliki sifat siddiq, amanah, dan fatonah. Konsentrasi terbatas dan jadwal teratur Setiap manusia memiliki keterbatasan waktu berkonsentrasi. Cara mengukurnya mudah, yaitu 1 menit kalikan usianya. Untuk anak usia 2 tahun, maka batas waktu konsentrasinya adalah 2 menit. Orangtua bisa mengatakan dalam waktu dua menit, Ini buah tomat dek, warnanya merah, jumlahnya ada tiga buah. Tak lama setelah mendengar hal itu, mungkin anak akan kembali berlari atau mengalihkan perhatiannya pada hal yang lain. Jangan khawatir, bukan berarti anak tidak menangkap apa yang dikatakan orangtuanya. Setelah dua menit, cobalah menyanyi dulu, kemudian arahkan lagi konsentrasi anak dengan mengalihkannya pada media belajar yang sudah Anda siapkan. Anak berusia 10 tahun, rentang konsentrasinya adalah 10 menit. Namun, dengan media yang menarik, rentang konsentrasi anak dapat bertambah. Anak juga membutuhkan keteraturan, termasuk dalam hal jadwal hariannya. Dalam menerapkan homescholling, orangtua perlu membantu anak untuk mampu mengerti jadwal hariannya, kapan saat nya tidur, bermain, dan belajar. Kadang-kadang ibu perlu tegas menegur anak untuk berhenti bermain saat tiba waktunya untuk istirahat. Dalam hal pengaturan jadwal ini orangtua perlu melihat kebiasaan Rasulullah saw. Ternyata, apa yang dianjurkan Rasulullah saw berhubungan dengan optimalnya fungsi otak, yang terkait dengan waktu terbaik untuk belajar. Berdasarkan penelitian fungsi otak, ternyata waktu menjelang zuhur, sekitar jam 11-12, otak mengalami penurunan fungsi. Pada saat menjelang zuhur, biasanya Rasulullah saw, beristirahat sebentar. Sehingga, jangan mengajak anak untuk belajar pada waktu itu. Tapi, ajaklah untuk tidur. Otak berfungsi secara baik pada jam 7 sampai jam 10 pagi, puncaknya pada jam 9-10. Jadi, waktu belajar harusnya ditetapkan pada rentang waktu itu. Jangan biarkan anak-anak bangun di atas jam 9. Namun, biasakan anak bangun tidur di waktu subuh untuk membangun kebiasaan baik. Seperti yang Rasulullah saw lakukan, yaitu tidur setelah Isya dan bangun sebelum subuh. Sore hari menjelang ashar, kerja listrik otak juga sedang bagus. Sehingga waktu antara ashar dan maghrib dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sebaliknya, jangan biarkan anak tidur pada masa itu. Rasulullah saw pun melarang umatnya untuk melakukan hal itu. Bila perlu, buatlah media yang ditempel di kamar tidur anak. Cari gambar yang sesuai yang digambarkan jam di atasnya. Misalnya, gambar kamar mandi di atasnya tergambar jam 6; gambar makanan di atasnya jam 7 jam 12 dan jam 5 sore; gambar tempat tidur di atasnya tergambar jam 11.30 dan jam 20; gambar buku di atasnya jam 9 dan jam 16. Pada awalnya, orangtua perlu berulang-ulang mengingatkan anak perihal jadwal tersebut. Namun, lama kelamaan anak akan terbiasa dengan jadwalnya. Terakhir, Emmy berpesan bahwa meskipun menerapkan homescholling, proses belajar bukan berarti hanya berlaku di rumah. Diseluruh tempat di alam ini anak-anak juga bisa belajar lho. PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN, Halaman 100
- Page 49 and 50: Illingworth (1991), seorang ahli ke
- Page 51 and 52: 23. Dipaksa Makan, Anak Bisa Trauma
- Page 53 and 54: Makanan tersebut dapat menurunkan r
- Page 55 and 56: * 100 gr wortel parut * 100 gr keju
- Page 57 and 58: 26. Muntah Setiap Kali Makan Tak pe
- Page 59 and 60: Namun kalau gangguannya ringan saja
- Page 61 and 62: Yang pertama harus dilakukan,lihat
- Page 63 and 64: PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN BAB 3 :
- Page 65 and 66: dini sang anak belajar membangun ke
- Page 67 and 68: 29. Bagaimana Memilih Nursery Schoo
- Page 69 and 70: Lebih detail dipaparkan oleh peneli
- Page 71 and 72: 31. Kenapa Perlu Belajar Sejak Usia
- Page 73 and 74: anak yang sebenarnya sudah jenuh. K
- Page 75 and 76: 33. Perkembangan Motorik Halus Dan
- Page 77 and 78: 35. Matematika, siapa takut? Matema
- Page 79 and 80: Dari pasir sampai manik-manik Konon
- Page 81 and 82: 36. Peran Komputer Bagi Pendidikan
- Page 83 and 84: 38. Anakku Malas Belajar Pada artik
- Page 85 and 86: Membuat Suasana Belajar Lebih Menye
- Page 87 and 88: esar pengaruhnya, seperti keluarga
- Page 89 and 90: Sistem Meso dan Mikro Yang dimaksud
- Page 91 and 92: 40. Belajar Lebih Penting Daripada
- Page 93 and 94: Mendukung kreativitas permainanan a
- Page 95 and 96: 3. Bermain musik Bermain musik dapa
- Page 97 and 98: Berbagai kondisi sosial yang penuh
- Page 99: 44. Rumah Ramah Belajar Banyak oran
- Page 103 and 104: PSIKOLOGI ANAK & PENDIDIKAN BAB 4 :
- Page 105 and 106: menjadi Tantrum ketika orangtua ben
- Page 107 and 108: jika rasanya tidak bisa memeluk ana
- Page 109 and 110: Dampak Sifat Pemalu Pada dasarnya p
- Page 111 and 112: 48. Labeling Bodoh sekali sih kamu,
- Page 113 and 114: 49. Problem Kelekatan Setiap mulain
- Page 115 and 116: Sering berpindah tempat/domisili Se
- Page 117 and 118: pikiran yang tenang, akan menciptak
- Page 119 and 120: anak anak mengalami keterlambatan b
- Page 121 and 122: Selama menjalin komunikasi dengan a
- Page 123 and 124: 18 Bulan - 2 Tahun Perkembangan Kem
- Page 125 and 126: 51. Mengekspresikan Marah Secara Te
- Page 127 and 128: 52. Penyiksaan dan Pengabaian Terha
- Page 129 and 130: Masalah Perilaku • Muncul perilak
- Page 131 and 132: Yang pasti, rayuan macam ini juga h
- Page 133 and 134: PDF Documents Complete Click Here &
- Page 135 and 136: 56. Balita Anda Bersedih ? Anak and
- Page 137 and 138: 57. Jika Alergi Menyerang Anak Sepe
- Page 139 and 140: 59. Aneka Penyebab Bayi Sesak Napas
- Page 141 and 142: Kelainan pembuluh darah. Ada lagi k
- Page 143 and 144: 61. Mengenal Autisme Secara garis b
- Page 145 and 146: 62. Mencegah Perilaku Buruk Anak Pe
- Page 147 and 148: kadang suara itu menyuruhnya melaku
- Page 149 and 150: 65. Gejala & Penyebab Stress Stress
Cerdas alam/natural adalah mengajarkan anak mengenali alam dengan baik. Misalnya, alat<br />
transportasi menghasilkan asap yang berbahaya bagi manusia. Asap itu dapat dibuang oleh tanaman<br />
hijau. Jadi, tanaman hijau itu perlu dijaga dan dirawat dengan baik.<br />
Terakhir adalah cerdas spiritual, yaitu landasan dari seluruh kecerdasan. Karena anak yang soleh<br />
(cerdas spiritual), maka dia pasti cerdas. Sementara anak yang cerdas belum tentu soleh. Dalam hal<br />
kesolehan ini yang perlu dilakukan orangtua adalah bagaimana agar anak memiliki akhlakul karimah<br />
seperti Rasulullah saw, yang memiliki sifat siddiq, amanah, dan fatonah.<br />
Konsentrasi terbatas dan jadwal teratur<br />
Setiap manusia memiliki keterbatasan waktu berkonsentrasi. Cara mengukurnya mudah, yaitu 1 menit<br />
kalikan usianya. Untuk anak usia 2 tahun, maka batas waktu konsentrasinya adalah 2 menit. Orangtua<br />
bisa mengatakan dalam waktu dua menit, Ini buah tomat dek, warnanya merah, jumlahnya ada tiga<br />
buah. Tak lama setelah mendengar hal itu, mungkin anak akan kembali berlari atau mengalihkan<br />
perhatiannya pada hal yang lain. Jangan khawatir, bukan berarti anak tidak menangkap apa yang<br />
dikatakan orangtuanya. Setelah dua menit, cobalah menyanyi dulu, kemudian arahkan lagi konsentrasi<br />
anak dengan mengalihkannya pada media belajar yang sudah Anda siapkan. Anak berusia 10 tahun,<br />
rentang konsentrasinya adalah 10 menit. Namun, dengan media yang menarik, rentang konsentrasi<br />
anak dapat bertambah.<br />
Anak juga membutuhkan keteraturan, termasuk dalam hal jadwal hariannya. Dalam menerapkan<br />
homescholling, orangtua perlu membantu anak untuk mampu mengerti jadwal hariannya, kapan saat<br />
nya tidur, bermain, dan belajar. Kadang-kadang ibu perlu tegas menegur anak untuk berhenti bermain<br />
saat tiba waktunya untuk istirahat.<br />
Dalam hal pengaturan jadwal ini orangtua perlu melihat kebiasaan Rasulullah saw. Ternyata, apa yang<br />
dianjurkan Rasulullah saw berhubungan dengan optimalnya fungsi otak, yang terkait dengan waktu<br />
terbaik untuk belajar. Berdasarkan penelitian fungsi otak, ternyata waktu menjelang zuhur, sekitar jam<br />
11-12, otak mengalami penurunan fungsi. Pada saat menjelang zuhur, biasanya Rasulullah saw,<br />
beristirahat sebentar. Sehingga, jangan mengajak anak untuk belajar pada waktu itu. Tapi, ajaklah<br />
untuk tidur.<br />
Otak berfungsi secara baik pada jam 7 sampai jam 10 pagi, puncaknya pada jam 9-10. Jadi, waktu<br />
belajar harusnya ditetapkan pada rentang waktu itu. Jangan biarkan anak-anak bangun di atas jam 9.<br />
Namun, biasakan anak bangun tidur di waktu subuh untuk membangun kebiasaan baik. Seperti yang<br />
Rasulullah saw lakukan, yaitu tidur setelah Isya dan bangun sebelum subuh.<br />
Sore hari menjelang ashar, kerja listrik otak juga sedang bagus. Sehingga waktu antara ashar dan<br />
maghrib dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sebaliknya, jangan biarkan anak tidur pada masa itu.<br />
Rasulullah saw pun melarang umatnya untuk melakukan hal itu.<br />
Bila perlu, buatlah media yang ditempel di kamar tidur anak. Cari gambar yang sesuai yang<br />
digambarkan jam di atasnya. Misalnya, gambar kamar mandi di atasnya tergambar jam 6; gambar<br />
makanan di atasnya jam 7 jam 12 dan jam 5 sore; gambar tempat tidur di atasnya tergambar jam 11.30<br />
dan jam 20; gambar buku di atasnya jam 9 dan jam 16. Pada awalnya, orangtua perlu berulang-ulang<br />
mengingatkan anak perihal jadwal tersebut. Namun, lama kelamaan anak akan terbiasa dengan<br />
jadwalnya.<br />
Terakhir, Emmy berpesan bahwa meskipun menerapkan homescholling, proses belajar bukan berarti<br />
hanya berlaku di rumah. Diseluruh tempat di alam ini anak-anak juga bisa belajar lho.<br />
<strong>PSIKOLOGI</strong> <strong>ANAK</strong> & <strong>PENDIDIKAN</strong>, <strong>Halaman</strong> 100